PBI No.17/3/PBI/2015 Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/3/PBI/201 /PBI/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH DI WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/3/PBI/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH DI WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

SEBI No.17/11/DKSP tanggal 1 Juni 2015 Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

No. 17/ 11 /DKSP Jakarta, 1 Juni 2015 SURAT EDARAN. Perihal : Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS

2015, No.70 2 Undang Nomor 6 Tahun 2009, Bank Indonesia sebagai otoritas moneter dan sistem pembayaran berwenang mengatur kewajiban penggunaan Rupiah

No transaksi di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia akan memberikan tambahan tekanan terhadap nilai tukar Rupiah dimanahal ini berpotens

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/21/PBI/2014 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PENGELOLAAN UTANG LUAR NEGERI KORPORASI NONBANK

Pedoman Tanya Jawab Ketentuan Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah NKRI

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Bank Indonesia t

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/7/PBI/2017 TENTANG PEMBAWAAN UANG KERTAS ASING KE DALAM DAN KE LUAR DAERAH PABEAN INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMBATASAN TRANSAKSI UANG KARTAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KASUS-KASUS TERKAIT PERMASALAHAN KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH YANG TELAH DIATUR DALAM PRINSIP PBI DAN SEBI (GENERIC CASES)

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

-2- Mekanisme yang diatur dalam Peraturan Bank Indonesia ini adalah bahwa Pembawaan UKA dengan jumlah yang nilainya paling sedikit setara dengan Rp1.0

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMBATASAN TRANSAKSI PENGGUNAAN UANG KARTAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 Mengingat d. bahwa penerapan prinsip kehati-hatian tersebut sejalan dengan upaya untuk mendorong pendalaman pasar keuangan domestik; e. bahwa penera

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 15 /PBI/2014 TENTANG KEGIATAN USAHA PENUKARAN VALUTA ASING BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM PENGGUNAAN RUPIAH DI WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA. Oleh :

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN HARGA RUPIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/17/ PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI KEPADA BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1999 TENTANG BANK INDONESIA [LN 1999/66, TLN 3843]

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/21/PBI/2014 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PENGELOLAAN UTANG LUAR NEGERI KORPORASI NONBANK

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 66, Tambahan Lembaran N

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1999 TENTANG LALU LINTAS DEVISA DAN SISTEM NILAI TUKAR

TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21

MDC UNDANG UNDANG LALU LINTAS DEVISA DAN SISTEM NILAI TUKAR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1999 TENTANG LALU LINTAS DEVISA DAN SISTEM NILAI TUKAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

IMPLEMENTASI PBI 17/ AGUSTUS 2016

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1999 TENTANG LALU LINTAS DEVISA DAN SISTEM NILAI TUKAR

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG MATA UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/9/PBI/2016 TENTANG PENGATURAN DAN PENGAWASAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

2 Proses pemurnian kegiatan usaha Penyelenggara KUPVA Bukan Bank tersebut diberikan masa transisi sampai dengan tanggal 31 Desember Selain itu,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQ) PBI NO.17/8/PBI/2015 TENTANG PENGATURAN DAN PENGAWASAN MONETER

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG MATA UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG MATA UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Bali, 20 November 2014

2 Mengingat d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu mengatur kembali Peraturan Bank Indonesi

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 1 / 9 /PBI/1999 TENTANG PEMANTAUAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN NON BANK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG MATA UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/15/PBI/2016 TENTANG PENYELENGGARA JASA PENGOLAHAN UANG RUPIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Uang Dalam Perekonomian

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu melakukan perubahan atas Peraturan Bank Indonesia

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

BAB IV PENUTUP. transaksi menggunakan Rupiah logam sebagai berikut : Rp 1000,00 (seribu Rupiah) dan/atau Rp 1500,00 (seribu lima ratus Rupiah), dan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 1/ 4 /PBI/1999 TENTANG PENYELENGGARAAN SURVEI OLEH BANK INDONESIA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7 / 36 / PBI / 2005 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

2 Keseluruhan kondisi tersebut menyebabkan meningkatnya risiko penurunan capacity to repay (default) dari ULN Korporasi Nonbank. Selain itu, sebagian

PEMANTAUAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN NON BANK GUBERNUR BANK INDONESIA,

2 Pengaturan moneter oleh Bank Indonesia dimaksudkan untuk mencapai dan memelihara kestabilan moneter, memastikan efektivitas kebijakan moneter, serta

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MATA UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 4/2/PBI/2002 TENTANG PEMANTAUAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA PERUSAHAAN BUKAN LEMBAGA KEUANGAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 20 /PBI/2014 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PENGELOLAAN UTANG LUAR NEGERI KORPORASI NONBANK

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 28 /PBI/2008 TENTANG PEMBELIAN VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH KEPADA BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 9/11/PBI/2007 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/8/PBI/2015 TENTANG PENGATURAN DAN PENGAWASAN MONETER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

2016, No /17/PBI/2013 tentang Transaksi Swap Lindung Nilai Kepada Bank Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Ban

TUGAS-TUGAS BANK INDONESIA. Mulyati, SE., M.T.I.

Pokok-Pokok Materi Pengaturan PBI NO.15/8/PBI/2013 tentang TRANSAKSI LINDUNG NILAI KEPADA BANK BANK INDONESIA OKTOBER 2013

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/7/PBI/2016 TENTANG TRANSAKSI BANK KEPADA BANK INDONESIA DALAM RANGKA BILATERAL CURRENCY SWAP ARRANGEMENT

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21/PBI/2014 UTANG LUAR NEGERI KORPORASI NONBANK DAN SURAT EDARAN NO.16/24/DKEM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

menyebabkan meningkatnya risiko gagal bayar (default risk). Hal ini berpotensi mengganggu kestabilan sistem keuangan dan ekonomi makro seperti yang

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/1/PBI/2004 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Bank Indonesia tenta

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/4/PBI/2015 TENTANG PASAR UANG ANTARBANK BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG CUKAI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Batam, 22 Oktober 2014

NILAI TUKAR DAN KEDAULATAN RUPIAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Penyempurnaan atas PBI No.16/20/PBI/2014

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN PROYEK STRATEGIS NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

PBI No.17/3/PBI/2015 Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pidato Kenegaraan Presiden RI Joko Widodo dalam Sidang Tahunan MPR Tahun 2015 Guna mendorong penguatan ekonomi nasional melalui transformasi fundamental, Pemerintah mewajibkan penggunaan Rupiah untuk transaksi di dalam negeri. Langkah ini untuk menunjukkan bahwa kita adalah Negara berdaulat. Transformasi ekonomi juga memerlukan topangan yang kuat dari bidang-bidang lain seperti politik luar negeri, pertahanan dan keamanan, penegakan hukum, dan penghargaan pada hak azasi manusia. Tanpa sinergi bidang-bidang tersebut, tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara tidak akan kokoh 2

LANDASAN UTAMA PENERBITAN KETENTUAN KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH Dimensi Hukum - UU Mata Uang - UU Bank Indonesia - Peraturan Lainnya Dimensi Ekonomi Mengurangi tekanan demand valas di pasar domestik Dimensi Kebangsaan Rupiah yang berdaulat & memiliki martabat, dapatmendukung nilai tukar Rupiah yang stabil PBI No.17/3/PBI/2015 Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah NKRI Link UU Mata Uang 3

DIMENSI HUKUM UU Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang UU Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana diubah terakhir dengan UU Nomor 6 Tahun 2009 4

UNDANG-UNDANG MATA UANG Kewajiban Penggunaan Rupiah (Pasal 21 ayat (1) UU Mata Uang) Setiap orang wajib menggunakan Rupiah dalam transaksi yang dilakukan di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia Pengecualian Kewajiban Penggunaan Rupiah (Pasal 21 ayat (2) UU Mata Uang) Kewajiban penggunaan Rupiah tidak berlaku bagi: a. transaksi tertentu dalam rangka pelaksanaan APBN; b. penerimaan atau pemberian hibah dari atau ke luar negeri; c. transaksi perdagangan internasional; d. simpanan di bank dalam bentuk valuta asing; atau e. transaksi pembiayaan internasional. Larangan Menolak Rupiah (Pasal 23 UU Mata Uang) Setiap pihak dilarang untuk menolak untuk menerima Rupiah kecuali terdapat keraguan atas keaslian Rupiah atau pembayaran kewajiban tersebut telah diperjanjikan secara tertulis dalam valuta asing. Link UU Mata Uang 5 5

UNDANG-UNDANG MATA UANG Sanksi (Pasal 33 ayat (1) dan (2) UU Mata Uang) Setiap orang yang tidak menggunakan Rupiah di wilayah NKRI dan menolak Rupiah untuk pembayaran di wilayah NKRI, dihukum dengan: pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pidana denda paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah). Link UU Mata Uang 6

UNDANG-UNDANG BANK INDONESIA Tujuan BI Mencapai dan memelihara kestabilan nilai Rupiah Pasal 7 UU BI 7

UNDANG-UNDANG BANK INDONESIA Tugas BI Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter BI berwenang melakukan pengendalian moneter Pasal 10 ayat (1) UU BI Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran BI berwenang menetapkan penggunaan alat pembayaran Pasal 15 ayat (1) UU BI 8

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN LAINNYA UU No. 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus (UU Kawasan Ekonomi Khusus) UU No. 36 Tahun 2000 tentang Penetapan Perpu No. 1 Tahun 2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Menjadi UU sebagaimana diubah dengan UU No. 44 Tahun 2007 (UU Kawasan Perdagangan Bebas) Mata uang Rupiah merupakan alat pembayaran yang sah di Kawasan Ekonomi Khusus & Kawasan Perdagangan Bebas dimana kawasan tersebut merupakan bagian dari wilayah NKRI 9

Peraturan Perundang-Undangan lain (Lanjutan...) Peraturan Presiden RI Nomor 26 Tahun 2012 tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional Penetapan tarif pelayanan jasa logistik dengan denominasi Rupiah 10

Peraturan Perundang-Undangan lain Peraturan Menteri Perdagangan RI No. 35/M-DAG/PER/7/2013 tentang Pencantuman Harga Barang dan Tarif Jasa yang Diperdagangkan Peraturan Menteri Perdagangan RI No. 70/M-DAG/PER/12/2013 tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern Harga barang dan/atau jasa wajib ditetapkan/dinyatakan dalam Rupiah 11

DIMENSI EKONOMI 12

KONDISI SAAT INI Masih banyak penggunaan mata uang selain Rupiah di wilayah NKRI (dolarisasi) Pencantuman harga barang/jasa di wilayah NKRI dalam valuta asing Pembayaran/penyelesaian transaksi di wilayah NKRI dengan valuta asing 13

Kewajiban Penggunaan Rupiah Mengurangi Dolarisasi di Perekonomian Indonesia Konsumen Akhir Proses dolarisasi terjadi ketika importir mewajibkan penjualan barangnya kepada produsen dalam negeri dalam valas maka hal tersebut akan membuat mata rantai permintaan valas berlanjut sampai titik terakhir di konsumen yang pada akhirnya membayar dalam mata uang rupiah. Sebagai contoh di bawah, awalnya permintaan USD hanya dari importir sebesar USD 100, tetapi karena mata rantai transaksi antar produsen menggunakan USD maka permintaannya mjd USD 200. Belum lagi jika produsen domestik menambahnya untuk permintaan valas untuk berjaga-jaga. Jika transaksi DN diwajibkan dalam IDR maka permintaan valas hanya USD 100 dan hal tsb akan memutus mata rantai dolarisasi dalam perekonomian Indonesian Pabrik PTA & MEG LUAR NEGERI Impor PTA/MEG USD 100 USD 100 + 50 USD 150 + 50 IDR DALAM NEGERI Pabrik Polyester Penjualan Benang & Serat Pabrik Pemintalan Penjualan Kain Pabrik Garmen Penjualan Brg Jadi Total Permintaan Valas keseluruhan = USD 200, meskipun pendapatan perusahaan dalam Rupiah 14 14

Kewajiban Penggunaan Rupiah di NKRI Merupakan Salah Satu Kebijakan untuk Menopang Kestabilan Nilai Tukar Rupiah Pendalaman Pasar Keuangan Penyederhanaan Beberapa Ketentuan Pasar Valas Stabilitas Pengaturan ULN Krporasi Nonbank Memitigasi risiko yang timbul dari ULN valas yaitu risiko nilai tukar, likuiditas, dan overleveraging. Nilai Tukar Penggunaan Mata Uang Rupiah Lebih kearah mengkonsolidasi beberapa peraturan yang telah diterbitkan Pemerintah sebelumnya. Tujuan utamanya adalah kedaulatan Rupiah di NKRI Kemudian diharapkan dapat membantu kestabilan NT 15

DIMENSI KEBANGSAAN 16

DIMENSI KEBANGSAAN Indonesia sebagai negara yang merdeka dan berdaulat memiliki Rupiah sebagai salah satu simbol kedaulatan negara yang harus dihormati dan dibanggakan oleh seluruh rakyat Indonesia Penggunaan Rupiah dalam setiap transaksi di wilayah NKRI merupakan hal yang mutlak Rupiah dapat menjadi Tuan Rumah di negeri sendiri 17

Menuju Rupiah yang Berdaulat 18

Landasan Hukum : 1. UU Bank Indonesia 2. UU Mata Uang Rupiah yang berdaulat & Mendukung nilai tukar Rupiah yang stabil Belum seluruh transaksi di wilayah NKRI menggunakan Rupiah Banyak transaksi dalam negeri dengan valas Penggunaan valas yang tidak sepatutnya memberikan tekanan pada Rupiah Peraturan Bank Indonesia Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah NKRI Strategi: - Sinergitas dengan Pemerintah dan DPR-RI (kebijakan dan regulasi) - Dukungan pelaku usaha. - Koordinasi penegakan hukum oleh BI dan aparat penegak hukum, serta pihak lainnya Transaksi di wilayah NKRI (tunai dan non tunai) wajib dalam Rupiah Penggunaan valas hanya terbatas pada transaksi tertentu *PBI 17/3/PBI/2015 tanggal 31 Maret 2015 tentang Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah NKRI 19

PBI KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH DI WILAYAH NKRI Pokok-Pokok Pengaturan: 1. Kewajiban penggunaan Rupiah di wilayah NKRI. 2. Kewajiban pencantuman harga (kuotasi) barang dan/atau jasa hanya dalam Rupiah. 3. Pengecualian kewajiban penggunaan Rupiah. 4. Larangan menolak Rupiah. 5. Pengecualian transaksi nontunai menggunakan Rupiah berdasarkan persetujuan BI. 6. Pengecualian terhadap KUPVA dan pembawaan UKA ke luar/ke dalam wilayah Pabean RI. 7. Laporan dan pengawasan kepatuhan. 8. Sanksi transaksi tunai : sanksi pidana sebagaimana diatur dalam UU Mata Uang. transaksi nontunai : sanksi administratif (teguran tertulis, denda, dan/atau larangan ikut dalam lalu lintas pembayaran). pelanggaran kuotasi dan pelaporan : sanksi administratif (teguran tertulis). rekomendasi kepada lembaga yang berwenang seperti pencabutan izin usaha atau penghentian kegiatan usaha 9. Ketentuan peralihan (masa berlakunya perjanjian tertulis pada transaksi nontunai). 10. Masa berlaku kewajiban penggunaan Rupiah untuk transaksi nontunai. 20

PBI KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH DI WILAYAH NKRI 1. Kewajiban Penggunaan Rupiah Kewajiban Penggunaan Rupiah di wilayah NKRI berlaku untuk transaksi: Tunai Nontunai 21

PBI KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH DI WILAYAH NKRI 2. Pencantuman Harga Dalam rangka mendorong efektivitas penerapan kewajiban penggunaan Rupiah, pencantuman harga barang dan/atau jasa (kuotasi) di wilayah NKRI wajib hanya dalam Rupiah. Pertimbangan: Rupiah sebagai satu-satunya alat pembayaran yang sah di wilayah NKRI (legal tender) Masyarakat cenderung belum dapat membedakan kuotasi dengan pembayaran Pencantuman kuotasi dengan valuta asing, kurs yang digunakan cenderung menguntungkan salah satu pihak 22

Kewajiban Pencantuman Harga Barang dan/atau Jasa Dalam Rupiah Pelaku usaha wajib mencantumkan harga barang dan/atau jasa hanya dalam Rupiah dan dilarang mencantumkan harga barang dan/atau jasa secara dual quotation. Label harga Biaya jasa (fee) Biaya sewa menyewa Tarif Daftar harga Klausul harga dalam kontrak Harga dalam faktur/purchase order Bukti pembayaran 23

PBI KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH DI WILAYAH NKRI 3. Pengecualian Penggunaan Rupiah a. b. c. Transaksi dalam rangka APBN Hibah Internasional Simpanan di Bank dalam valuta asing d. Perdagangan Internasional Perdagangan internasional meliputi perdagangan barang lintas batas negara (ekspor-impor) dan perdagangan jasa internasional : cross border supply dan consumption abroad e. Pembiayaan Internasional f. Transaksi lain yang diperbolehkan menggunakan valas dalam Undang-Undang Seperti: kegiatan usaha bank dalam valas (UU Perbankan), Transaksi SUN (UU SUN), Pembiayaan LPEI (UU LPEI) Repatriasi Modal Asing (UU Penanaman Modal) 24

PBI KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH DI WILAYAH NKRI 4. Larangan Menolak Rupiah Setiap pihak dilarang menolak untuk menerima Rupiah sebagai pembayaran/ menyelesaikan kewajiban, kecuali: Terdapat keraguan atas keaslian Rupiah untuk transaksi tunai Pihak yang menolak karena meragukan keaslian uang Rupiah yang dibayarkan dapat melakukan klarifikasi keaslian uang Rupiah ke Bank Indonesia Telah diperjanjian secara tertulis, hanya untuk: transaksi yang dikecualikan dari kewajiban penggunaan Rupiah. proyek infrastruktur strategis dan mendapat persetujuan BI. 25

PBI KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH DI WILAYAH NKRI 5. Pengecualian transaksi nontunai menggunakan Rupiah berdasarkan persetujuan BI a. Proyek infrastruktur strategis dan mendapatkan persetujuan BI. b. Dalam hal terdapat permasalahan bagi pelaku usaha dengan karakteristik tertentu terkait pelaksanaan kewajiban penggunaan Rupiah untuk transaksi nontunai, BI dapat mengambil kebijakan tertentu dengan tetap memperhatikan kewajiban penggunaan Rupiah. 26

Pelaksanaan Kewajiban Penggunaan Rupiah Untuk Proyek Infrastruktur Strategis Yang Diperjanjikan Secara Tertulis Infrastruktur transportasi Infrastruktur sanitasi Infrastruktur jalan Infrastruktur telekomunikasi Infrastruktur pengairan Infrastruktur ketenagalistrikan Infrastruktur air minum Infrastruktur migas 27

Pelaksanaan Kewajiban Penggunaan Rupiah Untuk Proyek Infrastruktur Strategis Yang Diperjanjikan Secara Tertulis Proyek infrastruktur strategis dikecualikan apabila: dinyatakan oleh pemerintah pusat atau pemerintah daerah sebagai proyek infrastruktur strategis yang dibuktikan dengan surat keterangan dari kementerian/lembaga terkait. memperoleh persetujuan pengecualian terhadap kewajiban penggunaan Rupiah dari BI Dalam memberikan persetujuan, BI mempertimbangkan antara lain sumber pembiayaan proyek dan dampak proyek tersebut terhadap stabilitas ekonomi makro. 28

PBI KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH DI WILAYAH NKRI 6. Pengecualian Terhadap Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing (KUPVA) dan Pembawaan Uang Kertas Asing (UKA) ke Luar / ke Dalam Wilayah Pabean RI Kegiatan berupa: a. KUPVA yang diselenggarakan sesuai peraturan perundang-undangan (antara lain KUPVA bukan Bank yang telah memperoleh izin dari BI) dan b. Pembawaan UKA ke luar / ke dalam wilayah pabean RI yang dilakukan sesuai peraturan perundang-undangan tidak dikategorikan sebagai transaksi yang wajib menggunakan Rupiah. 29

PBI KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH DI WILAYAH NKRI 7. Laporan dan pengawasan kepatuhan a. b. Bank Indonesia berwenang untuk meminta laporan, keterangan, dan/atau data kepada setiap pihak yang terkait pelaksanaan kewajiban penggunaan Rupiah dan Bank Indonesia melakukan pengawasan terhadap kepatuhan setiap pihak dalam melaksanakan kewajiban penggunaan Rupiah 30

PBI KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH DI WILAYAH NKRI 8. Sanksi a. Terhadap pelanggaran kewajiban penggunaan Rupiah untuk transaksi tunai, dikenakan sanksi pidana sebagaimana diatur dalam UU Mata Uang (kurungan maks. 1 Tahun & denda maks. Rp200 juta) b. Terhadap pelanggaran kewajiban penggunaan Rupiah untuk transaksi nontunai, BI berwenang mengenakan sanksi administratif: teguran tertulis denda berupa kewajiban membayar dan/atau Larangan untuk ikut dalam lalu lintas pembayaran 1% dari nilai transaksi Maks. Rp 1 milyar 31

PBI KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH DI WILAYAH NKRI 8. Sanksi (lanjutan...) c. Terhadap pelanggaran kewajiban kuotasi dalam Rupiah dan kewajiban penyampaian laporan dikenakan sanksi adminstratif berupa teguran tertulis. Bank Indonesia dapat merekomendasikan kepada otoritas yang berwenang untuk melakukan tindakan sesuai kewenangannya seperti pencabutan izin usaha atau penghentian kegiatan usaha. 32

PBI KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH DI WILAYAH NKRI 9. Ketentuan Peralihan Perjanjian tertulis untuk transaksi nontunai yang disusun dalam valuta asing selain : transaksi yang dikecualikan; atau proyek infrastruktur strategis dan telah mendapatkan persetujuan BI yang dibuat sebelum tanggal 1 Juli 2015, tetap berlaku sampai berakhirnya perjanjian tersebut. Perpanjangan dan/atau perubahan atas perjanjian tertulis tersebut diatas harus tunduk pada PBI Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah NKRI. Perubahan atas perjanjian tertulis adalah perubahan yang terutama terkait perubahan subjek dan/atau objek pada perjanjian tertulis. 33

PBI KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH DI WILAYAH NKRI 10. Masa Berlaku Kewajiban Penggunaan Rupiah Ketentuan kewajiban penggunaan Rupiah untuk transaksi tunai mulai berlaku sejak diundangkannya UU Mata Uang tanggal 28 Juni 2011. Ketentuan kewajiban penggunaan Rupiah untuk transaksi nontunai mulai berlaku pada tanggal 1 Juli 2015. 34

Terima Kasih 35