HUBUNGAN PERSEPSI KEADILAN KOMPENSASI DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PT. AGUS JAYA MOJOKERTO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan terjadinya perubahan hampir disemua sektor

PENGARUH PERSEPSI KARYAWAN TENTANG KEADILAN KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA DI PERUSAHAAN X. Wahyudhi Sutrisno ABSTRACT

HUBUNGAN ANTARAKEPUASAN KERJA DENGAN KEDISIPLINAN KERJA PADA KARYAWAN HAPPY PUPPY SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu organisasi atau perusahaan, karena sumber daya manusia itu sendiri

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel variabel yang diteliti yaitu kompensasi dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan penelitian

DETERMINAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. X MEDAN. BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan

PERCEPTION OF COMPENSATION AND JOB SATISFACTION ON EMPLOYEES OF PT KUDA INTI SAMUDERA, SEMARANG

fasilitas-fasilitas, meliputi: media pembelajaran, ruang kantor, tempat

PENGARUH INSENTIF MATERIAL DAN NON MATERIAL TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN

HUBUNGAN PERSEPSI LINGKUNGAN KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PERUSAHAAN X

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. a. Variabel Terikat (Y) : Prestasi Kerja Karyawan

INTUISI Jurnal Ilmiah Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN. Masalah yang menjadi inti dalam penelitian ini memiliki ketergantungan

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Populasi adalah suatu kelompok atau kumpulan subjek atau objek yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. banyak menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya manusia sebagai tenaga kerja tidak dapat disangkal lagi, bahwa

ESENSI, Vol. 19 No. 2 / 2016 PENINGKATAN PRODUKTIFITAS KERJA MELALUI PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMENUHAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN DIV. PEMASARAN PT.

HARGA DIRI, ORIENTASI KONTROL, DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN

ANALISIS KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PT. IDS MARKETING INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menunjang pembangunan agar dapat berperan dalam pembangunan negara. Untuk

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KOMPENSASI DAN SEMANGAT KERJA PADA KARYAWAN OPERASIONAL PT KAI (PERSERO) PURWOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. sasaran yang harus dicapai yaitu pencapaian laba dan prinsip kegiatan ekonomis

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah sumber daya yang berbeda dari faktor produksi lainnya

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN PT. WANGSA JATRA LESTARI PAJANG KARTASURA

Aktualisasi Diri dan Persepsi Terhadap Pelaksanaan Pelatihan Pada Karyawan PT. Pelindo

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT. TSUKASA MANUFACTURING OF INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN. yang hati hati, teratur dan terus menerus, sedangkan untuk mengetahui bagaimana

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor penting dalam pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. baik swasta maupun publik untuk meningkatkan kualitas produk atau jasa yang

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL. Erick Wibowo

Pengaruh Kompensasi Dan Motivasi Terhadap Kepuasan Dan Kinerja Karyawan Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Lumajang

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN

BAB V ANALISA DATA DAN INTERPRETASI

BAB III METODE PENELITIAN. sejak awal hingga akhir penelitian. Pendekatan kuantitatif yaitu penlitian tentang

BAB I. Era globalisasi telah melanda berbagai aspek kehidupan manusia, dimana

Perbedaan Tingkat Kepuasan Kerja Berdasarkan Besar Kompensasi Pada Profesi Guru. Ade Prastya Nugraha. Prof. Dr. A.M.

BAB III METODE PENELITIAN. ada, penulis menggunkan desain penelitian kausal karena penelitian ini

ABSTRACT. Keyword: financial compensation, no financial compensation, job satisfaction, achievement employee work ABSTRAK

PENGARUH KOMPENSASI, KESEJAHTERAAN, DAN IKLIM KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA BPJS KESEHATAN MANADO

HUBUNGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP INTENSI KELUAR KARYAWAN PADA PT. PURNA GRAHA ABADI TASIKMALAYA. Oleh: Reza Rizky Aditya

BAB III METODE PENELITTIAN. kepuasan kerja dengan komitmen organisasi. Dalam penelitian ini variabel yang diteliti yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran angka tersebut, serta penampilan

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KOMPENSASI DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN LUWES GADING

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA

Universitas Diponegoro,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penting yang harus terbentuk di lingkungan kerja. Sebab, kepuasa kerja akan

METODELOGI PENELITIAN. Data penelitian ini diperoleh dari jawaban responden terhadap pertanyaan yang diajukan,

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA (Studi pada Karyawan Perum Perhutani Ngawi)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. analisis (Hadi, 2000). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. SDM dapat menciptakan efisiensi dan efektifitas perusahaan. Tidak dapat

MAKSI Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN. KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT. PUPUK KALTIM Tbk

PELATIHAN MANAJEMEN DIRI DAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA KARYAWAN PT. KRAKATAU STEEL CILEGON

PENGARUH KOMPENSASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN TOKO BUKU TOGAMAS SOLO. (Study Kasus Pada Karyawan Toko Buku Togamas Solo )

KEPUASAN KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) PADA KARYAWAN

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA DI PT. PERTIWI AGUNG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang disebut Teori Dua Faktor atau Two Factor Theory yang terdiri atas: faktor hygiene, yaitu

HUBUNGAN KEPUASAN TERHADAP GAJI DENGAN ETOS KERJA KARYAWAN KPRI DI KOTA SEMARANG

HALAMAN PENGESAHAN. Artikel Ilmiah

ABSTRAK. Kata Kunci : Kompensasi, Motivasi, dan Kinerja. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variabel terikat (Y): Motivasi Kerja Karyawan

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. ilmiah atau untuk pengujian hipotesis suatu penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PASAMAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (Studi pada Karyawan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Malang)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan

Kata kunci : Kompensasi, Pengembangan Karir dan Komitmen Organisasi

PENGARUH KARAKTERISTIK PEKERJAAN DAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI DINAS PENGELOLAAN PASAR KOTA BANJARMASIN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN KERJA, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. PERTAMINA RU VI BALONGAN

Bab 3 Metode Penelitian. 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesa Variabel Penelitian dan Devinisi Operasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi pada perusahaan Keramik Pondowo malang, dengan hasil penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Kerja (Job Satifaction) seharusnya pekerja terima. Menurut As ad (2004) kepuasan kerja adalah keadaan

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA DENGAN MOTIVASI KERJA PEGAWAI BAGIAN SEKRETARIAT DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, variable satu dengan variable yang lain.

BAB III METODE PENELITIAN. teori-teori yang ada melalui pengukuran variabel-variabel dengan prosedur

HUBUNGAN PERSEPSI TERHADAP SENSE OF HUMOR PIMPINAN DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT. X

HUBUNGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN PADA HOTEL MERPATI PONTIANAK

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP JENJANG KARIR DENGAN KEPUASAN KERJA

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian desktiptif. Sugiyono

INTENSITAS KOMUNIKASI, MOTIVASI KERJA, DAN KINERJA TENAGA KEPENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam setiap perusahaan yang merupakan sebuah organisasi bisnis,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

HUBUNGAN PERSEPSI KEADILAN KOMPENSASI DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PT. AGUS JAYA MOJOKERTO ARTIKEL OLEH PRADNYA DAHNIAR ARDINI NIM 409112420738 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS PENDIDIKAN PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI MEI 2013

HUBUNGAN PERSEPSI KEADILAN KOMPENSASI DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PT. AGUS JAYA MOJOKERTO Pradnya Dahniar Ardini (pradnya.dahniar@yahoo.com) Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Malang Abstrak Perusahaan memerlukan karyawan yang memiliki kepuasan kerja yang tinggi untuk dapat memenangkan persaingan usaha. Kepuasan kerja karyawan ini dipengaruhi oleh persepsi keadilan kompensasi, yaitu pandangan karyawan terhadap kompensasi yang diterimannya dari perusahaan. Kepuasan kerja karyawan dipengaruhi oleh persepsi keadilan kompensasi. Alat ukur dalam penelitian ini adalah skala persepsi keadilan kompensasi dan skala kepuasan kerja. Subjek penelitian ini dilakukan kepada karyawan PT Agus Jaya Mojokerto dengan 33 orang karyawan. Metode penelitian adalah kuantitatif deskriptif korelasional. Analisis korelasi menggunakan Product Moment. Uji analisis product moment diperoleh nilai korelasi sebesar 0,632. Hasilnya menunjukkan ada hubungan korelasi antara variabel persepsi keadilan kompensasi dengan kepuasan kerja pada karyawan PT Agus Jaya. Ini menunjukkan bahwa kompensasi yang diberikan perusahaan mampu membentuk kepuasan kerja karyawan. Kata Kunci: Persepsi, Keadilan Kompensasi, Kepuasan Kerja. Abstract Companies need employees who have high job satisfaction to be able to win the competition. The employee job satisfaction is influenced by perceptions of compensation fairness, the employees views forwards the compensation that they receive from the company. The employee job satisfaction is influenced by perceptions of compensation fairness. Gauges in this research is the perception of compensation fairness scale and job satisfaction scale. The subject of this research is 33 employees of PT Agus Jaya Mojokerto. The research is used correlational descriptive quantitative. The analysis for the correlation is used Product Moment. Test product moment analysis is obtained correlation value 0.632. The result shows to be correlation between of compensation fairness scale and job satisfaction scale on PT Agus Jaya. This shows that the compensation provided by the company could build employee satisfaction. Keywords: Perception, Justice Compensation, Job Satisfaction

Adanya perlakuan yang baik dan positif terhadap karyawan, diharapkan dapat meningkatkan kepuasan kerja yang tinggi dengan pemberikan kompensasi yang layak dan adil. Dengan kompensasi yang diberikan kepada karyawan diharapkan dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas dan kinerja karyawan sehingga keuntungan pabrik bisa meningkat pesat. Perusahaan yang telah menyadari pentingnya tingkat kepuasan kerja karyawan, akan selalu memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kepuasan kerja karyawan salah satunya adalah memberi kompensasi yang adil dan layak. Robbins mengemukakan pendapat yang senada dengan pendapat Ghiselli & Brown bahwa kompensasi yang adil akan meningkatkan kepuasan kerja. Kompensasi yang diterima bila dipersepsikan adil sesuai dengan harapan, tingkat penggajian, dan ketrampilan karyawan akan menimbulkan kepuasan kerja (Yuwono dan Khajar, 2005). Persepsi dipengaruhi oleh pelaku persepsi, target, dan situasi (Robbins, 1996). Persepsi karyawan dalam memandang kompensasinya dapat dipengaruhi oleh karyawan itu sendiri. Kebutuhan karyawan yang ingin dipenuhi dan harapanharapan karyawan tentang penghasilan atau kompensasi yang akan diterima dapat mempengaruhi persepsi karyawan terhadap kompensasi. Faktor yang lain yang dapat mempengaruhi persepsi karyawan terhadap kompensasi adalah situasi dan target atau karakteristik objek persepsi. Situasi yang dialami seorang karyawan akan mempengaruhi persepsi karyawan terhadap kompensasi. Apabila karyawan bekerja pada perusahaan yang sangat menghargai dan menerapkan prinsip keadilan organisasional, maka karyawan tersebut dapat memiliki persepsi yang positif terhadap kompensasi karena merasa dan percaya bahwa kompensasi yang

diterimanya sudah diberikan secara adil. Karakteristik objek persepsi dalam hal ini adalah kompensasi yaitu kompensasi yang diberikan layak dan adil akan mempengaruhi persepsi karyawan terhadap kompensasi. Apabila kompensasi diberikan secara adil dan layak dapat membuat karyawan memiliki persepsi yang positif terhadap kompensasi. Persepsi dapat mempengaruhi perilaku seseorang maka karyawan yang mempunyai pandangan positif terhadap kompensasi dari perusahaan yaitu apabila kompensasi dianggap adil, maka karyawan akan lebih merasa puas terhadap pekerjaannya sehingga motivasi dan produktivitas atau kinerja karyawan akan meningkat. Persepsi adalah proses dimana kita mengorganisasikan dan menafsirkan pola stimulus dalam lingkungan (Atkinson, et. al. 1983). Persepsi berkenaan dengan fenomena dimana hubungan antara stimulus dan pengalaman lebih kompleks dari pada proses sensasi. Menurut Rakhmat (1998), persepsi merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi merupakan proses pemberian makna terhadap stimulus indera. Salah satu jenis imbalan adalah imbalan finansial atau kompensasi. Kompensasi berhubungan dengan imbalan finansial yang diterima oleh orangorang melalui hubungan kepegawaian mereka dengan sebuah organisasi. Pemberian kompensasi harus berdasar atas asas adil dan layak (Hasibuan, 2000). Asas adil yaitu besarnya kompensasi yang dibayar harus disesuaikan dengan prestasi kerja, jenis pekerjaan, masa kerja, resiko pekerjaan, tanggung jawab, dan

jabatan pekerja. Asas layak yaitu kompensasi yang diterima karyawan dapat memenuhi kebutuhannya pada tingkat normatif yang ideal. Keadilan kompensasi merupakan perbandingan yang adil antara segala bentuk imbalan finansial yang diterima karyawan sebagai bagian dari hubungan kepegawaian yang dengan usaha yang telah disumbangkan kepada perusahaan atau dengan karyawan lain yang memiliki kualifikasi pekerjaan dan jabatan yang sama. Persepsi merupakan suatu proses penilaian, pengorganisasian dan penafsiran terhadap objek persepsi sehingga individu menyadari dan mengerti objek persepsi tersebut. Keadilan kompensasi merupakan perbandingan yang adil antara segala bentuk imbalan finansial yang diterima karyawan sebagai bagian dari hubungan kepegawaian yang dengan usaha telah disumbangkan kepada perusahaan atau dengan dengan karyawan lain yang memiliki kualifikasi pekerjaan dan jabatan yang sama. Kompensasi diberikan secara adil maka karyawan akan lebih terpuaskan dan termotivasi untuk mencapai sasaran-sasaran organisasi. Jadi, persepsi keadilan kompensasi merupakan penilaian karyawan secara individual yang dirasakan adil atau tidak adil atas imbalan finansial yang diterimanya sebagai ganti kontribusi mereka terhadap perusahaan. Menurut Greenberg & Baron (1997), kepuasan kerja adalah reaksi kognitif, afektif, dan evaluatif dari individu yang mencerminkan pengalamanpengalaman yang menyenangkan terhadap pekerjaannya serta harapanharapannya terhadap masa depan. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan

seseorang terhadap pekerjaannya yang nampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya. Seorang karyawan yang puas akan lebih menyukai situasi kerjanya dan merasa senang terhadap pekerjaannya (Locke dalam Munandar, 2001). Kepuasan kerja adalah suatu keadaan atau sikap yang mempunyai individu terhadap pekerjaannya. Kepuasan dapat berpengaruh pada peningkatan dan kualitas kerja (Maryadi, 2012). 1. Faktor-Faktor Kepuasan Kerja Faktor-faktor yang menentukan kepuasan kerja menurut Yuwono dan Khajar (2005) antara lain: a. Pekerjaan itu sendiri Pekerjaan yang dapat memuaskan karyawan adalah pekerjaan yang memberikan status pada karyawannya. Karyawan cenderung menyukai pekerjaan yang menawarkan bermacam tugas dan tantangan yang dapat mengembangkan potensi dirinya. b. Gaji atau insentif Seseorang bekerja untuk mendapatkan imbalan yang bersifat finansial, atau untuk mendapatkan sumber pendapatan yang akan meningkatkan status sosialnya atau standar kehidupannya. Karyawan menginginkan sistem kompensasi dan kebijakan promosi yang adil yang didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan individu, dan standar pengupahan. Gaji atau kompensasi yang dipersepsikan adil menurut karyawan akan menyebabkan kepuasan kepuasan kerja pada karyawan tersebut.

c. Kesempatan mendapat promosi, supervisi, kolega kerja Kesempatan mendapat promosi, supervisi, kolega kerja yang bagus akan mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan kerja. Adanya kesempatan promosi jabatan yang adil, mutu pengawasan yang bagus dari atasan, dan hubungan antar karyawan yang harmonis dalam perusahaan akan meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Persepsi karyawan dalam memandang kompensasinya dapat dipengaruhi oleh karyawan itu sendiri. Kebutuhan karyawan yang ingin dipenuhi dan harapanharapan karyawan tentang penghasilan atau kompensasi yang akan diterima dapat mempengaruhi persepsi karyawan terhadap kompensasi. Dalam penelitian ini, kompensasi yang diterima karyawan sesuai dengan harapannya, maka dapat menyebabkan karyawan memiliki persepsi yang positif terhadap kompensasi. Hubungan kompensasi dan kepuasan kerja menurut Igalens dan Roussel (1999) mengemukakan bahwa flexible pay dan benefits dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Interaksi antara kompensasi dan kepuasan kerja dibangun berdasarkan persepsi adanya kepuasan atas fixed pay level, flexible pay level, benefit level, dan administration of compensation yang diberikan oleh perusahaan terhadap karyawan.

METODE Subjek Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Agus Jaya Mojokerto yang terdiri atas 33 karyawan. Subjek penelitian yang sesuai dengan karakteristik subjek penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kuantitatif deskriptif korelasi. Penelitian kuantitatif deskriptif korelasi bertujuan untuk mengungkapkan hubungan antar variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini hubungan persepsi keadilan kompensasi dengan kepuasan kerja pada sampel yang ada dalam PT. Agus Jaya. Rancangan Penelitian PERSEPSI KEADILAN KOMPENSASI (X) KEPUASAN KERJA (Y) Alat Ukur Alat ukur yang digunakan adalah skala persepsi keadilan kompensasi yang merupakan aspek-aspek dalam persepsi yang dikemukakan oleh Branca dalam teorinya. Dan skala kepuasan kerja yang telah dikemukakan oleh Locke yang meliputi beberapa aspek. Untuk skala persepsi keadilan kompensasi, meliputi aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek konatif. Sedangakan skala kepuasan kerja,

meliputi aspek; isi pekerjaan, imbalan, promosi jabatan, kondisi kerja, rekan kerja, dan pengawasan atau penyeliaan. Kedua skala sudah disusun dan menjadi alat ukur yang siap diujikan. Skala tersebut diujikan kepada karyawan yang memiliki karakteristik yang mirip dengan subjek penelitian yang asli. Pengujian atau uji coba skala dilakukan di pabrik sepatu Mojokerto, dan subjek berjumlah 40 karyawan. Berdasarkan uji coba yang dilakukan untuk skala persepsi keadilan kompensasi diperoleh 46 item yang valid dari keseluruhan 54 item asli. Sedangkan, skala kepuasan kerja diperoleh 41 item valid dari keseluruhan 60 item asli. Dari perhitungan menggunakan SPSS 16.0 maka diperoleh koefisien reliabilitas skala persepsi keadilan kompensasi sebesar 0,951 dan skala kepuasan kerja sebesar 0,917. Berdasarkan reliabilitas diatas dapat disimpulkan bahwa skala persepsi keadilan kompensasi berada dalam kategori positif, dan skala kepuasan kerja berada dalam kategori tinggi. Jenis Instrumen berikut : Data yang diperlukan dikumpulkan dengan menggunakan 2 skala sebagai 1. Skala Persepsi Keadilan Kompensasi yang disusun berdasarkan teori dari Branca, dan model penskalaan Likert. Contoh:

No Pernyataan SS S TS STS 2. Saya merasa senang sudah diperlakukan adil dalam menerima insentif diperusahaan ini. 13. Saya merasa senang dengan gaji di perusahaan ini yang sudah sesuai dengan standar gaji di pasar tenaga kerja. 2. Skala Kepuasan Kerja yang disusun berdasarkan teori dari Locke, dan model penskalaan yang digunakan Likert Contoh: No Pernyataan SS S TS STS 6. Tempat kerja menambah semangat saya dalam menyelesaikan pekerjaan. 9. Saya senang dengan adanya kesempatan promosi jabatan di perusahaan ini. Prosedur Prosedur dalam penelitian ini antara skala persepsi keadilan kompensasi dengan kepuasan kerja, yaitu:

1) Menyiapkan instrumen skala persepsi keadilan kompensasi dan skala kepuasan kerja. 2) Mengkonsultasikan instrumen yang akan digunakan dalam penelitian. 3) Membuat surat permohonan ijin penelitian di Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Malang. 4) Menentukan subjek uji coba untuk menguji validitas dan reliabilitas alat ukur. Subjek yang digunakan mempunyai karakteristik hampir sama dengan subjek penelitian. 5) Menyebarkan instrumen pada subjek uji coba. 6) Menghitung validitas dan reliabilitas pada instrumen yang telah diuji cobakan. 7) Menyusun kembali instrumen penelitian. 8) Menyebarkan kedua instrumen yang telah valid pada subjek penelitian. 9) Menghitung hasil dari pengisian instrumen penelitian oleh subjek penelitian. HASIL Dari hasil perhitungan terhadap variabel persepsi keadilan kompensasi dan variabel kepuasan kerja. Deskripsi data variabel persepsi keadilan kompensasi diperoleh mean persepsi keadilan kompensasi sebesar 104,64. Nilai mean menjadi batas untuk mengklasifikasikan tingkat. Pada persepsi keadilan kompensasi pada karyawan dengan kategori positif sebanyak 30 orang atau 91%, dan persepsi keadilan kompensasi pada karyawan memiliki persepsi keadilan kompensasi dengan kategori negatif sebanyak 3 orang atau 9%. Sedangkan, deskripsi data variabel kepuasan kerja diperoleh mean kepuasan kerja sebesar 106,76. Nilai

mean menjadi batas untuk mengklasifikasikan tingkat kepuasan kerja. Pada kepuasan kerja pada karyawan dengan kategori sangat tinggi sebanyak 0 orang atau 0%, kepuasan kerja pada karyawan dengan kategori tinggi sebanyak 32 orang atau 97%, dan kepuasan kerja pada karyawan dengan kategori rendah sebanyak 1 orang atau 3%, sedangkan pada karyawan memiliki kepuasan kerja dengan kategori sangat rendah sebanyak 0 orang atau 0%. Korelasi variabel persepsi keadilan kompensasi dan kepuasan kerja diperoleh r xy = 0,632 (p = 0,000 < 0,05), maka hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi : ada hubungan yang signifikan antara persepsi keadilan kompensasi dan kepuasan kerja pada karyawan, diterima dengan kata lain ada hubungan yang signifikan antara persepsi keadilan kompensasi dengan kepuasan kerja pada karyawan (Ha diterima), yang berarti apabila persepsi keadilan kompensasi tinggi maka kepuasan kerja pada karyawan juga tinggi, begitu juga sebaliknya apabila persepsi keadilan kompensasi rendah maka kepuasan kerja pada karyawan juga rendah. DISKUSI Menurut Igalens dan Roussel (1999, dalam jurnal Sumarto, 2009) kompensasi dan kepuasan kerja mengemukakan bahwa flexible pay dan benefits dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Interaksi antara kompensasi dan kepuasan kerja dibangun berdasarkan persepsi adanya kepuasan atas fixed pay level, flexible pay level, benefit level, dan administration of compensation yang diberikan oleh perusahaan terhadap karyawan. Faktor yang lain yang dapat

mempengaruhi persepsi karyawan terhadap kompensasi adalah situasi dan target atau karakteristik objek persepsi. Teori kebutuhan Herzberg dan Maslow, yaitu Hygiene factor atau disatisfier dan physiological needs yang membahas tentang pemenuhan kebutuhan dasar seseorang, kebutuhan psikologis yang dapat dipenuhi dengan uang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, misalnya untuk membeli makanan dan tempat tinggal. Adanya penelitian ini dilakukan yang menunjukkan bahwa kompensasi merupakan salah satu faktor utama dari kepuasan kerja. Pemberian kompensasi merupakan bagian internal dalam hubungan industrial dan mempengaruhi efektivitas hubungan antara organisasi dan pekerja, sehingga semakin baik kompensasi diberikan, maka semakin besar kepuasan kerja pada karyawan, karena kompensasi merupakan salah satu faktor penting untuk pengendalian dan motivasi kerja yang kemudian akan meningkatkan kepuasan kerja dan prestasi kerja (Irianto, 2001 dalam jurnal Sari, 2009). Dengan hasil analisis yang diperoleh, bahwa persepsi keadilan kompensasi memiliki hubungan yang positif dengan kepuasan. Kompensasi yang diberikan secara adil dan layak sesuai dengan tanggung jawab karyawan sangat berhubungan dengan tingkat kepuasan kerja karyawan. Sistem kompensasi itu dapat dilihat dari kinerja karyawan, sehingga dapat menjaga stabilitas motivasi karyawan agar kinerja lebih optimal. Karyawan yang puas dengan pemberian kompensasi karyawan tersebut menghasilkan kinerja yang optimal bagi perusahaan. Dengan kompensasi yang baik, karyawan memiliki tingkat kepuasan kerja yang baik. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut:

Bagi Karyawan Persepsi keadilan kompensasi karyawan tergolong pada kategori positif, agar persepsi tersebut tidak berubah, maka karyawan disarankan untuk mempertahankan persepsinya, karena dengan persepsi keadilan kompensasi yang positif dapat berdampak pada kepuasan kerja. Kepuasan kerja yang tinggi dapat meningkatkan motivasi karyawan, produktivitas perusahaan, dan meningkatkan keuntungan perusahan secara langsung maupun tidak langsung. Bagi Perusahaan Perusahaan diharapkan mampu mempertahankan kepuasan kerja karyawannya dengan memberikan kompensasi yang adil dan layak kepada karyawan. Dengan pemberian kompensasi yang sesuai dengan tanggung jawab setiap karyawan, maka kepuasan yang ada dalam diri karyawan semakin baik. Untuk mempertahankan kepuasan yang tinggi dapat dilakukan dengan cara, menciptakan kondisi kerja (kondisi lingkungan kerja) yang aman dan nyaman misalnya den gan memperhatikan tempat kerja, ruangan kerja, dan fasilitas yang disediakan oleh perusahaan. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti atau mengetahui lebih jauh mengenai kepuasan kerja, agar mempertimbangkan faktor-faktor lain yang mungkin berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Dengan menggunakan faktor-faktor yang bersangkutan dengan imbalan, kondisi kerja, pengawasan.

DAFTAR PUSTAKA Atkinson, et. al. 1983. Pengantar Psikologi. Edisi Kedelapan. Jilid 1. Editor Agus Dharma. Jakarta. Erlangga. Azwar, Saifuddin. 1995. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Greenberg, J. And Baron, R. 1997. Behavior In Organization. 6th Edition. Englewood Cliffs. Prentice Hall Inc. Hasibuan, H. Malayu SP. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Bumi Aksara. Maryadi. 2012. Pengaruh Budaya Organisasi, Kompensasi, dan Kepuasan Kerja terhadap Disiplin Kerja Guru SD di Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Jurnal JMP, Vol.1, No. 2, Agustus. Hlm. 177 188. Munandar, Ashar S. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press). Sari, E. 2009. Pengaruh Kompensasi dan Iklim Organisasi terhadap Kepuasan Kerja. Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi. Vol. 16. No.1. Hlm. 18-24. Sumarto. 2009. Meningkatkan Kompensasi, Kepuasan Kerja, dan Motivasi untuk Mengurangi Labor Turnover Intention. Jurnal Riset Ekonomi dan Bisnis Vol. 9 No.1. Hlm. 40 51. Rakhmat, Jalaluddin. 1998. Psikologi Komunikasi. Bandung. PT Remaja Rosdakarya. Robbins, P. Stephen. 1996. Perilaku Organisasi: Konsep, kontroversi, aplikasi. Jilid 1. Jakarta.