KINERJA BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DALAM MENJALANKAN FUNGSI PENGAWASAN PEMERINTAHAN. Oleh EARLITA KOROMPIS ABSTRAKSI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sistem pemerintahan yang

BAB I PENDAHULUAN. demorasi secara langsung, desa juga merupakan sasaran akhir dari semua program

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi Daerah merupakan fenomena yang sangat dibutuhkan dalam era

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara Republik Indonesia sebagai Negara Kesatuan menganut asas

BAB I PENDAHULUAN. Setelah Orde Baru jatuh dikarenakan reformasi maka istilah Good

BAB I. tangganya sendiri (Kansil, C.S.T. & Christine S.T, 2008). perubahan dalam sistem pemerintahan dari tingkat pusat sampai ke desa.

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

BAB I PENDAHULUAN. nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang. sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

Pemerintahan Desa diselenggarakan oleh Pemerintah Desa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas

I. PENDAHULUAN. hakekatnya ditujukan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat

PELEMBAGAAN PARTISIPASI MASYARAKAT DESA MELALUI PEMBANGUNAN BKM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan

PRAKTEK KEKUASAAN ELIT POLITIK DALAM DEMOKRASI (SUATU STUDI KASUS PENYUSUSUNAN PERATURAN DESA OLEH BPD DESA SUM TAHUN 2015)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 2 Tahun 2007 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2007

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN DAN KELEMBAGAAN DESA

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR : 01 TAHUN PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA (APBDes) TAHUN ANGGARAN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Daerah Indonesia berdasarkan UUD 1945 Pasal 18 ayat (1) terdiri dari

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistem sentralisasi ke sistem desentralisasi. Ini memberikan implikasi terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem sentralisasi ke desentralisasi menjadi salah satu wujud pemberian tanggungjawab

B A B I P E N D A H U L U A N

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 4 Tahun : 2006 Seri : E

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG KEWENANGAN DAN KELEMBAGAAN DESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Implementasi Peraturan Desa Nomor 01 Tahun 2012 Tentang Anggaran Pendapatan Belanja Desa Di Desa Kauneran 1 Kecamatan Sonder

B U P A T I N G A W I PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

mekanisme pemerintahan negara dijalankan oleh presiden sebagai pemegang kekuasaan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA TAHUN 2006 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR : 11 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

KEPALA DESA MIAU MERAH KABUPATEN KAPUAS HULU PERATURAN DESA MIAU MERAH NOMOR 03 TAHUN 2017 TENTANG

KEPALA DESA MENES KECAMATAN MENES KABUPATEN PANDEGLANG PERATURAN DESA MENES NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA TAHUN 2017

I. PENDAHULUAN. dilakukan langsung oleh pemerintah pusat yang disebar ke seluruh wilayah

Oleh Nama : Haetami NPM : AP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dalam Bab ini dirikan kesimpulan dan rekomendasi yang dirumuskan dari

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pemerintahan di Indonesia semakin pesat dengan adanya era

PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGETAN NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. dan pemerataan pembangunan di masyarakat, pemerintah telah menetapkan

BAB II LANDASAN TEORI

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

LEMBARAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN ALOR TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PENGHAPUSAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia diproklamirkan pada 17 Agustus 1945, lahir dari perjuangan

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 2 TAHUN 2006

PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI FLORES TIMUR,

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

I. PENDAHULUAN. sendiri dalam mengatur kehidupan kemasyarakatannya. kecamatan (Widjaya, HAW 2008: 164). Secara administratif desa berada di

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN REMBANG TAHUN 2007 NOMOR 52, TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH NOMOR 63 PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DESA KRASAK NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG. RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA ( RKP Desa ) TAHUN 2015

Dpemerintahan terkecil dan

I. PENDAHULUAN. terselenggaranya tata pemerintahan yang baik (good governance). Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang direvisi dengan Undang-Undang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Ngagul Agulan. Berdasarkan Maklumat Pemerintah Daerah Istimewa

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 07 TAHUN 2006 T E N T A N G SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA KERJA SAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2010

pencemara lingkungan dan berdekatan dengan pemukiman penduduk. Kemudian menimbulkan perselisihan dengan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. bagian terkecil dari struktur pemerintahan yang ada di dalam struktur

SKRIPSI. Diajukan guna memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ilmu Administrasi Negara FISIP UPN veteran Jawa Timur

Dengan persetujuan bersama. DEWAN PERMUSYAWARATAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN dan BUPATI MUSI BANYUASIN MEMUTUSKAN :

BAB V PENUTUP. Adapun kesimpulan-kesimpulan yang dapat penulis kemukakan adalah sebagai

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 8 TAHUN 2O15 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Dalam ketatanegaraan Republik Indonesia, berkaitan Undang-Undang. tentang Pemerintahan Daerah (UU No.22/1999) direvisi menjadi Undang-

BAB I PENDAHULUAN. tombak) dalam pelayanan kepada masyarakat serta tombak strategis untuk

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

FUNGSI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM PENETEPAN PERATURAN DESA DI DESA TUMALUNTUNG SATU KECAMATAN TARERAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. pedesaan adalah Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa (UU Desa).

PERANAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA (Suatu Studi di Desa Sendangan Kecamatan Tompaso) 1

KEPALA DESA DEMPET KECAMATAN DEMPET KABUPATEN DEMAK PERATURAN DESA DEMPET NOMOR 06 TAHUN 2O16 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. bidang ilmu akuntansi yang mengkhususkan dalam pencatatan dan pelaporan

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 8 TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG TENTANG MUSYAWARAH DESA

KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT KECAMATAN... DESA...

P E R A T U R A N D A E R A H

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

BAB I PENDAHULUAN. berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman,

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

1 of 5 02/09/09 11:52

KEPALA DESA MIAU MERAH KABUPATEN KAPUAS HULU PERATURAN DESA MIAU MERAH NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA. Nomor : 06 Tahun : 2009 Seri : D Nomor : 06 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA NOMOR 06 TAHUN 2009

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 6 SERI D

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2007

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 01 TAHUN 2008 T E N T A N G BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARO,

Transkripsi:

KINERJA BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DALAM MENJALANKAN FUNGSI PENGAWASAN PEMERINTAHAN Oleh EARLITA KOROMPIS 090813170 ABSTRAKSI Badan permusyawaratan desa atau BPD sebagai lembaga pemerintahan di desa memiliki peranan yang penting dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. Keberadaan lembaga BPD ini di atur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, khususnya pada pasal 200 angka 1 disebutkan bahwa dalam pemerintahan daerah kabupaten dibentuk pemerintahan desa yang terdiri dari pemerintah desa dan badan permusyawaratan desa. Salah satu peran BPD adalah pengawasan ADD yaitu sumber pembiayaan utama untuk itu diharapkan kepala desa lebih memposisikan ADD dan bukan hanya pada pembangunan prasarana fisik yang bermanfaat jangka pendek/kecil kontribusinya bagi pemberdayaan masyarakat atau lebih sebagai sumber penghasilan bagi aparatur desa. Kurang terarahnya distribusi ADD selama ini dapat dilihat dari realita bahwa sebagian besar Desa mengalokasikan anggaran ADD-nya untuk perbaikan/peningkatan fisik jalan, yang kontribusinya rendah dalam mendorong pemberdayaan masyarakat. Kata Kunci :Kinerja. BPD, Pengawasan A. Latar Belakang Dalam peraturan pemerintah (PP) nomor 72 tahun 2005 tentang desa disebutkan bahwa BPD berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintah desa. Kedudukan yang penting inilah telah menjadikan BPD sebagai lembaga yang turut menentukan

keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan desa yang bersih, transparan dan partisipatif serta tertib. Badan Permusyawaratan Desa merupakan wadah penampung aspirasi masyarakat yang dibentuk oleh Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Kedudukan Badan Permusyawaratan Desa adalah sejajar dengan Pemerintah Desa serta Fungsi dan wewenang Badan Permusyawaratan Desa adalah fungsi legislasi, menjaring aspirasi dari masyarakat dan pengawasan. Adapun pelaksanaan kewenangan BPD di Desa Temboan belum optimal dalam menggali, menampung, menghimpun, merumuskan dan menyalurkan aspirasi masyarakat.belum optimalnya yang dimaksud dalam hal ini misalnya kewenangan dalam menyalurkan aspirasi masyarakat BPD bersama kepala desa tidak pernah menerima masukan dari masyarakat.selanjutnya dalam hal tata kerja anggota/pimpinan BPD juga belum optimal dengan berbagai permasalahan yang timbul.kondisi ini dibuktikan dengan adanya kegiatan BPD yang banyak didominasi oleh peran pimpinan BPD sementara anggota BPD belum berperan sebagaimana mestinya.mekanisme demokrasi dalam tubuh BPD termasuk dalam pelaksanaan rapat-rapat BPD dan hubungan kelembagaan masih perlu mendapatkan pengaturan dan penjelasan.hal ini menunjukkan bahwa keberadaan tata tertib BPD yang mengakomodir pengaturan sebagaimana dijelaskan tersebut belum maksimal. Berangkat dari permasalahan diatas diperlukan adanya solusi atau pemecahan dalam bentuk kebijakan yang mengarah kepada percepatan pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan desa yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Sejalan dengan kewenangan tersebut dalam hal ini bentuk Pengawasan meliputi pengawasan terhadap Peraturan Pemerintah Desa dan Keputusan Kepala Desa serta Program kerja desa yaitu bagian dari pelaksanaan peraturan desa oleh Pemerintah Desa. Dalam hal ini program kerja desa tidak semua berjalan dengan baik. Pengawasan terhadap pelaksanaan pemerintahan merupakan salah satu alasan terpenting mengapa BPD perlu dibentuk. Upaya pengawasan dimaksudkan untuk mengurangi adanya penyelewengan atas kewenangan dan keuangan desa dalam penyelenggaraan pemerintahan desa Namun BPD Desa Temboan kinerjanya belum optimal dalam melakukan pengawasan terhadap bagaimana suatu program pemerintah.dikatakan kinerja BPD belum optimal misalnya dalam hal pengawasan tentang ADD yang tidak transparan kepada masyarakat dan tidak ada pertanggung jawaban kepada masyarakat dan kepala desa hanya merahasiakan dana yang masuk serta dalam hal mambahas dana yang masuk masyarakat tidak pernah diundang dalam pertemuan tersebut.fungsi pengawasan BPD Desa Temboan hanya dilakukan oleh segelintir orang saja dan dalam menjalankan pengawasan tersebut seringkali tidak efektif dengan membawa urusan-urusan pribadi ataupun kelompok. Kehadiran Badan Permusyawaratan Desa untuk membangun Cheks and Balances serta untuk menyalurkan aspirasi masyarakat yang lebih luas dalam kebijakan tentang desa. Badan permusyawaratan Desa mempunyai beberapa fungsi dan wewenang melakukan pengawasan, diantaranya pengawasan dalam pelaksanaan

Peraturan Desa, Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, Keputusan Kepala Desa, dan pembangunan yang dilaksanakan didesa. Seiring dengan perjalanan Badan Permusyawaratan Desa yang bisa dibilang masih muda dan keanggotaannya merupakan wakil-wakil dari masyarakat maka masyarakat berharap Badan Permusyawaratan Desa melaksanakan kinerjanya dengan baik. Pengawasan adalah segala kegiatan atau usaha untuk mengetahui dan menilai kenyataan yang sebenarnya mengenai pelaksanaan tugas atau kegiatan, apakah sesuai dengan semestinya. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas penulis mengemukakan perumusan masalah sebagai berikut : Bagaimana kinerja badan permusyawaratan desa dalam menjalankan fungsi pengawasan pemerintah? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari peneliti adalah Untuk mengetahui kinerja badan permusyawaratan desa dalam menjalankan fungsi pengawasan pemerintah PEMBAHASAN A. Peran Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah akan sangat bergantung pada kesiapan Pemerintah Daerah dalam menata sistem pemerintahannya agar tercipta pembangunan yang efektif, efesien, transparansi, dan akuntabel serta mendapat partisipasi dari masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahannya.namun peran BPD di desa Temboan masih saja tidak transparan kepada masyarakat dalam hal pengawasan ADD.Sesuai dengan amanat Undang-undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa dalam penyelenggaraan otonomi daerah dipandang perlu untuk menekankan pada prinsip-prinsip pemerintahan yang baik (Good Governance) dan pemerintahan yang bersih (Clean Governance) dalam mewujudkan pembangunan daerah yang desentralistik dan demokratis. Adapun Tugas dan Kewajiban yang harus dilakukan oleh BPD yaitu : 1. Mengayomi adat istiadat 2. Merumuskan rencana Pembangunan Desa bersama dengan Pemerintah Desa 3. Menampung aspirasi masyarakat. 4. Menyampaikan aspirasi yang diterima masyarakat. 5. Mengawasi atas kebijakan yang dijalankan Pemerintah Desa, 6. Melaksanakan peraturan desa 7. Menyetujui Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes)

Sesuai dengan kedudukannya dalam penyelenggaraan pemerintahan desa, BPD diberi kewenangan yang telah diatur dalam PP 72 tahun 2005. Inti dari kewenangan yang dimiliki : 1). Menggali,menampung,menghimpun,merumuskan,dan menyalurkan aspirasi masyarakat yang mengarah kepada terwujudnya pemerintah desa yang telah mengadopsi/memperhatikan keinginan masyarakat. 2). Membahas rancangan peraturan desa bersama kepala desa yang mengarah kepada adanya kepastian hokum yang telah disepakati bersama antara pemerintah desa dengan BPD dalam menyelenggarakan pemerintah desa. 3). Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan desa dan peraturan kepala desa dengan meminta keterangan kepada pemerintah desa dan menyatakan pendapat yang mengarah kepada pengawalan penyelenggaraan pemerintahan desa. 4). Mengusulkan pengangkatan dengan mempertimbangkan masukan dari panitia pemilihan kepada desa dan pemberhentian kepala desa yang mengarah kepada tersedianya kepala desa sebagai unsure penyelenggara yang dapat menyelenggarakan pemerintahan desa yang bersih,transparan serta tertib. B. Kinerja BPD dalam hal pengawasan ADD Ada fenomena yang memberikan indikasi bahwa pembangunan desa tidak merata dan kurang efisien. Kelemahan pembangunan desa ini dapat dicermati dari 2

sisi. Pertama, aparat pemerintahan desa (human -actors) kadang-kadang menghadapi ketidakberdayaan dalam menggalang kekuatan lokal dalam membangun kesadaran kolektif, bagi perubahan sosial-ekonomi masyarakat. Menurut J.M.Tarumingkeng sebagai ketua BPD pengawasan ADD di desa Temboan sudah berjalan dengan baik dan sudah menjalankan tugas dan fungsi dengan baik.dan dalam hal ini Kelembagaan pemerintahan desa sering menghadapi persoalan kepercayaan (social trust) yang diperlukan bagi perubahan kolektivitas sosial desa.add adalah sumber pembiayaan utama untuk itu diharapkan kepala desa lebih memposisikan ADD sebagai stimulan bagi pemberdayaan masyarakat dan bukan hanya pada pembangunan prasarana fisik yang bermanfaat jangka pendek/kecil kontribusinya bagi pemberdayaan masyarakat atau lebih sebagai sumber penghasilan bagi aparatur desa. Kurang terarahnya distribusi ADD selama ini dapat dilihat dari realita bahwa sebagian besar Desa mengalokasikan anggaran ADD-nya untuk perbaikan / peningkatan fisik jalan, gedung, irigasi yang kontribusinya rendah dalam mendorong pemberdayaan masyarakat.dan dalam hal ini menurut F.Maleke selaku anggota masyarakat kinerja BPD dalam hal pengawasan masih belum baik karena dilihat dalam peningkatan fisik jalan yang ada di desa Temboan sampai sekarang ini kepala desa hanya mengumumkan saja akan adanya pembuatan jalan tetapi sampai sekarang kenyataannya hasilnya belum direalisasikan.dan sangat disayangkan sampai sekarang ini keadaan infrastruktur jalan yang ada di desa Temboan sangat memprihatinkan.

KESIMPULAN - Badan permusyawaratan Desa merupakan salah satu unsur penting dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. mengingat tugas, kedudukan, fungsinya BPD memiliki peran penting dalam menciptakan pemerintahan desa yang bersih, efektif, terarah sesuai dengan tujuan kesejahteraan masyarakat.maka dapat disimpulkan bahwa badan permusyawaratan desa belum melaksanakan tugas dan fungsi dengan baik maka dalam hal tersebut kinerja BPD harus ditingkatkan. - Badan Permusyawaratan Desa Temboan secara umum kinerjanya dalam pengawasan harus ditingkatkan lagi karena masih saja ada permasalahan yang terjadi dan karena mengingat banyak masyarakat yang menilai kinerja BPD khususnya masyarakat yang belum paham tentang keadaan BPD. - Pengawasan BPD harus ditingkatkan lagi dalam hal pembangunan yang ada di desa karena pengawasan merupakan sesuatu yang penting dalam pembangunan. - Kinerja BPD dalam pengawasan harus lebih dipertegas lagi agar supaya masyarakat terdorong dalam berpartisipasi dalam pembangunan yang ada di desa. - BPD harus menunjukkan bagaimana menjalankan pengawasan sesuai dengan aturan yang ditetapkan agar masyarakat bisa menilai kinerja BPD dalam mengawasi pembangunan yang ada di desa. SARAN 1) Mempertahankan kinerja BPD dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, sebagai bukti kinerja BPD difokuskan sesuai dengan keinginan dan aspirasi masyarakat;

2) Perlu dikembangkan lebih intensif komunikasi yang sehat, baik secara horizontal maupun vertikal dan komunikasi yang mengedepankan kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadi / kelompok; 3) Perlu adanya masukan dari lembaga-lembaga lain misal Pemdes, LPMD, yang bersifat membangun dan meningkatkan kinerja BPD demi tercapainya kemajuan, kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat; 4) Perlu mempertahankan kebersamaan antara BPD, Pemdes, LPMD dan masyarakat dalam menyikapi program yang diharapkan pemerintah dan keinginan masyarakat sesuai dengan kemajuan jaman; 5) Masyarakat harus lebih aktif dan kritis di dalam menyikapi berbagai kebijakan dan produk hukum yang dihasilkan oleh BPD, serta di dalam proses penyusunan kebijakan. 6) BPD harus lebih baik lagi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab dalam hal pengawasan. DAFTAR PUSTAKA Ardiwilaga, Anwar R, 1970, Pemerintahan Desa, Tarase, Bandung Beratha, N. 1992. Masyarakat Desa dan Pembangunan Desa. Jakarta : Ghalia Indonesia Moleong Lexi j.. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung 2006 PT.Remaja Rosdkarya. Moeheriono,2009.Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi.Bogor: Ghalia Indonesia Ridwan Nasrulloh, (Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Mendukung Tata Penyelenggaraan Pemerintahan Desa) Tahun 2008