BAB 1 PENDAHULUAN. dengan biaya menambah pelanggan baru (Chang et al., 2012:24) Produk bersaing atas merek memudahkan pembeli mengidentifikasi

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Volume dan Nilai Ekspor Minyak Sawit Indonesia CPO Turunan CPO Jumlah. Miliar)

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan perusahaan saat ini di Indonesia semakin lama semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Berawal dari kebutuhan manusia yang beraneka ragam, perusahaanperusahaan

I. PENDAHULUAN. Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan tiap perusahaan salah satunya adalah untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar dan mempertahankan konsumen yang sudah ada. Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi ini turut memicu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat akan sarana transportasi yang memadai. Saat ini jumlah sarana

BAB I PENDAHULUAN. meraih konsumen baru. Perusahaan harus dapat menentukan strategi pemasaran

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah menuntut adanya perubahan paradigma lama dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat menyebabkan peran

BAB I PENDAHULUAN. percaya diri seorang wanita maupun pria akan timbul dengan rambut yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat

I. PENDAHULUAN. cukup besar, dengan jumlah penduduk yang cukup besar tersebut Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pertimbangan bagi calon konsumen dalam memilih sebuah brand. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. banyak apabila dinilai dapat memberikan kepuasan bagi konsumen. Terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Hal ini menyebabkan perusahaan-perusahaan mengalami persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. dan minuman saat ini menyebabkan makin kompetitifnya persaingan, dimana

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi suatu jembatan penghubung antara perusahaan dan customer-nya. Merek

I. PENDAHULUAN. Fenomena persaingan antar produk pada saat ini mengharuskan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. telah mengalami kemajuan yang sangat pesat dibandingkan dengan masa-masa

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan produk yang mudah dijangkau konsumen, dalam hal ini juga. perusahan. Lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan

BAB I PENDAHULUAN. baru diluncurkan oleh perusahaan-perusahaan yang sudah jauh lebih dulu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki potensi bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat persaingan dunia usaha di Indonesia sangat ketat karena setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah penduduk indonesia yang sangat besar menjadi pasar yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. cukup penting peranannya dalam perekonomian Indonesia. Hal ini didasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Di era modernisasi dan globalisasi seperti sekarang ini teknologi komunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan dan lahirnya perusahaan-perusahaan, baik itu bergelut dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. penting yang perlu diperhatikan dan dilakukan adalah mempertahankan pelanggan

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. mempertimbangkan seberapa pentingnya kualitas pelayanan, kepuasan dan. kepada keberhasilan memenangkan persaingan dunia usaha.

BAB I PENDAHULUAN. konsumen karena dipengaruhi oleh daya beli, begitu juga dengan dunia

I. PENDAHULUAN. Pemasaran dewasa ini bukanlah sekedar persaingan produk, melainkan juga

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing. Menjalankan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan dunia usaha berjalan sangat pesat, banyak bidang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang semakin ketat. Persaingan yang semakin ketat membuat keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. para pemasar menggunakan seluruh alat atau unsur-unsur pemasaran secara

I. PENDAHULUAN. sekarang ini. Perusahaan perusahaan melakukan berbagai cara dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman saat ini telah menyebabkan adanya pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan satu dengan perusahaan lainnya, baik perusahaan yang bergerak di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan persaingan yang semakin tinggi diantara

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mengkombinasikan fungsi-fungsi pemasaran. produk tersebut dipasaran. Salah satunya adalah bagaimana perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan dewasa ini sangatlah pesat karena

I. PENDAHULUAN. Persaingan dunia bisnis semakin ketat di era globalisasi saat ini. Berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), PDB perkapita Indonesia atas dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat pengguna telepon genggam atau handphone. Fenomena yang muncul

BAB I PENDAHULUAN. industri sepatu membuat para pengusaha saling membuat strategi dan inovasi, selain

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan tekhnologi didunia bisnis yang begitu pesat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapannya. Sehingga berakibat pelanggan akan lebih cermat dan pintar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era globalisasi, perusahaan dituntut untuk bersaing secara cermat dan

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. sebuah produk (Aaker, 1991). Model asli dari ekuitas merek pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai keunggulan kompetitif (competitive advantage) agar mampu memenangkan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dihindari dengan adanya persaingan maka perusahaan-perusahaan akan

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,

BAB 1 PENDAHULUAN. mengubah perspektif masyarakat terhadap kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. dsb. Oleh karena itu para perusahaan berlomba-lomba membuat produk. Wafer merupakan makanan ringan atau snack yang dapat dikonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. pertempuran persepsi konsumen dan tidak lagi sekedar pertempuran produk. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang melanda dunia menjanjikan suatu peluang dan

BAB 1 PENDAHULUANAN. banyaknya perusahaan perusahaan yang menawarkan produk yang sejenis

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan gigi dalam kehidupan sehari-hari. Pasta gigi merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang. Pada era kompetitif ini, perusahaan menawarkan berbagai jenis pilihan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kebersihan dan kesehatan gigi. Kebutuhan akan produk ini sudah

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Penjualan Rokok Nasional (miliar batang) Tahun SPM SKM Mild SKM Reguler SKT ,86 45,22 83,79 79,85

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar pada saat ini semakin meningkat sehingga membuat

SKRIPSI. Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan perekonomian Indonesia semakin meningkat.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. maka keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan besar pula.

LIKA WIDAYANTI B

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, dan daya beli mereka. Hal ini menyebabkan perusahaan-perusahaan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini persaingan menjadi sangat tajam, baik di pasar domestik

BAB I PENDAHULUAN. untuk selalu mengembangkan dan merebut pangsa pasar (market share).

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar menjadi pasar potensial

I. PENDAHULUAN. perusahaan yang menghasilkan barang maupun jasa, yang menyebabkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif di dunia persaingan bisnis saat ini. Hal ini dapat terbukti dengan

BAB I PENDAHULUAN. bersaing untuk meningkatkan kualitas produk masing-masing. Perubahan konsep

BAB I PENDAHULUAN. ini, semua lapisan masyarakat dari lapisan elit sampai pembantu rumah tangga

1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya suatu produk yang dikeluarkan pada masing masing perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas masyarakat di Indonesia saat ini mulai berorientasi pada

BAB I PENDAHULUAN. yang akan datang, semakin mengharuskan setiap perusahaan untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi dewasa ini semakin mengarah pada persaingan ketat,

BAB I PENDAHULUAN. Teh Hijau merupakan jenis teh tertua yang dalam pembuatannya mengalami

BAB I PENDAHULUAN. teknologi baru untuk memuaskan kebutuhan. Untuk dapat beradaptasi dengan perubahan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perusahaan maju dengan pesat, hal ini ditandai

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan macam-macam pilihan dan keistimewaannya. mereka dalam kaitannya menghadapi persaingan yang ketat dengan competitor.

BAB I PENDAHULUAN. Jaman moderen dengan teknologi yang semakin canggih seperti sekarang ini,

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan iklim dasar dalam sistem perekonomian dan globalisasi telah

BAB I PENDAHULUAN. memberatkan bagi perusahaan yang akan menjual produknya di negaranya. Sesuai

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia bisnis kini berkembang mengikuti arus perubahan global, sehingga mendorong kompetisi perdagangan yang semakin pesat. Perusahaan berupaya mempertahankan pelanggan yang sudah ada demi menghadapi kompetisi tersebut. Loyalitas pelanggan terus diupayakan perusahaan melalui keunggulan kompetitif pada produk yang dihasilkan, baik melalui perbaikan inovasi maupun teknologi. Pemasar sepakat mempertahankan loyalitas yang dinilai efisien daripada mencari konsumen baru (Dimyati, 2012:108), karena loyalitas pelanggan dianggap sebagai salah satu penggerak utama dalam mencapai kesuksesan bisnis (Reichheld et al dalam Peterson et al., 2004:802), serta dianggap menghemat biaya bila dibanding dengan biaya menambah pelanggan baru (Chang et al., 2012:24) Produk bersaing atas merek memudahkan pembeli mengidentifikasi barang atau jasa dari penjual dengan pesaingnya (Keller et al., 2008:258). Persepsi konsumen terhadap ekuitas merek adalah umpan balik terhadap kinerja kualitas suatu produk yang dirasakan konsumen. Membangun merek menjadi lebih besar tergantung pada komitmen, kesadaran, dan visi pemilik merek. Pemilik merek harus memiliki cita-cita besar dan punya keyakinan kuat bahwa mereknya akan bisa di-leverage dalam skala yang lebih besar (SWA, 2012). Keller et al., (2008:263) menjelaskan komponen ekuitas merek sebagai pengetahuan merek, berupa kesadaran merek dan citra merek yang direspon oleh konsumen. 1

Ketatnya persaingan menuntut perusahaan membangun ekuitas merek dalam upaya mempertahankan pelanggan. Ekuitas merek berbasis pelanggan saat ini terus diupayakan sebagai sasaran perusahaan dalam menghadapi kompetisi. Ekuitas merek dibangun dengan meletakkan pondasi kesadaran merek, yang pada akhirnya membentuk citra merek positif menuju loyalitas merek (Osman et al, 2008). Kesadaran merek dan citra merek juga dianggap sebagai elemen vital bagi ekuitas merek pada Shimp, 2003 dalam Utomo (2010). Kesadaran merek dapat meningkatkan kemungkinan nama merek diingat sebagai pertimbangan pelanggan dalam pembelian dan kesanggupan calon pembeli untuk mengenal kembali suatu merek (Hardjanti, 2011:84). Keller et al., (2008:268) menganggap bahwa tingginya kesadaran merek dan citra merek positif dapat meningkatkan kemungkinan pilihan pada merek. Merek juga harus diusahakan memiliki tingkat kesadaran tertentu di benak konsumen, karena kesadaran merek dianggap sebagai modal awal yang harus dimiliki oleh produk. Wartini (2012:69) menunjukkan manfaat pentingnya citra merek terhadap kepuasan maupun loyalitas untuk menganalisis kinerja produk. Produk atau jasa sangat mudah ditiru, sehingga menjadi tantangan terbesar bagi perusahaan ke depan untuk bersaing di pasar dalam mendiferensiasikannya. Salah satunya melalui peran citra merek, karena hanya dengan bentuk atau rupa yang berbeda akan membantu pelanggan mengidentifikasi dan mendiferensiasi produk di pasaran. Kualitas produk dan harga bukan merupakan pembeda produk yang kekal. Hanya citra merek yang kuat adalah aset perusahaan yang dapat berkembang dan tidak dapat ditiru. Bennet et al., dalam Harun et al., (2007:86) 2

menyebutkan bahwa kesan citra merek menghasilkan konsumen yang lebih loyal. Dukungan empiris menegaskan bahwa citra merek mempengaruhi kepuasan pada akhirnya mempengaruhi loyalitas pelanggan (Harun et al., 2007:85). Kepuasan merefleksikan dampak kinerja suatu produk terhadap perasaan pelanggan, yaitu telah terpenuhinya kebutuhan, dan kesenangan pelanggan atau tidak sama sekali. Kepuasan juga digunakan sebagai tolak ukur kinerja perusahaan, karena secara umum, kepuasan konsumen lebih memungkinan menunjukkan perilaku loyalitas (Bennet et al dalam Harun et al., 2007:92). Perusahaan mulai melakukan pergeseran paradigma strategi bisnis, tidak saja mengarah pada kepuasan, namun melangkah lebih jauh untuk tujuan loyalitas konsumen sebagai dasar pemahaman pada keuntungan bagi perusahaan. Mengingat beberapa penelitian menunjukkan bahwa kepuasan tidak selalu diiringi oleh loyalitas. Perusahaan mulai memperhatikan bahwa mereka kehilangan konsumen meskipun tingginya kepuasan. Dengan kata lain, pelanggan puas tidak harus loyal (Taylor, 1998; Reichheld & Markey, 2000 dalam Harun et al., 2007:88). Berbagai dugaan pun kini mulai diteliti, alasan pelanggan menjadi tidak loyal terhadap merek, berikut pula isu adanya perpindahan merek, sehingga masih menarik untuk menguji konsep loyalitas pelanggan pada konteks barang konsumsi sehari-hari (convenience), khususnya produk minyak goreng yang dikenal dengan banyak merek beredar di pasaran Indonesia. Minyak goreng merupakan salah satu komoditas yang memiliki konsumsi 10 besar tertinggi dari sisi makanan. Penelitian Frontier Consulting Group (2012) menyebutkan bahwa pangsa pasar minyak goreng bermerek mencapai Rp 12 3

Triliun setiap tahunnya. Potensi ini, tentu sangat menarik bagi para pemain minyak goreng bermerek. Lebih dari 20 merek minyak goreng nasional ada di pasar, berarti kompetisi di produk minyak goreng bermerek memiliki tekanan yang tinggi. Perkiraan ke depan, persaingan minyak goreng bermerek akan semakin tinggi. Analisis ini didukung oleh semakin menurunnya penetrasi konsumsi minyak terhadap GDP per kapita di Indonesia. Berdasarkan sumber majalah Frontier Marketing (2012), ditemukan bahwa pelanggan tidak bisa membedakan kualitas minyak goreng satu dengan lainnya. Pelanggan cenderung memandang minyak goreng dari unsur kejernihan, mengandung unsur vitamin, kandungannya yang sehat, dan lezat ada disemua merek minyak goreng bermerek. Ditambah lagi pelanggan bukan tipe loyalis untuk produk minyak goreng. Tidak adanya perbedaan alasan dalam memilih merek tertentu pada minyak goreng menjadi tantangan sendiri bagi para pemilik merek untuk menciptakan perbedaan antar merek di kategori ini. Bukti empiris menurut SWA (2012) menyebutkan bahwa data top brand selama 10 tahun terakhir di kategori minyak goreng, terlihat bahwa merek Bimoli sebagai produk unggulan PT. Indofood Sukses Makmur masih superior dari tahun ke tahun, namun dari tahun 2010 sampai 2012 perlahan mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa brand share Bimoli sebagai produk TOP Brand masih menduduki peringkat tertinggi 46,3% dibandingkan dengan merek Filma (14,8%) dan merek Sania (12,3%), tetapi Top of Mind (TOM) dan Top Brand Index (TBI) Bimoli pada sudah turun sejak tahun 2009. Dapat disimpulkan bahwa 4

merek minyak goreng lainnya sedang membangun kesadaran, yang bisa menggerogoti indeks Bimoli. Bila Bimoli tidak segera bertindak dalam strategi pemasarannya maka bisa jadi kehilangan pangsa pasarnya dan citra merek Top Brand yang sudah diraih dan melekat selama ini bisa beralih pada merek kompetitor lainnya. Hal ini diindikasikan dari beberapa merek pesaing yang memiliki kecenderungan menggeser posisi Bimoli. Survey pernah dilakukan peneliti pada beberapa swalayan di Kecamatan Gresik diperoleh informasi bahwa diketahui pelanggan lebih memilih Bimoli, sebagai produk minyak goreng dibanding merek minyak goreng lainnya. Masalah yang dihadapi oleh PT. Indofood Sukses M, sebagai produsen minyak goreng merek Bimoli, yaitu telah terjadi adanya fenomena perpindahan merek minyak goreng akibat bermunculan banyak merek pesaing minyak goreng. Masalah pokok penelitian ini adalah Analisis Ekuitas Merek terhadap Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan Minyak Goreng Bimoli (Studi pada Pelanggan Bimoli di Kecamatan Gresik). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka dibuat rumusan masalah dengan uraian pertanyaan sebagai berikut : 1. Apakah ekuitas merek berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan secara simultan? 5

2. Apakah ekuitas merek berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan secara parsial? 3. Apakah ekuitas merek dan kepuasan pelanggan secara simultan berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan? 4. Apakah kepuasan pelanggan memperkuat pengaruh ekuitas merek terhadap terhadap loyalitas pelanggan? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh ekuitas merek terhadap kepuasan pelanggan secara simultan? 2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh ekuitas merek terhadap kepuasan pelanggan secara parsial? 3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh ekuitas merek dan kepuasan pelanggan secara simultan berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan? 4. Untuk menguji dan menganalisis peran kepuasan pelanggan dalam memperkuat (memoderasi) ekuitas merek terhadap loyalitas pelanggan? 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini adalah : 1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, kemampuan, dan memberikan kontribusi bagi pengembangan bidang ilmu manajemen, khususnya disiplin ilmu manajemen pemasaran mengenai teori-teori 6

tentang branding strategi yang dapat diterapkan sebagai pengambil keputusan dalam upaya peningkatan loyalitas pelanggan untuk membangun ekuitas merek yang kuat di pasar melalui bangunan model teoritikal yang diajukan dalam tesis ini, yang belum seluruhnya dapat diuji secara empirik. 2. Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi bagi praktek-praktek manajerial yang menekankan bahwa branding strategy merupakan pilihan terbaik dalam proses perencanaan stratejik yang terintegrasi dan sukses sebagai bahan pertimbangan dalam mencapai loyalitas pelanggan yang didukung oleh kepuasan pelanggan sebagai faktor pendorong serta bisa juga nantinya dapat bermanfaat untuk digunakan bagi peneliti selanjutnya. 7

8