PERBANDINGAN KADAR MIKROALBUMINURIA PADA STROKE INFARK ATEROTROMBOTIK DENGAN FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DAN PASIEN HIPERTENSI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 65 orang responden pasca stroke iskemik

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Arteri Perifer (PAP) adalah suatu kondisi medis yang disebabkan

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009

KEHAMILAN NORMAL DENGAN PREEKLAMSI BERAT SERTA HUBUNGANNYA DENGAN TEKANAN DARAH DAN DERAJAT PROTEINURIA

Kata kunci: diabetes melitus, diabetic kidney disease, end stage renal disease

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan uji Chi Square atau Fisher Exact jika jumlah sel tidak. memenuhi (Sastroasmoro dan Ismael, 2011).

ABSTRAK. Gea Nathali Halim, 2017, Pembimbing 1: Penny Setyawati M, Dr, SpPK, MKes Pembimbing 2: Yenni Limyati, Dr, SSn,SpKFR,MKes

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penurunan fungsi ginjal secara progresif dan irreversible 1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Centers for Disease Control

sebanyak 23 subyek (50%). Tampak pada tabel 5 dibawah ini rerata usia subyek

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

KATA PENGANTAR. Puji syukur kepada Allah SWT, karena atas rahmat-nya penulis dapat

ANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PENDERITA RAWAT JALAN RUMAH SAKIT DOKTER PIRNGADI MEDAN

Hubungan Faktor Risiko Hipertensi Dan Diabetes Mellitus Terhadap Keluaran Motorik Stroke Non Hemoragik LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

Penelitian ini merupakan penelitian observasional belah lintang ( ) dimana antara variabel bebas dan terikat diukur pada waktu yang. bersamaan. 3.2.

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010

Analisis Faktor Risiko Kejadian Stroke di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi Semarang

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian observasional belah lintang (cross sectional)

HUBUNGAN ANTARA GLAUKOMA DENGAN DIABETES MELITUS DAN HIPERTENSI SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Saraf. Penelitian dilakukan di Bangsal Rawat Inap Penyakit Saraf RS Dr.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Dalam sub bagian Infeksi Tropis. Bagian /SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang mulai 1

ABSTRAK HUBUNGAN STATUS NUTRISI DENGAN DERAJAT PROTEINURIA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN KOMPLIKASI NEFROPATI DIABETIK DI RSUP SANGLAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler.

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

BAB V PEMBAHASAN. infark miokard dilaksanakan dari 29 Januari - 4 Februari Penelitian ini

BAB IV METODE PENELITIAN

ABSTRAK HUBUNGAN FAKTOR RISIKO DENGAN KEJADIAN PENDERITA RAWAT INAP STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Penelitian ini didapatkan 65 orang penderita pasca stroke iskemik dengan

BAB 5 PEMBAHASAN. IMT arteri karotis interna adalah 0,86 +0,27 mm. IMT abnormal terdapat pada 25

BAB 5 PEMBAHASAN. dengan menggunakan consecutive sampling. Rerata umur pada penelitian ini

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Pada penelitian ini risk estimate dinyatakan dalam rasio prevalensi (RP).

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL

HUBUNGAN DERAJAT BERAT MEROKOK DENGAN KEJADIAN INFARK MIOKARD. SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

HUBUNGAN HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN STROKE PADA PASIEN RAWAT JALAN POLIKLINIK PENYAKIT SYARAF RSUD

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit

DAFTAR ISI RINGKASAN... SUMMARY... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

PERBEDAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA HIPERTENSI DENGAN DAN TANPA DIABETES MELITUS DI RSUD DR. SAYIDIMAN MAGETAN

BAB I PENDAHULUAN. diastolik yang di atas normal. Joint National Committee (JNC) 7 tahun 2003

ABSTRAK. GAMBARAN KEJADIAN STROKE PADA PASIEN RAWAT INAP RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2010

FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN YANG BEROBAT DI POLIKLINIK RSUD RAA SOEWONDO PATI

FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI KEJADIAN KOMPLIKASI GAGAL GINJAL PADA PENDERITA DM TIPE II DI RSUD Dr. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2015 TESIS.

BAB 1 PENDAHULUAN. nefrologi dengan angka kejadian yang cukup tinggi, etiologi luas, dan sering diawali

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah observational analitik dengan pendekatan cross sectional

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2009

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT BUDI AGUNG JUWANA PERIODE JANUARI DESEMBER 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

An Update Management Concept in Hypertension Ria Bandiara SubBagian Ginjal Hipertensi Bag. Ilmu penyakit Dalam FK UNPAD/RS Dr.Hasan Sadikin Bandung


BAB IV MEDOTE PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf (Neurologi).

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang kesehatan dan perekonomian dunia. Selama empat dekade terakhir

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama kematian di dunia. Menurut organisasi kesehatan dunia

PENGARUH STATUS GIZI DAN FREKUENSI SENAM DIABETES TERHADAP PROFIL LIPID PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 TESIS

PERBANDINGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DAN TEKANAN DARAH ANTARA PENGGUNAAN LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT DAN APLIKASI DIGITAL PILLBOX REMINDER

D DIMER PADA KEGANASAN HEMATOLOGI DI RSUP SANGLAH ABSTRAK

PERBEDAAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA ANTARA LAKI-LAKI DEWASA MUDA OBESITAS DAN NON OBESITAS

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

BAB I PENDAHULUAN. darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat dunia. Data World Health Organization (WHO) tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG

GAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK. Oleh : YULI MARLINA

Pada sebuah penelitian potong lintang berbasis populasi peneliti ingin mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan hipertensi.

BAB I PENDAHULUAN. dampak dari pembangunan di negara-negara sedang berkembang. sebagaimana juga hal ini terjadi di Indonesia, terutama di daerah Jawa

BAB I PENDAHULUAN. Di negara-negara yang sedang berkembang, penyakit jantung, kanker. dan stroke menggantikan penyakit menular dan malnutrisi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ABSTRAK. EFEK LABU SIAM (Sechium edule Swartz) TERHADAP TEKANAN DARAH PEREMPUAN DEWASA

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di

HIPERTENSI SKRIPSI. Persyaratan. Diajukan Oleh J

BAB I PENDAHULUAN. seluruh pembuluh dimana akan membawa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Fenomena yang terjadi sejak abad ke-20, penyakit jantung dan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. ini, penyakit ini banyak berhubungan dengan penyakit-penyakit kronis di dunia

KORELASI LAMA DIABETES MELITUS TERHADAP KEJADIAN NEFROPATI DIABETIK : STUDI KASUS DI RUMAH SAKIT DOKTER KARIADI SEMARANG JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

ABSTRAK. Hubungan Penurunan Pendengaran Sensorineural dengan Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Terkontrol dan Tidak Terkontrol di RSUP Sanglah

HEMAKANEN NAIR A/L VASU FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) PADA LANSIA BEROBAT JALAN DI RSUD LANGSA TAHUN 2014 TESIS. Oleh ARIS WINANDAR /IKM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. control untuk menganalisis hipertensi dengan kejadian presbiakusis yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

MODEL LOG-LINEAR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HIPERTENSI (STUDI KASUS: RSUD ABDOE RAHEM SITUBONDO)

BAB I.PENDAHULUAN. dengan penurunan glomerular filtrate rate (GFR) serta peningkatan kadar

PERBEDAAN KADAR ASAM URAT SERUM PADA PENDERITA DM TIPE 2 DENGAN KEJADIAN STROKE NON HEMORAGIK DAN STROKE HEMORAGIK DI RSUD DR MOEWARDI

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI UPT PUSKESMAS PASUNDAN KOTA BANDUNG PERIODE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. darah sistolik (TDS) maupun tekanan darah diastolik (TDD)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab. mortalitas dan morbiditas utama di seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dua di dunia. Penyakit ini telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan semakin

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

ABSTRAK FAKTOR RISIKO YANG BERPENGARUH TERHADAP DERAJAT HIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JUNI-AGUSTUS 2011

HUBUNGAN JENIS KELAMIN DENGAN GANGGUAN KOGNITIF PASCA STROKE ISKEMIK SERANGAN PERTAMA DENGAN LESI HEMISFER KIRI SKRIPSI

Transkripsi:

PERBANDINGAN KADAR MIKROALBUMINURIA PADA STROKE INFARK ATEROTROMBOTIK DENGAN FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DAN PASIEN HIPERTENSI SA Putri, Nurdjaman Nurimaba, Henny Anggraini Sadeli, Thamrin Syamsudin Bagian Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedeokteran Universitas Padjadjaran/Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung ABSTRAK Mikroalbuminuria berhubungan dengan kerusakan vaskular di sistem glomerular ginjal yang disebabkan oleh faktorfaktor risiko vaskular antara lain: tekanan darah tinggi, diabetes melitus, profil lipid, merokok, usia lanjut, faktor genetika, dan proses aterosklerosis. Mikroalbuminuria juga menggambarkan kerusakan vaskular di tempat lain termasuk di serebral. Hubungan mikroalbuminuria dengan penyakit serebrovaskular belum banyak diketahui. Penelitian ini merupakan penelitian kasus kontrol dengan pendekatan analitik observasional yang dilakukan di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung periode Desember 2007 Juli 2008. Pemeriksaan mikroalbuminuria dilakukan pada kelompok kasus (35 subjek stroke infark aterotrombotik dengan faktor risiko hipertensi saja) dan kelompok kontrol (35 subjek dengan hipertensi). Perbandingan kadar mikroalbuminuria antara kedua kelompok dianalisis dengan uji T Independen. Sementara untuk faktor penentu kejadian stroke digunakan uji regresi logistik multipel. Rata-rata kadar miroalbuminuria pada kelompok kasus lebih tinggi (54,76 mg/24 jam) dibanding kelompok kontrol (23,56 mg/24 jam) dengan perbedaan yang bermakna (p=0,013). Hasil analisis regresi logistik multipel menunjukkan miroalbuminuria merupakan faktor penanda independen kejadian stroke infark aterotrombotik pada pasien dengan faktor risiko hipertensi (p=0,032; OR=2,91;CI95%). Pasien hipertensi dengan mikroalbuminuria memiliki potensi terjadinya stroke infark aterotrombotik 2,91 kali dibandingkan pasien hipertensi tanpa mikroalbuminuria. Disarankan pemeriksaan mikroalbuminuria sebagai pemeriksaan rutin pada pasien hipertensi untuk preventif primer stroke infark aterotrombotik. Kata kunci: Stroke infark aterotrombotik, faktor risiko hipertensi, mikroalbuminuria COMPARISON OF MICROALBUMINURIA LEVEL BETWEEN ATHEROTROMBOTIC INFARCTION STROKE WITH HYPERTENSION RISK FACTOR AND PATIENT WITH HYPERTENSION ABSTRACT Microalbuminuria is a marker of vascular damage in glomerular system caused by vascular risk factors : hypertension, diabetes mellitus, lipid profile, smoking, older age, genetic and atherosclerosis. Microalbuminuria is a window of vasculature damage in cerebrovascular system. Correlation between microalbuminuria and cerebrovascular disease is not well established. This was an observational analytical case control study, conducted on December 2007 to July 2008 in Hasan Sadikin Hospital Bandung. Measurement of microalbuminuria level was done in case group (35 subjects atherotrombotic infarction stroke with hypertension as the risk factor) and control group (35 subjects with hypertension). Comparison of microalbuminuria level were analyzed with independent T test. Determinant factor for atherotrombotic infarction stroke incidence was analyzed with multiple regression logistic. Mean rate of microalbuminuria level in case group was higher (54.76 mg/24 hours) compared with control (23.56 mg/24 hours) and comparison was significant (p=0.013). Multiple logistic regression analyzed that microalbuminuria as an independent determinant factor for atherotrombotic infarction stroke in patients with hypertension (p=0.032, OR=2.91, CI95%). Patients with hypertension and microalbuminuria had an increased risk for atherotrombotic infarction stroke 2,91 times than hypertension without microalbuminuria. Microalbuminuria level suggested as a routine examination in patients with hypertension for primary prevention of atherotrombotic infarction stroke. Key words: Atherotrombotic infarction stroke, hypertension, microalbuminuria Alamat Korespondensi: dr. S.A. Putri Bagian Ilmu Pengyakit Saraf Fakultas Kedokteran Unpad/ Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung Jl. Pasteur No.38 Bandung 40161 Telp/Fax 022-203698, HP 081808558428 Email poetri_neu@yahoo.com

PENDAHULUAN risikonya terhadap kejadian stroke infark aterotrombotik lebih tinggi dibandingkan pasien Penelitian mengenai mikroalbuminuria baik dari hipertensi tanpa mikroalbuminuria. Hasil aspek sebagai petanda (marker) adanya suatu penelitian ini diharapkan mikroalbuminuria penyakit maupun sebagai faktor penentu atau dapat menjadi tolok ukur evaluasi penatalaksa- petanda risiko (risk marker) timbulnya suatu naan faktor risiko hipertensi sebagai tindakan penyakit bahkan progresivitas penyakit tersebut preventif primer (primary prevention) terhadap telah banyak dilakukan. Hipotesis STENO, the kejadian stroke infark aterotrombotik. kidney is a window of the vasculature, yang 1 dikemukakan oleh Deckert dkk., menyimpulkan bahwa bocornya albumin kedalam urin METODE merupakan refleksi kerusakan vaskular menyeluruh di luar ginjal. Dari penelitian tentang Penelitian ini merupakan penelitian uji korelasi mikroalbuminuria, didapatkan bahwa tekanan dengan pendekatan observasional darah sistolik maupun diastolik yang meningkat, menggunakan rancangan kasus kontrol. Subjek hiperglikemia dan lamanya seseorang penelitian yaitu pasien hipertensi yang menderita diabetes melitus, profil lipid, merokok, menderita stroke infark aterotrombotik kejadian usia lanjut, bahkan juga faktor genetika pertama kali, dirawat di Rumah Sakit Hasan merupakan faktor yang mempengaruhi Sadikin (RSHS) Bandung periode Desember progresivitas terjadinya mikroalbuminuria. Hal 2007-Agustus 2008. Sebagai subjek kontrol ini mengindikasikan adanya hubungan adalah pasien hipertensi yang tidak menderita mikroalbuminuria dengan beberapa faktor risiko stroke yang berobat di RSHS atau berada di vaskular seperti hipertensi, usia lanjut, jenis lingkungan RSHS (pasien rawat inap maupun kelamin, diabetes melitus, merokok, obesitas, rawat jalan, tenaga medis, paramedis, ataupun dan dislipidemia, serta penyakit akibat faktor nonmedis). Pengumpulan sampel adalah risiko vaskular tersebut seperti penyakit stroke. secara konsekutif dengan besar sampel Patogenesis yang mendasarinya adalah proses sebanyak 70 orang. Setiap subjek penelitian 2-4 aterosklerotik. Selain itu ada hubungan dilakukan pengumpulan data meliputi: usia, bermakna antara tebalnya kompleks intima jenis kelamin, hasil laboratorium yang media arteri karotis yang mencerminkan diperlukan, EKG, foto toraks, dan CT scan progresivitas terbentuknya aterosklerosis pada kepala (hanya untuk kelompok kasus). pembuluh darah ini dan mikroalbuminuria. Kemudian dilakukan pengambilan urin sewaktu Beberapa penelitian besar mikroalbuminuria pagi hari dan dikirim ke satu laboratorium yang hubungannya dengan stroke, telah membuka telah ditunjuk untuk pemeriksaan pemikiran akan pentingnya menggali peran mikroalbuminuria. mikroalbuminuria terhadap morbiditas dan Analisis statistik yang digunakan pada 1,2,5 mortalitas stroke. Telah dilaporkan sebanyak penelitian ini adalah uji statistik T independen 69% pasien mikroalbuminuria meninggal dalam untuk melihat kemaknaan perbedaan kadar 10 tahun; 58% kematian akibat kardiovaskular mikroalbuminuria pada pasien stroke infark dan serebrovaskular, 7% akibat end state renal aterotrombotik faktor risiko hipertensi dengan 2,6 disease (ESRD). Hal terpenting adalah pasien hipertensi tanpa stroke. Sementara mikroalbuminuria dapat menjadi tolok ukur untuk menilai besarnya pengaruh tersebut progresivitas penyakit dan prognosisnya di digunakan analisis multivariat dengan kemudian hari. perhitungan rasio kecenderungan atau Ratio Di Indonesia kasus stroke merupakan Odd (OR). kasus terbanyak di bangsal rawat inap bagian saraf berdasarkan data statistik periode Januari hingga Desember 2006 dengan faktor risiko HASIL 7 terutama hipertensi. Terlebih lagi stroke merupakan faktor risiko kematian nomor dua Subjek penelitian pada kelompok kasus, yaitu 8 tertinggi setelah penyakit kardiovaskular. pasien hipertensi yang menderita stroke infark Berawal dari kenyataan tersebut, penelitian aterotrombotik, terdiri dari 20 orang laki-laki yang dilakukan ini ingin lebih menggali (57,1%) dan 15 orang perempuan (42,9%). hubungan mikroalbuminuria dengan stroke, Pada kelompok kontrol, yaitu pasien hipertensi khususnya stroke infark aterotrombotik pada yang tidak menderita stroke, terdiri dari 19 orang pasien hipertensi. Apakah terdapat perbedaan laki-laki (54,3%) dan 16 orang perempuan kadar mikroalbuminuria antara pasien (45,7%). Masing-masing kelompok dibagi dalam hipertensi yang menderita stroke infark empat kelompok usia mulai dari kelompok usia aterotrombotik dan pasien hipertensi yang tidak 45-54 tahun hingga kelompok usia 75-84 tahun. menderita stroke infark aterotrombotik? Bila Karakteristik menurut usia dan jenis kelamin terdapat perbedaan, diduga pasien hipertensi dapat dilihat pada Tabel 1. yang mempunyai mikroalbuminuria berarti Menurut karakeristik tingkatan hipertensi,

subjek penelitian dibagi menjadi prehipertensi, 79,19 mg/24 jam. Pada Tabel 3 dijelaskan hipertensi stadium 1, dan hipertensi stadium 2, mengenai hasil pemeriksaan mikroalbuminuria dapat dilihat pada Tabel 2. tersebut. Dari hasil pemeriksaan didapatkan rata- Model faktor penentu kejadian stroke rata kadar mikroalbuminuria pada kelompok infark aterotrombotik pada pasien hipertensi kasus adalah 54,76 (53,09) mg/24 jam, dengan dijelaskan dalam Tabel 4. nilai minimum 2,9 mg/24 jam dan nilai maksimum 291 mg/24 jam. Sedangkan pada kelompok kontrol rata-rata kadar mikroalbuminuria PEMBAHASAN adalah 23,56 (23,39) mg/24 jam, dengan nilai minimum 0,19 mg/24 jam dan nilai maksimum Dari karakteristik demografi dilakukan pengujian Tabel 1 Karakteristik Subjek Penelitian Menurut Jenis Kelamin dan Usia pada Kelompok Kasus dan Kelompok Kontrol Karakteristik Kasus Kontrol Total Nilai p n % n % n % Jenis Kelamin 0,810* Laki - laki 20 57,1 19 54,3 39 55,7 Perempuan 15 42,9 16 45,7 31 44,3 Kelompok Usia (tahun) 0,264* 45-54 10 28,6 5 14,3 15 21,4 55-64 8 22,9 12 34,3 20 28,6 65-74 15 42,9 13 37,1 28 40,0 75-84 2 5,7 5 14,3 7 10,0 Mean (SD) 61,83 8,75 62,90 9,37 * Chi square test Tabel 2 Karakteristik Subjek Penelitian Menurut Tingkatan Hipertensi pada Kelompok Kasus dan Kelompok Kontrol Tingkat Hipertensi Kasus Kontrol Total Nilai p* n % n % n % 0,557 Stadium 2 1 2,9 1 2,9 2 2,9 Stadium 1 31 88,6 28 80,0 59 84,3 Prehipertensi 3 8,6 6 17,1 9 12,9 * Chi Square Test Tabel 3 Perbandingan Kadar Mikroalbuminuria Antara Kelompok Kasus dan Kelompok Kontrol Kadar Kasus Kontrol Nilai p* Albumin urin Mean (SD) 54,76 (53,09) 23,56 (23,39) 0,013 Median 36,48 11,74 Rentang 2,9-291,00 0,19-79,19 *Independent T test Tabel 4 Model Faktor Penentu Kejadian Stroke Infark Aterotrombotik pada Pasien Hipertensi Model Variabel Koefisen â Nilai p OR (95% CI) Awal Mikroalbuminuria 1,046 0,037 2,85 1,06-7,61 Tingkat Hipertensi 0,526 0,435 1,69 0,45-6,34 Konstanta -1,165 Akhir Mikroalbuminuria 1,068 0,032 2,91 1,09-7,74 Konstanta -0,598