BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan model latihan inkuiri. Namun menurut Sugiyino (2009), pada

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode Pre-eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pre- experiment.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

(Luhut Panggabean, 1996: 31)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pada satu kelompok siswa (kelompok eksperimen) tanpa ada kelompok

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN

O X O Pretest Perlakuan Posttest

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep fisika dan profil keterampilan ICT siswa setelah diterapkan

BAB III METODE PENELITIAN. Terkait dengan keperluan penelitian yaitu untuk melihat peningkatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan metode eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experimental Design

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

O 1 X O 2 Pre-test Treatment Post-test

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 3.1 Desain Penelitian One Group Pretest and Posttest Design.

BAB III METODE PENELITIAN. Terkait dengan tujuan penelitian ini yang mengabaikan variabel luar yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Eksperimen adalah suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Nana (2009: 52) metode penelitian merupakan rangkaian cara

Gambar 3.1. Desain Concurrent Embedded dengan Metode Kuantitatif sebagai Metode Primer dan Metode Kualitatif sebagai Metode Sekunder

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian eksperimen murni, kelompok subjek penelitian ditentukan secara

1. BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen ini belu memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1 Nonequivalent Pretest and Posttest Control Group Design

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lampung yang berjumlah 38 siswa. Waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai

(Sumber: Fraenkel dan Wallen, 2007)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pretest Perlakuan Posttest Observasi. Gambar 3.1. Desain penelitian the one-group pretest-posttest Keterangan : T 1 T 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan, menyusun, menganalisis serta menginterpretasikan data,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengumpulan data, dan teknik analisis data. Penjelasan dari masing-masing

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 6 Bandar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional. Dalam penelitian ini definisi operasionalnya adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Eksperimen, dan desain eksperimen yang digunakan adalah One Group Pretes- adalah pretes.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang ditujukkan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena alamiah

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (Quasi Experiment). Menurut Syaodih (2011:59), bahwa :

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan atau dilaksanakan di SMA Negeri 2 Serui, jalan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah bertujuan mengetahui efektivitas

BAB III METODE PENELITIAN. metode kuasi eksperimen adalah metode yang dalam pelaksanaannya tidak

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi peneliti yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Menurut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. experimental dan deskriptif. Metode pre experimental digunakan untuk melihat

O 1 X O 2. Gambar 3.1 One Group Pretest-Posttest Design

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua

BAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan cara yang digunakan agar memperoleh data yang

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode kuasi eksperimen (quasi experiment) atau sering dikenal

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode pra-eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design.

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN. keadaan praktis yang didalamnya tidak mungkin untuk mengontrol semua

BAB III METODE PENELITIAN. konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa menggunakan metode quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kelas Eksperimen : O X O

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013, dengan jumlah siswa sebanyak 29

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, sedangkan

Transkripsi:

33 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah preexperimental design. Metode ini digunakan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar antara sebelum dan sesudah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model latihan inkuiri. Namun menurut Sugiyino (2009), pada metode ini masih terdapat variable luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variable dependen. Oleh karena itu, hasil peningkatan prestasi belajar (variable dependen) tersebut bukan semata mata dipengaruhi oleh model pembelajaran latihan inkuiri saja (variabel independen). Hal ini karena tidak adanya variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara random. B. Desain Penelitian Berdasarkan tujuan dan metode penelitian, maka disain penelitian yang digunakanoleh peneliti dalam penelitian ini adalah One Group Pretest-Posttest Design.Sugiyono (2009), menyatakan bahwa dengan desain ini hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Pada desain tersebut, sampel penelitian diberikan perlakuan selama waktu tertentu.sebelum diberikan perlakuan sampel diberikan pretes, begitu juga setelah diberikan perlakuan sampel diberikan postes.hal ini bertujuan untuk mengetahui

34 prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah sampel diberikan perlakuan menggunakan model pembelajaran latihan inkuiri.penelitian dilakukan selama tiga kali pembelaran. Desain penelitian One Group Pretest-Posttest Designdigambarkan pada gambar 3.1 berikut ini: O 1 X O 2 Gambar 3.1.Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest Design (Sugiyono, 2009) Keterangan: O 1 X : Tes awal (pretes) sebelum sampel diberikan perlakukan : Perlakuan terhadap sampel yaitu dengan menerapkan model pembelajaran latihan inkuiri. O 2 : Tes akhir (postes) setelah diberikan perlakuan. C. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI - IPA SMA dikabupaten Bandung Barat. Sedangkan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah satu kelas yang dipilih secara purposive sampling.hal ini dilaksanakan karena di sekolah kita tidak bisa mengambil siswa secara acak dari setiap kelas dan mengelompokannya menjadi satu kelas. Oleh karena itu sampel dipilih satu kelas yang paling relevan dengan tujuan penelitian yang akan dilaksanakan.menurut Sugiyono (2009), sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan peneliti dalam pemilihan kelas sampel adalah:

35 1. Tidak ada kelas unggulan di sekolah tersebut, sehingga semua kelas dianggap homogen. 2. Dipilih kelas XI IPA SMA, dengan asumsi bahwa mereka sudah dapat beradaptasi dengan model pembelajaran baru dan tidak mengganggu program sekolah untuk menghadapi ujian nasional. 3. Berdasarkan pengamatan peneliti pada kelas sampel tersebut diperoleh informasi sebagai berikut: a. Siswa pernah melakukan eksperimen sehingga dapat mendukung terhadap model pembelajaran latihan inkuiri yang memerlukan adanya eksperimen. b. Dalam proses pembelajaran, ada beberapa siswa yang bertanya dan mengemukakan pendapat walaupun terkadang dilakukan secara beramai ramai. Pemilihan kelas sampel juga didasarkan pada rekomendasi guru mata pelajaran fisika kelas XI IPA di sekolah tersebut setelah mengetahui tujuan penelitian ini. D. Prosedur Penelitian Agar tujuan penelitian ini dapat tercapai, maka dilaksanakan dengan langkah langkah penelitian yang terdiri dari tahap persiapan yang merupakan kegiatan kegiatan sebelum dimulainya penelitian, tahap perencanaan dan penyusunan model, tahap pelaksanaan, dan yang terakhir tahap pengolahan data dan pelaporan. 1. Tahap Persiapan

36 Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi: a. Studi pustaka, hal ini dilakukan untuk memperoleh teori yang akurat mengenai permasalahan yang akan dikaji. b. Telaah kurikulum mengenai tujuan pembelajaran fisika dan pokok bahasan yang akan dijadikan materi pembelajaran dalam penelitian. c. Studi pendahuluan, hal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi pelaksanaan pembelajaran fisika di sekolah serta sarana dan prasarana yang tersedia. Studi pendahuluan dilaksanakan melalui observasi pelaksanaan pembelajaran di kelas dan wawancara terhadap guru mata pelajaran fisika. 2. Tahap Perencanaan dan Penyusunan Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan dan penyusunan meliputi: a. Menentukan populasi dan sampel penelitian. b. Menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran mengenai pokok bahasan yang dijadikan materi pembelajaran dalam penelitian sesuai dengan model pembelajaran latihan inkuiri. c. Menyusun instrumen penelitian meliputi tes prestasi belajar siswa dan format observasi sikap ilmiah. d. Melakukan judgment (pertimbangan) instrumen untuk mengetahu kesesuaian instrumen dengan data yang akan diukur. e. Melakukan uji coba instrumen.

37 f. Menganalisis hasil uji coba instrumen yang meliputi validitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan reliabilitas instrumen sehingga layak untuk digunakan dalam penelitian. 3. Tahap Pelaksanaan Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan meliputi: a. Memberikan tes awal kepada siswa yang dijadikan subjek penelitian untuk mengukur prestasi belajar siswa sebelum diberikan perlakuan. b. Memberikan perlakuan yaitu dengan menerapkan model pembelajaran latihan inkuiri pada pokok bahasan yang dijadikan materi pelajaran dalam penelitian, yaitu gaya pegas dan sifat elastisitas bahan. c. Selama proses pembelajaran berlangsung, observer melakukan observasi terhadap sikap ilmiah siswa dan keterlaksanaan model latihan inkuiri dalam format observasi yang telah disediakan. d. Memberikan tes akhir untuk mengukur prestasi belajar siswa setelah diberikan perlakuan. e. Semua kegiatan dalam tahap pelaksanaan dilakukan dalam tiga seri pembelajaran. 4. Tahap Pengolahan Data dan Pelaporan Kegiatan yang dilakukan pada tahap pengolahan data dan pelaporan meliputi: a. Mengolah dan menganalisis data hasil pretest, posttest, serta instrumen lainnya. b. Mambahas hasil penelitian

38 c. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil dari pengolahan data. d. Melaporkan hasil penelitian. Alur penelitian yang dilakukan dapat digambarkan pada gambar 3.2berikut ini: Gambar 3.2Alur Penelitian

39 E. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data. 1. Tes Lee J. Cronbach (Azwar, 2009) mengemukakan definis tes sebagai berikut:... a systematic procedure for observing a person s behavior and describing it with the aid of a numerical scale or a category system. Jadi, tes adalah prosedur yang sistematis untuk mengukur perilaku seseorang dan digambarkan berdasarkan skala numerik atau sistem kategori tertentu. Dalam penelitian ini, tes digunakan untuk mengukur prestasi belajar ranah kognitif menurut Bloom yang terdiri atas pemahaman (C2), penerapan (C3), dan analisis (C4). Tipe tes yang digunakan adalah tes obyektif berbentuk pilihan ganda. Pemilihan tipe tes ini didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: a. Komprehensif, karena dalam waktu tes yang singkat dapat memuat lebih banyak aitem. Mengingat alokasi waktu yang pembelajaran dalam satu kali pertemuan hanya 2 x 45 menit maka tes pilihan ganda ini sangat cocok. b. Kualitas item dapat dianalisis secara empirik. c. Objektivitasnya tinggi. d. Umumnya memiliki reliabilitas yang memuaskan.

40 Tes diberikan sebelum pembelajaran (pretest) dan sesudah pembelajaran (posttest). Langkah langkah yang dilakukan pada pembuatan tes objektif prestasi belajar aspek kognitif adalah sebagai berikut: a. Menentukan kompetensi dasar dan indikator berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran fisika kelas XI IPA semester 1 untuk materi pokok fluida statis. b. Membuat kisi kisi. c. Membuat soal berdasarkan kisi kisi. d. Membuat kunci jawaban. e. Menyusun tes objektif prestasi belajar aspek kognitif. 2. Observasi Dalam penelitian ini, observasi dilaksanakan oleh observer secara langsung selama proses pembelajaran. Instrumen observasi dibagi menjadi dua yaitu instrumen observasi guru dan instrumen observasi siswa. a. Instrumen observasi guru Instrumen observasi ini bertujuan untuk melihat keterlaksanaan model pembelajaran latihan inkuiri oleh guru dalam proses pembelajaran. Observasi ini dibuat dalam bentuk daftar checklist ya atau tidak. Observer memberikan checklist ya atau tidak terhadap kesesuaian setiap tahapan model latihan inkuiri dengan langkah langkah pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

41 b. Instrumen observasi siswa Instrumen observasi dibagi dua, yaitu instrumen observasi keterlaksanaan model latihan inkuiri oleh siswa dan instrumen observasi sikap ilmiah. Instrumen observasi keterlaksanaan model latihan inkuiri digunakan untuk melihat apakah siswa mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model latihan inkuiri atau tidak. Observasi ini dibuat dalam bentuk daftar checklist ya atau tidak. Observer memberikan checklist ya atau tidak terhadap kesesuaian setiap tahapan model latihan inkuiri dengan langkah langkah pembelajaran yang dilakukan oleh siswa. Instrumen observasi sikap ilmiah bertujuan untuk melihat dan menilai sikap ilmiah siswa yang terdiri atas sikap ingin tahu, sikap kritis, sikap terbuka, sikap objektif, sikap rela menghargai karya orang lain, sikap berani mempertahankan kebenaran, dan sikap menjangkau ke depan. Format yang digunakan berupa rating scale yang dibuat dalam bentuk cheklist. F. Teknik Analisis Data 1. Analisis Data Hasil Uji Coba Tes a. Analisis Validitas Tes Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen. Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya

42 diukur.(sugiyono, 2009). Rumus korelasi yang dapat digunakan adalah rumus korelasi product moment sebagai berikut: r xy = N XY X Y N X 2 X 2 N Y 2 Y 2 (Arikunto,2006) Keterangan : r xy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang dikorelasikan. X Y N = skor tiap butir soal. = skor total tiap butir soal. = jumlah siswa. Interpretasi nilai koefisien korelasi (r xy ) tersebut ditampilkan dalam tabel 3.1 berikut ini: Tabel 3.1Tabel Interpretasi Validitas Besarnya nilai r XY Antara 0,80 sampai denga 1,00 Antara 0,60 sampai dengan 0,80 Antara 0,40 sampai dengan 0,60 Antara 0,20 sampai dengan 0,40 Antara 0,00 sampai dengan 0,20 Interpretasi Tinggi Cukup Agak rendah Rendah Sangat Rendah (Tak berkorelasi) (Arikunto,2009) b. Analisis Tingkat Kesukaran Tes Tingkat kesukaran suatu butir soal adalah proporsi dari keseluruhan siswa yang menjawab benar pada butir soal tersebut. Tingkat kesukaran dihitung dengan menggunakan perumusan :

43 TK = B x 100% N Keterangan : TK = F = Tingkat Kesukaran atau Taraf Kemudahan B N = Jumlah siswa yang menjawab benar = Jumlah keseluruhan siswa Hasil perhitunganindeks tingkat kesukaran diinterpretasikan seperti pada tabel 3.2 berikut ini: Tabel 3.2Interpretasi Tingkat Kesukaran Indeks Tingkat kesukaran Kriteria Tingkat Kesukaran 0 sampai 15% Sangat sukar, sebaiknya dibuang 6 % - 30 % Sukar 31 % - 70 % Sedang 71 % - 85 % Mudah 85 % - 100 % Sangat mudah, sebaiknya dibuang (Arikunto, 2009) c. Analisis Daya Pembeda Butir Soal Daya pembeda adalah kemampuan suatu butir soal untuk membedakan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa yang kemampuanya rendah. Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda soal uraian sama dengan soal pilihan ganda yaitu : DP = B A J A B B J B (Arikunto, 2009)

44 Keterangan : DP = Indeks daya pembeda satu butir soal tertentu B A = Banyaknya kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar B B = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar J A = Banyaknya peserta kelompok atas J B = Banyaknya peserta kelompok bawah Setelah indeks daya pembeda diketahui, maka harga tersebut diinterpretasikan pada kriteria daya pembedaseperti pada tabel 3.3 berikut ini: Tabel 3.3.Tabel Interpretasi Daya Pembeda Indeks Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda Negatif Sangat buruk, harus dibuang 0,00 0,20 Buruk (poor), sebaiknya dibuang 0,20 0,40 Cukup (satisfactory) 0,40 0,70 Baik (good) 0,70 1,00 Baik sekali (excellent) (Arikunto, 2009) d. Analisis Reliabilitas Soal Reliabilitas adalah kestabilan skor yang diperoleh orang yang sama ketika diuji ulang dengan tes yang sama pada situasi yang berbeda atau dari satu pengukuran ke pengukuran lainnya. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama

45 (Sugiyono, 2009).Pengujian reliabilitas instrument dapat dilakukan dengan teknik belah dua dari Spearman Brown (Split half) : Keterangan : r i = 2r b (1 + r b ) (Sugiyono, 2009) r i = reliabilitas instrumen r b = korelasiproduct moment antara belahan pertama dan kedua Adapun tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen yang diperoleh digunakan tabel 3.4 berikut ini : Tabel 3.4.Tabel Interpretasi Reliabilitas Koefisien Korelasi Kriteria reliabilitas 0,80 r 1,00 sangat tinggi 0,60 r 0,80 Tinggi 0,40 r 0,60 Cukup 0,20 r 0,40 Rendah 0,00 r 0,20 sangat rendah (Arikunto, 2009) 2. Hasil Uji Coba Instrumen Instrumen tes prestasi belajar terdiri dari soal soal yang ditunjukan untuk mengukur prestasi belajar siswa, yaitu C2 (pemahaman), C3 (penerapan), dan C4 (Analisis). Distribusi soal prestasi belajar yang dirancang oleh peneliti pada setiap pembelajan dipaparkan dalam tabel 3.5berikut ini:

46 Tabel 3.5.Distribusi Soal Prestasi Belajar Pada Setiap Pembelajaran No. Aspek Prestasi Belajar Nomor Soal Jumlah Pembelajaran ke 1 1. Pemahaman (C2) 1, 2, 4, 8, 9, 13 6 2. Penerapan (C3) 3, 5, 6, 7, 11, 14, 15 7 3. Analisis (C4) 10, 12, 16 3 Pembelajaran ke 2 1. Pemahaman (C2) 3, 5, 7, 10, 11 5 2. Penerapan (C3) 4, 8, 9 3 3. Analisis (C4) 1, 2, 6, 12 4 Pembelajaran ke 3 1. Pemahaman (C2) 2, 5, 9, 10, 11 5 2. Penerapan (C3) 1, 3, 6, 12, 13, 14 6 3. Analisis (C4) 4, 7, 8 3 Uji coba tes dilakukan agar tes yang digunakan benar-benar dapat mengukur variabel penelitian.sebelum digunakan, instrument tes terlebih dahulu dilakukan uji coba terhadap siswa kelas XII di salah satu SMA di Kabupaten Bandung Barat yang telah mempelajari topik fluida statis. Besarnya koefisien reliabilitas instrumen tes tiap pertemuan, dinyatakan dalam tabel 3.6 berikut: Tabel 3.6.Reliabilitas Instrumen Tes Pertemuan r i Interpretasi I 0,53 Cukup II 0,81 Sangat Tinggi III 0,81 Sangat Tinggi Dari tabel tersebut terlihat bahwa perangkat instrument memiliki reliabilitas cukup dan sangat tinggi.dengan demikian, perangkat instrument tersebut memiliki keajekan yang baik. Adapun validitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda soal ditampilkan dalam tabel 3.7 berikut ini:

47 Tabel 3.7.Rekapitulasi Validitas, Daya Pembeda, dan Tingkat Kesukaran Instrumen Tes Pertemuan I II Daya Tingkat No. Validitas Pembeda Kesukaran Soal Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria Keputusan 1 0,46 Cukup 0,30 Cukup 80% Mudah Digunakan 2 0,68 Tinggi 0,44 Baik 29% Sukar Digunakan 3 0,45 Cukup 0,15 Buruk 37% Sedang Dibuang 4 0,58 Cukup 0,32 Cukup 34% Sedang Digunakan 5 0,74 Tinggi 0,12 Buruk 89% Sangat Mudah Dibuang 6 0,74 Tinggi 0,18 Buruk 86% Sangat Mudah Dibuang 7 0,77 Tinggi 0,30 Cukup 80% Mudah Digunakan 8 0,68 Tinggi 0,42 Baik 57% Sedang Digunakan 9 0,50 Cukup 0,19 Buruk 63% Sedang Dibuang 10 0,80 Tinggi 0,54 Baik 51% Sedang Digunakan 11 0,68 Tinggi 0,32 Cukup 40% Sedang Digunakan 12 0,74 Tinggi 0,48 Baik 54% Sedang Digunakan 13 0,22 Rendah -0,1 Buruk 26% Sukar Dibuang 14 0,48 Cukup 0,13 Buruk 77% Mudah Dibuang 15 0,74 Tinggi 0,36 Cukup 77% Mudah Digunakan 16 0,56 Cukup 0,25 Cukup 66% Sedang Digunakan 1 0,72 Tinggi 0,71 Baik Sekali 66% Sedang Digunakan 2 0,45 Cukup 0,36 Cukup 66% Sedang Digunakan 3 0,41 Cukup 0,25 Cukup 60% Sedang Dibuang 4 0,49 Cukup 0,32 Cukup 34% Sedang Digunakan 5 0,46 Cukup 0,32 Cukup 34% Sedang Digunakan 6 0,56 Cukup 0,48 Baik 60% Sedang Digunakan 7 0.46 Cukup 0,36 Cukup 71% Mudah Digunakan 8 0,76 Tinggi 0,56 Baik 29% Sukar Digunakan 9 0,46 Cukup 0,36 Cukup 71% Mudah Digunakan 10 0,49 Cukup 0,12 Buruk 94% Sangat Mudah Dibuang 11 0,43 Cukup 0,48 Baik 60% Sedang Digunakan 12 0,22 Rendah 0,09 Buruk 40% Sedang Dibuang

48 Pertemuan Daya Tingkat No. Validitas Pembeda Kesukaran Soal Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria Keputusan 1 0,45 Cukup 0,24 Cukup 89% Sangat Mudah Dibuang 2 0,51 Cukup 0,43 Baik 46% Sedang Digunakan 3 0,54 Cukup 0.39 Cukup 26% Sukar Digunakan 4 0,49 Cukup 0,21 Cukup 29% Sukar Digunakan 5 0,43 Cukup 0,36 Cukup 66% Sedang Digunakan 6 0,74 Tinggi 0,39 Cukup 20% Sukar Digunakan III 7 0,41 Cukup 0,49 Baik 37% Sedang Digunakan 8 0,47 Cukup 0,43 Baik 40% Sedang Digunakan 9 0,53 Cukup 0,60 Baik 49% Sedang Digunakan 10 0,59 Cukup 0,27 Cukup 20% Sukar Digunakan 11 0,35 Rendah 0,21 Cukup 29% Sukar Digunakan 12 0,43 Cukup 0,37 Cukup 49% Sedang Digunakan 13 0,22 Rendah -0,1 Buruk 66% Sedang Dibuang 14 0,27 Rendah 0,10 Buruk 17% Sukar Dibuang a. Taraf Kesukaran Butir Soal Menurut tabel tersebut, secara keseluruhan butir soal yang memiliki tingkat kesukaran dengan kategori sukar sebanyak 10 butir soal, sedang 23 butir soal, mudah 6 butir soal dan sangat mudah 4 butir soal. Berdasarkan rekapitulasi tersebut dapat dikatakan pada umumnya taraf kemudahan soal instrumen cukup baik, karena sebagian besar soal terdapat pada kategori sedang.butir soal yang memiliki kategori sangat mudah tidak dipakai dalam pelaksanaan penelitian ini. b. Daya Pembeda Soal Dari hasil rekapitulasi pada tabel 3.7, secara keseluruhan jumlah butir soal yang memiliki daya pembeda dengan kategori baik sekali berjumlah 1 butir soal, baik 11 butir soal, dan cukup 20 butir soal. Namun, terdapat butir soal dengan kategori buruk dan sangat

49 buruk sehingga soal tersebut tidak dipakai dalam pelaksanaan penelitian. Secara umum, soal - soal tes prestasi belajar ini dikatakan dapat membedakan antara kelompok siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. c. Validitas Tes Validitas berkenaan dengan ketetapan perangkat instrument terhadap konsep yang dinilai sehingga betul betul menilai apa yang seharusnya dinilai.berdasarkan tabel 3.7, rata rata validitas tes memiliki kategori cukup.dengan demikian, tes tersebut dapat menilai konsep yang seharusnya dinilai. Setelahmenganalisis hasil uji coba instrument, diperoleh distribusi soal prestasi belajar yang digunakan dalam penelitian seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 3.8berikut: Tabel 3.8.Distribusi Soal Prestasi Belajar yang Digunakan Dalam Penelitian Aspek Prestasi Belajar Banyaknya Soal Pemahaman (C2) 12 Penerapan (C3) 9 Analisis (C3) 9 Total Soal 30 3. Analisis Data Hasil Penelitian a. Analisis Data Hasil Tes Data yang diperoleh dari penelitian adalah skor pretest dan posttest dari kelas eksperimen. Pengolahan data ini akan digunakan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa dalam aspek kognitif.

50 Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran latihan inkuiri terhadap peningkatan prestasi belajar siswa akan dilakukan dengan cara menghitung gain ternormalisasi. Gain ternormalisasi merupakan perbandingan antara skor gain yang diperoleh siswa dengan skor gain maksimum yang dapat diperoleh. Secara matematis diungkapkan dalam persamaan berikut: Keterangan: < g >= % S f % S i 100 % S i (Hake:1998) <g> : gain ternormalisasi %<S f > : Skor posttest %<S i > : Skor pretest Kemudian dihitung rata rata skor gain ternormalisasi. Setelah itu, diinterpretasikan dalam tabel 3.9 berikut ini:

51 Tabel 3.9.Tabel Interpretasi Gain Ternormalisasi Rata rata Skor Gain Ternormalisasi Kriteria 0,00 < g 0,30 Rendah 0,30 < g 0,70 Sedang 0,70 < g 1,00 Tinggi (Hake : 1998) b. Analisis Data Hasil Observasi Data observasi memuat data tentang sikap ilmiah siswa serta data tentang keterlaksanaan penggunaan model pembelajaran latihan inkuiri. (1) Sikap Ilmiah Sikap ilmiah siswa diukur dengan menggunakan format observasi sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan dalam rubrik penilaian sikap ilmiah siswa yang dilakukan pada setiap pertemuan. Hasil rating scale kemudian direkapitulasi dan dijumlahkan pada skor masing-masing siswa untuk setiap aspek sikap ilmiah. Skor yang diperoleh siswa kemudian dihitung persentasenya dengan menggunakan rumus: P = Jumla Siswa Dengan Skor Xi Jumla Selurus Siswa 100% Keterangan: p = persentase siswa Xi= Skor sikap ilmiah siswa

52 (2) Keterlaksanaan Pembelajaran Data yang memuat tentang keterlaksanaan model pembelajaran yang diperoleh dari hasil observasi selama peneltian berlangusng, dijabarkan dalam bentuk deskriptif dengan melihat skor keterlaksanaan setiap fase model latihan inkuiri pada lembar observasi.keterlaksanaan model pembelajaran dinyatakan dalam bentuk presentase. P = aktivitas yang terlaksana 100% seluru aktivitas G. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di satu sekolah SMA Negeri di Kabupaten Bandung Barat kelas XI IPA. Sampel penilitian sebanyak 32 orang siswa, namun karena ada dua orang yang tidak dapat mengikuti pembelajaran secara keseluruhan, maka sampel penelitian menjadi 30 orang siswa. Dua orang siswa tersebut hanya mengikuti dua kali pembelajaran saja, maka dua orang siswa tersebut tidak memenuhi syarat untuk menjadi sampel penelitian. Penelitian dilaksanakan dalam tiga kali pembelajaran, dengan maksud untuk meminimalisir faktor faktor luar yang dapat mempengaruhi pada hasil penelitian. Waktu pelaksanaan penelitian disesuaikan dengan jadwal pelajaran fisika yang telah ditentukan oleh sekolah. Alokasi waktu untuk setiap pembelajaran adalah 90 menit. Berikut ini jadwal penelitian yang telah dilakukan: Tabel 3.10.Jadwal Penelitian

53 Pembelajaran Hari, Tanggal Waktu Materi I Kamis, 31 Maret 2011 07.00 Hukum pokok 08.30 hidrostatika II Senin, 04 April 2011 11.00 12.30 Hukum Pascal III Kamis, 07 April 2011 07.00 08.30 Hukum Archimedes Pada setiap pelaksanaan pembelajaran, dimulai dengan pemberian pretes untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Setelah itu, siswa diberikan perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunakan model latihan inkuiri. Kemudian, pada akhir pembelajaran diberikan postes untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diberikan pembelajaran dengan menggunakan model latihan inkuiri. Metode belajar yang digunakan pada setiap pembelajaran adalah demonstrasi dan praktikum berupa penyelidikan. Pada kegiatan pendahuluan, siswa diberikan permasalahan yang bersifat teka teki. Kemudian siswa diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan kepada guru yang mengarahkan kepada permasalahan yang diberikan. Pertanyaan yang diajukan harus pertanyaan yang hanya memiliki jawaban ya atau tidak. Setelah siswa mendapatkan informasi yang cukup, mereka membuat hipotesis. Setelah mereka selesai membuat hipotesis, mereka melakukan eksperimen secara berkelompok sesuai dengan prosedur eksperimen yang ada dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) yang telah dibagikan sebelumnya. Eksperimen ini dilakukan untuk memverifikasi permasalahan yang diberikan melalui pengamatan secara langsung. Setelah proses eksperimen selesai, siswa menganalisis data hasil eksperimen dan kemudian merumuskan penjelasan. Siswa kemudian

54 melaksanakan diskusi kelas. Beberapa orang siswa diberikan kesempatan untuk mengemukakan hasil temuannya dan siswa lain menanggapinya dengan mengajukan pertanyaan atau pendapat. Untuk mengetahui dan memantapkan penerapan model latihan inkuiri dalam pembelajaran, siswa dan juga guru menganalisis tahapan model latihan inkuiri yang telah dilakukan. Kemudian siswa diberikan kesempatan untuk memberikan saran terhadap penerapan model latihan inkuiri. Pada akhir pembelajaran siswa diberikan penguatan materi terhadap materi pembelajaran yang telah diberikan. Setelah itu, siswa diberikan postes dengan isi soal dan alokasi waktu disamakan dengan pelaksanaan pretes. Selama proses pembelajaran, peneliti dibantu oleh beberapa orang observer yang terdiri dari mahasiswa pendidikan fisika dan guru mata pelajaran fisika. Observer ini bertugas untuk mengamati dan menilai sikap ilmiah siswa selama proses pembelajaran serta keterlakansaan model latihan inkuiri yang dilakukan oleh guru dan siswa. Jumlah observer pada pembelajaran ke-1 adalah 6 orang. Setiap oberserver mengobservasi satu kelompok siswa yang terdiri dari 5 6 orang siswa. Pada pembelajaran ke-2, jumlah observer hanya ada 4 orang sehingga ada dua orang observer yang mengobservasi dua kelompok siswa. Pada pembelajaran ke-3, jumlah observer adalah 6 orang sehingga setiap observer mengobservasi satu kelompok siswa.

55 H. Keterlakasanaan Model Latihan Inkuiri Untuk mengetahui keterlaksanaan model latihan inkuiri selama proses pembelajaran dalam penelitian ini, maka dilakukan observasi terhadap tahapan model latihan inkuiri yang dilakukan oleh guru dan oleh siswa. (Lembar observasi keterlaksanaan model oleh guru dan siswa terlapir). Observasi dilakukan oleh observer dengan mencecklist kolom Ya atau Tidak. Ya berarti tahapan model latihan inkuiri yang dilakukan oleh guru atau siswa teramati oleh observer sedangkan Tidak berarti tahapan model latihan inkuiri tidak teramati. Sebelum lembar observasi diberikan kepada para observer, peneliti menjelaskan deskripsi pelaksanaan kegiatan penelitian agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap format observasi tersebut dengan pelaksanaan pembelajaran. Rekapitulasi keterlaksanaan model latihan inkuiri oleh guru berdasarkan lembar observasi ditampilkan dalam Gambar 3.3 di bawah ini: 120% 100% 80% Persentase 60% 40% 20% 0% Pembelajaran Ke-1 Pembelajaran Ke-2 Pembelajaran Ke-3 97% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 96% Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV Tahap V Tahapan Model Pembelajaran Latihan Inkuiri Gambar 3.3. Grafik Keterlaksanaan Model Latihan Inkuiri Oleh Siswa Selama Penelitian Keterangan: Tahap I : Mengahadapkan siswa terhadap masalah Tahap II : Mengumpulkan data verifikasi 25% 75%

56 Tahap III : Mengumpulkan data eksperimen Tahap IV : Merumuskan suatu penjelasan Tahap V : Menganalisis proses inkuiri Berdasarkan Gambar 3.3 tersebut terlihat bahwa pada pertemuan ke-1 keterlaksanaan model pembelajaran oleh guru untuk tahap I hanya mencapai 97%, sedangkan pada tahap II dan III mencapai 100%. Namun demikian pada saat pelaksanaan penelitian, guru (peneliti) mengalami kesulitan untuk menerapkan tahapan awal model latihan inkuiri terutama pada tahapan ketika siswa harus mengajukan pertanyaan yang hanya memiliki jawaban ya atau tidak. Sehingga guru harus terus memberikan Pada tahap IV keterlaksanaan model pembelajaran oleh guru hanya mencapai 96%. Pada tahap ini, guru belum bisa membimbing secara maksimal semua siswa dalam menganalisis data hasil percobaan.tahap V tidak terlaksana dengan baik. Keterlaskanaan model pembelajaran hanya mencapai 25%. Pada tahap ini seharusnya guru mengarahkan siswa untuk menganalisis kegiatan inkuiri yang telah dilakukan, namun karena keterbatasan waktu dan siswa baru mengenal tahapan latihan inkuiri jadi tahapan latihan inkuiri hanya disebutkan oleh guru saja. Pada pembelajaran ke-2 ketelaksanaan model pembelajaran tahap I, II, III, dan IV mencapai 100% hanya pada tahap V yang mencapai 75%. Pada pembelajaran ke-2 siswa sudah diajak untuk menganalisis pola pola latihan inkuiri yang telah dilakukan.namun, karena keterbatasan waktu guru belum bisa menanggapi saran siswa secara maksimal. Pada pembelajaran ke-3 keterlaksanaan model pembelajaran untuk semua tahapan dapat terlaksanan 100%.

57 Rekapitulasi keterlaksanaan model latihan inkuiri oleh siswa berdasarkan lembar observasi ditampilkan dalam Gambar3.4 di bawah ini: 120% 100% 80% Pembelajaran Ke-1 Pembelajaran Ke-2 Pembelajaran Ke-3 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 92% 92% 83% Persentase 60% 40% 20% 25% 25% 0% Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV Tahap V Tahapan Model Pembelajaran Latihan Inkuiri Gambar 3.4.Grafik Keterlaksanaan Model Latihan InkuiriOleh Siswa Selama Penelitian Keterangan: Tahap I : Mengahadapkan siswa terhadap masalah Tahap II : Mengumpulkan data verifikasi Tahap III : Mengumpulkan data eksperimen Tahap IV : Merumuskan suatu penjelasan Tahap V : Menganalisis proses inkuiri Pada pertemuan ke-1, keterlakasanan model pembelajaran oleh siswa pada tahap I mencapai 83%.Pada tahap ini hampir semua siswa hanya menyimak penjelasan dari guru, siswa sangat sulit ketika diajak berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Pada tahap II, keterlaksanaan model pembelajaran mencapai 100%. Namun demikian, siswa mengalami kesulitan dalam mengajukan pertanyaan khususnya yang hanya memiliki jawaban ya atau tidak.sehingga pada tahap ini banyak pertanyaan siswa yang harus diulang.pada tahap III, keterlaksanaan model pembelajaran mencapai 92% pada tahap ini siswa dituntut untuk mengajukan hipotesis dan melakukan percobaan.pada pembelajaran ke-1, siswa masih mengalami kesulitan untuk mengajukan hipotesis.namun, semua siswa melaksanakan eksperimen. Pada tahap IV, keterlaksanaan model

58 pembelajaran inkuiri oleh siswa mencapai 92%. Pada Tahap V, keterlaksanaan model pembelajaran latihan inkuiri hanya mencapai 25%. Karena keterbatasan waktu, siswa tidak mendapat kesempatan menganalisis tahapan inkuiri dan memberikan saran terhadap pelaksanaan tahapan latihan inkuiri. Pada pembelajaran ke-2, keterlaksanaan model pembelajaran tahap I, II, III, dan IV mencapai 100%. Namun pada tahap V, keterlaksanaan model pembelajaran latihan inkuiri hanya mencapai 25%. Siswa sudah berusaha untuk menganalisis pola pola latihan inkuiri, namun karena katerbatasan waktu siswa tidak mendapatkan kesempatan untuk memberikan saran saran terhadap pelaksanaan model latihan inkuiri untuk pertemuan berikutnya. Pada pembelajaran ke-3, keterlaksanaan model pembelajaran latihan inkuiri untuk semua tahap mencapai 100%.Siswa sudah terbiasa dengan model semua tahapan model pembelajaran.selain itu, didukung dengan alat alat eksperimen yang bekerja dengan baik dan penggunaannya yang sudah dikenal oleh siswa sehingga pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan yang sudah direncanakan. Rekapitulasi keterlaksanaan model secara keseluruhan untuk setiap pembelajaran ditampilkan dalam Gambar 3.5 sebagai berikut: Pembelajaran Ke-1 Pembelajaran Ke-2 Pembelajaran Ke-3 Persentase 120% 100% 80% 60% 40% 20% 0% 97% 100% 100% 89% 91% 81% Oleh Guru Oleh Siswa Keterlaksanaan Model Pembelajaran Gambar 3.5. Grafik Rekapitulasi keterlaksanaan model Penerapan Model Pembelajaran secara Latihan keseluruhan Inkuiri Untuk untuk Meningkatkan setiap pembelajaran Prestasi Belajar Dan Sikap