BAB I PENDAHULUAN. Utara di sebelah Tenggara dan Selatan. (Adan 2006: 3)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibagi dalam 4 daerah, yaitu Gayo Laut yang mendiami sekitar danau Laut

BAB I PENDAHULUAN. Deli. Bandar merupakan sebutan dari masyarakat suku Melayu Deli yang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KEISTIMEWAAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdasarkan posisi geografisnya Aceh berada di pintu gerbang masuk

I. PENDAHULUAN. pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. islam di Nusantara. Dan proses masuknya agama Islam di Indonesia menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. tentang dirinya sendiri. Semua usaha yang tidak menentu untuk mencari identitas-identitas

BAB I PENDAHULUAN. hampir bersamaan muncul gerakan-gerakan pendaulatan dimana targetnya tak

I. PENDAHULUAN. pemerintah negara indonesia yang melindungi segenap bangsa indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran.

I. PENDAHULUAN. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah nasional Indonesia tidak lepas dari pemerintahan Soekarno dan Soeharto, seperti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tanah Dairi terletak di bagian pegunungan bukit barisan melintang di

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia

PEMETAAN STANDAR ISI

PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Departemen Pendidikan Nasional RI (2003:5) mendefinisikan

Ebook dan Support CPNS Ebook dan Support CPNS. Keuntungan Bagi Member cpnsonline.com:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan.

BAB I STRATEGI MARITIM PADA PERANG LAUT NUSANTARA DAN POROS MARITIM DUNIA

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut

KISI-KISI PEDAGOGIK UKG 2015 SEJARAH STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/KEAHLIAN/BK

BAB I PNDAHULUAN. Jepang dalam Perang Raya Asia Timur tahun Namun, ditengah tengah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KEISTIMEWAAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH

AKHIR PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA DAN PEMERINTAHAN BARU BANGSA INDONESIA ENCEP SUPRIATNA

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH SMP KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nurhidayatina, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kemerdekaan sampai hingga era pengisian kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan Revolusi merupakan perlawanan penjajah terhadap Indonesia.

BAB II SITUASI DAN KONDISI ACEH SEBELUM DIBERLAKUKANNYA DAERAH OPERASI MILITER ( )

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. tinjauan ini dilakukan.tapanuli Utara,yang dikenal sebagai Afdeeling

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan kuat dalam

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB IV ANALISIS TERHADAP PEMBERIAN GELAR WALIYYUL AMRI AD- DHARURI BI AS-SYAUKAH OLEH NAHDATUL ULAMA KEPADA PRESIDEN SOEKARNO

BAB V KESIMPULAN. Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan Indonesia. Berhubung dengan masih buruk dan minimnya sarana dan prasarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Langkat merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di

BAB V PENUTUP. Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. cenderung ditulis sebagai fenomena yang tidak penting dengan alasan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dinamika hubungan sipil dan militer pada masa Demokrasi Liberal (1950-

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN

bangsa, ras, etnis, budaya maupun agama, dalam hal keagamaan mayoritas untuk menerapkan Syaria t Islam di sejumlah daerah yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Letjen TNI (Purn) DR Tiopan Bernhard Silalahi, SH atau yang lebih di

5. Materi sejarah berguna untuk menanamkan dan mengembangkan sikap bertanggung jawab dalam memelihara keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup.

BAB V KESIMPULAN. beradaptasi dengan situasi yang baru sebagai sebuah wilayah yang merdeka. Citacita

PENDAHULUAN. Jepang dan Italia melawan Sekutu membawa pengaruh terhadap perubahan situasi negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. Keempat daerah khusus tersebut terdapat masing-masing. kekhususan/keistimewaannya berdasarkan payung hukum sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup masyarakatnya agar menjadi manusia seutuhnya yang

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah peradaban Aceh begitu panjang, penuh liku dan timbul tenggelam.

BAB I PENDAHULUAN. Eros Rosinah, 2013 Gerakan Donghak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

I. PENDAHULUAN. dan peri-keadilan (MPR RI, 2012: 2).

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Sunatra dalam Pendidikan Politik Kewarganegaraan (2016), suatu bangsa akan

BAB I PENDAHULUAN. dari beberapa suku bangsa yang berasal dari propinsi, yaitu Fukien dan Kwantung

BAB I. Pendahuluan Latar Belakang

TERBENTUKNYA GAM DAN RMS SEBAGAI BUKTI LEMAHNYA PENERAPAN PANCASILA

PERKUMPULAN DHARMAPUTRI SMP KATOLIK STELLA MARIS SURABAYA KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH TULIS TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki sejarah panjang untuk mendapatkan kemerdekaannya di tahun Hanya saja, tidak banyak yang

Menjelaskan pengertian dari tenaga eksogen Menyebutkan faktor-faktor yang menyebabkab terjadinya kerusakan hutan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Terdapat beberapa hal yang penulis simpulkan berdasarkan permasalahan yang

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB V KESIMPULAN. dinobatkan sebagai sultan kemudian menjadi Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesultanan Asahan adalah salah satu Kesultanan Melayu yang struktur

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN A ZIZATUL MAR ATI ( )

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan

PEMBERONTAKAN DAUD BEUREUEH (DI/TII ACEH) TAHUN

DAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B

BAB I PENDAHULUAN. kontrak perkebunan Deli yang didatangkan pada akhir abad ke-19.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah selesai, tetapi proklamasi itu harus mendapatkan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PENDAHULUAN Setelah Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945, Belanda masih merasa mempunyai kekuasaan atas Hindia Belanda yaitu negara bekas

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1959 TENTANG SUSUNAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT SEMENTARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

H.M.Umar Djani Martasuta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mula-mula kedatangan tentara Jepang disambut gembira dan diterima

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BIREUEN DAN KABUPATEN SIMEULUE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2001 TENTANG

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BAB 1. PERKEMBANGAN SISTEM ADMINISTRASI WiLAYAH INDONESIALatihan Soal 1.1

BAB I PENDAHULUAN. menyebar dari Sabang sampai Merauke. Termasuk daerah Sumatera Utara yang

BAB I PENDAHULUAN. Serdang Bedagai dan di sebelah Timur dengan Kabupaten Asahan.

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi tahun 1998 membawa perubahan mendasar terhadap konstitusi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Aceh yang dahulu pernah menjadi sebuah negara tangguh di dunia kini menjadi sebuah provinsi dalam wilayah Republik Indonesia. Ia berkedudukan di ujung barat pulau Sumatra yang di batasi oleh Teluk benggala sebelah Utara, samudra Hindia di sebelah barat, Selat malaka di sebelah Timur dan Sumatra Utara di sebelah Tenggara dan Selatan. (Adan 2006: 3) Tanah Aceh terletak di jalur lalu lintas dunia yang ramai sejak dahulu, sangat terbuka untuk menerima kedatangan berbagai unsur darah dari seluruh jagad, sehingga karenanya orang-orang Aceh, terutama pesisir, adalah campuran dari berbagai unsur. (Hasjmy 1995: 54). Secara historis, berbagai peristiwa konflik politik internal Aceh sebelumnya, dimulai peristiwa perang Cumbok tahun 1945-1946 yang merupakan konflik internal antara ulama dan Uleebalang Aceh. Perang Cumbok adalah konflik sosial yang berpusat di Pidie, antara kelompok uleebalang (bangsawan). Perang ini pada dasarnya adalah pergolakan untuk meruntuhkan feodalisme di Pidie yang dipicu perbedaan pandangan dalam menyikapi kemerdekaan RI di Aceh pasca proklamasi RI, dimana pihak uleebalang menghendaki agar Belanda kembali ke Aceh, sementara PUSA menyetujui kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Peristiwa Cumbok sebenarnya hanyalah puncak gunung es dari konflik laten antara uleebalang dan ulama yang sudah terjadi sejak ketika Belanda masih menguasai Aceh, dimana Belanda mendapatkan banyak dukungan dari kaum 1

bangsawan, sementara para bangsawan menikmati berbagai keistimewaan dibawah perlindungan Belanda. Privilege yang diperoleh kaum uleebalang, diantaranya adalah posisi-posisi kekuasaan di dalam struktur kekuasaan Belanda di kawasan Aceh Lheu Sagoe (kesultanan Aceh). Sementara itu, dilain pihak para ulama sangat menentang Belanda dan dengan sendirinya menyimpan ketidaksenangan terhadap kelompok uleebalang yang dianggap mempertahankan status quo sebagai pengkhianat orang Aceh. (Santoso 2014: 240-241) Meskipun ada beberapa uleebalang yang tetap pro kemerdekaan dan mendukung ulama, tapi perang Cumbok tetap merepresentasikan konflik ulama versus bangsawan di Aceh. Dampak perang ini sangat mengerikan, banyak kaum Teuku melarikan diri keluar Aceh atau di wilayah Aceh yang bebas konflik, serta meninggalkan luka mendalam di jiwa orang Aceh, terutama di kawasan pesisir Timur dan Utara Aceh hingga kini. Ada kecenderungan orang Aceh menghindari diskusi tentang peristiwa kelam ini dalam pembicaraan sehari-hari, karena takut menyinggung orang-orang yang notabene adalah bagian dari komunitas seharihari. Perang Cumbok sendiri berakhir Januari 1946, dan pimpinannya, Teuku Daud Cumbok, dihukum mati. (Santoso 2014: 241). Kaum Ulama merupakan suatu bagian yang amat berpengaruh dalam Masyarakat Islam. Mereka mempunyai kedudukan yang tinggi berkat pengetahuan keagamaan mereka. (Kartodirdjo 1981: 129) Peneliti sejarah asal Selandia Baru, Anthony Reid, mengatakan, sejak uleebalang tersingkir akibat Revolusi sosial di Aceh, posisi ulama kian kuat di bawah Beureueh. Aceh, tulis Reid, menjadi daerah islam yang unik, sekaligus 2

salah satu contoh Revolusi sosial yang berhasil. Cerita sukses itu membuat pemerintah pusat, selama aksi militer belanda pertama pada 1947, mengangkat Beureueh sebagai gubernur militer. ia satu-satunya orang tanpa pendidikan Belanda atau Jepang yang menerima pengangkatan begitu tinggi selama Revolusi, tutur Reid dalam bukunya, (TEMPO 2001: 48) Menurut sejarah, aceh telah memberi untuk republik. Bahkan awal pemberian aceh, yakni kesediaan Aceh sebagai daerah modal, merupakan pemberian yang sangat menentukan sebagai kelangsungan dan eksistensi indonesia. Jika kita bisa berandai-andai dengan sejarah, maka kita bisa mengatakan bila aceh menolak memberi pada saat itu, tentunya indonesia hanya ada seumur jagung lalu punah. Pemberian yang berwujud politis ini, tentunya, memiliki nilai yang tiada terhitung bila indonesia menghargai aceh. Belum lagi berbagai bentuk pemberian aceh lainya yang bersifat material, seperti pesawat yang bukan saja sangat menentukan keberadaan RI, tetapi juga menjadi modal utama Angkatan Udara RI. (Ishak 2008: 40) wallahi, Billahi, kepada Daerah Aceh nanti akan diberi hak untuk menyusun rumah tangganya sendiri sesuai dengan syari at islam. Dan Wallah, saya akan pergunakan pengaruh saya agar rakyat Aceh benar-benar nanti dapat melaksanakan syari at islam di dalam daerahnya. Nah, apakah kakak masih ragu-ragu juga? Demikian sepenggal janji yang diucapkan presiden Sukarno pada Daud Beureuh ketika menyambangi Aceh tanggal 17 juni 1948. Tetapi, janji sukarno tak ubahnya pepesan kosong. Bukanya janji yang terpenuhi, Aceh justru dijadikan bagian dari Provinsi Sumatra Utara. Daud Beureuh yang terlanjur 3

meradang kemudian memutuskan untuk melawan sebagai reaksi atas kekecewaannya terhadap Republik. (Ruslan 2008: 78) Pemberontakan aceh berawal dari penolakan Daud Beureuh atas rencana jakarta menggabungkan Aceh dengan Sumatra utara ke dalam satu Provinsi. Karena tidak berhasil mencapai kesepakatan dengan Soekarno, tahun 1953 ia memproklamasikan Aceh sebagai bagian dari Negara Islam Indonesia pimpinan S.M. Kartosoewirjo. (Aning 2007: 64) Atas reaksi serius ini, pemerintah pusat kemudian meralat keputusan tidak populisnya itu dengan mengirim satu misi khusus yang dipimpin wakil perdana mentri untuk meredakan perlawanan sakit hati rakyat aceh tersebut. Alhasil, Jakarta kemudian memberikan kembali status provinsi Aceh dengan penambahan otonomi kepada rakyat Aceh. Hal ini dituangkan melalui Undang-Undang no.24 Tahun 1965 tentang pembentukan Daerah otonomi Provinsi Aceh dan perubahan peraturan pembentukan Provinsi sumatra utara. Undang-undang ini kemudian diperbaharui dengan dikeluarkanya keputusan perdana mentri republik indonesia No.1/Missi/tahun 1959 Tentang pemberian keistimewaan kepada provinsi Aceh dalam bidang keagamaan, peradatan, dan pendidikan. Sayang nya, hal yang dikatakan istimewa tersebut tidak pernah terwujud karena lahirnya undangundang No 5 tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintahan di daerah. (Arifin 2011: 11-12) Konflik sosial pada hakikatnya merupakan suatu gejala sosial yang melekat di dalam setiap kehidupan masyarakat, dan oleh karenanya melekat pula di dalam kehidupan setiap bangsa. Akan tetapi, konflik-konflik sosial di dalam 4

berbagai masyarakat senantiasa memiliki derajat dan polanya masing-masing. (Nasikun 1998: 5) Perjuangan Teuku Daud Beureueh di Aceh dan Keberadaan peran Teuku Ilyas Leube dalam Darul Islam di Kota Takengon Kabupaten Aceh tengah menjadi sebuah fenomena menarik untuk di kaji. Minimnya penulisan sejarah tentang Teuku Ilyas Leube dalam peranannya dalam Darul Islam merupakan alasan lain mengapa penelitian ini perlu untuk dilakukan. Oleh karena itu peneliti mencoba menelusuri keterkaitan Teuku Ilyas Leube dalam DI/TII dengan judul PERANAN TEUKU ILYAS LEUBE TERHADAP DI/TII DI TAKENGON KABUPATEN ACEH TENGAH (1953-1962) 5

1.2.Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi identifikasi masalah adalah: 1. Lahirnya Organisasi DI/TII di Aceh tahun 1953-1962. 2. Peran Teuku Ilyas Leube dalam DI/TII Aceh tahun 1953-1962. 3. Persepsi masyarakat sekarang tentang perjuangan Teuku Ilyas Leube dalam Organisasi DI/TII di Aceh Tengah. 1.3. Rumusan Masalah Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana latar belakang lahir nya Organisasi DI/TII di Aceh (1953 1962)? 2. Bagaimana peran Teuku Ilyas Leube dalam DI/TII Aceh (1953 1962)? 3. Bagaimana persepsi masyarakat sekarang tentang perjuangan Teuku Ilyas Leube dalam Organisasi DI/TII di Aceh Tengah? 1.4. Tujuan Penelitian Menetapkan tujuan penelitian merupakan hal yang sangat penting, karena setiap penelitian yang dilakukan harus memiliki tujuan tertentu. Dengan demikian yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui latar belakang lahir nya Organisasi DI/TII di Aceh (1953-1962). 2. Untuk mengetahui peran Teuku Ilyas Leube dalam DI/TII Aceh (1953-1962). 6

3. Untuk mengetahui persepsi masyarakat sekarang tentang perjuangan Teuku Ilyas Leube dalam Organisasi DI/TII di Aceh Tengah. 1.5. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang ingin diperoleh sesudah melaksanakan penelitian ini adalah : 1. Menambah wawasan bagi peneliti dan pembaca megnenai Teuku Ilyas Leube serta perananya dalam DI/TII. 2. Untuk menambah pengetahuan atau informasi bagi para pembaca baik dari kalangan mahasiswa maupun masyarakat umum tentang sejarah DI/TII Aceh. 3. Memperkaya informasi bagi masyarakat khususnya di, Takengon Aceh Tengah untuk mengetahui Sejarah Teuku Ilyas Leube. 4. Memperkaya informasi bagi akademisi UNIMED, khusunya jurusan Pendidikan Sejarah untuk dapat kiranya mengetahui dan memahami mengenai Sejarah DI/TII dan Teuku Ilyas Leube. 5. Sebagai bahan masukan dan perbandingan bagi peneliti lain yang bermaksud mengadakan penelitian dalam masalah yang sama. 6. Menambah daftar bacaan kepustakaan ilmiah UNIMED khususnya Fakultas Ilmu Sosial Jurusuan Pendidikan Sejarah. 7