PERAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DALAM MENDORONG INOVASI PRODUK DI INDUSTRI PULP DAN KERTAS

dokumen-dokumen yang mirip
Cakupan Paparan : Outlook industri pulp dan kertas (IPK) Gambaran luasan hutan di indonesia. menurunkan bahan baku IPK

V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

BAB I PENDAHULUAN. Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Bio Oil Dengan Bahan Baku Tandan Kosong Kelapa Sawit Melalui Proses Pirolisis Cepat

DISAMPAIKAN OLEH : DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2013 JAKARTA, FEBRUARI 2013 DAFTAR ISI

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

PROSPEK EKONOMI WOOD PELLET (Untuk Bisnis Energi Terbarukan)

PERAN SEKTOR INDUSTRI DALAM MENDUKUNG KEANEKARAGAMAN PANGAN

Ringkasan. Kebijakan Pembangunan Industri Nasional

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO DAN KIMIA

I. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan

Peluang & Tantangan Pengembangan Ketenagalistrikan di Kalbar

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Acara SEMINAR DAMPAK PENURUNAN HARGA MINYAK BUMI TERHADAP INDUSTRI PETROKIMIA 2015 Jakarta, 5 Maret 2014

I. PENDAHULUAN. menonjol terutama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi pada periode

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai perkebunan kelapa sawit terluas disusul Provinsi Sumatera. dan Sumatera Selatan dengan luas 1,11 juta Ha.

Industrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Kementerian Perindustrian 2015

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara ekonomi dengan ditunjang oleh faktor-faktor non ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Kemudahan ini melahirkan sisi negatif pada perkembangan komoditas pangan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. terjadinya krisis moneter, yaitu tahun 1996, sumbangan industri non-migas

I. PENDAHUL'CJAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki kekayaan alam yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014

VI. SIMPULAN DAN SARAN

Analisis Perkembangan Industri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN PEMERINTAH DAERAH TAH

Upaya Menuju Kemandirian Pangan Nasional Jumat, 05 Maret 2010

BAB I. PENDAHULUAN. Indonesia tetapi juga di seluruh dunia. Perubahan iklim global (global climate

BAB I PENDAHULUAN. Industri pulp dan kertas merupakan salah satu industri di Indonesia yang memiliki

POINTERS MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Dialog Energi Media Indonesia Indonesia & Diversifikasi Energi Menentukan Kebijakan Energi Indonesia 14 April 2015

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dengan pasokan energi dalam negeri. Menurut Pusat Data dan Informasi Energi dan

Indeks PMI Manufaktur Capai Posisi Terbaik Dibawah Kepemimpinan Presiden Jokowi

BAB I PENDAHULUAN. sektor nonmigas lain dan migas, yaitu sebesar 63,53 % dari total ekspor. Indonesia, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.1.

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

5 GAMBARAN UMUM AGRIBISNIS KELAPA SAWIT

JAMBI AGRO INDUSTRIAL PARK

KEBIJAKAN DAN STRATEGI OPERASIONAL PENGEMBANGAN BIOINDUSTRI KELAPA NASIONAL

2 Di samping itu, terdapat pula sejumlah permasalahan yang dihadapi sektor Energi antara lain : 1. penggunaan Energi belum efisien; 2. subsidi Energi

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

pengusaha mikro, kecil dan menegah, serta (c) mengkaji manfaat ekonomis dari pengolahan limbah kelapa sawit.

I. PENDAHULUAN. Dalam masa menuju era globalisasi dan pasar bebas, kemajuan di bidang industri

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara

Menteri Perindustrian Republik Indonesia. Menghidupkan Kembali Sektor Industri Sebagai Penggerak Ekonomi Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Batu bara

LAPORAN PERKEMBANGAN KEMAJUAN PROGRAM KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu tulang punggung perekonomian

Energy Conservation in the Industry by Utilizing Renewable Energy or Energy Efficiency and Technology Development. Jakarta, 19 Agustus 2015

I. PENDAHULUAN. ini adalah industri pulp dan kertas. Ada tiga alasan utama yang melatarbelakangi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Neraca kebutuhan aluminium ingot (batangan) di dalam negeri hingga kini

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.

I. PENDAHULUAN. merupakan sumber protein dan mineral yang baik, dengan kandungan kalium,

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI FEBRUARI 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI DESEMBER 2014

Boks 1. Dampak Pembangunan Industri Hilir Kelapa Sawit di Provinsi Riau : Preliminary Study IRIO Model

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016

I. PENDAHULUAN. mencapai US$ per ton dan mendekati US$ per ton pada tahun 2010.

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI APRIL 2015

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016

PIDATO UTAMA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PADA

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

PERANAN POLIMER SELULOSA SEBAGAI BAHAN BAKU DALAM PENGEMBANGAN PRODUK MANUFAKTUR MENUJU ERA GLOBALISASI

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA RAKER KEMENTERIAN PERDAGANGAN JAKARTA, 27 JANUARI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI MARET 2015

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup besar, yaitu sekitar 14,43% pada tahun

DISAMPAIKAN PADA RAPAT KOORDINASI DAN SINKRONISASI PENYUSUNAN PROGRAM KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO TAHUN 2013 Oleh : SEKRETARIS DIREKTORAT

IV. GAMBARAN UMUM. Badak, dan kilang Tangguh. Ketiga kilang tersebut tersebar di berbagai pulau

1. PENDAHULUAN. Indocement. Bosowa Maros Semen Tonasa. Semen Kupang

Roadmap Industri Telematika

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA PENINJAUAN PEMBANGUNAN PABRIK BAHAN BAKU OBAT PT. KALBE FARMA Tbk CIKARANG, JAWA BARAT RABU, 27 JANUARI 2016

KEMAMPUAN DAN PERAN BALAI BESAR PULP DAN KERTAS

NASKAH PENJELASAN PENGESAHAN CHARTER OF THE ESTABLISHMENT OF THE COUNCIL OF PALM OIL PRODUCING COUNTRIES (CPOPC)

BAB I PENDAHULUAN. pertukaran barang dan jasa antara penduduk dari negara yang berbeda dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun. Menurut data yang diperoleh dari Kementerian

Rencana Strategis Perindustrian di Bidang Energi

KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL TAHUN Disampaikan pada acara: Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Di Hotel Bidakara

Ekonomi Pertanian di Indonesia

USAID LESTARI DAMPAK PELARANGAN EKSPOR ROTAN SEMI-JADI TERHADAP RISIKO ALIH FUNGSI LAHAN, LINGKUNGAN DAN KESEJAHTERAAN PETANI

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Permasalahannya adalah, dengan tingkat konsumsi. masyarakat yang tinggi, bahan bakar tersebut lambat laun akan

BAB I PENDAHULUAN. komparatif karena tersedia dalam jumlah yang besar dan beraneka ragam serta dapat

NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Luas lahan, produksi dan produktivitas TBS kelapa sawit tahun Tahun Luas lahan (Juta Ha)

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sub sektor perkebunan merupakan salah satu sub sektor dari sektor

DUKUNGAN SUB SEKTOR PERKEBUNAN TERHADAP PELAKSANAAN KEBIJAKAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

BAB IV RUJUKAN RENCANA STRATEGIS HORTIKULTURA

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

Transkripsi:

PERAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DALAM MENDORONG INOVASI PRODUK DI INDUSTRI PULP DAN KERTAS Jakarta, 27 Mei 2015

Pendahuluan Tujuan Kebijakan Industri Nasional : 1 2 Meningkatkan produksi nasional. Meningkatkan daya saing dari produk produk yang dihasilkan. Pe ge ba ga i dustri hulu da hilir atau ra tai pasokan dalam negeri di sektor industri yang berarti mengurangi ketergantungan industri nasional selama ini pada impor bahan baku dan ko po e siap pakai

Klaster Kelompok Industri Prioritas Perpres No. 28 Tahun 2008 (Kebijakan Industri Nasional) PERMASALAHAN TERKINI Biaya energi yang semakin meningkat Teknologi Proses dan Pengelolaan Limbah IPK harus Ramah Lingk. Basis Industri Manufaktur Kelompok Industri Agro (Industri Pulp dan kertas, dll) Kelompok Industri Alat Angkut Kelompok Industri Elektronika dan Telematika Kelompok Industri Penunjang Industri Kreatif dan Industri Kreatif Tertentu Industri Kecil dan Menengah Tertentu Peningkatan Daya Saing Perlunya inovasi produk IPK...

Pengelompokan Industri Kertas

Kondisi Industri Pulp dan Kertas Indonesia Jumlah Industri Total = 81 industri Kapasitas Terpasang Realisasi Produksi Ekspor Tenaga Kerja Pulp = 7,9 Juta Ton/tahun ( Peringkat 9 dunia ) Kertas = 12,9 Juta Ton/tahun (Peringkat 6 dunia ) Pulp = 6,4 Juta Ton Kertas = 10,4 Juta Ton Pulp = 3,5 Juta Ton dengan nilai US$ 1,72 milyar Kertas = 4,35 Juta Ton dengan nilai US$ 3,74 milyar Pulp dan Kertas = 680.995 orang Konsumsi kertas per kapita di Indonesia masih sangat rendah yaitu sekitar 32.6 kg dibandingkan negara maju antara lain : USA 324 kg, Belgia 295 kg, Denmark 270, Kanada 250 kg, Jepang 242 kg, Singapura, 180 kg, Korea 160 kg, dan Malaysia 106 kg. Sumber : Dit. IHHP 2014

Kecenderungan Global Industri Pulp Dan Kertas Berkurangnya dominasi pasar IPK negara NORSCAN dan akan bergeser ke Asia & Amerika Latin. Tuntutan penggunaan bahan baku dari sumber yang dikelola secara lestari dan legal. Tuntutan penggunaan energi yang efisien dan ramah lingkungan. Teknologi proses yang efisien, modern dan ramah lingkungan. Peningkatan penggunaan kertas bekas sebagai bahan baku industri kertas Peningkatan peran media elektronik dan berkembangnya teknologi internet diduga akan menurunkan permintaan kertas dunia.

Pengembangan Industri Pulp dan Kertas Pengembangan dgn pendekatan klaster industri. Pengembangan IPK di P. Jawa hanya diarahkan untuk ind kertas. Pengembangan ind pulp & pulp terintegrasi dgn kertas diarahkan ke luar P. Jawa (khususnya : Sumatera, Kalimantan dan Papua). Pengembangan industri pulp dikembangkan dengan skala besar dan terpadu dengan HTI. Proses produksi pulp tidak boleh menggunakan Proses Sulfit dan tidak boleh menggunakan Proses Merkuri pada Chlor Alkali Plant-nya (CAP). Teknologi pemutihan yang diperkenankan minimal ECF (Elementally Chlorine Free). Pengelolaan HTI dan industri pulp dan kertas harus memenuhi kaidah-kaidah pelestarian lingkungan. Pemberian insentif melalui Tax Holiday ataupun Tax Allowance.

Peluang dalam Pengembangan IPK Terbukanya peluang pasar baik didalam negeri maupun di dunia dan adanya keunggulan komparatif seperti masih adanya areal lahan/hutan yang cukup luas sebagai sumber bahan baku kayu dan iklim tropis yg memungkinkan tanaman dapat tumbuh lebih cepat. Tersedianya bahan baku alternatif (terutama tandan kosong kelapa sawit, abaca dll). Telah dikuasainya teknologi proses. Tersedianya SDM yang cukup banyak dgn upah yang kompetitif

Peran Kemenperin dalam Mendukung Inovasi Produk IPK Penelitian dan pengembangan industri kertas berbahan baku alternatif kayu. Mendukung kemandirian energi. Penelitian dan pengembangan industri kertas uang berbahan baku lokal. Penyusunan Regulasi Teknis Produk Kertas Kemasan Makanan. Penyusunan buku panduan pemanfaatan limbah padat industri kertas.

Penelitian dan Pengembangan Industri Kertas Berbahan Alternatif Kayu Pembuatan Dissolving pulp dari bambu. Pembuatan Dissolving pulp dari eucalyptus.

Kemandirian Energi Substitusi bahan bakar fosil dengan biomassa (Black Liquor, tandan sawit, kulit kayu dll) mencapai 87%. Emisi karbon yang dihasilkan pabrik dengan penggunaan bio massa yang sudah diproses jauh lebih kecil daripada menggunakan bahan bakar minyak dan batu bara.

Penelitian dan Pengembangan Industri Kertas Uang Berbahan Baku Lokal. Penggunaan serat pohon pisang abaca sbg bahan baku serat IPK. Kualitas kertas premium, biasa dijadikan bahan baku kertas uang. Kualitas produk mampu bersaing di pasar nasional dan internasional.

Penyusunan Regulasi Teknis Produk Kertas Kemasan Makanan Kondisi saat ini : Tidak adanya jaminan kesehatan makanan yang dikemas kertas Belum adanya standar dan peraturan mengenai kertas kemasan makanan Kondisi yang diharapkan : Kesehatan makanan yang dikemas kertas terjamin Adanya standar dan peraturan mengenai kertas kemasan makanan

Penyusunan Buku Panduan 1 Panduan pemanfaatan limbah padat (sludge) IPK untuk pembuatan biogas sebagai energi alternatif. 2 Panduan pemanfaatan limbah padat (sludge) IPK untuk pembuatan chipboard. 3 Panduan pemanfaatan limbah padat (sludge) IPK untuk pembuatan conblock. 4 Panduan pemanfaatan limbah padat (sludge) IPK untuk pembuatan kompos.

Penutup Indonesia berpotensi dibanjiri oleh barang barang konsumsi. Membanjirnya barang-barang tersebut memang memiliki nilai positif bagi konsumen akibat semakin banyaknya alternatif pilihan. Namun demikian, nilai tambah akan lebih dirasakan bagi perekonomian, jika produk-produk Indonesia yang justru dapat e gi vasi egara-negara lain terutama Asean. Jika hal tersebut terjadi, produksi domestik akan bertambah, yang berimplikasi positif terhadap penyerapan tenaga kerja, peningkatan realisasi investasi dan berdampak akhir terhadap pertumbuhan perekonomian dan kesejahteraan penduduk.