By: Neti Budiwati
Pasal 3 UU No. 25 Tahun 1992 : Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.. Koperasi memiliki tujuan & peran secara mikro maupun makro. 1) Secara Mikro, Koperasi berusaha untuk mensejahterakan anggotanya. Hal ini harus dimaklumi karena Koperasi didirikan dari, oleh dan untuk kepentingan anggota. Sudah sepantasnya manajemen Koperasi dalam hal ini pengurus melakukan kegiatan usaha yang berorientasi pada pelayanan pemenuhan kebutuhan anggota, khususnya kebutuhan yang benar-benar dirasakan anggota (felt needs). 2) Secara Makro, Koperasi turut memberi kontribusi dalam perekonomian nasional, yaitu melalui sumbangan dalam Pendapatan Nasional (PDB). EFISIENSI = REVENUE > COST
Dengan tanpa menanggalkan identitas Koperasi: prinsip Koperasi
CIRI-CIRI KOPERASI INDONESIA (Prinsip Koperasi -Pasal 5 UU No. 25 Tahun 1992): 1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka 2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis 3. Pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota 4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal 5. Kemandirian
Hans Muenkner: Penyebab dari kondisi permodalan Koperasi selalu dalam keadaan lemah, yaitu lemah secara struktur: a. Koperasi selalu mengalami kekurangan modal secara kuantitatif. Lihat prinsip nomor 2, 3 dan 4, yang mengakibatkan pemilik modal (investor) tidak tertarik untuk menanamkan modalnya di Koperasi. b. Jumlah modal Koperasi selalu dalam keadaan berubah-berubah (berfluaktuasi). Lihat prinsip nomor 1, yang mengakibatkan modal kadang naik kadang turun.
Dampak negatif terhadap Koperasi, yaitu: 1) Kurangnya jumlah modal mengakibatkan Koperasi akan selalu mengalami undercapitalization, akibatnya sulit untuk mencapai tujuan karena jumlah modal yang dimiliki lebih sedikit dari kebutuhan modalnya. 2) Jumlah modal Koperasi selalu dalam keadaan berubah-ubah (unstability). Hal ini mengganggu kelangsungan investasi usaha, karena anggota mempunyai hak untuk keluar masuk organisasi Koperasi.
PERLU MANAJEMEN KEUANGAN KOPERASI K E N A P A?
Pemasaran Perencanaan Produksi Pengorganisasian Kop Keg Pembelanjaan Fungsi Manag Pengarahan Tujuan Personalia Pengkoordinasian Adm/Akunt Pengawasan
Manajemen Keuangan adalah: Aktivitas pencarian dana dengan cara yang paling menguntungkan dan aktivitas penggunaan dana dengan cara efektif dan efisien dengan memperhatikan prinsip ekonomi dan prinsip prinsip Koperasi.
Dari pengertian ini maka diketahui bahwa dalam manajemen keuangan terdapat dua aktivitas utama, yaitu: (1) Aktivitas memperoleh sumber modal/dana atau disebut dengan fungsi pemenuhan kebutuhan dana (2) Aktivitas penggunaan atau alokasi modal/dana atau disebut dengan fungsi penggunaan dana.
1) Fungsi Pemenuhan Dana (Sumber Dana/Modal) Fungsi pemenuhan dana (rising of funds) menunjukkan keputusan Koperasi dalam menarik atau mencari dana untuk membiayai usahanya, yaitu memilih berbagai alternatif sumber dana yang tersedia. Pemilihan alternatif sumber dana harus berpegang prinsip efisiensi (R > C)
2) Fungsi Penggunaan Dana (Alokasi/Investasi Dana atau Modal) yaitu menyangkut masalah pengalokasian dana pada berbagai kebutuhan Koperasi, baik kebutuhan operasional maupun kebutuhan program/proyek tertentu yang diharapkan memberi manfaat (benefit) dan keuntungan (profit) bagi perusahaan. Masalah penggunaan dana (use of funds) ini sebenarnya merupakan trade off antara kepentingan menahan uang kas untuk menjaga likuiditas finansial Koperasi dengan investasi dana yang diharapkan mendatangkan keuntungan
Keputusan investasi dana pada dasarnya terdiri dari tiga bentuk investasi, yaitu: 1)Investasi pada modal kerja atau investasi yang bersifat jangka pendek, yang terdiri dari investasi pada kas, piutang dan persediaan barang. 2) Investasi pada surat-surat berharga, baik bersifat jangka pendek (sementara) maupun jangka panjang (investasi permanen). 3)Investasi pada aktiva tetap atau investasi yang bersifat jangka panjang.
Yang harus diingat dalam pelaksanaan fungsi pengalokasian dana ini adalah: Tambahan Hasil > Tambahan Biaya Marginal Revenue > Marginal Cost (MR > MC)
Sesuai dengan prinsip-prinsip Koperasi dan berpegang pada prinsip efisiensi, efektivitas, rasional dan produktivitas, dalam penggunaan dana perlu memperhatikan hal-hal berikut: 1) Modal atau dana yang ada digunakan untuk semata-mata kepentingan pelayanan kepada anggota. Koperasi diperkenankan melayani nonanggota asalkan semua anggota sudah terlayani secara baik dan dapat menurunkan biaya per unit. 2) Modal digunakan atau dialokasikan sesuai dengan kebutuhan dan skala prioritas 3) Modal untuk kepentingan investasi harus berdasarkan studi kelayakan yang rasional 4) Semua modal harus digunakan seoptimal mungkin, jangan sampai ada modal yang tidak produktif apalagi dalam jumlah besar 5) Modal yang tidak atau belum digunakan sedapat mungkin jangan dalam bentuk cash on hand, sehingga diperlukan perhitungan kas optimal.
Pengelola harus dapat menciptakan kondisi optimal dalam Koperasi, yang antara lain dapat dilakukan melalui: 1)Optimalisasi skala usaha Koperasi, melalui alokasi modal yang efisien, produktif dan rasional. 2) Optimalisasi pemanfaatan kapasitas usaha dan modal Kop.. 3) Optimalisasi kerjasama dengan berbagai pihak, baik dalam bentuk usaha, permodalan maupun manajemen Kop. Secara umum. 4) Optimalisasi pemupukan modal sendiri, melalui simpanansimpanan anggota dan pembentukan dana cadangan. Agar usaha optimalisasi di atas tercapai, maka sudah seharusnya kesan bahwa Koperasi sebagai perkumpulan orang bukan perkumpulan modal yang seringkali dianggap sebagai faktor penyebab gagalnya manajemen keuangan Koperasi dapat dihapuskan. Ini menjadi tugas berat bagi pengelola Koperasi.
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN MKK DENGAN BADAN USAHA NON KOPERASI FUNGSI KOPERASI NON KOPERASI Fungsi Pencarian Dana Fungsi Penggunaan Dana Berpegang pada prinsip swadaya (internal financing), namun apabila diperlukan Koperasi dapat mengambil dana dari luar (external financing) Lebih difokuskan pada pelayanan kepada anggota Dapat dengan mudah mencari modal baik dengan cara menjual saham kepada masyarakat maupun dengan cara menjual obligasi Digunakan untuk membiayai proyek investasi yang memberikan peluang keuntungan tertinggi
Modal dan Permodalan
Ayat 2 Pasal 41 UU No. 25 Tahun 1992, modal sendiri Koperasi terdiri dari: Simpanan pokok, yaitu sejumlah uang yang sama banyaknya yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada Koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak dapat diambil selama yang bersangkutan menjadi anggota Koperasi. Simpanan wajib, yaitu jumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama yang wajib dibayar anggota kepada Koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu.simpanan wajib tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan menjadi anggota Kop Dana cadangan, yaitu sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil Usaha (SHU), yang diperuntukkan bagi pemupukan modal sendiri dan untuk menutup kerugian yang diderita Koperasi. Hibah, sumbangan atau hadiah, yaitu sejumlah uang diterima dari pihak lain (pemerintah, lembaga atau perorangan) yang tidak harus dikembalikan Kop kepada sipemberinya.
Ayat 3 Pasal 41 UU No. 25 Tahun 1992 dijelaskan bahwa untuk pengembangan usahanya Koperasi dapat menggunakan modal pinjaman dengan memperhatikan kelayakan dan kelangsungan usahanya. Modal Pinjaman Koperasi dapat berasal dari: 1. Anggota 2. Koperasi lainnya dan/atau anggotanya 3. Bank dan lembaga keuangan lainnya 4. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya 5. Sumber lain yang sah.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) tentang Akuntansi Perkoperasian No. 27 (revisi 1998) bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi yang timbul dari hubungan transaksi antara Koperasi dengan anggotanya dan transaksi lain yang spesifik pada Koperasi mencakup pengaturan mengenai pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan dalam laporan keuangan.
Laporan Keuangan Koperasi
Konsep Laba
Sebagai badan usaha Koperasi memiliki tujuan untuk mensejahterakan anggotanya khususnya dan masyarakat pada umumnya. Salah satu faktor penentu dalam mensejahterakan anggota tersebut adalah laba yang diperoleh Koperasi. laba atau keuntungan dalam Koperasi bukanlah tujuan utama, namun laba tersebut dijadikan sebagai salah satu alat untuk mensejahterakan anggota sebagai tujuan utama Koperasi. Badan usaha lain tujuan utamanya adalah memaksimalkan keuntungan. Keberhasilan usaha suatu Koperasi tidak hanya dilihat dari berapa besar laba yang dapat dihasilkan Koperasi, tetapi dari berapa besar manfaat yang dirasakan anggotanya dari keberadaan dan keanggotannya dalam Koperasi.
Sisa Hasil Usaha PSAK No. 27 Tahun 1998; Sisa Hasil Usaha (SHU) adalah gabungan dari hasil partisipasi neto dan laba atau rugi kotor dengan non-anggota, ditambah atau dikurangi dengan pendapatan dan beban lain serta beban perkoperasian dan pajak penghasilan badan Koperasi. Ayat 1 Pasal 45 UU No. 25 tahun 1992; Sisa Hasil Usaha Koperasi merupakan pendapatan Koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.
Pembagian SHU PSAK No 27 ; Sisa hasil usaha tahun berjalan dibagi sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada Koperasi. Dalam hal jenis dan jumlah pembagian sisa hasil telah di atur secara jelas maka bagian yang tidak menjadi hak Koperasi diakui sebagai kewajiban. Apabila jenis dan jumlah pembagiannya belum di atur, maka sisa hasil usaha tersebut dicatat sebagai sisa hasil usaha belum dibagi dan harus dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan
C ONTOH PEMBAGIAN SHU: 20 % - Cadangan 20% - Anggota sebanding dgn jumlah simpanan 30 % - Anggota sebanding dengan jasa usahanya terhadap Koperasi 5 % - Dana Pendidikan 10 % - Dana Pengurus 5 % - Dana Karyawan 5 % - Dana Sosial 5 % - Dana pembagunan Daerah kerja
DAFTAR BACAAN Alfred Hanel (1988), Organisasi Koperasi, UNPAD Bandung Bahri Murdin (1997), Pengembangan Modal Bergulir Koperasi Melalui Pemilikan SHU Milik Anggota, LPFE UI Jakarta Hans H Munkner (1982), Hukum Koperasi, Alumni Bandung Herman Soewardi (1995), Filsafat Koperasi/Cooperativism, UPT Penerbitan Ikopin Bandung Herman Soewardi (2000), Makalah: Kita di Persimpangan Jalan Neti Budiwati dan Liza Suzanti, (2007), Manajemen Keuangan Koperasi, Laboratorium Koperasi UPI Bandung Neti Budiwati (2006), Makalah: Membangun Koperasi yang Produktif, Prodi Pend. Ekonomi dan Koperasi UPI Bandung Sven Ake Book (1994), Nilai-nilai Koperasi Dalam Era Globalisasi, Koperasi Jasa Audit Jakarta