ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI ARTIKEL PUBLIKASI. Guna Mencapai Derajat S-1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau bisa disebut dengan bahasa tulis.

KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA LISAN MASYARAKAT DESA SOMOPURO KECAMATAN GIRIMARTO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

Merupakan salah satu bentuk konstruksi sintaksis yang tertinggi. Secara tradisional: suatu rangkaian kata yang mengandung pengertian dan pikiran yang

ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA CERITA ANAK DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2012

ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI. SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1

DESKRISPI KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA LISAN USTADZ MAULANA DENGAN TEMA BERSEDEKAH PADA ORANG TUA DAN DI BALIK SEBUAH MUSIBAH DI YOUTUBE

Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

BAB II LANDASAN TEORETIS DAN HIPPTESIS TINDAKAN

ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT PERINTAH GURU DALAM PROSES KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR DI SD NEGERI 09 PANGGANG, KABUPATEN JEPARA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembahasan yang telah dilakukan oleh peneliti saat melakukan penelitian di Sekolah Dasar 5

DESKRISPI KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA LISAN USTADZ MAULANA DENGAN TEMA BERSEDEKAH PADA ORANG TUA DAN DI BALIK SEBUAH MUSIBAH DI YOUTUBE

BAB V PENUTUP. dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut.

RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAH LUQMAN

RAGAM KALIMAT DALAM NOVEL SAMAN KARYA AYU UTAMI

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan kalimat tersebut juga harus memperhatikan susunan kata

HUMANIKA Vol. 23 No.1 (2016) ISSN Apa dan Mana Dalam Kalimat Deklaratif Sri Puji Astuti

TINDAK TUTUR IMBAUAN DAN LARANGAN PADA WACANA PERSUASI DI TEMPAT-TEMPAT KOS DAERAH KAMPUS

BAB I PENDAHULUAN. Definisi mengenai kalimat memang telah banyak ditulis orang.

RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-LAIL

DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Adat istiadat merupakan suatu hal yang sangat melekat dalam kehidupan

ANALISIS KETERANGAN ASPEK PADA CERPEN SURAT KABAR SOLOPOS EDISI BULAN DESEMBER 2012 (TINJAUAN SINTAKSIS) NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Media massa tidak hanya memberikan informasi kepada pembaca, gagasan, baik pada redaksi maupun masyarakat umum. Penyampaian gagasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi sehari-hari yang digunakan oleh manusia.

ANALISIS KALIMAT PERINTAH DAN KALIMAT TANYA PADA TERJEMAHAN AL QUR AN SURAT YUSUF SKRIPSI

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BIDANG FONOLOGI CERPEN BERDASARKAN PERISTIWA YANG DIALAMI SISWA KELAS IXA SMP MUHAMMADIYAH 8 SURAKARTA TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA KARANGAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 1 SAMBI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial diharuskan saling berkomunikasi dan

BAB 4 KESIMPULAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan serta temuan kasus yang telah

ANALISIS DAN KOREKSI KESALAHAN PENALARAN PADA PENGGUNAAN BAHASA PAPAN PERINGATAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA SKRIPSI

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA ANTARA SANTRI DENGAN USTAD DALAM KEGIATAN TAMAN PENDIDIKAN ALQUR AN ALAZHAR PULUHAN JATINOM KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. hanya dilakukan oleh manusia (Chaer, 2007:239). pihak pendengar atau pembaca (Chaer, 2009:189).

Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

KAJIAN CAMPUR KODE DAN ALIH KODE PADA NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekitar, sosial budaya, dan juga pemakaian bahasa. Levinson

WACANA PERSUASI PADA BROSUR KESEHATAN DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

TINDAK TUTUR IMPERATIF DALAM BAHASA SIDANG

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA. Naskah Publikasi

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi perlu memperhatikan pilihan kalimat yang digunakan agar. penutur baik secara lisan maupun tulisan.

ANALISIS RAGAM KALIMAT DAN HUBUNGAN MAKNA ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AR-RUM

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI

BAB 2 MENYIMAK UNTUK MEMAHAMI PERINTAH YANG DIUNGKAPKAN ATAU YANG TIDAK DALAM KONTEKS BEKERJA.

ANALISIS KESANTUNAN IMPERATIF DALAM TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AT TAUBAH: KAJIAN PRAGMATIK NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

1. KALIMAT. 1. Satuan bahasa berupa kata/rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. 2. Memiliki intonasi final.

REALISASI TINDAK TUTUR REPRESENTATIF DAN DIREKTIF GURU DAN ANAK DIDIK DI TK 02 JATIWARNO, KECAMATAN JATIPURO, KABUPATEN KARANGANNYAR NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF DAN SUBORDINATIF DALAM DAKWAH DI RADIO NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dengan sesama manusia. Dalam berinteraksi juga dibutuhkan. bahwa bahasa berhubungan dengan hal-hal diluar bahasa.

Oleh Ratna Novita Punggeti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam penulisan proposal skripsi ini peneliti mengumpulkan data-data dari

ANALISIS KALIMAT PERINTAH DAN KALIMAT TANYA PADA TERJEMAHAN AL QUR AN SURAT YUSUF

I. PENDAHULUAN. satu potensi mereka yang berkembang ialah kemampuan berbahasanya. Anak dapat

Kegiatan Sehari-hari

JENIS KALIMAT IMPERATIF PADA TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SMK N 1 SAWIT KABUPATEN BOYOLALI

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

Artikel Publikasi Ilmiah KATEGORI DAN WUJUD CAMPUR KODE PADA BAHASA IKLAN LOWONGAN KERJA KE LUAR NEGERI: KAJIAN SOSIOLINGUISTIK

MAKNA IMPERATIF KALIMAT DEKLARATIF DAN INTEROGATIF PADA TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AN-NISA

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS SKRIPSI

ANALISIS STRUKTUR FUNGSIONAL PADA PERIBAHASA INDONESIA: TINJAUAN SINTAKSIS

REALISASI BENTUK TINDAK TUTUR DIREKTIF MENYURUH DAN MENASIHATI GURU-MURID DI KALANGAN ANDIK TK DI KECAMATAN SRAGEN WETAN. Naskah Publikasi Ilmiah

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN KERANGKA TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Imperatif pada Spanduk dan Baliho di Purwokerto Tahun 2016 memiliki dua

Analisis Tuturan Imperatif Bahasa Jawa di Desa Sruweng Kecamatan Sruweng Kabupaten Kebumen

TINDAK TUTUR ILOKUSI DIREKTIF PADA TUTURAN KHOTBAH SALAT JUMAT DI LINGKUNGAN MASJID KOTA SUKOHARJO

KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DAN ANTARPARAGRAF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI KELAS X SMA NEGERI I SUKODONO KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI

Kegemaran 15. Bab 2. Kegemaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan

ANALISIS KELAS KATA DAN POLA KALIMAT PADA TULISAN CERITA PENDEK SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015

CAMPUR KODE BAHASA INDONESIA KE DALAM BAHASA JAWA PADA SIARAN RADIO JAMPI SAYAH DI RADIO SKB POP FM GOMBONG

BAB I PENDAHULUAN. yang bervariasi itu merupakan hal yang menarik. Kalimat itu dapat

BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN PERTANYAAN PENELITIAN. Kerangka teoretis merupakan suatu rancangan teori-teori mengenai hakikat

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL SYAIR MUNAJAT CINTA KARYA NOVIA SYAHIDAH ARTIKEL ILMIAH YULIANA PUTRI NPM

MODUL 4. Kalimat Efektif Kerja belum selesai, belum apa-apa (Chairil Anwar) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara yang berbeda-beda berdasarkan dengan pendekatan teori yang

ANALISIS TUTURAN IMPERATIF DALAM BAHASA MELAYU DIALEK SINTANG KECAMATAN SERAWAI KAJIAN PRAGMATIK

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi, 2003:588).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Wujud pragmatik imperatif dipilih sebagai topik kajian penelitian ini karena di dalam kajian dapat

Perhatikan kalimat di bawah ini!

TINDAK TUTUR KOMISIF PADA WACANA KAMPANYE TERBUKA DI KALANGAN BAKAL CALON KEPALA DESA DI KARANGANYAR NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. perhatiannya terhadap karya sastra tersebut. mempunyai ciri khas tersendiri pada setiap pengarangnya.

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KATA SAMBUNG PADA KARANGAN SISWA SMP N 2 GATAK SUKOHARJO

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

KESANTUNAN TINDAK DIREKTIF PADA TUTURAN ANAK DAN ORANG TUA DI DESA NGRANCANG, NGAWI

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

WUJUD PRAGMATIK IMPERATIF DALAM BUKU AJAR BAHASA INDONESIA 2 SMA KELAS XI KARANGAN SRI SUTARNI DAN SUKARDI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata merupakan bentuk atau unit yang paling kecil dalam bahasa yang

ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT IMPERATIF KALANGAN GURU PAUD PERMATA BUNDA DESA SEI BULUH KECAMATAN SINGKEP BARAT KABUPATEN LINGGA

Artikel Publikasi KESANTUNAN DIREKTIF DALAM PELAYANAN MASYARAKAT UMUM: STUDI KASUS DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN POLSEK SERENGAN

BAB I PENDAHULUAN. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah

Artikel Publikasi KESANTUNAN DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI NONFORMAL DI KALANGAN MAHASISWA PERGURUAN TINGGI SWASTA SE-RAYON SURAKARTA

BAB II LANDASAN TEORI. menggunakan kajian pragmatik sebelumnya pernah diteliti oleh:

Transkripsi:

ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI ARTIKEL PUBLIKASI Guna Mencapai Derajat S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Disusun Oleh: ERNI FITRIANA A. 310090015 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 0

1

ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI Erni Fitriana A.310090015 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengklasifikasikan bentuk kalimat perintah pada novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari. Objek dari penelitian ini adalah kalimat perintah yang terdapat pada novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik simak dan catat, yaitu menyimak novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari kemudian mencatat data dalam penelitian ini. Hasil penelitian mengenai kalmat perintah yang terdapat pada novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari ditemukan 4 jenis kalimat perintah yaitu kalimat perintah yang sebenarnya, kalimat perintah ajakan, kalimat perintah persilahan dan kalimat perintah larangan. Setiap jenis kalimat perintah memiliki ciri yang berbeda. 1) KPS ditandai oleh: a) intonasi perintah, verbal intransitif, b) intonasi perintah, verbal intransitif, S kalimat tidak dihilangkan, c) intonasi perintah, transitif, d) intonasi perintah, verbal transitif, S kalimat tidak dihilangkan, e) verbal transitif, f) penambahan partikel -lah untuk memperhalus perintah, g) penambahan kata tolong untuk memperhalus perintah meliputi: (1) kata tolong di awal kalimat, (2) S di awal kalimat, (3) S di awal, verbal transitif. 2) KPP ditandai oleh: a) verbal intransitif, S kalimat tidak dihilangkan, b) verbal intransitif, c) verbal transitif, S kalimat tidak dihilangkan, d) verbal transitif, e) silahkan di akhir kalimat, S kalimat tidak dihilangkan. 3) KPA ditandai oleh: a) intonasi perintah, ayo di awal kalimat, b) ayo di awal kalimat, c) intonasi perintah, yuk terletak di awal kalimat, d) yuk di awal kalimat, e) yuk di akhir kalimat meliputi: (1) intonasi perintah, verbal intransitif, (2) verbal intransitif, (3) verbal transitif, (4) verbal intransitif, S kalimat tidak dihilangkan, (5) verbal transitif, S kalimat tidak dihilangkan. 4) KPL ditandai oleh: a) intonasi perintah, verbal transitif, b) verbal intransitif, c) verbal intransitif, S di awal kalimat, d) transitif, S di awal kalimat, e) verbal transitif, S di akhir kalimat, f) verbal transitif, S di tengah kalimat, g) verbal transitif. Kata kunci: bentuk, kalimat perintah 2

PENDAHULUAN Pemilihan ragam bahasa dalam bahasa tulis dipengaruhi oleh beberapa faktor sesuai dengan kebutuhan penulis. Seperti bahasa tulis yang pengarang gunakan untuk menulis sebuah cerpen, novel atau cerita fiksi lain. Markhamah (2011: 7) mengatakan bahwa dalam kajian bahasa, sintaksis itu adalah bagian ilmu bahasa yang membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan frase, klausa dan kalimat. Masalah sintaksis menarik untuk dibicarakan karena dalam ruang lingkup sintaksis tidak hanya membicarakan kata, frase, klausa, tetapi juga kalimat. Melihat ruang lingkup sintaksis yang cukup luas, peneliti memfokuskan penelitian pada kajian mengenai kalimat (analisis kalimat), yaitu tentang kalimat perintah dan pengklasifikasian bentuk kalimat perintah. Kalimat perintah banyak ditemukan di dalam novel, dikarenakan bahasa tulis dalam novel digunakan untuk memberikan efek imajinasi pembaca dan sebagai ungkapan perasaan tokoh dan semua itu berwujud kalimat perintah. Bentuk kalimat perintah yang terdapat dalam novel digunakan sebagai kata-kata yang dapat menimbulkan imajinasi pembaca, yang diharapkan nantinya pembaca mampu menyelami cerita yang dikisahkan dalam novel tersebut. Sehubungan dengan hal itu, tulisan ini akan mencoba membahas tentang kalimat perintah yang ada pada novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari. Penelitian ini akan memaparkan jenis-jenis kalimat perintah pada novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari. Kalimat perintah dipakai untuk memerintah seseorang supaya melakukan apa yang tersebut dalam perintah itu (Soedjito. 1999: 65). Kalimat perintah disebut dengan kalimat suruh, Ramlan (1981. 21-25) mengatakan bahwa kalimat suruh mengharapkan tanggapan yang berupa tindakan dari orang yang diajak berbicara. Berdasarkan strukturnya kalimat suruh dapat digolongkan menjadi empat golongan. 1. Kalimat suruh yang sebenarnya Kalimat suruh yang sebenarnya ditandai oleh pola intonasi suruh, apabila P-nya terdiri dari kata verbal intransitif, bentuk kata verbal itu 3

tetap, hanya partikel lah dapat ditambahkan pada kata verbal itu untuk menghaluskan perintah, S-nya boleh dibuangkan, boleh juga tidak. Misalnya: (1) duduk! 2. kalimat persilahan Selain ditandai oleh pola intonasi suruh, kalimat persilahan ditandai juga oleh penambahan kata silahkan atau dipersilahkan yang diletakkan di awal kalimat. kalimat boleh dibuangkan, boleh juga tidak. Misalnya: (2) Silahkan bapak duduk di sini! 3. kalimat ajakan Ditandai oleh pola intonasi suruh, kalimat ini ditandai juga oleh adanya kata-kata ajakan, ialah kata mari dan ayo, yang diletakkan di awal kalimat. Partikel lah dapat ditambahkan pada kedua kata itu, menjadi marilah dan ayolah, S kalimat boleh dibuangkan. Boleh juga tidak. Misalnya: (3) Mari kita berangkat sekarang! 4. kalimat larangan. Di samping ditandai oleh pola intonasi suruh, kalimat larangan ditandai juga oleh adanya kata jangan di awal kalimat. Partikel lah dapat ditambahkan pada kata tersebut untuk memperhalus larangan. S kalimat boleh dibuangkan, boleh juga tidak. Misalnya: (4) Jangan engkau membaca buku itu! Kalimat perintah juga disebut kalimat imperatif. Menurut Chaer (2009: 197-199) kalimat imperatif adalah kalimat yang meminta pendengar atau pembaca melakukan suatu tindakan. Kalimat imperatif ini dapat berupa kalimat perintah, kalimat himbauan, dan kalimat larangan. Kalimat perintah mengharapkan adanya reaksi berupa tindakan fisik. METODE Sumber data penelitian ini adalah novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari. Setelah data ditemukan kemudian dicatat kalimat yang menggunakan kalimat 4

perintah. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode padan intralingual, sedangkan untuk teknik validitas data menggunakan metode trianggulasi teori. PEMBAHASAN A. Bentuk Kalimat Perintah pada Novel Perahu Kertas Karya Dewi Lestari Bentuk kalimat perintah yang terdapat pada novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari sebanyak 4 bentuk. (1) Kalimat perintah yang sebenarnya ditandai oleh pola intonasi perintah, apabila P-nya terdiri dari kata verba intransitif, bentuk kata verba itu tetap, hanya partikel lah dapat ditambahkan pada kata verba itu untuk menghaluskan perintah. (2) kalimat perintah persilahan, ditandai juga oleh penambahan kata silahkan atau dipersilahkan. (3) kalimat perintah ajakan mengharapkan suatu tanggapan berupa tindakan yang bukan hanya dilakukan oleh orang yang diajak bicara, ditandai oleh adanya kata-kata ajakan, yaitu kata ayo. (4) kalimat perintah larangan ditandai oleh adanya kata jangan. Berikut adalah bentuk-bentuk kalimat perintah yang terdapat pada novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari Tabel 1.1 Wujud kalimat perintah pada novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari. KP yang KP KP No. Wujud Kalimat KP Ajakan Sebenarnya Persilahan Larangan 1 Bangun! (17, PK. 2012) 2 Pergi yuk! (17, PK. 2012) Yuk, cepetan! (17, PK. 3 2012) Ayo, bangun. (17, PK. 4 2012) Kita jemput sepupunya 5 Eko ke stasiun, yuk. (18, PK. 2012) 5

6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Ayo, cabut! (18, PK. 2012) Ganti baju gih, nanti masuk angin. (29, PK. 2012) Gabung, yuk. (30, PK. 2012) Silahkan masuk, Meneer. (35, PK. 2012) Makan bareng, yuk. (95, PK. 2012) Kalau Papa mau duluan, silahkan saja. (111, PK. 2012) Silahkan bergabung. (118, PK. 2012) Gambar si Hogi! (118, PK. 2012) Gy, Nan, pulang, yuk? (122, PK. 2012) Ya terimalah gua apa adanya. (155, PK. 2012) Jangan asal ngomong kamu. (157, PK. 2012) Silahkan kamu rasakan sendiri hidup yang sebenarnya. (157, PK. 2012) Kamu juga jangan ikutan ngawur. (157, PK. 2012) 6

19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Jangan ditahan-tahan. (158, PK. 2012) Jangan segalanya dipikirin. (164, PK. 2012) Tolong jelaskan sebisa kamu, kenapa lukisan saya bisa ada di sini. (176, PK. 2012) Nan, jangan pergi. (178, PK. 2012) Keenan, bangun! (209, PK. 2012) Silakan baca sendiri. (243, PK. 2012) Yuk, kamu bisa mulai sekarang. (251, PK. 2012) Gy, tolong di-scan ya. (253, PK. 2012) Gy, tolong fotokopi ini semua, ya. (253, PK. 2012) Bu. Bu. Kadieu, enggal! (342, PK. 2012) Jangan pergi dulu! (375, PK. 2012) Jangan terbeban oleh janji Keenan pada saya. (380, PK. 2012) 7

B. Klasifikasi Kalimat Perintah pada Novel Perahu Kertas Karya Dewi Lestari Kalimat perintah mengharapkan tanggapan yang berupa tindakan dari orang yang diajak bicara. 1. Kalimat Perintah yang Sebenarnya Tabel 1.1 Kalimat Perintah yang Sebenarnya yang Terdapat pada Novel Perahu Kertas Karya Dewi Lestari No Bentuk Kalimat Perintah 1 Bangun! (17, PK. 2012) 2 Ganti baju gih, nanti masuk angin. (29, PK. 2012) 3 Gambar si Hogi! (118, PK. 2012) 4 Ya terimalah gua apa adanya. (155, PK. 2012) Tolong jelaskan sebisa kamu, kenapa lukisan saya bisa ada di sini. 5 (176, PK. 2012) 6 Keenan, bangun! (209, PK. 2012) 7 Gy, tolong di-scan ya. (253, PK. 2012) 8 Gy, tolong fotokopi ini semua, ya. (253, PK. 2012) 9 Bu. Bu. Kadieu, enggal! (342, PK. 2012) a. Ditandai oleh pola intonasi perintah, P kalimat berupa kata verbal intransitif, S kalimat dihilangkan Berikut analisis kalimat perintah yang sebenarnya yang terdapat pada novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari (1) Bangun! Kalimat (1) merupakan tuturan yang menandai adanya kalimat perintah yang sebenarnya yang terdapat pada novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari. Kata bangun merupakan kata verbal intransitif sehingga kata bangun tetap. Pada Kalimat (1) penutur mengharapkan 8

suatu tanggapan yang berupa tindakan agar mitra tutur segera bangun dari tidurnya. b. Ditandai oleh pola intonasi perintah, P kalimat berupa kata verbal intransitif, S kalimat tidak dihilangkan (1) Keenan, bangun! (1a)Keenan cepat bangun! Kata bangun pada kalimat (1) berupa kata verbal intransitif sehingga kata bangun tetap. Kata Keenan menduduki fungsi subjek terletak di awal kalimat. Pada kalimat (1) penutur menyuruh Keenan untuk segera bangun dari tidurnya. Penggunaan elipsis berupa tiga buah titik (...) menunjukkan adanya bagian-bagian kalimat yang dihilangkan. Kata yang dihilangkan yaitu kata cepat, sehingga bentuk kalimat (1) menjadi kalimat (1a). c. Ditandai oleh pola intonasi perintah, P kalimat berupa kata verbal transitif, S kalimat dihilangkan (1) Gambar si Hogi! Kata gambar berupa kata verbal transitif sehingga kata gambar memerlukan kehadiran objek. Kata Hogi pada kalimat (1) menduduki fungsi objek. Pada kalimat (1) penutur mengharapkan penutur untuk menggambar tokoh Hogi. d. Ditandai oleh pola intonasi perintah, P kalimat berupa kata verbal transitif, S kalimat tidak dihilangkan (1) Bu. Bu. Kadieu, enggal! (1a) Bu. Bu. Ke sini, cepat! (1b) Bu cepat, Bu cepat ke sini, cepat! Kalimat (1) menggunakan bahasa Sunda, kalimat (1a) merupakan terjemahan dari kalimat (1). Kata ke sini berupa kata verbal transitif sehingga kata ke sini memerlukan objek. Kata cepat menduduki fungsi keterangan waktu. S kalimat terletak di awal 9

kalimat. Pada kalimat (9) penutur mengharapkan mitra tutur untuk cepat datang kepadanya. Penggunaan elipsis berupa tiga buah titik (...) menunjukkan adanya bagian-bagian kalimat yang dihilangkan. Kata yang dihiloangkan tersebut adalah kata cepat sehingga bentuk kalimat menjadi (1b). e. Penambahan partikel -lah untuk memperhalus perintah (1) Ya terimalah gua apa adanya. Kata terima berupa kata verbal transitif sehingga kata terima memerlukan adanya objek. Untuk memperhalus perintah pada kata terima ditambahkan partikel lah. Kata gua pada kalimat (1) menduduki fungsi objek. Pada kalimat (1) penutur mengharapkan kepada mitra tutur untuk bisa menerima apa adanya penutur. f. P kalimat berupa kata verbal transitif, S kalimat dihilangkan (1) Ganti baju gih, nanti masuk angin. Kata ganti pada kalimat (1) berupa kata verbal transitif, sehingga kata baju hadir sebagai objek. Nanti masuk angin sebagai keterangan. Pada kalimat (1) penutur menyuruh mitra tutur untuk segera mengganti pakaiannya agar tidak masuk angin. g. Penambahan kata tolong untuk memperhalus perintah 1) Kata tolong terletak di awal kalimat (1) Tolong jelaskan sebisa kamu, kenapa lukisan saya bisa ada di sini. Kata jelaskan pada kalimat (1) berupa kata verbal transitif sehingga kata jelaskan memerlukan adanya objek. Kata tolong terletak di awal kalimat berfungsi untuk memperhalus perintah. Pada kalimat (1) penutur mengharapkan mitra tutur untuk menjelaskan kenapa lukisan penutur bisa ada sama mitra tutur. 2) S kalimat terletak di awal kalimat, P berupa kata verbal intransitif (1) Gy, tolong di-scan ya. 10

Kata di-scan pada kalimat (1) berupa kata verbal intransitif sehingga kata di-scan tetap. Kata Gy menduduki fungsi subjek terletak di awal kalimat. Kata tolong berfungsi untuk memperhalus suatu perintah. Pada kalimat (1) penutur meminta mitra tutur untuk menscan. 3) S kalimat terletak di awal, P kalimat terdiri dari kata verbal transitif (1) Gy, tolong fotokopi ini semua, ya. Kata foto kopi pada kalimat (1) berupa kata verbal transitif sehingga memerlukan adanya objek dan keterangan. Kata ini menduduki fungsi objek, kata semua menduduki fungsi keterangan. Kata Gy menduduki fungsi subjek terletak di awal kalimat. Pada kalimat (1) penutur meminta kepada mitra tutur untuk menfotokopikan semuanya. 2. Kalimat Perintah Persilahan Tabel 2.1 kalimat perintah persilahan yang terdapat pada novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari No Bentuk Kalimat Perintah 1 Silahkan masuk, Meneer. (35, PK. 2012) 2 Kalau Papa mau duluan, silahkan saja. (111, PK. 2012) 3 Silahkan bergabung. (118, PK. 2012) 4 Silahkan kamu rasakan sendiri hidup yang sebenarnya. (157, PK. 2012) 5 Silakan baca sendiri. (243, PK. 2012) Berikut analisis kalimat perintah persilahan yang terdapat pada novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari. a. Kata silahkan terletak di awal kalimat, P kalimat terdiri dari kata verbal intransitif, S kalimat tidak dihilangkan (1) Silahkan masuk, Meneer. (1a) Silahkan masuk, Tuan. 11

Kata masuk pada kalimat (1) berupa kata verbal intransitif sehingga kata masuk tetap. Kata Tuan menduduki fungsi subjek terletak di akhir kalimat. Pada kalimat (1) penutur menyuruh mitra tutur untuk masuk. b. Kata silahkan terletak di awal kalimat, P kalimat terdiri dari kata verbal intransitif, S kalimat dihilangkan (1) Silahkan bergabung. Kata bergabung pada kalimat (1) berupa kata verbal intransitif sehingga kata bergabung tetap. Pada kalimat (1) penutur menyuruh mitra tutur untuk bergabung dengannya. c. Kata silahkan terletak di awal kalimat, P kalimat terdiri dari kata verbal transitif, S kalimat tidak dihilangkan (1) Silahkan kamu rasakan sendiri hidup yang sebenarnya. Kata rasakan pada kalimat (1) berupa kata verbal transitif sehingga memerlukan adanya objek. Kata hidup menduduki fungsi subjek. Kata kamu menduduki fungsi subjek. Pada kalimat (1) penutur menyuruh mitra tutur untuk merasakan hidup yang sebenarnya. d. Kata silahkan terletak di awal kalimat, P kalimat berupa kata verbal transitif, S kalimat dihilangkan (1) Silakan baca sendiri. Kata baca pada kalimat (1) berupa kata verbal transitif sehingga memerlukan adanya keterangan. Kata sendiri menduduki fungsi keterangan. Pada kalimat (1) penutur menyuruh mitra tutur untuk membaca sendiri suratnya. e. Kata silahkan terletak di akhir kalimat, S kalimat tidak dihilangkan (1) Kalau Papa mau duluan, silahkan saja. Kata mau pada kalimat (1) berupa kata verbal transitif sehingga memerlukan adanya keterangan. Kata duluan menduduki fungsi keterangan waktu. Kata Papa menduduki fungsi subjek terletak 12

di tengah kalimat. Kalimat (1) penutur menyuruh mitra tutur untuk pulang dulu. 3. Kalimat Perintah Ajakan Tabel 3.1 kalimat perintah ajakan yang terdapat pada novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari No Bentuk Kalimat Perintah 1 Pergi yuk! (17, PK. 2012) 2 Yuk, cepetaaan! (17, PK. 2012) 3 Ayo, bangun. (17, PK. 2012) 4 Kita jemput sepupunya Eko ke stasiun, yuk. (18, PK. 2012) 5 Ayo, cabut! (18, PK. 2012) 6 Gabung, yuk. (30, PK. 2012) 7 Makan bareng, yuk. (95, PK. 2012) 8 Gy, Nan, pulang, yuk? (122, PK. 2012) 9 Yuk, kamu bisa mulai sekarang. (251, PK. 2012) a. Ditandai oleh pola intonasi perintah, kata ayo terletak di awal kalimat (1) Ayo, cabut! Kata cabut pada kalimat (1) berupa kata verbal intransitif sehingga kata cabut tetap. Kalimat (1) penutur mengajak mitra tutur untuk pergi bersama. b. Kata ayo terletak di awal kalimat (1) Ayo, bangun. Kata bangun pada kalimat (1) berupa kata verbal intransitif sehingga kata bangun tetap. Kalimat (1) penutur mengajak mitra tutur untuk bangun dari tidurnya. c. Ditandai oleh pola intonasi perintah, kata yuk terletak di awal kalimat (1) Yuk, cepetan! 13

Kata cepetan pada kalimat (1) berupa kalimat verbal intransitif sehingga kata cepetan tetap. Pada kalimat (1) penutur mengajak mitra tutur untuk cepat-cepat. d. Kata yuk terletak di awal kalimat (1) Yuk, kamu bisa mulai sekarang. Kata mulai pada kalimat (1) berupa kata verbal transitif sehingga memerlukan kehadiraan keterangan. Kata sekarang menduduki fungsi keterangan waktu. Kata kamu menduduki fungsi subjek. Pada kalimat (1) penutur mengajak mitra tutur untuk memulainya sekarang. e. Kata yuk terletak di akhir kalimat 1) Ditandai oleh pola intonasi perintah, P terdiri dari kata verbal intransitif (1) Pergi yuk! Kata pergi pada kalimat (1) berupa kata verbal intransitif sehingga kata pergi tetap. Pada kalimat (1) penutur mengajak mitra tutur untuk pergi bersama. 2) P terdiri dari kata verbal intransitif (1) Gabung, yuk. Kata gabung pada kalimat (1) berupa kata verbal intransitif sehingga kata gabung tetap. Pada kalimat (1) penutur mengajak mitra tutur untuk bergabung dengannya. 3) P kalimat terdiri dari kata verbal transitif (1) Makan bareng, yuk. (95, PK. 2012) Kata makan pada kalimat (1) berupa kata verbal transitif sehingga kata makan memerlukan kehadiran keterangan. Kata bareng menduduki fungsi keterangan. Pada kalimat (1) penutur mengajak mitra tutur untuk makan bersama. 4) P terdiri dati kata verbal intransitive, S kalimat dihilangkan 14

(1) Gy, Nan, pulang, yuk? Kata pulang pada kalimat (1) berupa kata verbal intransitif sehingga kata pulang tetap. Kata Gy, Nan menduduki fungsi subjek terletak di awal kalimat. Pada kalimat (1) penutur mengajak mitra tutur untuk pulang. 5) P terdiri dari kata verbal transitif, S kalimat tidak dihilangkan (1) Kita jemput sepupunya Eko ke stasiun, yuk. Kata jemput pada kalimat (1) berupa kata verbal transitif sehingga sepupunya Eko hadir sebagai objek dan kata stasiun berfungsi sebagai keterangan tempat. Kata kita menduduki fungsi subjek terletak di awal kalimat. Pada kalimat (1) penutur mengajak mitra tutur untuk menjemput sepupunya Eko di stasiun. 4. Kalimat Perintah Larangan Tabel 4.1 kalimat perintah larangan yang terdapat pada novel perahu kertas karya dewi lestari No Bentuk Kalimat perintah larangan 1 Jangan asal ngomong kamu. (157, PK. 2012) 2 Kamu juga jangan ikutan ngawur. (157, PK. 2012) 3 Jangan ditahan-tahan. (158, PK. 2012) 4 Jangan segalanya dipikirin. (164, PK. 2012) 5 Nan, jangan pergi. (178, PK. 2012) 6 Jangan pergi dulu! (375, PK. 2012) 7 Jangan terbeban oleh janji Keenan pada saya. (380, PK. 2012) a. Ditandai oleh adanya intonasi perintah (1) Jangan pergi dulu! Kata pergi pada kalimat (1) berupa kata verbal transitif sehingga membutuhkan kehadiran pelengkap. Kata dulu 15

menduduki fungsi pelengkap. Pada kalimat (1) penutur melarang mitra tutur untuk tidak pergi dulu meninggalkannya. b. P kalimat terdiri dari kata verbal intransitif (1) Jangan ditahan-tahan. Kata ditahan-tahan pada kalimat (1) berupa kata verbal intransitif sehingga kata ditahan-tahan tetap. Pada kalimat (1) penutur meminta mitra tutur untuk tidak menahan. c. P kalimat berupa verbal intransitif, S kalimat terletak di awal kalimat (1) Nan, jangan pergi. (178, PK. 2012) Kata pergi pada kalimat (1) berupa kata verbal intransitif sehingga kata pergi tetap. Kata Nan menduduki fungsi subjek terletak di awal kalimat. Pada kalimat (1) penutur meminta mitra tutur untuk tidak pergi meninggalkannya. d. P kalimat berupa verbal transitif, S kalimat terletak di awal kalimat (1) Kamu juga jangan ikutan ngawur. Kata ikutan pada kalimat (1) berupa kata verbal transitif sehingga memerlukan kehadiran keterangan. Kata ngawur menduduki fungsi keterangan. Kata kamu menduduki fungsi subjek terletak di awal kalimat. Pada kalimat (1) penutur meminta mitra tutur untuk tidak ikutan ngawur. e. P kalimat terdiri dari verbal transitif, S kalimat terletak di akhir kalimat (1) Jangan asal ngomong kamu. Kata ngomong pada kalimat (1) berupa kata verbal transitif sehingga kata asal hadir sebagi keterangan. Kata kamu menduduki fungsi subjek terletak di akhir kalimat. Pada kalimat (1) penutur 16

meminta kepada mitra tutur untuk tidak sembarangan dalam berbicara. f. P kalimat terdiri dari verbal transitif, S kalimat terletak di tengah kalimat (1) Jangan terbeban oleh janji Keenan pada saya. Kata terbeban pada kalimat (1) berupa kata verbal transitif sehingga kata janji hadir sebagai objek kalimat. Kata Keenan terletak di tengah kalimat menduduki fungsi subjek. Pada kalimat (1) penutur meminta kepada mitra tutur untuk tidak merasa terbebani olehnya. g. P kalimat berupa verbal transitif, S kalimat dihilangkan (1) Jangan segalanya dipikirin. Kata dipikirin pada kalimat (1) berupa kata verbal transitif sehingga kata segalanya hadir sebagai kata keterangan. Pada kalimat (1) penutur meminta kepada mitra tutur untuk tidak memikirkan segalanya. SIMPULAN Kalimat perintah yang terdapat pada novel perahu kertas karya dewi lestari meliputi kalimat perintah yang sebenarnya, kalimat perintah persilahan, kalimat perintah ajakan, dan kalimat perintah larangan. Pada novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari didominasi oleh penggunaan kalimat perintah yang sebenarnya. DAFTAR PUSTAKA Markhamah. 2011. Ragam dan Analisis Kalimat Bahasa Indonesia. Surakarta: Muhammadiyah University Press. Ramlan, M. 1981. Sintaksis. Yogyakarta: UP Karyono. Soedjito. 1999. Kalimat Efektif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 17