DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 3.A TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN FORUM KABUPATEN SEHAT KABUPATEN SEMARANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 54 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA OPERASIONAL PEMBINAAN POS PELAYANAN TERPADU

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

WALIKOTA TASIKMALAYA

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang

WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2015 TENTANG UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 NOMOR 32 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG REVITALISASI POSYANDU

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

S A L I N A N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 5 TAHUN 2010

PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DESA DAN KELURAHAN SIAGA AKTIF. Dinas Kesehatan Kab. Klungkung Bidang Kesmas

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG PENGEMBANGAN DESA DAN KELURAHAN SIAGA AKTIF DI KABUPATEN KARAWANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013 SERI A NOMOR 24

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2005 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 73 TAHUN 2005 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 73 TAHUN 2005 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN TENTANG

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2007 SERI D ===============================================================

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 18 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN (LPMK) DI KOTA MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 82 TAHUN : 2008 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 1 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN

PERATURAN DESA ( PERDES ) NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DESA PANGGUNGHARJO KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2007 NOMOR 3 LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM KABUPATEN SEHAT KABUPATEN BELITUNG

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

TAHUN : 2005 NOMOR : 06

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DESA KLARI KECAMATAN KLARI KABUPATEN KARAWANG NOMOR. TAHUN Tentang : LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PETUNJUK TEKNIS OPERASIONAL TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN KABUPATEN BELITUNG TIMUR.

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 46 NOMOR 46 TAHUN 2008

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007

PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAAN

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 1

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

LEMBARAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 8 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN BUPATI BARITO KUALA,

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BARITO KUALA KEPUTUSAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR / 266 /KUM/2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA PALOPO NOMOR : 04 TAHUN 2006 T E N T A N G

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DESA BOJONGGENTENG KECAMATAN JAMPANGKULON KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 8 TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

Transkripsi:

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG KELURAHAN SIAGA KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan urusan wajib bidang kesehatan diperlukan dukungan, peran serta masyarakat dalam pemberdayaan secara terarah, terkoordinasi, terpadu dan berkesinambungan sehingga tercipta kualitas lingkungan fisik, sosial dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal; b. bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat di kelurahan, diperlukan penguatan kelembagaan dan peran Kelurahan Siaga di Kota Yogyakarta; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang Kelurahan Siaga Kota Yogyakarta; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kota Besar Dalam Lingkungan Provinsi Djawa Timur, Djawa Tengah, Djawa Barat dan Dalam Daerah Istimewa Yogyakarta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1955 Nomor 53, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 859); 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 5063); 3. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penaggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 4723). 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Ke Dua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679) 5. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2005 dan Nomor 1138/MENKES/PB/VIII/2005 tentang Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat;

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan; 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2007 tentang Kader Pemberdayaan Masyarakat; 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2007 tentang Pedoman Pembentukan Pokjanal Posyandu; 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengintegrasian Layanan Sosial Dasar di Posyandu; 10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 564/Menkes/SK/VIII/2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga; 11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1529/Menkes/SK/X/2010 Tentang Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif; 12. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 140/1508/SJ/2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Pembentukan Kelompok Kerja Operasional dan Forum Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Tingkat Daerah; 13. Surat Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 414/0647/2007 tentang Pelaksanaan Dan Pengembangan Desa Siaga; 14. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 12 Tahun 2002 tentang Pedoman Pembentukan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK), Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KELURAHAN SIAGA KOTA YOGYAKARTA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan: 1. Kelurahan Siaga yang selanjutnya disingkat Kesi adalah lembaga sosial kemasyarakatan yang independen sebagai wadah integrasi pembangunan kesehatan masyarakat di tingkat kelurahan yang memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, kegawatdaruratan dan bencana secara mandiri. 2. Rukun Warga Siaga adalah kelompok kerja yang tugas dan fungsinya mempunyai keterkaitan dalam pengelolaan dan penyelenggaraan Kelurahan Siaga yang beranggotakan masyarakat yang berkedudukan di Rukun Warga. 3. Forum Komunikasi Kecamatan Sehat adalah kelompok kerja yang mempunyai tugas dan fungsi dalam pembinaan penyelenggaraan/pengelolaan program Kelurahan Siaga yang berkedudukan di Kecamatan. 4. Tim Pembina Kelurahan Siaga yang selanjutnya disingkat TPKS adalah kelompok kerja yang mempunyai tugas dan fungsi dalam pembinaan penyelenggaraan, fasilitasi dan pengelolaan Kelurahan Siaga yang beranggotakan berbagai pihak secara lintas sektoral serta sebagai wadah tingkat kota untuk mengelola dan mengkoordinasikan peningkatan kesehatan masyarakat dalam lingkup Kota Yogyakarta. 5. Tim Teknis Kelurahan Siaga Kota Yogyakarta yang selanjutnya disingkat T2KS adalah tim yang berkompeten dari berbagai unsur Kelompok Kerja Operasional

Kelurahan Siaga dalam pemberdayaan kesehatan masyarakat dan bertugas melaksanakan bimbingan teknis pengembangan Kelurahan Siaga dalam lingkup Kota Yogyakarta. 6. Kader kesehatan adalah anggota masyarakat yang secara sukarela meluangkan waktu, pikiran dan tenaga serta memiliki kompetensi untuk peningkatan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan. 7. Kader Pemberdayaan Masyarakat, selanjutnya disingkat KPM adalah anggota masyarakat Kelurahan yang memiliki pengetahuan, kemauan dan kemampuan untuk menggerakkan masyarakat berpartisipasi dalam pemberdayaan masyarakat dan pembangunan partisipatif. 8. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan jenis tertentu dan memiliki kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. 9. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat. 10. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya di singkat puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayahnya. 11. Survailans adalah kegiatan pengamatan sistematis dan terus menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian penyakit atau masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah kesehatan untuk memperoleh dan memberikan informasi guna mengarahkan tindakan pengendalian dan penanggulangan secara efektif dan efisien 12. Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga, yang selanjutnya disingkat PKK, adalah gerakan nasional yang tumbuh dari, oleh dan untuk masyarakat, dengan perempuan sebagai motor penggeraknya menuju terwujudnya keluarga bahagia, sejahtera, maju dan mandiri. 13. Keluarga berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. 14. Taruna Siaga Bencana yang selanjutnya disebut Tagana, adalah suatu organisasi atau gugus tugas berbasis masyarakat yang berorientasi di bidang kesejahteraan sosial untuk menangani penanggulangan bencana. 15. Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular yang selanjutnya disingkat Posbindu PTM adalah kegiatan deteksi dini dan pemantauan faktor resiko PTM Utama yang dilakukan secara terpadu, rutin, dan periodik. 16. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang selanjutnya disingkat STBM adalah pendekatan untuk merubah perilaku higieni dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat. 17. Pusat Informasi Kesehatan Kelurahan yang selanjutnya disingkat PIKK adalah fasilitas pelayanan informasi kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat di Kelurahan Siaga. 18. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat yang selanjutnya disingkat UKBM adalah wadah bagi pembangunan kesehatan masyarakat yang dilakukan oleh, dari dan untuk masyarakat. 19. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang kemudian disingkat PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan-aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya.

20. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan yang selanjutnya disingkat LPMK adalah lembaga sosial masyarakat yang independen sebagai wadah partisipasi masyarakat oleh dari dan untuk serta dibentuk atas prakarsa masyarakat sebagai mitra Kelurahan dalam menampung dan mewujudkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat di bidang pembangunan. 21. Kemitraan adalah kerjasama formal antara individu, kelompok atau organisasi, baik dari lintas program/sektor, pemerintah maupun swasta sehingga diperoleh dukungan dan peningkatan kapasitas bagi pengelola program serta masyarakat di kelurahan siaga sebagai pendorong keberlangsungan program. 22. Dinas Kesehatan adalah Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta. 23. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. 24. Walikota adalah Walikota Yogyakarta. Pasal 2 Maksud dibentuknya Peraturan Walikota ini adalah untuk meningkatkan komitmen dan kerjasama semua pemangku kepentingan dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal di Kelurahan. Pasal 3 Tujuan dari dibentuknya Peraturan Walikota ini adalah: a. meningkatkan upaya promotif dan preventif kesehatan pada masyarakat; b. meningkatkan dan mendekatkan akses layanan informasi kesehatan terutama pada upaya kesehatan ibu, bayi baru lahir dan anak serta pertolongan kegawatdaruratan kesehatan dan bencana; c. mengembangkan UKBM yang dapat melaksanakan kegiatan survailans berbasis masyarakat minimal meliputi pemantauan penyakit, kesehatan ibu dan anak, pertumbuhan balita, kesehatan lingkungan dan PHBS; d. meningkatkan ketersediaan sumber daya manusia dan sumber dana yang berasal dari pemerintah, masyarakat serta swasta dan/atau dunia usaha untuk mengembangkan Kesi; e. meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan dan gizi, meningkatkan keluarga yang sadar gizi dan terciptanya PHBS di rumah tangga; f. meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap risiko dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan meliputi bencana, penyakit, dan kegawatdaruratan; g. meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan berbasis masyarakat; dan h. meningkatkan kemampuan dan kemauan masyarakat untuk menolong diri sendiri dalam bidang kesehatan. BAB II KEDUDUKAN Pasal 4 Kesi berkedudukan di wilayah kelurahan, ditetapkan dengan Keputusan Lurah.

BAB III STRUKTUR ORGANISASI Bagian Kesatu Struktur Pasal 5 (1) Struktur Kesi terdiri dari: a. Penanggungjawab dijabat langsung oleh Lurah; b. Ketua; c. Sekretaris; d. Bendahara; dan e. Seksi-seksi. (2) Seksi-seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e paling sedikit terdiri dari: a. Seksi PIKK dan Surveilan; b. Seksi UKBM; c. Seksi Kegawatdaruratan dan bencana; d. Seksi Pembinaan PHBS; dan e. Seksi Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Bagian Kedua Fungsi dan Tugas Pasal 6 (1) Kesi berfungsi sebagai mitra Kelurahan dalam pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan. (2) Tugas Kesi adalah : a. membentuk RW siaga; b. membentuk dan mengaktifkan PIKK; c. mengkoordinasikan kegiatan Surveilan; d. mengkoordinasikan kegiatan Kegawatdaruratan Kesehatan dan Bencana ; e. mengkoordinasikan kegiatan penyehatan lingkungan termasuk STBM; f. mengkoordinasikan kegiatan PHBS; g. mengkoordinasikan keaktifan UKBM; h. mengkoordinasikan kegiatan Pos pembinaan terpadu (posbindu); i. mengkoordinasikan kegiatan kesehatan ibu dan anak; j. mengkoordinir dan menggerakan pengelolaan dan pemanfaatan taman obat keluarga (TOGA); k. mengkoordinasikan kegiatan peningkatan gizi dan keluarga sadar gizi; l. menganalisa masalah dan kebutuhan intervensi kegiatan berdasarkan pilihan alternatif pemecahan masalah sesuai dengan potensi dan kebutuhan wilayah; m. menyusun rencana kegiatan tahunan dan mengupayakan adanya sumber-sumber pendanaan untuk mendukung kegiatan pembinaan kelurahan siaga; n. melakukan pembinaan dasa wisma; o. melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala kepada Rukun Warga Siaga dalam pemberdayaan kesehatan masyarakat ; dan p. melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan kepada Lurah;

Bagian Ketiga Stratifikasi Pasal 7 (1) Stratifikasi Kesi dibedakan menjadi Pratama, Madya, Purnama dan Mandiri. (2) Stratifikasi Kesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dalam Peraturan Walikota ini. Bagian Keempat Persyaratan Pasal 8 Persyaratan untuk dapat dipilih menjadi Pengurus Kesi adalah : a. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; b. setia dan taat kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945; c. mengenal daerahnya dan dikenal oleh masyarakat setempat; dan d. mempunyai kemampuan dan kemauan untuk bekerja dan membangun masyarakat. Bagian Kelima Pemilihan Pasal 9 (1) Pengurus Kesi dipilih oleh masyarakat melalui forum musyawarah bersama. (2) Forum musyawarah bersama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), paling banyak dihadiri oleh unsur: a. Lurah b. LPMK; c. Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga; d. Pengurus RT dan RW; e. Karang Taruna; f. Tagana; g. GSI; h. Komisi Lansia ; i. Pokja Posyandu j. KPM k. PLKB l. IPSM (Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat). (3) Pengurus pada seksi kesehatan di LPMK masuk menjadi Pengurus Kesi. (4) Pengurus Kesi ditetapkan dengan Keputusan Lurah dengan masa jabatan 3 (tiga) tahun dan dapat diangkat kembali. BAB IV MEKANISME KOORDINASI Bagian Kesatu Koordinasi Kesi dengan Lembaga Masyarakat Pasal 10 Koordinasi Kesi dengan LPMK meliputi: a. penganggaran APBD melalui Musrenbang yang dikoordinasikan oleh LPMK; dan

b. pelaksanaan kegiatan dengan seksi yang membidangi. Pasal 11 Koordinasi Kesi dengan TP-PKK Kelurahan meliputi: a. pembinaan upaya kesehatan kepada dasa wisma; b. pembinaan teknis upaya kesehatan masyarakat bersama Pokja di TP-PKK Kelurahan. Pasal 12 Koordinasi Kesi dengan RW meliputi: a. pembinaan teknis pemberdayaan kesehatan; b. menyampaikan informasi pemberdayaan kesehatan masyarakat di tingkat RW; dan c. pelaksanaan kegawatdaruratan bencana wilayah. Pasal 13 Koordinasi Kesi dengan Karang Taruna terkait dengan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan. Pasal 14 Koordinasi Kesi dengan Tagana terkait dengan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan dalam menangani bencana alam dan penyakit. Pasal 15 Koordinasi Kesi dengan GSI terkait dengan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan. Pasal 16 Koordinasi Kesi dengan Komisi Lansia terkait dengan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan lansia. Pasal 17 Koordinasi Kesi dengan Pokja Posyandu terkait dengan pemberdayaan masyarakat bidang posyandu. Pasal 18 Koordinasi Kesi dengan KPM terkait dengan program pemberdayaan masyarakat dan perempuan. Pasal 19 Koordinasi Kesi dengan IPSM terkait dengan fasilitasi kebutuhan masyarakat bidang kesehatan. Pasal 20 Koordinasi Kesi dengan Petugas Lapangan Keluarga Berencana meliputi : a. pelaksanaan program keluarga berencana; dan

b. pelaksanaan program keluarga sejahtera. Bagian Kedua Koordinasi Kesi dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Lembaga Pendidikan Pasal 21 Koordinasi Kesi dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan berupa kerjasama sebagai bentuk kemitraan. Pasal 22 Koordinasi Kesi dengan Lembaga pendidikan kemitraan dan pendidikan kesehatan. berupa kerjasama sebagai bentuk BAB V PERAN SERTA MASYARAKAT Pasal 23 Peran masyarakat dapat dilakukan dalam bentuk: a. memberi saran, pendapat, dan pemikiran, usulan dan pertimbangan berkenaan dengan pemantauan dan pelaksanaan Kesi; b. penyebarluasan informasi kepada masyarakat tentang Kesi; c. pemberian bantuan yang diperlukan untuk mewujudkan Kesi; BAB VI MONITORING DAN EVALUASI Pasal 24 (1) Pemerintah daerah melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan program Kesi. (2) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi Kesi dilakukan oleh TPKS dan Forum Kecamatan Sehat secara berkala. (3) Kriteria evaluasi terhadap pelaksanaan program Kesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan fungsi dan tugasnya. (4) Kelurahan yang telah dilakukan evaluasi dan memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dinyatakan sebagai Kelurahan Siaga Aktif. BAB VII PENGANGGARAN Pasal 25 (1) Sumber anggaran Kesi dapat berasal dari Pemerintah, Pemerintah Daerah, swadaya masyarakat, swasta dan sumber-sumber pendanaan lain yang sah dan tidak mengikat (2) Mekanisme penganganggaran yang berasal dari Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan melalui musyawarah perencanaan pembangunan Kelurahan yang dikoordinasikan oleh LPMK.

BAB VIII LAIN-LAIN Pasal 26 Kepala surat dan stempel Kesi sebagaimana tersebut dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dalam Peraturan Walikota ini. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 27 Pada saat Peraturan Walikota ini mulai berlaku, Kelompok Kerja Operasional Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) dianggap tidak berfungsi. Pasal 28 Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Yogyakarta. Ditetapkan di Yogyakarta pada tanggal 4 Januari 2016 WALIKOTA YOGYAKARTA, ttd HARYADI SUYUTI Diundangkan di Yogyakarta pada tanggal 4 Januari 2016 SEKRETARIS DAERAH KOTA YOGYAKARTA, ttd TITIK SULASTRI BERITA DAERAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015 NOMOR 3

LAMPIRAN I PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG KELURAHAN SIAGA KOTA YOGYAKARTA STRATIFIKASI KELURAHAN SIAGA KOTA YOGYAKARTA TAHUN... Kelurahan : Kecamatan : Nama Kel. Siaga : Alamat Sekretariat : Nomor SK Kesi /tgl : Nama Ketua : Nomor Telp : NO KRITERIA KONDISI KETERANGAN 1. Pengurus kelurahan Siaga a. Ada, tapi belum berjalan b. Berjalan, tapi belum rutin setiap triwulan c. Berjalan tiap triwulan d. Berjalan setiap bulan SK Lurah: a. Ada. No: b. Bukti kegiatan: 2. 3. Kader Pemberdayaan Masyarakat/ Kader Kesehatan Kemudahan Akses Pelayanan Kesehatan Dasar dan atau Pusat Informasi Kesehatan Kelurahan (PIKK) a. Ada, 2 orang b. Ada, 3 5 orang c. Ada, 6 8 orang d. Ada, 9 orang atau lebih Daftar kader: a. Ada b. Tidak Sebutkan yang terdekat: 4. Posyandu & UKBM lainnya aktif a. Posyandu aktif, UKBM* lainnya tidak b. Posyandu & 2 UKBM lainnya aktif c. Posyandu & 3 UKBM lainnya aktif d. Posyandu & 4 UKBM lainnya aktif Sebutkan UKBM yang aktif tersebut: 5. 6. 7. Dukungan dana untuk kegiatan di Kelurahan Siaga: - Pemerintah Kelurahan - Masyarakat - Dunia usaha Peran serta masyarakat & organisasi kemasyarakatan Peraturan Lurah dan Community Deal/Kesepakatan Warga* a. Ada dana dari Pemerintah Kelurahan, dan belum ada sumber dana lainnya b. Ada dana dari Pemerintah Kelurahan, dan ada satu (1) sumber dana lainnya c. Ada dana dari Pemerintah Kelurahan, dan ada 2 (dua) sumber dana lainnya a. Ada peran aktif masyarakat, tidak ada peran aktif ormas b. Ada peran aktif masyarakat, ada peran aktif satu (1) ormas c. Ada peran aktif masyarakat, ada peran aktif dua (2) ormas d. Ada peran aktif masyarakat, ada peran aktif lebih dari dua (2) ormas a. Belum ada b. Ada, belum direalisasikan c. Ada, sudah direalisasikan Sebutkan sumber dana lainnya tsb: Sebutkan ormasnya: - SK Lurah: a. No:... ttg... b. No:... ttg... c. No:... ttg... 8. Pembinaan PHBS di rumah tangga a. Pembinaan PHBS kurang dari 20% jumlah rumah tangga b. Pembinaan PHBS minimal 20% jumlah rumah tangga c. Pembinaan PHBS minimal 40% jumlah rumah tangga d. Pembinaan PHBS minimal 70% jumlah rumah tangga Sebutkan jenis kegiatannya: Keterangan : 1. UKBM* : yang aktif melaksanakan kegiatan surveilans berbasis masyarakat, kesiapsiagaan kegawatdaruratan dan bencana serta penyehatan lingkungan. 2. Peraturan Lurah dan Community Deal/Kesepakatan Warga*: yang mengatur pengembangan Kelurahan Siaga

KRITERIA KELURAHAN SIAGA KRITERIA PRATAMA (A) MADYA (B) PURNAMA (C) MANDIRI (D) Forum Masyarakat Desa/Kelurahan Ada, tetapi belum jalan Jalan, tetapi belum teratur tiap triwulan Jalan teratur, Setiap triwulan Jalan teratur & bulanan KPM/Kader Teknis Kemudahan Akses Pelayanan Kesehatan Posyandu & UKBM Aktif Sudah ada min 2 Sudah ada 3-5 Sudah ada 6-8 Sudah ada 9 atau lebih Ya Ya Ya Ya Posyandu ya, UKBM lain tidak aktif Posyandu & 2 UKBM lain aktif Posyandu & 3 UKBM lain aktif Posyandu & 4 UKBM lain aktif Akomodasi Dana dlm Anggaran Desa/ Kelurahan Sudah ada dari kelurahan Sudah ada dari kelurahan dan satu sumber dana lainnya Sudah ada dari kelurahan dan dua sumber dana lainnya Sudah ada dari kelurahan dan tiga sumber dana lainnya Peran Aktif Pendana- an Pihak Ketiga Ada peran aktif masy saja Ada peran aktif masy dan satu ormas Ada peran aktif masy dan dua ormas Ada peran aktif masy danlebih dari dua ormas Peraturan di Tingkat Desa/Kelurahan Belum ada Ada, belum terealisasi Ada, sudah terealisasi Ada, sudah Terealisasi PHBS Rumah Tangga Kurang dari 20% Minimal 20% Minimal 40% Minimal 70% DEFINISI OPERASIONAL INDIKATOR KELURAHAN SIAGA AKTIF NO INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL 1 Forum Masyarakat Desa/Kelurahan Adanya Forum/Pengurus kelurahan siaga yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Lurah 2 KPM/Kader Teknis Adanya anggota masyarakat yang secara sukarela berperan serta aktif di dalam bidang kesehatan 3 Kemudahan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat mampu mengakses yankes-das terdekat dengan jarak < 10 km dan atau waktu tempuh < 30 menit 4 Posyandu & UKBM Aktif Adanya kegiatan posyandu yang melaksanakan kegiatan rutin di setiap dusun minimal 8 kali/tahun dan UKBM lainnya yang aktif melaksanakan kegiatan 5 Akomodasi Dana dlm Anggaran Desa/ Kelurahan Adanya dukungan dana untuk kegiatan kesehatan di desa/kelurahan yang berasal dari Pemerintah desa/kelurahan, masyarakat dan dunia usaha 6 Peran Aktif Pendana- an Pihak Ketiga Adanya partisipasi aktif dari masyarakat dan organisasi kemasyarakatan (PKK, Karangtaruna, organisasi keagamaan, LPMK dll) dalam mendukung kegiatan desa/kelurahan siaga aktif 7 Peraturan di Tingkat Desa/Kelurahan Adanya Peraturan Lurah tentang pengembangan kelurahan siaga atau Peraturan walikota yang mengatur tentang Pedoman pengembangan kelurahan siaga 8 PHBS Rumah Tangga Adanya kegiatan pembinaan PHBS di tatanan rumah tangga dalam bentuk penyuluhan/monitoring evaluasi/kegiatan lainnya.

PENENTUAN STRATIFIKASI KELURAHAN SIAGA Stratifikasi kelurahan siaga ditentukan dengan langkah sebagai berikut : 1. Pengurus kelurahan siaga yang ditunjuk mengisikan data sesuai dengan format 2. Setiap indikator yang telah diisi dianalis menggunakan kriteria indikator Kesi. 3. Kesimpulan penentuan stratifikasi kelurahan siaga berdasarkan kriteria indikator paling rendah Contoh : NO INDIKATOR KRITERIA 1 Forum Masyarakat Desa/Kelurahan PURNAMA MADYA KESIMPULAN 2 KPM/Kader Teknis 3 Kemudahan Akses Pelayanan Kesehatan 4 Posyandu & UKBM Aktif 5 Akomodasi Dana dlm Anggaran Kelurahan 6 Peran Aktif Pendanaan Pihak Ketiga 7 Peraturan di Tingkat Desa/Kelurahan 8 PHBS Rumah Tangga MANDIRI MANDIRI MANDIRI PURNAMA MADYA PURNAMA MADYA WALIKOTA YOGYAKARTA, ttd HARYADI SUYUTI

LAMPIRAN II PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG KELURAHAN SIAGA KOTA YOGYAKARTA FORMAT KEPALA SURAT DAN STEMPEL KELURAHAN SIAGA (Nama Kelurahan Setempat) KELURAHAN (Nama Kelurahan Setempat) KECAMATAN (Nama Kecamatan Setempat) KOTA YOGYAKARTA Sekretariat : (Alamat Kantor Kelurahan Setempat) Kode Pos :... Telp/fax :... Email : (email Kesi) Keterangan ketentuan stempel : a. Stempel Kelurahan Siaga berbentuk lingkaran dengan kotak persegi panjang di tengahnya. b. Ukuran : i. Diameter lingkaran luar : 4 cm ii. Diameter lingkaran dalam : 2,5 cm c. Berisikan nama Kota Yogyakarta, Nama Kecamatan, Nama Kelurahan, 3 (tiga) buah gambar bintang. Didalam kotak persegi panjang ditulisakan nama kelurahan siaga. d. Dibubuhkan pada bagian kiri dari tanda tangan Ketua atau Pengurus lainnya yang pada saat itu sedang menjalankan tugas dan fungsi sebagai Ketua. e. Dibubuhkan menggunakan tinta berwarna biru. Contoh Kepala Surat Kelurahan Siaga Brontokusuman 1. KELURAHAN SIAGA BRONTOKUSUMAN KELURAHAN BRONTOKUSUMAN KECAMATAN MERGANGSAN KOTA YOGYAKARTA Sekretariat : Jl. Sisingamangaraja No. Yogyakarta; Kode Pos : Email : Kesi_Brontokusuman@jogjakota.go.id Contoh Stempel Kelurahan Siaga Brontokusuman WALIKOTA YOGYAKARTA, ttd HARYADI SUYUTI