PENGUATAN PERAN DAN FUNGSI DPRD DALAM UPAYA PERBAIKAN PELAYANAN PUBLIK. Seri Pembelajaran dari USAID - KINERJA

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Mengingat : 1. Pasal 18 Ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

GUBERNUR SULAWESI BARAT

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 79 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun merupakan tahap ketiga dari

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN,

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA LAKSANA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

SISTEM PENGANGGARAN PEMERINTAH

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 02 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH

LAMPIRAN V : PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR : 60 TAHUN 2012 TANGGAL : 27 Desember 2012 TENTANG : PEDOMAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Sekretariat DPRD Kota Bandung adalah. Dokumen perencanaan untuk periode Tahun 2015, dengan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH MALUKU

Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2005

RENCANA KERJA TAHUN 2015

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGAWASAN KINERJA PEMERINTAHAN DAN LKPJ KDH OLEH DPRD

BUPATI MALUKU TENGGARA

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI GORONTALO

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 07 TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembangunan sumber daya

BAB 14 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA Tahun 2010 Nomor: 8

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DAERAH

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) RKPD KABUPATEN BERAU TAHUN 2013 BAB I - 1

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 3 TAHUN : 2006

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN EVALUASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 53 TAHUN

SISTEM PENGANGGARAN PEMERINTAH

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR TENTANG INOVASI DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 1 Tahun 2009 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

fpafpasa DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI SELATAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2006

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN

SALINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL,

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN EVALUASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

Pengelolaan. Pembangunan Desa Edisi Desember Buku Bantu PENGANGGARAN PELAKSANAAN PERENCANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2015

Transkripsi:

PENGUATAN PERAN DAN FUNGSI DPRD DALAM UPAYA PERBAIKAN PELAYANAN PUBLIK Seri Pembelajaran dari USAID - KINERJA 2014

KATA PENGANTAR Peningkatan pelayanan publik oleh unit pelayanan yang dikelola oleh pemerintah daerah merupakan mandat yang diamanatkan dalam berbagai peraturan perundangan seperti Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M. PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Dengan dukungan USAID, Program KINERJA telah berupaya memperkenalkan program bantuan teknis Peningkatan pelayanan publik di 20 kabupaten/kota mitra di empat provinsi di Indonesia (Aceh, Jawa Timur, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Selatan) yang bertujuan untuk peningkatan mutu pelayanan publik. Program ini difokuskan pada penguatan pihak penyedia layanan (supply side) dan pihak pengguna layanan (demand side) di sektor pendidikan dasar, kesehatan dasar, dan perbaikan iklim usaha. Pada tahun ketiga, Program KINERJA menambah 4 kabupaten/kota lagi di Provinsi Papua yang bekerja khusus di sektor kesehatan. Peningkatan pelayanan tersebut dimaksudkan agar unit pelayanan dapat menyelenggarakan kegiatannya untuk pencapaian standar pelayanan publik (SPP), standar pelayanan minimal (SPM), dan standar nasional serta mencapai tujuan-tujuan MDG (Millennium Development Goals). Sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa DPRD dan Kepala Daerah mempunyai kedudukan yang setara dan bersifat kemitraan. Dalam kedudukan kerja yang setara tersebut tidak hanya terkandung makna kesetaraan dalam hal otoritas tetapi juga semestinya setara dalam hal tanggungjawab dan kapasitas dalam memastikan proses pemerintahan dan pembangunan berjalan dengan baik. Posisi DPRD dalam pemerintahan daerah memegang tiga peranan penting yaitu, legislasi, anggaran dan pengawasan, fungsi legislasi, merancang kebijakan-kebijakan serta regulasi yang mendukung terciptanya pelayanan publik yang baik dan standar. Fungsi budgeting, memastikan bahwa anggaran dialokasikan dengan tepat sasaran, efisien jumlah maupun waktunya, fungsi pengawasan, memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan peraturan daerah dan penggunaan anggaran. Memahami peranan DPRD yang sangat strategis, menimbulkan harapan yang besar dari masyarakat agar para wakil rakyat yang terpilih untuk periode saat ini (2014 2019) dapat menyuarakan aspirasi dan harapan masyarakat, melaksanakan tanggungjawab dan kapasitasnya untuk memastikan bahwa proses pemerintahan dan pembangunan berjalan dengan baik, dimana salah satu indikatornya adalah perbaikan pelayanan publik dasar berbasis standar. Diharapkan modul ini dapat membantu DPRD, Pemerintah daerah dan pihak-pihak lain yang ingin menerapkan tata kelola yang baik, khususnya dalam meningkatkan kapasitas DPRD dalam mewujudkan pelayanan publik yang berkualitas dan berstandar dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat. Jakarta, Oktober 2014 www.kinerja.or.id 1

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR 1 DAFTAR ISI 2 KISI KISI MODUL PENGUATAN PERAN DAN FUNGSI DPRD DALAM UPAYA 4 PERBAIKAN PELAYANAN PUBLIK MODUL 1 PENDAHULUAN 8 Sesi 1 11 - Orientasi Forum 11 - Pengantar 11 - Bahan Bacaan 1A : Pembelajaran Orang Dewasa 15 - Bahan Bacaan 1B : Pendidikan Partisipatif 17 - Bahan Presentasi 19 MODUL 2 PELAYANAN PUBLIK BERBASIS STANDAR 28 Sesi 1 28 - Teori dan Konsep Dasar Pentingnya Standar Pelayanan 28 - Standar Pelayanan Minimal (SPM) 31 a. Manajemen Publik Berbasis Kinerja 31 b. SPM: Dasar Teori, Pengertian, Manfaat dan Dasar Hukum 33 c. Strategi dalam SE Mendagri Tentang Percepatan Realisasi SPM 36 d. Kesimpulan 37 Sesi 3 38 Integrasi SPM dalam Perencanaan dan penganggaran 38 - Pengantar 38 MODUL 3 PERAN DAN FUNGSI DPRD DALAM PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK 42 BERBASIS STANDAR Sesi 1 42 Fungsi Legislasi, Budgeting, Controlling DPRD dalam Mendorong Pelayanan 42 Publik yang Adil dan Berkualitas - Pengantar 42 Sesi 2 58 Peran pengawasan DPRD terhadap setiap tahapan perencanaan dan 58 penganggaran daerah berbasis SPM - Pengantar 58 2 www.kinerja.or.id

Analisis Kebijakan Perencanaan dan Penganggaran Pencapaian SPM Bidang 62 Kesehatan Kabupaten Jayapura - Pengantar 62 Bahan Presentasi 68 www.kinerja.or.id 3

KISI KISI MODUL PENGUATAN PERAN DAN FUNGSI DPRD DALAM UPAYA PERBAIKAN PELAYANAN PUBLIK No Tujuan Instruksional Pokok Bahasan Bahan Belajar Metode Waktu 1 Peserta dapat saling Modul I. - BB1-1A: pembelajaran 1. Presentasi 90 Menit mengenal satu sama PENDAHULUAN orang dewasa 2. Curah lain dan memahami Sesi 1: Bina perkenalan - BB1-1B: pendidikan pendapat latar belakang, Sesi 2: Orientasi forum partisipatif 3. Diskusi tujuan dan metode - LPF1-1: Orientasi forum kelompok pembelanjaran. - TOR Pelatihan dan jadwal kegiatan - Tata Tertib Pelatihan 2 Peserta memahami Modul II. PELAYANAN - File Film pelayanan 120 Menit teori, dan konsep PUBLIK BERBASIS publik dasar Standar STANDAR - BB2-1: Standar Pelayanan Publik serta integrasinya ke dalam sistem Sesi 1: Teori dan konsep dasar pelayanan minimal (sebuah pengantar) - LPF2-1: Standar perencanaan dan Pelayanan Minimal penganggaran Pengantar daerah. Sesi 2: Standar layanan - BB 2-2: SPM diberbagai 120 Menit untuk pelayanan publik Bidang dan sektor dalam berbagai bidang - LPF2-2: Standar layanan sektor dalam berbagai bidang/ sektor Sesi 3: Integrasi SPM - Foto lapangan kondisi 120 Menit dalam perencanaan dan layanan Pendidikan, penganggaran daerah kesehatan Masyarakatdll - LPF2-3: Integrasi SPM dalam Perencanaan dan Penganggaran daerah - BB 2-3: Integrasi SPM dalam Perencanaan dan penganggaran daerah 4 www.kinerja.or.id

No Tujuan Instruksional 3 Peserta meningkat ketrampilannya dalam menjalankan fungsi pengawasan untuk peningkatan pelayanan publik berbasis Standar. Pokok Bahasan Bahan Belajar Metode Waktu Modul III. PERAN - BB 3-1: Optimalisasi 120 Menit DAN FUNGSI DPRD Fungsi DPRD dalam DALAM PENINGKATAN rangka peningkatan PELAYANAN PUBLIK kualitas pelayanan publik BERBASIS STANDAR di Bidang kesehatan Sesi 1 : Fungsi legislasi, - LPF 3-1A: Optimalisasi budgeting, controlling Fungsi DPRD dalam DPRD dalam mendorong rangka peningkatan pelayanan publik yang adil kualitas pelayanan publik dan berkualitas. di Bidang kesehatan - LKK 3-1: Data capaian jenis pelayanan SPM Kesehatan - LPF 3-1B : Pentingnya pelibatan para pihak dalam pengawasan pelayanan publik. Sesi 2 : Peran pengawasan DPRD terhadap perencanaan dan penganggaran daerah, pengelolaan dan pelaporan perangkat daerah berbasis SPM - LPF 3-2 : Siklus Perencanaan dan Penganggaran daerah berbasis SPM dan titik kritisnya. - LKK 3-2 A : Analisis RPJMD dan RKPD berbasisi SPM - LKK 3-2 B : Analisis Program dan kegiatan dalam APBD berbasis SPM - LKK 3-2 C : Analisis LKPJ Bupati/Walikota berbaisis SPM 120 Menit www.kinerja.or.id 5

No Tujuan Instruksional Pokok Bahasan Bahan Belajar Metode Waktu - BB 3-2 : Analisis Kebijakan Perencanaan dan Penganggaran pencapaian SPM bidang kesehatan Kabupaten Jayapura - Dokumen RPJMD, RKPD, APBD dan LKPJ Bupati/Walikota Sesi 3 : Peran Sekretariat DPRD dalam mendukung kinerja DPRD dalam pengawasan pelayanan publik berbasis standar - LPF 3-3 : Setwan urat nadi DPRD. - BB 3-3 A: Sekretariat DPRD sebagai urat nadi demokrasi - BB 3-3 B: Peran Strategis Sekretariat DPRD dalam mendorong percepatan pencapaian MDGs 120 Menit 6 www.kinerja.or.id

1 PENDAHULUAN www.kinerja.or.id 7

MODUL 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN Posisi DPRD dalam pemerintahan daerah memegang tiga peranan penting yaitu, legislasi, anggaran dan pengawasan. Latar belakang Sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa DPRD dan Kepala Daerah mempunyai kedudukan yang setara dan bersifat kemitraan. Dalam kedudukan kerja yang setara tersebut tidak hanya terkandung makna kesetaraan dalam hal otoritas tetapi juga semestinya setara dalam hal tanggung jawab dan kapasitas dalam memastikan proses pemerintahan dan pembangunan berjalan dengan baik. Posisi DPRD dalam pemerintahan daerah memegang tiga peranan penting yaitu, legislasi, anggaran dan pengawasan. Fungsi legislasi adalah merancang kebijakan-kebijakan serta regulasi yang mendukung terciptanya pelayanan publik yang baik dan berstandar. Fungsi budgeting, memastikan bahwa anggaran dialokasikan dengan tepat sasaran, efisien jumlah maupun waktunya. Fungsi Pengawasan adalah memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan peraturan daerah dan penggunaan anggaran. Namun demikian, selama ini DPRD dalam menjalankan fungsinya, dirasa belum mampu memberikan solusi yang efektif untuk menyelesaikan masalah-masalah mendasar yang dihadapi masyarakat. Berbagai harapan konstituen terhadap para wakil rakyat belum dapat terpenuhi, 8 www.kinerja.or.id

sehingga tingkat kepercayaan publik terhadap lembaga perwakilan semakin menurun (Survey Pol-Tracking tahun 2013 menunjukkan hanya 12,5 persen responden saja yang puas dengan kinerja parlemen). Ketidakpuasan tersebut lebih disebabkan oleh karena DPRD yang belum efektif dalam bekerja, belum representatif dalam kebijakan dan kinerja yang belum dapat dikatakan akuntabel. regulasi ini dimaksudkan untuk memberikan jaminan bahwa masyarakat akan menerima suatu pelayanan publik dari Pemerintah Daerah dengan mutu tertentu, berdasarkan target dan indikator yang telah ditetapkan. Dengan demikian hak minimal masyarakat dapat benar-benar terpenuhi, sehingga, pada akhirnya diharapkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintahnya akan meningkat. Memahami peranan DPRD yang sangat strategis, menimbulkan harapan yang besar dari masyarakat agar para wakil rakyat yang terpilih untuk periode saat ini (2014 2019) dapat menyuarakan aspirasi dan harapan masyarakat, melaksanakan tanggung jawab dan kapasitasnya untuk memastikan bahwa proses pemerintahan dan pembangunan berjalan dengan baik, dimana salah satu indikatornya adalah perbaikan pelayanan publik dasar berbasis standar. Hal ini sejalan dengan fungsi pemerintah dalam tata pemerintahan good governance bahwa, pelayanan yang standar dalam pelayanan publik yang dilaksanakan oleh pemerintah adalah merupakan hak rakyat sebagai pembayar pajak dan retribusi daerah. artinya rakyat berhak menerima pelayanan dan pemerintah berkewajiban menyediakannya, oleh karena itu Hubungan antara hak dan kewajiban tersebut haruslah jelas, transparan dan terukur. Salah satu upaya pemerintah dalam mendorong penyediaan pelayanan publik yang kualitasnya jelas, transparan dan terukur (berbasis strandar) adalah di terbitkannya Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan SPM (Standar Pelayanan Minimal) Program Kinerja - USAID mendorongkan gagasan memperbaiki efektifitas kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Daerah untuk perbaikan pelayanan publik khususnya urusan kesehatan dan pendidikan dasar, agar pelayanannya sesuai strandar dan lebih berkualitas, melalui lokarya Penguatan Peran dan Fungsi DPRD dalam Upaya Pemenuhan Pelayanan Publik Berbasis Strandar. Tujuan dan hasil Secara umum Tujuan pengembangan modul dalam Upaya Pemenuhan Pelayanan Publik Berbasis Strandar adalah memberikan panduan kepada penyelenggara dan fasilitator penguatan kepada DPRD dalam menjalankan fungsinya untuk perbaikan pelayanan publik berbasis standar. Sedangkan secara khusus penguatan kapasitas DPRD dalam menjalankan fungsinya untuk perbaikan pelayanan publik berbasis standar ini bertujuan untuk: 1. Memperkenalkan kepada DPRD tentang Konsep dasar pelayanan publik berbasis strandar, www.kinerja.or.id 9

Standar pelayanan publik dalam berbagai bidang dan sektor dan integrasinya dalam perencanaan dan penganggaran daerah 2. Meningkatkan ketrampilan DPRD dalam menjalankan fungsi pengawasan untuk peningkatan pelayanan publik berbasis Standar khususnya urusan kesehatan. 3. Meningkatkan peran Sekretariat DPRD dalam mendukung kinerja DPRD dalam pengawasan pelayanan publik berbasis standar Hasil yang diharapkan dari kegiatan penguatan kapasitas DPRD ini antara lain, 1. Peserta memahami teori, dan konsep dasar Pelayanan berbasis standar serta integrasinya ke dalam sistem perencanaan dan penganggaran daerah 2. Peserta meningkat ketrampilannya dalam menjalankan fungsi pengawasan untuk peningkatan pelayanan publik berbasis Standar 3. Pelayanan publik khususnya urusan kesehatan memenuhi standar pelayanan minimal yang telah ditetapkan. Sasaran kegiatan penguatan kapasitas DPRD Komponen Modul ini disusun berdasarkan beberapa komponen sebagai berikur: 1. PEMBUKAAN DAN ORIENTASI FORUM, yang berisi tentang panduan proses fasilitasi sesi a) Pembukaan, b) Perkenalan dan c) orientasi kegiatan. 2. PELAYANAN PUBLIK BERBASIS STANDAR, yang berisi panduan proses pembelajaran tentang a) Teori dan konsep dasar tentang pelayanan publik, b) Standar layanan untuk pelayanan publik dalam bidang Pendidikan dan Kesehatan, dan c) Integrasi SPM dalam perencanaan dan penganggaran daerah. 3. PERAN DAN FUNGSI DPRD DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK BERBASIS STANDAR, yang berisi panduan proses pembelajaran tentang a) Fungsi legislasi, anggaran dan pengawasan DPRD dalam mendorong pelayanan publik yang adil dan berkualitas, b) Peran pengawasan DPRD terhadap perencanaan dan penganggaran daerah, pengelolaan dan pelaporan perangkat daerah berbasis SPM, dan c) Peran Sekretariat DPRD dalam mendukung kinerja DPRD dalam pengawasan pelayanan publik berbasis standar. Yang menjadi kelompok sasaran dari lokakarya ini. 1. Pimpinan dan anggota DPRD yang terkait dengan urusan pendidikan dan kesehatan. 2. Perwakilan Skretariat dan staf DPRD yang terkait dengan tugas pengangaran. 10 www.kinerja.or.id

Orientasi Forum Setelah saling mengenal, mengetahui metodologi dan gambaran umum lokakarya diharapkan orientasi hati dan pikiran peserta dalam mengikuti lokakarya ini menjadi sama dan fokus, dengan demikian komunikasi akan mudah dan lancar serta suasana pembelajaran akan kondusif dan menyenangkan. Pengantar Sebelum berproses lebih lanjut dalam lokakarya, orientasi forum adalah merupakan tahap awal yang sangat penting, menurut konsep pendidikan partisipatif, lokakarya adalah sebagai ruang untuk belajar bersama antara Peserta, Fasilitator, Nara Sumber, dan juga Panitia pelaksana. Dengan orientasi forum yang cukup akan membantu setiap peserta dalam mengenali tujuan lokakarya, materi yang akan pelajari dan orang-orang yang terlibat didalamnya, dengan demikian dapat mendorong peserta pada pemahaman alur proses pembelajaran dan upaya-upaya untuk menciptakan suasana proses yang bebas, saling memahami dan membuat setiap orang didalamnya merasa nyaman. Orientasi lokakarya pada sesi awal ini selain untuk saling mengenal baik sesama peserta dengan fasilitator maupun panitia pelaksana juga untuk memberikan pengertian dan arahan kepada peserta bahwa Lokakarya yang diselenggarakan ini menggunakan metode atau pendekatan Pendidikan Partisipatif (Pendidikan Orang Dewasa), dengan orintasi forum pihak yang terlibat dalam forum ini juga dapat mengetahui gambaran umum tentang pelaksanaan lokakarya, latar belakang tujuan, capaian materi, metode dan aturan selama lokakarya berlangsung. TUJUAN Secara umum dalam sesi ini bertujuan agar semua pihak yang terlibat dalam forum ini dapat saling mengenal satu sama lain, memahami latar belakang, tujuan dan metode pembelanjaran sehingga tercipta suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan. Setelah sesi ini selesai, secara khusus peserta diharapkan mampu: Mengenali para peserta, fasilitator, panitia dan para pihak yang terlibat dalam lokakarya Memperjelas harapan dan tujuan umum peserta terhadap lokakarya Membantu peserta untuk memahami proses dan metode lokakarya selama berlangsung dengan model Pendidikan Orang Dewasa (POD). Memahami latar belakang, tujuan dan hasil yang diharapkan dari pelaksanaan lokakarya Peserta menyepakati kontrak belajar bersama menyangkut materi dan alokasi waktu tata tertib dan dan hal-hal lain yang menunjang produktifitas lokalatih. www.kinerja.or.id 11

POKOK BAHASAN Pengenalan diri peserta, fasilitator dan panitia Harapan peserta lokakarya dan kesepakatan pembelajaran. Proses dan metode lokakarya Tahapan dan pendekatan pendidikan bagi orang dewasa Latar belakang, tujuan dan hasil yang diharapkan dari lokakarya Kontrak belajar bersama menyangkut materi dan alokasi waktu tata tertib dan dan hal-hal lain yang menunjang produktifitas lokalatih. METODE Alat yang digunakan untuk memperlancar sesi ini: - Kertas dan Spidol berwarna - LCD proyektor - Metaplan - Whiteboard 90 Menit WAKTU PROSES FASILITASI Pengenalan diri peserta, fasilitator dan panitia (30 menit) - Presentasi - Brainstorming/ sumbang saran - Pertanyaan fokus - Diskusi terfokus BAHAN DAN PERALATAN Bahan yang diperlukan untuk sesi ini: - BB 1-1 A: pembelajaran orang dewasa - BB 1-1 B : pendidikan partisipatif - LPF 1-1: Orientasi forum - TOR Lokakarya dan jadwal kegiatan - Tata Tertib Lokakarya 1. Ucapkan selamat datang pada para peserta lokakarya. Berilah prakata singkat bahwa suasana yang diidealkan selama lokakarya ini adalah informal dan santai. Maka dari itu mintalah mereka bersikap senyaman mungkin dan bersikap aktif. 2. Jelaskan tujuan dan hasil yang ingin dicapai dari sesi perkenalan ini. 3. Fasilitator memperkenalkan diri dengan menyebutkan namanya, asal organisasi, dan peran dalam lokakarya 4. Minta para peserta untuk menyediakan selembar kertas dan menuliskan identitas (nama, alamat, jabatan dan cita-cita, hal-hal yang disukai atau tidak disukai). 12 www.kinerja.or.id

5. Peserta diminta untuk bertukar kertas identitas yang sudah diisi tersebut dengan peserta disebelahnya 6. Secara bergiliran masing masing peserta diminta untuk membacakan kertas identitas tersebut, bagi peserta yang diperkenalkan diminta untuk berdiri. 7. Fasilitator menutup acara perkenalan dan dilanjutkan dengan materi harapan peserta Lokakarya dan kesepakan pembelajaran Harapan peserta lokakarya dan kesepakatan pembelajaran (15 Menit) 1. Fasilitator meminta peserta memikirkan harapan mereka terhadap lokakarya ini kemudian menuliskannya kedalam kertas metaplan dengan huruf besar. 2. Jika perlu berikan contoh cara menuliskannya dalam kertas metaplan dan batasi 3 harapan untuk setiap peserta. 3. Kumpulkan setiap kertas metaplan baca yang keras dan tempel di dinding ruang lokakarya (Kertas plan). 4. Fasilitator memandu diskusi peserta untuk mengelompokkan harapan-harapan peserta yang telah ditempel, berdasarkan kategori: Proses, Metode, Materi dan waktu lokakarya. 5. Tayangkan jadwal dan materi lokakarya dan bandingkan dengan harapan peserta terhadap lokakarya, jika ada perbedaan baik waktu, materi maupun lainnya diskusikan dengan peserta untuk di persamakan, Selanjutnya untuk disepakati menjadi bahan kontrak belanjar kita pada sesi berikutnya. Proses dan metode lokakarya dan Tahapan dan pendekatan pendidikan bagi orang dewasa (15 menit) 1. Fasilitator menayangkan LPF 1 Daur Pendidikan bagi Orang Dewasa dan prinsip-prinsipnya yang akan dipakai sebagai pendekatan metodologi dalam lokakarya ini 2. Mintalah kepada peserta untuk menanggapinya dengan mengajak peserta melakukan sumbang saran (brainstorming) tentang proses dan metode lokakarya yang kita pergunakan sesuai dengan materi yang akan disampaikan, arahkan peserta untuk memberi tambahan, tanggapan dan pertanyaan. 3. Berikan ilustrasi verbal maupun gambar yang memudahkan peserta membedakan pendekatan belajar gaya sekolah dan pendekatan POD. Latar belakang, tujuan dan hasil yang diharapkan dari pelaksanaan lokakarya (15 menit) - Sampaikan poin-poin penting latar belakang, tujuan dan hasil yang diharapkan dari lokakarya Peningkatan Kapasitas DPRD dalam Mendorong Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan (sesuai TOR yang dikirim kepada peserta) dalam bentuk slide Power point di LCD proyektor Kontrak belajar bersama menyangkut materi dan alokasi waktu tata tertib dan dan hal-hal lain yang menunjang produktifitas lokalatih (15 menit). www.kinerja.or.id 13

MODUL I. PENDAHULUAN 1. Fasilitator mempersilahkan peserta untuk membuka/melihat TOR kegiatan dan Rencana Jadwal tentative panitia untuk disepakati bersama tentang Waktu belajar, Materi, dll. 2. Fasilitator mengajak peserta untuk membuat Tata tertib dan sanksi lokakarya agar proses lokakarya nyaman untuk semua orang. 3. Tanyakan kepada peserta apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam lokakarya ini, catat semua usulan peserta dan sepakati menjadi tata tertib lokakarya dan sangsinya. 4. Fasilitator menutup sesi ini dengan menekankan pentingnya mentaati apa yang sudah disepakati bersama, dengan demikian diharapkan semua yang terlibat dalam lokakarya merasa nyaman. 14 www.kinerja.or.id

BAHAN BACAAN 1A PEMBELAJARAN ORANG DEWASA Pembelajaran orang dewasa mempunyai pendekatan, ruang lingkup, tujuan, dan strategi yang berbeda dengan pembelajaran untuk anakanak. Pembelajaran orang dewasa dititikberatkan pada belajar secara berkelanjutan sepanjang hayat untuk mempelajari keterampilan yang dapat digunakan untuk mengarahkan diri sendiri. Namun demikian, sama halnya dengan anak-anak, di dalam menjalankan proses pembelajarannya, orang dewasa menyukai belajar dalam kondisi bebas, belajar melalui interaksi dengan sesama, tidak menyenangi hafalan, lebih mengutamakan hal-hal praktis dan pemecahan masalah. Pengalaman dan bukan wadah kosong Pembelajaran bukanlah suatu proses dimana sang ahli menuangkan pengetahuannya ke dalam kepala kosong para peserta pelatihan. Oleh sebab itu fasilitator perlu mengetahui pengalaman peserta sebelum pelatihan. Pengalaman menghasilkan peta kognitif, suatu alat yang membantu kita menyerap informasi baru, yaitu hal-hal yang didengar dan dilihat selama pelatihan. Oleh karena pengalaman yang dialami berbeda-beda, maka setiap orang memiliki peta yang berbeda pula. Oleh sebab itu di dalam pelatihan sebaiknya: Peserta diperlakukan sebagai individu-individu yang berbeda satu sama lainnya, Peserta banyak diberi pertanyaan dan tugastugas individu, Peserta diberi latihan individual karena semua orang akan mampu belajar kalau menggunakan caranya sendiri, Memberdayakan peserta sebagai sumberdaya pelatihan, Memberi kesempatan kepada peserta untuk mengkaitkan informasi/pengalaman yang baru diterima dengan pengalaman sebelumnya. Pembelajaran dewasa bukanlah suatu proses dimana sang ahli menuangkan pengetahuannya ke dalam kepala kosong para peserta pelatihan. Oleh sebab itu fasilitator perlu melakukan analisis pengalaman peserta sebelum pelatihan, misalnya melalui perkenalan dan curah pendapat. Dengan demikian pelatihan dikelola menggunakan metode partisipatoris. Beberapa prinsip pembelajaran yang penting diperhatikan/diterapkan dalam pelatihan adalah sebagai berikut: www.kinerja.or.id 15

MODUL I. PENDAHULUAN Berbagi dan menganalisis pengalaman melalui dialog sesama peserta, Keterlibatan yang aktif dalam memilih topik pelatihan, pemrograman dan evaluasi hasil pelatihan; dengan cara ini mereka akan menganggap isi pelatihan ini sebagai milik mereka, Menemukan penyebab-penyebab permasalahan serta menemukan sendiri pemecahannya, Berbuat dan melakukan eksperimen dalam menemukan jawaban, Relevansi materi yang dilatihkan, Penekanan pada nilai-nilai yang praktis yang dapat diaplikasi, Reflektif. Orang dewasa sulit melupakan sesuatu yang pernah dipelajari Biasanya pelatihan dianggap mempelajari pengetahuan dan ketrampilan baru yang bisa dimasukkan pada salah satu tempat di peta kognitif. Tujuan ini dapat berhasil jika apa yang dilatihkan merupakan hal baru atau yang dibutuhkan oleh orang dewasa. Selama kehidupan, orang dewasa sudah mengembangkan perilaku dan pola berfikir yang relatif kaku yang sudah menjadi kebiasaannya, dan mereka tidak ingin melepaskannya. Oleh sebab itu orang dewasa ragu menerima sesuatu yang dirasakan tidak dikenal. Sebagai contoh: kalau diperkenalkan suatu pendekatan pembelajaran baru yang melibatkan perubahan praktik mengajar, salah satu alasan penolakan terhadap perubahan tersebut adalah pola-pola perilaku/kebiasan yang sudah ada. Sebagai contoh lain: mereka tidak mungkin membicarakan manfaat suatu konsep penilaian baru kalau mereka tidak percaya pada kebenaran dan manfaat konsep penilaian tersebut. Pelatih perlu memastikan bahwa ada sistem yang mendukung tujuan pelatihan setelah peserta kembali ke tempat kerja. 16 www.kinerja.or.id

BAHAN BACAAN 1B PENDIDIKAN PARTISIPATIF Pendidikan partisipatif mensyaratkan adanya proses learner centered (peserta didik sebagai pusat). Siapapun yang terlibat proses pembelajaran dipandang sebagai orang yang memiliki kemampuan aktif untuk merencanakan arah, memiliki bahan dan materi yang dianggap bermanfaat, memikirkan cara terbaik untuk belajar, menganalisis dan menyimpulkan serta mampu mengambil manfaat pendidikan. Dalam metode ini fungsi guru hanyalah sebagai fasilitator. Dengan proses demikian, beberapa karakteristik pendidikan partisipatif antara lain: Belajar Dari Pengalaman Yang dipelajari bukan ajaran (teori, pendapat, kesimpulan, dll) dari seseorang, tetapi keadaan nyata masyarakat atau pengakuan seseorang yang terlibat dalam keadaan nyata tersebut. Hal ini mengakibatkan tidak ada otoritas seseorang yang lebih tinggi dari yang lain. Tidak Menggurui Dalam metode ini tidak ada guru dan tidak ada murid yang digurui. Semua yang terlibat dalam proses pendidikan ini adalah guru sekaligus murid pada suatu yang bersamaan. Dialogis Karena tidak ada guru ataupun murid, maka proses yang berlangsung tidak merupakan proses belajar mengajar yang bersifat satu arah, tetapi proses komunikasi dalam bentuk kegiatan interaktif (diskusi kelompok, bermain peran dsb) dan media (alat peraga, audio visual dsb) yang lebih memungkinkan terjadinya dialog kritis antara semua orang yang terlibat dalam proses pelatihan tersebut. Pedoman proses belajar dalam pendidikan partisipatif adalah daur belajar dari pengalaman yang distrukturkan (structural experiences learning cyrcle), seperti yang tergambar di bawah ini. Pendidikan Partisipatif terwujud bila terdapat keterlibatan individu secara sadar kedalam proses interaksi sosial kependidikan. Dengan pengertian itu, peserta didik bisa berpartisipasi bila dia menemukan dirinya dengan atau dalam kelompok, melalui berbagai proses berbagi dengan orang lain dalam hal nilai, tradisi, perasaan, kesetiaan, kepatuhan dan tanggung jawab bersama. www.kinerja.or.id 17

MODUL I. PENDAHULUAN Melakukan/Mengalami Menerapkan Mengungkapkan Menyimpulkan Mengolah/Menganalisa Berdasar pada pemahaman itu, agar mampu berpartisipasi seseorang perlu berproses, dan proses itu ada dalam dirinya dan dengan orang lain. Kemampuan seseorang jelas berbeda, sehingga kemampuan partisipasi seseorang jelas juga akan berbeda, dalam jumlah dan mutunya. Dengan upaya yang sungguh-sungguh dan terencana, partisipasi seseorang maupun partisipasi kelompok akan bisa ditingkatkan. Implikasi dari pengertian itu, setiap individu dalam kelompok adalah pelaku pendidikan, yang berhak menetapkan segala sesuatu berdasar pada tata nilai, tradisi, kemampuan, tujuan dan bagaimana cara mencapai tujuan pendidikan. 18 www.kinerja.or.id

BAHAN PRESENTASI LOKAKARYA dalam Upaya Pemenuhan Pelayanan Publik Berbasis Strandar Tujuan Lokakarya Memperkenalkan Konsep dasar pelayanan publik berbasis strandar. Standar pelayanan publik dalam berbagai bidang dan sektor. Integrasi SPM dalam perencanaan dan penganggaran daerah. Meningkatkan Ketrampilan DPRD dalam menjalankan fungsi pengawasan untuk peningkatan pelayanan publik berbasis Standar. Peran Sekretariat DPRD dalam mendukung kinerja DPRD dalam pengawasan pelayanan publik berbasis standar. www.kinerja.or.id 19

MODUL I. PENDAHULUAN Hasil Lokakarya Peserta memahami teori, dan konsep dasar Pelayanan berbasis standar serta integrasinya ke dalam sistem perencanaan dan penganggaran daerah. Peserta meningkat ketrampilannya dalam menjalankan fungsi pengawasan untuk peningkatan pelayanan publik berbasis Standar. Perkenalan Nama, Alamat, Jabatan dan cita-cita, Hal-hal yang disukai dan yang tidak disukai 20 www.kinerja.or.id

Harapan Peserta pelatihan dan kesepakatan pembelajaran 1.... 2.... 3.... Materi Pelatihan 1 Pelayanan Publik berbasis Standar Sesi 1: Teori dan konsep dasar. Sesi 2: Standar layanan untuk pelayanan publik dalam berbagai bidang sektor. Sesi 3: Integrasi SPM dalam perencanaan dan penganggaran daerah. www.kinerja.or.id 21

MODUL I. PENDAHULUAN Materi Pelatihan 2 Peran dan Fungsi DPRD Dalam peningkatan Pelayanan Publik Berbasis Standar Sesi 1: Fungsi legislasi, budgeting, controlling DPRD dalam mendorong pelayanan publik yang adil dan berkualitas. Sesi 2: Peran pengawasan DPRD terhadap perencanaan dan penganggaran daerah, pengelolaan dan pelaporan perangkat daerah berbasis SPM. Sesi 3: Peran Sekretariat DPRD dalam mendukung kinerja DPRD dalam pengawasan pelayanan publik berbasis standar. Pembukaandan perkenalan Orientasi dan Pre Test Materi : Pelayanan Publik Berbasis Standar Penutup Materi : Peran dan fungsi DPRD dalam peningkatan pelayanan publik berbasis Standar Materi: Teknik dan strategi advokasi Rencana Tindak Lanjut dan Post test 22 www.kinerja.or.id

Daur Belajar Orang Dewasa Melakukan/Mengalami Menerapkan Mengungkapkan Menyimpulkan Mengolah/Menganalisa Prinsip Belajar Orang Dewasa BELAJAR DARI PENGALAMAN. PARTISIPATIF. Keterlibatan peserta menjadi kunci keberhasilan SPONTANITAS. Proses belajar apa adanya, jujur dan tidak dibuat-buat. PERSAMAAN. Semua peserta adalah sama, semua merupakan sumber belajar yang sederajat dan setara. www.kinerja.or.id 23

MODUL I. PENDAHULUAN Norma Norma yang disepakati dalam Lokakarya 1.... 2.... 3.... Agenda dan Waktu Kegiatan Sesi Materi Waktu Hari Pertama Pembukaan dan Pembukaan, Perkenalan dan 08.00 09.45 Orientasi forum orientasi forum Istirahat 09.45 10.00 PELAYANAN PUBLIK BERBASIS SANDAR Teori dan konsep dasar 10.00 12.00 Istirahat 12.00 13.00 Standar layanan untuk pelayanan 13.00 15.00 publik dalam berbagai bidang sektor Istirahat 15.00 15.15 Integrasi SPM dalam perencanaan dan penganggaran daerah 15.15 17.15 24 www.kinerja.or.id

Agenda dan waktu kegiatan.... lanjutan Sesi Materi Waktu Hari kedua Peran dan fungsi DPRD dalam peningkatan pelayanan publik berbasis standar Fungsi legislasi, budgeting, controlling DPRD dalam 08.00 10.00 mendorong pelayanan publik yang adil dan berkualitas. Istirahat 10.00 1015 Peran pengawasan DPRD terhadap peren canaan dan 10.15 12.15 penganggaran daerah, pengelolaan dan pelaporan perangkat daerah berbasis SPM. Istirahat 12.15 13.15 Peran Sekretariat DPRD dalam mendu kung kinerja DPRD 13.15 15.15 dalam pengawasan pelayanan publik berbasis standar Rencana Tindak Lanjut 15.15 16.30 Penutupan 16.30 17.00 PERAN DAN FUNGSI DPRD DALAM PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK BERBASIS STANDAR Sesi 1 : Fungsi legislasi, budgeting, controlling DPRD dalam mendorong pelayanan publik yang adil dan berkualitas pengawasannya terhadap pelayanan publik. Sesi 2 : Peran pengawasan DPRD terhadap perencanaan dan penganggaran daerah, pengelolaan dan pelaporan perangkat daerah berbasis SPM. Sesi 3 : Identifikasi potensi dukungan DPRD dalam menjalankan peran pengawasan pelayanan publik berbsis SPM. www.kinerja.or.id 25