Pedoman Tanya Jawab Ketentuan Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah NKRI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pedoman Tanya Jawab Ketentuan Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah NKRI"

Transkripsi

1 Pedoman Tanya Jawab Ketentuan Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah NKRI DKSP - September 2015

2 DAFTAR PERTANYAAN TERKAIT KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH Gaji Ekspatriat 1. Apakah ekspatriat yang bekerja di Indonesia dapat dibayar menggunakan USD? Tenaga kerja asing (ekspatriat) yang bekerja di Indonesia dapat dibayar menggunakan mata uang asing sepanjang ekspatriat tersebut ditugaskan oleh kantor pusat/perusahaan di luar negeri yang dibuktikan dengan adanya surat tugas dari kantor pusat/perusahaan di luar negeri. 2. Apabila ekspatriat yang bekerja di Indonesia direferensikan oleh perusahaan induk di luar negeri namun tidak terdapat surat tugas dari perusahaan induk tersebut, apakah dapat dibayar dengan menggunakan USD? Tidak, untuk dapat dibayar dengan menggunakan USD ekspatriat tersebut harus memiliki surat tugas dari perusahaan induk yang ada di luar negeri. Transaksi dengan Pihak Asing 3. Bagaimanakah perlakuan terhadap transaksi yang dilakukan dengan pihak asing di Wilayah NKRI, seperti penduduk dengan bukan penduduk, perusahaan perwakilan luar negeri dengan perusahaan di dalam negeri? Sebagai contoh: pembelian avtur oleh maskapai asing di bandara, jasa kepelabuhanan di terminal internasional pelabuhan di Indonesia, transaksi barang/jasa turis luar negeri di wilayah NKRI. Dalam Pasal 2 jo. Pasal 3 PBI No. 17/3/PBI/2015 pada prinsipnya diatur bahwa setiap pihak yang melakukan transaksi di wilayah NKRI wajib menggunakan Rupiah, baik yang dilakukan secara tunai maupun nontunai. Status pihak yang melakukan transaksi (misal bukan penduduk/perwakilan luar negeri/penanaman modal asing) tidak mengecualikan kewajiban penggunaan Rupiah. Selain itu dalam SEBI No. 17/11/DKSP perihal Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah NKRI telah ditegaskan mengenai prinsip teritorial. 1

3 Transaksi dalam rangka APBN 4. Apakah pemerintah diperbolehkan melakukan pungutan atau setoran dalam valuta asing? Sebagai contoh pembayaran Visa on Arrival, setoran pajak dalam valas, dan Dana Kompensasi TKA dalam valas. Dalam Pasal 4 huruf a jo. Pasal 6 PBI disebutkan bahwa transaksi dalam rangka APBN dikecualikan dari kewajiban penggunaan Rupiah. Hal tersebut ditegaskan pula dalam SEBI No. 17/11/DKSP tentang Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah NKRI. Perjanjian 5. Bagaimana apabila pelaku usaha telah memiliki perjanjian tertulis yang telah dibuat sebelum 1 Juli 2015, apakah pemenuhan kewajibanya tetap dapat dilakukan dalam valuta asing? Perjanjian yang dibuat sebelum 1 Juli 2015 tetap dapat dilakukan pemenuhan kewajibannya menggunakan denominasi valuta asing sampai dengan masa berakhirnya perjanjian sepanjang tidak ada perubahan yang terkait dengan pihak dalam perjanjian, harga barang dan/atau jasa, dan/atau obyek perjanjian. 6. Apabila sebelum 1 Juli 2015 terdapat perjanjian/kontrak sebagai master agreement yang hanya mencantumkan kesepakatan bahwa transaksi akan dilakukan menggunakan USD tanpa mencantumkan subyek dan/atau obyek yang diperjanjikan secara rinci, apakah transaksi yang dilakukan setelah 1 Juli 2015 sebagai pelaksanaan dari master agreement tersebut masih dapat menggunakan USD? Sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam angka X. Ketentuan Peralihan SEBI No. 17/11/DKSP perihal Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah NKRI diatur bahwa yang dimaksud dengan perjanjian dalam ketentuan kewajiban penggunaan Rupiah adalah perjanjian yang mencantumkan informasi mengenai subyek (pihak yang melakukan perjanjian) dan objek (harga, kuantitas, spesifikasi) yang diperjanjikan. Dengan demikian, master agreement yang hanya mencantumkan kesepakatan bahwa transaksi akan dilakukan menggunakan USD bukan merupakan perjanjian sehingga pelaksanaan dari master agreement tersebut termasuk penerbitan purchase order dan delivery order atas master agreement tersebut dikategorikan sebagai perubahan perjanjian yang wajib menggunakan Rupiah. 2

4 7. Apakah purchasing order/delivery order yang diterbitkan atas dasar master agreement yang tidak memuat subyek dan/atau obyek yang diperjanjikan dapat diterbitkan dengan menggunakan mata uang asing? Sesuai SEBI No. 17/11/DKSP perihal Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, purchasing order/delivery order yang diterbitkan berdasarkan master agreement yang tidak memuat subyek dan/atau obyek yang diperjanjikan diperlakukan sebagai perjanjian yang berdiri sendiri sehingga wajib tunduk pada ketentuan kewajiban penggunaan Rupiah. 8. Apabila pelaku usaha memperoleh penundaan penerapan kewajiban penggunaan Rupiah misalnya sampai dengan 31 Desember 2015, apakah pelaku usaha tersebut dapat menerbitkan perjanjian/kontrak baru selama masa penundaan tersebut? Selama masa penundaan yang disetujui Bank Indonesia yaitu sampai dengan 31 Desember 2015, pelaku usaha tetap dapat melakukan transaksi termasuk membuat perjanjian baru (menerbitkan faktur, delivery order, purchase order dll) dengan valuta asing. Setiap perjanjian baru yang diterbitkan dalam masa penundaan tersebut hanya dapat menggunakan valuta asing sampai dengan berakhirnya masa penundaan yaitu 31 Desember Dengan demikian, paling lambat per 1 Januari 2016 seluruh transaksi perusahaan tersebut di wilayah NKRI wajib dilakukan dengan menggunakan Rupiah. 9. Apakah dibolehkan jika kuotasi dalam kontrak/perjanjian antara perusahaan di dalam negeri dengan travel agent luar negeri dicantumkan dalam valas? Kontrak/perjanjian antara perusahaan di dalam negeri dengan perusahaan di luar negeri termasuk travel agent dapat dilakukan dengan menggunakan valuta asing karena sesuai Pasal 4 termasuk dalam transaksi tersebut termasuk transaksi perdagangan internasional. Produk Perbankan 10. Apakah masih diperbolehkan bagi bank untuk melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing (rekening valas, transfer dana dalam valas, kredit valas, L/C valas)? Sesuai Pasal 5 PBI No. 17/3/PBI/2015, kewajiban penggunaan Rupiah tidak berlaku untuk transaksi dalam valuta asing yang dilakukan oleh Bank berdasarkan Undang- Undang yang mengatur mengenai perbankan dan perbankan syariah. Berdasarkan ketentuan tersebut, 3

5 kepemilikan rekening valas di bank diperbolehkan karena termasuk transaksi yang dikecualikan dari kewajiban penggunaan Rupiah. Pengecualian tersebut juga berlaku untuk seluruh produk perbankan sepanjang telah diatur dalam peraturan perundang- undangan. 11. Apakah diperbolehkan melakukan transaksi dengan menggunakan SKBDN? SKBDN adalah produk perbankan yang diatur dalam PBI No. 5/6/PBI/2003 sehingga termasuk transaksi yang dikecualikan dari kewajiban penggunaan Rupiah sepanjang underlying transaksi merupakan transaksi yang diperbolehkan menggunakan valuta asing. 12. Apakah bank diperbolehkan melaksanakan transfer atas permintaan nasabah dalam valuta asing? Sesuai dengan Butir VIII SEBI No. 17/11/DKSP perihal Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah NKRI, bank harus memberitahukan adanya peraturan mengenai kewajiban penggunaan Rupiah di wilayah NKRI kepada setiap nasabah yang akan melakukan transaksi dengan menggunakan valuta asing. Dalam hal nasabah akan melakukan transaksi dalam valuta asing maka Bank harus meminta nasabah mengisi tujuan transaksi dalam formulir/slip transaksi. Apabila di kemudian hari terbukti adanya data yang tidak benar terkait penggunaan valas oleh nasabah maka hal tersebut menjadi tanggungjawab dari nasabah yang bersangkutan. Produk Investasi 13. Apakah perusahaan investasi diperbolehkan menerbitkan produk dalam bentuk valuta asing Dalam Pasal 5 PBI No. 17/3/PBI/2015 pada prinsipnya diatur bahwa sepanjang terdapat peraturan perundang- undangan terkait investasi yang memperbolehkan penerbitan produk dalam bentuk valuta asing, maka hal tersebut termasuk yang dikecualikan dari kewajiban penggunaan Rupiah. Namun apabila tidak terdapat peraturan perundang- undangan yang memperbolehkan penerbitan produk investasi dalam bentuk valuta asing maka produk investasi yang diterbitkan di Wilayah NKRI wajib menggunakan Rupiah. 14. Apakah pembayaran dividen dari perusahaan go public di Indonesia dapat dilakukan dengan menggunakan valuta asing? Sesuai Pasal 5 PBI Kewajiban Rupiah dan Pasal 8 ayat (3) UU No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal, kewajiban penggunaan Rupiah tidak berlaku untuk transaksi- transaksi dalam valuta asing yang 4

6 dilakukan oleh penanam modal (dalam hal ini adalah perusahaan), termasuk transaksi yang terkait dengan dividen. 15. Apakah reksadana dapat diterbitkan dalam mata uang asing? Peraturan Pasar Modal IV.B.1 ttg Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif membolehkan Reksa Dana menggunakan denominasi valas (USD atau EURO). Berdasarkan hal dimaksud maka reksadana dapat diterbitkan dalam mata uang asing dengan mengacu pada ketentuan dari otoritas terkait. 16. Bagaimana pembayaran bunga, coupon untuk produk corporate bond, MTN dan sub debt yang diterbitkan dalam valuta asing? Untuk pembayaran coupon dan bunga atas corporate bond, MTN dan sub debt yang diterbitkan dalam valas dapat dilakukan sesuai mata uang penerbitan dengan mengacu pada ketentuan dari otoritas terkait. 17. Apakah manajer investasi dapat memperoleh fee dalam bentuk valuta asing? Bagaimana dengan fee lainnya seperti biaya administrasi apakah dapat dilakukan dalam valuta asing? Pembayaran fee untuk manajer investasi dan bank kustodian di wilayah NKRI wajib dilakukan dengan menggunakan Rupiah. Produk Asuransi 18. Apakah perusahaan asuransi diperbolehkan menerbitkan produk dalam bentuk valuta asing? Sesuai Pasal 16 PBI No. 17/3/PBI/2015 serta dengan mempertimbangkan karakteristik khusus dari kegiatan perusahaan asuransi maka perusahaan asuransi dapat menerbitkan produk dalam valas namun dalam pelaksanaannya harus tetap mengacu pada ketentuan yang dikeluarkan oleh otoritas terkait. Produk Pembiayaan 19. Apakah perusahaan pembiayaan diperbolehkan menerbitkan produk dalam bentuk valuta asing? Sesuai Pasal 16 PBI No. 17/3/PBI/2015, dengan mempertimbangkan karakteristik khusus dari kegiatan perusahaan pembiayaan maka perusahaan pembiayaan dapat menerbitkan produk dalam valas namun dalam pelaksanaannya harus tetap mengacu pada ketentuan yang dikeluarkan oleh otoritas terkait. 5

7 Perdagangan Barang dan Jasa Internasional 20. Apakah diperbolehkan menggunakan mata uang asing apabila melakukan sewa menyewa barang dari luar negeri? Sewa menyewa barang dari luar negeri termasuk dalam kategori kegiatan perdagangan jasa yang melampaui batas wilayah Negara yang dilakukan dengan cara pasokan lintas batas (cross border supply). Sesuai Pasal 8 PBI No.17/3/PBI/2015, kegiatan tersebut termasuk dalam kegiatan perdagangan internasional yang dikecualikan dalam penerapan kewajiban penggunaan Rupiah. 21. Apabila terdapat perjanjian jual beli antara perusahaan A di Indonesia dengan perusahaan B di luar negeri, namun perusahaan B mengirimkan barang untuk perusahaan A dari perusahaan C di Indonesia. Dalam hal ini, tidak terjadi perpindahan barang dari luar negeri ke dalam negeri karena barang berada di Indonesia. Apakah mekanisme transaksi tersebut dikecualikan karena termasuk dalam perdagangan internasional? Sesuai Pasal 8 PBI No. 17/3/PBI/2015, transaksi perdagangan internasional yang dikecualikan meliputi kegiatan ekspor/impor barang ke atau dari luar wilayah pabean Republik Indonesia. Namun dalam hal ini harus dilihat pula Undang- Undang Kepabeanan yang mengatur bahwa pengertian ekspor/impor adalah kegiatan mengeluarkan/memasukkan barang dari/ke daerah pabean, sehingga apabila perpindahan barang terjadi di dalam negeri maka transaksi tersebut tidak dikategorikan sebagai transaksi ekspor/impor atau transaksi perdagangan internasional. Dengan demikian, meskipun transaksi terjadi antara perusahaan dalam negeri dengan perusahaan luar negeri sepanjang tidak terdapat perpindahan barang antar negara maka tidak dikategorikan sebagai perdagangan internasional. 22. Apakah pemberian jasa konsultasi dari/kepada pihak di luar negeri, yang hasil konsultasinya disampaikan melalui telepon, , surat, dsb termasuk dalam pengertian perdagangan barang/jasa internasional? Dalam Pasal 4 huruf c jo. Pasal 8 ayat (1) huruf b PBI No. 17/3/PBI/2015 diatur bahwa transaksi jasa internasional dapat dilakukan secara cross border supply atau consumption abroad. Pemberian jasa konsultasi dari/kepada pihak di luar negeri, yang hasil konsultasinya disampaikan melalui telepon, , surat, dsb, merupakan bentuk perdagangan internasional cross border supply yang pelaksanaannya dapat dilakukan dengan menggunakan valas. 6

8 23. Apakah transaksi dalam kawasan berikat/free trade zone dapat dilakukan dengan menggunakan valuta asing? Dalam Pasal 2 jo. Pasal 3 PBI 17/3/PBI/2015, setiap pihak yang melakukan transaksi di wilayah NKRI wajib menggunakan Rupiah, baik yang dilakukan secara tunai maupun nontunai. Kewajiban menggunakan Rupiah berlaku untuk setiap pihak yang bertransaksi di wilayah NKRI. Kedudukan perusahaan di kawasan FTZ/Kawasan Berikat tidak mengecualikan kewajiban penggunaan Rupiah, karena kawasan tersebut masih merupakan bagian dari wilayah NKRI sehingga tetap wajib menggunakan Rupiah (asas teritorial). Pencantuman Harga/Kuotasi 24. Apakah diperbolehkan mencantumkan harga barang atau jasa menggunakan Rupiah dan mata uang asing secara bersamaan (dual quotation) namun transaksinya menggunakan Rupiah? Berdasarkan Pasal 11 PBI No. 17/3/PBI/2015, pencantuman harga barang/jasa hanya dapat menggunakan Rupiah. Oleh karena itu, pencantuman harga dalam Rupiah dan mata uang asing secara bersamaan (dual quotation) tidak diperbolehkan. 25. Apakah diperbolehkan mencantumkan harga atas barang dan/atau jasa yang diperdagangkan di wilayah NKRI melalui media online menggunakan valas dan/atau dual quotation. Contoh pencantuman tarif kamar hotel di Indonesia pada website hotel atau pencantuman harga sewa apartemen di Indonesia pada media iklan internet? Kewajiban pencantuman harga barang dan/atau jasa hanya dalam mata uang Rupiah juga berlaku untuk penawaran barang dan/atau jasa di Indonesia pada media online. Untuk mengantisipasi berubahnya kurs Rupiah maka dalam penawaran dapat dicantumkan kurs acuan JISDOR pada saat itu dan informasi bahwa kurs akan disesuaikan berdasarkan tanggal transaksi atau tanggal pembayaran. 26. Apakah diperbolehkan mencantumkan formula menggunakan valuta asing tertentu dalam perjanjian/kontrak? Pencantuman formula dalam perjanjian/kontrak dapat dilakukan dengan menggunakan formula yang terdapat komponen valuta asing di dalamnya namun pencantuman harga yang merupakan hasil perhitungan dalam formula yang tertera dalam perjanjian/kontrak wajib menggunakan Rupiah. Untuk menghitung nilai Rupiah terhadap nilai valas tersebut, pelaku usaha agar menggunakan kurs JISDOR yang ditetapkan oleh Bank 7

9 Indonesia. Informasi mengenai JISDOR dapat dilihat pada website Bank Indonesia yaitu Bagaimana dengan transaksi yang dilakukan di kedutaan asing di Indonesia? Ketentuan kewajiban penggunaan Rupiah menganut asas teritorial. Kedutaan asing yang terdapat di Indonesia termasuk dalam wilayah ekstrateritorial dan bukan merupakan wilayah NKRI sehingga kewajiban penggunaan Rupiah tidak berlaku untuk transaksi di kedutaan asing tersebut. Jasa Angkut 28. Apakah biaya jasa pengangkutan kegiatan ekspor impor barang dapat menggunakan valuta asing? Sesuai dengan Pasal 8 ayat 2 PBI No. 17/3/PBI/2015, transaksi tersebut tidak dikategorikan sebagai transaksi perdagangan internasional sehingga wajib menggunakan Rupiah. Namun demikian dalam hal terdapat unsur asuransi dan penetapan biaya secara bundling maka biaya jasa pengangkutan tersebut dapat dilakukan dengan valas mengingat kegiatan asuransi merupakan kegiatan yang dikecualikan dari penerapan kewajiban penggunaan Rupiah. Toko Bebas Bea (Duty Free) 29. Apakah toko bebas bea dapat mencantumkan harga dalam valuta asing? Toko bebas bea terdiri atas 2 macam yaitu di bandara dan di downtown. Adapun perlakukan untuk kedua jenis toko bebas bea tersebut adalah: a. Toko bebas bea di bandara: Pencantuman harga (kuotasi) wajib Rupiah Untuk transaksi tunai, pembayaran dapat menggunakan valuta asing namun pengembalian harus dalam Rupiah Untuk transaksi non tunai, transaksi dilakukan dalam mata uang Rupiah b. Toko bebas bea di downtown: Pencantuman harga (kuotasi) wajib Rupiah Transaksi tunai dan non tunai, wajib dilakukan dalam Rupiah 8

10 Kurs 30. Pelaku usaha mengeluhkan kurs yang dipakai dalam bertransaksi? Apa solusi yang dapat disampaikan kepada pelaku usaha? Dalam bertransaksi pelaku usaha diharapkan menggunakan kurs JISDOR sebagai kurs referensi. Kurs tersebut dapat dilihat pada website Bank Indonesia ( yang diumumkan setiap hari kerja pada pukul WIB. 31. Apakah perusahaan diperbolehkan transaksi menggunakan kurs selain JISDOR sesuai dengan kebijakan internal perusahaan? Dalam hal diperlukan kurs konversi untuk transaksi maka hendaknya mengacu pada kurs JISDOR. Kurs JISDOR yaitu harga spot USD/IDR, yang disusun berdasarkan kurs transaksi valuta asing terhadap rupiah antar bank di pasar valuta asing domestik, melalui Sistem Monitoring Transaksi Valuta Asing Terhadap Rupiah (SISMONTAVAR) di Bank Indonesia secara real time. Dalam hal para pihak telah sepakat untuk menggunakan kurs lain sebagai acuan maka kurs tersebut harus memenuhi aspek kewajaran. Dalam hal ini, kewajaran dari penggunaan kurs mengacu pada kurs JISDOR. 32. Apakah ada sanksinya apabila perusahaan tidak menggunakan JISDOR karena tidak ada pasal di dalam PBI 17/3/PBI/2015 yang mengharuskan perusahaan menggunakan JISDOR? Jika Kurs yang digunakan tidak mengacu pada JISDOR dan menimbulkan kerugian bagi konsumen maka Bank Indonesia selaku otoritas Sistem Pembayaran dapat melakukan kebijakan tertentu sesuai kewenangannya. 33. Apakah diperbolehkan mencantumkan Informasi Referensi Kurs dengan tujuan agar konsumen luar negeri dapat mengetahui besaran nilai valuta asing yang ditawarkan dalam Rupiah. Penyedia barang dan jasa dapat mencantumkan informasi exchange rate yang digunakan yaitu JISDOR. Contoh klausul menggunakan JISDOR: Tarif kamar hotel ,- /malam* Ket: berdasarkan kurs acuan JISDOR pada tanggal penawaran. Harga dapat disesuaikan sewaktu- waktu sesuai kurs yang berlaku. 9

11 Pengajuan Permohonan 34. Apakah perusahaan yang telah mengajukan permohonan penundaan penerapan kewajiban penggunaan Rupiah kepada Bank Indonesia dan belum menerima tanggapan dari Bank Indonesia, dapat tetap melakukan transaksi dalam Valas? Sesuai dengan press release Bank Indonesia No. 17/52/DKom pada tanggal 1 Juli 2015 yang dipublikasikan di website Bank Indonesia, dinyatakan bahwa selama permohonan masih dalam proses di Bank Indonesia, maka pelaku usaha masih dapat menggunakan valuta asing dalam kegiatan usaha yang dimohonkan tersebut. 35. Dalam hal perusahaan bermaksud mengajukan permohonan penundaan penerapan kewajiban Rupiah, dokumen apa saja yang harus disampaikan kepada Bank Indonesia? Dokumen yang dilampirkan oleh perusahaan yang mengajukan permohonan penundaan penerapan kewajiban Rupiah, paling kurang mencakup hal- hal sebagai berikut: a. Proses bisnis perusahaan; b. Action plan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menyesuaikan bisnis proses perusahaan terhadap implementasi ketentuan Bank Indonesia terkait Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah NKRI, disertai dengan jangka waktu yang diperlukan untuk penyesuaian; c. Laporan keuangan yang telah diaudit; d. Analisa perusahaan ditinjau dari aspek kesiapan usaha, kontinuitas kegiatan usaha, investasi dan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Selain dokumen sebagaimana dimaksud dalam huruf a s.d huruf d tersebut di atas, perusahaan dapat pula menambahkan dokumen lain misalnya contoh perjanjian dengan supplier/customer, dan- lain- lain. Proyek Infrastruktur Strategis 36. Apakah yang dimaksud dengan proyek infrastruktur strategis? Sesuai Bab III huruf A SEBI No. 17/11/DKSP perihal Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah NKRI yang dimaksud dengan proyek infrastruktur meliputi infrastruktur transportasi, infrastruktur jalan, infrastruktur pengairan, infrastruktur air minum, infrastruktur sanitasi, infrastruktur telekomunikasi dan informatika, infrastruktur ketenagalistrikan, dan infrastruktur minyak dan gas bumi. Penetapan kategori proyek infrastruktur mengacu pada Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala Bappenas No. 3 Tahun 10

12 Pembukuan Sanksi Proyek infrastruktur dimaksud dinyatakan kementerian terkait sebagai proyek infrastruktur strategis. Pelaksana proyek infrastruktur strategis sebagaimana tersebut di atas dapat mengajukan permohonan pengecualian penggunaan Rupiah dengan melampirkan antara lain surat keterangan dari kementerian atau lembaga yang berwenang yang menyatakan bahwa proyek tersebut merupakan proyek infrastruktur strategis. Tata cara pengajuan pengecualian proyek infrastruktur strategis sebagaimana diatur dalam Bab III SEBI No. 17/11/DKSP perihal Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah NKRI. 37. Apakah dengan implementasi kewajiban Rupiah ini akan serta merta merubah mata uang pembukuan (functional currency) pelaku usaha yang selama ini menggunakan valuta asing? PBI ini mengatur penggunaan Rupiah pada transaksi di wilayah NKRI dan tidak melarang pembukuan menggunakan valas. Pembukuan tidak masuk dalam kategori transaksi atau pencantuman harga barang/jasa yang diatur dalam PBI ini. Perusahaan yang ada di Indonesia diperkenankan melakukan pembukuan dalam valas dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku. 38. Bagaimanakah pengenaan sanksi terhadap ketentuan kewajiabn Rupiah ini? a. Pelanggaran terhadap kewajiban penggunaan Rupiah secara tunai dikenakan sanksi pidana Undang- Undang Mata Uang, terhadap setiap pihak yang bertransaksi. b. Pelanggaran terhadap kewajiban penggunaan Rupiah secara nontunai: 1) Dikenakan sanksi sesuai Pasal 18 kepada setiap pihak yang melanggar berdasarkan pengawasan BI. 2) Sanksi kewajiban membayar dilakukan secara pendebetan pada rekening di BI (apabila memiliki rekening di BI) dan/atau rekening BI yang ditunjuk oleh BI. 3) Larangan lalu lintas pembayaran dapat diberikan seperti larangan transfer, penggunaan cek dan bilyet giro, dsb. 4) Pemberian sanksi berdasarkan judgement pengawas BI, dengan mengoptimalkan fungsi pembinaan. 11

13 5) Pelanggaran terhadap kewajiban pencantuman harga hanya dalam Rupiah dikenakan sanksi teguran tertulis kepada pelanggar (pelaku usaha yang mencantumkan harga dalam valas). Hibah 39. Apakah diperbolehkan hibah dilakukan oleh perusahaan penanaman modal asing/perwakilan lembaga asing di wilayah NKRI? Sesuai Pasal 4 huruf b jo. Pasal 7 PBI No.17/3/PBI/2015 disebutkan bahwa hibah internasional dilakukan oleh pemberi hibah/penerima hibah yang salah satunya berkedudukan di luar negeri. Hibah dalam valas yang dilakukan di wilayah NKRI wajib dalam Rupiah. Status pihak pemberi/penerima hibah sebagai perusahaan penanaman modal asing/perwakilan lembaga asing di wilayah NKRI tidak mengecualikan kewajiban penggunaan Rupiah (prinsip azas teritorial) Pinjam Meminjam Antar Perusahaan 40. Apakah diperbolehkan pinjaman dalam valuta asing antar perusahaan dalam satu grup? Pinjaman dalam valuta asing antar perusahaan dalam satu grup tidak termasuk dalam cakupan transaksi yang diatur dalam ketentuan Kewajiban Penggunaan Rupiah. Dengan demikian, transaksi dimaksud dapat tetap dilanjutkan hingga terdapat ketentuan lebih lanjut yang mengaturnya. Industri Minyak dan Gas Bumi 41. Bagaimanakah implementasi kewajiban penggunaan Rupiah di sektor migas? Bank Indonesia telah melakukan koordinasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). Berdasarkan hasil koordinasi tersebut, terhadap kegiatan di bidang minyak dan gas bumi dibagi menjadi 3 (tiga) kategori sebagai berikut: a. Kategori 1, yaitu untuk transaksi yang dapat segera menggunakan Rupiah, Bank Indonesia menyetujui untuk memberikan jangka waktu penerapan kewajiban Rupiah dalam bertransaksi sampai dengan 30 September b. Kategori 2, yaitu untuk transaksi yang memerlukan pendalaman lebih lanjut apakah masuk dalam kelompok transaksi yang boleh menggunakan valas atau harus menggunakan Rupiah, Bank 12

14 Indonesia menyetujui untuk memberikan jangka waktu penerapan kewajiban Rupiah sampai dengan 31 Desember c. Kategori 3, yaitu untuk transaksi yang dapat dilakukan dengan menggunakan valas, transaksi tersebut mengacu pada ketentuan yang dikeluarkan oleh instansi atau otoritas berwenang yang memperkenankan transaksi dilakukan menggunakan valas. Saat ini pengkategorian tersebut masih dalam tahap koordinasi antara Bank Indonesia dengan Kementerian ESDM dan SKK Migas. 13

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS FREQUENTLY ASKED QUESTIONS SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 17/11 1 11/DKSP TANGGAL 1 JUNI 2015 PERIHAL KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH DI WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA A. UMUM 1. Apa saja pertimbangan

Lebih terperinci

KASUS-KASUS TERKAIT PERMASALAHAN KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH YANG TELAH DIATUR DALAM PRINSIP PBI DAN SEBI (GENERIC CASES)

KASUS-KASUS TERKAIT PERMASALAHAN KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH YANG TELAH DIATUR DALAM PRINSIP PBI DAN SEBI (GENERIC CASES) 1. Proyek infrastruktur strategis 1. Proyek infrastruktur sebagaimana diatur dalam PBI No.16/21/PBI/2014 tentang Penerapan Prinsip Kehatian-Hatian dalam Pengelolaan Utang Luar Negeri Korporasi Nonbank

Lebih terperinci

No. 17/ 11 /DKSP Jakarta, 1 Juni 2015 SURAT EDARAN. Perihal : Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

No. 17/ 11 /DKSP Jakarta, 1 Juni 2015 SURAT EDARAN. Perihal : Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia No. 17/ 11 /DKSP Jakarta, 1 Juni 2015 SURAT EDARAN Perihal : Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Bank Indonesia Nomor 17/3/PBI/2015

Lebih terperinci

SEBI No.17/11/DKSP tanggal 1 Juni 2015 Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

SEBI No.17/11/DKSP tanggal 1 Juni 2015 Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia SEBI No.17/11/DKSP tanggal 1 Juni 2015 Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia POKOK-POKOK KETENTUAN I. Ketentuan Umum II. Kewajiban Pencantuman Harga Barang dan/atau

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/3/PBI/201 /PBI/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH DI WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/3/PBI/201 /PBI/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH DI WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA FREQUENTLY ASKED QUESTIONS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/3/PBI/201 1 /PBI/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH DI WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA 1. Apa saja pertimbangan diterbikannya

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/3/PBI/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH DI WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/3/PBI/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH DI WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/3/PBI/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH DI WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PBI No.17/3/PBI/2015 Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

PBI No.17/3/PBI/2015 Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia PBI No.17/3/PBI/2015 Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia Pidato Kenegaraan Presiden RI Joko Widodo dalam Sidang Tahunan MPR Tahun 2015 Guna mendorong penguatan ekonomi

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/21/PBI/2014 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PENGELOLAAN UTANG LUAR NEGERI KORPORASI NONBANK

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/21/PBI/2014 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PENGELOLAAN UTANG LUAR NEGERI KORPORASI NONBANK PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/21/PBI/2014 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PENGELOLAAN UTANG LUAR NEGERI KORPORASI NONBANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

No transaksi di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia akan memberikan tambahan tekanan terhadap nilai tukar Rupiah dimanahal ini berpotens

No transaksi di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia akan memberikan tambahan tekanan terhadap nilai tukar Rupiah dimanahal ini berpotens TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No.5683 PERBANKAN. BI. Rupiah. Penggunaan. Kewajiban. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 70) PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/8/PBI/2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/17/PBI/2013 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI KEPADA BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

TANYA JAWAB SURAT EDARAN BANK INDONESIA NO.17/ 7/49 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 16/14

TANYA JAWAB SURAT EDARAN BANK INDONESIA NO.17/ 7/49 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 16/14 TANYA JAWAB SURAT EDARAN BANK INDONESIA NO.17/ 7/49 49/DPM TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 16/14 14/DPM PERIHAL TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH ANTARA BANK DENGAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.215, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Transaksi SWAP. Lindung Nilai. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5583) PERATURAN BANK INDONESIA

Lebih terperinci

2016, No /17/PBI/2013 tentang Transaksi Swap Lindung Nilai Kepada Bank Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Ban

2016, No /17/PBI/2013 tentang Transaksi Swap Lindung Nilai Kepada Bank Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Ban No.94, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Lindung Nilai. Transaksi Swap. Perubahan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5881) PERATURAN BANK INDONESIA

Lebih terperinci

No.18/13/DPM Jakarta, 24 Mei Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA

No.18/13/DPM Jakarta, 24 Mei Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA No.18/13/DPM Jakarta, 24 Mei 2016 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA Perihal : Perubahan Kedua atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 16/2/DPM tanggal 28 Januari 2014 perihal

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7 / 36 / PBI / 2005 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7 / 36 / PBI / 2005 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7 / 36 / PBI / 2005 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Bank Indonesia mempunyai tugas menetapkan dan melaksanakan kebijakan

Lebih terperinci

2015, No.70 2 Undang Nomor 6 Tahun 2009, Bank Indonesia sebagai otoritas moneter dan sistem pembayaran berwenang mengatur kewajiban penggunaan Rupiah

2015, No.70 2 Undang Nomor 6 Tahun 2009, Bank Indonesia sebagai otoritas moneter dan sistem pembayaran berwenang mengatur kewajiban penggunaan Rupiah LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.70, 2015 PERBANKAN. BI. Rupiah. Penggunaan. Kewajiban. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5683) PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/3/PBI/2015

Lebih terperinci

No.17/49/DPM Jakarta, 21 Desember Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA

No.17/49/DPM Jakarta, 21 Desember Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA No.17/49/DPM Jakarta, 21 Desember 2015 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA Perihal : Perubahan Keempat atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 16/14/DPM tanggal 17 September

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/21/PBI/2014 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PENGELOLAAN UTANG LUAR NEGERI KORPORASI NONBANK

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/21/PBI/2014 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PENGELOLAAN UTANG LUAR NEGERI KORPORASI NONBANK PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/21/PBI/2014 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PENGELOLAAN UTANG LUAR NEGERI KORPORASI NONBANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

2 e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Bank Indonesia tenta

2 e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Bank Indonesia tenta No.212, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Transaksi Valuta Asing. Bank Umum. Domestik. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5581) PERATURAN

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.5932 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I PERBANKAN. BI. Valuta Asing. Penukaran. Bukan Bank. Usaha. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 194). PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK

Lebih terperinci

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu melakukan perubahan atas Peraturan Bank Indonesia

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu melakukan perubahan atas Peraturan Bank Indonesia No.116, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Valuta Asing. Rupiah. Bank. Domestik. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5701). PERATURAN BANK

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/19/PBI/2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/17/PBI/2013 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI KEPADA BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/17/ PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI KEPADA BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/17/ PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI KEPADA BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/17/ PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI KEPADA BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tujuan Bank Indonesia

Lebih terperinci

2 Keseluruhan kondisi tersebut menyebabkan meningkatnya risiko penurunan capacity to repay (default) dari ULN Korporasi Nonbank. Selain itu, sebagian

2 Keseluruhan kondisi tersebut menyebabkan meningkatnya risiko penurunan capacity to repay (default) dari ULN Korporasi Nonbank. Selain itu, sebagian TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI PERBANKAN. BI. Prinsip. Kehati-Hatian. Utang Luar Negeri. Korporasi. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 394) PENJELASAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.183, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Valuta Asing. Rupiah. Pihak Domestik. Bank. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5926) PERATURAN

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/16/PBI/2014 TENTANG TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH ANTARA BANK DENGAN PIHAK DOMESTIK

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/16/PBI/2014 TENTANG TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH ANTARA BANK DENGAN PIHAK DOMESTIK PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/16/PBI/2014 TENTANG TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH ANTARA BANK DENGAN PIHAK DOMESTIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

TANYA JAWAB SURAT EDARAN BANK INDONESIA NO.17/ 7/49 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 16/14

TANYA JAWAB SURAT EDARAN BANK INDONESIA NO.17/ 7/49 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 16/14 TANYA JAWAB SURAT EDARAN BANK INDONESIA NO.17/ 7/49 49/DPM TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 16/14 14/DPM PERIHAL TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH ANTARA BANK DENGAN

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PBI 17/ AGUSTUS 2016

IMPLEMENTASI PBI 17/ AGUSTUS 2016 IMPLEMENTASI PBI 17/3 2015 24 AGUSTUS 2016 Latar Belakang 1. Sebagai wujud kepatuhan kepada Peraturan dan Perundang-undangan yang berlaku, oleh pelaku usaha hulu migas. 2. Tetap menjaga keberlangsungan

Lebih terperinci

No. 15/16/DInt Jakarta, 29 April 2013 SURAT EDARAN. Perihal : Pelaporan Kegiatan Lalu Lintas Devisa Berupa Realisasi dan Posisi Utang Luar Negeri

No. 15/16/DInt Jakarta, 29 April 2013 SURAT EDARAN. Perihal : Pelaporan Kegiatan Lalu Lintas Devisa Berupa Realisasi dan Posisi Utang Luar Negeri No. 15/16/DInt Jakarta, 29 April 2013 SURAT EDARAN Perihal : Pelaporan Kegiatan Lalu Lintas Devisa Berupa Realisasi dan Posisi Utang Luar Negeri Sehubungan dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/21/PBI/2012

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.61,2010 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. Bank Indonesia. Bank Umum. Repurchase Agreement. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5127) PERATURAN BANK INDONESIA

Lebih terperinci

-2- M E M U T U S K A N Menetapkan : PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG PEMENUHAN KEBUTUHAN VALUTA ASING KORPORASI DOMESTIK MELALUI BANK

-2- M E M U T U S K A N Menetapkan : PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG PEMENUHAN KEBUTUHAN VALUTA ASING KORPORASI DOMESTIK MELALUI BANK PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 22 /PBI/2008 TENTANG PEMENUHAN KEBUTUHAN VALUTA ASING KORPORASI DOMESTIK MELALUI BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/ 6 /PBI/2010 TENTANG TRANSAKSI REPURCHASE AGREEMENT CHINESE YUAN TERHADAP SURAT BERHARGA RUPIAH BANK KEPADA BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/10/PBI/2016 TENTANG PEMANTAUAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA BANK DAN NASABAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/10/PBI/2016 TENTANG PEMANTAUAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA BANK DAN NASABAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/10/PBI/2016 TENTANG PEMANTAUAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA BANK DAN NASABAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pemantauan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.129, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Devisa. Bank. Nasabah. Lalu Lintas. Pemantauan. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5897) PERATURAN

Lebih terperinci

No. 17/ 14 /DPSP Jakarta, 5 Juni S U R A T E D A R A N Kepada PESERTA SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA DI INDONESIA

No. 17/ 14 /DPSP Jakarta, 5 Juni S U R A T E D A R A N Kepada PESERTA SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA DI INDONESIA 1 No. 17/ 14 /DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 S U R A T E D A R A N Kepada PESERTA SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA DI INDONESIA Perihal : Perlindungan Nasabah dalam Pelaksanaan Transfer Dana dan Kliring

Lebih terperinci

No. 16/ 2 /DPM Jakarta, 28 Januari 2014 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM. Transaksi Swap Lindung Nilai Kepada Bank Indonesia.

No. 16/ 2 /DPM Jakarta, 28 Januari 2014 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM. Transaksi Swap Lindung Nilai Kepada Bank Indonesia. No. 16/ 2 /DPM Jakarta, 28 Januari 2014 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM Perihal : Transaksi Swap Lindung Nilai Kepada Bank Indonesia. Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Bank Indonesia

Lebih terperinci

No. 17/29/DPM Jakarta, 26 Oktober 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

No. 17/29/DPM Jakarta, 26 Oktober 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA No. 17/29/DPM Jakarta, 26 Oktober 2015 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA Perihal: Perubahan Kedua atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 16/23/DPM tanggal

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/6/PBI/2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/16/PBI/2014 TENTANG TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH ANTARA BANK DENGAN PIHAK DOMESTIK DENGAN

Lebih terperinci

No 18/35/DPPK Jakarta, 13 Desember Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA

No 18/35/DPPK Jakarta, 13 Desember Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA No 18/35/DPPK Jakarta, 13 Desember 2016 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA Perihal : Transaksi Valuta Asing Terhadap Rupiah antara Bank dengan Pihak Asing Sehubungan dengan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.194, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Valuta Asing. Penukaran. Bukan Bank. Usaha. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5932) PERATURAN BANK INDONESIA

Lebih terperinci

No.18/12/DPM Jakarta, 24 Mei S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No.18/12/DPM Jakarta, 24 Mei S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA No.18/12/DPM Jakarta, 24 Mei 2016 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal : Transaksi Repurchase Agreement Surat Berharga dalam Rupiah Bank Umum kepada Bank Indonesia terhadap

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/18/PBI/2016 TENTANG TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH ANTARA BANK DENGAN PIHAK DOMESTIK

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/18/PBI/2016 TENTANG TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH ANTARA BANK DENGAN PIHAK DOMESTIK PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/18/PBI/2016 TENTANG TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH ANTARA BANK DENGAN PIHAK DOMESTIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

TANYA JAWAB SURAT EDARAN BANK INDONESIA NO.17/ 7/49 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 16/14

TANYA JAWAB SURAT EDARAN BANK INDONESIA NO.17/ 7/49 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 16/14 TANYA JAWAB SURAT EDARAN BANK INDONESIA NO.17/ 7/49 49/DPM TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 16/14 14/DPM PERIHAL TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH ANTARA BANK DENGAN

Lebih terperinci

No. 18/11/DEKS Jakarta, 12 Mei Transaksi Lindung Nilai Berdasarkan Prinsip Syariah

No. 18/11/DEKS Jakarta, 12 Mei Transaksi Lindung Nilai Berdasarkan Prinsip Syariah No. 18/11/DEKS Jakarta, 12 Mei 2016 S U R A T E D A R A N Perihal : Transaksi Lindung Nilai Berdasarkan Prinsip Syariah Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/2/PBI/2016 tentang

Lebih terperinci

KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM PENGGUNAAN RUPIAH DI WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA. Oleh :

KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM PENGGUNAAN RUPIAH DI WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA. Oleh : 1 KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM PENGGUNAAN RUPIAH DI WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA Oleh : Dewi Bunga, S.H., M.H. Dosen Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar Abstract The currency is legal tender

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/24/PBI/2015 TENTANG REKENING GIRO DI BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/24/PBI/2015 TENTANG REKENING GIRO DI BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/24/PBI/2015 TENTANG REKENING GIRO DI BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung pelaksanaan

Lebih terperinci

No.17/21/DPM Jakarta, 28 Agustus Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA

No.17/21/DPM Jakarta, 28 Agustus Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA No.17/21/DPM Jakarta, 28 Agustus 2015 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA Perihal : Perubahan Kedua atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 16/15/DPM perihal Transaksi Valuta

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 15 /PBI/2014 TENTANG KEGIATAN USAHA PENUKARAN VALUTA ASING BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 15 /PBI/2014 TENTANG KEGIATAN USAHA PENUKARAN VALUTA ASING BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 15 /PBI/2014 TENTANG KEGIATAN USAHA PENUKARAN VALUTA ASING BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. b. c. d. bahwa penyelenggara

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 6/ 8 /PBI/2004 TENTANG SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 6/ 8 /PBI/2004 TENTANG SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT GUBERNUR BANK INDONESIA, -1- PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 6/ 8 /PBI/2004 TENTANG SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung tercapainya sistem pembayaran

Lebih terperinci

TANYA JAWAB PELAKSANAAN TAX AMNESTY

TANYA JAWAB PELAKSANAAN TAX AMNESTY TANYA JAWAB PELAKSANAAN TAX AMNESTY OTORITAS JASA KEUANGAN 0 DAFTAR ISI I PELAKSANAAN UMUM 1 II INVESTASI & REPATRIASI 4 1 I PELAKSANAAN UMUM 1 T: Apa dasar hukum pelaksanaan tax amnesty (TA) atau Pengampunan

Lebih terperinci

2 bagi pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi lindung nilai; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huru

2 bagi pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi lindung nilai; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huru No.117, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Valuta Asing. Rupiah. Bank. Asing. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5702). PERATURAN BANK INDONESIA

Lebih terperinci

Usulan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Pasal Ayat Batang Tubuh Penjelasan

Usulan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Pasal Ayat Batang Tubuh Penjelasan BAB I KETENTUAN UMUM 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1 Bank Perkreditan Rakyat yang selanjutnya disingkat BPR adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional

Lebih terperinci

No. 15/24/DPM Jakarta, 5 Juli 2013 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

No. 15/24/DPM Jakarta, 5 Juli 2013 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA No. 15/24/DPM Jakarta, 5 Juli 2013 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA Perihal : Perubahan Kelima atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/18/DPM tanggal 7 Juli 2010 perihal

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5383 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI PERBANKAN. BI. Devisa. Ekspor. Penerimaan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 285) PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

TANYA JAWAB SURAT EDARAN BANK INDONESIA NO. 18/35/DPPK PERIHAL TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH ANTARA BANK DENGAN PIHAK ASING

TANYA JAWAB SURAT EDARAN BANK INDONESIA NO. 18/35/DPPK PERIHAL TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH ANTARA BANK DENGAN PIHAK ASING TANYA JAWAB SURAT EDARAN BANK INDONESIA NO. 18/35/DPPK PERIHAL TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH ANTARA BANK DENGAN PIHAK ASING 1. Q : Apa latar belakang dikeluarkannya SE No.18/35/DPPK tentang Transaksi

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 259/PMK.04/2010 TENTANG JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 259/PMK.04/2010 TENTANG JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 259/PMK.04/2010 TENTANG JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 10 /PBI/2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 7/14/PBI/2005 TENTANG PEMBATASAN TRANSAKSI RUPIAH DAN PEMBERIAN KREDIT VALUTA ASING OLEH BANK DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/7/PBI/2016 TENTANG TRANSAKSI BANK KEPADA BANK INDONESIA DALAM RANGKA BILATERAL CURRENCY SWAP ARRANGEMENT

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/7/PBI/2016 TENTANG TRANSAKSI BANK KEPADA BANK INDONESIA DALAM RANGKA BILATERAL CURRENCY SWAP ARRANGEMENT PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/7/PBI/2016 TENTANG TRANSAKSI BANK KEPADA BANK INDONESIA DALAM RANGKA BILATERAL CURRENCY SWAP ARRANGEMENT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/7/PBI/2017 TENTANG PEMBAWAAN UANG KERTAS ASING KE DALAM DAN KE LUAR DAERAH PABEAN INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/7/PBI/2017 TENTANG PEMBAWAAN UANG KERTAS ASING KE DALAM DAN KE LUAR DAERAH PABEAN INDONESIA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/7/PBI/2017 TENTANG PEMBAWAAN UANG KERTAS ASING KE DALAM DAN KE LUAR DAERAH PABEAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Trust. Pengelolaan devisa oleh perbankan tersebut juga diharapkan mendorong

Trust. Pengelolaan devisa oleh perbankan tersebut juga diharapkan mendorong TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO. 14/17 17/PBI/2012 TANGGAL 23 2 NOVEMBER 2012 TENTANG KEGIATAN USAHA BANK BERUPA PENITIPAN DENGAN PENGELOLAAN ( TRUST) (TRUST (Lembaran Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.07/2017

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.07/2017 OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.07/2017 TENTANG LAYANAN PENGADUAN KONSUMEN DI SEKTOR JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN

Lebih terperinci

No.15/3/DPM Jakarta, 28 Februari Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No.15/3/DPM Jakarta, 28 Februari Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA No.15/3/DPM Jakarta, 28 Februari 2013 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal : Perubahan Kedua atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 10/42/DPD perihal Pembelian Valuta Asing

Lebih terperinci

TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21

TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21 TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21 21/PBI/2014 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN HATIAN DALAM PENGELOLAAN UTANG LUAR NEGERI KORPORASI NONBANK 1. Q: Apa latar belakang diterbitkannya PBI

Lebih terperinci

Perubahan Tata Cara Perizinan Usaha Ketenagalistrikan oleh Auraylius Christian

Perubahan Tata Cara Perizinan Usaha Ketenagalistrikan oleh Auraylius Christian Perubahan Tata Cara Perizinan Usaha Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pada tanggal 4 Mei 2016 telah menerbitkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 12 Tahun

Lebih terperinci

No. 10/ 48 /DPD Jakarta, 24 Desember 2008 S U R A T E D A R A N. kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA

No. 10/ 48 /DPD Jakarta, 24 Desember 2008 S U R A T E D A R A N. kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA No. 10/ 48 /DPD Jakarta, 24 Desember 2008 S U R A T E D A R A N kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA Perihal : Transaksi Valuta Asing Terhadap Rupiah Sehubungan dengan telah ditetapkannya Peraturan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.161, 2010 KEUANGAN NEGARA. Pajak Penghasilan. Penghitungan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5183) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

No. 10/ 3 /UKMI Jakarta, 8 Februari 2008 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal : Laporan Kantor Pusat Bank Umum

No. 10/ 3 /UKMI Jakarta, 8 Februari 2008 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal : Laporan Kantor Pusat Bank Umum No. 10/ 3 /UKMI Jakarta, 8 Februari 2008 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal : Laporan Kantor Pusat Bank Umum Sehubungan dengan ditetapkannya Peraturan Bank Indonesia Nomor

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.34, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Modal. BPR. Jaringan Kantor. Kegiatan Usaha. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5849) PERATURAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

No. 17/34/DPSP Jakarta, 13 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PESERTA SISTEM BANK INDONESIA-REAL TIME GROSS SETTLEMENT

No. 17/34/DPSP Jakarta, 13 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PESERTA SISTEM BANK INDONESIA-REAL TIME GROSS SETTLEMENT 1 No. 17/34/DPSP Jakarta, 13 November 2015 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA PESERTA SISTEM BANK INDONESIA-REAL TIME GROSS SETTLEMENT Perihal : Perlindungan Nasabah dalam Pelaksanaan Transfer Dana melalui

Lebih terperinci

No. 15/32/DPM Jakarta, 27 Agustus SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

No. 15/32/DPM Jakarta, 27 Agustus SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA No. 15/32/DPM Jakarta, 27 Agustus 2013 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA Perihal : Perubahan Keenam atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/18/DPM tanggal 7 Juli 2010 perihal

Lebih terperinci

No.18/ 5 /DSta Jakarta, 6 April 2016 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA DEBITUR UTANG LUAR NEGERI DI INDONESIA

No.18/ 5 /DSta Jakarta, 6 April 2016 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA DEBITUR UTANG LUAR NEGERI DI INDONESIA No.18/ 5 /DSta Jakarta, 6 April 2016 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA DEBITUR UTANG LUAR NEGERI DI INDONESIA Perihal: Penerimaan Devisa Utang Luar Negeri Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Bank Indonesia

Lebih terperinci

No. 17/48/DPD Jakarta, 7 Desember SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA

No. 17/48/DPD Jakarta, 7 Desember SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA No. 17/48/DPD Jakarta, 7 Desember 2015 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA Perihal : Penerbitan, Tata Cara Lelang, dan Penatausahaan Surat Berharga Bank Indonesia dalam Valuta Asing Sehubungan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/6/PBI/2003 TENTANG SURAT KREDIT BERDOKUMEN DALAM NEGERI GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/6/PBI/2003 TENTANG SURAT KREDIT BERDOKUMEN DALAM NEGERI GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/6/PBI/2003 TENTANG SURAT KREDIT BERDOKUMEN DALAM NEGERI GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memperlancar transaksi perdagangan dalam negeri perlu

Lebih terperinci

2016, No e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf d perlu menetapkan Peraturan Bank Indonesia te

2016, No e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf d perlu menetapkan Peraturan Bank Indonesia te No.36, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Prinsip Syariah. Lindung Nilai. Transaksi. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5850) PERATURAN BANK INDONESIA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 20/2/PBI/2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/7/PBI/2017 TENTANG PEMBAWAAN UANG KERTAS ASING KE DALAM DAN KE LUAR DAERAH PABEAN INDONESIA DENGAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/1/PBI/2005 TENTANG PINJAMAN LUAR NEGERI BANK GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/1/PBI/2005 TENTANG PINJAMAN LUAR NEGERI BANK GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/1/PBI/2005 TENTANG PINJAMAN LUAR NEGERI BANK GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pinjaman luar negeri merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/16/PBI/2013 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/16/PBI/2013 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/16/PBI/2013 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/22/PBI/2014 TENTANG PELAPORAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA DAN PELAPORAN KEGIATAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PENGELOLAAN UTANG LUAR NEGERI KORPORASI NONBANK

Lebih terperinci

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Bank Indonesia t

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Bank Indonesia t No.94, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Daerah Pabean Indonesia. Asing. Uang Kertas. Pembawaan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6050) PERATURAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kegiatan transfer dana di Indonesia telah menunjukkan

Lebih terperinci

I. UMUM II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2

I. UMUM II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2 I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2010 TENTANG PENGHITUNGAN PENGHASILAN KENA PAJAK DAN PELUNASAN PAJAK PENGHASILAN DALAM TAHUN BERJALAN Dengan diundangkannya

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2010 TENTANG PENGHITUNGAN PENGHASILAN KENA PAJAK DAN PELUNASAN PAJAK PENGHASILAN DALAM TAHUN BERJALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Republik

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.162, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Transaksi. Lindung Nilai. Bank Umum. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5451) PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

No. 12/36/DPNP Jakarta, 23 Desember 2010 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No. 12/36/DPNP Jakarta, 23 Desember 2010 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA No. 12/36/DPNP Jakarta, 23 Desember 2010 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal : Perubahan Izin Usaha Bank Umum menjadi Izin Usaha Bank Perkreditan Rakyat secara Mandatory dalam

Lebih terperinci

No.14/ 11 /DPM Jakarta, 21 Maret 2012. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No.14/ 11 /DPM Jakarta, 21 Maret 2012. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA No.14/ 11 /DPM Jakarta, 21 Maret 2012 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal : Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 10/42/DPD perihal Pembelian Valuta Asing terhadap

Lebih terperinci

2017, No menetapkan Peraturan Bank Indonesia tentang Pinjaman Likuiditas Jangka Pendek bagi Bank Umum Konvensional; Mengingat : 1. Undang-Undang

2017, No menetapkan Peraturan Bank Indonesia tentang Pinjaman Likuiditas Jangka Pendek bagi Bank Umum Konvensional; Mengingat : 1. Undang-Undang No.82, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Bank Umum. Konvensional. Jangka Pendek. Likuiditas. Pinjaman. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6044) PERATURAN

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/ 8 / PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI LINDUNG NILAI KEPADA BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/ 8 / PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI LINDUNG NILAI KEPADA BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/ 8 / PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI LINDUNG NILAI KEPADA BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tujuan Bank Indonesia adalah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kegiatan transfer dana di Indonesia telah menunjukkan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Bank Umum. Transaksi. USD. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4979)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Bank Umum. Transaksi. USD. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4979) No.30,2009 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Bank Umum. Transaksi. USD. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4979) PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11/4/PBI/2009

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

No.10/ 42 /DPD Jakarta, 27 November 2008. S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No.10/ 42 /DPD Jakarta, 27 November 2008. S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA No.10/ 42 /DPD Jakarta, 27 November 2008 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal : Pembelian Valuta Asing terhadap Rupiah kepada Bank Sehubungan dengan telah ditetapkannya Peraturan

Lebih terperinci

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal : Pembatasan Transaksi Rupiah dan Pemberian Kredit Valuta Asing oleh Bank

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal : Pembatasan Transaksi Rupiah dan Pemberian Kredit Valuta Asing oleh Bank No. 7/23/DPD Jakarta, 8 Juli 2005 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal : Pembatasan Transaksi Rupiah dan Pemberian Kredit Valuta Asing oleh Bank Sehubungan dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 37 /PBI/2008 TENTANG TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 37 /PBI/2008 TENTANG TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 37 /PBI/2008 TENTANG TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa tujuan Bank Indonesia adalah

Lebih terperinci

No. 9/4/DPM Jakarta, 16 Maret 2007 SURAT EDARAN. Tata Cara Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana dan Penatausahaan Surat Utang Negara

No. 9/4/DPM Jakarta, 16 Maret 2007 SURAT EDARAN. Tata Cara Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana dan Penatausahaan Surat Utang Negara No. 9/4/DPM Jakarta, 16 Maret 2007 SURAT EDARAN Perihal: Tata Cara Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana dan Penatausahaan Surat Utang Negara Sehubungan dengan diberlakukannya Peraturan Bank Indonesia

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.173, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Nilai. Lindung. Swap. Transaksi. Perubahan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5920) PERATURAN BANK INDONESIA

Lebih terperinci

No. 18/42/DKSP Jakarta, 30 Desember 2016 S U R A T E D A R A N. Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing Bukan Bank

No. 18/42/DKSP Jakarta, 30 Desember 2016 S U R A T E D A R A N. Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing Bukan Bank No. 18/42/DKSP Jakarta, 30 Desember 2016 S U R A T E D A R A N Perihal : Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing Bukan Bank Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/20/PBI/2016 tentang

Lebih terperinci

No. 15/12/DASP Jakarta, 8 April SURAT EDARAN Kepada BANK, PERUSAHAAN EFEK, DEALER UTAMA DAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

No. 15/12/DASP Jakarta, 8 April SURAT EDARAN Kepada BANK, PERUSAHAAN EFEK, DEALER UTAMA DAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN No. 15/12/DASP Jakarta, 8 April 2013 SURAT EDARAN Kepada BANK, PERUSAHAAN EFEK, DEALER UTAMA DAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN Perihal : Tata Cara Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana dan Penatausahaan

Lebih terperinci