BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan kumpulan dari usaha yang bergerak di bidang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perusahaan perkebunan besar baik milik negara maupun milik swasta.

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH ACEH SELATAN. Afdeling. Sebelum kabupaten Aceh Selatan terbentuk masih berada di bawah

BAB I PENDAHULUAN. kapur barus dan rempah-rempah, jauh sebelum bangsa Barat datang ke Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara pertanian, artinya sektor tersebut memegang

Revolusi Fisik atau periode Perang mempertahankan Kemerdekaan. Periode perang

BAB I PENDAHULUAN. sawit. Petani tidak akan mampu memenuhi persyaratan-persyaratan ini sehingga mereka

BAB I PENDAHULUAN. menunjang dan mempengaruhi setiap individu di dalam masyarakat tersebut 1. Perubahan

I. PENDAHULUAN. berdomisili di daerah pedesaan dan memiliki mata pencaharian disektor

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara, yang ibukotanya Gunungsitoli. Bersama pulau-pulau lain yang

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara pertanian, dimana pertanian memegang

BAB I PENDAHULUAN. eksternal dan internal yang menunjang dan mempengaruhi setiap individu di

BAB IV BUDAYA DAN ALAM PIKIR MASA PENGARUH KEBUDAYAAN ISLAM DAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. yang putih dan terasa manis. Dalam bahasa Inggris, tebu disebut sugar cane. Tebu

I. PENDAHULUAN. zaman penjajahan) yang sebenarnya merupakan sistem perkebunan Eropa.

PROSES PERKEMBANGAN KOLONIALISME DAN IMPERIALISME BARAT

Makalah Diskusi SEJARAH SOSIAL EKONOMI

BAB 10 PROSES KEDATANGAN DAN KOLONIALISME BANGSA BARAT DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang patut. diperhitungkan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dimiliki daerah, baik sumber daya alam maupun sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kerajaan Langkat diperkirakan berdiri pada abad ke 16. Raja pertama

BAB II P.T PP LONDON SUMATERA INDONESIA TBK. SEBELUM TAHUN 1964

BAB I PENDAHULUAN. perindustrian. Perkembangan industrialisasi di Indonesia ditandai dengan munculnya

BAB I PENDAHULUAN. Sibulan-bulan merupakan suatu desa yang berada di Kecamatan Purbatua,

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kelestarian sumber daya alam (Mubyarto, 1994).

BAB I PENDAHULUAN. tinggi umumnya bermatapencarian sebagai petani. Adapun jenis tanaman yang

KONSEP DASAR PEREKONOMIAN GLOBAL

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui

KOLONIALISME DAN IMPERIALISME

BAB I PENDAHULUAN. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari satu pulau ke pulau lain

BAB I PENDAHULUAN. minyak mentah, batu bara, tembaga, biji besi, timah, emas dan lainnya. Dampak

I. PENDAHULUAN. Bangsa Barat datang ke Indonesia khususnya di Bengkulu sesungguhnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara ekonomi dengan ditunjang oleh faktor-faktor non ekonomi

BAB I STRATEGI MARITIM PADA PERANG LAUT NUSANTARA DAN POROS MARITIM DUNIA

BAB I PENDAHULUAN. Dilihat dari Sumber Daya Alam (SDA) dan iklimnya, Indonesia memiliki

INTRODUCTION: INTERNATIONAL RELATIONS IN SOUTHEAST ASIA

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa , , ,16

PERANAN PERKEBUNAN KARET JALUPANG TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKAT CIPEUNDEUY KABUPATEN SUBANG

BAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya.

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya sebuah desa karena adanya individu-individu yang menggabungkan diri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kota Medan merupakan ibukota Provinsi Sumatera Utara, juga termasuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tedy Bachtiar, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan perkebunan di Sumatera Timur pertama kali dirintis oleh Jacobus

PEREKONOMIAN INDONESIA

PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Hindia

Nama Kelompok: Agnes Monica Dewi Devita Marthia Sari Dilla Rachmatika Nur Aisah XI IIS 1

BAB I PENDAHULUAN. bukunya Toean Keboen dan Petani: Politik Kolonial dan Perjuangan Agraria.

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Bangka, Singkep dan Belitung merupakan penghasil timah terbesar di Indonesia.

KISI-KISI SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER 1

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan bagian dari sektor industri di Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari

PENDAHULUAN. daratan menjadi objek dan terbukti penyerapan tenaga kerja yang sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan

BAB I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem kekuasaan yang diterapkan di Indonesia sebelum adanya pengaruh

PROGRAM PENGEMBANGAN KELAPA BERKELANJUTAN DI PROVINSI JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan hidup, sehingga manusia harus menanam padi, sayur-sayuran, buahbuahan

BAB I PENDAHULUAN. bidang admistrasi maka kabupten Humbang Hasundutan dijadikan sebagai lokasi penelitian.

I. PENDAHULUAN. menjadi pemasok hasil pertanian yang beranekaragam yaitu rempah-rempah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkebunan Indonesia sudah diperkenalkan oleh pemerintah kolonial Belanda sejak

BAB I PENDAHULUAN. kontrak perkebunan Deli yang didatangkan pada akhir abad ke-19.

menyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia

BAB I PENDAHULUAN. Kemudahan ini melahirkan sisi negatif pada perkembangan komoditas pangan

BAB I PENDAHULUAN. individu atau kegagalan suatu bangsa oleh sebab itu sejarawan perlu untuk

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, sehingga menimbulkan iklim wilayah yang berbeda-beda pula.

BAB I PENDAHULUAN. Mega Destatriyana, 2015 Batavia baru di Weltevreden Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Pendidikan juga dipandang sebagai

KEGIATAN PRIORITAS PENGEMBANGAN PERKEBUNAN TAHUN Disampaikan pada: MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL Jakarta, 31 Mei 2016

BAB I PENDAHULUAN. perkebunan besar), kehutanan, peternakan, dan perikanan (Mubyarto, 1977 : 15).

BAB I PENDAHULUAN. terjadi apabila barang yang dihasilkan oleh suatu negara dijual ke negara lain

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dari periode yang awal sampai pada periode-periode berikutnya?. Perkembangan terjadi bila berturut-turut masyarakat bergerak dari satu bentuk yang

Ekonomi Pertanian di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dahulu, bangsa Indonesia kaya akan hasil bumi antara lain rempah-rempah

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai Ekspor Sepuluh Komoditas Rempah Unggulan Indonesia

HASIL HUTAN YANG DIABAIKAN : SAGU NASIBMU KINI

Sejarah Sosial & Politik Indonesia.

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Selama krisis, usaha di sektor pertanian menunjukkan kinerjanya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dikategorikan ke dalam dua kelompok, yaitu fasilitas yang bersifat umum dan. mempertahankan daerah yang dikuasai Belanda.

Pengantar Ilmu dan Teknologi Maritim

BAB I PENDAHULUAN. Papua New Guinea (PNG) berdiri sebagai sebuah negara merdeka pada

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan mengacu pada bab pertama serta hasil analisis pada bab empat. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Hindia Belanda. Setelah Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) 31. besar di daerah Sumatera Timur, tepatnya di Tanah Deli.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut.

Penggunaan Lahan Pertanian dan Arah Pengembangan ke Depan

: SARJANA/DIPLOMA. PETUNJUK KHUSUS Pilihlah salah satu jawaban yang saudara anggap paling tepat diantara 5 pilihan yang tersedia

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dan Masalah Pertanian merupakan kumpulan dari usaha yang bergerak di bidang pembudidayaan tanaman pangan atau semusim, tanaman keras, perikanan dan peternakan. Sektor perkebunan mengusahakan tanaman keras dengan komoditi kelapa sawit, kelapa, kopi, teh, tembakau, gula tebu, cengkeh dan lain-lain, sedangkan komoditi dari tanaman pangan atau semusim adalah padi, palawija dan sayur-sayuran. Tanaman keras dan tanaman pangan atau semusim dibedakan dari segi umur tanaman keras yang panjang, biasanya memiliki umur diatas sepuluh tahun dan perawatan yang tidak secara rutin dilakukan sedangkan tanaman pangan memiliki umur yang pendek hanya berkisar tiga bulan dan memerlukan perawatan yang sangat rutin 1. Hasil pertanian yang dianggap mendatangkan laba besar adalah dari sektor perkebunan, karena hasil komoditi perkebunan memiliki nilai ekspor yang tinggi dalam perdagangan internasional. Sebagian besar masyarakat Indonesia tinggal di daerah perdesaan. Desa adalah satu pemerintahan yang terkecil dalam struktur pemerintahan Indonesia. Masyarakat pedesaan umumnya mempunyai mata pencaharian yang homogen yaitu bertani. Status sosial dalam struktur desa dilihat dari luas tanah yang dimiliki oleh 1 Mubyarto. Pengantar Ekonomi Pertanian. 1994. Jakarta: Pustaka LP3ES. Hlm 6

warga desa. Tingkat pendidikan tidak menjadi hal utama untuk meningkatkan status sosial bagi masyarakat pedesaan yang masih tradisional. Sejak bentuk pemerintahan Indonesia masih bersifat kerajaan, perekonomian Indonesia sudah bergantung pada hasil pertanian khususnya sektor perkebunan, hal ini dapat dilihat dari pendapatan dari dua kerajaan nasional Indonesia pada zaman Hindu-Budha yaitu Sriwijaya dan Majapahit. Kerajaan Sriwijaya yang dikenal dengan kerajaan maritim dan Majapahit sebagai kerajaan agraris. Wilayah Indonesia yang terdiri atas pulau-pulau menjadikan tingkat keadaan sosial budaya masyarakat berbeda-beda, tergantung pada kemajuan yang diterima oleh masyarakat itu sendiri. Masyarakat Indonesia memiliki tingkat sosial dan budaya yang berbeda, Perbedaan ini karena pada masa awal kedatangan bangsa Barat, wilayah Indonesia yang berbentuk kepulauan terdiri dari beragam suku dan etnis. Perbedaan ini terdapat pada bentuk penerimaan, rentang waktu, letak geografis, dan keadaan sifat asli dari penduduk setempat. Biasanya masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir yang memiliki tingkat kebudayaan yang tinggi. tetapi masyarakat Indonesia mendapat pengaruh kebudayaan dari tempat yang sama. Seiring dengan perjalanan sejarah yang dialami oleh bangsa Indonesia mulai dari bentuk pemerintahan bersifat kerajaan, masa penjajahan sampai Indonesia merdeka. Indonesia hampir mengalami masalah yang berakar pada persoalan yang sama yaitu masalah pertanian secara umum dan perkebunan secara khusus. Contoh dari masalah yang dialami oleh Indonesia adalah masuknya bangsa asing ke

Indonesia karena mengetahui bahwa di wilayah Indonesia memiliki kekayaan komoditi hasil pertanian yang dicari oleh masyarakat internasional, sehingga menggugah bangsa asing untuk datang langsung ke Indonesia. Pada abad 15, agama Islam mulai berkembang di Sumatera dan Jawa dan akhirnya mencapai kepulauan Maluku. Indonesia Dalam yang terdiri atas Pulau Jawa, Madura, Bali Selatan dan Lombok Barat, dan Indonesia Luar terdiri atas Jawa Barat Daya dan Pulau-Pulau lain yang ada di Indonesia mempunyai ciri dan agroekosistem yang berbeda. 2 Di Indonesia Dalam, pertanian dataran rendah banyak dijumpai sementara di Indonesia Luar lebih banyak dikerjakan perdagangan di dalam ekosistem hutan tropika. Msyarakat desa, karena perbedaan kesuburan tanah satu demi satu meninggalkn fase subsisten dan mulai melakukan perdagangan tukar menukar, mula-mula pada tingkat lokal dan berkembang ke tingkat regional 3. Bangsa asing dengan tujuan mencari rempah-rempah secara resmi mulai berdatangan ke wilayah Indonesia pada abad ke-16. Portugis dengan armada yang dipimpin oleh Vasco da Gama adalah orang asing pertama yang tiba di Indonesia tepatnya di wilayah kepulauan Maluku. Tahun 1580 armada Inggris yang dipimpin oleh Francis Drake melewati perairan Indonesia dalam perjalanannya mengelilingi dunia ke arah Barat, sedangkan bangsa Belanda yang menjajah Indonesia tiba pada akhir abad 16. 2 JAN H.M. Oudejans. Perkembangan Pertanian di Indonesia. 2006. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hlm:8 3 JAN H.M. Oudejans. Ibid. Hlm:8

Seperti bangsa-bangsa asing lainnya tujuan Belanda datang ke Indonesia adalah untuk mencari keuntungan yang besar melalui hasil bumi Indonesia. untuk mencapai tujuannya ini Belanda berusaha menguasai sektor pertaniannya Indonesia khususnya perkebunan dengan mendirikan Verenigde Oost Indsche Compagnie ( VOC). Melalui VOC Belanda berusaha memonopoli perdagangan hasil kebun rakyat yang memiliki nilai ekspor, membeli dengan harga murah adalah cara Belanda. Hasil kebun yang menjadi komoditas ekspor bagi Belanda adalah cengkeh, kopi dan tebu. VOC mengalami kemunduran karena kasus korupsi yang dilakukan oleh para pejabat dan dana VOC juga digunakan untuk biaya perang dengan kaumkaum yang melawan pemerintah Belanda. Setelah Dewan Direktur VOC dibubarkan tahun 1796, karena mengalami kebangkrutan. Pemerintah Hindia Belanda mengambil alih kegiatan VOC yang ada di Nusantara, dan menghadapi perlawanan dari daerah-daerah yang ada di Indonesia, seperti Perang Diponegoro tahun 1821-1936 dan Perang Padri tahun...pada saat ini pemerintah Hindia Belanda mendominasi politik di Pulau Jawa pada tahun 1830 dan perekonomian di Nederlands juga sedang kacau, maka Gubernur Hindia Belanda di Batavia mulai menerapkan sistem tanam paksa (Culturestelsel) untuk tanaman yang menjadi komoditas ekspor seperti kopi, teh, nilam, lada, kapuk, gambir, pinang, gula tebu dan tembakau. Sistem tanam paksa yang diterapkan ini mengalami pertentangan di parlemen Nederlands, walaupun sistem ini memberi keuntungan bagi pemerintah Belanda.

Sistem tanam paksa ini akhirnya dihentikan oleh pemerintah Hindia Belanda setelah mendapat perdebatan dari pihak parlemen, sebagai gantinya adalah mulai diberi izin terhadap pengusaha Barat untuk mendirikan perkebunan. Para tuan tanah yang didominasi oleh kaum bangsawan mulai meneyewakan tanahnya untuk perkebunan kepada pihak pengusaha asing karena melihat banyaknya keuntungan yang didapatnya. Sejak tahun 1835 di Indonesia mulai tumbuh usaha perkebunan swasta. Para pengusaha perkebunan lebih memilih pada tanaman keras karena ini merupakan komoditas ekspor. Seperti daerah-daerah lain yang ada di Indonesia, perekonomian utama masyarakat yang ada kabupaten Aceh Selatan bergerak di bidang pertanian dan perikanan ditinjau dari letak geografis daerah ini terletak di bibir pantai berbatasan langsung dengan Samudera Hindia di Sebelah Selatan dan Utara berada di lereng gunung Leuser. Berdasarkan fakta sejarah, pada zaman kolonial Aceh Selatan belum menjadi sebuah kabupaten tetapi masih berada di bawah daerah Aceh Barat (west Kust van Aceh) berupa Onder Afdeling. Namun sejak tahun 1946 kabupaten Aceh Selatan terbentuk dengan menggabungkan 3 Onder Afdeling yaitu : 1. Onder Afdeling Tapak Tuan dengan ibunegerinya Tapak Tuan. 2. Onder Afdeling Z.A. Landschapen dengan ibunegerinya Bakongan. 3. Onder Afdeling Singkil dengan ibunegerinya Singkil.

Ketiga Onder Afdeling ini disatukan menjadi kabupaten Aceh Selatan memiliki 18 kecamatan. 4 Kepala daerah kabupaten Aceh Selatan yang pertama adalah M.Sahim Hasymy. Daerah pesisir barat Aceh sudah lama dikenal memiliki kota-kota pelabuhan yang meliputi wilayah Daya, Meulaboh, Singkil, Barus, Tiku, Pariaman, Sebedeh, Pulo Dua, Kluet, Meukek, Labuhan Haji, Manggeng, Susoh, Kuala Batee, Tapaktuan dan Samadua. Berdasarkan studi dokumen dan surat-surat kapal yang tersimpan dalam arsip-arsip bangsa Portugis dan Amerika mengenai perdagangan di pantai Barat dan Selatan Sumatera, kota-kota pelabuhan seperti yang tersebut diatas telah menjalin hubungan perdagangan dengan bangsa Portugis dan Amerika sebelum Belanda datang 5. Komoditi yang diperdagangkan di pelabuhan tersebut adalah hasil pertanian berupa beras, pinang, damar, kemenyan hitam dan putih, sari wangiwangian, tali-temali, gading gajah, emas, belerang, dan minyak tanah. Hasil pertanian yang diperdagangkan mulai teratur sejak kedatangan dan ikut campurnya pemerintah kolonial Belanda melalui penyuluhan terhadap peningkatan program pertanian seperti pengolahan tanah, peremajaan atau reboisasi pohon kelapa, pinang, lada, karet, serta areal persawahan. Peningkatan jumlah tanaman pohon kelapa dianjurkan kepada masyarakat yang tinggal di sepanjang pantai barat dan selatan mulai dari daerah Calang, pulau Semeulu, Meulaboh, Susoh, 4 5 Sayed Mudhahar Ahmad. Ketika Pala Sedang Berbunga. 1992. Tapaktuan: Pemda Aceh Selatan. Hal: 93. terdapat juga dalam Ikhtisar sejarah pendudukan Belanda di Tapak tuan dan daerahdaerah kenenegerian di Bagian Selatan daerah Aceh di tulis oleh Mayor A.Doup, Terj.Aboe Bakar.

Manggeng, Tapaktuan, sampai ke Singkil dan Pulau Banyak 6. Tanaman kelapa selain untuk memenuhi kebutuhan hidup juga diolah untuk kebutuhan ekspor dalam bentuk kopra. Kopra merupakan ekspor paling menguntungkan dan di ekspor ke Penang dan Eropa. Selain kelapa, komoditas ekspor lain yang menguntungkan adalah daun nilam. Tanaman nilam merupakan usaha masyarakat yang dilakukan secara besar-besaran. Nilam biasanya ditanam di area pegunungan. Hasil panen nilam tidak dijual dalam bentuk asli tetapi sudah dalam bentuk minyak sulingan. Pemerintah kolonial menganjurkan masyarakat untuk menanam pohon kelapa di sepanjang pantai dan juga tanaman lain seperti pinang, lada, dan pala. Pemerintah kolonial tidak membangun suatu sistem perkebunan milik pemerintah kolonial. Perkebunan milik perusahaan asing menanam karet dan kelapa sawit di wilayah Singkil. Pesatnya perkembangan tanaman perkebunan yang menjadi komoditas ekspor dapat meningkatkan keuntungan tidak hanya bagi masyarakat tetapi juga keuntungan bagi pemerintah kolonial Belanda. Untuk meningkatkan dan melancarkan distribusi hasil pertanian maka pemerintah kolonial Belanda mulai membangun sarana infrastuktur berupa jalan raya dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Tindakan ini agaknya sengaja dilakukan untuk mengambil hati rakyat Aceh. 7 Bentuk lain dari realisasi pertanian yang dilakukan oleh pemerintah kolonial juga diberikan dalam bentuk pinjaman modal tanpa bunga. Pemerintah kolonial 6 Sayed Mudhahar Ahmad, Ibid, hal 92 7

Belanda juga membangun perusahaan perkebunan kelapa sawit di daerah Singkil pada tahun 1937, yaitu NV Handelsveereeniging Amsterdam dan Societe Financiere, perusahaan Belgia. Walaupun tanaman jenis kelapa sawit sudah dikelola oleh perusahaan asing, namun yang menjadi komoditas ekspor utama Aceh Selatan tetap tanaman pala, kelapa dan pinang yang dikelola secara mandiri oleh masyarakat dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup, sedangkan ekspor bukan sebagai tujuan utama. Sampai akhir abad 19, masyarakat wilayah pantai Barat dan Selatan Aceh melakukan hubungan dagang tidak dengan Belanda saja. Hubungan dagang juga dilakukan dengan Amerika dan Inggris untuk memasarkan hasil bumi wilayah ini. Bukti dari kegiatan dagang ini banyak ditemukan dalam surat-surat kapal dagang Amerika dan Inggris. Hubungan dengan kedua negara ini berlangsung dengan baik dan mulai terputus sejak Belanda menguasai Barus. 8 Tanaman kopra, pinang, dan pala yang menjadi usaha pertanian rakyat Aceh Selatan tidak berada dibawah Onderneming tetapi menjadi mata pencaharian rakyat. Rakyat mengelola pertaniannya secara pribadi berdasarkan kepemilikan tanah. Rakyat yang mempunyai tanah dapat mengolah tanahnya untuk pertanian. Tanahtanah yang ada di Aceh khususnya Aceh Selatan bukan milik raja tetapi milik rakyat. Kepemilikan tanah di Aceh memiliki hukum tersendiri tidak sama dengan wilayah lain di Nusantara walau secara sekilas kita melihatnya sama. 8

1.2 Rumusan Masalah Periode sebagai batas waktu penelitian 1935 sampai 1950. Diawali dengan dari tahun 1935 karena pada masa ini sudah mulai ada campur tangan pemerintah kolonial dalam hal cara mengolah tanah dan tanaman pertanian serta mulai didirikan perusahaan asing. Sedangkan tahun 1950 adalah batasan akhir dari penelitian ini karena sampai pada masa ini banyak terjadi peristiwa penting, seperti pergantian kekuasaan dari pemerintah kolonial Belanda ke Jepang serta kemerdekaan Indonesia. Untuk memudahkan penelitian ini, maka masalah yang diajukan lebih disederhanakan sebagai berikut: 1. Bagaimana keadaan sosial budaya masyarakat Aceh Selatan? 2. Apa jenis tanaman yang dibudidayakan oleh masyarakat Aceh Selatan? 3. Mengapa tanaman ini yang dibudidayakan oleh masyarakat Aceh Selatan? 4. Bagaimana perkembangan (pasang surut) perkebunan rakyat di Aceh Selatan. Periode 1935-1950?

1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian ini sudah tentu mempunyai tujuan dan mamfaat yang sangat besar tidak hanya bagi yang memiliki kepentingan tertentu tetapi juga akan menjadi satu wawasan baru bagi masyarakat banyak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan: 1. Keadaan sosial budaya masyarakat Aceh Selatan 2. Jenis tanaman yang dibudidayakan oleh mayarakat Aceh Selatan. 3. Alasan tanaman ini yang dibudidayakan oleh masyarakat Aceh Selatan. 4. Mengetahui perkembangan perkebunan rakyat di Aceh Selatan. Periode 1935-1950. Sehubungan dengan tujuan penelitian yang tertulis diatas maka akan memberikan manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sebagai tambahan referensi jika kedepannya ada yang melanjutkan penelitian ini. 2. Menjadi satu informasi penting bagi masyarakat Indonesia pada umumnya dan masyarakt Aceh Selatan pada khususnya. 3. Menjadi tambahan literatur terhadap kajian sejarah di Aceh Selatan.

1.4 Tinjauan Pustaka Literatur yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah melalui studi kepustakaan berupa buku dan makalah yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti dan dapat membantu dalam penelitian ini. Buku pertama yang digunakan adalah Ketika Pala Mulai Berbunga ditulis oleh mantan Bupati Aceh Selatan bapak Drs.H.Sayed Mudhahar Ahmad. Buku ini merupakan seraut wajah Aceh selatan berisi tentang kondisi geografis, sejarah Aceh Selatan, sumber daya yang dimiliki serta bagaimana sumber mata pencaharian dari masyarakat. Buku ini diterbitkan pada tahun 1992 ketika beliau menjabat sebagai bupati. Buku karangan dari James C.Scoot dengan judul Moral Ekonomi Petani, dipakai dalam penelitian ini sebagai bahan perbandingan yang memiliki sedikit kesamaam terhadap masalah yang akan dikaji. Dalam buku ini menceritakan tentang kondisi para petani yang berada di Asia Tenggara, yang setidaknya memiliki kesamaan etos kerja masyarakat Aceh Selatan. Selain itu buku yang berjudul Perkembangan Pertanian Indonesia juga menjadi literatur dalam penulisan proposal ini. Dalam buku ini menuliskan sejarah awal perkembangan pertanian Indonesia mulai dari zaman kerajaan sampai pada masa kemerdekaan Indonesia. Buku ini juga membahas tentang tanaman yang dikembangkan di Indonesia. Buku ini ditulis oleh JAN H.M. Oudejans seorang ahli pertanian dari Belanda.

1.5 Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penulisan dalam bentuk ilmiah yang tentu saja memerlukan metode untuk suatu hasil yang lebih baik. Metode sejarah yang digunakan untuk menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan pada masa lampau 9. Metode merupakan aturan-aturan yang dirancang untuk membantu dengan efektif dalam mendapatkan kebenaran suatu sejarah. Metode sejarah bersifat ilmiah jika dengan ilmiah dimaksudkan mampu untuk menentukan fakta yang dapat dibuktikan dan dengan fakta diperoleh hasil pemeriksaan yang kritis terhadap dokumen sejarah dan bukannya suatu unsur daripada aktualitas yang lampau 10. Tahap pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah tahap Heuristik yaitu: mengumpulkan informasi mengenai bahan yang berhubungan dengan penelitian ini, antara lain data-data berupa laporan hasil produksi yang ada pada waktu itu dengan menggunakan literatur dari buku-buku, dokumen-dokumen yang didapat dari badan arsip daerah kabuten Aceh Selatan, situs internet dan wawancara dengan informan yang memiliki informasi mengenai masalah yang dikaji serta telah memenuhi syarat sebagai seorang informan. Dari data dan sumber yang telah terkumpul selanjutnya melakukan kritik terhadap data yang terkumpul, dan langkah ini disebut dengan Kritik Sumber (intern dan ekstern). Kemudian Interpretasi yang menafsirkan sumber-sumber yang terkumpul agar menjadi fakta sejarah yang valid. 9 Louis Gotschalk. Understanding History, Mengerti Sejarah, Terjemahan Nugroho Notosusanto, 1985. Jakarta: UI Press. Hal. 32 10 Ibid. hal. 143

Dan langkah yang terakhir adalah Historiografi yaitu tulisan sejarah yang sistematis dan kronologis. Metode diatas dilakukan oleh peneliti untuk dapat menghasilkan satu tulisan yang ilmiah, sehingga tulisan ini dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.