REGULASI PERLINDUNGAN HAK ASASI MANUSIA TINGKAT INTERNASIONAL. Triyanto. Dosen Prodi PPKn FKIP UNS Surakarta

dokumen-dokumen yang mirip
INSTRUMEN HUKUM MENGENAI HAM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL COVENANT ON ECONOMIC, SOCIAL AND CULTURAL RIGHTS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG (KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK-HAK SIPIL DAN POLITIK)

HAK AZASI MANUSIA. Materi Perkuliahan Ilmu Politik FH Unsri. Vegitya Ramadhani Putri, MA, LLM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Hak Beribadah di Indonesia Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 4 Agustus 2015; disetujui: 6 Agustus 2015

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN

MAKALAH. Mengenal Konvensi-konvensi. Oleh: M. Syafi ie, S.H., M.H.

HAK AZASI MANUSIA DAN PENEGAKAN SUPREMASI HUKUM

ATURAN PERILAKU BAGI APARAT PENEGAK HUKUM

Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP INDEKS KEMAJUAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA

PERNYATAAN UMUM TENTANG HAK-HAK ASASI MANUSIA

DENGAN RAHMAT TUHAN Y ANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DEKLARASI UNIVERSAL HAK-HAK ASASI MANUSIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI NASIONAL ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DEKLARASI UNIVERSAL HAK-HAK ASASI MANUSIA. Diterima dan diumumkan oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 10 Desember 1948 melalui resolusi 217 A (III)

INSTRUMEN HUKUM INTERNASIONAL HAK ASASI MANUSIA

KONSEP DASAR HAM. Standar Kompetensi: 3. Menampilkan peran serta dalam upaya pemajuan, penghormatan dan perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM)

BAB III INSTRUMEN INTERNASIONAL PERLINDUNGAN HAM PEREMPUAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia,

A. Instrumen Perlindungan Hukum PLRT

DEKLARASI UNIVERSAL HAK ASASI MANUSIA 1 MUKADIMAH

INSTRUMEN INTERNASIONAL HAK ASASI MANUSIA

Pengantar Memahami Hak Ekosob. M. Dian Nafi PATTIRO-NZAID

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 181 TAHUN 1998 TENTANG KOMISI NASIONAL ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI NASIONAL ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Ifdhal Kasim. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia

Disampaikan dalam acara Workshop Memperkuat Justisiabilitas Hakhak Ekonomi, Sosial dan Budaya: Prospek dan Tantangan, diselenggarakan oleh Pusat

PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA

Negara Hukum. Manusia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MAKALAH. Hak Sipil & Politik: Sebuah Sketsa. Oleh: Ifdhal Kasim (Ketua KOMNAS HAM RI)


SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

Undang. Undang UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG

BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

II. TINJAUAN PUSTAKA

PERADILAN PIDANA ANAK DI INDONESIA DAN INSTRUMEN INTERNASIONAL PERLINDUNGAN ANAK SERTA PENERAPANNYA

HAM dan Hukum Ekonomi Internasional

Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan

MAKALAH HAK SIPOL & HAK EKOSOB. Oleh: Ifdhal Kasim Ketua Komnas HAM RI, Jakarta

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN

SEJARAH HAK AZASI MANUSIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) & SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TRAINING HAK ASASI MANUSIA BAGI PENGAJAR HUKUM DAN HAM. Makassar, 3-6 Agustus 2010 MAKALAH HAK ANAK. Oleh: Mohammad Farid

Memutus Rantai Pelanggaran Kebebasan Beragama Oleh Zainal Abidin

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN

Pendidikan Kewarganegaraan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. perang Dunia II dan pada waktu pembentukan Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun

HAK EKONOMI, SOSIAL, DAN BUDAYA

SEPUTAR MANAJEMEN BENCANA [BERBASIS HAK]

Bahan Masukan Laporan Alternatif Kovenan Hak Sipil dan Hak Politik (Pasal 10) PRAKTEK-PRAKTEK PENANGANAN ANAK BERKONFLIK DENGAN HUKUM DALAM KERANGKA

Konvensi Internasional mengenai Penindasan dan Penghukuman Kejahatan Apartheid

Sejarah Konvensi menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukuman lain yang Kejam, Tidak Manusiawi atau Merendahkan Martabat Manusia telah diadopsi ole

No ekonomi. Akhir-akhir ini di Indonesia sering muncul konflik antar ras dan etnis yang diikuti dengan pelecehan, perusakan, pembakaran, perkel

HAK ASASI MANUSIA.

Hak Azasi adalah hak yang dimiliki manusia yang telah diperoleh dan dibawanya bersama dengan kelahiran atau kehadirannya di dalam kehidupan

Muchamad Ali Safa at INSTRUMEN NASIONAL HAK ASASI MANUSIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

HAK SIPIL DAN POLITIK

PENGANTAR KONVENSI HAK ANAK

DAFTAR ISI. Maksud, Tujuan dan Kerangka Penulisan Buku...3 BAGIAN I BAB I EVOLUSI PEMIKIRAN DAN SEJARAH PERKEMBANGAN HAK ASASI MANUSIA...

HAM KEWARGANEGARAAN. Hak Asasi Manusia FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PELUANG DAN KENDALA MEMASUKKAN RUU KKG DALAM PROLEGNAS Oleh : Dra. Hj. Soemientarsi Muntoro M.Si

STANDAR INTERNASIONAL PERLINDUNGAN ANAK DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA. Oleh : Supriyanta. Fakultas Hukum Universitas Slamet Riyadi Surakarta

Mengenal Konvensi PBB 1990 tentang Perlindungan Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya

KOVENAN HAK-HAK SIPIL DAN POLITIK, SEBUAH PENGANTAR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA 1

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Manusia, yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Human

Harkristuti Harkrisnowo KepalaBPSDM Kementerian Hukum & HAM PUSANEV_BPHN

Kewajiban Negara Pihak terhadap Pelaksanaan Instrumen-instrumen HAM Internasional. Ifdhal Kasim

PERLINDUNGAN WARGA NEGARA DARI DISKRIMINASI RAS DAN ETNIS. Triyanto Prodi PPKn FKIP Universitas Sebelas Maret

MAKALAH. Negara Hukum, HAM, dan Peran Masyarakat Sipil

HAM, PEREMPUAN DAN HAK KONSTITUSIONAL 1. Oleh Dian Kartikasari 2

perkebunan kelapa sawit di Indonesia

III. Pengaturan terhadap Aparatur Penegak Hukum dan Pembatasan Penggunaan Kekerasan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2000 TENTANG

MEKANISME PENGADUAN DAN PELAPORAN TERHADAP PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA

UNDANG-UNDANG NOMOR 39 TAHUN 1999 TENTANG HAK ASASI MANUSIA PASAL 1

2008, No e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d perlu membentuk Undang-Undang tenta

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

REGULASI PERLINDUNGAN HAK ASASI MANUSIA TINGKAT INTERNASIONAL Triyanto Dosen Prodi PPKn FKIP UNS Surakarta E-mail: try_uns@yahoo.com Abstract. The main instrument of international protection of human rights is The Universal Declaration of Human Rights (UDHR). The declaration is adopted by the United Nations General Assembly on 10 December 1948 at Palais de Chaillot, Paris. Then, there are two specific covenants, namely International Covenant on Civil and Political Rights (1966) and the International Covenant on Economic, Social and Cultural Rights (1976). The more specific instruments of international protection of human rights including the Convention against Discrimination in Education; International Convention on The Elimination of All Forms of Racial Discrimination; Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination Against Women; Convention against Torture and Other Cruel, Inhuman or Degrading Treatment or Punishment; Convention on The Rights of The Child, etc. Keywords: Protection, Human Rights, International PENDAHULUAN Secara umum Hak Asasi Manusia (HAM) dapat diartikan sebagai hak-hak dasar yang dimiliki seseorang karena sematamata kedudukannya sebagai manusia. HAM bersifat universal (berlaku dimana-mana) dan egaliter (berlaku untuk semua orang). HAM diperoleh secara alamiah (otomatis) sejak manusia lahir tanpa harus meminta atau diberikan (Sepúlveda, et al, 2004; Nickel, 2010). Konsep awal HAM berasal dari ide tentang hak alamiah yang berasal dari konsep hukum alam. Gerakan perlindungan HAM muncul setelah perang dunia II dan peristiwa Holocaust (pembantain Yahudi oleh Nazi) yang melahirkan Deklarasi Universal HAM (Universal Declaration of Human Rights). Deklarasi ini disahkan oleh Majelis Umum PBB di Paris Perancis pada tahun 1948. Di masa lalu tidak dikenal istilah HAM (Freeman, 2002). Wacana HAM baru muncul setelah abad pertengahan yang lontarkan oleh John Locke, Francis Hutcheson, dan Jean-Jacques Burlamaqui. Kemudian wacana HAM menguat setelah revolusi Amerika dan Perancis. Meski ide tentang hak dan kebebasan telah ada sejak lama dan mengikuti sejarah manusia, akan tetapi konsep lama tidak seperti dalam konsep modern tetang HAM. Menurut Jack Donnelly (2003), pada 1

masyarakat kuno telah mengelaborasi antara kewajiban, keadilan, legitimasi politik dan berkembang untuk mewujudkan martabat manusia. Munculnya konsep HAM modern dapat ditemukan pada Renaisance Eropa dan Reformasi Gereja ditandai dengan hilangnya otoritarianisme, feodalisme, dan konservatisme agama yang dominan pada abad pertengahan. Ada satu teori yang mengatakan bahwa HAM dikembangkan pada awal abad modern bersamaan dengan sekularisasi Kristen-Yahudi di Eropa (Ishay, 2008). Secara umum dapat dikatakan bahwa konsep HAM berkembang di Barat, meskipun pada awalnya budaya Barat hanya mengenal konsep etika, bukan HAM. Misalnya menurut McIntyre berpendapat bahwa tidak ditemukan kata right dalam bahasa apapun sebelum 1400M (Freeman, 2002). Magna Charta (1215) Inggris sesungguhnya juga bukan merupakan piagam HAM (Freeman, 2002), tetapi hanya sebuah kesepakatan politik dan hukum untuk mengatasi keadaan politik yang bergejolak karena tuntutan Paus dan para Bangsawan (Baron) agar kekuasaan raja John bisa dibatasi. Salah satu catatan tertua hak asasi manusia adalah undangundang Kalisz (1264) yang memberikan hak kepada minoritas Yahudi di Kerajaan Polandia seperti perlindungan dari diskriminasi dan kebencian (Lewin, 1982). Pada perkembangannya lahirlah Universal Declaration of Human Rights (UDHR) tahun 1948. UDHR telah merupakan salah satu instrument HAM intenasional modern. UDHR diikuti berbagai aturan yang lebih spesifik baik di tingkat internasional maupun nasional dari masing-masing negara. Tulisan ini membahas tentang regulasi HAM di tingkat internasional. PEMBAHASAN Deklarasi Universal HAM Deklarasi Universal HAM (Universal Declaration of Human Rights) adalah sebuah pernyataan yang bersifat anjuran yang diadopsi oleh Majelis Umum PBB (A/RES/217, 10 Desember 1948 di Palais de Chaillot, Paris). Pernyataan ini terdiri atas 30 pasal yang menggarisbesarkan pandangan Majelis Umum PBB tentang jaminan HAM kepada semua orang (Wikipedia, 2009). Mukadimah Deklarasi menyatakan bahwa pengakuan atas martabat alamiah dan hakhak yang sama dan tidak dapat dicabut dari semua anggota keluarga manusia adalah dasar kemerdekaan, keadilan dan perdamaian di dunia. Mengabaikan dan memandang rendah hak-hak manusia telah mengakibatkan perbuatan-perbuatan bengis yang menimbulkan rasa kemarahan hati nurani umat manusia, dan terbentuknya suatu dunia tempat manusia akan mengecap nikmat kebebasan berbicara dan beragama serta kebebasan dari rasa takut dan kekurangan telah 2

dinyatakan sebagai cita-cita yang tertinggi dari rakyat biasa. Hak-hak manusia perlu dilindungi dengan peraturan hukum, supaya orang tidak akan terpaksa memilih jalan pemberontakan sebagai usaha terakhir guna menentang kelaliman dan penjajahan. Berbagai HAM yang dilindungi dalam Deklarasi meliputi: hak hidup; bebas dari perbudakan; bebas dari penyiksaan & kekejaman; persamaan dan bantuan hukum; pengadilan yang adil; perlindungan urusan pribadi & keluarga; memasuki dan meninggalkan suatu negara; mendapatkan suaka; hak kewarganegaraan; membentuk keluarga; memiliki harta benda; kebebasan beragama; berpendapat, berserikat dan berkumpul; turut serta dalam pemerintahan; jaminan sosial, pekerjaan, upah layak dan kesejahteraan; pedidikan gratis dan kebudayaan. Secara detil HAM yang tercakup dalam Deklarasi Universal PBB (1948) dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut: Tabel 1. HAM dalam Deklarasi Universal PBB (1948) Jenis Hak Pasal - Hak Hidup 3 - Bebas dari Perbudakan 4 - Bebas dari penyiksaan & kekejaman 5 - Persamaan dan bantuan hukum 7-8 - Pengadilan yang adil 9-11 - Perlindungan urusan pribadi & keluarga 12 - Memasuki dan meninggalkan suatu negara 13 - Mendapatkan suaka 14 - Hak kewarganegaraan 15 - Membentuk keluarga 16 - Memiliki harta benda 17 - Kebebasan beragama 18 - Berpendapat, berserikat dan berkumpul 19-20 - Turut serta dalam pemerintahan 21 - Jaminan sosial, pekerjaan, upah layak dan 22-25 kesejahteraan - Pendidikan gratis dan kebudayaan 26-27 Kovenan Internasional Hak- Hak Sosial dan Politik (1966) Kovenan internasional Hak- Hak Sipil dan Politik atau International Covenan on Civil and Political Rights (ICCPR) merupakan produk Perang Dingin. Ia merupakan hasil dari kompromi politik yang keras antara kekuatan negara blok Sosialis melawan negara blok Kapitalis. Saat itu 3

situasi ini mempengaruhi proses legislasi perjanjian internasional HAM yang ketika itu sedang digarap HAM PBB. Hasilnya adalah pemisahan kategori hak-hak sipil dan politik dengan hak-hak dalam kategori ekonomi, sosial, dan budaya ke dalam dua kovenan atau perjanjian internasional. Kovenan yang satunya lagi itu adalah Kovenan Internasional Hak- Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya atau International Covenan on Economic, Social and Cultural Rights (ICESCR). Kedua kovenan ini merupakan anak kembar yang dilahirkan di bawah situasi yang tidak begitu kondusif itu, yang telah membawa implikasi tertentu dalam penegakan kedua kategori hak tersebut (Kasim, 2005). ICCPR pada dasarnya memuat ketentuan mengenai pembatasan penggunaan kewenangan oleh aparat represif negara, khususnya aparatur represif negara yang menjadi Negara-Negara Pihak ICCPR. Makanya hak-hak yang terhimpun di dalamnya juga sering disebut sebagai hak-hak negatif (negative rights). Artinya, hak-hak dan kebebasan yang dijamin di dalamnya akan dapat terpenuhi apabila peran negara terbatasi atau terlihat minus. Konvenan ini mengatur perlindungan hak sipil dan politik yang terdiri dari: hak hidup dan pembatasan hukuman mati; bebas dari penyiksaan dan kekejaman; perbudakan dan kerja paksa; kebebasan dan keamanan pribadi serta proses hukum yang fair; bertempat tinggal dan bebas keluar masuk suatu negara; asas praduga tidak bersalah di pengadilan; berperan menjadi pribadi di depan hukum; perlindungan pribadi dan keluarga; beragama dan berkeyakinan; berpendapat; anti hasutan perang dan kebencian; berkumpul dan berserikat; berkeluarga; perlindungan anak; turut serta dalam pemerintahan, hak memilih dan dipilih dalam pemilu, dan akses informasi pemerintahan; dan anti diskriminasi untuk kaum minoritas. Secara detil HAM yang tercakup dalam Deklarasi Kovenan internasional Hak-Hak Sipil dan Politik dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut: Tabel 2. HAM dalam Kovenan internasional Hak-Hak Sipil dan Politik (1966) Jenis Hak Pasal - Hak hidup & pembatasan hukuman mati 6 - Bebas dari penyiksaan dan kekejaman 7 - Perbudakan dan kerja paksa 8 - Kebebasan dan keamanan pribadi serta proses 9-11 hukum yang fair - Bertempat tinggal dan bebas keluar masuk suatu 12-13 negara - Asas praduga tidak bersalah di pengadilan 14-15 4

- Berperan menjadi pribadi di depan hukum 16 - Perlindungan pribadi dan keluarga 17 - Beragama dan berkeyakinan 18 - Berpendapat 19 - Anti hasutan perang dan kebencian 20 - Berkumpul dan berserikat 21-22 - Berkeluarga 23 - Perlindungan anak 24 - Turut serta dalam pemerintahan, hak memilih dan 25 dipilih dalam pemilu, dan akses informasi pemerintahan - Anti diskriminasi untuk kaum minoritas 26 Kovenan Internasional Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya Deklarasi Universal HAM bukan sebuah instrumen yuridis yang memiliki kekuatan mengikat, maka pokok-pokok HAM dan kebebasan fundamental tersebut harus dituangkan dalam instrumen-instrumen yang mengikat secara hukum. Dalam sidangnya di tahun 1951 Majelis Umum PBB meminta Komisi HAM untuk merancang dua kovenan tentang HAM, satu kovenan mengenai hak sipil dan politik (International Covenan on Civil and Political Rights/ICCPR) dan satu kovenan memuat hak ekonomi, sosial dan budaya (International Covenan on Economic, Social and Cultural Rights/ICESCR). Sebelas tahun kemudian, tepatnya tahun 1966, rancangan naskah kedua tersebut dapat terselesaikan, yakni Rancangan Kovenan Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya, dan Rancangan Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik. Kovenan Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya mulai berlaku pada tanggal 3 Januari 1976, sesuai dengan Pasal 27 kovenan tersebut (Elsam, 2005). Kategori hak-hak ekonomi, sosial dan budaya yang diatur dalam kovenan hak ekonomi sosial dan budaya terdiri: Hak-Hak Ekonomi a. Hak atas pekerjaan hak atas upah yang layak (Pasal 6). hak untuk memilih secara bebas atau menerima suatu pekerjaan (Pasal 6). b. Hak-hak buruh hak untuk menikmati kondisi kerja yang adil dan baik (Pasal 7). hak atas pemberian upah yang layak untuk hidup (Pasal 7a). hak untuk membentuk dan bergabung dengan serikat pekerja (Pasal 8). hak untuk melakukan pemogokan (Pasal 8 ayat 1d). 5

Hak-Hak Sosial a. Hak untuk mendapatkan standart kehidupan yang layak. hak atas standard kehidupan yang layak (Pasal 11 ayat 1). hak atas kecukupan pangan (Pasal 11 ayat 1). hak atas pemukiman (Pasal 11 ayat 1). hak untuk terbebas dari kelaparan (Pasal 11 ayat 2). hak atas jaminan sosial (Pasal 9). b. Hak atas keluarga, ibu dan anak. hak atas keluarga, ibu dan anak-anak (Pasal 10). hak atas perlindungan terhadap keluarga (Pasal 9). c. Hak atas kesehatan fisik dan mental (Pasal 12). Hak-Hak Budaya a. Hak atas pendidikan hak atas pendidikan (Pasal 13). hak untuk mendapatkan wajib belajar tingkat dasar (Pasal 14). b. Hak atas kehidupan budaya dan ilmu pengetahuan terhadap kemajuan pengetahuan (Pasal 15). hak untuk menjadi bagian dalam kehidupan budaya (Pasal 15). hak atas kebebasan. Selain ketiga instrumen utama di atas, masih terdapat beberapa instrumen internasional lain seperti: Protokol Pilihan Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik. Protokol Tambahan Kedua Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik, dengan tujuan kepada penghapusan hukuman mati. Konvensi Internasional Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial. Konvensi Penghapusan segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan. Protokol Tambahan Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan. Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman Lain yang Kejam,Tidak Manusiawi, dan Merendahkan Martabat Manusia. Konvensi Menentang Diskriminasi Pendidikan. Protokol Tambahan Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman Lain yang Kejam, Tidak Manusiawi, dan Merendahkan Martabat Manusia. Konvensi Hak-Hak Anak. Protokol Tambahan Konvensi Hak-Hak Anak tentang Keterlibatan Anak dalam Konflik Bersenjata Protokol Tambahan Konvensi Hak-Hak Anak tentang Perdagangan Anak, Prostitusi Anak, dan Pornografi Anak. 6

Konvensi Internasional tentang Perlindungan Hak-Hak Semua Buruh Migran dan Anggota Keluarganya. PENUTUP Instrumen utama perlindungan HAM internasional adalah deklarasi HAM internasional (1948). Kemudian diturunkan dalam dua konvenan yaitu Kovenan internasional Hak-Hak Sipil dan Politik (1966) dan Kovenan Internasional Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya (1976). Kedua Kovenan tersebut kemudian diturunkan dalam berbagai konvensi internasional yang lebih spesifik diantaranya konvensi menentang diskrimikasi pendidikan, konvensi penghapusan diskriminasi rasial, konvensi hak anak, konvensi penghapusan diskriminasi terhadap perempuan dan lain-lain. DAFTAR PUSTAKA Deklarasi Universal HAM (Universal Declaration of Human Rights) Majelis Umum Persatuan Bangsa-Bangsa (A/RES/217, 10 Desember 1948). Donnelly, Jack (2003). Universal human rights in theory and practice (2nd ed.). Ithaca: Cornell University Press. ISBN 978-0-8014-8776-7 Elsam. (2005). Konvensi Ekonomi Sosial dan Budaya. Website: http://www.elsam.or.id /pdf/kursusham/konvensi_ek osob.pdf. Freeman, Michael (2002). Human rights : an interdisciplinary approach. Cambridge: Polity Press. ISBN 978-0-7456-2355-9. Ifdhal Kasim. (2005). Konvensi Hak-Hak Sipil Dan Politik, Sebuah Pengantar. Website: http://www.elsam.or.id/pdf/k ursusham/konvensi_sipol.pd f. Ishay, Micheline R. (2008). The history of human rights : from ancient times to the globalization era. Berkeley, Calif.: University of California Press. ISBN 0-520-25641-7. Keputusan Presiden (Keppres) No. 36 Tahun 1990 tentang Ratifikasi Konvensi PBB tentang Hak-Hak Anak (Convention on The Rights of The Child) tahun 1989. Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman Lain yang Kejam, Tidak Manusiawi dan Merendahkan Martabat Manusia/Convention against Torture and Other Cruel, Inhuman or Degrading Treatment or Punishment (1984). Lewin, Isaac. (1985). The Jewish community in Poland. Philosophical Library the University of Michigan. Nickel, James (2010). "Human Rights". The Stanford Encyclopedia of Philosophy (Fall 2010 ed.). Sepúlveda, Magdalena; van Banning, Theo; Gudmundsdóttir, Gudrún; 7

Chamoun, Christine; van Genugten, Willem J.M. (2004). Human rights reference handbook (3rd ed. rev. ed.). Ciudad Colon, Costa Rica: University of Peace. ISBN 9977-925-18-6.[4] Undang-Undang No. 7 Tahun 1984 tentang Ratifikasi Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination Against Women (Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan, 1970). Undang-Undang No.11 Tahun 2005 tentang Ratifikasi Kovenan Internasional Hak- Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya atau International Covenan on Economic, Social and Cultural Rights (ICESCR) tahun 1966. Undang-Undang No.12 Tahun 2005 tentang Ratifikasi Kovenan internasional Hak- Hak Sipil dan Politik atau International Covenan on Civil and Political Rights (ICCPR) tahun 1966. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1999 tentang Pengesahan International Convention on The Elimination of All Forms of Racial Discrimination 1965 (Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial, 1965). UNESCO. (1960). Convention against Discrimination in Education. Available in http://unesdoc.unesco.org/im ages/0013/001325/132598e. pdf. [24/06/2013]. Wikipedia. (2009). Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia. Website: http://id.wikipedia.org/wiki/p ernyataan_umum_tentang_h AM. 8