PERAN SUAMI DALAM MEMBINA RUMAH TANGGA YANG SAKINAH (TELAAH KAJIAN TEMATIK)



dokumen-dokumen yang mirip
PENGAJIAN PENCERAH LAZISMU & MAJELIS TABLIGH PDM SURABAYA

MENGHAYATI PERAN ISTRI

Munakahat ZULKIFLI, MA

Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh

HAK ISTERI ATAS SUAMI. Dr. Yusuf Qardhawi PERTANYAAN

Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain. Oleh: Muhsin Hariyanto

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

PERKAWINAN KELUARGA SAKINAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang membangun sebuah bangsa. Keluarga mempunyai andil yang besar dalam

Tanda-Tanda Cinta Nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam

Marhaban Yaa Ramadhan 1434 H

Pentingnya Menyambung Silaturahmi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi

Disebarluaskan melalui: website: TIDAK untuk tujuan KOMERSIL

Bolehkah istri diperlakukan sebagai properti, seperti yang diakui oleh Manohara?

Kata Mutiara Sebaik-baik orang adalah membaca Al-Qur an dan sekaligus mengamalkannya (H.R. Bukhari Muslim)

MENGHAYATI PERAN SUAMI

Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah

E٤٨٤ J٤٧٧ W F : :

Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang sempurna. Pernikahan adalah suatu cara yang dipilih Allah SWT

Islami. Pernikahan Dalam Islam

Isilah 10 Hari Awal Dzul Hijjah dengan Ketaatan

Cahaya di Wajah Orang-Orang Yang Memahami Ilmu Agama

Sucikan Diri Benahi Hati

HUBUNGAN SEKSUAL SUAMI-ISTRI Dr. Yusuf Al-Qardhawi. Pertanyaan:

BAB I PENDAHULUAN. Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (Q.S.Adz-Dzariyat: 49).

BAB I PENDAHULUAN. Hadist di atas menunjukkan bahwa peran keluarga khususnya orang tua sangat penting dalam membentuk karakter

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari siklus kehidupan manusia adalah terbentuknya pasangan baru (new couple), di

Jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. [Q.S. 6 : 116]

!!" #$ % &' &()*+&, -./ +0 &'!1 2 &3/" 4./" 56 * % &' &()*+&, " "# $ %! #78*5 9: ;<*% =7" >1?@*5 0 ;A " 4! : B C*5 0 D % *=75E& 2 >1?@* "/ 4!

Bab 2 LANDASAN ETIKA DALAM ISLAM

[ Indonesia Indonesian

Khutbah Jum'at. Memaafkan Sesama Sebelum Ramadhan Tiba. Bersama Dakwah 1


BAB I PENDAHULUAN. hati. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Al-Qur an 1

Persiapan Menuju Hari Akhir

yuslimu-islaman. Bukti ketundukan kepada Allah SWT itu harus dinyatakan dengan syahadat sebagai sebuah pengakuan dalam diri secara sadar akan

Renungan Pergantian Tahun

MENGENAL PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Marzuki

Hukum Seputar Zakat Fitrah

Tasyakuran 4 Bulan Kehamilan

Kewajiban Menunaikan Amanah

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan

BUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS PADA PEMBUKAAN PELATIHAN PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2017

Di antaranya pemahaman tersebut adalah:

Di antara jalan untuk mencapai ketenangan jiwa dan hati yang dituntukan oleh syariat adalah menikah. Sebagaimana firman Allah Ta'ala:


Kultum Ramadhan: Menjalin Cinta Abadi Dalam Rumah Tangga

SMK Muhammadiyah Pangkalan Bun tampak depan

Engkau Bersama Orang Yang Kau Cintai

3 Wasiat Agung Rasulullah

BAB IV MAKNA IDEAL AYAT DAN KONTEKSTUALISASINYA

M A K A L A H PENDIDIKAN AGAMA

Pentingnya Menyambung Silaturahmi

Islam Punya Cara Terhormat Untuk Memuliakan Wanita

Berkawan dengan Orang Shalih

Keutamaan Bulan Dzul Hijjah

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah SAW juga telah memerintahkan agar orang-orang segera

Potensi Muslimah Muslimah Berpotensi

"PEMIMPIN ADIL NEGARA MAKMUR"

Kejayaan Umat Dalam Berhijrah. Dr. Tajuddin Pogo, Lc.MH

KAYA TAPI ZUHUD. Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. (Dosen PKn dan Hukum FIS UNY)

KONSEP AL QUR AN TENTANG MEMELIHARA KEHORMATAN DAN IMPLIKASI DENGAN PENDIDIKAN AKHLAK. Skripsi

DAFTAR TERJEMAH No. BAB Hal Terjemah

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Ku anfusakum wa ahlikum naaro... Penggalan al-qur an surat at-

Menyoal Poligami dan Kendalanya Jumat, 26 Nopember 04

Secara kodrat manusia sebagai makhluk yang tidak dapat hidup tanpa orang lain, saling

Pendidikan Anak Dimulai dari Rumah

KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA DALAM ISLAM PENDEKATAN PSIKOLOGI. Proposal Disertasi : Oleh H. Arifuddin

Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah

Jadilah Pembuka Pintu Kebaikan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KEWAJIBAN SUAMI KEPADA ISTRI DALAM KELUARGA JAMAAH TABLIGH

Hak-hak Anak dalam Islam

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG HARTA DALAM PERKAWINAN ISLAM. harta kerabat yang dikuasai, maupun harta perorangan yang berasal dari harta

PEMBUKAAN MUSABAQAH TILAWATIL QURAN TINGKAT NASIONAL XXII, 17 JUNI 2008, DI SERANG, PROPINSI BANTEN Selasa, 17 Juni 2008

BAB IV PARADIGMA SEKUFU DI DALAM KELUARGA MAS MENURUT ANALISIS HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS RISIKO KUFUR NIKMAT

Bukti Cinta Kepada Nabi

Standar Kompetensi : 3. Membiasakan perilaku terpuji.

Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya

Kewajiban Seorang Muslim Terhadap Alquran

Kemuliaan Seorang Hamba Terletak Pada Ibadahnya

LAMPIRAN TERJEMAH. No Bab Surah/Hadis Terjemah. 1 I QS. al-baqarah: 132 Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan

Sunah Yang Hilang di Bulan Dzulhijjah

Qana ah dan Tasamuh. Aspek Akhlak

KEWAJIBAN SUAMI TERHADAP ISTERI

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.

Ciri-Ciri Akhlak Rasulullah


BAB I PENDAHULUAN. sendi kehidupan manusia termasuk masalah ekonomi. Kegiatan perekonomian

Merasakan Manisnya Keimanan

KISAH ANAK MENDAMAIKAN DUA ORANG BERSELISIH LEWAT SMS

Memperhatikan dan Menasihati Pemuda Untuk Shalat

: : :

Berhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama

RIWAYAT HIDUP PENULIS

BAB IV PANDANGAN ULAMA TERHADAP KETELADANAN RASULULLAH SAW.

Transkripsi:

PERAN SUAMI DALAM MEMBINA RUMAH TANGGA YANG SAKINAH (TELAAH KAJIAN TEMATIK) Skripsi Ini Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.I) Oleh: Eva Yarosdiana 107034001502 PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYRIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432H/2011M

PERAN SUAMI DALAM MEMBINA RUMAH TANGGA YANG SAKINAH (TELAAH KAJIAN TEMATIK) Skripsi Ini Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.I) Oleh: Eva Yarosdiana 107034001502 Pembimbing: Muslih, Lc, MA 19721024 2003121 002 PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYRIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432H/2011M

PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PERAN SUAMI DALAM MEMBINA RUMAH TANGGA YANG SAKINAH (TELAAH KAJIAN TEMATIK) telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 29 September 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.I) pada Program Studi Tafsir- Hadis. Jakarta, 29 September 2011 Sidang Munaqasyah Ketua Sekretaris Dr. Bustamin, M.Si NIP: 19630703 1998031 003 Dr. Lilik Ummi Kaltsum, M.A NIP: 19711003 1999032 001 Anggota, Penguji I Penguji II Dr. Bustamin, M.Si NIP: 19630703 1998031 003 Drs. Harun Rasyid. M.A NIP: 19600902 1987031 001 Pembimbing Muslih, Lc, M.A NIP: 19721024 2003121 002

ABSTRAK Islam telah menetapkan bahwa suami merupakan pemimpin dalam rumah tangga dan bertanggung jawab terhadap apa yang ia pimpin. Namun, tidak semua suami mengerti dan memahami tentang peranannya dalam rumah tangga yang menjadi tanggung jawabnya, terkadang suami cenderung ingin lepas dari peranannya itu, bahkan tidak mau peduli sama sekali. Selain itu dampak dari ketidak mengertian dan pemahaman suami tentang peranannya sebagai kepala rumah tangga, terutama dalam membina keluarga yang sakinah juga akan terlihat pada masyarakat. Oleh sebab itu dirasa sangat perlu adanya pemahaman tentang peranan suami dalam membina keluarga yang sakinah. Peranan suami dalam hal ini memegang kedudukan yang sangat penting dalam menciptakan keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah, sesuai dengan kedudukan suami dalam rumah tangga. Peranan suami, yang akhirnya menjadi tanggung jawabnya harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab agar suami tidak merasa sebagai kepala rumah tangga yang berhak melakukan apa saja terhadap keluarganya sesuai dengan yang ia inginkan, apalagi melakukan kekerasan dalam rumah tangga, yang umumnya dilakukan oleh kaum pria, yaitu suami. Justru sebaliknya suami harus bisa menjaga dan mengayomi seluruh anggota keluarganya, serta mendidiknya, sehingga anggota keluarga itu merasa tentram berada di dalam keluarganya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimanakah peranan suami dalam membina keluarga yang sakinah. Dengan menggunakan metode Tafsir Maudhu.i (Tematik), maka diperoleh data-data bahwa Islam telah menetapkan peranan-peranan yang dimiliki oleh suami, dimana peranan itu akan menjadi i

tanggung jawab suami dan akan diminta pertanggung jawabannya oleh Allah di akhirat kelak. Menghadapi kenyataan tersebut suami terlebih dahulu harus mengetahui kedudukan dan fungsinya dalam keluarga, baru kemudian suami itu akan mengetahui peranan yang menjadi tanggung jawabnya. Sehingga suami akan lebih mudah dalam melaksanakan peranannya dalam membina rumah tangga yang sakinah. ii

KATA PENGANTAR Seiring perjalan waktu dan atas karunia Allah Yang Maha Kuasa, dengan selesainya skripsi ini, penulis mempersembahkan puji kepada Allah SWT, Tuhan sekalian alam, yang dengan hidayah dan inayah-nya, sehingga semuanya mudah untuk penulis lalui. Shalawat dan salam diaturkan kepada Nabi Muhammad saw, keluarga dan para sahabatnya, yang telah menuntun umatnya dari zaman kebodohan (jahiliyah) hingga saat ini, semoga kita umatnya kelak di hari kiamat mendapatkan syafa at beliau, amin. Dalam hal ini penulis mengangkat judul tentang PERAN SUAMI DALAM MEMBINA RUMAH TANGGA YANG SAKINAH (Telaah Kajian Tematik). Skripsi ini disusun untuk menambah khazanah keilmuan umumnya dalam bidang Tafsir-Hadis khususnya dalam Tafsir Kajian Tematik. Penulis sangat yakin bahwa penulisan skripsi ini tidak mungkin hadir tanpa ada pihak-pihak yang membantu, untuk itu penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, MA, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. Zainun Kamal, M.A. (Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) 3. DR. Bustamin, M.Si., Lilik Ummi Kaltsum, MA, Kajur dan Sekjur Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Muslih, Lc, MA, DR. Bustamin, M.Si, dan Drs. Harun Rasyid, MA, selaku Pembimbing dan Penguji yang dengan penuh kesabaran dan kasih sayang iii

memberikan arahan kepada penulis, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Semoga Bapak senantiasa diberikan nikmat sabar dan selalu menjadi suri tauladan bagi kami. 5. Para dosen serta jajaran staf karyawan di Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, terima kasih atas segala ilmu yang diberikan. Semoga menjadi ilmu yang berkah dan manfaat di dunia dan di akhirat. 6. Pimpinan Perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat. 7. Yang tercinta ayahanda Yakub prijal, S.Pd, dan ibunda Sri rosyada yang senantiasa mencurahkan kasih sayang dan perhatian dengan sepenuh hati, tak henti-hentinya mendoakan penulis setiap malam dan waktu. 8. Teman-teman kelas dan seluruh teman-teman yang ada di jur TH 2007, yang telah banyak memberikan motivasi serta gagasan dalam penyelesaian skripsi ini. 9. Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Ciputat, 22 September 2011 Penulis iv

TRANSLITERASI ا = Tidak dilambangkan ط = t / Pendek Untuk Vokal ب = b ظ = z harokat dan tanwin ت = t ع = = a pendek ث = ts غ = gh = i pendek ج = j ف = f = u pendek ح = h ق = q konsonan خ = kh ك = k = an د = d ل = l = in ذ = dz م = m = un ر = r ن = n rangkap / double ز = z و = w = s س ھ = h = sy ش ال = lâ = s ص ء = = d ض ي = y Untuk Vokal Panjang Untuk Madd dan Diftong ا = â Panjang ا و = aw ا و = û و = û Panjang ا ي = ay ا ي = î ي = î Panjang v

DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii TRANSLITERASI... v DAFTAR ISI... vi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah... 10 C. Tujuan dan Manfaat Penulisan... 11 D. Metode Penelitian... 12 E. Tinjauan Pustaka... 14 F. Sistematika Penulisan... 15 BAB II SUAMI SEBAGAI KEPALA RUMAH TANGGA A. Fungsi Suami... 17 B. Kedudukan Suami... 22 C. Kewajiban Suami... 27 BAB III PANDANGAN ISLAM TERHADAP PERANAN SUAMI A. Kehidupan Keluarga Dalam Islam... 34 B. Pendapat Ulama Terhadap Peranan Suami Dalam membina Rumah Tangga Yang Sakinah... 53 BAB IV PERANAN SUAMI DALAM AL-QUR AN A. Bertanggung Jawab Dalam Surat An-Nisaa (4) Ayat 34... 59 B. Rumah Tangga Sakinah Dalam Surat An-Nahl (16) Ayat 80... 68 C. Keteladanan Dalam Surat At-Tahrim (66) Ayat 6... 72 vi

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 78 B. Saran-saran... 78 DAFTAR PUSTAKA... 80 vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam merupakan risalah terakhir dari langit ke bumi yang universal. Dan Islam pulalah yang telah membawa dunia menuju revolusi besar dalam berbagai aspek kehidupan. Islam tidak hanya mengatur hubungan antara manusia dengan penciptanya tetapi juga mengatur hubungan antara manusia dengan manusia, dan sebagainya. 1 Aturan itu diramu dengan sangat sempurna, sehingga umat yang patuh pada aturan yang dibuat akan menemukan suatu kebahagiaan dan kedamaian. Islam menata hidup perkawinan dengan sempurna, karena masalah ini adalah masalah pokok yang sangat vital. Melalui perkawinan manusia dapat saling mengasihi, menjalin hubungan kekeluargaan dan meneruskan keturunan. Kehidupan perkawinan merupakan industri pertama bagi umat sesudahnya untuk meningkatkan industri selanjutnya. Bayangkan, dengan perantaraan seorang suami dan istri, dengan perantaraan hubungan material dan individual, maka lahirlah putera-puteri yang mungil, dengan izin Allah. 2 Hikmah diciptakan oleh Allah manusia berpasang-pasangan yang berlainan bentuk dan sifat, adalah agar masing-masing saling membutuhkan, saling memerlukan, sehingga dapat hidup berkembang selanjutnya. 3 Mendambakan pasangan merupakan fitrah sebelum dewasa, dan dorongan yang 1 Nasy.at Al-Masri, Nabi Suami Teladan, Terj. Salim Basyarahil. (Jakarta: Gema Insani Press, 1993), Cet. Ke-8, h. 11. 2 Nasy.at, Nabi Suami Teladan., h. 11. 3 Amir Taat Nasution, Rahasia Perkawinan Dalam Islam: Tuntunan Keluarga Bahagia (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1994), Cet. Ke-3, h. 1. 1

2 sulit dibendung. Oleh karena itu, agama mensyariatkan dijalinnya pertemuan antara laki-laki dan perempuan, mengarahkan pertemuan itu sehingga terlaksananya perkawinan dan beralihlah kerisauan laki-laki dan perempuan menjadi ketentraman dan sakinah. 4 Menurut pasal 1 undang-undang perkawinan nomor 1 tahun 1974, menjelaskan bahwa : Perkawinan adalah ikatan lahir bathin antara seorang laki-laki dengan perempuan sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan sejahtera berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. 5 Perjanjian yang dibuat oleh seorang muslim untuk menjadikan seorang muslimah sebagai istri, merupakan perjanjian yang dibuat atas nama Allah. Karena itu hidup sebagai suami istri bukanlah semata-mata sebuah ikatan yang dibuat berdasarkan perjanjian dengan manusia, yaitu dengan wali dari pihak perempuan dan dengan keluarga perempuan itu secara keseluruhan, serta dengan perempuan itu sendiri, akan tetapi yang lebih penting lagi adalah membuatperjanjian dengan Allah. Karena itu, pernikahan adalah salah satu di antara tandatanda kekuasaan Allah. 6 Allah Swt. berfirman dalam surat Ar-Rûm ayat 21: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-nya di antaramu rasa kasih dan sayang. 4 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur.an, (Bandung: Mizan, 2000), Cet. Ke-11, h. 192. 5 Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1999), Cet. Ke-1, h. 14. 6 Rusli Amin, Rumahku Surgaku: Sukses Membangun Keluarga Islami, (Jakarta: Al- Mawardi Prima, 2003), Cet. Ke-11, h. 24.

3 Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (Q. S. Ar-Rûm: 21). Ayat tersebut menggambarkan jalinan ketentraman, rasa kasih dan rasa sayang sebagai suatu ketenangan yang dibutuhkan oleh masing-masing individu, laki-laki dan perempuan ketika jauh dari pasangannya. Setiap suami dan istri yang menikah, tentu sangat menginginkan kebahagiaan hadir dalam kehidupan rumah tangga mereka, ada ketenangan, ketentraman, kenyamanan dan kasih sayang. Rumah tangga yang menjadi surga dunia! tidaklah identik dengan limpahan materi, kebahagiaan bukanlah sebuah kemustahilan untuk dicapai, sebab kebahagiaan merupakan pilihan dan buah dari cara berfikir dan bersikap. Maka dari itu, hanya dengan pasangannyalah ia dapat menikmati manisnya cinta dan indahnya kasih sayang dan kerinduan. 7 Islam menjadikan keluarga sebagai tempat untuk menjaga diri, yaitu menciptakan ketentraman dan keselamatan dari segala bentuk kejahatan yang ditimbulkan oleh orang lain, sehingga keluarga harus dijadikan tempat tinggal yang penuh dengan kebahagiaan agar seluruh anggota keluarga betah di rumah dan selalu merindui. Untuk mewujudkan keluarga haruslah bersama-sama antara suami dan istri untuk mengekalkan cinta yang merupakan anugerah dari Allah, karena tidak dapat dipungkiri bahwa kualitas hubungan suami dan istri dalam rumah tangga sangat mempengaruhi keluarga menjadi sakinah mawaddah wa rahmah. 8 Kehidupan suami istri itu adalah rumus dari kebahagiaan dunia. Maka ciptakanlah keluarga 7 Lembaga Darut-Tauhid, Kiprah Muslimah dalam Keluarga Islam, Terj. A. Chumaidi Umar, (Bandung: Mizan, 1990), Cet. Ke-1, h. 82. 8 Sholeh Gisymar, Kado Cinta Untuk Istri, (Yogyakarta: Arina, 2005), Cet. Ke-1, h. 91.

4 yang bahagia agar hidup di dunia juga bahagia. 9 Oleh sebab itu, suami istri harus sama-sama menjaga dan menghormati ikatan perkawinan yang telah dibuat sebagai sebuah ikatan yang suci. Agar perkawinan itu menjadi kuat, diperlukan pengikat yang kuat pula. Adapun pengikat perkawinan yaitu: 1. Mawaddah Mawaddah adalah kelapangan dada dan kekosongan jiwa dari kehendak buruk. Prof. DR. Quraish Shihab mengatakan: Mawaddah adalah cinta plus Orang yang di dalam hatinya ada mawaddah tidak akan memutuskan hubungan, seperti apa yang terjadi pada orang bercinta. Ini disebabkan hatinya begitu lapang dan kosong dari keburukan, sehingga pintu-pintunya pun tertutup untuk dimasuki keburukan. 10 2. Rahmah Prof. DR. Quraish Shihab mengatakan: Rahmah kondisi psikologis yang muncul di dalam hati akibat menyaksikan ketidakberdayaan. Rahmah menghasilkan kesabaran, murah hati, tidak cemburu buta, tidak mencari keuntungan sendiri, tidak menjadi pemarah apalagi pendendam. 11 Kualitas mawaddah wa rahmah di dalam rumah tangga, yang dipupuk oleh suami dan istri sangat menentukan bagaimana kondisi rumah tangga tersebut, apakah bahagia atau tidak. Lebih tegas Dr. Yusuf al-qardlawy mengatakan bahwa tidak ada artinya hubungan suami istri yang tidak didasarkan pada cinta dan kasih sayang, badan berdekatan namun ruh berjauhan. Jadi, tidak bisa kita sangkal bahwa istri 9 Abu Mohammad Jibril Abdurrahman, Karakteristik Lelaki Shalih, (Yogyakarta: Wihdah Press, 2000), Cet. Ke-3, h. 21. 10 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur.an., h. 195. 11 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur.an., h. 196.

5 tidak hanya membutuhkan makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal dan segala kebutuhan material belaka, namun istri juga sangat mengharapkan dari suami perhatian yang tulus, perkataan yang halus, wajah yang cerah, senyum yang ceria, senda gurau yang menyenangkan, sentuhan yang lembut, ciuman yang mesra serta berbagai perilaku mulia yang menyejukkan hati dan mendinginkan gundahnya, bahkan itu semua melebihi daripada kebutuhan material. 12 Pernikahan dalam Islam menawarkan ketenangan jiwa dan kedamaian pikiran, sehingga laki-laki dan perempuan bisa hidup bersama dalam cinta, kasih sayang, kepahitan dalam hidup, harmonis, kerjasama, saling menasehati dan toleran meletakkan pondasi mengangkat keluarga Islam dalam suatu lingkungan yang lestari dan sehat. 13 Untuk mewujudkan itu, tidak hanya perempuan yang harus dipilih oleh laki-laki, tetapi perempuan pun diberi hak untuk memilih lakilaki yang akan dijadikannya suami. Dan yang terbaik itu adalah yang bagus agamanya. Sebagaimana Rasulullah. Saw. bersabda: Dari Abu Hurairah r.a berkata: Bahwa Rasulullah saw bersabda: Apabila datang kepada kalian orang yang kalian ridhoi akhlak dan agamanya maka nikahkanlah ia, jika tidak kalian lakukan akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang luas. 14 12 Adil Fathi Abdulloh, Menjadi Suami Tercinta, Terj. Bukhori Abu Syauqi, (Pasuruan: Hilal Pustaka, 2007). Cet. Ke-1, h. xiii. 13 Muhammad Ali Al-Hasyimi, Menjadi Muslim Ideal, Terj. Ahmad Baidowi, (Jakarta: PT Mitra Pustaka, 1999), Cet. Ke-1, h. 93. 14 Hadits Hasan dikeluarkan oleh At Tirmidzi (1085) dari hadits Abu Hatim Al Muzani rodhiyallahu anhu, dihasankan oleh Al Albany di Shohih Sunan At Tirmidzi.

6 Selama ini, orang yang selalu di sorot dalam kehidupan rumah tangga adalah seorang istri, karena dia memang dianggap sebagai yang paling bertanggung jawab tentang kehidupan di dalam rumah, mulai dari melayani suami, merawat dan mendidik anak, ini berakibat ketika ada sesuatu kesalahan di rumah tangga itu, istrilah yang sering disalahkan. Sejujurnya tidaklah pantas untuk selalu menyalahkan istri, karena suami pun ikut bertanggung jawab. Tidak becusnya seorang istri dalam melayani suami, tidak berhasil dalam mendidik anak dan lain sebagainya, juga menggambarkan bahwa suami tidak bisa menjadi pemimpin dalam rumah tangga tersebut, sehingga ia tidak bisa membimbing istrinya. Dalam kehidupan rumah tangga ada kalanya laki-laki menjadi pemimpin bagi keluarganya, menjadi bapak bagi anak-anaknya, menjadi teman hidup serta sebagai saudara bagi istrinya. Dengan demikian, istri bukanlah menjadi saingan bagi suami, apalagi sebagai musuh. Tetapi suami dan istri itu akan jalan bersama, saling melengkapi untuk tercapainya cita-cita menjadi keluarga yang sakinah. 15 Suami istri adalah pondasi dasar bagi sebuah bangunan rumah tangga, karena itulah Islam menetapkan kriteria khusus baginya, hingga menimbulkan rasa cinta, kasih sayang, nasehat menasehati dalam kebenaran dan kesabaran serta saling keterikatan. 16 15 Abu Mohammad, Karakteristik Lelaki Shalih., h. 1. 16 Abdul Hamid, Bimbingan Islam untuk Mencapai Keluarga Sakinah, Terj. Ida Nursida, (Bandung: Al-Bayan, 1996), Cet. Ke-3, h. 21.

7 Dalam kamus besar bahasa Indonesia, yang dimaksud suami yaitu: lakilaki yang menjadi pasangan hidup resmi seorang perempuan. 17 Sedangkan peranan adalah dari kata dasar peran yang ditambahkan akhiran an., Peran memiliki arti seperangkat tingkat yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat. Sedangkan peranan adalah bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan. 18 Dan sakinah disini adalah kedamaian, ketentraman dan kebahagiaan. 19 Jadi, peranan suami dalam membina keluarga sakinah adalah bagian dari tugas utama yang harus dilakukan oleh suami (laki-laki yang menjadi pasangan hidup resmi seorang perempuan) untuk mewujudkan keluarga yang penuh dengan kedamaian, ketentraman, ketenangan dan kebahagiaan. Pada diri manusia mempunyai kelebihan dan juga kekurangan, kelebihan. Dan kekurangan itu membuktikan bahwa manusia tidak ada yang sempurna dan sifat yang sempurna itu hanyalah ada pada Allah Swt. Untuk itulah manusia hidup di dunia ini harus saling tolong-menolong dan lengkap melengkapi. Allah Swt juga telah menciptakan perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam susunan badannya, bentuk dan sifatnya, kulit dan dagingnya, tulang dan darahnya, kepala dan rambutnya, akal dan pikirannya, kekuatan tubuh dan anggotanya, jenis kelamin dan seterusnya. 20 Perbedaan-perbedaan itu tentu mempunyai hikmah yang banyak dan laki-laki maupun perempuan tidak akan dapat membantah dan 17 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cet. Ke-1, h. 860. 18 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996). Edisi ke-2, h. 751. 19 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia., h. 769. 20 Abu Mohammad, Karakteristik Lelaki Shalih., h. 12.

8 menyangkalnya, sehingga dengan perbedaan itu, mereka dapat saling mengerti, cinta mencintai, sayang menyayangi dan selanjutnya mereka juga dapat saling kuasa menguasai. Maka dari itu pendamping istri yang baik adalah suami yang bertanggungjawab. 21 Menurut al-qur ân, suami yang bertanggung jawab adalah suami yang bergaul dengan istrinya secara baik dan sabar atas apa yang tidak disukai darinya. 22 Sesuai dengan firman Allah Swt. dalam surat An-Nisâ ayat 19: Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak. (Q. S. An-Nisâ: 19). Syaikh Hafizh Ali Syuaisyi. mengatakan bahwa suami akan menjaga istrinya, dan memperlakukannya dengan patut seperti yang diperintahkan oleh Allah. 23 Ahmad Kusyairi, yang menyebut suami dengan istilah Suami yang Sâlih mengatakan: Yang selalu menunaikan kewajiban-kewajiban Allah, keluarga dan semua orang yang ada dalam tanggungannya, dengan ikhlas penuh semangat dan 21 Abu Mohammad, Karakteristik Lelaki Shalih., h. 12. 22 Majdi Fathi Al-Sayyid, Bingkai Cinta Sepasang Merpati: Bahagia Menjadi Suami Ideal dan Istri Ideal., Terj. Ibnu Ali, (Jakarta: Aillah, 2005), Cet. Ke-1, h. 185. 23 Syaikh Hafizh Ali Syuaisyi., Kado Pernikahan, Terj. Abdul Roysad Shiddiq, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2007), Cet. Ke-8, h. 83.

9 lapang dada, yang selalu berusaha membahagiakan istrinya. 24 Penuturan Ahmad Kusyairi tersebut, hampir sama dengan pendapat Kasmuri Selamat: yang melaksanakan kewajiban terhadap keluarganya dengan penuh tanggung jawab, bersemangat, penuh perhatian serta berlapang dada. 25 Di lain pihak Sholeh Gisymar menyebut suami sebagai suami yang dapat mendidik dan mengarahkan istri pada kebaikan yang dapat menuntunnya menggapai ridâ Ilâhi. 26 Berdasarkan dari penjelasan-penjelasan tersebut di atas dapat penulis simpulkan bahwa ada peranan yang harus dilakukan oleh suami. Ketika peranan itu dilakukan, maka hadirlah di tengah-tengah keluarga kebaikan dan keberkahan. Berbicara tentang keluarga, tentu kita tidak bisa melupakan sosok anak. Dalam Islam, anak dipandang sebagai amanat dari Allah Swt. Amanat yang wajib dipertanggung jawabkan. Jelas sekali tanggung jawab orang tua terhadap anak tidaklah kecil, secara umum inti tanggung jawab itu ialah penyelenggaraan pendidikan bagi anak-anak dalam rumah tangga. Dengan demikian, pertanggung jawaban amanat tersebut, langsung berhubungan dengan Allah Swt. sebagai pemberi amanat. keluarga merupakan salah satu lembaga yang bertanggung jawab atas pendidikan anak selain sekolah dan masyarakat. 24 Ahmad Kusyairi Suhail, Menghadirkan Surga di Rumah, (Jakarta: Maghfirah Pustaka, 2007), Cet. Ke-1, h. 109. 25 Kasmuri Selamat, Suami Idaman Istri Impian: Membina Keluarga Sakinah, (Jakarta: Kalam Mulia, 2007), Cet. Ke-6, h. 1. 26 Sholeh Gisymar, Kado Cinta untuk Istri..., h. 9.

10 Adapun alasan penulis memilih judul skripsi ini sebagai berikut: 1. Suami merupakan pemimpin dalam kehidupan rumah tangga yang memiliki peranan yang sangat besar dalam membimbing istri dan mempersiapkan pendidikan untuk anak-anaknya. 2. Inti dari sebuah keluarga itu adanya suami, istri dan anak, maka suami yang bertanggung jawab sangat mutlak diperlukan untuk mencapai cita-cita dari perkawinan, yaitu membentuk keluarga yang sakinah, penuh dengan mawaddah wa rahmah. 3. Melihat realita yang ada, banyaknya suami yang melakukan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). 4. Untuk memperkaya khazanah keilmuan tentang konsep-konsep Islam, diharapkan menjadi sumbangan pemikiran yang dapat dimanfaatkan oleh semua pihak yang membutuhkan. B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah Dari permasalahan-permasalahan yang dapat diidentifikasi di atas, kiranya harus dicarikan jawaban dari masalah-masalah tersebut dan menyelesaikannya. Untuk dapat menjadikan sebuah karya tulis yang baik pembatasan terhadap masalah yang akan dikaji merupakan salah satu bagian penting demi terciptanya fokus pembahasan, untuk itu objek kajian yang akan dituangkan ke dalam skripsi ini diidentifikasikan pada hal-hal berikut:

11 - Suami yang dimaksud adalah yang berstatus sebagai individu dan anggota masyarakat yang menjadi pasangan hidup resmi seorang perempuan yang diikat dengan tali pernikahan. - Peranan yang dimaksud adalah bagian dari tugas utama (kepala keluarga) yang harus dilakukan oleh suami. 2. Pembatasan Masalah Kemudian dalam penulisan skripsi ini penulis merasa perlu untuk memberikan suatu pembatasan masalah agar tidak melebar, yaitu: 1. Suami sebagai kepala rumah tangga. 2. Peranan suami dalam membina keluarga yang sakinah. 3. Karakteristik Suami yang bertanggung jawab. 3. Perumusan Masalah Dari pembatasan masalah di atas, penulis merumuskan masalah menjadi: 1. Bagaimana peranan suami sebagai kepala rumah tangga dalam membina keluarga sakinah? C. Tujuan dan Manfaat Penulisan 1. Tujuan penulisan Setiap karya tulis yang bernilai ilmiah tentunya memiliki tujuan yang ingin dirumuskan dalam perumusan masalah, maka secara spesifik tujuan yang akan dicapai dari penulisan ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui kedudukan dan fungsi suami sebagai kepala rumah tangga dalam persfektif Al-Qur an.

12 b. Untuk mengetahui peranan suami dalam membina keluarga yang sakinah dalam persfektif Al-Qur an. c. Untuk mengetahui kriteria suami yang bertanggung jawab dalam persfektif Al-Qur an. Sedangkan tujuan akademis dari penulisan skripsi ini adalah untuk memperluas paradigma berpikir dan wacana keilmuan dalam bidang pendidikan, terutama pendidikan keluarga. 2. Manfaat penulisan Adapun hasil penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: a. Dari tulisan ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan para orang tua dalam upaya membentuk keluarga yang sakinah. b. Memberi acuan bagi para pelajar laki-laki untuk menjadi laki-laki yang shaleh/bertanggung jawab dan mampu mengatasi berbagai masalah dalam rumah tangga. D. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode maudhu i (tematik). Yaitu cara-cara menafsirkan ayat-ayat Al-Quran yang dilakukan dengan cara tertentu. 27 Untuk itu harus dilakukan komparasi dan penghimpunan ayat yang saling berkaitan, kemudian dibahas atau ditafsirkan 27 Ahmad Syadali, Ahmad Rofi.i., Ulumul Qur ân II, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), Cet. Ke- 1, h. 115.

13 sesuai dengan kaedah yang berlaku. Dr. M. Quraish Shihab, di dalam karyanya Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat (Mizan), memberikan defenisi tafsir maudhu.i secara lebih rinci: menghimpun ayat-ayat Al-Quran dari berbagai surah dan yang berkaitan dengan persoalan atau topik yang ditetapkan sebelumnya. Kemudian, penafsir membahas dan menganalisis kandungan ayatayat tersebut sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh. 28 Orang yang pertama kali memperkenalkan metode ini adalah al-jalil Ahmad As- Sa id al-kumi, ketua jurusan tafsir di Universitas al-azhar. 29 Penulis juga menggunakan metode Library Research (penelitian kepustakaan), yaitu suatu metode dengan mengadakan studi kepustakaan terhadap buku-buku/kitab-kitab, kamus, majalah, koran, artikel dan sebagainya yang ada hubungan dengan masalah yang akan dibahas. Ada dua jenis data dalam pembuatan skripsi ini, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah sumber kepustakaan yang berasal dari sumber utama yang digunakan dalam pembahasan ini, yaitu al-qur ân al-karîm. Sedangkan data sekunder adalah data pendukung berupa buku-buku, kitab-kitab tafsir, artikel-artikel, makalah dan lain-lain yang berkaitan dengan pembahasan ini. Teknik pembahasan dalam skripsi ini, adalah deskriptif-analisis, yaitu suatu pendekatan masalah dengan menguraikannya terlebih dahulu sebagai gambaran awal dan setelah itu baru dianalisis. Metode deskriptif dimaksudkan 28 http://www.qalam.or.id/?pilih=news&aksi=lihat&id=341, Pengenalan Singkat Tentang Metode Tafsir Tematik Sebagai Salah Satu Metode Tafsir Terbaru. oleh Hamid. Selasa, 20 Nopember 2007. 29 Rosihon Anwar, Ilmu Tafsir, (Bandung: Pustaka Setia, 2000), Cet. Ke-1, h. 161.

14 untuk menggambarkan objek apa adanya, sedangkan metode analisis dianggap perlu guna menganalisis objek yang telah digambarkan sebelumnya. Adapun pedoman yang digunakan dalam penulisan ini adalah buku Pedoman Akademik Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)- yang disusun oleh Hamid Nasuhi, dkk. Terbitan CeQDA (Center for Quality Development and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2008 2009. E. Tinjauan Pustaka Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang disusun dalam rangka menyelesaikan studi tingkat sarjana program strata 1 (S1). Maka tidak menutup kemungkinan ketika skripsi yang disusun oleh penulis ini memiliki kemiripan dengan skripsi penulis lainnya. Dalam beberapa buku dan skripsi yang saya baca, banyak hal khususnya teori dan pendapat yang menjadi perhatian penulis untuk dijadikan penunjang penulisan dan menjadi perbandingan bagi penulis selanjutnya. Dan sebagai tinjauan pustaka penulis dalam menyusun teori-teorinya mengambil dari buku-buku dan skripsi yang bersangkutan dengan kewajiban suami dalam pandangan Islam. Husain Syahatah merupakan penulis sebuah buku dengan judul Tanggung Jawab Suami dalam Rumah Tangga; Antara Kewajiban dan Realitas yang menjadi referensi penulis dalam rangka mengetahui berbagai teori tentang peranan suami dalam membina keluarga yang sakinah. Dalam buku ini dijelaskan bahwa peranan suami itu tidak jauh berbeda dengan peranan istri dalam Islam, perbedaannya adalah suami merupakan pemimpin di dalam keluarga

15 dan besar larangannya jika suami tidak memperhatikan urusan keluarga (istri dan anak), apalagi tidak memberi nafkah kepada mereka. Dari skripsi yang penulis susun ini terdapat perbedaan dengan tinjauan pustaka yang penulis tunjukan yaitu karya Husain Syahatah Tanggung Jawab Suami dalam Rumah Tangga; Antara Kewajiban dan Realitas perbedaan tersebut terletak pada penjabaran teori yang lebih melihat dengan jelas kepada kewajiban suami sebagai kepala, pendidik dan pendamping istri dalam rumah tangga. F. Sistematika Penulisan Skripsi ini terbagi menjadi lima bab, setiap bab terdiri dari beberapa subsub bab yang dimaksudkan untuk mempermudah dalam penyusunan serta mempelajarinya, dengan sistematika sebagai berikut : Bab pertama merupakan pendahuluan yang meliputi : latar belakang masalah, identifikasi pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, metode penelitian, tinjauan pustaka dan diakhiri dengan sistematika penulisan. Bab ini berusaha memberikan gambaran singkat tentang masalah yang akan di bahas pada bab-bab selanjutnya. Bab kedua membahas tentang gambaran tentang suami yang meliputi : fungsi suami, kedudukan suami, dan kewakiban suami. Bab ketiga membahas tentang pandangan ulama terhadap peranan suami dalam al-qur an yang meliputi : persepsi ulama tentang peranan suami, pendapat ulama terhadap peranan suami dalam membina rumah tangga yang sakinah.

16 Bab keempat membahas tentang ayat-ayat yang berkaitan dengan peranan suami dalam al-qur an yang meliputi : memberikan teladan yang baik dalam surat thaahaa (20) ayat 132, bertanggung jawab dalam surat an-nisaa (4) ayat 34, menciptakan rumah tangga sakinah dalam surat an-nahl (16) ayat 80. Bab lima merupakan bab penutup yang terdiri dari kesimpulan yang didasarkan pada keseluruhan uraian dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, juga memuat saran-saran yang diperlukan.