LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

dokumen-dokumen yang mirip
RUMAH SUSUN SEDERHANA DI SEMARANG

TSUNAMI MEMORIAL PARK BANDA ACEH - NAD BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. seluruhnya akibat pengaruh bencana tsunami. Pembangunan permukiman kembali

REDESAIN PELABUHAN ULEE LHEUE SEBAGAI PELABUHAN FERRY INTERNASIONAL DI BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. Bencana gempa bumi yang berkekuatan 8,9 skala Richter yang diikuti

BAB I PENDAHULUAN TA Latar Belakang PENATAAN KAWASAN PERMUKIMAN SUNGAI GAJAH WONG DI YOGYAKARTA

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGEMBANGAN TERMINAL BANDAR UDARA SULTAN ISKANDAR MUDA NANGGROE ACEH DARUSSALAM (PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR RENZO PIANO)

TOWNHOUSE Sebagai Pengembangan Perumahan Grand Tembalang Regency Di Semarang

BAB I PENDAHULUAN Pengertian Dan Proses Terjadi Tsunami

Nomor : 5/PER/BP-BRR/I/2007 TENTANG

RUMAH SUSUN BURUH INDUSTRI KECIL PENGASAPAN IKAN DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menjelang pergantian tahun 2004, Indonesia dirundung bencana. Setelah

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERUMAHAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI KECAMATAN JAGAKARSA, JAKARTA SELATAN DENGAN PENEKANAN DESAIN EKO-ARSITEKTUR

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,

PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API JAKARTA KOTA

BUKU SISWA ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA TIRTO ARGO DI UNGARAN

BAB I PENDAHULUAN FRANSISCA RENI W / L2B

TUGAS AKHIR 118 PEREMAJAAN RUMAH SUSUN PEKUNDEN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

BAB I LATAR BELAKANG. negara yang paling rawan bencana alam di dunia (United Nations International Stategy

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Rumah Sakit Umum Kelas C Di Kabupaten Wonosobo

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 : PENDAHULUAN. Samudera Pasifik yang bergerak kearah barat-barat laut dengan kecepatan sekitar 10

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 7 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. tersedia (Pemerintah Republik Indonesia, 2007).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Markas Komando Daerah Militer di Pontianak BAB I PENDAHULUAN

Perumahan Golf Residence 2 Graha Candi Golf Semarang (dengan Penekanan Desain Arsitektur Tropis)

Kantor SAR Propinsi Jawa Tengah

RUMAH SAKIT UMUM DI BUKIT SEMARANG BARU

BAB I PENDAHULUAN. Australia dan Lempeng Pasifik (gambar 1.1). Pertemuan dan pergerakan 3

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BANDUNG BARAT

PEMBANGUNAN RUMAH UNTUK MASYARAKAT KORBAN BENCANA GEMPA & TSUNAMI DI DESA SUAK NIE, KECAMATAN JOHAN PAHLAWAN, KABUPATEN ACEH BARAT, MARET 2005

TA 91. golf side town house. di Semarang. s a n t y l u s i a n i l2b BAB I PENDAHULUAN

PEREMAJAAN PEMUKIMAN RW 05 KELURAHAN KARET TENGSIN JAKARTA PUSAT MENJADI RUMAH SUSUN

I. PENDAHULUAN. Jumlah Desa Rusak Tidak Total Kabupaten/Kota

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

GRAHA REHABILITASI PENYANDANG CACAT TUBUH DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kekhasan sejarah dan budaya tersendiri, salah satunya adalah Nanggroe Aceh

ADVOKASI PENDIDIKAN ISLAM DI DAERAH GEMPA

INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang besar. Bencana yang datang dapat disebabkan oleh faktor alam

BAB 1 : PENDAHULUAN Latar Belakang

PUSAT REHABILITASI TRAUMA DI PIDIE, NANGGROE ACEH DARUSSALAM

MOTIVASI MASYARAKAT BERTEMPAT TINGGAL DI KAWASAN RAWAN BANJIR DAN ROB PERUMAHAN TANAH MAS KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN TUGAS AKHIR LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN TA 29

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

- 2 - MEMUTUSKAN : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PERBAIKAN DARURAT PADA SAAT TRANSISI DARURAT BENCANA DI ACEH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

I.1 Latar Belakang. 1 Walhi, Menari di Republik Bencana: Indonesia Belum Juga Waspada. 30 Januari

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2004 yang melanda Aceh dan sekitarnya. Menurut U.S. Geological

Rumah Susun Sewa Di Kawasan Tanah Mas Semarang Penekanan Desain Green Architecture

PUSAT BALAWISTA Di Kabupaten Badung, Provinsi Bali

FASILITAS TERAPI DAN PENDIDIKAN ANAK AUTIS DI SEMARANG

menyiratkan secara jelas tentang perubahan paradigma penanggulangan bencana dari

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan rangkaian ribuan pulau di sekitar khatulistiwa yang

I. PENDAHULUAN. Geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PERINGATAN DINI DAN PENANGANAN DARURAT BENCANA TSUNAMI ACEH

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. tiga gerakan yaitu gerakan sistem sunda di bagian barat, gerakan sistem pinggiran

Sekolah Petra (Penanganan Trauma) Bagi Anak Korban Bencana Alam

fungsional, pendekatan kontekstual, pendekatan aspek pencitraan, pendekatan aspek teknis dan kinerja, serta pendekatan lokasi dan tapak.

FASILITAS REST AREA TIPE A PADA RUAS JALAN TOL CIPULARANG

KESIAPSIAGAAN KOMUNITAS SEKOLAH UNTUK MENGANTISIPASI BENCANA ALAM DI KOTA BENGKULU LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA (LIPI), 2006 BENCANA ALAM

PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A) PUSAT GROSIR DI KAWASAN NGALIYAN SEMARANG

HOTEL RESORT DI HULU SUNGAI PEUSANGAN

PENGEMBANGAN OBYEK WISATA PANTAI PARANGTRITIS KABUPATEN BANTUL DI YOGYAKARTA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2006 TENTANG

PERENCANAAN KEMBALI OBYEK WISATA PANTAI PURWAHAMBA INDAH KABUPATEN TEGAL

REST AREA KM 22 JALAN TOL SEMARANG-SOLO

SISTEM PENANGGULANGAN BENCANA GUNUNG API GAMALAMA DI PERMUKIMAN KAMPUNG TUBO KOTA TERNATE

TERMINAL BUS TIPE A KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. dan berada di jalur cincin api (ring of fire). Indonesia berada di kawasan dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat pembangunan nasional.

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG BANTUAN SOSIAL BAGI KORBAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TERMINAL BUS TIPE A DI SURAKARTA

BAB 1 : PENDAHULUAN. mencapai 50 derajat celcius yang menewaskan orang akibat dehidrasi. (3) Badai

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( LP3A ) SHOPPING MALL DI BUKIT SEMARANG BARU. Diajukan Oleh : Rr. Sarah Ladytama L2B

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

SHOPPING MALL DI BUKIT SEMARANG BARU

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

Transkripsi:

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR RELOKASI PEMUKIMAN PASCA BENCANA GEMPA BUMI DAN GELOMBANG TSUNAMI DI KELURAHAN KOTA ATAS SABANG Penekanan Desain Arsitektur Tradisional dan Bioklimatik Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : HARRY SUSETHIA L2B 000 235 Periode 90 : Januari Juni 2005 JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2005

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peristiwa bencana alam Gempa Bumi yang disertai Gelombang Pasang Tsunami yang melanda berbagai Negara di dunia, seperti Negara India, Malaysia, Thailand, Maladewa tak terkecuali Indonesia juga mengalami bencana tersebut yaitu sebagian besar daerah diwilayah Nanggroe Aceh Darussalam dan daerah Sumatera Utara. Terjadi pada akhir tahun 2004 tepatnya tanggal 26 Desember telah memberikan warna tersendiri bagi Masyarakat Aceh pada khususnya. Gempa Bumi yang berkekuatan 9,6 Skala Richter yang menimbulkan Gelombang pasang Tsunami telah meluluhlantakan wilayah pesisir Aceh yang menimbulkan korban meninggal dan mengungsi yang terbesar sepanjang abad ini, kerusakan yang cukup parah, bangunan rata dengan tanah, dan lain sebagainya, menghentak setiap nurani agar ikhlas terpanggil berdo a mengulurkan tangan, melontarkan gagasan agar saudarasaudara kita yang terkena musibah dapat terkurangi dan teringankan beban deritanya. Rakyat Aceh bagai tiada henti menerima cobaan, belum selesai satu permasalahan yang mendera yaitu konflik horizontal berkepanjangan yang terjadi diwilayah Nanggroe Aceh Darussalam dengan munculnya Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang meresahkan ketentraman masyarakat dan mengukung kebebasan masyarakat untuk dapat hidup layak, aman, tentram, dan damai serta dapat mencari nafkah. Pergerakan Aceh Merdeka ini perlu adanya suatu pemulihan yang dilakukan pemerintah Indonesia untuk menjaga keutuhan Negara Republik Indonesia dengan diberlakukannya Operasi Kemanusiaan dan Operasi Militer, akan tetapi untuk melakukan hal tersebut tidak segampang yang diutarakan, pertemuan dua kekuatan antara GAM dengan TNI dan Polri selalu akan menimbulkan korban dan kerusakan, masyarakat acehlah yang emnjadi korban. Belum selesai permasalahan tersebut, Masyarakat Aceh masih harus mendapat cobaan berupa Musibah Bencana Gempa Bumi dan Gelombang pasang Tsunami.

Kota Sabang yang terletak dipulau weh sebagai salah satu daerah yang juga mengalami bencana gempa dan tsunami tersebut, bencana ini menimbulkan banyak korban meninggal dunia, kehilangan harta benda, tempat tinggal, pemukiman, kerusakan sarana dan prasarana serta pengungsian dalam jumlah yang relative besar, sangatlah perlu dilakukan langkah-langkah antisipasi baik itu dalam hal Sandang, Pangan dan Papan. Dalam rumusan pasca bencana, ada tiga tahapan tindakan yang dilakukan : tindakan penanganan darurat, penanganan antara, serta tindakan restorasi-rehabilitasirekonstruksi. Pada saat ini penanganan telah dilakukan oleh banyak pihak, terutama relawan sosial, relawan tenaga, relawan medis, dan militer, seperti evakuasi jenazah, bantuan medis, pendistribusian makanan, penyediaan air bersih, dan pendirian tendatenda pengungsian. Setelah tindakan penanganan darurat, penanganan antara harus segera dilakukan. Penanganan antara bertujuan memulihkan kondisi masyarakat Aceh yang terkena musibah agar bisa secepatnya menjalani kehidupan normal kembali. Penanganan antara ini bisa berlangsung selama 6 bulan sampai 1.5 tahun. Sementara penanganan jangka panjang pada tahap ketiga merestorasi, merekontruksi dan merehabilitasi wilayah yang terkena membutuhkan pemikiran yang cermat, mendalam dan biaya besar. Penanganan antara didasarkan pada pemikiran bahwa masyarakat yang selamat dalam keadaan trauma sehingga harus segera mendapat tempat beristirahat, baik secara fisik, maupun mental. Semacam tempat Tinggal yang tentram, aman, dan layak. Konsep dasar dengan membangun pemukiman yang permanent cepat bangun yang berada diluar kawasan bencana. Mengapa permukiman permanent cepat bangun? Pengadaan pemukiman permanent ideal memang membutuhkan waktu perencanaan dan membangun lebih lama. Akan tetapi dengan adanya teknologi dan bahan yang cepat dan kuat serta tahan lama hal tersebut dapat diantisipasi, sama seperti halnya membangun rumah atau permukiman yang bersifat temporer. Jika kita bisa merencanakan relokasi pemukiman dengan rumah permanent cepat bangun dengan biaya yang juga relative murah

mengapa kita harus merencanakan membangun rumah temporer atau rumah sementara. Jika relokasi permukiman yang direncanakan dikaitkan dengan lokasi kepemilikan tanah masyarakat terkena bencana, masalah pembersihan tanah pada lokasi bencana akan memakan waktu lama dan sengketa tanah ada kemungkinan urusan surat kepemilikan tanah yang hilang. Hal ini sangatlah perlu diperhatikan akan tetapi janganlah menjadi penghambat reloksai permukiman dengan rumah permanent cepat bangun. Alternative penanganan antara perumahan permanent yang layak huni dapat dikembangkan dalam wujud Gampong yang nantinya akan terbentuk dalam jumlah Gampong yang banyak dalam suatu kawasan yang disebut dengan Mukim. Dengan pengharapan dapat disesuaikan, misalnya dengan kepemimpinan dalam budaya Aceh dalam hal ini pengangkatan Kechiek (kepala kampung) dan Tuha Peut (empat tetua kampung) untuk sebuah Gampong. Imeum mukin dan khadi Mukim serta dibantu oleh beberapa orang Waki untuk sebuah Mukim. Dimana diharapkan dapat membangun kerukunan kelompok masyarakat yang tinggal didalamnya. Gampong ini sebaiknya mengakomodasi 25 rumah sampai 125 dan untuk sebuah Mukim terdiri sekurangnya dari 8 Gampong Lokasi ideal Mukim adalah pada lahan yang jauh dari daerah yang terkena bencana yang diharapkan dapat mengurangi bayangan traumatis akan kejadian. Kemudian pada lahan kosong atau ruang terbuka minimal untuk 1 Gampong 5.000 meter persegi. Status tanah terbuka yang akan dipakai adalah meminjam antara 6 bulan sampai 1,5 tahun atau tanah miliki pemerintah. Perencanan dan perancangan hunian ini perlu diperhatikan : kesehatan, Religius, Psikologi, Social Kemasyarakatan, ekonomi dan yang paling penting adalah budaya masyarakat setempat serta melibatkan masyarakat itu sendiri. Begitu pula halnya dengan sarana dan prasarana yang berupa Meunasah, Langgar dan Meuseujid sebagai tempat ibadah, MCK, B. Tujuan dan Sasaran 1. Tujuan

Menyusun landasan konseptual perencanaan dan perancangan Relokasi Pemukiman Pasca Bencana Gempa dan Tsunami di Kelurahan Kota Atlas Sabang untuk para pengungsi yang kehilangan tempat tinggal dan memperoleh kehidupan, tempat berlindung yang lebih baik dibandingkan dengan tempat pengungsian. Penekanan perencanaan dan perancangan diarahkan pada area permukiman, rumah-rumah penduduk, sarana dan prasarana lainnya. 2. Sasaran Mendapat solusi, penyelesaian dari permasalahan dalam perencanaan dan perancangan Relokasi Permukiman Pasca Bencana Gempa dan tsunami dikelurahan Kota Ats Sabang yang berupa program ruang dan konsep dasar perancangan yang berkaitan dengan citra bangunan Relokasi Permukiman Pasca Bencana Gempa dan Tsunami di kelurahan Kota Atas Sabang tersebut. C. Manfaat 1. Secara Subjektif a. Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menempuh Tugas Akhir sebagai ketentuan kelulusan Sarjana Strata 1 (S1) di jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang. b. Sebagai pedoman penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) 2. Secara Objektif a. dapat bermanfaat sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa yang akan mengajukan proposal Tugas Akhir, serta nantinya dapat bermanfaat sebagai masukan untuk pemerintah daerah Kota Sabang dalam pengadaan permukiman pasca bencana gempa dan tsunami. D. Ruang Lingkup 1. Subtansial

Perencanaan dan Perancangan Relokasi Permukiman Pasca Bencana Gempa dan Tsunami di kelurahan Kota Atas Sabang termasuk dalam katagori penataan (bangunan dan lingkungan) pada suatu kawasan. 2. Spasial Lokasi perencanaan berada dalam kawasan Kecamatan Suka Karya, Kelurahan Kota Ats, Sabang NAD. E. Metode Penulisan Metode pembahasan dilakukan dengan metode analitis deskriptif, yaitu menguraikan dan menjelaskan data kualitatif, kemudian dianalisa untuk memperoleh suatu kesimpulan. Pengumpulan data diperoleh dengan cara : 1. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan yaitu data sekunder yang digunakan sebagai acuan dalam perencanaan dan perancangan 2. Wawancara Wawancara langsunga dengan narasumber yang berkompeten. Hal ini dilakukan untuk menggali data mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan topik. 3. Studi Banding Studi banding dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pendataan langsung di lokasi. F. Sistematika Penulisan Secara garis besar penulisan dibagi atas beberapa BAB, yaitu antara lain : BAB I PENDAHULUAN Berisi tentang penjabarab latar belakang permasalahan, tujuan dan sasaran, manfaat, ruang lingkup, metode penulisan, sistematika penulisan serta pola pikir dalam penulisan naskah.

BAB II TINJAUAN UMUM RELOKASI PERMUKIMAN PASCA BENCANA GEMPA DAN TSUNAMI DIKELURAHAN KOTA ATAS SABANG Tinjauan umum tentang Permukiman dan Rumah, Tinjauan tentang Rumah Aceh, dan aspek perancangan arsitektur bioklimatik BAB III TINJAUAN KHUSUS RELOKASI PERMUKIMAN PASCA BENCANA GEMPA DAN TSUNAMI DIKELURAHAN KOTA ATAS SABANG Gambaran dan tinjauan Kota Sabang, Potensi Kota Sabang Sebagai lokasi permukiman Permanen Cepat Bangun di Kelurahan Kota Ats Sabang. BAB IV KESIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN Berisi tentang kesimpulan, batasan dan anggapan yang digunakan dalam penyusunan konsep perencanaan dan perancangan Relokasi Permukiman Pasca Bencana Gempa dan Tsunami di kelurahan Kota Atas Sabang. BAB V PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Berisi tentang analisa permasalahan sebagai tindakan lanjut pendekatan aspek perencanaan dan perancangan Relokasi Permukiman Pasca Bencana Gempa dan Tsunami di kelurahan Kota Atas Sabang. BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Berisi program dasar perencanaan dan perancangan.