BALAI PENGEMBANGAN INDUSTRI PERSEPATUAN INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
BALAI PENGEMBANGAN INDUSTRI PERSEPATUAN INDONESIA

V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

KEJAKSAAN NEGERI DHARMASRAYA

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2016

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2016

KEJAKSAAN NEGERI PULAU PUNJUNG

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Magetan LAPORAN KEUANGAN. Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2015 TAHUN ANGGARAN 2015

BAGIAN ANGGARAN 022 LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN SEMESTER I TAHUN ANGGARAN Jl. Merdeka Barat No. 8 Jakarta Pusat 10110

Realisasi Belanja Negara pada TA 2015 adalah sebesar Rp ,- atau mencapai 94,28 persen dari alokasi anggaran sebesar Rp ,-.

Badan Pengawas Obat dan Makanan

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA MUARA BULIAN. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Gajah Mada No.

PENGADILAN AGAMA MASAMBA LAPORAN KEUANGAN

PENGADILAN AGAMA SUNGGUMINASA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jalan Masjid Agung No. 25 Sungguminasa

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SUNGGUMINASA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jalan Masjid Agung No.

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SUNGGUMINASA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jalan Masjid Agung No.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI SIBOLGA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga

BALAI PENGEMBANGAN INDUSTRI PERSEPATUAN INDONESIA

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI SIBOLGA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA MAKASSAR. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Raya Pendidikan

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI SIBOLGA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

Laporan Keuangan. Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2015

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA AMUNTAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2015

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI MAKASSAR. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jln. R.A. Kartini No. 18/23

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA DUMAI. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Putri Tujuh. Telp. Dumai Riau Fax.

III. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA MAKASSAR. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Telp Fax.

LAPORAN KEUANGAN (01)

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA DUMAI. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Putri Tujuh. Telp. Dumai Riau Fax.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA DUMAI. Untuk Periode yang Berakhir 30 September Tahun Jl. Putri Tujuh

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA GIRI MENANG. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2014 JL. SOEKARNO-HATTA NO.2, GERUNG

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SIMALUNGUN. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Asahan Km. 3,5 Pematangsiantar

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

PENGADILAN AGAMA BANGLI

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA MASAMBA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl.Simpurusiang. Masamba - Sulawesi Selatan

III. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANJARNEGARA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Letnan Jendral Suprapto

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TINGGI AGAMA SEMARANG. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Hanoman No. 18 Semarang

PENGADILAN AGAMA BANJARMASIN LAPORAN KEUANGAN

PENGADILAN AGAMA PURWOREJO LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PINRANG. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Bintang. Pinrang Jl. Bintang - Sulawesi Selatan 91212

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PURWOREJO. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jalan Pahlawan. Purworejo - Jawa Tengah

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN

LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2016

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI DEMAK. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Jl. Sultan Trenggono No. 27 Demak

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TINGGI AGAMA KUPANG. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2015 UAPPA-W NUSA TENGGARA TIMUR

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PASURUAN. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2014 BA Jl. Ir. H. JUANDA NO.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SUNGGUMINASA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jalan Masjid Agung No.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI MAKASSAR. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jln. R.A. Kartini No. 18/23

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2016 Kepala, Drs. Abdillah Benteng, M.Pd NIP

Kata Pengantar Daftar Isi Pernyataan Telah Direviu Pernyataan Tanggung Jawab

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TINGGI AGAMA SEMARANG. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Hanoman No. 18 Semarang

V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Catatan atas Laporan Keuangan

PENGADILAN AGAMA DEMAK LAPORAN KEUANGAN. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Sultan Trenggono No

LAPORAN KEUANGAN (04)

PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. K.H. Mas Mansyur/Awaluddin II/2, Tanah Abang

LAPORAN KEUANGAN TA 2017 (audited) PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No. 14A

DEWAN KETAHANAN NASIONAL. LAPORAN KEUANGAN (Audited) Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2015

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN. LAMPIRAN IVd PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN TENTANG

INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

LAPORAN KEUANGAN (04)

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BULUKUMBA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl.Lanto Dg.Pasewang No.18. Bulukumba - Sulawesi Selatan

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2016 UAPPA-W/ KORWIL DIPA 04 DKI JAKARTA

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN MILITER III - 13 MADIUN. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. SALAK III NO. 38

PENGADILAN AGAMA BENGKULU KELAS IA LAPORAN KEUANGAN

BAGIAN ANGGARAN 089 NOMOR : LAP-323/IP/3/2016 TANGGAL : 21 APRIL 2016 JALAN PRAMUKA, NOMOR 33 JAKARTA TIMUR

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Rawasari Selatan No.

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA JAKARTA BARAT. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Pesanggrahan Raya No.

Laporan Keuangan KPU Kota Tasikmalaya Semester I/Tahunan Tahun Daftar Isi...

BALAI PENYIDIKAN DAN PENGUJIAN VETERINER REGIONAL III BANDAR LAMPUNG DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA AMUNTAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2015

PENGADILAN NEGERI BINTUHAN LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANJARNEGARA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Letnan Jendral Suprapto

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar

Pernyataan Tanggung Jawab Pimpinan. CaLK SIMAK BMN. Persediaan PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

KATA PENGANTAR. Magetan, Juli Sekretaris Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Magetan Selaku Kuasa Pengguna Anggaran

KATA PENGANTAR. Muara Bulian, Januari 2013 Panitera/Sekretaris, FAIZAL, SH NIP

Laporan Keuangan Kementerian PUPR BA 033 TA 2015 Audited KATA PENGANTAR

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA MAKASSAR. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Telp Fax.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TINGGI AGAMA SEMARANG. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Hanoman No. 18 Semarang

PENGADILAN AGAMA BANJARMASIN LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN MILITER III - 13 MADIUN. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. SALAK III NO. 38

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANJARNEGARA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Letnan Jendral Suprapto

PENGADILAN AGAMA PURWOKERTO LAPORAN KEUANGAN. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Gerilya No. 7A Purwokerto - Jawa Tengah 53143

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

Transkripsi:

BALAI PENGEMBANGAN INDUSTRI PERSEPATUAN INDONESIA Laporan Keuangan Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2015 Komplek Pasar Wisata Kedensari Tanggulangin Sidoarjo Jawa Timur

KATA PENGANTAR Sebagaimana diamanatkan Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara bahwa Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran/Barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya. Kantor Balai Pengembangan Industri Perseapatuan Indonesia adalah salah satu entitas akuntansi di bawah Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dengan menyusun laporan keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan. Penyusunan Laporan Keuangan Kantor Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat dalam Pemerintahan. Laporan Keuangan ini telah disusun dan disajikan dengan basis akruai sehingga akan mampu menyajikan informasi keuangan yang transparan, akurat dan akuntabel. Laporan Keuangan ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna kepada para pengguna laporan khususnya sebagai sarana untuk meningkatkan akuntabilitas/ pertanggungjawaban dan transparansi pengelolaan keuangan negara pada Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia. Disamping itu, laporan keuangan ini juga dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada manajemen dalam pengambilan keputusan dalam usaha untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Sidoarjo, Januari 2016 Kepala, E. Ratna Utarianingrum NIP.19641023199403200 Kata Pengantar i

DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Pernyataan T anggung Jawab Ringkasan I. Laporan Realisasi Anggaran II. Neraca III. Laporan Operasional IV. Laporan Perubahan Ekuitas V. Catatan atas Laporan Keuangan A. Penjelasan Umum A.1. Profil dan Kebijakan Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia A.2. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan A.3. Basis Akuntansi A.4. Dasar Pengukuran A.5. Kebijakan Akuntansi B. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran B.1. Pendapatan B.2. Belanja B.3. Belanja Pegawai B.4. Belanja Barang B.5. Belanja Modal Peralatan dan Mesin C. Penjelasan atas Pos-pos Neraca C.1. Kas di Bendahara Pengeluaran C.2. Persediaan C.3. Tanah C.4. Peralatan dan Mesin C.5. Gedung dan Bangunan C.6. Jalan, Irigasi dan Jaringan C.7. Aset Tetap Lainnya C.8. Akumulasi Penyusutan Aset Tetap C.9. Aset Tak Berwujud C.10. Aset Lain-Lain C.11. Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya C.12. Uang Muka dari KPPN C.13. Ekuitas Hal i ii iii 1 3 4 5 7 8 8 8 8 9 9 10 17 17 18 19 19 20 21 21 21 21 22 22 22 22 23 23 24 24 25 25 Daftar Isi ii

D. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Operasional D.1. Pendapatan Penerimaan Negara Bukan Pajak D.2. Beban Pegawai D.3. Beban Persediaan D.4. Beban Barang dan Jasa D.5. Beban Pemeliharaan D.6. Beban Perjalanan Dinas D.7. Beban Penyusutan dan Amortisasi D.8. Kegiatan Non Operasional E. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas E.1. Ekuitas Awal E.2. Surplus (Defisit) LO E.3. Ekuitas Akhir F. Pengungkapan Penting Lainnya F.1. Kejadian-Kejadian Penting Setelah Tanggal Neraca F.2. Pengungkapan Lain-Lain VI. Lampiran dan Daftar 26 26 26 27 27 28 28 29 29 30 30 30 30 30 30 30 Daftar Isi iii

BALAI PENGEMBANGAN INDUSTRI PERSEPATUAN INDONESIA Komplek Pasar Wisata Kedensari Tanggulangin Sidoarjo Jawa timur Telephone 0318855149 Faksimile 0318855149 PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB Laporan Keuangan Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia yang terdiri dari: Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional dan Catatan atas Laporan Keuangan untuk Periode yang berakhir 31 Desember 2015 sebagaimana terlampir, adalah merupakan tanggung jawab kami. Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai, dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran dan posisi keuangan secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Sidoarjo, Januari 2016 Kepala, E. Ratna Utarianingrum NIP. 19641023 199403 2 001 iii

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia Semester 2 Tahun 2015 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan berdasarkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan. Laporan Keuangan ini meliputi : 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur pendapatan dan belanja selama periode 1 Januari sampai dengan 31 Desembef 2015. Realisasi Pendapatan Negara pada Semester 2 TA 2015 adalah berupa Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar Rp19.438.588,- atau mencapai 0 persen dari estimasi pendapatan- LRA sebesar Rp0,00. Realisasi Belanja Negara pada Semeseter 2 TA 2015 adalah sebesar Rp.13,384.712.849,00 atau mencapai 96.82 % (persen) dari alokasi anggaran sebesar Rp13.825.000.000,00. 2. NERACA Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada 31 Desember 2015. Nilai Aset per 31 Desember 2015 dicatat dan disajikan sebesar Rp 9.975.566.053,00 yang terdiri dari: Aset Lancar sebesar Rp 3.414.800,00; Aset Tetap (neto setelah akumulasi penyusutan) sebesar Rp 8.495.522.253,00; Piutang Jangka Panjang (neto setelah penyisihan piutang tak tertagih) sebesar Rp0,00; dan Aset Lainnya (neto setelah akumulasi penyusutan) sebesar Rp 1.476.629.000,00; Nilai Kewajiban dan Ekutias masing-masing sebesar Rp 0 dan Rp 9.975.566.053,00. 3. LAPORAN OPERASIONAL Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur pendapatan-lo, beban, surplus/defisit dari operasi, surplus/defisit dari kegiatan nonoperasional, surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa, dan surplus/defisit-lo, yang diperlukan untuk penyajian yang wajar. Pendapatan-LO untuk periode sampai dengan 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp18.838.429 sedangkan jumlah beban adalah sebesar Rp. 10.188.516.723 sehingga terdapat Defisit dari Kegiatan Operasional senilai Rp(10.169.678.294). Kegiatan Non 1

Operasional dan Pos-Pos Luar Biasa masing-masing surplus sebesar Rp. 600.159 dan defisit sebesar Rp(0,00)sehingga entitas mengalami Defisit-LO sebesar Rp(10.169.078.135) 4. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekuitas pada tanggal 01 Januari 2015 adalah sebesar Rp6.790.940.386,00 dikurangi Defisit-LO sebesar Rp(10.169.078.135) kemudian ditambah dengan koreksi-koreksi senilai Rp0 dan ditambah Transaksi Antar Entitas sebesar Rp. 13,354,715,472 sehingga Ekuitas entitas pada tanggal 31 Desember 2015 adalah senilai Rp. 9,975,566,053. 5. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Catatan atas laporan Keuangan (CalK) menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Termasuk pula dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan. Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 disusun dan disajikan berdasarkan basis kas. Sedangkan Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas untuk Tahun 2015 disusun dan disajikan dengan basis akrual. 2

V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Dasar Hukum Entitas dan Rencana Strategis A. PENJELASAN UMUM A.1. PROFIL DAN KEBIJAKAN BALAI PENGEMBANGAN INDUSTRI PERSEPATUAN INDONESIA Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) merupakan unit pelaksana teknis di lingkungan Kementrian Perindustrian yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM). Didirikan sebagai salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan Pelayanan jasa kegiatan pendidikan pelatihan, pengembangan desain dan konsultasi di bidang persepatuan. Organisasi dan tata kerja entitas diatur dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor : 103/M- IND/PER/12/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian. Entitas berkedudukan di Komplek Pasar Wisata Kedensari Tanggulangin Sidoarjo. Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan, pengembangan desain dan pelayanan konsultasi di bidang persepatuan. Untuk mewujudkan tujuan di atas, Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia mempunyai visi Mewujudkan Pusat Pelayanan yang Profesional Menuju Industri Persepatuan Berdaya Saing Global. Untuk mewujudkannya akan dilakukan bebarapa langkah-langkah strategis sebagai berikut : Penyusunan rencana, program dan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di bidang persepatuan; Pelaksana layanan bimbingan teknis produksi sepatu dan manajeman persepatuan; Pelaksanaan pemgambangan desain di bidang persepatuan; Pelayanan informasi teknologi persepatuan; Pelaksanaan urusan kepegawian, keuangan, inventarisasi barang milik Negara, tata persuratan, perlengkapan, kearsipan, rumahtangga, koordinasi penyusunan bahan rencana dan program, penyiapan bahan evaluasi dan pelaporan, serta pengelolaan perpustakaan BPIPI. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan A.2. PENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan Semester 2 Tahun 2015 ini merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia. Laporan Keuangan ini dihasilkan melalui 8

Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yaitu serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan dan pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga. SAl terdiri dan Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA) dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). SAl dirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan Satuan Kerja yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Sedangkan SIMAK-BMN adalah sistem yang menghasilkan informasi aset tetap, persediaan, dan aset lainnya untuk penyusunan neraca dan laporan barang milik negara serta laporan manajerial lainnya Basis Akuntansi A.3 Basis Akuntansi Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia. menerapkan basis akrual dalam penyusunan dan penyajian Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas serta basis kas untuk penyusunan dan penyajian Laporan Realisasi Anggaran. Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayarkan. Sedangkan basis kas adalah basis akuntansi yang yang mengakui pengaruhi transaksi atau peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Hal ini sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Dasar Pengukuran A.4 Dasar Pengukuran Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk menqakui dan memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Dasar pengukuran yang diterapkan Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia dalam penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan adalah dengan menggunakan nilai perolehan historis. Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yang 9

digunakan pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan. Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah Kebijakan Akuntansi A.5 Kebijakan Akuntansi Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Semester II TA Tahun 2015 telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Kebijakan akuntansi merupakan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi konvensi, aturanaturan, dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam laporan keuangan ini adalah merupakan kebijakan yang ditetapkan oleh Kementerian Perindustrian yang merupakan entitas pelaporan dari Balai Pengambangan Industri Persepatuan Indonesia. Disamping itu, dalam penyusunannya telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan. Kebijakan-kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia adalah sebagai berikut : Pendapatan- LRA Pendapatan-LO (1) Pendapatan-LRA Pendapatan adalah semua penerimaan yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah pusat dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah pusat. Pendapatan diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum Negara (KUN). Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan. (2) Pendapatan-LO Pendapatan-LO adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali. 10

Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan dan /atau Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi. Secara khusus pengakuan pendapatan-lo pada Kementerian Perindustrian adalah sebagai berikut: 1) Pendapatan jasa diakui setelah jasa selesai dilaksanakan. 2) Pendapatan sewa gedung diakui secara proporsional antara nilai dan periode waktu sewa. 3) Pendapatan denda diakui pada saat dikeluarkannya surat keputusan denda atau dokumen lain yang dipersamakan. Akuntansi pendapatan-lo dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan Belanja Beban (3) Belanja Belanja adalah semua pengeluaran yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah pusat. Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi akan diungkapkan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan. (4) Beban Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi dalam periode pelaporan yang menurunkan ekutias, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban; terjadinya konsumsi aset; terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa Beban disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan 11

Aset (5) Aset Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Aset Tetap, Piutang Jangka Panjang dan Aset Lainnya. Aset Lancar a. Aset Lancar Aset Lancar mencakup kas dan setara kas yang diharapkan segera untuk direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan. Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca. Piutang dinyatakan dalam neraca menurut nilai yang timbul berdasarkan hak yang telah dikeluarkan surat keputusan penagihan atau yang dipersamakan, yang diharapkan diterima pengembaliannya dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan. Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagai Bagian Lancar TPA/TGR. Nilai Persediaan dicatat berdasarkan hasil perhitungan fisik pada tanggal neraca dikalikan dengan: harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian; harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri; harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan cara lainnya. Aset Tetap b. Aset Tetap Aset tetap mencakup seluruh aset berwujud yang dimanfaatkan oleh pemerintah maupun untuk kepentingan publik yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Nilai aset tetap disajikan berdasarkan harga perolehan atau harga wajar. Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum kapitalisasi sebagai berikut: a. Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan 12

peralatan olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp300.000 (tiga ratus ribu rupiah); b. Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp10.000.000 (sepuluh juta rupiah); c. Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian. Piutang Jangka Panjang c. Piutang Jangka Panjang Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang akan jatuh tempo atau akan direalisasikan lebih dari 12 bulan sejak tanggal pelaporan. Termasuk dalam Piutang Jangka Panjang adalah Tagihan Penjualan Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) yang jatuh tempo lebih dari satu tahun. TPA menggambarkan jumlah yang dapat diterima dari penjualan aset pemerintah secara angsuran kepada pegawai pemerintah yang dinilai sebesar nilai nominal dari kontrak/berita acara penjualan aset yang bersangkutan setelah dikurangi dengan angsuran yang telah dibayar oleh pegawai ke kas negara atau daftar saldo tagihan penjualan angsuran. Tuntutan Perbendaharaan adalah tagihan yang ditetapkan oleh Badan Pemeriksan Keuangan kepada bendahara yang karena lalai atau perbuatan melawan hukum mengakibatkan kerugian Negara/daerah Tuntutan Ganti Rugi adalah suatu proses yang dilakukan terhadap pegawai negeri atau bukan pegawai negeri bukan bendahara dengan tujuan untuk menuntut penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh negara sebagai akibat langsung ataupun tidak langsung dari suatu perbuatan yang melanggar hukum yang dilakukan oleh pegawai tersebut atau kelalaian dalam pelaksanaan tugasnya. 13

Aset Lainnya d. Aset Lainnya Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset tetap, dan piutang jangka panjang. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah Aset Tak Berwujud, dan Aset Lain-lain. Aset Tak Berwujud merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya termasuk hak atas kekayaan intelektual. Aset Lain-lain berupa aset tetap pemerintah yang dihentikan dari penggunaan operasional entitas. Kewajiban (6) Kewajiban Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Kewajiban pemerintah diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. a. Kewajiban Jangka Pendek Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga, Belanja yang Masih Harus Dibayar, Pendapatan Diterima di Muka, Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, dan Utang Jangka Pendek Lainnya. b. Kewajiban Jangka Panjang Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung. 14

Ekuitas (7) Ekuitas Ekuitas merupakan selisih antara aset dengan kewajiban dalam satu periode. Pengungkapan lebih lanjut dari ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas Penyisihan Piutang Tak Tertagih (8) Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Penyisihan Piutang Tidak Tertagih adalah cadangan yang harus dibentuk sebesar persentase tertentu dari piutang berdasarkan penggolongan kualitas piutang. Penilaian kualitas piutang dilakukan dengan mempertimbangkan jatuh tempo dan upaya penagihan yang dilakukan pemerintah. Kualitas piutang didasarkan pada kondisi masing-masing piutang pada tanggal pelaporan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 69/PMK.06/2014 tentang Penentuan Kualitas Piutang dan Pembentukan Penyisihan Piutang Tak Tertagih pada Kementerian Negara/Lembaga dan Bendahara Umum Negara. Kriteria kualitas piutang diatur sebagai berikut : Kualitas Piutang Uraian Penyisihan Lancar Belum dilakukan pelunasan s.d. tanggal jatuh tempo Kurang Lancar Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Pertama tidak dilakukan pelunasan Diragukan Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Kedua tidak dilakukan pelunasan Macet 1. Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Ketiga tidak dilakukan pelunasan 2. Piutang telah diserahkan kepada Panitia Urusan Piutang Negara/DJKN 0.5% 10% 50% 100% Penyusutan Aset Tetap (9) Penyusutan Aset Tetap Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap. Kebijakan penyusutan aset tetap didasarkan pada Peraturan Menteri 15

Keuangan No.01/PMK.06/2013 sebagaimana diubah dengan PMK No 90/PMK.06/2014 tentang Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat. Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap: a. Tanah b. Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP) c. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber sah atau dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah diusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap dilakukan setiap akhir semester tanpa memperhitungkan adanya nilai residu. Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari Aset Tetap secara merata setiap semester selama Masa Manfaat. Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 59/KMK.06/2013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa manfaat adalah sebagai berikut : Penggolongan Masa Manfaat Aset Tetap Kelompok Aset Tetap Masa Manfaat Peralatan dan Mesin 2 s.d. 20 tahun Gedung dan Bangunan 10 s.d. 50 tahun Jalan, Jaringan dan Irigasi 5 s.d 40 tahun Alat Tetap Lainnya (Alat Musik Modern) 4 tahun Implementasi Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual Pertama Kali (10) Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual Pertama Kali Mulai tahun 2015 Pemerintah mengimplementasikan akuntansi berbasis akrual sesuai dengan amanat PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Implementasi tersebut memberikan pengaruh pada beberapa hal dalam penyajian laporan keuangan. Pertama. Pos-pos ekuitas dana pada neraca per 31 Desember 2014 yang berbasis cash toward accrual direklasifikasi menjadi ekuitas sesuai dengan akuntansi berbasis akrual. Kedua, keterbandingan penyajian akun-akun tahun berjalan dengan tahun sebelumnya dalam Laporan 16

Operasional dan Laporan Perubahan Ekuitas tidak dapat dipenuhi. Hal ini diakibatkan oleh penyusunan dan penyajian akuntansi berbasis akrual pertama kali mulai dilaksanakan tahun 2015. 17

Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Rp19.438.588 B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN B.1 Pendapatan Realisasi Pendapatan yang berakhir 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp19.438.588 atau mencapai 0 persen dari estimasi pendapatan yang ditetapkan sebesar Rp0,00. Pendapatan Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia terdiri dari Pendapatan dari Penjualan Peralatan Mesin, Pendapatan Jasa Lembaga Keuangan (Jasa Giro), Pendapatan Denda keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan Pemerinta dan Penerimaan Kembali Belanja Pegawai TAYL. Rincian Estimasi Pendapatan dan Realisasinya adalah sebagai berikut : Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan Uraian Anggaran 31 Desember 2015 Realisasi % Real Angg. 1. Pendapatan dari Pengelolaan BMN 0 600.000 3,09 2, Pendapatan Jasa 0 218.799 1,12 3, Pendapatan Iuran dan Denda 0 18.619.630 95,79 4, Pendapatan Lain-lain 0 159 0,00 5. Penerimaan Negara Bukan Pajak 0 0 0,00 Jumlah 0 19.438.588 100,00 Berdasarkan Tabel Perbandingan Realisasi Pendapatan Semester 2 TA 2015 dan Semester 2 TA 2014 menunjukkan bahwa realisasi untuk periode yang Berakhir 31 Desember 2015 mengalami kenaikan sebesar Rp.16.946.588,00 dibandingkan periode yang sama TA 2014 yang disebabkan oleh Pendapatan Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia terdiri dari Pendapatan dari Penjualan Peralatan Mesin Rp.600.000,00, Pendapatan Jasa Lembaga Keuangan (Jasa Giro) Rp.218.799,00, Pendapatan Denda keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan Pemerintah Rp. 18.619.630,00 dan Pendapatan atas penerimaan kembali belanja tahun anggaran yang lalu Rp.159,00. Perbandingan Realisasi Pendapatan Semester 1 TA 2015 dan Semester 1 TA 2014 URAIAN REALISASI T.A. 2015 REALISASI T.A. 2014 NAIK (TURUN) % Pendapatan 19.438.588 2.492.000 680,04 Jumlah 19.438.588 2.492.000 680,04 17

Realisasi Belanja Negara Rp 13.384.712.849 B.2. Belanja Realisasi belanja instansi pada Semester 2 TA 2015 adalah sebesar Rp13.384.712.849 atau 96,82 % (persen) dari anggaran belanja sebesar Rp13.825.000.000,00. Rincian Anggaran dan realisasi belanja S e me s t e r 2 TA 2015 adalah sebagai berikut : Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Semester 1 TA 2015 URAIAN ANGGARAN REALISASI % Belanja Pegawai 1.309.896.000 1.276.387.917 97,44 Belanja Barang 7.407.372.000 7.139.337.232 96,38 Belanja Modal 5.107.732.000 4.968.987.700 97,28 Belanja Bantuan Sosial 0 0 0 Total Belanja Kotor 13.825.000.000 13.384.712.849 96,82 Pengembalian Belanja 10.558.789 0 Belanja Netto 13.825.000.000 13.395.271.638 96,89 Komposisi anggaran dan realisasi belanja dapat dilihat dalam grafik berikut ini: Komposisi Anggaran dan Realisasi Belanja Per 31 Desember 2015 8.000.000.000 7.000.000.000 6.000.000.000 5.000.000.000 4.000.000.000 3.000.000.000 2.000.000.000 1.000.000.000 - Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Anggaran Realisasi Dibandingkan dengan Semester 2 TA 2014 Realisasi Belanja Semester 2 TA 2015 mengalami kenaikan sebesar Rp.4.584.634.632,- atau 52,10 % (persen). Kenaikan realisasi disebabkan antara lain oleh kenaikan realisasi belanja barang. Perbandingan Realisasi Belanja Semester 2 TA 2015 dan Semester 2 TA 2014 URAIAN REALISASI SEM 2 TA REALISASI SEM 2 TA 2015 2014 NAIK (TURUN) % Belanja Pegawai 1.276.387.917 1.042.826.715 22,40 Belanja Barang 7.139.337.232 6.878.560.502 3,79 Belanja Modal 4.968.987.700 878.691.000 465,50 Jumlah Belanja 13.384.712.849 8.800.078.217 52,10 18

Belanja Pegawai Rp1.276.387.917 B.3 Belanja Pegawai Realisasi Belanja Semester 2 TA 2015 dan Semester 2 TA 2014 adalah masing-masing sebesar Rp 1.276.387.917 dan Rp 1.042.820.927,00. Realisasi belanja Semester 2 TA 2015 mengalami kenaikan sebesar 22,40 % (persen) dari Semester 2 TA 2014. Hal ini disebabkan antara lain oleh : 1. Adanya penambahan pegawai dalam rangka mendukung program maupun kegiatan dalam beberapa tahun mendatang. Perbandingan Belanja Pegawai Semester 2 TA 2015 dan TA 2014 URAIAN JENIS BELANJA REALISASI SEM 2 T.A. 2015 REALISASI SEM 2 T.A. 2014 Naik (Turun) % Belanja Gaji dan Tunjangan PNS 1.242.991.917 975.406.927 27,43 Belanja Gaji dan Tunjangan Pegawai Non PNS - - - Belanja Honorarium - - - Belanja Lembur 33.396.000 67.414.000 - Belanja Vakasi - - - Jumlah Belanja Kotor 1.276.387.917 1.042.820.927 22,40 Pengembalian Belanja Pegawai 1.495.189 212 705.177,83 Jumlah Belanja Bersih 1.274.892.728 1.042.820.715 22,25 Belanja Barang Rp7.139.337.232,00 B.4 Belanja Barang Realisasi Belanja Barang Semester 1 TA 2015 dan TA 2014 adalah masingmasing sebesar Rp. 7.139.337.232,00 dan Rp 6.900.488.802,00. Realisasi Belanja Barang Semester 2 TA 2015 mengalami peningkatan sebesar 3,46 persen dari Realisasi Belanja Barang Semester 2 TA 2014. Hal ini disebabkan antara lain oleh peningkatan Belanja Barang Non Operasional, Belanja Jasa, Belanja Pemeliharaan, Belanja Perjalanan Dalam Negeri, dan Belanja Perjalanan Luar Negeri. Perbandingan Belanja Barang Semester 1 TA 2015 dan TA 2014 Naik URAIAN JENIS BELANJA REALISASI T.A 2015 REALISASI T.A 2014 (Turun) % Belanja Barang Operasional 450.394.500 439.144.343 2,56 Belanja Barang Non Operasional 1.881.827.804 2.788.352.270 (32,51) Belanja Persediaan 1.164.540.180 0 - Belanja Jasa 1.567.617.237 980.360.772 59,90 Belanja Pemeliharaan 559.322.408 373.819.558 49,62 Belanja Perjalanan Dalam Negeri 1.470.297.809 2.187.269.793 (32,78) Belanja Perjalanan Luar Negeri 45.337.294 131.542.066 (65,53) Jumlah Belanja Kotor 7.139.337.232 6.900.488.802 3,46 Pengembalian Belanja 9.063.600 36.153.000 - Jumlah Belanja Bersih 7.130.273.632 6.864.335.802 3,87 19

Belanja Modal Peralatan dan Mesin Rp4.968.987.700 B.5 Belanja Modal Peralatan dan Mesin Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin Semester 2 TA 2015 dan TA 2014 adalah masing-masing sebesar Rp.4.968.987.700,00 dan Rp878.691.000,00. mengalami peningkatan sebesar 465,50 persen dari Realisasi Belanja Barang Semester 2 TA 2014. Hal ini disebabkan antara lain oleh peningkatan Belanja Modal Peralatan dan Mesin di Semester 2 TA 2015. Perbandingan Realisasi Belanja Modal Semester 1 TA 2015 dan TA 2014 REALISASI SEM 1 REALISASI SEM 1 URAIAN JENIS BELANJA T.A. 2015 T.A. 2014 Naik (Turun) % Belanja Modal Peralatan dan Mesin 4.968.987.700 878.691.000 465,50 Jumlah Belanja Kotor 4.968.987.700 878.691.000 465,50 Pengembalian Belanja Modal 0 0 0,00 Jumlah Belanja Bersih 4.968.987.700 878.691.000 465,50 20

Kas di Bendahara Pengeluaran Rp 0,00 C. PENJELASAN ATAS POS- POS NERACA C.1 Kas di Bendahara Pengeluaran Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 masing-masing adalah sebesar Rp.0,00 dan Rp.0,00 yang merupakan Kas yang dikuasai, dikelola, dan di bawah tanggung jawab Bendahara Pengeluaran yang berasal dari sisa UP/TUP yang belum dipertanggungjawabkan atau belum disetorkan kembali ke Kas Negara per tanggal neraca. Kas di Bendahara Pengeluran adalah sebagai berikut : Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran Keterangan 30 Juni 2015 31 Desember 2014 BRI No Rek. 010086-01-0020-13-30-4 - - Uang Tunai - - - - Persediaan Rp. 3.414.800,00 C.2 Persediaan Nilai Persediaan per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 masingmasing adalah sebesar Rp.3.414.800,00 dan Rp.22.567.870,00 Persediaan merupakan jenis aset dalam bentuk barang atau perlengkapan (supplies) pada tanggal neraca yang diperoleh dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional dan untuk dijual, dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Rincian Persediaan per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut : Rincian Persediaan No Persediaan 30 Juni 2015 31 Desember 2014 1 Barang Konsumsi 1.645.100 12.834.270 2 Barang untuk Pemeliharaan 1.769.700 7.280.000 3 Suku Cadang - - 4 Bahan Baku - 2.453.600 5 Persediaan Lainnya - - Jumlah 3.414.800 22.567.870 Semua jenis persediaan pada tanggal pelaporan berada dalam kondisi baik. Tanah Rp.0,00 C.3 Tanah Nilai Aset Tetap berupa tanah yang dimiliki per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2015 adalah masing-masing sebesar Rp.00,00 dan Rp.00,00. Nilai aset tetap berupa tanah seluas 5.500 m 2 sebesar Rp.0,00 dikarenakan tanah yang dipakai merupakan tanah milik Pemerintah Daerah Kabupaten Sidoarjo yang statusnya adalah pinjam pakai. 21

Peralatan dan Mesin Rp.26.951.653.128,00 C.4 Peralatan dan Mesin Saldo Aset Tetap berupa Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah Rp.26.951.653.128,00 dan Rp.22.863.523.428,00. Nilai Buku Peralatan dan Mesin pada tanggal pelaporan adalah sebesar Rp.8.495.522.253,00 yaitu nilai perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan sebesar Rp.18.492.642.125,00. Tidak terjadi perubahan nilai terhadap Peralatan dan Mesin yang dimiliki Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia selama Tahun 2015. Rincian set tetap Peralatan dan Mesin disajikan pada Lampiran Laporan Keuangan ini. Gedung dan Bangunan Rp.0,00 Jalan, Irigasi dan Jaringan Rp.6.000.000,00 C.5 Gedung dan Bangunan Nilai Gedung dan Bangunan di per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah Rp.00,00 dan Rp.00,00. Nilai aset tetap berupa Gedung dan Bangungan seluas 3.500 m 2 sebesar Rp.0,00 dikarenakan Gedung dan Bangunan yang dipakai Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia merupakan milik Pemerintah Daerah Kabupaten Sidoarjo yang statusnya adalah pinjam pakai. C.6 Jalan, Irigasi dan Jaringan Saldo Jalan, Irigasi dan Jaringan per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah masing-masing sebesar Rp.6.000.000,00 dan Rp.6.000.000,00. Aset tetap tersebut berupa instalasi gardu listrik. Tidak ada mutasi tambah maupun kurang atas Aset Tetap berupa Jalan, Irigasi dan Jaringan per tanggal pelaporan. Rincian aset tetap Jalan, Irigasi dan jaringan disajikan pada Lampiran Laporan Keuangan ini. Aset Tetap Lainnya Rp.30.511.250,00 C.7 Aset Tetap Lainnya Aset Tetap Lainnya merupakan aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan daiam tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, Irigasi dan jaringan. Saldo Aset Tetap Lainnya per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah Rp30.511.250,00 dan Rp30.511.250,00. Aset tetap tersebut berupa bahan perpustakaan tercetak. Tidak ada mutasi tambah maupun kurang atas aset tetap ini per tanggal pelaporan. 22

Rincian Aset Tetap Lainnya disajikan pada Lampiran Laporan Keuangan ini. Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Rp(18.492.642.125,00) C.8 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Saldo Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah masing-masing Rp (18.492.642.125,00) dan Rp (16.727.433.162,00). Akumulasi Penyusutan Aset Tetap merupakan kontra akun Aset Tetap yang disajikan berdasarkan pengakumulasian atas penyesuaian Saldo sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat Aset Tetap selain untuk Tanah dan Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP). Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember adalah sebagai berikut : Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap No Aset Tetap Nilai Perolehan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku 1 Peralatan dan Mesin Rp 26.951.653.128 Rp 18.492.642.125 Rp 8.459.011.003 2 Gedung dan Bangunan Rp - Rp - Rp - 3 Jalan, Irigasi dan Jaringan Rp 6.000.000 Rp - Rp 6.000.000 4 Konstruksi Dalam Pengerjaan Rp - Rp - 5 Aset Tetap Lainnya Rp 30.511.250 Rp - Rp 30.511.250 Akumulasi Penyusutan Rp 26.988.164.378 Rp 18.492.642.125 Rp 8.495.522.253 Aset Tak Berwujud Rp.1.476.629.000,00 C.9 Aset Tak Berwujud Saldo Aset Tak Berwujud (ATB) per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah masing-masing Rp. 1.476.629.000,00 dan Rp.595.771.000,00. Aset Tak Berwujud merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan dimiliki, tetapi tidak mempunya wujud fisik. Aset Tak Berwujud pada Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia berupa software yang digunakan untuk menunjang operasional kantor. Tidak ada mutasi tambah maupun kurang atas Aset Lainnya ini per tanggal pelaporan. 23

Rincian Aset Tak Berwujud per 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut : Rincian Aset Tak Berwujud Uraian Nilai Software Original Ruizhou (RecardVer2008) Rp 640.266.000 Adobe CS 6 Rp 25.685.000 Microsoft Office Rp 4.950.000 Crispin Lastmaker Rp 140.407.000 Crispin Shoemaker Pro Rp 330.773.000 Drispin Engineer Pro (Grading Rp 274.189.000 Crispin Pattern Cut Rp 60.359.000 Jumlah Rp 1.476.629.000 Aset Lain-Lain Rp.26.082.000,00 C.10 Aset Lain-Lain Saldo Aset Lain-Lain per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah masing-masing Rp. 26.082.000,00 dan Rp.134.292.000,00. Aset lain-lain merupakan Barang Milik Negara (BMN) yang berada dalam kondisi rusak berat dan tidak lagi digunakan dalam operasional entitas. Tidak ada mutasi tambah maupun kurang atas Aset Lainnya ini per tanggal pelaporan. Rincian aset lain-lain berdasarkan nilai perolehan, akumulasi penyusutan dan nilai buku tersaji pada lampiran Laporan Keuangan ini. Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya Rp(26.082.000,00) C.11 Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya Saldo Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah masing-masing Rp(26.082.000) dan Rp(134.292.000,00). Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya merupakan kontra akun Aset Lainnya yang disajikan berdasarkan pengakumulasian atas penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat Aset Lainnya Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya per 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut : Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya No Aset Lainnya Nilai Perolehan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku 1 Aset Lain-lain Rp 26.082.000 Rp 26.082.000 Rp - Akumulasi Penyusutan Rp 26.082.000 Rp 26.082.000 Rp - 24

Uang muka dari KPPN Rp.0,00 C.12 Uang Muka dari KPPN Saldo Uang Muka dari KPPN per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 masing-masing sebesar Rp. 0,00 dan Rp.0,00. Uang Muka dari KPPN merupakan Uang Persediaan (UP) atau Tambahan Uang Muka (TUP) yang diberikan KPPN sebagai uang muka kerja dan masih berada pada atau dikuasai oleh Bendahara Pengeluaran pada tanggal pelaporan. Uang muka dari KPPN adalah akun pasangan dari Kas di Bendahara Pengeluaran yang ada di kelompok Aset Lancar. Ekuitas Rp.9.975.566.053,00 C.13 Ekuitas Ekuitas per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp.9.975.566.053,00 dan Rp.6.790.940.386,00. Ekuitas adalah kekayaan bersih entitas yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban. Rincian lebih lanjut tentang ekuitas disajikan Laporan Perubahan Ekuitas. 25

Pendapatan PNBP Rp.18.838.429,00 D. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN OPERASIONAL D.1 Pendapatan Penerimaan Negara Bukan Pajak Jumlah Pendapatan untuk periode yang berakhir 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp.18.838.429,00 dan Rp.0,00. Pendapatan tersebut terdiri dari : Rincian Pendapatan Negara Bukan Pajak URAIAN REALISASI SEMESTER 2 T.A. 2015 REALISASI SEMESTER 2 T.A. 2014 NAIK (TURUN) % 1. Pendapatan dari Pengelolaan BMN - - 0,00 2. Pendapatan Jasa - - 0,00 3. Pendapatan Iuran dan Denda - - 0,00 3. Pendapatan Lain-lain 18.838.429-0,00 Jumlah Pendapatan 18.838.429-0,00 Pendapatan Lain-lain merupakan Pendapatan LO yang diperoleh dari Pendapatan Jasa Lembaga Keuangan (Jasa Giro). Beban Pegawai Rp.1.274.892.728,00 D.2 Beban Pegawai Jumlah Beban Pegawai Semester 2 TA 2015 dan Semester 2 TA 2014 adalah masingmasing sebesar Rp.1.274.892.728,00 dan Rp.0,00. Beban pegawai adalah beban atas kompensasi, baik dalam bentuk uang maupun barang yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang diberikan kepada pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal Rincian Beban Pegawai Semester 2 TA 2015 dan TA 2014 URAIAN JENIS BEBAN SEM 2 T.A. 2015 SEM 2 T.A. 2014 Naik (Turun) % Beban Gaji Pokok PNS 848.654.160 - - Beban Pembulatan Gaji PNS 19.805 - - Beban Tunj. Suami/Istri PNS 65.152.848 - - Beban Tunj. Anak PNS 18.874.108 - - Beban Tunj. Struktural PNS 36.360.000 - - Beban Tunj. PPh PNS 13.322.376 - - Beban Tunj. Beras PNS 58.669.620 - - Beban Uang Makan PNS 154.989.000 - - Beban Tunj. Umum PNS 46.950.000 - - Beban Uang Lembur 33.396.000 - - Jumlah 1.276.387.917 - - Pengembalian Beban Gaji Pokok PNS (1.333.000) - - Pengembalian Beban Pembulatan Gaji PNS (2.589) - - Pengembalian Beban Uang Lembur (159.600) - - Jumlah 1.274.892.728-26 -

Beban Persediaan Rp.1.239.592.577,0 0 D.3 Beban Persediaan Jumlah Beban Persediaan pada Semester 2 TA 2015 dan Semester 2 TA 2014 adalah masing-masing sebesar Rp.1.239.592.577,00 dan Rp0,00. Beban Persediaan merupakan beban untuk mencatat konsumsi atas barang-barang yang habis pakai, termasuk barang-barang hasil produksi baik yang dipasarkan maupun tidak dipasarkan. Rincian Beban Persediaan untuk Semester 2 Tahun 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut : Rincian Beban Persediaan Semester 2 TA 2015 dan TA 2014 URAIAN JENIS BEBAN SEM 2 T.A. 2015 SEM 2 T.A. 2014 Naik (Turun) % Beban Persediaan Konsumsi 403.458.977 - - Beban Persediaan Bahan Baku 836.037.908 - - Beban Persediaan Lainnya 95.692 - - Jumlah 1.239.592.577 - - Beban Barang dan Jasa Rp. 3.772.228.842,00 D.4 Beban Barang dan Jasa Jumlah Beban Barang dan Jasa pada Semester 2 TA 2015 dan Semester 2 TA 2014 adalah masing-masing sebesar 3.772.228.842,00 dan Rp.0,00 Beban Barang dan Jasa adalah konsumsi atas Barang-barang dan jasa-jasa dalam rangka penyelenggaraan kegiatan entitas. Rincian Beban Barang dan Jasa untuk Semester 2 Tahun 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut : Rincian Beban Jasa Semester 2 TA 2015 dan TA 2014 URAIAN JENIS BEBAN SEM 2 T.A. 2015 SEM 2 T.A. 2014 Naik (Turun) % Beban Keperluan Perkantoran 161.503.801 - - Beban Honor Operasional Satuan Kerja 135.080.000 - - Beban Barang Operasional lainnya 35.200.000 - - Beban Bahan 898.188.050 - - Beban Honor Output Kegiatan 636.150.000 - - Beban Barang Non Operasional lainnya 347.489.754 - - Beban Langganan Listrik 118.929.973 - - Beban Langganan Telepon 19.852.614 - - Beban Langganan Daya dan Jasa Lainnya 9.244.750 - - Beban Jasa Konsultan 709.780.000 - - Beban Sewa 12.500.000 - - Beban Jasa Profesi 71.200.000 - - Beban Jasa Lainnya 626.109.900 - Jumlah 3.781.228.842 - - Pengembalian Beban Honor Output Kegiatan (3.000.000) - - Pengembalian Beban Jasa Lainnya (6.000.000) - - Jumlah 3.772.228.842 - - 27

Beban Pemeliharaan Rp.622.878.510,00 D.5 Beban Pemeliharaan Beban Pemeliharaan pada Semester 2 TA 2015 dan Semester 2 TA 2014 adalah masing-masing sebesar Rp. 622.878.510,00 dan Rp0,00. Beban Pemeliharaan merupakan beban yang dimaksudkan untuk mempertahankan aset tetap atau aset lainnya yang sudah ada ke dalam kondisi normal. Rincian beban pemeliharaan untuk Semester 2 Tahun 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut : Rincian Beban Pemeliharaan Semester 2 TA 2015 dan TA 2014 URAIAN JENIS BEBAN SEM 2 T.A. 2015 SEM 2 T.A. 2014 Naik (Turun) % Beban Pemeliharaan Gedung dan Bangunan 309.891.120 0 - Beban Pemeliharaan Peralatan dan Mesin 99.631.288 0 - Beban Persediaan Bahan Untuk Pemeliharaan 13.677.702 0 Beban Persediaan Suku Cadang 199.742.000 0 Jumlah 622.942.110 0 - Pengembalian Beban Pemeliharaan Peralatan dan Mesin (63.600) 0 - Jumlah 622.878.510 0 - Beban Perjalanan Dinas Rp.1.515.635.103,0 0 D.6 Beban Perjalanan Dinas Beban Perjalanan Dinas pada Semester 2 TA 2015 dan Semester 2 TA 2014 adalah masing-masing sebesar Rp.1.515.635.103,00 dan Rp.0,00. Beban tersebut adalah merupakan beban yang terjadi untuk perjalanan dinas dalam rangka pelaksanaan tugas, fungsi, dan jabatan. Rincian Beban Perjalanan Dinas untuk Semester 2 Tahun 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut : Rincian Beban Perjalanan Dinas Semester 2 TA 2015 dan TA 2014 URAIAN JENIS BEBAN SEM 2 T.A. 2015 SEM 2 T.A. 2014 Naik (Turun) % Beban Perjalanan Biasa 466.715.865 0 - Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 11.920.000 Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota 754.881.450 0 - Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota 236.780.494 0 - Beban Perjalanan Lainnya - Luar Negeri 45.337.294 Jumlah 1.515.635.103 0-28

Beban Penyusutan dan Amortisasi Rp.1.763.288.963, 00 D.7 Beban Penyusutan dan Amortisasi Jumlah Beban Penyusutan dan Amortisasi untuk Semester 2 Tahun 2015 dan Semester 2 2014 adalah masing-masing sebesar Rp. 1.763.288.963,00 dan Rp.0,00. Beban Penyusutan adalah merupakan beban untuk mencatat alokasi sistematis atas nilai suatu aset tetap yang dapat disusutkan (depreciable assets) selama masa manfaat aset yang bersangkutan. Sedangkan Beban Amortisasi digunakan untuk mencatat alokasi penurunan manfaat ekonomi untuk Aset Tak Berwujud. Rincian Beban Penyusutan dan Amortisasi untuk Semester 2 Tahun 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut : Rincian Beban Penyusutan dan Amortisasi Semester 2 TA 2015 dan TA 2014 URAIAN BEBAN PENYUSUTAN DAN AMORTISASI Beban Pernyusutan Peralatan dan Mesin SEM 2 T.A. 2015 SEM 2 T.A. 2014 Naik (Turun) % 1.763.138.963 - - Beban Penyusutan Jaringan 150.000 - - Jumlah Beban Penyusutan dan 1.763.288.963 - Amortisasi - Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional Rp.600.159,00 D.8 Kegiatan Non Operasional Pos Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional terdiri dari pendapatan dan beban yang sifatnya tidak rutin dan bukan merupakan tugas pokok dan fungsi entitas terdiri dari surplus Pelepasan Aset non lancar Rp.600.000,00, dan surplus atas kembali belanja tahun anggaran yang lalu Rp.159,00. Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional Semester 2 Tahun 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut : Rincian Kegiatan Non Operasional Semester 2 TA 2015 dan TA 2014 URAIAN JENIS BEBAN SEM 2 T.A. 2015 SEM 2 T.A. 2014 Naik (Turun) % Surplus/(Defisit) Pelepasan aset Non Lancar 600.000 0 - Surplus/(Defisit) Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang 0 0 - Surplus/(Defisit) dari Kegiatan Non Operasional Lainnya. 159 0 - Surplus (Defisit) dari Kegiatan Non Operasional 600.159 0-29

E. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN OPERASIONAL Ekuitas Awal Rp.6.790.940.386,0 0 E.1 Ekuitas Awal Nilai ekuitas pada tanggal 1 Januari 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp.6.790.940.386,00 dan Rp.0,00. Defisit LO Rp(10.169.078.135,0 0) E.2 Surplus (Defisit) LO Jumlah Defisit LO untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebesar Rp(10.169.078.135,00) dan Rp 0,00. Defisit LO merupakan selisih kurang antar surplus/defisit kegiatan operaisonal, surplus/defisit kegiatan non operasional, dan pos luar biasa. Ekuitas Akhir Rp.9.975.566.053,0 0 E.3 Ekuitas Akhir Nilai Ekuitas pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp.9.975.566.053,00 dan Rp.0,00. F. PENGUNGKAPAN-PENGUNGKAPAN LAINNYA F.1 KEJADIAN-KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL NERACA Tidak ada kejadian setelah tanggal neraca di Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia yang dapat mempengaruhi penyajian pada Laporan Keuangan Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia Semester II Tahun Anggaran 2015. F.2 PENGUNGKAPAN LAIN-LAIN F.2.1. KEJADIAN-KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL NERACA Tidak ada kejadian setelah tanggal neraca di Kementerian Perindustrian yang dapat mempengaruhi penyajian pada Laporan Keuangan Kementerian Perindustrian Semester II Tahun Anggaran 2015. F.2.2. TEMUAN DAN TINDAK LANJUT TEMUAN BPK RI Daftar temuan dan rekomendasi Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) sebagaimana dalam lampiran. 30