PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA UTARA MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION

Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 1 Februari

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

Jaringan Syaraf Tiruan Menggunakan Algoritma Backpropagation Untuk Memprediksi Jumlah Pengangguran (Studi Kasus DiKota Padang)

BAB II DASAR TEORI Jaringan Syaraf Tiruan. Universitas Sumatera Utara

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

PENERAPAN JARINGAN SARAF TIRUAN UNTUK PROYEKSI LOGISTIK BERDASARKAN PREDIKSI PASIEN MENGGUNAKAN ALGORITMA BACKPROPAGATION

BACK PROPAGATION NETWORK (BPN)

Muhammad Fahrizal. Mahasiswa Teknik Informatika STMIK Budi Darma Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpanglimun Medan

ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MENGETAHUI LOYALITAS KARYAWAN

ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI PRODUKTIVITAS PEGAWAI. Jasmir, S.Kom, M.Kom

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI CURAH HUJAN SUMATERA UTARA DENGAN METODE BACK PROPAGATION (STUDI KASUS : BMKG MEDAN)

PREDIKSI PENDAPATAN ASLI DAERAH KALIMANTAN BARAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation

lalu menghitung sinyal keluarannya menggunakan fungsi aktivasi,

MEMPREDIKSI KECERDASAN SISWA MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS ALGORITMA BACKPROPAGATION (STUDI KASUS DI LP3I COURSE CENTER PADANG)

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

ANALISIS PENAMBAHAN MOMENTUM PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

APLIKASI ESTIMASI REGISTRASI MAHASISWA BARU MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN BERDASARKAN PERBANDINGAN RATIO DOSEN DAN MAHASISWA

Studi Modifikasi standard Backpropagasi

ANALISIS JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH RESERVASI KAMAR HOTEL DENGAN METODE BACKPROPAGATION (Studi Kasus Hotel Grand Zuri Padang)

ANALISIS JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION TERHADAP PERAMALAN NILAI TUKAR MATA UANG RUPIAH DAN DOLAR

BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK AS A METHOD OF FORECASTING ON CALCULATION INFLATION RATE IN JAKARTA AND SURABAYA

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN :

Prediksi Nilai Tukar Petani Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation

Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Prediksi Pergerakan Harga Harian Nilai Tukar Rupiah (IDR) Terhadap Dollar Amerika (USD) Menggunakan Metode Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR

BAB 2 LANDASAN TEORI

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

Jurnal Coding, Sistem Komputer Untan Volume 04, No.2 (2016), hal ISSN : x

z_in ( ) dan mengaplikasikan fungsi aktivasi untuk menghitung sinyal output ( ) Propagasi balik:

SIMULASI DAN PREDIKSI JUMLAH PENJUALAN AIR MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION (Study Kasus: PDAM TIRTA KEPRI) Ilham Aryudha Perdana

ANALISA NILAI UJIAN MASUK STT WASTUKANCANA BERDASARKAN NILAI UJIAN NASIONAL MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION

Pengembangan Aplikasi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI LAJU TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PADA PROVINSI JAWA TIMUR

BACK PROPAGATION NETWORK (BPN)

134 Sutikno, Indriyati, Sukmawati N.E, Priyo S.S., Helmie A.W., Indra W., Nurdin B., Tri Wardati K., Raditya L.R. dan Diah Putu D.

MODEL PEMBELAJARAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK OTOMATISASI PENGEMUDIAN KENDARAAN BERODA TIGA

JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN BACKPROPAGATION UNTUK MENDETEKSI PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

Arsitektur Jaringan Salah satu metode pelatihan terawasi pada jaringan syaraf adalah metode Backpropagation, di mana ciri dari metode ini adalah memin

Prediksi Jumlah Penjualan Air Mineral Pada Perusahaan XYZ Dengan Jaringan Saraf Tiruan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS ALGORITMA INISIALISASI NGUYEN-WIDROW PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENJUALAN HANDPHONE DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION (Studi Kasus : CV.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. forecasting produksi gula berdasarkan hasil laporan tahunan PTPN IX

ANALISIS PENGGUNAAN ALGORITMA KOHONEN PADA JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DALAM PENGENALAN POLA PENYAKIT PARU

PERAMALAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE LOMBOK MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

PENGENALAN HURUF DAN ANGKA PADA CITRA BITMAP DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN METODE PROPAGASI BALIK

METODOLOGI PENELITIAN

1. Pendahuluan Pasar modal memungkinkan para investor mempunyai berbagai pilihan investasi yang sesuai dengan preferensi risiko mereka. Seandainya tid

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

IDENTIFIKASI POLA IRIS MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION

JURNAL SAINS DAN INFORMATIKA

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENJUALAN OBAT Pada PT. METRO ARTHA PRAKARSA MENERAPKAN METODE BACKPROPAGATION

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Citra Digital

SISTEM PENGENALAN KARAKTER DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA PERCEPTRON

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM PENGHITUNGAN PERSENTASE KEBENARAN KLASIFIKASI PADA KLASIFIKASI JURUSAN SISWA DI SMA N 8 SURAKARTA

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PREDIKSI PENJUALAN JAMUR MENGGUNAKAN ALGORITMA BACKROPAGATION

MATERI DAN METODE. Cara Pengambilan Data

Prediksi Curah Hujan Di Kota Pontianak Menggunakan Parameter Cuaca Sebagai Prediktor Pada Skala Bulanan, Dasarian Dan Harian Asri Rachmawati 1)*

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Jaringan Syaraf Tiruan

Analisis Jaringan Saraf Tiruan dengan Metode Backpropagation Untuk Mendeteksi Gangguan Psikologi

T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM

JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MENDETEKSI GANGGUAN PSIKOLOGI

JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION UNTUK PENGENALAN WAJAH METODE EKSTRAKSI FITUR Sigit Kusmaryanto Teknok Elektro FTUB,

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

KOMPARASI HASIL KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES MELLITUS MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION

ANALISA PREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

BAB II. Penelitian dengan jaringan syaraf tiruan propagasi balik. dalam bidang kesehatan sebelumnya pernah dilakukan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION

PERANCANGAN APLIKASI MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT MATA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION

1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK DALAM PREDIKSI PERSEDIAAN TERNAK SAPI POTONG ( STUDI KASUS DI WILAYAH SUMATERA BARAT )

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. suatu perusahaan yang akan memberikan keuntungan dalam bentuk deviden dan capital

Implementasi Metode Backpropagation Untuk Klasifikasi Kenaikan Harga Minyak Kelapa Sawit

Presentasi Tugas Akhir

Peramalan Penjualan Mobil Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan dan Certainty Factor

BAB II LANDASAN TEORI

JARINGAN SARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK)

WAVELET -JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PREDIKSI DATA TIME SERIES

PENGGUNAAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION UNTUK SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU PADA JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DI POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK

Pengenalan Karakter Tulisan Tangan Latin pada Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation dengan Input Citra Kamera Digital

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

JARINGAN SYARAF TIRUAN MENGGUNAKAN ALGORITMA BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI NILAI UJIAN AKHIR SEKOLAH (STUDI KASUS DI MAN 2 PADANG)

Architecture Net, Simple Neural Net

Proses Pembelajaran dengan BackPropagation pada kasus penyakit asma

ANALISA PREDIKSI JUMLAH ORDER BARANG DENGAN ALGORITMA BACK PROPAGATION (Studi Kasus pada MART 165)

Transkripsi:

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT Havid Syafwan Program Studi Manajemen Informatika, Amik Royal, Kisaran E-mail: havid_syafwan@yahoo.com ABSTRAK: Dalam memprediksi tingkat pengangguran biasanya menerapkan ilmu statistika dalam proses perhitungannya, pada saat ini proses perhitungan statistika banyak dilakukan dengan berbagai macam bantuan software-sofware yang ada pada komputer. Salah satu proses perhitungan yang dapat dilakukan dengan komputer yang berkecepatan tinggi adalah Jaringan Saraf Tiruan. Metode Jaringan Saraf Tiruan dalam memprediksi tingkat pengangguran dengan menggunakan algoritma Backpropagation di mana data diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat dengan menggunakan beberapa parameter-parameter masukan dari tahun 1990 2010. algoritma Backpropagation digunakan untuk melatih tujuh variabel masukan yang nantinya akan memperoleh keluaran dari prediksi jumlah pengangguran ditahun berikutnya. Kata Kunci: Jaringan Saraf Tiruan, Statistika, Algoritma Backpropagation, Pengangguran, Prediksi. PENDAHULUAN Dalam ilmu pengetahuan banyak permasalahan-permasalahan menarik yang kita temukan, salah satunya dapat digolongkan ke dalam peramalan (forecasting). Peramalan adalah proses membuat pernyataan tentang peristiwa yang aktual di mana hasilnya (biasanya) belum diamati. Pada penerapannya, peramalan biasanya digunakan dalam memprediksi nilai tukar mata uang, meramalkan besarnya penjualan, memprediksi besarnya aliran air sungai, dan lain-lain. Peramalan ini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, salah satunya adalah dengan mengembangkan teknik kecerdasan buatan. Dalam hal ini yang paling banyak digunakan adalah dengan menggunakan Artificial Neural Network (ANN) atau dalam bahasa Indonesianya dikenal dengan Jaringan Saraf Tiruan (JST). Jaringan Syaraf Tiruan adalah sistem komputasi yang didasarkan pada pemodelan sistem syaraf biologi (neuron) melalui pendekatan dari sifat-sifat komputasi biologis (biological computation). Konsep praktis dari JST dapat diterapkan dalam memprediksi jumlah pengangguran dengan cara melihat pola data pengangguran periode masa lalu yang dimasukkan kedalam sistem, kemudian dilakukan proses pelatihan menggunakan Jaringan Saraf Tiruan (JST). Dalam memecahkan permasalahan tersebut, sebuah sistem yang menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan dilatih terlebih dahulu untuk mengenali pola-pola data yang ada pada permasalahan tersebut, kemudian sistem akan menghasilkan bobot-bobot dan dapat menentukan hasil prediksi pola data periode selanjutnya. METODE 1. Komponen Jaringan Syaraf Tiruan Dalam merancang suatu jaringan syaraf selain memperhatikan struktur hubungan antara simpul masukan dengan simpul keluaran, perlu ditentukan juga cara atau metode pembelajarannya. Belajar bagi jaringan syaraf adalah cara memperbaharui bobot sinapsis disesuaikan dengan isyarat masukan dan keluran yang diharapkan. Secara umum suatu jaringan syaraf dibentuk atas sejumlah neuron sebagai unit pengolah informasi sebagai dasar operasi untuk menjalankan fungsi atau tugasnya. Model susunan neuron ditunjukkan pada Gambar 1 berikut ini : Gambar 1. Struktur Neuron pada Jaringan Syaraf Tiruan 207

2. Arsitektur Backpropagation Backpropagation memiliki beberapa unit yang ada dalam satu atau lebih lapisan tersembunyi. Pada Gambar 2 ditunjukan arsitektur Backpropagation dengan n buah masukan (ditambah sebuah bias), sebuah lapisan tersembunyi yang terdiri dari p unit (ditambah sebuah bias), serta m buah unit keluaran. Di mana v ij merupakan bobot garis dari unit masukan x i ke unit lapisan tersembunyi z j (v j0 merupakan bobot garis yang menghubungkan bias di unit masukan ke unit lapisan tersembunyi z j ), w kj merupakan bobot dari unit lapisan tersembunyi z j ke unit keluaran y k (w k0 merupakan bobot dari bias dilapisan tersembunyi ke unit keluaran z k ). Gambar 2. Arsitektur Jaringan Backpropagation 3. Algoritma Backpropagation Aturan pelatihan jaringan Backpropagation terdiri dari 2 tahapan, yaitu feedforward dan backward propagation. Pada jaringan diberikan sekumpulan contoh pelatihan yang disebut set pelatihan. Set pelatihan ini digambarkan dengan sebuah vector feature yang disebut dengan vektor input yang diasosiasikan dengan sebuah output yang menjadi target pelatihannya. Dengan kata lain set pelatihan terdiri dari vektor input dan juga vektor output target. Keluaran dari jaringan berupa sebuah vektor output aktual. Selanjutnya dilakukan perbandingan antara output aktual yang dihasilkan dengan output target dengan cara melakukan pengurangan diantara kedua output tersebut. Hasil dari pengurangan merupakan error. Error dijadikan sebagai dasar dalam melakukan perubahan dari setiap bobot yang ada dengan mempropagasikannya kembali. Setiap perubahan bobot yang terjadi dapat mengurangi error. Siklus setiap perubahan bobot (epoch) dilakukan pada setiap set pelatihan hingga kondisi berhenti dicapai, yaitu bila mencapai jumlah epoch yang diinginkan atau hingga sebuah nilai ambang yang ditetapkan terlampaui. Algoritma pelatihan jaringan Backpropagation ini terdiri dari 3 tahapan, yaitu : a. Tahapan umpan maju (feedforward) b. Tahapan umpan mundur (backpropagation) c. Tahap pengupdatean bobot dan bias. Penulisan notasi-notasi yang digunakan pada algoritma pelatihan Backpropagation yaitu sebagai berikut : X : Vektor input pembelajaran. x = (x 1, x 2,...,x j,...,x n ). t : Vektor target output. t = (t 1, t 2,...,t k,...,t m ). δ k : Bagian koreksi error penyesuaian bobot w jk berpedoman pada error output neuron y k. δj : Bagian koreksi error penyesuaian bobot vij berpedoman pada error output neuron zj. α : Learning rate yaitu parameter yang mengontrol perubahan bobot selama pelatihan. Jika learning rate besar, jaringan semakin cepat belajar, tetapi hasilnya kurang akurat. Learning rate biasanya dipilih antara 0 dan 1. θ : Toleransi error. x i : Unit input ke-i, sinyal yang masuk dan keluar pada suatu unit dilambangkan dengan variabel yang sama, yaitu x i. v oj : Bias pada Hidden neuron ke- j. v ij : Bobot antara unit input ke-i dan hidden unit ke-j Q jk : Bobot antara hidden unit ke-j dan unit output ke-k zi : Hidden neuron ke-j. Nilai input z i ditunjukkan dengan n z_in j = v oj + i=1 x i v ij (1) z_in i : Nilai output dengan menggunakan fungsi aktivasi yang dipilih ditunjukkan dengan z i : z j = f(z_in j ) (2) w ok : Bias pada output neuron ke-k. Y k : Output neuron ke-k. Nilai input Y k ditunjukkan dengan y_in k : p i=1 z i (3) y_in k = w ok + Nilai output dengan menggunakan fungsi aktivasi yang dipilih ditunjukkan dengan y k : y k = f(y_in k ) (4) Algoritma pembelajaran untuk Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation adalah sebagai berikut : 208

Langkah 0 : Inisialisasi bobot dengan nilai random atau acak yang cukup kecil. Set learning rate α (0 < α < = 1) Langkah 1 : Selama kondisi berhenti masih belum terpenuhi, laksanakan langkah sampai 9. Langkah 2 : Untuk tiap pasangan pelatihan, kerjakan langkah 3 sampai 8. Feedforward: Langkah 3 : Untuk tiap input neuron (X i, i=1,2,3,...,n) menerima input x i dan menyebarkan sinyal tersebut ke seluruh neuron kepada lapisan atasnya (lapisan tersembunyi). Langkah 4 : Untuk hidden neuron (Z i, j=1,2,3,...,p) dihitung nilai input dengan menggunakan nilai bobotnya : n z_in j = v oj + i=1 x i v ij (5) kemudian dihitung nilai output dengan menggunakan fungsi aktivasi yang digunakan : z j = f(z_in j )(6) Di mana fungsi aktivasi yang digunakan adalah fungsi sigmoid biner yang mempunyai persamaan : 1 f x = 1 + e x Hasil fungsi tersebut dikirim ke semua neuron pada lapisan di atasnya. Langkah 5 : Untuk tiap output neuron (Y k, k=1,2,3,...,m) dihitung nilai input dengan nilai bobotnya: p y_in k = w ok + i=1 z i w jk (7) Kemudian dihitung nilai output dengan menggunakan fungsi aktivasi: y k = f y in k (8) Backpropagation: (Perhitungan nilai kesalahan) : Langkah 6 : Untuk tiap output neuron(y k, k=1,2,3,...,m) menerima pola target yang bersesuaian dengan pola input dan kemudian dihitung informasi kesalahan: k = t k y k f (y_in k ) (9) Kemudian dihitung koreksi nilai bobot yang kemudian akan digunakan untuk memperbaharui nilai w jk : w jk = αδ k z j (10) Hitung koreksi nilai bias yang kemudian akan digunakan untuk memperbaharui nilai w 0k : w ok = αδ k (11) Dan kemudian nilai δ k dikirim ke neuron pada lapisan sebelumnya. Langkah 7 : Untuk tiap hidden neuron (Z j, j=1,2,3,...,p) dihitung delta input yang berasal dari neuron pada layer di atasnya : m δ_in j = k=1 δ k w jk (12) Kemudian nilai tersebut dikalikan dengan nilai turunan dari fungsi aktivasi untuk menghitung informasi kesalahan : δ j = δ in j f (z inj ) (13) Hitung koreksi nilai bobot yang kemudian digunakan untuk memperbaharui v ij v ij = αδ j x i (14) Dan hitung nilai koreksi bias yang kemudian digunakan untuk memperbaharui nilai v oj : v oj = αδ j 15) Memperbaharui nilai bobot dan nilai bias Langkah 8 : Tiap nilai bias dan bobot (j=0,...,p) pada output neuron (Y k, k=1,2,3,...,m) diperbaharui : w jk (baru) = w jk (lama) + ij V ij (baru) = v ij (lama) + ij (16) Langkah 9 : Menguji apakah kondisi berhenti sudah terpenuhi. Kondisi berhenti ini terpenuhi jika nilai kesalahan yang dihasilakan lebih kecil dari nilai kesalahan referensi [1]. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Perancangan Sistem Dari literatur yang didapat, di mana ditetapkan 7 neuron lapisan input dalam memprediksi tingkat pengangguran dengan melihat data dari tahun-tahun sebelumnya yaitu dari tahun 1990 sampai tahun 2010. Adapun parameter-parameter yang menjadi inputnya adalah : 209

Input : X 1 = Jumlah penduduk Sumatera Barat X 2 = Data Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) (%) X 3 = Angkatan Kerja X 4 = Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) (%) X 5 = Penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha X 6 = PDRB (Penduduk Domestik Regional Bruto) atas dasar harga konstan menurut lapangan usaha (milliar rupiah) X 7 = Penduduk Sumatera Barat usia 15 tahun ke atas Target :Y = Data pengangguran realita di Sumatera Barat tahun 1990-2010 2. Pemodelan Jaringan Syaraf Tiruan Pada saat perancangan Jaringan Syaraf Tiruan di mana algoritma yang digunakan adalah algoritma Backpropagation, maka dari hasil analisa tadi dapat digunakan dengan menggunakan fungsi aktivasi sigmoid biner dengan selang interval [0,1;0,9]. [6] Pada penelitian ini terdapat 3 lapisan yaitu 1 lapisan input, 1 lapisan tersembunyi, dan 1 lapisan output. Berdasarkan kasus yang akan diselesaikan, maka pada lapisan input terdapat 7 neuron, Tabel 1. Data Pelatihan dan Pengujian pada lapisan output terdapat 1 neuron, sedangkan pada lapisan tersembunyi penulis mencoba dengan menggunakan jumlah neuron 2, 3,, 10 neuron. Adapun arsitektur jaringan syaraf tiruan yang digunakan terlihat seperti pada gambar 4.1 berikut : Gambar 3. Arsitektur Jaringan Backpropagation untuk Memprediksi Tingkat Pengangguran di Sumatera Barat dengan n Neuron pada Lapisan Tersembunyi 3. Hasil Penelitian dengan 11 Data Pelatihan dan 10 Data Pengujian Untuk mengolah jaringan saraf tiruan dengan metode Backpropagation terlebih dahulu data dipisah menjadi data pelatihan dan data pengujian seperti pada tabel 1 di bawah ini: 210

Berdasarkan tabel 1 di atas Dari pelatihan dan pengujian yang terdapat 11 data pelatihan dan 10 data dilakukan terhadap JST dengan pengujian yang dilakukan terhadap jaringan menggunakan beberapa pola arsitektur yang syaraf tiruan backpropagation dicoba dilakukan pada aplikasi Matlab, maka dengan menggunakan beberapa neuron didapatkan hasil persentase kebenaran pada lapisan tersembunyi yaitu 2, 3,, seperti pada tabel 2 berikut ini : 10 neuron untuk masing-masing data. Tabel 2. Hasil Pengolahan dengan Matlab 6.5 berdasarkan Pembagian Jumlah Data dan Arsitektur Dari 9 kali percobaan yang telah dilakukan dengan pola arsitektur yang berbeda-beda. Untuk pelatihan nilai persentase kebenaran yang paling tinggi adalah 100% dan paling rendah 45,45%. Sedangkan pada pengujian nilai persentase kebenaran tertinggi adalah 70% dan yang terendah adalah 20%. Terlihat bahwa pada proses pelatihan dengan beberapa neuron pada lapisan tersembunyi yang ketepatan prediksinya mendekati adalah JST dengan arsitektur 7-6-1 di mana memberikan hasil prediksi sebesar 100 % dengan nilai performance 0.0100459 dengan epochs sebesar 100. 4. Korelasi dan Bentuk Persamaan Regresi yang Dihasilkan Berdasarkan dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan, maka dihasilkan bentuk persamaan regresi dan besarnya korelasi dari data yang telah dilakukan melalui pelatihan dan pengujian yang telah dilakukan. Dalam kasus ini hasil pelatihan dan pengujian terbaik dimiliki oleh data yang memilik pola arsitektur 7-6-1. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4 berikut ini : Gambar 4. Grafik Hasil Regresi dan Korelasi dari Pelatihan JST dengan Pola Arsitektur 7-6-1 Dari gambar 4 di atas dapat dilihat bahwa korelasi antara data pengangguran dengan data hasil pelatihan cukup besar terhadap perubahan waktu yaitu sebesar 0,6 atau 60% dengan bentuk persamaan regresi A=(4,03)T + (0,308). SIMPULAN Pada bab ini dijelaskan beberapa kesimpulan yang sesuai dengan uraian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya yaitu sebagai berikut : 1. Aplikasi prediksi dengan menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan dapat dijadikan sebagai salah satu solusi dalam memprediksi tingkat pengangguran dengan menggunakan 7 parameter masukan. 2. Metode Jaringan Syaraf Tiruan yang digunakan untuk memprediksi tingkat pengangguran adalah metode 211

backpropagation dengan membagi data menjadi 2 bagian yaitu 11 data untuk pelatihan dan 10 data untuk pengujian diperoleh pola 7-6-1 sebagai arsitektur terbaik. Dari pembagian 2 data tersebut didapat hasil persentase kebenaran data 100% untuk data pelatihan dan 70% untuk data pengujian. SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka penulis memberikan saransaran sebagai berikut : 1. Untuk penelitian lebih lanjut, jumlah data yang digunakan dalam pelatihan maupun dalam pengujian sebaiknya ditambah karena semakin banyak data yang diproses, maka kemungkinan besar hasil yang diperoleh akan semakin baik, sehingga hasil prediksi juga semakin mendekati data sebenarnya. 2. Untuk penelitian lebih lanjut sebaiknya juga harus melibatkan variabel lain yang bisa memprediksi tingkat pengangguran. 3. Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan dengan mencoba metode peramalan lain dan membandingkannya dengan metode Backpropagation. DAFTAR RUJUKAN Andrijasa. M.F dan Mistianingsih. 2010. Penerapan Jaringan Syaraf Tiruan untuk Memprediksi Pengangguran di Provinsi Kalimatar Timur dengan Menggunakan Algoritma Pembelajaran Backpropagation. Jurnal Informatika Mulawarman. Samarinda, 1 Februari 2010. Endang, Triana. 2008. Model Peramalan Harga Saham Dengan Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik. Institut Pertanian Bogor. Hermawan, Arief. 2006. Jaringan Saraf Tiruan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : Andi Offset. Hidayatno, Achmad. Pengantar Jaringan Syaraf. Universitas Diponegoro. Semarang Kusumantara, P.M dan Susrama, I Gede. 2007. Analisa Prediksi Tingkat Pengangguran dengan Jaringan Syaraf Tiruan. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi. Yogyakarta, 16 Juni 2007. Siang, JJ. 2005. Jaringan Syaraf Tiruan dan Pemrograman Menggunakan MATLAB. Yogyakarta : Andi Offset. 212