BAB I PENDAHULUAN. yang akan dihadapinya. Oleh karena itu, berbagai cara dilakukan untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perhatian; motivasi; keaktifan siswa; mengalami sendiri; pengulangan; materi

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, PT Remaja Rosdakarya : Bandung, 2008, hlm.1. 2

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi pada saat ini seseorang. jawab dalam tantangan zaman. Oleh karena itu, hal ini merupakan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembelajaran. Secara tidak langsung, kualitas instrument. penilaian juga menentukan kualitas pendidikan.

BAB II KAJIAN TEORI. evaluation yang berarti penilaian, to evaluaste yang berarti menilai. 1 Asal

2. Pelaksanaan evaluasi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam mata

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran peserta didik untuk meningkatkan mutu pendidikan.

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya pendidikan merupakan usaha manusia, artinya manusialah yang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan tingkah laku tersebut, seorang siswa dituntut untuk mencapai hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan yang tergantung dari bakat dan lingkungan. 2

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, diharapkan siswa akan mendapatkan hasil yang maksimal

BAB I PENDAHULUAN. pemahaman dan kemampuan yang memadai baik secara konseptual maupun

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi harus didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. seorang guru dalam kegiatan pembelajaran. Dengan evaluasi, guru akan

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari guru, guru merupakan sebagai pendidik atau pelaksana dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. tidak ada proses pembelajaran di dalamnya, proses pembelajaran meliputi

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai tempat penelitian dengan pertimbangan sebagai berikut: a. Berdasarkan pengalaman PPL selama 4 bulan.

BAB I PENDAHULUAN. Islam dari sumber utamanya yaitu Al-Qur an dan Hadits, melalui kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan dengan menggunakan strategi pembelajaran FIRE-UP dengan

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. 1 Sebagai suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. tidak terlepas dari tugas manusia untuk menumbuh dan. khususnya dalam pendidikan Islam. Usaha-usaha tersebut dilakukan untuk

: NINDA ARINURVITA NIM:

BAB VI PENUTUP. semester 1 di MTsN 1 Model Palangka Raya di peroleh nilai rata-rata 3,12

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berwawasan, hal ini tentu dilatarbelakangi oleh mutu Pendidikan. yang terus berkembang sesuai tuntutan zaman.

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian di MTs Negeri Mranggen tepatnya dijalan karangboyo. Dengan dasar pertimbangan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2007), hlm E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 173.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan dan ilmu yang lebih tinggi, serta sikap dan perilaku

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan

ASMUNI UPTD Pendidikan TK dan SD Kec. Pagu Kab. Kediri

BAB I PENDAHULUAN. terwujud jika pendidikan mampu melahirkan peserta didik yang cakap dan

ANALISIS BUTIR SOAL MATEMATIKA PADA UKA PLPG LPTK FAKULTAS TARBIYAH IAIN ANTASARI BANJARMASIN Oleh Rahmawati

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. kepada bagaimana peroses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. 1

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia. Pemerintah selalu berupaya untuk mewujudkan

III. METODE PENELITIAN. oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis,

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN TUGAS AKHIR. Topik Tugas Akhir: Penelitian Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan. 1

BAB I PENDAHULUAN. belajar ilmu pengetahuan. Dengan berbekal ilmu pengetahuan manusia akan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sistem hukum yang tidak tebang pilih, pengayoman dan perlindungan keamanan, dan hak

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dihadapi peserta didik yang akan mendatang. 1

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar anak

BAB I PENDAHULUAN. yang serius. Banyak kritikan dari praktisi pendidikan, akademisi dan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas belajar sangat terkait dengan proses pencarian ilmu. Belajar

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan(Dengan Pendekatan Baru), PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick On The Draw. tambahan diluar kelas dan untuk menajamkan materi pengajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hal Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal. 4

terutama ditentukan oleh proses belajar mengajar. Sebagaimana diperbuat dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1, pasal 1, butir 1 yang menyatakan bahwa : belajar dan proses pembelajaran agar paeserta didik secara aktif

BAB III METODE PENELITIAN. metodologi kualitatif adalah segala prosedur penelitian yang menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Berbagai penemuan

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL DENGAN PENDEKATAN CTL TERHADAP KEBERHASILAN PENGAJARAN REMEDIAL KELAS VIII

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan banyak bergantung pada proses belajar yang dialami siswa

STUDI TENTANG PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN PADA SISWA SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain pretest dan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa

PENGARUH KREATIVITAS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 2 BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH EVALUASI ALTERNATIF PORTOFOLIO TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWAPADA PEMBELAJARAN IPS DI SMP NU KARANGANYAR INDRAMAYU SKRIPSI

BAB I PENDAHULUN. daya manusia. Dalam bidang kependidikan seorang guru harus berperan secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2014/2015 pada tanggal 10 Oktober Januari 2015 di SMA Negeri 1

BAB I PENDAHULUAN. Cipta, 1992), hlm Sriyono, Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA, (Jakarta: Rineka

BAB I PENDAHULUAN. prilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik baik pada aspek kognitif, aspek

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. didik sejak lahir, dan lingkungan yang mempengaruhi hingga bakat itu tumbuh

BAB II KAJIAN TEORI. suatu maksud atau tujuan tertentu. Maka strategi identik dengan teknik, siasat

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan belajar siswa tersebut dengan prosedur yang di tentukan. 3

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. Profesionalisme berasal dari kata profesi. Dalam kamus besar Bahasa. menegaskan, membuka, mengakui, dan membenarkan.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah serta sarana dan prasarana sekolah. mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi dalam kegiatan belajar memegang

Moh. Masnun, Fatkhurrohmah

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar menunjukkan ketidakmampuan menjawab soal-soal ujian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan professional berbeda dengan pekerjaan lainnya, karena suatu

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Hal ini sesuai dengan rumusan Undang-undang RI.No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. adanya perhatian pemerintah terhadap pendidikan, antara lain : disahkannya UU

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan yang berkaitan dengan lainnya, yaitu belajar ( learning) dan. konsep pembelajaran berakar pada pihak pendidik 1.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makhluk individu maupun sebagai makhluk sosial. Sebagaimana yang dijelaskan dalam firman Allah SWT yang artinya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagian besar dari proses perkembangan manusia berlangsung

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang. pengetahuan, kebiasaan sikap, dan sebagainya.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha untuk mempersiapkan peserta didik agar bisa beradaptasi dengan lingkungan dan berperan didalamnya pada zaman yang akan dihadapinya. Oleh karena itu, berbagai cara dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan agar peserta didik bisa beradaptasi dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, hal ini bisa kita lihat dengan munculnya lembaga-lembaga pendidikan dan perubahan kurikulum. Cara untuk mengetahui mutu pendidikan adalah dengan cara evaluasi. Sebagai mana dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 57 Ayat 1 dijelaskan bahwa, evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, diantaranya terhadap peserta didik, lembaga, dan program pendidikan. 1 Allah SWT berfirman: Artinya: Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-nya. Allah memelihara kamu 2008, h. 1 1 Sukardi, Evaluasi Pendidikan, Prinsip Dan Operasionalnya, Jakarta: Bumi Aksara

2 dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.(qs. Al-Maidah: 67) Rasulullah SAW bersabda: بلغواعني ولو ایة (الحدیث) Artinya: Sampaikanlah dariku walaupun hanya satu ayat.(al-hadits) 2 Dalam dunia pendidikan, guru adalah orang yang paling berperan dalam peningkatan mutu pendidikan. Untuk meningkatkan mutu pendidikan tersebut salah satunya adalah dengan memberikan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran tersebut seorang guru banyak berinteraksi langsung dengan peserta didik. Dalam proses pembelajaran guru mempunyai beberapa peranan diantaranya guru sebagai evaluator. Sebagai evaluator, guru hendaknya menjadi seorang evaluator yang baik, kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui apakah tujuan yang telah di rumuskan itu tercapai atau belum, apakah materi yang di ajarkan sudah cukup tepat. Semua pernyataan tersebut akan dapat di jawab melalui kegiatan evaluasi atau penilaian. 3 Allah SWT berfirman: Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan (mengevaluasi) apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok.(qs. Al-Hasyr: 18) 2 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam (IPI) Untuk IAIN, STAIN PTAIS, Bandung: CV Pustaka Setia, 2005, h. 70 3 M. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2009, h. 9-11

3 Evaluasi merupakan suatu proses yang sengaja direncanakan oleh guru untuk memperoleh informasi atau data untuk memperoleh suatu kesimpulan. Hal ini sesuai dengan apa yang disebutkan oleh M. Chabib Thoha dalam mendefinisikan evaluasi, sebagaimana yang dikutip oleh Prof. DR. Ramayulis dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam yaitu: Evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan objek dengan menggunakan instrument dan hasilnya di bandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan. 4 Lebih lanjut Ramayulis mengatakan bahwa: Evaluasi bukan sekedar menilai suatu aktifitas secara spontan dan incidental, melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik, dan berdasarkan atas tujuan yang jelas. 5 Jadi, evaluasi merupakan kegiatan yang penting dalam proses pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru. Bahkan semua kegiatan pembelajaran perlu untuk dievaluasi. 6 Keberhasilan pengajaran tidak hanya dilihat dari hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik, akan tetapi juga dilihat dari prosesnya. Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi dalam proses pembelajaran yang tujuannya yaitu untuk mengetahui kegiatan keefektifan dan produktifitas peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Alat yang digunakan yaitu teknik non tes. 7 Soal-soal tes digunakan untuk evaluasi awal ( pretest) 4 Ramayulis, Ilmu Pendidian Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2008, h. 221 5 Ibid 6 Salameto, Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Edisi Revisi), Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010, h. 39 7 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012, h. 65

4 dan evaluasi akhir ( post-test) sedangkan non tes digunakan untuk evaluasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung. 8 Teknik evaluasi yang dapat digunakan, secara garis besar terbagi menjadi dua, yaitu teknik tes dan teknik non tes. Teknik tes merupakan suatu penilaian untuk memperoleh data, baik data kuantitatif maupun data kualitatif untuk mengukur keberhasilan siswa. Sebagaimana yang dikutip oleh Daryanto dalam bukunya Evaluasi Pendidikan, Drs. Amir Daien Indrakusuma mengatakan: Tes adalah suatu alat atau posedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat 9 Teknik non tes merupakan penilaian penampilan dan aspek-aspek belajar efektif dari siswa. Aspek-aspek yang dinilai meliputi keadaan fisik dan psikis, bakat, kemampuan, pengetahuan, pengalaman keterampilan, sikap dan aspek-aspek lain yang dianggap perlu bagi kepentingan peserta didik. Akan tetapi, penilaian ini dapat juga dilakukan dengan menggunakan tes. Penilaian yang baik hendaknya memperhatikan kondisi dan perbedaanperbedaan setiap individu, karena kedua hal tersebut berkaitan dengan masalah penilaian yang adil. Tidak sedikit dalam memberikan penilaian guru hanya berpedoman pada hasil ulangan atau tes, tanpa memperhitungkan kondisi dan perbedaan-perbedaan individu setiap peserta didik. 8 Ibrahim, Nana Syaodih, Perencanaan pengajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010, h. 130-131 9 Daryanto, 2007, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, h. 35

5 Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) be rlaku adil dan berbuat kebajikan. (QS. An-Nahl: 90) Dan Allah SWT juga berfirman: Artinya: Dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat, dan tidaklah (pula sama) orang -orang yang beriman serta mengerjakan amal saleh dengan orang-orang yang durhaka. sedikit sekali kamu mengambil pelajaran.(qs. Al-Mu min: 58) Oleh karena itu, untuk menghindari ketidakadilan dalam permasalahan ini, dalam memberikan penilaian tidak cukup hanya berpatokan pada hasil tes akan tetapi juga berpatokan pada non tes. Karena dalam menentukan suatu nilai bukan diperoleh dari hasil akan tetapi juga diperoleh melalui proses. Dalam penilaian proses inilah penilaian non tes berperan. Jika guru hanya menggunakan teknis tes saja, maka data yang dikumpulkan kurang lengkap dan bahkan bisa merugikan peserta didik. Oleh karena itu teknik non tes sebagai pelengkap dari teknik tes. Evaluasi teknik non tes lebih komperhensif artinya dapat digunakan untuk menilai berbagai aspek dari individu sehingga tidak hanya untuk menilai aspek kognitif, tetapi juga aspek afektif dan psikomotorik. Akan tetapi seorang guru harus memperhatikan ketepatannya dalam melaksanakan

6 teknik non tes ini, karena dalam penggunaan evaluasi memerlukan pertimbangan subjektivitas sehingga menghasilkan penilaian yang mungkin bervariasi diantara dua orang guru. Dalam pelaksanaan teknik non tes biasanya menggunakan observasi, bentuk laporan, dan kuesioner. Observasi bisa berupa ceklis, skala rating, dan beberapa kartu skor. Bentuk laporan antara lain laporan, catatan harian, angket, dan otobiografi. 10 Di SMA Negeri 2 Benai Kecamatan Sentajo Raya Kabupaten Kuantan Singingi yang merupakan sekolah induk di daerah Transmigrasi Sentajo, pelaksanaan evaluasi teknik non tes dilakukan oleh masing-masing guru Mata Pelajaran yang berasal dari berbagai daerah dan latar belakang pendidikan yang berbeda. Pelaksanaan evaluasi teknik non tes dilakukan untuk mengukur tingkat keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran baik itu Agama islam, Bahasa Indonesia, Kimia maupun Mata Pelajaran lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa guru di SMA Negeri 2 Benai Kecamatan Sentajo Raya Kabupaten Kuantan Singingi telah melakukan evaluasi baik teknik tes maupun teknik non tes. Walaupun demikian, penulis masih menemukan beberapa gejala-gejala di antaranya sebagai berikut: 1. Guru Pendidikan Agama Islam dalam mengevaluasi lebih mengarah pada teknis tes dan kemampuan kognitif. 2. Guru Pendidikan Agama Islam tidak mencatat secara sistematis dalam penilaian teknik non tes. 10 Sukardi, Op. Cit, h. 12

7 3. Guru Pendidikan Agama Islam tidak selalu (jarang) menggunakan teknik non tes. 4. Guru Pendidikan Agama Islam dalam penilaian lebih mengarah kepada peserta didik yang peribut/bermasalah. Dengan adanya gejala-gejala diatas menunjukkan adanya suatu masalah. Berdasarkan gejala-gejala dan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: PELAKSANAAN EVALUASI TEKNIK NON-TES DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NEGERI 2 BENAI KECAMATAN SENTAJO RAYA KEBUPATEN KUANTAN SINGINGI. B. Penegasan Istilah Untuk memperjelas dan mempermudah pokok permasalahan dalam penulisan ini, serta menghindari kesalahpahaman pembaca terhadap tulisan ini, maka penulis menjelaskan beberapa istilah dalam penulisan ini yaitu: 1. Pelaksanaan Evaluasi Menurut M. Chabib Thoha, evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan objek dengan menggunakan instrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan. 11 Yang dimaksud penulis dalam penelitian disini adalah pelaksanaan evaluasi proses pembelajaran didalam kelas setelah guru menyusun instrument atau perencanaan penilaian evaluasi 11 Ramayulis, Op. Cit

8 teknik non tes yang di lakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam dalam proses pembelajaran terhadap peserta didik. 2. Teknik non-tes Teknik non-tes itu yaitu penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik yang dilakukan dengan tanpa menguji peserta didik, melainkan dilakukan dengan melakukan pengamatan secara sistematis, wawancara, angket dan meneliti dokumen-dokumen. 12 Yang dimaksud penulis disini adalah dalam melakukan evaluasi, guru pendidikan agama islam bisa melakukan evaluasi dengan cara pengamatan, wawancara atau melalui dokumen-dokumen mengenai siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam. C. Permasalahan Adapun permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini adalah: 1. Identifikasi masalah a. Apa usaha yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 2 Benai Kecamatan Sentajo Raya Kabupaten Kuantan Singingi untuk melaksanakan evaluasi teknik non tes. b. Apakah pengetahuan guru Pendidikan Agama Islam terhadap evaluasi teknik non tes belum sepenuhnya menguasai. c. Bagaimana kepedulian guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan proses evaluasi teknik non tes yang cenderung kurang. h. 76. 12 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo persada, 2005,

9 d. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi guru Pendidikan Agama Islam dalam melaksanakan evaluasi teknik non tes. 2. Batasan masalah Dikarenakan banyaknya masalah yang berkaitan dengan judul ini, maka perlu penulis membatasinya agar lebih terarah. Adapun yang penulis teliti sehubungan dengan pelaksanaan evaluasi teknik non tes dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam setelah guru menyusun dan mengembangkan instrument evaluasi teknik non tes dan faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan evaluasi teknik non tes dalam pembelajaran Pendidikan Agama di SMA Negeri 2 Benai Kecamatan Sentajo Raya Kabupaten Kuantan Singingi. 3. Rumusan masalah Berdasarkan batasan masalah diatas, maka penulis merumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu: 1. Bagaimanakah pelaksanaan kegiatan evaluasi teknik non tes oleh guru pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 2 Benai Kecamatan Sentajo Raya Kabupaten Kuantan Singingi. 2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan evaluasi non tes oleh guru pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 2 Benai Kecamatan Sentajo Raya Kabupaten Kuantan Singingi. D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

10 Sesuai dengan rumusan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui pelaksanaan evaluasi teknik non tes oleh guru pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 2 Benai Kecamatan Sentajo Raya Kabupaten Kuantan Singingi. b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi guru pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 2 Benai Kecamatan Sentajo Raya Kabupaten Kuantan Singingi dalam melaksanakan evaluasi teknik non tes. 2. Kegunaan penelitian Dari hasil penelitian yang penulis tulis, hendaknya dijadikan bahan acuan sebagai berikut: a. Untuk memberikan informasi, masukan sekaligus sebagai dasar dan tolok ukur bagi para guru pendidikan Agama Islam untuk intropeksi diri dan meningkatkan dalam penegmbangan mutu pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. b. Untuk mengembangkan disiplin keilmuan yang penulis miliki dan menambah wawasan bagi penulis khususnya, serta seluruh para peminat khususnya tentang dunia pendidikan. c. Untuk mengetahui bagaimana kemampuan guru pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 2 Benai Kecamatan Sentajo Raya Kabupaten Kuantan Singingi dalam melaksanakan evaluasi teknik non tes dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.