ABSTRAK 1 PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Ruang metrik merupakan ruang abstrak, yaitu ruang yang dibangun oleh

BAB I PENDAHULUAN ( )

II. TINJAUAN PUSTAKA. iterasi Picard di dalam persamaan diferensial orde pertama, perlu diketahui

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

Ketunggalan titik Tetap Pemetaan Kondisi Tipe Kontraktif pada Ruang Banach

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Bab Landasan Teori ini akan dibahas mengenai definisi-definisi, dan

ITERASI TIGA LANGKAH PADA PEMETAAN ASIMTOTIK NON- EKSPANSIF

BAB III KEKONVERGENAN LEMAH

Dari contoh di atas fungsi yang tak diketahui dinyatakan dengan y dan dianggap

FOURIER Oktober 2014, Vol. 3 No. 2, KONSEP DASAR RUANG METRIK CONE. Yogyakarta

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL TUNDA LINIER ORDE 1 DENGAN METODE KARAKTERISTIK

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB III TRANSFORMASI MATRIKS DERET DIRICHLET HOLOMORFIK. A. Transformasi Matriks Mengawetkan Kekonvergenan

II. TINJAUAN PUSATAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

TITIK TETAP NADLR FUNGSI MULTI NILAI KONTRAKTIF PADA RUANG METRIK ( ) Rinurwati Jurusan Matematika FMIPA-ITS Jl. Arif Rahman Hakim Surabaya 60111

Karakteristik Operator Positif Pada Ruang Hilbert

Pengaruh Waktu Tunda Yang Kecil Terhadap Stabilitas Eksponensial Seragam Suatu Sistem Persamaan Diferensial

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN LIMIT FUNGSI DAN LIMIT BARISAN PADA TOPOLOGI REAL

BAB III INTEGRAL LEBESGUE. Pada bab sebelumnya telah disebutkan bahwa ruang dibangun oleh

DASAR-DASAR TEORI RUANG HILBERT

KEKONVERGENAN LEMAH PADA RUANG HILBERT

BAB I PENDAHULUAN. Integral Lebesgue merupakan suatu perluasan dari integral Riemann.

BAB III OPERATOR LINEAR TERBATAS PADA RUANG HILBERT. Operator merupakan salah satu materi yang akan dibahas dalam fungsi

BAB II KAJIAN TEORI. memahami sifat-sifat dari barisan fungsi. Pada bab ini akan diuraikan materimateri

PROSIDING SEMINAR NASIONAL STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2013 ISBN: DUA TIPE PEMETAAN KONTRAKTIF PADA RUANG METRIK CONE

PENGANTAR ANALISIS FUNGSIONAL

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan Integral Bawah Darboux, Integral Darboux, Teorema Bolzano Weierstrass,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kestabilan model predator-prey tipe Holling II dengan faktor pemanenan.

Penerapan Aproksimasi Fejer dalam Membuktikan Teorema Weierstrass

BEBERAPA TEOREMA TITIK TETAP UNTUK PEMETAAN NONSELF. Kata kunci : pemetaan nonexpansive, pemetaan condensing, pemetaan kompak.

Misal, dan diberikan sebarang, terdapat sehingga untuk setiap

BAB IV REDUKSI BIAS PADA PENDUGAAN

BAB II TEOREMA NILAI RATA-RATA (TNR)

Analisis Fungsional. Oleh: Dr. Rizky Rosjanuardi, M.Si Jurusan Pendidikan Matematika UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB III FUNGSI UJI DAN DISTRIBUSI

Sifat Barisan Subhimpunan Tutup di Ruang Metrik yang Completion-nya adalah Ruang Atsuji

KONVERGENSI DAN KELENGKAPAN PADA RUANG QUASI METRIK

RUANG LIPSCHITZ. Departemen Pendidikan Matematika FPMIPA UPI. *Surel: : (, ) Ϝ

ANALISIS REAL. (Semester I Tahun ) Hendra Gunawan. September 12, Dosen FMIPA - ITB

OPERATOR PADA RUANG BARISAN TERBATAS

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG BERNORMA CONE BERNILAI-

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

FUNGSI CANTOR KAJIAN TEORI ABSTRAK 2.1 HIMPUNAN KOMPAK 2.2 HIMPUNAN COUNTABLE 2.3 HIMPUNAN TERUKUR I. PENDAHULUAN

BAB III FUNGSI TERUKUR LEBESGUE. Setelah dibahas mengenai ukuran Lebesgue dan beberapa sifatnya pada

Memahami definisi barisan tak hingga dan deret tak hingga, dan juga dapat menentukan

PEMETAAN KONTRAKTIF LEMAH MULTIVALUED DI RUANG METRIK PARSIAL

Sistem Hasil Kali Persamaan Diferensial Otonomus pada Bidang

Penerapan Teknik Serangga Steril Dengan Model Logistik. Dalam Pemberantasan Nyamuk Aedes Aegypti. Nida Sri Utami

UJI KONVERGENSI. Januari Tim Dosen Kalkulus 2 TPB ITK

ANALISA KETUNGGALAN TITIK TETAP PADA PEMETAAN KONTRAKTIF DI RUANG METRIK LENGKAP DENGAN MEMANFAATKAN JARAK-W

LANDASAN TEORI. Model ini memiliki nilai kesetimbangan positif pada saat koordinat berada di titik

II. LANDASAN TEORI ( ) =

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan dibahas beberapa konsep mendasar meliputi ruang vektor,

ANALISIS KEKONVERGENAN PADA BARISAN FUNGSI

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

Memahami konsep dasar turunan fungsi dan mengaplikasikan turunan fungsi pada

Penerapan Aproksimasi Fejer dalam Membuktikan Teorema Weierstrass

Muhafzan FUNGSI KONTINU. Muhafzan, Ph.D

ANALISIS REAL 1 SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB V KEKONVERGENAN BARISAN PADA DAN KETERKAITAN DENGAN. Pada subbab 4.1 telah dibahas beberapa sifat dasar yang berlaku pada koleksi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

FUNGSI KONTINU. sedemikian sehingga jika x adalah titik dari A (c), maka f (x) berada pada Vg (f (c)). (Lihat Gambar 5.1.1).

KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

II. TINJAUAN PUSTAKA. Turunan fungsi f adalah fungsi lain f (dibaca f aksen ) yang nilainya pada ( ) ( ) ( )

BAB I PENDAHULUAN. Misalkan diberikan suatu ruang vektor atas lapangan R atau C. Jika

BAB I PENDAHULUAN. umum ruang metrik dan memperluas pengertian klasik dari ruang Euclidean R n, sehingga

VARIABEL KOMPLEKS SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ALJABAR & ANALISIS

Pertemuan 1 dan 2 KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

BAB 4 KEKONSISTENAN PENDUGA DARI FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN WAKTU TUNGGU DARI PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT

RENCANA KEGIATAN PERKULIAHAN Kode Mata Kuliah : MAA 526 Nama Mata Kuliah : Analisis Fungsional

FUNGSI DELTA DIRAC. Marwan Wirianto 1) dan Wono Setya Budhi 2)

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

Konvergensi Barisan dan Teorema Titik Tetap

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

Memahami konsep dasar turunan fungsi dan menggunakan turunan fungsi pada

TEOREMA TITIK TETAP BANACH

Bab 2 Daerah Euclid. 2.1 Struktur Daerah Euclid

BAHAN AJAR ANALISIS REAL 1. DOSEN PENGAMPU RINA AGUSTINA, S. Pd., M. Pd. NIDN

SOLUSI PERSAMAAN DIFFERENSIAL

BAB 3 KONDISI SPECTRUM. Pada bab ini akan diperlihatkan hasil utama dari penelitian ini. Hasil utama yang

BAB III. PECAHAN KONTINU dan PIANO. A. Pecahan Kontinu Tak Hingga dan Bilangan Irrasional

BAB V PERSAMAAN LINEAR TINGKAT TINGGI (HIGHER ORDER LINEAR EQUATIONS) Persamaan linear tingkat tinggi menarik untuk dibahas dengan 2 alasan :

ANALISIS REAL 2 SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ANALISIS

BAB II LANDASAN TEORI

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

INTERVAL KEKONTRAKTIFAN PEMETAAN PADA RUANG BANACH. Badrulfalah 1, Khafsah Joebaedi. 2.

SISTEM BILANGAN REAL

TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG ULTRAMETRIK DISKRIT

TEOREMA TITIK TETAP DI RUANG BARISAN p-summable DALAM NORM-n

DEFINISI TIPE RIEMANN UNTUK INTEGRAL LEBESGUE 1. Drajad Maknawi 2 dan Muslich 3 Jurusan Matematika FMIPA UNS. Abstrak

5. Sifat Kelengkapan Bilangan Real

Transkripsi:

EKSISTENSI SOLUSI LOKAL DAN KETUNGGALAN SOLUSI MASALAH NILAI AWAL PERSAMAAN DIFERENSIAL TUNDAAN Muhammad Abdulloh Mahin Manuharawati Matematika, Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam Matematika, Universitas Negeri Surabaya muhammad2104@gmailcom ABSTRAK Pada makalah ini dibuktikan teorema eksistensi solusi lokal persamaan diferensial tundaan nilai awal, dimana fungsional memenuhi kondisi Lipschitz lokal domainnya Pada proses pembuktian teorema eksistensi solusi lokal persamaan diferensial tundaan menggunakan teorema titik tetap Banach Selanjutnya, dibuktikan juga ketunggalan solusi persamaan diferensial tundaan nilai awal tersebut menggunakan teorema Gronwall yang tergeneralisasi Katakunci : Eksistensi solusi lokal, ketunggalan, Kondisi Lipschitz, Persamaan diferensial tundaan, ruang Banach 1 PENDAHULUAN Persamaan diferensial adalah persamaan yang melibatkan variabel variabel tak bebas derivatif derivatifnya terhadap variabel variabel bebas [1] Persamaan diferensial terus berkembang sehingga diklasifikasikan menjadi beberapa jenis di antaranya, persamaan diferensial biasa, persamaan diferensial parsial, sistem persamaan diferensial, persamaan diferensial linier nonlinier, persamaan diferensial orde-n Beberapa jenis persamaan diferensial di atas adalah kasus khusus dari persamaan diferensial fungsional yang didefinisikan sebagai berikut Diberikan dimana adalah ruang fungsi kontinu yang memetakan interval ke topologi yang diinduksi oleh fungsi jarak yang disebut norma Norma dari elemen dinotasikan adalah norma Euclide Dengan norma tersebut adalah ruang Banach [3] Selanjutnya, diberikan, didefinisikan fungsi baru,, persamaan diferensial fungsional didefinisikan, dimana, Persamaan diferensial digunakan menyelesaikan permasalahan yang dapat dimodelkan persamaan diferensial, sehingga muncul perkembangan konsep persamaan diferensial itu sendiri karena permasalahan permasalahan yang muncul semakin bervariasi Persamaan diferensial banyak membantu merepresentasikan bagaimana proses alam big biologi, pengobatan, dll, yang mana melibatkan tundaan waktu secara alami dari semua proses tersebut Ketika tundaan waktu tersebut diabaikan sama halnya mengabaikan unsur nyata dari proses alami tersebut Persamaan diferensial tundaan muncul sekitar tahun 1920 ketika Vito Volterra mengaplikasikan persamaan diferensial model mangsa pemangsa (predator prey model) populasi parasit tundaan waktu yaitu waktu yang diperlukan parasit menginfeksi inangnya Akan tetapi persamaan diferensial tundaan kurang menjadi perhatian dipelajarai sampai sekitar setengah abad kemudian, tahun 1963, Bellman Cooke mengarang buku Differential Difference Equations buku tersebut diakui buku formal mempelajari persamaan diferensial tundaan Setelah itu, Matematikawan lainnya, yaitu Jack Hale mempelajari persamaan diferensial tundaan lebih dalam kemudian sebelum tahun 1991, bersama Verduyn Lunel, Hale menulis buku teks pengantar persamaan diferensial tundaan [2] Persamaan diferensial tundaan merupakan kasus khusus dari persamaan diferensial fungsional yang dinotasikan Pada suatu permasalahan pasti tidak pernah lepas dari pertanyaan Oleh karena itu pertanyaan dalam tulisan ini adalah adakah solusi dari permasalahan tersebut, jika ada bagaimana sifat solusi permasalahan tersebut Berdasarkan pertanyaan tersebut makalah ini penulis mengkaji tentang eksistensi solusi lokal ketunggalan solusi persamaan diferensial tundaan berikut simulasi suatu permasalahan persamaan diferensial tundaan sederhana Metode yang digunakan penulis makalah ini adalah metode studi pustaka Referensi utama penulis adalah dua buku yang berjudul Ordinary and

Delay Differential Equations oleh R D Driver Introduction to Delay Differential Equations oleh Sue Ann Campbell Dengan metode tersebut penulis ingin mengkaji tentang eksistensi solusi lokal ketunggalan solusi persamaan diferensial tundaan masalah nilai awal yang diberikan menggunakan metode iterasi Charles Emile Picard yang mana teorema titik tetap Stefan Banach (Stefan Banach s fixed point theorem) memiliki peran penting dalam proses pembuktian Dengan begitu ada yang menjamin eksistensi solusi lokal yaitu solusi interval yang lebih kecil dari domain yang sebenarnya ketunggalan solusi persamaan diferensial tundaan suatu masalah nilai awalnya 2 DEFINISI DAN KONSEP DASAR Diberikan sebarang bilangan real, misalkan himpunan setiap, adalah norma euclide Himpunan yang dilengkapi norma euclide ini adalah ruang banach Selanjutnya, didefinisikan himpunan Definisi 1 Diberikan,, maka didefinisikan fungsi baru Definisi 2 Persamaan diferensial tundaan dimana adalah persamaan berbentuk Untuk suatu,, dimana Untuk selanjutnya notasi adalah notasi pasangan terurut dari fungsional Fungsi, setiap disebut sebagai fungsional oleh karena itu persamaan disebut sebagai persamaan diferensial fungsional Persamaan adalah acuan membahas persamaan diferensial tundaan menekankan fakta bahwa hanya nilai sekarang lampau dari yang terlibat dalam menentukan 3 MASALAH NILAI AWAL DAN LEMMA LEMMA PENTING Pembahasan eksistensi solusi lokal ketunggalan solusi persamaan diferensial tundaan bab ini menggunakan masalah nilai awal persamaan diferensial tundaan Berikut ini definisi definisi solusi persamaan diferensial tundaan nilai awalnya Definisi 3 Fungsi adalah solusi dari persamaan jika ada sedemikian hinga, (i) (ii) dimana (iii) memenuhi Selanjutnya suatu yang diberikan, masalah nilai awal yang terkait persamaan diferensial tundaan adalah atau Definisi 4 Suatu persamaan linier adalah persamaan berbentuk dimana suatu fungsi yang diberikan operator linier setiap, yaitu dimana adalah suatu fungsi yang memenuhi, segkan adalah bilangan real Perlu diketahui bahwa, jika dimana adalah operator linier dalam semua maka adalah persamaan diferensial tundaan linier persamaan dikatakan persamaan diferensial tundaan homogen jika Definisi 5 Fungsi adalah solusi dari masalah nilai awal persamaan atau jika adalah solusi dari persamaan Lemma lemma berikut akan digunakan membahas eksistensi solusi lokal ketunggalan solusi persamaan diferensial tundaan suatu nilai awal Lemma 1 Diberikan bilangan real Jika kontinu maka kontinu di setiap Bukti : Karena kontinu interval tertutup terbatas, maka kontinu seragam Oleh karena itu,, ada,,

, berlaku Karena kontinu seragam sehingga, berlaku, setiap Berdasarkan definisi sehingga kontinu setiap bilangan real Lemma 2 Diberikan dimana, fungsional kontinu Fungsi adalah solusi masalah nilai awal jika hanya jika, fungsi memenuhi Definisi 7 Fungsional dikatakan Lipschitz lokal (locally Lipschitz) jika setiap ada bilangan real adalah himpunan bagian dari Lipschitz Lemma berikut ini adalah perluasan dari Lemma Gronwall (Generalized Gronwall s ) atau Lemma Gronwall versi Reid yang akan digunakan pembuktian ketunggalan solusi persamaan diferensial tundaan Lemma 3 (Reid s Lemma) Diberikan konstanta fungsi kontinu tidak negatif interval Jika setiap fungsi kontinu berlaku Bukti : adalah solusi masalah nilai awal Berdasarkan Definisi 3, maka diketahui bahwa fungsi Oleh karena itu setiap berlaku maka semua Bukti : Kedua sisi dikalikan fungsi kontinu tidak negatif Karena kontinu maka persamaan kontinu berdasarkan Lemma 1 kontinu Persamaan adalah persamaan integral yang diminta, kata lain juga memenuhi persamaan,, memenuhi sehingga berlaku, maka pertidaksamaan faktor integrasi Kemudian jika dikalikan Berdasarkan aturan perkalian dari dua fungsi terdiferensialkan Karena berdasarkan Fundamental Theorem of Calculus sehingga sehingga juga solusi masalah nilai awal Mengintegralkan dari ke ingat bahwa, didapatkan Definisi 6 Fungsional dikatakan Lipschitz ada setiap jika Sehingga menghasilkan berdasarkan

Selanjutnya, kasus Dengan cara yang sama proses pembuktian kasus, kedua sisi dikalikan fungsi kontinu non negatif, Perhatikan bahwa menggantikan batas integral pertidaksamaan 4 EKSISTENSI SOLUSI LOKAL Pada pembuktian eksistensi solusi lokal persamaan diferensial biasa, mengkonstruksi himpunan baru yang termuat domain fungsional persamaan diferensial biasa sehingga Lipschitz diperlukan, karena tujuan pembuktiannya adalah menunjukkan bahwa solusi persamaan diferensial biasa hanya ada himpunan baru tersebut, kata lain solusinya tidak terdefinisi semua domain dari fungsional persamaan diferensial biasa tersebut Teorema eksistensi solusi lokal persamaan diferensial biasa pembuktiannya telah dibahas buku teks [4] Perbedaan dari teorema eksistensi solusi lokal persamaan diferensial biasa persamaan diferensial tundaan terletak definisi masalah nilai awalnya Pada persamaan diferensial biasa, nilai awalnya terdefinisi domain yang sama domain dari fungsionalnya Segkan persamaan diferensial tundaan, nilai awalnya didefinisikan domain yang berbeda dari fungsionalnya Karena aya perbedaan tersebut, pembuktian eksistensi solusi lokal persamaan diferensial tundaan ada sedikit modifikasi di awal pembuktian secara garis besar proses selanjutnya memiliki ide yang sama pembuktian eksistensi solusi lokal persamaan diferensial biasa Perbedaan pembuktian ini secara spesifik terletak saat mendefinisikan fungsi kontinu yang memenuhi interval (tertutup terbatas) yang lampau fungsional terbatas saat membentuk batas dari fungsional suatu himpunan yang memenuhi Teorema 1 (Eksistensi Solusi Lokal) Diberikan sebarang bilangan real, Jika kontinu Lipschitz lokal domainnya, maka setiap, masalah nilai awal memiliki solusi suatu Bukti : Karena Lipschitz lokal, terlebih dahulu didefinisikan himpunan sedemikian hingga Lipschitz Berdasarkan definisi fungsi Lipschitz, pilih sebarang,, adalah himpunan bagian dari Lipschitz konstanta Lipschitz Selanjutnya, pendefinisian fungsi kontinu berikut ini pembuktian eksistensi solusi lokal persamaan diferensial biasa tidak diperlukan, karena persamaan diferensial biasa semua memiliki argumen yang sama sehingga pembuktiannya langsung membentuk suatu batas suatu himpunan yang memenuhi Segkan definisi fungsi kontinu berikut, mendefinisikan fungsi kontinu yang lampau atau sebarang sehingga pembentukan batas dari fungsional selanjutnya melibatkan fungsi kontinu lampau ini juga sekarang ( itu sendiri), yaitu Didefinisikan fungsi kontinu sehingga bergantung secara kontinu karena kontinu Oleh karena itu ada konstanta Untuk suatu didefinisikan Dipilih sedemikian hingga Dari titik ini seterusnya, pembuktian eksistensi solusi lokal persamaan diferensial tundaan secara garis besar memiliki ide yang sama pembuktian eksistensi solusi lokal persamaan diferensial biasa buku teks ordinary and delay differential equations Dipilih himpunan semua fungsi kontinu Perhatikan bahwa, jika, maka Berdasarkan pertidaksamaan segitiga, Lipschitz, definisi, pernyataan bahwa, suatu konstanta Lipschitz Selanjutnya,

setiap didefinisikan fungsi Sehingga berlaku juga, Maka, karena, Fungsi adalah fungsi kontinu jadi Setelah membentuk himpunan dimana mendefinisikan fungsi, selanjutnya mengkonstruksi successive approximations sebagai berikut Dipilih sebarang kemudian dibentuk successive approximations berikut, jadi bahwa Untuk, Berdasarkan definisi dari, Successive approximations dapat dituliskan sebagai berikut Untuk, Terlihat bahwa pola dari perhitungan di atas adalah sebagai berikut, setiap, barisan fungsi Setelah mendefinisikan barisan fungsi, selanjutnya akan dibuktikan bahwa konvergen Dibentuk pengurangan dari dua barisan yang berurutan dari dituliskan sebagai Sehingga dapat suatu relasi berulang dari pengurangan dua barisan barisan Untuk setiap Relasi berulang dari barisan barisan adalah sebagai berikut, Pertidaksamaan dapat dibuktikan kebenarannya menggunakan induksi matematika Sudah ditunjukkan bahwa memenuhi Selanjutnya menghitung pertidaksamaan Jadi terlihat bahwa perhitungan di atas hanya mengganti sehingga melengkapi pembuktian menggunakan induksi matematika Jadi terbukti bahwa barisan konvergen Hal ini jika dikaitkan memberikan Diketahui bahwa kontinu sehingga ada Perhatikan bahwa barisan dapat direpresentasikan dalam bentuk penjumlahan parsial sebagai berikut, Selanjutnya, berdasarkan Weierstrass M Test, konvergen seragam, dimana

sehingga barisan konvergen seragam Jelaslah bahwa kontinu Lebih lanjut lagi bahwa berlaku Jadi maka dimana Karena memenuhi Lipschitz lokal, maka ada himpunan berada di dalam Lipschitz konstan Lipschitz Berdasarkan Lemma 1 ada Lebih jauh lagi solusi dari Jadi, Berdasarkan definisi Lipschitz konstanta Lipschitz sehingga Selanjutnya Dengan mengambil limit Karena sisi kanan karena adalah fungsi naik, maka Sehingga Ini menyatakan bahwa memenuhi adalah titik tetap dari 5 KETUNGGALAN SOLUSI Pada pembahasan berikut ini akan dibahas ketunggalan solusi persamaan membuktikan teorema ketunggalan berikut ini Teorema 2 (Ketunggalan solusi) Diberikan bilangan real, fungsional Jika kontinu Lipschitz lokal domainnya, maka sebarang, ada solusi tunggal masalah nilai awal Bukti : Andaikan ada dua solusi suatu yaitu yang keduanya merupakan pemetaan ke,, pertidaksamaan Dengan menggunakan Generalized Gronwall s Lemma atau Reid s Lemma Sehingga ini bertentangan definisi Sehingga benar bahwa solusi persamaan tunggal 6 APLIKASI Setelah membahas eksistensi solusi lokal ketunggalan solusi suatu masalah nilai awal persamaan diferenisal tundaan, sub-bab ini akan dimunculkan permasalahan diferensial tundaan yang kemudian akan diperiksa eksistensi solusi lokal ketunggalan solusi suatu masalah nilai awal yang diberikan menggunakan Teorema 1 Teorema 2 Diberikan diberikan berbentuk Berikut ini adalah persamaan diferensial tundaan nilai awal yang diberikan,

Berdasarkan teorema eksistensi solusi lokal ketunggalan solusi, persamaan dikatakan memiliki solusi lokal jika merupakan Lipschitz Andaikan bahwa Lipschitz, sehingga ada berlaku oleh karena naik Diberikan,,, bilangan asli, sehingga Berdasarkan sehingga Menyatakan bahwa setiap bilangan asli, tidak ada yang memenuhi sehingga bukan Lipschitz Akan tetapi, mungkin memenuhi kondisi Lipschitz dimana tertutup terbatas, segkan himpunan, akan diperiksa apakah memenuhi kondisi Lipschitz suatu himpunan dari di, maka Misal, sehingga Berdasarkan definisi turunan, sehingga Karena berlaku sebarang menggunakan norma Euclide Akibatnya adalah Lipschitz suatu atau adalah Lipschitz lokal, sehingga Teorema 1 Teorema 2 berlaku semua jenis permasalahan berbentuk 7 KESIMPULAN Diberikan anggota bilangan real Persamaan diferensial tundaan, fungsi, memiliki solusi lokal tunggal suatu nilai awal jika fungsional kontinu memenuhi kondisi Lipschitz atau merupakan Lipschitz lokal himpunan setiap suatu bilangan real Untuk, DAFTAR PUSTAKA [1] Nugroho D Budi 2011 Persamaan Diferensial Biasa Aplikasinya (Penyelesaian Manual Menggunakan Maple) Yogyakarta Graha Ilmu Jadi kontinu terdiferensialkan Perhatikan bahwa setiap, naik Berdasarkan teorema nilai rata rata suatu yang memenuhi [2] Verdugo, Anael 2008 [note] Delay Differential Equations,(online) http://peoplemathcornel ledu/~pmeerkamp/appl-dyn- sem/notes/%5b 5bnotes%5d%20delay%20differential%20eq sem/notes/%5bnotes%5d%20dela uations%20-%20verdugopdf :

[3] Kenneth, DR Donsig, PA 2002 Real Analysis with Applications Toronto Prentice Hall [4] Driver, R D 1977 Ordinary and Differential Equations Springer verlag New York