Analisa Performansi Kolektor Surya Pelat Bergelombang untuk Pengering Bunga Kamboja

dokumen-dokumen yang mirip
Analisa performansi kolektor surya pelat bergelombang dengan variasi kecepatan udara

Analisis Performa Kolektor Surya Pelat Bersirip Dengan Variasi Luasan Permukaan Sirip

Analisis performansi kolektor surya terkonsentrasi menggunakan receiver berbentuk silinder

Performansi Kolektor Surya Tubular Terkonsentrasi Dengan Pipa Penyerap Dibentuk Anulus Dengan Variasi Posisi Pipa Penyerap

SKRIPSI ANALISA PERFORMANSI KOLEKTOR SURYA PELAT BERGELOMBANG UNTUK PENGERING BUNGA KAMBOJA DENGAN EMPAT SISI KOLEKTOR. Oleh :

TEKNOLOGI ALAT PENGERING SURYA UNTUK HASIL PERTANIAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR BERPENUTUP MIRING

Analisa Performansi Kolektor Surya Plat Datar Dengan Penambahan Sirip Berlubang Berdiameter Berbeda Yang Disusun Secara Staggered

Analisa Performa Kolektor Surya Pelat Datar Bersirip dengan Aliran di Atas Pelat Penyerap

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Proses perpindahan panas secara konduksi Sumber : (maslatip.com)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM DISTILASI AIR LAUT TENAGA SURYA MENGGUNAKAN KOLEKTOR PLAT DATAR DENGAN TIPE KACA PENUTUP MIRING

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk membuat agar bahan makanan menjadi awet. Prinsip dasar dari pengeringan

BAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE) keperluan. Prinsip kerja kolektor pemanas udara yaitu : pelat absorber menyerap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh variasi jenis pasir sebagai media penyimpan panas terhadap performansi kolektor suya tubular dengan pipa penyerap disusun secara seri

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Alat Pengering Yang Digunakan Deskripsi alat pengering yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

besarnya energi panas yang dapat dimanfaatkan atau dihasilkan oleh sistem tungku tersebut. Disamping itu rancangan tungku juga akan dapat menentukan

Preparasi pengukuran suhu kolektor surya dan fluida kerja dengan Datapaq Easytrack2 System

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Temperatur udara masuk kolektor (T in ). T in = 30 O C. 2. Temperatur udara keluar kolektor (T out ). T out = 70 O C.

Analisa Performansi Kolektor Surya Pelat Datar Dengan Lima Sirip Berdiameter Sama Yang Disusun Secara Sejajar

PENGARUH JARAK ANTAR PIPA PADA KOLEKTOR TERHADAP PANAS YANG DIHASILKAN SOLAR WATER HEATER (SWH)

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XI (SNTTM XI) & Thermofluid IV Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Oktober 2012

Karakteristik Pengering Surya (Solar Dryer) Menggunakan Rak Bertingkat Jenis Pemanasan Langsung dengan Penyimpan Panas dan Tanpa Penyimpan Panas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Performansi Kolektor Surya Pelat Datar Dengan Sepuluh Sirip Berdiameter Sama Yang Disusun Secara Staggered

ALAT PENGERING SINGKONG TENAGA SURYA TIPE KOLEKTOR BERPENUTUP MIRING


PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Self Dryer dengan kolektor terpisah. (sumber : L szl Imre, 2006).

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PERNYATAAN... iii. ABSTRAK... iv. ABSTRACT... v. KATA PENGANTAR...

PENGUJIAN MESIN PENGERING KAKAO ENERGI SURYA

PENGARUH BENTUK DAN OPTIMASI LUASAN PERMUKAAN PELAT PENYERAP TERHADAP EFISIENSI SOLAR WATER HEATER ABSTRAK

Jurnal Flywheel, Volume 2, Nomor 1, Juni 2009 ISSN :

POTENSI PENGGUNAAN KOMPOR ENERGI SURYA UNTUK KEBUTUHAN RUMAH TANGGA

Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins Pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup

MENENTUKAN JUMLAH KALOR YANG DIPERLUKAN PADA PROSES PENGERINGAN KACANG TANAH. Oleh S. Wahyu Nugroho Universitas Soerjo Ngawi ABSTRAK

Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik TAMBA GURNING NIM SKRIPSI

SUDUT PASANG SOLAR WATER HEATER DALAM OPTIMALISASI PENYERAPAN RADIASI MATAHARI DI DAERAH CILEGON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai bintang yang paling dekat dari planet biru Bumi, yaitu hanya berjarak sekitar

RANCANG BANGUN KONVERSI ENERGI SURYA MENJADI ENERGI LISTRIK DENGAN MODEL ELEVATED SOLAR TOWER

Pengaruh Tebal Plat Dan Jarak Antar Pipa Terhadap Performansi Kolektor Surya Plat Datar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANCANG BANGUN ALAT PENGERING UBI KAYU TIPE RAK DENGAN MEMANFAATKAN ENERGI SURYA

BAB II LANDASAN TEORI

PEMBUATAN ALAT PENGERING SURYA UNTUK HASIL PERTANIAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR BERPENUTUP PRISMA SEGITIGA

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN DEBIT ALIRAN PADA EFISIENSI TERMAL SOLAR WATER HEATER DENGAN PENAMBAHAN FINNED TUBE

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. seperti kulit binatang, dedaunan, dan lain sebagainya. Pengeringan adalah

PENINGKATAN KUALITAS PENGERINGAN IKAN DENGAN SISTEM TRAY DRYING

PENGHITUNGAN EFISIENSI KOLEKTOR SURYA PADA PENGERING SURYA TIPE AKTIF TIDAK LANGSUNG PADA LABORATORIUM SURYA ITB

BAB IV. HASIL PENGUJIAN dan PENGOLAHAN DATA

SISTEM PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR PALUNGAN. Fatmawati, Maksi Ginting, Walfred Tambunan

T P = T C+10 = 8 10 T C +10 = 4 5 T C+10. Pembahasan Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X. Contoh soal kalibrasi termometer

PERFORMANCE ANALYSIS OF FLAT PLATE SOLAR COLLECTOR WITH ADDITION OF DIFFERENT DIAMETER PERFORATED FINS ARE COMPILED BY STAGGERED

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup

Pengaruh Jarak Kaca Ke Plat Terhadap Panas Yang Diterima Suatu Kolektor Surya Plat Datar

Studi Eksperimental Sistem Pengering Tenaga Surya Menggunakan Tipe Greenhouse dengan Kotak Kaca

BAB II LANDASAN TEORI

KARAKTERISTIK KOLEKTOR SURYA PLAT DATAR DENGAN VARIASI JARAK PENUTUP DAN SUDUT KEMIRINGAN KOLEKTOR

ALAT PENGERING HASIL - HASIL PERTANIAN UNTUK DAERAH PEDESAAN DI SUMATERA BARAT

Perpindahan Panas. Perpindahan Panas Secara Konduksi MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 02

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print)

Gambar 2. Profil suhu dan radiasi pada percobaan 1

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Energi Matahari

ANALISA KARAKTERISTIK ALAT PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR PALUNG PARABOLA

BAB II LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan di dalamnya dari hubungan energi dengan musim, pemenuhan

Analisa Kinerja Alat Destilasi Penghasil Air Tawar dengan Sistem Evaporasi Uap Tenaga Surya

Kata kunci : pemanasan global, bahan dan warna atap, insulasi atap, plafon ruangan, kenyamanan

ANALISA PERFORMASI KOLEKTOR SURYA TERKONSENTRASI DENGAN VARIASI JUMLAH PIPA ABSORBER BERBENTUK SPIRAL

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber energi pengganti yang sangat berpontensi. Kebutuhan energi di

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

WAKTU PENGERINGAN ANTARA 2 ALAT PENGERING GABAH DENGAN DAN TANPA MENGGUNAKAN KOLEKTOR SEKUNDER

steady/tunak ( 0 ) tidak dipengaruhi waktu unsteady/tidak tunak ( 0) dipengaruhi waktu

Analisa pengaruh variasi laju aliran udara terhadap efektivitas heat exchanger memanfaatkan energi panas LPG

Performansi thermal sistem pengering pakaian aliran paksa dan aliran alami memanfaatkan energi pembakaran LPG

PENGARUH PERBANDINGAN TANPA SIRIP DENGAN SIRIP LURUS DENGAN ALIRAN AIR BERLAWANAN TERHADAP EFISIENSI PERPINDAHAN PANAS PADA HEAT EXCHANGER ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Penempatan Sirip Berbentuk Segitiga Yang Dipasang Secara Aligned Dan Staggered Terhadap Performansi Kolektor Surya Pelat Datar

PENINGKATAN KAPASITAS PEMANAS AIR KOLEKTOR PEMANAS AIR SURYA PLAT DATAR DENGAN PENAMBAHAN BAHAN PENYIMPAN KALOR

KALOR Kalor 1 kalori 1 kalori = 4.18 joule 1 joule = 0.24 kalori Q = H. Dt Q = m. c. Dt H = m. c Q = m. L

II. TINJAUAN PUSTAKA. Energi surya merupakan energi yang didapat dengan mengkonversi energi radiasi

BAB I PENDAHULUAN. khatulistiwa, maka wilayah Indonesia akan selalu disinari matahari selama jam

Tugas akhir BAB III METODE PENELETIAN. alat destilasi tersebut banyak atau sedikit, maka diujilah dengan penyerap

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

PENGARUH KECEPATAN ANGIN DAN WARNA PELAT KOLEKTOR SURYA BERLUBANG TERHADAP EFISIENSI DI DALAM SEBUAH WIND TUNNEL

Laporan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN

KAJI EKSPERIMENTAL ALAT PENGOLAHAN AIR LAUT MENGGUNAKAN ENERGI SURYA UNTUK MEMPRODUKSI GARAM DAN AIR TAWAR

KESETIMBANGAN ENERGI TERMAL DAN EFISIENSI TRANSIENT PENGERING ALIRAN ALAMI MEMANFAATKAN KOMBINASI DUA ENERGI

METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat

SKRIPSI ANALISIS PERFORMANSI KOLEKTOR SURYA PELAT DATAR DENGAN VARIASI SIRIP BERLUBANG

Lingga Ruhmanto Asmoro NRP Dosen Pembimbing: Dedy Zulhidayat Noor, ST. MT. Ph.D NIP

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jenis Energi Unit Total Exist

PENGERING PADI ENERGI SURYA DENGAN VARIASI TINGGI CEROBONG

Analisa Performansi Destilasi Air Laut Tenaga Surya Menggunakan Penyerap Radiasi Surya Tipe Bergelombang Berbahan Dasar Beton

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Peningkatan Efisiensi Absorbsi Radiasi Matahari pada Solar Water Heater dengan Pelapisan Warna Hitam

III. METODOLOGI PENELITIAN. pengeringan tetap dapat dilakukan menggunakan udara panas dari radiator. Pada

Transkripsi:

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV Analisa Performansi Kolektor Surya Pelat Bergelombang untuk Pengering Bunga Kamboja Ketut Astawa1, Nengah Suarnadwipa2, Widya Putra3 1.2,3 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Udayana-Indonesia. 80361 awatsa@yahoo.com Abstrak Penggunaan energi matahari untuk mengeringkan hasil-hasil pertanian saat ini masih banyak dilakukan secara konvensional yaitu dengan memanfaatkan radiasi matahari secara langsung, dimana bahan atau obyek yang dikeringkan diletakan di lantai/tanah dan kemudian ditaruh di bawah terik matahari. Kelemahan dari cara ini adalah bahan yang dikeringkan memerlukan tempat yang luas, pengeringan yang tidak merata, waktu pengeringan yang lama sehingga kurang efisien. Untuk itu diperlukan sebuah alat untuk proses pengeringan tersebut, alat ini disebut. Dari jenis ada dua jenis yaitu datar dan bergelombang. Pada penelitian ini digunakan bergelombang yang bertujuan untuk menambah luasan permukaan penerima radiasi matahari, dengan demikian udara yang keluar dari ini temperaturnya diharapkan akan lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan datar. Penelitian ini menggunakan aliran alami dengan ketinggian cerobong pembuangan udara dan uap air setinggi 50 cm serta jumlah rak sebanyak 10 tingkat dengan Pengujian dilakukan satu kali dan selanjutnya dilakukan perhitungan serta analisa. Dari hasil pengujian dan perhitungan terlihat bahwa performansi yang dihasilkan dengan bergelombang adalah menghasilkan energi berguna sebesar 0,0153 kj/dt dan efisiensi rata-rata 0,64%. Kata kunci : bergelombang, cerobong, energi berguna, efisiensi air suatu bahan dengan atau tanpa adanya bantuan energi panas. Sehingga terjadi pemindahan panas dan massa uap air secara simultan. Pendahuluan Ketersediaan energi panas matahari yang berlimpah dan sifatnya yang ramah lingkungan, sangat mendukung akan pemanfaatannya diberbagai sektor, seperti pembangkitan listrik, pemanas air, dan pengeringan hasil pertanian. Kolektor merupakan alat yang berfungsi untuk mengumpulkan energi dan mengubahnya menjadi energi panas (kalor yang berguna. Dalam penelitian ini digunakan sebagai alat pengering. Pengeringan adalah suatu proses untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian Pada penelitian ini akan digunakan sebagai penegring bunga kamboja. Bali merupakan tempat yang banyak ditumbuhi oleh bunga kamboja, tidak mengherankan dikarenakan masyarakat Bali sangat tergantung dengan bunga yang biasa digunakan untuk sarana persembahyangan. Disamping itu bunga kamboja kering sekarang banyak digunakan sebagai bahan campuran pembuatan kosmetik, lulur, dupa,

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV dan lain-lain. Untuk mendapatkan kualitas bunga kamboja kering yang bagus maka penjemuran harus dilakukan dibawah panas matahari yang cukup terik. Bila dilakukan dengan panas yang tidak memadai maka pengeringan akan membutuhkan waktu yang sangat lama dan bunga tidak akan kering dengan merata. Disamping itu bunga kamboja kering sekarang banyak digunakan sebagai bahan campuran pembuatan kosmetik, lulur, dupa, dan lain-lain. Untuk mendapatkan kualitas bunga kamboja kering yang bagus maka penjemuran harus dilakukan dibawah panas matahari yang cukup terik. Bila dilakukan dengan panas yang tidak memadai maka pengeringan akan membutuhkan waktu yang sangat lama dan bunga tidak akan kering dengan merata. Adapun beberapa tipe dari untuk pengeringan dengan udara sebagai fluida pengering antara lain datar, bergelombang, dan bersirip. Beberapa jenis pengering pada umumnya menggunakan datar sebagai absorber. Dari penelitian yang terdahulu (Hollands, 1965 yang melakukan penelitian dengan menggunakan bergelombang sebagai penyerap pada, diperoleh kesimpulan bahwa tingkat absorbsivitas penyerap terhadap radiasi matahari meningkat. Radiasi yang mengenai penyerap yang berbentuk gelombang, sebagian akan dipantulkan ke penutup transparant dan sebagian lagi akan dipantulkan ke bagian gelombang disebelahnya. Dengan menggunakan gelombang, pemantulan berulang akan lebih banyak terjadi daripada hanya menggunakan datar sebagai penyerap, yang hanya mengandalkan pemantulan berulang yang terjadi antara penutup transparant dan penyerap. Penelitian I Dewa Gede Aditya Kresnawan (2013 tentang analisis performansi bergelombang dengan aliran fluida mengikuti kontur dan variasi jumlah saluran udara didapat kesimpulan bahwa bidang penyerapan dengan bergelombang menjadi lebih luas. Maka dalam penelitian ini akan menggunakan empat pada masing-masing sisi ruang pengering dengan tujuan menambah luas bidang penyerapan serta menyerap sinar matahari dari berbagai posisi arah penyinaran. Dasar Teori Perpindahan panas (heat transfer adalah proses berpindahnya energi kalor atau panas (heat karena adanya perbedaan temperatur. Dimana, energi kalor akan berpindah dari temperatur media yang lebih tinggi ke temperatur media yang lebih rendah. Proses perpindahan panas akan terus berlangsung sampai ada kesetimbangan temperatur yang terjadi pada kedua media tersebut. Proses perpindahan panas dapat terjadi secara konduksi, konveksi, dan radiasi. Perpindahan panas secara konduksi adalah perpindahan panas yang terjadi pada suatu media padat, atau pada media fluida yang diam. Konduksi terjadi akibat adanya perbedaan temperatur antara permukaan yang satu dengan permukaan yang lain pada media tersebut. Laju konduksi dikenal dengan Hukum Fourier tentang Konduksi ( Fourier Low of Heat Conduction, yang persamaan matematikanya sebagai berikut: q kond ka dt dx (1 dimana : qkond = laju perpindahan panas konduksi (W K = konduktivitas termal bahan (W/m.K

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV A = luas penampang tegak lurus terhadap arah aliran panas (m2 dt dx Besarnya radiasi yang dipancarkan oleh permukaan suatu benda riil (nyata, (W, adalah : = gradien temperatur pada penampang (3 tersebut (K/m (- = perjanjian Fourier Perpindahan panas konveksi adalah perpindahan panas yang terjadi dari suatu permukaan media padat atau fluida yang diam menuju fluida yang mengalir atau bergerak atau sebaliknya akibat adanya perbedaan temperatur. dimana : Laju perpindahan panas konveksi adalah merupakan hukum Newton tentang pendinginan (Newton's Law of Cooling yaitu: konstanta Stefan-boltzmann yang nilainya 5,67 x 10-8 (W/m2K4 q konv h. A s. T s T = laju pertukaran panas radiasi (W = emisivitas ( = konstanta proporsionalitas dan disebut = luas bidang permukaan (m2 (2 = temperatur benda (K dimana : Bila energi radiasi menimpa permukaan suatu media, maka sebagian energi radiasi tersebut akan di pantulkan (refleksi, sebagian akan diserap (absorpsi, dan sebagian lagi akan diteruskan (transmisi, seperti ditunjukan pada gambar 1 dibawah ini: qkonv = Laju perpindahan panas konveksi (W h = Koefisien perpindahan panas konveksi ( W/m2.K As = Luas permukaan perpindahan panas (m2 Ts = Temperatur permukaan (K T = Temperatur fluida (K Energi dari medan radiasi ditransportasikan oleh pancaran atau gelombang elektromagnetik (photon, dan asalnya dari energi dalam material yang memancar. Transportasi energi pada peristiwa radiasi tidak harus membutuhkan media, justru radiasi akan lebih efektif dalam ruang hampa. Gambar 1. Bagan pengaruh radiasi datang Sumber : (Holman J.P., 1997 halaman 343 Kolektor Pelat Datar Standar Pada yang digunakan sebagai pemanas udara, radiasi matahari tidak akan sepenuhnya diserap oleh penyerap. Sebagian radiasi akan dipantulkan

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV (direfleksikan menuju bagian dalam penutup transparan. Pantulan sinar yang menuju penutup transparan akan dipantulkan kembali dan sebagian lainnya terbuang ke lingkungan. Proses penyerapan radiasi ini diperlihatkan pada Gambar 2. berguna dengan intensitas matahari yang mengenai. Performansi dapat dinyatakan dengan efisiensi thermal. Efisiensi menggunakan persamaan: dihitung (5 dimana: ŋ = efisiensi = panas berguna (W = laju aliran massa fluida (kg/s Gambar 2. Penyerapan radiasi matahari oleh = kapasitas panas jenis fluida ( Sumber: (Aditya Kresnawan, I Dewa Gede, 2013 Energi yang berguna digunakan untuk menghitung seberapa besar panas yang berguna yang dihasilkan oleh. Sedangkan efisiensi digunakan untuk menghitung performansi atau unjuk kerja dari tersebut. Penelitian ini akan menguji sebuah alat pengering dengan bergelombang dengan menggunakan metode eksperimental. Setelah persiapan selesai maka dilakukan pengujian pada dengan cara pengamatan dan pencatatan dan data-data yang ditunjukan oleh alat ukur. = laju aliran massa fluida (kg/s Bunga kamboja yang akan digunakan sebagai bahan penelitian dari jenis bunga kamboja kuning (bunga kamboja cendana. Dari penelitian yang dilakukan di Laboratorium Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana didapat kadar air bunga kamboja yang masih basah sekitar 88,8%, serta kadar air bunga kamboja yang sudah kering sekitar 19,7%. Dengan massa 160 gr Metode Penelitian = panas yang berguna (W = temperatur fluida masuk ( ( dimana: = temperatur fluida masuk ( = radiasi yang jatuh pada bidang (4 = temperatur fluida keluar ( = luas bidang penyerapan ( Untuk perhitungan energi yang diserap atau energi berguna pada digunakan persamaan: = kapasitas panas jenis fluida = temperatur fluida keluar ( Efisiensi adalah perbandingan panas yang diserap oleh fluida atau energi

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV untuk setiap rak yang terdapat pada ruang pengering. yang sudah di cat hitam. Di dalam, radiasi matahari akan dipantulkan scara berulang karena adanya bentuk bergelombang dari menyerap. Udara yang masuk melalui saluran masuk akan menerpa penyerap yang sudah panas dan memindahkan panas dari keluar menuju ruang pengering melalui saluran keluar.. Udara panas tersebut akan mengalir mengenai bahan uji yang telah disusun di atas rak pengering. Akibat dialirkan udara panas maka bahan uji akan mengalami penurunan kadar air dan membuat bahan uji mengalami proses pengeringan. Selanjutnya udara panas tersebut akan dikeluarkan melalui cerobong yang terdapat diatas ruang pengering. Variable bebas adalah variable yang mempengaruhi munculnya suatu gejala. Dalam penelitian ini variable bebas yang dihitung adalah waktu pengeringan (t. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel teikatnya adalah : Energi yang diserap (, Efisiensi pengeringan Gambar 3. Bahan Uji : Bunga Kamboja 1 2 3 4 6 5 (ηp, Energi berguna untuk penguapan ( Gambar 4. Ilustrasi alat pengering Diagram alir penelitian Keterangan gambar: 1. Cerobong : memberikan tarikan untuk keluarnya udara 2. Rak pengering : tempat meletakkan bahan yang akan dikeringkan 3. Plastik bening : untuk penutup ruang pengering dan atap 4. Kolektor : untuk menangkap dan mengumpulkan panas matahari 5. Saluran udara masuk : sebagai saluran masuknya udara secara alami 6. Pelat Bergelombang : sebagai area penyerapan panas matahari Pada Gambar 4 dapat dijelaskan bahwa radiasi matahari yang mengenai penutup transparan akan menembus penutup transparan dan mengenai bergelombang Gambar 5. Langkah pengujian dan pengambilan data

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV tidak seragam tergantung pada pergerakan matahari pada waktu pengujian. Hasil dan Pembahasan Dari hasil pengujian kemudian dilakukan perhitungan dengan menggunakan persamaanpersamaan di atas diperoleh hasil yang dibuat dalam grafik hasil pengujian. 1. Perbandingan Kolektor Energi Masuk 3. Kadar Air Bunga Efisiensi Pengeringan Kamboja dan Tiap Gambar 8. Grafik Kadar Air Bunga Kamboja dan Efisiensi Pengeringan Kandungan kadar air adalah parameter utama proses pengeringan dan menjadi target utama dalam proses ini. Kandungan kadar air bunga kamboja jenis cendana kuning adalah sebesar 88,8% sebelum mendapat perlakuan proses pengeringan. Dapat dilihat pada gambar 4.15, terjadi penurunan kadar air pada bunga kamboja, dimana kadar air yang dicapai besarnya adalah 74%. Penurunan kadar air bunga kamboja terjadi sepanjang waktu pengujian. Ini dapat menujukkan bahwa, udara panas yang menyerap kandungan air pada bunga kamboja telah bersirkulasi. Pada proses pengeringan, pada awal dimulainya proses pengeringan tidak terjadi perpindahan massa sehingga efisiensi pengeringannya nol. Efisiensi pengeringan terbesar terjadi pada pukul 09.00 wita yaitu sebesar 1,3% karena kandungan air pada bunga kamboja masih banyak. Selanjutnya efisiensi menurun untuk waktu berikutnya sampai akhir proses pengeringan. Gambar 6. Perbandingan energi masuk tiap Pada gambar 6. dapat dilihat pebandingan enegi masuk tiap, dimana perbandingannya tidak terlalu besar sehingga pada gambar terlihat seperti garis lurus ini dikarenakan temperatur masuk yang diterima tiap peredaannya tidak terlalu besar. 2. Perbandingan Energi Berguna Tiap Kolektor Gambar 7. Perbandingan energi berguna tiap Pada gambar 7, terjadi perbedaan yang besar pada energi beguna setiap, dimana pada 1,2, dan 4 dapat mencapai energi puncak sebesar 0,04 kj/s pada jam yang berbeda ini dikarenakan penyerapan sinar matahari oleh tiap Kesimpulan Setelah dilakukan pengolahan data dan analisa data dalam penelitian ini, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari perbandingan pengeringan menggunakan alat dengan cara alami,

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV didapatkan bahwa dengan menggunakan alat akan dapat mempercepat proses pengeringan. Massa akhir dari bahan yang diuji menggunakan alat sebesar 0,69 kg dan 1,25 kg dengan cara penjemuran alami. 2. Selama pengujian yang sudah dilakukan, penurunan kadar air yang dapat dicapai sebesar 14,8%. 3. Efisiensi pengeringan pada ruang pengering terjadi paling besar pada pukul 09.00 yaitu sebesar 1,3% dan selanjutnya menurun untuk waktu berikutnya. Ucapan Terimakasih Penelitian ini didanai dengan dana PNBP oleh DIKTI Melalui LPPM dan Fakultas Teknik Universitas Udayana Dengan Surat Perjanjian Penugasan Pelaksanaan Penelitian Nomor : 2020/UN14.1.31/PN.00.00.00/2015, Tanggal : 25 Mei 2015 Daftar Pustaka [1] Aditya Kresnawan, I Dewa Gede, (2013, Analisis Performansi Kolektor Surya Pelat Bergelombang Dengan Aliran Fluida Mengikuti Kontur Pelat dan Variasi Jumlah Saluran Udara, Skripsi Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Udayana, Bali. [2] Holman, J. P., alih bahasa oleh Ir. E. Jasjfi M.Sc, (1985, Perpindahan Kalor, Erlangga, Jakarta [3] J.A Duffie,., and Beckman, W. A., (2006, Solar Engineering of Thermal rd Processes, 3 ed, John Wiley and Sons, Inc, New York [4] Jansen, Ted. J., alih bahasa oleh Prof. Wiranto Arismunandar, (1995, Teknologi Rekayasa Surya, PT. Pradnya Paramita, Jakarta