Tunjangan Serdos bagi Profesor yang Menjabat di Luar Institusi Induk Mari kita baca sejenak peraturan perungan yang terkait dulu: PP no 37 tahun 2009 tentang dosen Silakan baca Pasal 8 (tunjangan profesi) pasal 10 (tunjangan Kehormatan GB) Tunjangan Profesi/kehormatan diberikan kepada dosen/profesor yang memenuhi persyaratan sebagai berikut: a memiliki sertifikat pendidik yang telah diberi nomor registrasi dosen oleh Departemen; b melaksanakan tridharma perguruan tinggi dengan beban kerja paling sedikit sepa dengan 12 (dua belas) SKS paling banyak 16 (enam belas) SKS pada setiap semester sesuai dengan kualifikasi akademiknya dengan ketentuan: 1) beban kerja pendidikan penelitian paling sedikit sepa dengan 9 (sembilan) SKS yang dilaksanakan di perguruan tinggi yang bersangkutan; 2) beban kerja pengabdian kepada masyarakat dapat dilaksanakan melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan atau melalui lembaga lain; c tidak terikat sebagai tenaga tetap pada lembaga lain di luar satuan pendidikan tinggi tempat yang bersangkutan bertugas; d terdaftar pada Departemen sebagai dosen tetap; e berusia paling tinggi untuk dosen 65 tahun, untuk profesor harus disesuaikan dengan SE Dirjen Dikti No: 1287/E/T/2012 sebagai juklak BUP profesor yang merujuk pada UU no 12 Tahun 2012 (5) Dosen/Profesor yang mendapat penugasan sebagai pimpinan perguruan tinggi yang bersangkutan sampai dengan tingkat jurusan, program studi, atau nama lain yang sejenis, memperoleh tunjangan kehormatan sepanjang yang bersangkutan melaksanakan dharma pendidikan paling sedikit sepa dengan 3 (tiga) SKS di perguruan tinggi yang bersangkutan Pengertian dosen tetap: PP dosen Pasal 1 butir 2 Dosen tetap adalah dosen yang bekerja penuh waktu yang berstatus sebagai tenaga pendidik tetap pada satuan pendidikan tinggi tertentu Hal-hal yang bisa membatalkan tunjangan profesi dosen/tunjangan kehoramtan profesor 1 / 5
- Permendiknas 18 Tahun 2008 tentang Penyaluran Tunjangan Profesi Dosen Silakan baca pasal 7 & 8 - Permendiknas 19 Tahun 2009 tentang Penyaluran Tunjangan Kehormatan Profesor Silakan baca pasal 7 & 8 Kewajiban Khusus Profesor Tugas melaksanakan kewajiban khusus bagi profesor Menurut Pasal 49 ayat 2 UU no 14 Tahun 2005 tentang Guru Dosen Profesor atau Guru Besar adalah dosen dengan jabatan akademik tertinggi pada satuan pendidikan tinggi mempunyai kewajiban khusus menulis buku karya ilmiah serta menyebarkan luaskan gagasannya untuk mencerahkan masyarakat Tugas melaksanakan kewajiban khusus bagi profesor tidak menambah beban tugas profesor (12 SKS) tetapi merupakan bagian dari tugas yang wajib dijalankan profesor Kewajiban khusus yang wajib dipilih ini paling sedikit sepa dengan 3(tiga) SKS setiap tahun Pedoman beban kerja dosen hal 11 Profesor yang seg menjalankan tugas negara sebagai pejabat struktural atau yang setara atas ijin pimpinan perguruan tingginya tidak mendapat tunjangan kehormatan dibebaskan dari tugas khusus profesor Memangku jabatan struktural di luar perguruan tinggi (jabatan struktural non dosen) PP dosen no 37 tahun 2009 Pasal 18 (1) Dosen yang diangkat oleh Pemerintah dapatditempatkan pada jabatan struktural di luar perguruan tinggi (2) Penempatan pada jabatan struktural sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan setelah dosen yang bersangkutan bertugas sebagai dosen paling sedikit selama 8 (delapan) tahun (3) Selama menempati jabatan struktural sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dosen yang bersangkutan kehilangan haknya untuk memperoleh tunjangan profesi, tunjangan fungsional, tunjangan kehormatan, tunjangan khusus, maslahat tambahan Yang termasuk jabatan struktural non struktural : 2 / 5
Lampiran beban kerja dosen hal 32 SK Dirjen Dikti no 48/DJ/Kep/1983 tentang Beban Tugas Tenaga Pengajar Pada Perguruan Tinggi (EWMP) pasal 4e2 Menjelaskan Ketua Prodi bukanlah jabatan struktur melainkan merupakan jabatan non struktural yang termasuk kegiatan penunjang bila dilaksanakan di PT sendiri ( SK ini masih hidup menjadi salah satu landasan menyusun BKD) Setelah baca peraturan-peraturan di atas dapat disimpulkan: 1 ) Berhubung dosen tsb adalah dosen tetap yang harus bekerja penuh waktu di PT tempat dia bertugas, maka bila bertugas di tempat lain harus dengan status ditugaskan atau minimal SEIJIN PIMPINAN PT 2 ) Berhubung ketua prodi adalah jabatan non struktural maka walaupun seijin Pimpinan PT, dosen ybs tak dapat dibebaskan dari kewajiban khusus Profesor, ybs juga tidak melanggar pasal 8 Permendikbud no 18 Tahun 2008 Permendikbud no 19 Tahun 2009 tentang penyaluran tunjangan profesi kehormatan GB Unsur yang termasuk jabatan struktural silakan baca SK no 48/DJ/Kep/1983 butir 4e1 3 ) Seandainya GB ybs menjadi ketua/kepala Prodi di PT lain seijin pimpinan PT induk, tunjan gan profesi bisa diberikan apabila BKD minimal 12 sks terlaksana (persyaratan PP dosen pasal 8 butir 5 : BKD cukup dengan melaksanakan 3 sks di kegiatan A di PT Induk hanya bisa diberikan apabila peroleh tugas tambahan di PT induk ) tunjangan kehormatan GB bisa diberikan seandainya kewajiban khusus GB yang minimal 3 sks per tahun itu juga terpenuhi Kegiatan sebagai ketua prodi di tempat lain tak bisa dihitung sebagai unsur kegiatan penunjang bagi ybs apabila bukan ditugaskan pimpinan PT Induk (kecuali dosen ybs ditugaskan oleh pimpinan PT ke PT partner kerja sama, ada surat keputusan atau surat tugas dari pimpinan PT tempat dia tercatat sbg dosen tetap, itu baru namanya menunjang tugas utamanya bisa dihitung setara dengan maksimal 4 sks per semester) 3 / 5
Bacaan: - PP no 29 Tahun 1997 : PNS yang menduduki jabatan rangkap Pasal 2 (1)Pegawai Negeri Sipil dilarang menduduki jabatan rangkap - Prepres no 65 Tahun 2007 tentang Tunjangan Fungsional Dosen menjelaskan dosen dapat diberi tugas tambahan memimpin perguruan tinggi Negeri sebagai Rektor, Pembantu Rektor, Dekan, Pembantu Dekan, Ketua Sekolah Tinggi, Pembantu Ketua, Direktur Politeknik, Direktur Akademi, Pembantu Direktur Dan kepada mereka diberi tunjangan tugas tambahan - Permendikbud no 33 tahun 2012 tentang Pengangkatan Dan Pemberhentian Rektor/Ketua/Direktur Pada Perguruan Tinggi Yang Diselenggarakan Oleh PEMERINTAH Pasal 2 Rektor/Ketua/Direktur pada perguruan tinggi adalah dosen Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas tambahan sebagai pemimpin perguruan tinggi - Permendiknas 18 Tahun 2008 tentang Penyaluran Tunjangan Profesi Dosen Pasal 8 (1) Pembayaran tunjangan profesi dihentikan sementara bagi dosen yang menduduki jabatan struktural /atau sebagai pejabat negara - Permendiknas 19 Tahun 2009 tentang Penyaluran Tunjangan Kehormatan Profesor Pasal 8 (1) Pembayaran tunjangan kehormatan dihentikan sementara bagi dosen dengan jabatan akademik Profesor yang menduduki jabatan struktural atau sebagai pejabat negara - SK Dirjen Dikti no 48/DJ/Kep/1983 tentang Beban Tugas Tenaga Pengajar Pada Perguruan Tinggi, di pasal 14 butir e ada dijelaskan unsur yang mana termasuk jabatan struktural non struktural 4 / 5
Jadi kesimpulannya kalo diangkat oleh Mendikbud sebagai Pimpinan PTN maka itu merupakan tugas tambahan sehingga baik tunjangan profesi dosen maupun kehormatan GB boleh diteruskan apabila semua kewajiban BKD kewajiban khusus GB terlaksana (keringanan cukup laksanakan 3 sks di big kegiatan pengajaran hanya apabila dosen ybs ditugaskan di PT induk sendiri) Namun bila kemauan sendiri pergi menjabat di PTS walaupun diijinkan pimpinan BKD masih sanggup dilaksanakan tetap tidak bisa terima tunjangan profesi tunjangan GB karena sudah dianggap menjabat struktural di tempat lain (status bukan ditugaskan oleh Pejabat Negara yang berwenang memberi tugas negara ) sehingga harus dibebas-tugaskan sementara tunjangan profesi dosen GB diberhentikan 5 / 5