PERAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DALAM MENDORONG INOVASI PRODUK DI INDUSTRI PULP DAN KERTAS Jakarta, 27 Mei 2015
Pendahuluan Tujuan Kebijakan Industri Nasional : 1 2 Meningkatkan produksi nasional. Meningkatkan daya saing dari produk produk yang dihasilkan. Pe ge ba ga i dustri hulu da hilir atau ra tai pasokan dalam negeri di sektor industri yang berarti mengurangi ketergantungan industri nasional selama ini pada impor bahan baku dan ko po e siap pakai
Klaster Kelompok Industri Prioritas Perpres No. 28 Tahun 2008 (Kebijakan Industri Nasional) PERMASALAHAN TERKINI Biaya energi yang semakin meningkat Teknologi Proses dan Pengelolaan Limbah IPK harus Ramah Lingk. Basis Industri Manufaktur Kelompok Industri Agro (Industri Pulp dan kertas, dll) Kelompok Industri Alat Angkut Kelompok Industri Elektronika dan Telematika Kelompok Industri Penunjang Industri Kreatif dan Industri Kreatif Tertentu Industri Kecil dan Menengah Tertentu Peningkatan Daya Saing Perlunya inovasi produk IPK...
Pengelompokan Industri Kertas
Kondisi Industri Pulp dan Kertas Indonesia Jumlah Industri Total = 81 industri Kapasitas Terpasang Realisasi Produksi Ekspor Tenaga Kerja Pulp = 7,9 Juta Ton/tahun ( Peringkat 9 dunia ) Kertas = 12,9 Juta Ton/tahun (Peringkat 6 dunia ) Pulp = 6,4 Juta Ton Kertas = 10,4 Juta Ton Pulp = 3,5 Juta Ton dengan nilai US$ 1,72 milyar Kertas = 4,35 Juta Ton dengan nilai US$ 3,74 milyar Pulp dan Kertas = 680.995 orang Konsumsi kertas per kapita di Indonesia masih sangat rendah yaitu sekitar 32.6 kg dibandingkan negara maju antara lain : USA 324 kg, Belgia 295 kg, Denmark 270, Kanada 250 kg, Jepang 242 kg, Singapura, 180 kg, Korea 160 kg, dan Malaysia 106 kg. Sumber : Dit. IHHP 2014
Kecenderungan Global Industri Pulp Dan Kertas Berkurangnya dominasi pasar IPK negara NORSCAN dan akan bergeser ke Asia & Amerika Latin. Tuntutan penggunaan bahan baku dari sumber yang dikelola secara lestari dan legal. Tuntutan penggunaan energi yang efisien dan ramah lingkungan. Teknologi proses yang efisien, modern dan ramah lingkungan. Peningkatan penggunaan kertas bekas sebagai bahan baku industri kertas Peningkatan peran media elektronik dan berkembangnya teknologi internet diduga akan menurunkan permintaan kertas dunia.
Pengembangan Industri Pulp dan Kertas Pengembangan dgn pendekatan klaster industri. Pengembangan IPK di P. Jawa hanya diarahkan untuk ind kertas. Pengembangan ind pulp & pulp terintegrasi dgn kertas diarahkan ke luar P. Jawa (khususnya : Sumatera, Kalimantan dan Papua). Pengembangan industri pulp dikembangkan dengan skala besar dan terpadu dengan HTI. Proses produksi pulp tidak boleh menggunakan Proses Sulfit dan tidak boleh menggunakan Proses Merkuri pada Chlor Alkali Plant-nya (CAP). Teknologi pemutihan yang diperkenankan minimal ECF (Elementally Chlorine Free). Pengelolaan HTI dan industri pulp dan kertas harus memenuhi kaidah-kaidah pelestarian lingkungan. Pemberian insentif melalui Tax Holiday ataupun Tax Allowance.
Peluang dalam Pengembangan IPK Terbukanya peluang pasar baik didalam negeri maupun di dunia dan adanya keunggulan komparatif seperti masih adanya areal lahan/hutan yang cukup luas sebagai sumber bahan baku kayu dan iklim tropis yg memungkinkan tanaman dapat tumbuh lebih cepat. Tersedianya bahan baku alternatif (terutama tandan kosong kelapa sawit, abaca dll). Telah dikuasainya teknologi proses. Tersedianya SDM yang cukup banyak dgn upah yang kompetitif
Peran Kemenperin dalam Mendukung Inovasi Produk IPK Penelitian dan pengembangan industri kertas berbahan baku alternatif kayu. Mendukung kemandirian energi. Penelitian dan pengembangan industri kertas uang berbahan baku lokal. Penyusunan Regulasi Teknis Produk Kertas Kemasan Makanan. Penyusunan buku panduan pemanfaatan limbah padat industri kertas.
Penelitian dan Pengembangan Industri Kertas Berbahan Alternatif Kayu Pembuatan Dissolving pulp dari bambu. Pembuatan Dissolving pulp dari eucalyptus.
Kemandirian Energi Substitusi bahan bakar fosil dengan biomassa (Black Liquor, tandan sawit, kulit kayu dll) mencapai 87%. Emisi karbon yang dihasilkan pabrik dengan penggunaan bio massa yang sudah diproses jauh lebih kecil daripada menggunakan bahan bakar minyak dan batu bara.
Penelitian dan Pengembangan Industri Kertas Uang Berbahan Baku Lokal. Penggunaan serat pohon pisang abaca sbg bahan baku serat IPK. Kualitas kertas premium, biasa dijadikan bahan baku kertas uang. Kualitas produk mampu bersaing di pasar nasional dan internasional.
Penyusunan Regulasi Teknis Produk Kertas Kemasan Makanan Kondisi saat ini : Tidak adanya jaminan kesehatan makanan yang dikemas kertas Belum adanya standar dan peraturan mengenai kertas kemasan makanan Kondisi yang diharapkan : Kesehatan makanan yang dikemas kertas terjamin Adanya standar dan peraturan mengenai kertas kemasan makanan
Penyusunan Buku Panduan 1 Panduan pemanfaatan limbah padat (sludge) IPK untuk pembuatan biogas sebagai energi alternatif. 2 Panduan pemanfaatan limbah padat (sludge) IPK untuk pembuatan chipboard. 3 Panduan pemanfaatan limbah padat (sludge) IPK untuk pembuatan conblock. 4 Panduan pemanfaatan limbah padat (sludge) IPK untuk pembuatan kompos.
Penutup Indonesia berpotensi dibanjiri oleh barang barang konsumsi. Membanjirnya barang-barang tersebut memang memiliki nilai positif bagi konsumen akibat semakin banyaknya alternatif pilihan. Namun demikian, nilai tambah akan lebih dirasakan bagi perekonomian, jika produk-produk Indonesia yang justru dapat e gi vasi egara-negara lain terutama Asean. Jika hal tersebut terjadi, produksi domestik akan bertambah, yang berimplikasi positif terhadap penyerapan tenaga kerja, peningkatan realisasi investasi dan berdampak akhir terhadap pertumbuhan perekonomian dan kesejahteraan penduduk.