RUMAH DAN SEKOLAH TERBUKA KORBAN BENCANA TSUNAMI DI ACEH DAN SUMATERA UTARA

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBANGUNAN RUMAH UNTUK MASYARAKAT KORBAN BENCANA GEMPA & TSUNAMI DI DESA SUAK NIE, KECAMATAN JOHAN PAHLAWAN, KABUPATEN ACEH BARAT, MARET 2005

SISTEM KONSTRUKSI BANGUNAN SEDERHANA PADA PERBAIKAN RUMAH WARGA DI DAERAH ROB (Studi Kasus : Kelurahan Kemijen, Semarang Timur)

BAB I PENDAHULUAN. seluruhnya akibat pengaruh bencana tsunami. Pembangunan permukiman kembali

BAB I PENDAHULUAN. maka kegiatan pemerintahan yang berkaitan dengan hukum dan perundangundangan

UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN RUMAH SEHAT SEDERHANA YANG LAYAK HUNI DI KELOMPOK USAHA BERSAMA AGRIBISNIS (KUBA) PALAMPANG TARUNG DI PALANGKA RAYA

BAB I PENDAHULUAN. dua dari banyak faktor yang dapat memancing orang dari luar daerah untuk datang

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA DAN SEWA ( RUSUNAWA ) MAUMERE DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. kita berada dalam bangunan baik rumah tinggal, kantor, pabrik, hotel, rumah sakit dll.

ASSALAMU'ALAIKUM WR. WB.

PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH 4 LANTAI ( 1 BASEMENT ) DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SUKOHARJO

garis kontur permukaan tanah digunakan sebagai pedoman dalam menentukan elevasi

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung

B A B I P E N D A H U L U A N

PEMBOROSAN BIAYA PEMBANGUNAN AK1BAT PENULANGAN YANG TIDAK SESUAI ATURAN TEKNIK. Tri Hartanto. Abstrak

Nomor : 5/PER/BP-BRR/I/2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Berbagai daerah di Indonesia rawan terjadi bencana alam seperti gempa

KELAYAKAN BANGUNAN RUMAH TINGGAL SEDERHANA (SETENGAH BATA) TERHADAP KERUSAKAN AKIBAT GEMPA INTISARI

BAB XI KUDA-KUDA DAN ATAP

Struktur dan Konstruksi II

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Oleh sebab itu propinsi-propinsi yang berkembang dan padat

TSUNAMI MEMORIAL PARK BANDA ACEH - NAD BAB I PENDAHULUAN

Perencanaan rumah maisonet

EBOOK PROPERTI POPULER

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia, Universitas

Pengembangan Modul Konstruksi Bambu Plester Sebagai Alternatif Kulit Bangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG BANTUAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat menuntut adanya sarana dan prasarana yang menunjang. Salah satu

LAPORAN RENCANA PERBAIKAN MES KARYAWAN

PERENCANAAN DAN PENERAPAN SISTEM STRUKTUR

PR 1 MANAJEMEN PROYEK

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. mengetahui metode di lapangan, maka dibuatkan gambar shop drawing. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan pelat dapat digunakan untuk berbagai keadaan. memungkinkan bertulang satu arah atau dua arah, tergantung system

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITR TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG BANTUAN BENCANA

BAB V PENGEMBANGAN DESAIN KOMPONEN DINDING PREFABRIKASI

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

Panduan Menghitung Volume Pekerjaan Atap

STUDI PERBANDINGAN BAHAN DAN RANGKA PLAFON DITINJAU DARI SEGI BIAYA DAN TATA LAKSANA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Fasilitas rumah atau asrama yang dikhususkan untuk tempat tinggal

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PENGGUNAAN BETON BERTULANG TERHADAP KAYU PADA KONSTRUKSI KUDA-KUDA. Tri Hartanto. Abstrak

PEDOMAN UMUM RUMAH SEDERHANA SEHAT

LAMPIRAN I PEDOMAN UMUM RUMAH SEDERHANA SEHAT

TINJAUAN BALOK DAN KOLOM TERHADAP TEKANAN STRUKTUR ASRAMA DUA LANTAI HAISAL¹, SYAHRONI. ST², ARIE SYAHRUDDIN S, ST³ ABSTRAK

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK )

K E S I M P U L A N D A N S A R A N

3.1. Penyajian Laporan BAB III METODE KAJIAN. Gambar 3.1 Bagan alir metode penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MATERI KULIAH MEKANIKA TEKNIK OLEH : AGUNG SEDAYU TEKNIK PONDASI TEKNIK ARSITEKTUR UIN MALIKI MALANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Meliputi pertimbangan secara detail terhadap alternatif struktur yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ADDENDUM I. Nomor : 02/Pokja-KK.2/DPKP/2017 Tanggal : 12 Mei atas STANDAR DOKUMEN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Perkembangan pembangunan yang sangat pesat, juga diikuti munculnya

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Judul Tugas Akhir Perencanaan Struktur Gedung Lima Lantai Kantor Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang.

PENERAPAN BENTUK DESAIN RUMAH TAHAN GEMPA

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PARKIR SUNTER PARK VIEW APARTMENT DENGAN METODE ANALISIS STATIK EKUIVALEN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

Analisa biaya konstruksi (ABK) bangunan gedung dan perumahan pekerjaan langit-langit

Rumah bambu plaster Belanda di Jatiroto Prototipe Rumah Bambu Plaster

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan

perencanaan yang umum dilakukan pada proyek pembangunan meliputi berbagai

A. GAMBAR ARSITEKTUR.

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN CORE WALL

BAB VII TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UGM KOMPLEKS KINANTI MENGGUNAKAN METODE PRACETAK (PRECAST) DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING FRAME

BAB VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DENGAN SISTEM FLAT SLAB DAN SHEAR WALL

PERENCANAAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT KANKER EMPAT LANTAI (+ 1 BASEMENT) DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA

PERENCANAAN RUSUNAWA EMPAT LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk mencari ketinggian shear wall yang optimal untuk gedung perkantoran 22

MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK DENGAN SHERWALL PADA GEDUNG BANK BCA CABANG RUNGKUT SURABAYA

BUKU SISWA ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

BAB 1 PENDAHULUAN. struktur agar dapat mendesain suatu struktur gedung yang baik. Pemahaman akan

Naskah Publikasi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil. diajukan oleh: AGUNG PRABOWO NIM : D

Kritik Seni Pada Bentuk Bangunan Museum Tsunami Aceh

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH KERETAKAN PADA BETON. Beton merupakan elemen struktur bangunan yang telah dikenal dan banyak

TUGAS AKHIR RC

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA

Dasar-Dasar Rumah Sehat KATA PENGANTAR

Pengenalan RISHA. oleh: Edi Nur BBB - BPL

Laporan Tugas Akhir Rekayasa Nilai Pembangunan RS Mitra Husada Slawi 29

BAB V. akan. Pembahasan. dianalisa. adalah: data untuk. di Ujung Berung. PGRI, terletak. Gambar 11 Bagan

BUPATI SIAK PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOM OR TAHUN 2015 TENTANG BANTUAN SOSIAL BAGI KORBAN BENCANA

BAB VII TINJAUAN KHUSUS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat studi kasus dan analisa, serta perbandingan

Tugas Akhir. Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S 1 Teknik Sipil. Diajukan oleh :

TIPIKAL & JENIS KERUSAKAN BANGUNAN AKIBAT GEMPA?

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah daerah rawan gempa, untuk mengurangi resiko korban

Ma ruf Hadi Sutanto NIM : D NIRM :

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KAMPUS 5 LANTAI DENGAN METODE DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 3. Naskah Publikasi

Transkripsi:

ARTIKEL RUMAH DAN SEKOLAH TERBUKA KORBAN BENCANA TSUNAMI DI ACEH DAN SUMATERA UTARA Oleh : Ir.Bambang Sugestiyadi. MT. FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKRAT Januari 2005

RUMAH DAN SEKOLAH TERBUKA KORBAN BENCANA TSUNAMI DI ACEH DAN SUMATERA UTARA ABSTRAK Oleh: Bambang Sugestiyadi Bencana Tsunami yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004 yang melanda Aceh dan Sumatera Utara merupakan bencana Nasional yang sangat dahsyat dan menimbulkan korban manusia lebih dari 100 ribu jiwa. Selain korban manusia, kerusakan juga terjadi pada jaringan infrastruktur, fasilitas umum, bangunan pendidikan dan pemukiman penduduk. Bencana Tsunami telah menjadi bencana yang bersekala Internasional. Berbagai bantuan baik berwujud uang, kebutuhan bahan makanan, pakaian, tenda-tenda, para relawan dan peralatan evakuasi korban bencana berdatangan dari berbagai pihak, Perguruan Tinggi dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) maupun Lembaga Internasional. Dalam rangka realisasi nyata Program Tri Darma Perguruan Tinggi, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menyumbangkan pemikiran untuk korban bencana Tsunami di Aceh dan Sumatera Utara Partisipasi bantuan dari Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) untuk bencana alam Tsunami di Aceh dan Sumatera Utara dalam bentuk Konsep Perencanaan Rumah dan Sekolah Terbuka Pendekatan perancangan dipertimbangkan dari berbagai aspek, yaitu (1) Aspek fungsi, (2) Aspek social budaya, (3) Aspek konstruksi terkait kondisi alam dan bencana (4) Asspek teknis (5) Aspek ekonomi, (6) Aspek pelaksanaan lapangan Hasil rancangan Rumah dan Gedung Sekolah Terbuka sesuai dengan kondisi geografis di Aceh dan kondisi darurat yang sedang terjadi di Aceh dan Sumatera Utara pasca gempa Tsunami adalah sebagai berikut : (a) Bentuk bangunan rumah panggung, (b) Sistem Konstruksi Knock Down, (c) Memakai bahan kayu lokal, (d) Konstruksi rumah tahan gempa. Konsep Perencanaan Rumah dan Sekolah Terbuka Korban Bencana Tsunami Di Aceh dan Sumatera Utara telah disampaikan Universitas Negeri Yogykarta (UNY), kepada Depdiknas di Jakarta pada bulan Januari 2005 Kata Kunci : Rumah dan Sekolah Terbuka, Pasca Tsunami 2

PENDAHULUAN Bencana Tsunami yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004 yang melanda Aceh dan Sumatera Utara merupakan bencana Nasional yang sangat dahsyat dan menimbulkan korban manusia lebih dari 100 ribu jiwa. Selain korban manusia, kerusakan juga terjadi pada jaringan infrastruktur, fasilitas umum, bangunan pendidikan dan pemukiman penduduk. Bencana Tsunami telah menjadi bencana yang bersekala Internasional. Berbagai bantuan baik berwujud uang, kebutuhan bahan makanan, pakaian, tenda-tenda, para relawan dan peralatan evakuasi korban bencana berdatangan dari berbagai pihak, baik Nasional maupun Lembaga Internasional. Bantuan-bantuan untuk akomodasi para pengungsi antara lain berupa tendatenda dan barak-barak pengungsian secara seporadis berdatangan dan didirikan oleh para relawan, baik instansi swasta, perguruan tinggi dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Proses belajar-mengajar di lokasi bencana gempa dan tsunami di Propinsi Nanggroe Aceh Darusallam (NAD) masih menghadapi kendala besar, karena banyak gedung rusak berat dan peralatan pendidikan hilang. Selain itu banyak guru yan tewas dan hilang. Tim PR melaporkan, berdasarkan data yang dihimpun di Banda Aceh, Saptu menyebutkan, gempa dan tsunami pada 26 Desember 2004 telah menewaskan dan menyebabkan hilangnya 1.538 guru. Juga, ada sekitar 1.000 guru mengalami cedera luka dan cacat. (Sumber : www.pikiran-rakyat.com,2005) Masyarakat dan Pemerintah Kota Batam membantu pembangunan Sekolah Dasar (SD) percontohan seharga Rp 1,2 milyard di desa Matang Baroh, Kecamatan Tanah Pasir, Aceh Utara. Batam juga akan menyumbangkan 2.000 potong seragam sekolah yang harga satuannya mencapai Rp 100 ribu (Sumber : www.google.com, 2005) Bekaitan dengan analisis situasi diatas, maka permasalahan yang secepatnya perlu dicari jalan. keluarnya terkait dengan peristiwa bencana tersebut, selain bahan makanan, evakuasi korban bencana, serta obat-obatan., adalah bagaimana solusi yang paling efektif, efisien dan berkelanjutan dalam menyediakan tempat tinggal dan fasilitas pendidikan.. Rumah dan tempat belajar / sekolah merupakan salah satu kebutuhan primer bagi masyarakat yang terkena musibah bencana Tsunami di Aceh dan Sumatera Utara. Bagaimana solusi yang paling efektif, efisien dan berkelanjutan dalam menyediakan tempat tinggal dan fasilitas pendidikan.. bagi masyarakat yang terkena musibah bencana Tsunami di Aceh dan Sumatera Utara?. 3

ANALISIS SITUASI PASCA BENCANA Dalam rangka realisasi nyata Program Tri Darma Perguruan Tinggi, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menyumbangkan pemikiran untuk korban bencana Tsunami di Aceh dan Sumatera Utara, dengan hasil analisis sebagai berikut : 1. Dari hasil analisis situasi pasca terjadinya bencana Tsunami di Aceh dan Sumatera Utara dijadikan sebagai referensi awal tentang kebutuhan masayarakat korban bencana Tsunami tersebut.. Salah satu kebutuhan yang sangat mendesak bagi masyarakat korban bencana Tsunami di Aceh dan Sumatera Utara adalah Rumah dan Fasilitas Pendidikan, berupa ruang sekolah beserta penunjangnya. 2. Rumah dan Sekolah Terbuka merupakan issue dominant sebagai pijakan awal dalam rancangan penyusunan Konsep Perencanaan. Rumah dan Sekolah Terbuka, yang diterjemahkan sebagai perwujudan Sekolah Tenda 3. Penyusunan Konsep Perencanaan Rumah Dan Sekolah Terbuka mengacu pada prinsip-prinsip konsep dasar perencanaan bangunan pada umumnya dan bangunan rumah tinggal khususnya berdasarkan pengertian meliputi : 1) Sistim Bangunan, 2) Sistim Struktur, 3) Sistim Lingkungan Fisik 4. Konsep Perencanaan kemudian diaplikasikan pada gambar rancangan bangunan Rumah dan Sekolah Terbuka bagi korban bencana Tsunami di Aceh dan Sumatera Utara 5. Membuat rancangan anggaran biaya dan perhitungan kebutuhan bahan Rumah dan Sekolah Terbuka bagi korban bencana Tsunami di Aceh dan Sumatera Utara 6. Menyusun metode pelaksanaan pembangunan di lapangan Konsep Arsitektur Bangunan merupakan karya kesatuan antara seni dan ilmu pengetahuan, khususnya teknik. Bangunan dibuat dengan menyusun bagian-bagian bangunan yang mempunyai makna dan kegunaan tertentu, yang menurut pengertian lain disebut sebagai istilah sistem. Batasan sebuah system adalah hubungan atau susunan beberapa komponen yang mempunyai ketergantungan satu dengan yang lain, untuk satu tujuan tertentu. Konsep dasar perencanaan bangunan pada umumnya dan bangunan rumah tinggal khususnya berdasarkan pengertian diatas meliputi : 1) Sistem Bangunan, 2) Sistem Struktur, 3) Sistem Lingkungan Fisik 4

1. Sistem Bangunan Suatu kesatuan antara komponen-komponen bangunan (sub-sistem) yang satu dengan lainnya mempunyai hubungan ketergantungan, untuk satu tujuan yang berkaitan dengan kegunaannya. Komponen-komponen bangunan yang dimaksud terdiri dari : a) Tata Ruang, b) Tata Struktur, c) Tata lingkungan Fisik, 2. Sistem Struktur Sistem struktur adalah suatu hubungan antar komponen-komponen bangunan yang terdiri dari : pondasi, dinding, tiang/kolom, balok, langit-langit dan atap, dengan hubungan saling ketergantungan dengan tujuan tertentu, yaitu : menunjang kegunaan / fungsi (F0, Kekuatan (KU), Keawetan (AW), Keamanan (AW) 3. Sistem Lingkungan Fisik Sistem lingkungan fisik merupakan hubungan antara ruang dengan predikat kegunaannya dengan keadaan aklitimasi, penghawaan, penyinaran, akustik dan utilitas di dalam dan disekitar ruangan atau bangunan. Kesemuanya mempunyai hubungan ketergantungan satu sama lain untuk suatu tujuan yang menunjang terbentuknya ruang atau bangunan yang nyaman, nikmat, sehat dan sejahtera. Aklitimasi adalah cara pengendalian iklim alamiah yang dapat memberikan suasana nyaman, nikmat, sehat dan sejahtera pada penghuni di dalamnya secara wajar. Pengaruh iklim yang langsung mengenai ruang-ruang dan bangunan adalah curah hujan, pancaran sinar matahari dan arus angin. (Arya Ronald, 1997) HASIL PERANCANGAN Konsep perencanaan Rumah dan Sekolah Terbuka bagi korban bencana Tsunami di Aceh dan Sumatera Utara dipertimbangkan terhadap aspek-aspek sebagai berikut : (1) Aspek Fungsi, (2) Aspek Sosial Budaya, (3) Aspek Konstruksi, terkait dengan alam sekitar dan daerah bencana, (4) Aspek Teknis, (5) Aspek Ekonomi, (6) Aspek Pelaksanaan Lapangan 1. Aspek Fungsi Fungsi utama rumah adalah sebagai tempat tinggal dan bersosialisasi dengan lingkungan. Untuk dapat mendukung kelayakan tinggal dalam sebuah rumah, ruang-ruang rumah tinggal minimal terdiri dari tiga fungsi, yaitu : umum, privat dan servis (layanan). Ruang yang harus tersedia dalam rumah tinggal, yaitu : ruang duduk/tamu, ruang tidur, dapur dan kamar mandi / WC. Agar diperoleh nilai ekonomis, besaran ruang ditentukan dengan 5

modul bahan yang terdapat dilapangan (pasar). Besaran ruang-ruang rumah tinggal menggunakan modul dasar bahan kayu lokal dan triplek yang ada dipasaran, yaitu dengan modul : 120 cm x 240 cm 2. Aspek Sosial Budaya Masyarakat Aceh dan Sumatera Utara korban bencana Tsunami sebagian besar merupakan masyarakat agraris. Pendekatan konsep Sosial dan Budaya masyarakat agraris dalam perwujudan rumah tinggalnya adalah adanya pemisahan antara fungsi-fungsi Private dan fungsi Service. Berdasarkan pertimbangan tersebut perwujudan rumah induk/ inti terdiri dari ruang tidur, ruang keluarga, dan ruang tamu. Untuk fungsi-fungsi service berupa kamar mandi dan WC, serta dapur terpisah dengan bangunan induk / inti 3. Aspek Konstruksi Aspek konstruksi di dekati dari pertimbangan terhadap bencana alam gempa dan gelombang banjir, serta aspek sosial budaya dari lingkungan agraris setempat. Secara konstruktip bangunan merupakan bentuk rumah panggung dengan ketinggian dari muka tanah 1,50 m. Sistem konstruksi dibuat dengan : Knock Down sistem pengikat dengan bout, agar memberikan kelenturan dalam gerakan goyangan terjadinya gempa.. Konstruksi utama dari bahan kayu, rangka atap dari kayu, penutup atap dari asbes gelombang, pondasi utama ditopang oleh pondasi titik dari cor buis beton diameter 30 cm 4. Aspek Teknis Kolom utama bangunan Rumah dan Sekolah Terbuka dari kayu lokal dengan ukuran 2 x 6 x 12 Cm. Pondasi titik dari buis beton, cor beton bertulang diameter 30 cm. Untuk bangunan Rumah pondasi titik sebanyak 12 (dua belas) titik. Untuk bangunan Sekolah Terbuka pondasi titik sebanyak 15 (lima belas) titik. Dengan ketinggian 1,50 cm dari muka tanah. Ikatan pengaku antara kolom-kolom utama dengan sloof beton bertulang 10 x 15 cm, dengan besi tulangan diameter 8 mm. Kerangka atap dengan kuda-kuda kayu ukuran 6 x 12 cm dari kalyu lokal, sistim pengikatan denga bout.penutup atap dari asbes gelombang,dinding dari triplek tebal 4 mm, untuk tahap awal yang sudah dipersiapkan rangka dinding apabila akan diganti dengan papan. Rangka lantai dengan rangka kayu 5 x 7 cm dan penutup lantainya dengan papan ukuran 2 x 20 cm Berikut ini dapat dilihat gambar MODUL STRUKTUR, Gambar Denah Rumah Tinggal dan Sekolah Terbuka, Gambar Perspektip Rumah Tinggal dan Sekolah terbuka 6

MODUL STRUKTUR Gambar. l. Modul Struktur Selanjutnya dari modul struktur diaplikasikan dalam pembuatan gambar rancanagan Rumah Tinggal dan Sekolah Terbuka korban bencana Tsunami di Aceh dan Sumatera Utara sebagai berikut : 7

Gambar.2. Denah Rumah Tinggal Gambar.3. Denah Sekolah Terbuka 8

Gambar. 4. Gambar Rumah Tinggal Gambar. 5. Gambar Sekolah Terbuka 9

KESIMPULAN Kesimpulan hasil dari penelitian adalah Perencanaan Rumah dan Sekolah Terbuka bagi korban bencana Tsunami di Aceh dan Sumatera Utara, sebagai berikut :: 1. Bantuan rancangan Rumah dan Sekolah Terbuka dengan bentuk rumah panggung telah sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat di Aceh dan Sumatera Utara dan sebagai antipisapi terhadap adanya banjir 2. Sistem struktur Knock Down dengan pengikat bout memudahkan dalam pemasangan dan memberikan lenturan goyangan struktur apabila terjadi gempa. 3. Sistim pelaksanaan dengan system fabrikasi. komponen bangunan Dengan fabrikasi waktu pengerjaan dapat dipercepat.. DAFTAR PUSTAKA Aryo Ronald. 1997, Ciri-Ciri Karya Budaya Di Balik Keagungan Rumah Jawa, Penerbit Universitas Atma Jaya, Yogyakarta Bumi Aksara, 2003, Analisa Upah Dan Bahan, PT. Bumi Aksara, Jakarta Departemen Kimpraswil, 2002, Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara, P.T. Mediatama Saptakarya, Jakarta. Dep.PU, 1993, Daftar Harga Satuan Pekerjaan, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Proyek Perumahan Rakyat & Penataan Bangunan, Yogyakarta. J.A.Mukomoko, 2003, Dasar Penyusunan Anggaran Biaya Bangunan, Penerbit : Gaya Media Pratama, Jakarta Men-Keu, 2000, Petunjuk Teknis Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Instansi Pemerintah, CV. Eko Jaya, Jakarta www.pikiran-rakyat.com, 2005 www.google.com, bencana tsunami aceh,2005 10

11