BAB VI PENUTUP VI.1 Kesimpulan Faktor strength, weakness, opportunity dan threat

dokumen-dokumen yang mirip
STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA KOTA TUA SEBAGAI SALAH SATU UPAYA PELESTARIAN URBAN HERITAGE STUDI KASUS : KORIDOR KALI BESAR, JAKARTA BARAT

PRESERVASI, KONSERVASI DAN RENOVASI KAWASAN KOTA TUA JAKARTA

Matrix SWOT pada Kawasan Kemunduran Rendah

KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SABRINA SABILA L2D

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar, selain itu juga dikenal sebagai kota

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

BAB 1 : Pendahuluan BAB 2 : Tinjauan Teori BAB 3 : Metodologi Penelitian BAB 4 : Hasil dan Pembahasan BAB 5 : Kesimpulan dan Saran

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

FAKTOR-FAKTOR INTERNAL PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PANTAI LAKBAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA SEBAGAI OBJEK WISATA ANDALAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. di Kabupaten Bangka melalui pendekatan sustainable placemaking, maka

BAB III METODE PENELITIAN. diskriptif yaitu suatu metode penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

KEBIJAKAN DIREKTORAT MUSEUM DIREKTORAT MUSEUM DIREKTORAT JENDERAL SEJARAH DAN PURBAKALA KEMENTRIAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

V. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. yang sedang diteliti. Penelitian ini menggunakan analisis SWOT dan Importance

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2015 PENGARUH PENYAMPAIAN PEOPLE,PHYSICAL EVID ENCE D AN PROCESS TERHAD AP KEPUTUSAN BERKUNJUNG

ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KOTA MEDAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. penelitian yang telah dibahas oleh peneliti pada bab-bab sebelumnya mengenai

FAKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BAHARI DI KABUPATEN JEMBER

Strategi Pengembangan Pariwisata (Wisata Pantai Balekambang) Guna Meningkatkan Kunjungan Wisatawan di Kabupaten Malang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: masyarakat, keamanan yang baik, pertumbuhan ekonomi yang stabil,

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Perkembangan kepariwisataan Wediombo semakin maju dengan

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN

BAB 1 START FROM HERE. A river runs through it yang artinya sebuah sungai mengalir melewati,

BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN TAHUN

PEDOMAN REVITALISASI KAWASAN PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 18/PRT/M/2011

Konsep Wisatawan Konsep Tentang Strategi Konsep Pengembangan Konsep Perencanaan Pariwisata

REVITALISASI KAWASAN KOTA LAMA, SAWAHLUNTO MENUJU KOTA WISATA

2014 PENGARUH KUALITAS PRODUK WISATA TERHADAP KEPUTUSAN PENGUNJUNG UNTUK BERKUNJUNG KE MUSEUM SENI RUPA DAN KERAMIK DI JAKARTA

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V ARAHAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. menjangkau kalangan bawah. Masyarakat di sekitar obyek-obyek wisata

BAB V KESIMPULAN. pengembangan pariwisata dan olahraga di Indonesia. Sport tourism merupakan perpaduan antara olahraga dan rekreasi (wisata)

KETERPADUAN KOMPONEN PENGEMBANGAN PARIWISATA KOTAGEDE SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA BERKELANJUTAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Melaksanakan pembangunan nasional merupakan tugas pemerintah yang

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB V ANALISIS PEMASARAN PARIWISATA LAMPUNG

Tabel 1.1. Data kunjungan wisatawan ke kota Bandung Tahun

BAB V PENUTUP. Margasatwa dan Budaya Kinantan Bukittinggi Melalui Konsep Sustainable. 2. Sarana dan fasilitas perlu ditingkatkan pengawasannya.

Nomor 66 Berita Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2010 WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR : 66 TAHUN 2010 PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 66 TAHUN 2010 TENTANG

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

STRATEGI PEMASARAN DEALER YAMAHA AMIE JAYA UNTUK MENINGKATKAN PENJUALAN MENGGUNAKAN MATRIKS BCG DAN ANALISIS SWOT

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN KAIN ENDEK BALI SEBAGAI INDUSTRI PARIWISATA KREATIF (STUDI KASUS DENPASAR)

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 391,000, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 31,911,581, BELANJA LANGSUNG 91,604,159,680.00

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 6.1 Kesimpulan. 1. Rendahnya tingkat kunjungan wisatawan ke Kabupaten Kulon Progo dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. wisatawan menuju daerah tujuan wisata. Terdapat dua fungsi dari atraksi

DEFINISI- DEFINISI A-1

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS PADA SOERABI PA IS BANDUNG. Analysis of Bussiness Development Strategic at Soerabi Pa is Bandung

BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS. potensi wisata, yaitu potensi fisik dan potensi budayayang bisa dikembangkan dengan

ANALISIS POTENSI NUART SCULPTURE PARK SEBAGAI DAYA TARIK WISATA BUDAYA UNGGULAN DI KOTA BANDUNG ABSTRAK

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUKSI KEMUKUS DI DESA BANYUASIN KEMBARAN KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

STRATEGI PENGEMBANGAN KUTA LOMBOK SEBAGAI DESTINASI PARIWISATA

VII PRIORITAS STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA TN KARIMUNJAWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan

LAPORAN EXECUTIVE KAJIAN MODEL PENGEMBANGAN SENI DAN BUDAYA DAERAH KOTA BANDUNG (Kerjasama Kantor Litbang dengan PT. BELAPUTERA INTERPLAN) Tahun 2005

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai

STUDI PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN OBYEK WISATA DI KABUPATEN BLORA TUGAS AKHIR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROFIL DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KOTA YOGYAKARTA. A. Sejarah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN ARAHAN

STRATEGI PEMASARAN PAKET INBOUND TOUR: STUDI KASUS DI PT. LOTUS ASIA TOURS JIMBARAN BALI

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kabupaten Tulungagung, didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya melalui industri pariwisata. Sebagai negara kepulauan,

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI. Gambar 10. Lokasi Penelitian. Zona Inti

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

Identifikasi Ragam Aktivitas Outdoor : Karakteristik Pedestrian Mall di Jalan Dalem Kaum, Bandung

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KOTA SALATIGA TAHUN 2017

STRATEGI PEMASARAN PAKET WISATA PT. UBS TOUR AND TRAVEL DI DENPASAR BALI

MEMPERKENALKAN OBJEK WISATA KAMPOENG BATIK PESINDON PEKALONGAN MELALUI MEDIA PROMOSI

BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

Strategi Pengembangan Pariwisata Kabupaten Jepara

BAB III METODOLOGI. Gambar 2. Peta Jakarta Timur Gambar 3. Pata Lokasi Taman Mini Indonesia (Anonim, 2010b) Indah (Anonim, 2011)

BAB V KESIMPULAN & REKOMENDASI

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. secara serius melibatkan industri lainnya yang terkait. Pengenalan potensi

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah dengan negara lain. Didukung oleh letak wilayah yang strategis,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. TABEL 1.1 JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA DAN NUSANTARA KE OBJEK WISATA KOTA BANDUNG Jumlah. Jumlah Tahun.

RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM

LAPORAN KINERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis mengambil lokasi di Jl. Cihampelas yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Jakarta merupakan kota metropolitan di Indonesia yang sedang maju pesat

ANALISIS. Entrepreneurship Center Universitas Dian Nuswantoro

Transkripsi:

BAB VI PENUTUP VI.1 Kesimpulan Tugas akhir ini mencoba untuk menentukan strategi pengembangan urban heritage tourism yang tepat di Koridor Kali Besar berdasarkan faktor strength, weakness, opportunity serta threat yang dimilikinya. Faktor-faktor tersebut diperoleh dengan cara melakukan analisis faktor internal dan eksternal terhadap informasi-informasi yang didapatkan dari pengamatan langsung, penyebaran kuesioner kepada masyarakat yang ada di sekitar koridor, wawancara dengan para ahli dan mempelajari produkproduk rencana pengembangan sebelumnya. Sedangkan strategi pengembangan urban heritage tourism diperoleh melalui analisis faktor strength, weakness, opportunity serta threat dengan matriks SWOT. Berdasarkan hasil analisis di atas dalam studi ini didapatkan beberapa temuan studi antara lain: 1. Faktor strength, weakness, opportunity dan threat Setelah melakukan analisis faktor internal dan eksternal, diperoleh : a. Strength 1) Undang-undang dan SK Gubernur UU No. 5 tahun 1993, SK Gubernur DKI Jakarta Nomor 475 Tahun 1993, SK Gubernur DKI Jakarta No. : D.III-b/11/4/54/1973 dan SK Gubernur DKI Jakarta No. DIV-6097/d/33/1975. 2) Ditetapkannya Rencana Revitalisasi Kota Tua Jakarta sebagai salah satu program unggulan 3) Bangunan-bangunan tua di sepanjang Koridor Kali Besar 4) Memiliki beberapa bangunan bernilai sejarah tinggi. 5) Lokasi yang strategis. 123

124 6) Pedestrian yang nyaman. 7) Keramahan serta perilaku masyarakat setempat. 8) Tersedianya fasilitas penginapan berbintang 5, rumah makan dan parkir 9) Berdekatan dengan beberapa ODTW yang bervariatif jenisnya. b. Weakness 1) Penurunan kualitas dan kuantitas bangunan. 2) Kurangnya daya tarik wisata. 3) Kondisi lalu lintas serta aksesibilitas. 4) Kurangnya tingkat keamanan pada malam hari. 5) Badan sungai yang dipenuhi sampah 6) Masih rendahnya pemahaman masyarakat tentang menjaga kelestarian kawasan cagar budaya. 7) Kurangnya tingkat partisipasi masyarakat 8) Adanya sekelompok masyarakat yang tidak mendukung rencana pengembangan wilayah studi menjadi kawasan wisata. c. Opportunity 1) Dukungan dari masyarakat DKI jakarta, 2) Dukungan dari organisasi peduli kota tua 3) Penyuluhan tentang manfaat serta arti pentingnya melestarikan kawasan kota tua 4) Adanya dasar hukum yang jelas tentang pemeliharaan dan pengelolaan benda cagar budaya. 5) Pemanfaatan SDM yang berkompeten serta berkualitas 6) Meningkatnya minat masyarakat dunia pada industri pariwisata, termasuk wisata kota tua. 7) Pengadaan busway hingga ke Kawasan Kota (Jakarta Barat)

125 d. Threat 1) Ketidak jelasan batas fisik Kawasan Kota Tua Jakarta. 2) Kepemilikan bangunan. 3) Semakin meningkatnya permintaan lahan di Kawasan Kali Besar untuk dijadikan sebagai perkantoran, toko dan gudang karena letaknya yang strategis. 4) Pengembangan atraksi dan aktifitas wisata memiliki kemungkinan timbulnya dampak negatif terhadap kelestarian lingkungan. 5) Kurangnya koordinasi antar dinas yang terkait 6) Adanya pejabat yang sering berganti-ganti serta birokrasi yang terlalu panjang dan berbelit-belit. 7) Kurangnya promosi 8) Kurangnya pemberian insentif dari pihak pemerintah 9) Lemahnya penegakan hukum. 2. Strategi pengembangan urban heritage tourism di Kawasan Kali Besar Analisis SWOT yang dilakukan pada penelitian ini dibagi menjadi 3 tahap. Tahap pertama adalah tahap evaluasi faktor internal dan eksternal. Faktor-faktor yang dihasilkan kemudian dihitung dengan cara pembobotan. Hasil pembobotan yang dilakukan, digunakan untuk menentukan faktor prioritas. Tahap selanjutnya adalah analisis dengan menggunakan matriks SWOT. Faktor internal dan eksternal yang telah diidentifikasi dimasukkan dalam matriks SWOT, kemudian keluarlah strategi SO, ST, WO, WT yang diharapkan. Dari analisis SWOT berdasarkan kajian hubungan antar unsur SWOT yang terdapat pada Koridor Kali Besar maka dihasilkan strategi-strategi yang terkait dengan pengembangan urban heritage tourism di kawasan ini. Strategi-strategi yang diperoleh menjadi dasar bagi penyusunan rencana aksi.

126 Tahap yang terakhir adalah tahap penentuan strategi prioritas. Dari hasil perhitungan bobot tiap faktor yang berkaitan pada masing-masing strategi yang telah dihasilkan, diperoleh strategi prioritas. Kemudian diambil 5 strategi dengan nilai tertinggi. Hasilnya, strategi meningkatkan atraksi dan aktivitas wisata di Koridor Kali Besar merupakan prioritas pertama dalam Rencana Pengembangan Urban Heritage Tourism yang akan dilakukan. Kemudian prioritas kedua adalah agenda rutin membersihkan lingkungan. Prioritas yang ketiga adalah perbaikan dan perlindungan bangunan-bangunan tua dan lingkungan di sekitar Koridor Kali Besar. Prioritas yang keempat adalah meningkatkan intensitas pertemuan dan pembahasan rencana revitalisasi kawasan kota tua antar dinas yang terkait. Dan prioritas yang kelima adalah penegakan hukum terhadap pelanggaranpelanggaran yang terjadi yang berkaitan dengan pemanfaatan, perlindungan dan pelestarian urban heritage yang ada wilayah studi. VI.2 Rekomendasi Berdasarkan temuan studi dalam tugas akhir ini, maka rekomendasi yang penulis ajukan adalah sebagai berikut: 1. Kelembagaaan Meningkatkan kualitas kerjasama antar dinas yang terkait Melakukan kerjasama dengan pihak swasta dalam hal pengadaan dana Pelaksanaan revitalisasi dilakukan secara bertahap namun berkesinambungan sesuai dengan waktu yang telah ditargetkan 2. Urban Design Melakukan renovasi bangunan-bangunan yang ada tanpa merubah wajah bangunan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

127 Membuat desain atribut jalan (lampu jalan, tempat sampah, bangku peristirahatan) dan pedestrian yang serasi dengan gaya arsitektur bangunan yang ada, terutama pedestrian di sisi Jl. Kali Besar Timur yang kondisinya sudah rudak dan tidak terawat, sehingga dapat menimbulkan bayangan kondisi yang sesungguhnya dan dapat memberikan kesan yang mendalam bagi para pengunjung Merenovasi dan menjadikan Jembatan Kota Intan sebagai land mark Koridor Kali Besar. 3. Pariwisata Memadukan culture tourism dengan wisata perkotaan, seperti wisata kuliner dan wisata belanja dengan konsep bangunan tua. Bangunan-bangunan tua yang sudah sudah rusak dan tidak terpakai, dimanfaatkan sebagai tempat yang dapat menarik minat pengunjung dan memberikan keuntungan, antara lain sebagai galeri seni, galeri foto, rumah makan ataupun outlet. Bangunan-bangunan yang memiliki nilai sejarah yang ada di Koridor Kali Besar antara lain Toko Merah, bangunan bekas gedung Standart Chartered Bank dan bekas gedung HSBC, juiga dapat dimanfaatkan sebagai obyek wisata yang dapat menarik pengunjung. Dengan konsep wisata semi museum, maksudnya selain dipakai untuk kegiatan komersil, bangunan ini juga dipergunakan untuk memamerkan cerita sejarah mengenai bangunan tersebut melalui foto, lukisan maupun tulisan sebagai ornamen interiornya. Menjadikan Koridor Kali Besar sebagai salah satu tujuan wisata city tour yang dikemas dalam bentuk paket-paket menarik, dengan memanfaatkan kedekatan Koridor Kali Besar dengan ODTW-ODTW lain yang berdekatan sebagai potensi yang dapat diandalkan. Seperti mengadakan event-event setiap akhir pekan seperti

128 festival kota tua, panggung pertunjukan atau pameran seni budaya di Koridor Kali Besar dengan menutup kawasan ini dari kendaraan bermotor. Untuk pengunjung, disediakan area parkir serta transportasi menuju lokasi berupa ojek atau delman. Wisata Kota Tua Jakarta : Tracking The Colonial Routes dan Jakarta Trail : Tracking The Routes of The Prince merupakan contoh event yang pernah diadakan oleh salah satu organisasi peduli kota tua, KPSBI- Historia. Event ini bisa diikuti oleh siapa saja. Hanya dengan membayar uang pendaftaran lebih kurang sebesar Rp 100.000,- masyarakat sudah bisa mengikuti tour ini, mendapat lunch box dan dapat menikmati serangkaian acara yang sudah disusun oleh penyelenggara. Namun kurangnya promosi membuat event-event seperti ini tidak banyak diketahui oleh masyarakat. Beritanya pun hanya ada di situs kota tua milik organisasi penyelenggara. Untuk itu perlu adanya promosi baik di media cetak maupun elektronik serta pemasaran yang baik. Dalam hal ini, organisasi peduli kota tua dapat bekerjasama dengan pihak swasta maupun pemerintah untuk menyeleggarakan event-event serupa.

DAFTAR PUSTAKA Creaco, S. And Querini, G. 2001. Tourism and Sustaiable Economic Development. Dinas Museum dan Pemugaran DKI Jakarta. 1999. Himpunan Peraturan Permuseuman Pemerintah DKI Jakarta. Dinas Pariwisata Daerah DKI Jakarta. 2005. Draft Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah DKI Jakarta. Drummond, S. and Yeoman, I. 2001. Quality issues in Heritage Visitor Attractions. London: Butterworth Einemann. Dundu dan Elita, P. 2005. 30 Tahun Revitalisasi Kota Tua Cuma Sebatas Konsep. Kompas (Jakarta). Inskeep, E. 1991. Tourism Planning: An Integrated and Sustainable Development Approach. New York: John Wiley & Sons Inc. Kambali dalam Ridwan, M. Melestariakan kota Tua Batavia, dengan Revitalisasi atau Rekonstruksi?. Media Indonesia (Jakarta). 1996. 3 September. Mustafa. 2000. Teknik Sampling. Bandung: Unpar. ONG. 2006. 75 Persen Kota Tua Rusak Berat. Kompas. (Jakarta), 6 Maret. Orbasli, A. 2000. Tourist in Historic Towns: Urban Conservations and Heritage Management. London: E & FN Spon. 129

130 Pembangunan Semi Pedestrian Dimulai. Kompas (Jakarta). 2006. 25 Agustus. Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 6 Tahun 1999 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) DKI Jakarta Rangkuti, F. 2003. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Rencana Rinci Tata Ruang Wilayah Kecamatan Taman Sari, Wilayah Kota Madya Jakarta Barat Tahun 1995 Rencana Rinci Tata Ruang Wilayah Kecamatan Tambora, Wilayah Kota Madya Jakarta Barat Tahun 1995 Ridwan, M. 2003. Melestarikan Kota Tua Batavia, dengan Revitalisasi atau Rekonstruksi?. Sinar Harapan. (Jakarta). Shahab, A. 2005. Kali Besar atau De Groote Rivier. Republika (Jakarta), 15 Oktober Swarbrooke, J. The Development and management of Visitor Attractions. TT. 1996. Mewujudkan kota tua Jakarta. Media Indonesia (Jakarta). Yoeti, O. A. 2002. Tours and Travel Marketing. Jakarta: PT. Pradnya Paramita. Yoeti, O. A. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata, Bandung: Angkasa Offset. Yale, P. 1991. From Tourist Attraction in Heritage Tourism.