BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Tentang Klinik Bidan IIS JONI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat Tentang Klinik BPS Farida Hadjri

BAB I PENDAH ULUAN 1.1 Ga G mb m a b ra r n n Umu m m m Obj b ek k Pene n lit e ian a. Pro r fil Org r anis n a is sis

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Upaya pembangunan keluarga sejahtera dan pemberdayaan bidan tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan. Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pada jaman modern sekarang ini kemajuan dunia kesehatan semakin baik.

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia. Sehat mencantumkan empat sasaran pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai, produk yang dipakai sifatnya tidak berwujud (Intangible)

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, akan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran masyarakat terhadap pentingnya arti kesehatan, maka jasa

ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. tujuan mengupayakan penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif)

I. PENDAHULUAN. Sejak pertama kali berdirinya suatu negara, pemerintah dan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan saat ini masyarakat mulai memasukkan kebutuhankebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu sub sistem dari sistem pelayanan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang merupakan faktor determinan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan dalam bidang kesehatan adalah salah satu bentuk kongkret

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. padat modal dan padat teknologi, disebut demikian karena rumah sakit memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan diantaranya adalah milik swasta. 1. dari 6 buah puskesmas, 22 BKIA, 96 dokter praktik dan 3 Rumah Bersalin.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan rumah sakit sekarang ini menjadi semakin penting dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperlukan, baik secara langsung maupun tidak langsung di Rumah Sakit.

BAB I PENDAHULUAN. bermutu, dan terjangkau. Hak warga negara dijamin oleh pemerintah dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian terpadu dari. pembangunan sumber daya manusia, yaitu mewujudkan bangsa yang maju

BAB I PENDAHULUAN. Kunci keberhasilan penyelenggaraan jasa kesehatan adalah. memberikan pelayanan yang dapat memenuhi dan menjawab segala

PENGARUH TARIF, FASILITAS DAN PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. hidup di dunia ini. Pembangunan kesehatan pada dasarnya menyangkut baik

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT ISLAM AMAL SEHAT SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. akan meningkatkan kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. komitmen pembangunan kualitas masyarakat di Indonesia. Sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan nafkah, yang berada di luar kekuasaannya (Kemenkes RI, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara kepuasan..., Widiana Sasti Kirana, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. haruslah bersifat menyeluruh, terpadu, merata dan terjangkau oleh seluruh

BAB I PENDAHULUAN. orientasi tidak lagi pada produk yang dihasilkan, tetapi beralih ke orientasi pada

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertinggi derajat kesehatan masyarakat dalam rangka peningkatan

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN KABUPATEN BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN. maka diharapkan dapat tercapai suatu derajat kehidupan yang optimal.

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara kita Negara Indonesia adalah Negara berkembang baik dari segi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah

BAB I PENDAHULUAN. lagi bersifat lokal, tetapi menjadi global. Contohnya pada era ini masyarakat lebih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, hal itu disebabkan karena semakin tingginya kesadaran masyarakat akan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan cukup pesat seiring di tertibkannya berbagai peraturan

BAB I PENDAHULUAN. layanan kesehatan juga terus berubah. Untuk itu semua aspek termasuk sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem jaminan social nasional bagi upaya kesehatan perorangan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Madrasah Tsanawiyah Kifayatul Achyar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hak atas kesehatan ini dilindungi oleh konstitusi, seperti : tercantum

BAB I PENDAHULUAN. prioritasnya adalah pembangunan di bidang kesehatan. Untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan. Tugas dan fungsi pemerintahan daerah menurut undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. rawat inap, rawat jalan, dan rawat darurat (Permenkes No. 147 tahun 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari

BAB I PENDAHULUAN. satu perangkat daerah yang memiliki Kegiatan Produksi holtikultura, Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi, rumah sakit juga berkembang pesat

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan tidak berwujud (intangible)yang diberikan oleh karyawan. berasal dari kata Latin HOSTEL, adalah sebuah tempat bagi orang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan institusi yang memiliki fungsi utama memberikan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan pasien adalah suatu perasaan pasien yang timbul akibat kinerja

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam bentuk Rumah Sakit kecil maupun besar yang ada di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. terlebih organisasi bisnis, eksistensinya ditentukan oleh kemampuan sumber

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor termasuk kesehatan. Teknologi informasi juga memiliki potensi

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. tingginya pendidikan masyarakat, maka orientasi sistem nilai dalam masyarakat pun

BAB I PENDAHULUAN. akar dalam pohon, dimana akar tersebut dijadikan sebagai penopang dasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. intervensi pemerintah dalam pembayaran. Dokter, klinik, dan rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan oleh perusahaan. Dengan kriteria-kriteria tertentu, berdasarkan pada apa

BAB I PENDAHULUAN. Sakit. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan adanya keberpihakan dan perhatian pemerintah terhadap peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi

I. PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

I. PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal penting bagi kesejahteraan masyarakat. Kesehatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepuasan kerja merupakan kepuasan yang dirasakan seorang pekerja secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor jasa yang begitu cepat diantaranya dipicu oleh berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kebijakan pemerintah baik pusat maupun daerah. Hal ini tercermin

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang Undang Nomor 24 tahun 2011 mengatakan bahwa. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber daya manusia atau karyawan merupakan kekayaan (asset) utama

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diberikan oleh petugas kesehatan yang tidak lain tujuannya untuk memelihara

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan telah terjadi beberapa perubahan mendasar. Pada awal

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah Singkat Tentang Klinik Bidan IIS JONI Praktek klinik bidan IIS JONI berdiri pada tahun 1992. Klinik bidan ini didirikan oleh Ibu Hj. Iis Sulistiawati yang pada saat itu sedang bekerja di salah satu Rumah Sakit Swasta di Jakarta Timur. Klinik Bidan IIS Joni adalah instansi yang bergerak pada bidang pelayanan kesehatan yang berperan sebagai klinik yang sangat berkembang untuk menolong masyarakat kalangan menengah kebawah serta membuka lapangan kerja bagi tenaga medis. Diharapkan Klinik Bidan IIS JONI mampu memberikan konsultasi dan pedampingan yang sinergis pada area strategis, sehinigga dapat memberikan hasil yang baik dan menuju performa produktivitas proses yang maksimal. Pada awalnya Klinik Bidan IIS JONI didirikan untuk melayani kebutuhan warga sekitar. Di sekitar daerah rumah beliau tidak ada nya yang membuka jasa klinik yang bisa membantu masyarakat yang berada dekat di sekitar sana. Karena alasan nya ingin menolong warga sekitar serta yang memerlukan jasa seperti ini. Akhirnya, Ibu Iis memutuskan membuka praktek klinik di rumahnya. Selanjutnya yaitu karena ingin mengembangkan sayap atas semua hasil pendidikan nya yaitu dengan memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak yang sesuai dan terjangkau oleh masyarakat sekitar. Seiring dengan berjalannya waktu, Klinik Bidan IIS JONI berkembang menjadi besar, disebabkan oleh semakin banyaknya pasien yang ingin ditolong oleh Ibu Hj. Iis Sulistiwati. Hal ini lah yang mendasari beliau untuk mengembangkan Klinik ini kearah yang lebih baik, karena semakin banyak pula layanan yang harus diberikan pada pasiean. Saat ini telah terdapat 10 pegawai yang bekerja di Klinik Bidan IIS JONI.. Fasilitas pelayanan yang disediakan oleh Klinik Bersalin Bidan Iis Joni meliputi Pelayanan dan pemeriksaan ibu hamil 24 jam, Pelayanan Imunisasi 1

ibu hamil, bayi dan anak, Pelayanan KB, Menolong persalinan normal (Rawat Inap), dan Merujuk ibu hamil yang kehamilan abnormal. Pelayanan penunjang yang tersedia adalah Ultrasonography (USG). 1.1.2 Lokasi Klinik Bidan IIS JONI Klinik Bersalin Bidan Iis Joni adalah sebuah Klinik Bersalin yang sedang berkembang yang berada di wilayah Jakarta Timur, tepatnya di Jl. Kaja No 12 kelapa II wetan, Ciracas, Jakarta Timur. Sumber: https://maps.google.co.id Gambar 1.1 Lokasi Klinik Bidan IIS Joni 2

1.2 Latar Belakang Masalah Negara Republik Indonesia merupakan bangsa yang saat ini sedang giat melaksanakan pembangunan di berbagai sektor kehidupan, baik fisik maupun non fisik. Salah suatu pembangunan yang sedang mendapatkan perhatian besar dari Negara yaitu pembangunan di bidang kesehatan. Keberhasilan di bidang kesehatan ini sangat tergantung dari kesejahteraan yang diberikan oleh negara kepada masyarakatnya dan dapat pula terlihat dari tingkat kesehatan yang dimiliki setiap warga negaranya. Pemerintah sebagai lembaga negara berkewajiban untuk dapat mengembangkan kesehatan masyarakat dengan mempertingkatkan mutu atau kualitas pelayanan kesehatan di setiap badan kesehatan terutama rumah sakit atau klinik daerah agar kepuasan pelayanan bisa dirasakan oleh seluruh aspek masyarakat. Berdasarkan undang-undang Kesehatan Republik Indonesia No.23 tahun 1992 tentang kesehatan telah digariskan bahwa kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum yang harus diwujudkan agar dapat sesuai dengan cita-cita bangsa Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam pembukaan Undang- Undang Dasar 1945. Pembangunan kesehatan memiliki suatu tujuan yang telah tertera dalam GBHN (Garis-garis Besar Haluan Negara) adalah meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat dan mengatasi masalah kesehatan terutama melalalui upaya pencegahan dan peningkatan pemerataan pelayanan kesehatan agar dapat terjangkau oleh masyarakat sampai ke pelosok pedesaan. Manusia pada dasarnya ingin memenuhi kebutuhan-kebutuhan mulai dari kebutuhan fisiologis (dasar) seperti: sandang, pangan, dan papan untuk dapat mencapai suatu kebutuhan yang lebih tinggi untuk dapat hidup sehatsecara rohani dan terutama pada jasmaninya yaitu kesehatan lahiriahnya. Organisasi yang memberikan jasa pelayanan kesehatan salah satunya yaitu klinik. Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan/ 3

atau spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan dipimpin oleh seorang tenaga medis. Fenomena yang terjadi yaitu dengan berkembangnya jumlah klinik di ibu kota Jakarta khususnya di daerah Jakarta timur, masyarakat memiliki banyak pilihan untuk menentukan klinik mana yang akan mereka pilih. Masyarakat akan memilih klinik yang mereka pandang memberikan kepuasan maksimal bagi mereka. Oleh karena itu diharapkan setiap klinik hendaknya berorientasi pada kualitas pelayanan untuk dapat bersaing dengan klinik lainnya. Di dalam hal ini klinik harus mengutamakan pihak yang dilayani yaitu pasien, maka banyak sekali manfaat yang diperoleh suatu klinik bila mengutamakan kualitas pelayanan. Diantaranya yaitu terciptanya citra positif dan nama baik klinik tersebut karena pasien yang puas tersebut akan memberitahukan kepuasannya kepada orang lain. Hal ini secara akumulatif akan menguntungkan klinik tersebut karena merupakan pemasaran secara tidak lansung. Kompetensi bidan dalam pelayanan persalinan sangat diperlukan selain bertujuan untuk mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu juga untuk meningkatkan kepuasaan pasien. Kepuasan pasien sering dipandang sebagai suatu komponen yang penting dalam pelayanan kesehatan. Keramahan dan kenikmatan berkaitan dengan pelayanan kesehatan yang tidak berhubungan langsung dengan klinis dapat mempengaruhi kepuasan pasien dan ketersediaannya untuk kembali ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan pelayanan berikutnya. Umumnya mutu layanan kesehatan yang diselenggarakan oleh fasilitas layanan kesehatan terutama milik pemerintah masih belum atau tidak memenuhi harapan pasien dan atau masyarakat. Penyampaian atau berkomunikasi yang baik akan sangat membantu terbinanya hubungan antar manusia yang serasi di antara pasien dengan penolong. Keserasian hubungan pasien dengan penolong atau para pegawai sangat di perlukan dalam memperoleh rasa saling percaya. Khususnya untuk para dokter pemberian informasi kesehatan pasien sangat di utamakan untuk membantu menentukan hasil diagnosis, menjalankan proses, dan untuk melakukan evaluasi hasil pengobatan. 4

Menurut Wibowo (2011:324), kompetensi menjelaskan apa yang dilakukan orang di tempat kerja pada berbagai tingkatan dan memperinci standar masingmasing tingkatan, mengidentifikasi karakteristik, pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan oleh individual yang memungkinkan menjalankan tugas dan tanggung jawab secara efektif sehingga mencapai standar kualitas profesional dalam bekerja dan mencakup semua aspek catatan manajemen kinerja, ketrampilan dan pengetahuan tertentu, sikap, komunikasi, aplikasi dan pengembangan. Menurut Draganidis dan Mentzas dalam Marwansyah (2010:35) pengelompokan kompetensi terdiri dari pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), kemampuan (abilities) dan atau karakteristik lainnya misalnya sikap (attitude), perilaku (behaviour) dan kemapuan fisik (physical ability). Kompetensi bidan dalam pelayanan persalinan sangat diperlukan selain bertujuan untuk mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu juga untuk meningkatkan kepuasaan pasien. Kepuasan pasien sering dipandang sebagai suatu komponen yang penting dalam pelayanan kesehatan. Keramahan dan kenikmatan berkaitan dengan pelayanan kesehatan yang tidak berhubungan langsung dengan klinis dapat mempengaruhi kepuasan pasien dan ketersediaannya untuk kembali ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan pelayanan berikutnya. Umumnya mutu layanan kesehatan yang diselenggarakan oleh fasilitas layanan kesehatan terutama milik pemerintah masih belum atau tidak memenuhi harapan pasien dan atau masyarakat. Gambaran tentang kompetensi profesional yang dimiliki bidan Klinik Bidan IIS JONI Jakarta Timur ditunjukan dengan komposisi bidan berdasarkan tingkat pendidikan dan dapat dilihat pada table 1.1 berikut. Tabel 1.1 Komposisi bidan Klinik Bidan IIS JONI Jakarta Timur Berdasarkan tingkat pendidikan No. Tingkat Pendidikan Jumlah 1. D3 Keperawatan 2 2. D3 Kebidanan 7 3. D4 Kebidanan 3 Jumlah 12 Sumber: Administrasi Klinik Bidan IIS JONI Jakarta 5

Tabel diatas menunjukan bahwa terdapat 2 bidan yang telah mendapatkan pendidikan D3 Keperawatan, 7 bidan yang mendapatkan pendidikan D3 Kebidanan dan 3 bidan yang sudah mendapatkan pendidikan D4 Kebidanan. Disamping faktor kompetensi, faktor motivasi yang akan mempengaruhi kinerja pegawai yang dimiliki seseorang adalah merupakan potensi, seseorang belum tentu bersedia untuk mengerahkan segenap potensi yang dimilikinya untuk mencapai hasil yang optimal, sehingga masih diperlukan adanya pendorong agar seseorang bidan di Klinik Bidan Iis Joni dapat menggunakan seluruh potensinya. Daya dorong tersebut sering disebut motivasi. Motivasi atau dorongan dalam melakukan suatu pekerjaan itu sangat besar pengaruhnya terhadap efektifitas kerja. Seseorang bersedia melakukan sesuatu pekerjaan bilamana motivasi yang mendorongnya cukup kuat yang pada dasarnya mendapat saingan atau tantangan dari motif lain yang berlawanan. Demikian juga sebaliknya orang lain yang tidak didorong oleh motivasi yang kuat akan meninggalkan atau sekurang-kurangnya tidak bergairah dalam melakukan sesuatu pekerjaan. Dengan kata lain, motivasi kerja pada bidan perlu mendapat perhatian dari pihak Klinik. Menurut Wibowo (2010:379) motivasi merupakan dorongan terhadap serangkaian proses perilaku manusia pada pencapaian tujuan. Sesuai dengan pendapat WIbowo tersebut, jadi motivasi dapat dilihat dari tingkat kehadiran, tanggung jawab terhadap waktu kerja yang telah ditetapkan. Motivasi kerja bidan Klinik Bidan IIS JONI Jakarta Timur dapat dilihat dari table 1.2 yang merupakan data absensi bidan sebagai berikut. Table 1.2 Presentase ketidakhadiran bidan Klinik Bidan IIS JONI Jakarta Timur Triwulan III Tahun 2015 Bulan Absen/Ketidakhadiran September 38,9% Oktober 37,6% November 37.5% Desember 36,5% Sumber: Administrasi Klinik Bidan IIS JONI Jakarta 6

Tabel diatas menunjukan bahwa presentase absen atau ketidakhadiran bidan pada Triwulan III Tahun 2015 mengalami penurunan di tiap bulannya. Hal ini mengindikasikan peningkatan tingkat motivasi kerja bidan Klinik Bidan IIS JONI Jakarta. Kinerja merupakan terjemahan dari performance yang berarti Hasil kerja seorang pekerja, sebuah proses manajemen atau suatu organisasi secara keseluruhan, dimana hasil kerja tersebut harus dapat ditunjukkan buktinya secara konkrit dan dapat diukur (dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan) (Sedarmayanti, 2011:260). Dari pengertian tersebut dapat dirumuskan bahwa kinerja (performance) adalah hasil kerja yang dapat ditampilkan atau penampilan kerja seorang bidan. Dengan demikian kinerja seorang bidan dapat diukur dari hasil kerja, hasil tugas, atau hasil kegiatan dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan menurut Mangkunegara (2012:9) Kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada bulan oktober 2015 kepada pemilik klinik Bidan IIS JONI Jakarta Timur Ibu Iis Sulistiawati. Di dapatkan hasil bahwa masalah yang ada di penelitian ini yaitu masih lemahnya kinerja bidan Klinik Bidan IIS JONI Jakarta Timur, hal ini terlihat dari bidan yang kurang atau belum terbiasa membuat persiapan alat-alat untuk praktek disaat pasien akan datang. Dalam pelaksaan praktek juga belum atau kurang tanggap nya bidan dalam memperkirakan penyakit apa yang di derita oleh pasien dan kurang disiplin nya bidan ketika hadir ke klinik. Menurut Wirawan (2009:9), kinerja mempunyai hubungan kausal dengan kompetensi (competency atau ability). Kinerja merupakan fungsi dari kompetensi, sikap dan tindakan. Pelayanan Perawat merupakan salah satu layanan yang ada di klinik yang diberikan oleh tenaga perawat, pekerjaan ini mempunyai peran yang sangat penting sekali karena pelayanan keperawatan merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan di klinik. Apabila kinerja perawat tidak baik dalam memberikan pelayanan pada pasien akan berdampak buruk dan klinik akan mengalami krisis 7

kepercayaan dari masyarakat luas atas pemberian pelayanan yang tidak menomor satukan kepuasan pasien. Perawat atau pegawai kesehatan memiliki tanggung jawab terhadap profesinya yaitu mampu bekerja sama dengan para pegawai lainnya dalam memberikan pelayanan perawatan terhadap pasien, pegawai harus senantiasa menjunjung nama baik profesi dengan memiliki perilaku dan sifat-sifat pribadi yang luhur agar kegiatan pelayanan dapat berjalan sesuai dengan prosedur yang ada dan pegawai juga senantiasa mengutamakan perlindungan dan keselamatan penderita atau pasien dalam melaksanakan tugas perawatan. Begitupun dengan para bidan sebagai pemeriksa para pasien dan membantu persalinan harus memberikan diagnosa yang benar jangan sampai ada kesalahan dalam memberikan resep-resep pengobatan dan saat membantu persalinan. Karena sedikit keteledoran saja akan mengakibatkan jiwa pasien hilang atau tidak terselamatkan. Maka dari itu, pelayanan kesehatan sangat beresiko tinggi dalam hal tanggung jawab pelayanan kesehatan kepada para pasien. Pelayanan Kesehatan merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia dalam menangani kesehatan, penyembuhannya tidak bisa untuk ditunda karena tidak ada sakit yang bisa ditunda ataupun sakit yang dapat diliburkan. Dengan permasalahan ini akan menimbulkan sifat yang buruk bagi nama baik para pegawai dan khususnya instansi terkait atau klinik bersalin, karena dapat berdampak besar dalam menarik konsumen untuk tetap percaya dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas baik khususnya pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pemerintah kepada publik. Klinik Bersalin bertanggung jawab memberikan pelayanan yang cepat, tepat, akurat, terjangkau dan bermutu sesuai standar dan etika profesi, sehingga dapat menjadi acuan dan informasi serta memenuhi harapan dan kepuasan pasien. Pasien yang datang baik untuk pelayanan rawat inap ataupun pelayanan dan pemeriksaan ibu hamil akan memberikan respon yang positif terhadap pelayanan bidan yang baik, sehingga mampu meningkatkan kunjungan pasien ke Klinik Bersalin. 8

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atasvpenulis ingin melakukan penelitian mengenai pengaruh kompetensi pegawai dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai pada Klinik Bidan IIS JONI Jakarta Timur, maka penulis mengajukan topik bahasan dengan judul penelitian Pengaruh Kompetensi Pegawai dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai di Klinik Bidan IIS JONI Jakarta Timur Tahun 2015. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, dapat teridentifikasi permasalahan penelitian yang dirumuskan dalam bentuk pertanyaan berikut : 1. Bagaimana kompetensi pegawai dan motivasi kerja di klinik Bidan IIS JONI? 2. Bagaimana kinerja pegawai di klinik Bidan IIS JONI? 3. Berapa besar pengaruh kompetensi pegawai dan motivasi kerja secara parsial terhadap kinerja pegawai di Klinik Bidan IIS JONI? 4. Berapa besar pengaruh kompetensi pegawai dan motivasi kerja secara simultan terhadap kinerja pegawai di klinik Bidan IIS JONI? 1.4 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hal-hal sebagai berikut : 1. Mengetahui kompetensi pegawai dan motivasi kerja di klinik Bidan IIS JONI. 2. Mengetahui kinerja bidan di klinik Bidan IIS JONI. 3. Mengetahui besarnya pengaruh dari kompetensi dan motivasi secara parsial terhadap kinerja bidan di klinik Bidan IIS JONI. 4. Mengetahui besarnya pengaruh dari kompetensi dan motivasi secara simultan terhadap kinerja bidan di klinik Bidan IIS JONI. 9

1.5 Manfaat Penelitian 1. Kegunaan Praktis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi pegawai dan motivasi kerja serta kinerja pegawai kesehatan masyarakat pada Klinik Bidan IIS JONI. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu bahan masukan yang positif bagi Klinik Bidan IIS JONI dalam hal perbaikan peningkatan pelayanan terhadap masyarakat sebagai konsumen. c. Selain itu, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi masyarakat sendiri yang membaca hasil penelitian ini. 2. Kegunaan Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan untuk teori pengembangan Ilmu Administrasi Bisnis, khususnya mengenai pelayanan publik dan kinerja pegawai. b. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran atau saran terhadap kompetensi dan motivasi pegawai serta kinerja pegawai di Klinik Bidan Iis Joni terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat luas. 10

1.6 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Bab ini membahas mengenai teori yang mendasari penelitian, konsep-konsep yang relevan dengan penelitian, tinjauan penelitian terdahulu, dan perumusan hipotesis. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas tentang desain penelitian, metode pengumpulan data, metode pengambilan sample, model penelitian, pengembangan hipotesis, operasionalisasi variable penelitian, dan teknik analisis data. BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Bagian ini menguraikan tentang analisis data, pembahasan hasil pengolahan data, dan analisis hasil pengujian hipotesis secara statistik. BAB V PENUTUP Bab ini membahas mengenai kesimpulan, keterbatasan dan saran-saran yang terkait dengan penelitian ini serta saran untuk perusahaan dan penelitian selanjutnya. 11