PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) TERHADAP HARGA SAHAM (Studi pada Perusahaan PT. Kimia Farma Tbk. Periode 2001-2010) Oleh : DEDEH SRI SUDARYANTI*) RAHMI RAHMAWATI ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis laba per lembar saham dan harga saham pada PT. Kimia Farma Tbk., sehingga dapat diketahui pengaruh laba per lembar saham terhadap harga saham pada PT. Kimia Farma Tbk. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif verifikatif dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk. yang telah dipublikasikan. Alat analisis data digunakan analisa regresi dan korelasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa laba per lembar saham berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham pada PT. Kimia Farma Tbk. hal ini karena pendapatan investor dari suatu saham dapat dilihat melalui pendapatan laba per lembar saham yang diperoleh perusahaan sehingga semakin besar laba per lembar saham maka akan menarik minat investor untuk menanamkan modalnya dalam saham dan dapat menaikan harga saham. Kata kunci : laba per lembar saham, harga saham *) Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi PENDAHULUAN Keberadaan pasar modal di Indonesia mulai diminati sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha dan wahana yang baik bagi pemodal. Melalui pasar modal (capital market) pemodal memperoleh berbagai alternatif investasi dalam menginvestasikan modalnya dan pengusaha dapat memperoleh tambahan modal dengan menjual instrumen-instrumen keuangan jangka panjang perusahaanya, baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri. Instrumeninstrumen keuangan tersebut dapat berupa saham, obligasi, warrant, right dan sebagainya. Salah satu alternatif investasi yang diminati oleh para investor adalah investasi dalam bentuk saham. Saham dikenal memiliki karakteristik high risk high return, artinya saham merupakan jenis investasi yang cukup berisiko tinggi meskipun menjanjikan keuntungan yang relatif besar. Hal ini disebabkan investasi saham di pasar modal sangat peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, baik perubahan dalam negeri maupun luar negeri, perubahan di bidang politik,
ekonomi, moneter, undang-undang atau peraturan, maupun perubahan yang terjadi di dalam perusahaan itu sendiri (kepemimpinan, manajemen personalia, proses produksi, pendistribusian,dan sebagainya). Perubahan-perubahan tersebut dapat berdampak positif maupun negatif terhadap harga saham. Penilaian saham secara akurat dapat meminimalkan risiko sekaligus membantu investor mendapatkan keuntungan. Ada dua macam analisa yang banyak digunakan untuk menentukan nilai saham yaitu analisa sekuritas fundamental (fundamental security analysis) dan analisa tekhnikal (technical analysis). Analisis fundamental menggunakan data fundamental, yaitu data yang berasal dari keuangan perusahaan seperti laba, deviden yang dibayar, penjualan dan lain sebagainya (Jogiyanto, 2007:88). Analisis ini menitik beratkan pada rasio finansial dan kejadian-kejadian yang secara langsung maupun tidak langsung yang mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Sedangkan analisis teknikal merupakan analisis yang berupaya untuk memperkirarakan harga saham dengan mengamati perubahan harganya di waktu lalu. Analisis fundamental perusahaan yang perlu diketahui investor atau calon investor adalah analisis kinerja keuangan perusahaan yang dapat dilihat dari laporan keuangan. Dengan analisis kinerja keuangan perusahaan, investor bisa mengetahui kondisi operasional dan finansial perusahaan saat ini yang bisa dibandingkan juga dengan kinerja tahun sebelumnya. Sehingga bisa dapat memprediksi prospek dari investasi yang akan dilakukan. Cara yang paling umum untuk menilai kinerja keuangan sebuah perusahaan adalah menggunakan labanya, karena laba merupakan salah satu indikator keberhasilan perusahaan. Melalui laba, investor dapat memperkirakan pendapatan yang akan diterima pada masa mendatang. Komponen penting pertama yang harus diperhatikan dalam analisis perusahaan adalah laba per lembar saham atau lebih dikenal dengan Earning Per Share (EPS), karena EPS dapat dijadikan gambaran mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih untuk setiap lembar saham. EPS juga digunakan manajemen perusahaan sebagai tolak ukur tingkat kesejahteraan dari pemilik saham. Informasi EPS suatu perusahaan menunjukan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan kepada semua pemegang saham perusahaan (Eduardus, 2001:241), sehingga pengetahuan mengenai EPS sangat diperlukan oleh investor untuk melakukan penilaian berapa potensi pendapatan yang akan diterima jika membeli suatu saham. EPS setiap tahunnya mengalami kenaikan dan penurunan. Kenaikan nilai EPS menandakan kinerja perusahaan yang bagus, karena perusahaaan dapat menghasilkan laba per lembar saham cukup besar yang akan dibagikan kepada pemegang saham, sehingga sesuai dengan harapan pemegang saham untuk mendapatkan laba yang tinggi. Penurunan nilai EPS menunjukan kinerja keuangan perusahaan yang kurang baik sehingga dapat menurunkan laba yang dihasilkan untuk dibagikan kepada pemegang saham. Dengan terjadinya penurunan dan peningkatan harga saham maka investor bisa mengalami penurunan tingkat kepercayaannya dalam menanamkan saham, sehingga permintaan saham akan mengalami penurunan yang berpengaruh terhadap harga saham menjadi turun, begitupun sebaliknya jika permintaan akan saham naik
maka harga sahampun naik. Hal ini dikarenakan harga saham biasanya mengikuti penawaran dan permintaan. PT. Kimia Farma Tbk dikenal sebagai perusahaan pelayanan kesehatan, yang berguna untuk memenuhi salah satu permintaan masyarakat. Meningkatnya suatu permintaan untuk menghadapi permasalahan yang ada. Tingginya tingkat permintaan yang mengakibatkan meningkatnya volume penjualan yang mengakibatkan kenaikan tingkat pendapatan perusahaan. Penjualan yang tinggi mempengaruhi tingkat keuntungan perusahaan (Abdul, 2005:10). Harga saham umumnya berfluktuasi mengikuti permintaan dan penawaran, semakin tinggi tingkat permintaan maka semakin tinggi pula harga saham, mendorong investor untuk menginvestasikan dananya, karena perkembangan laba umumnya digunakan sebagai ukuran para pemegang saham untuk melihat sejauh mana perusahaan mampu mengubah penjualan dan kegiatan operasinya kedalam kenaikan penghasilan para pemegang saham. Pertumbuhan pendapatan dapat di ukur melalui pendapatan per lembar saham. Meningkatnya nilai EPS, diharapkan dapat meningkatkan pendapatan perusahaan yang mempengaruhi tingkat permintaan terhadap saham sehingga berdampak positif pada kenaikan harga saham. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah pokok yang diidentifikasikan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh Earning Per Share terhadap Harga saham pada PT.Kimia Farma Tbk. Selama tahun 2001-2010. TINJAUAN PUSTAKA Earning Per Share (EPS) Komponen penting pertama yang harus diperhatikan dalam analisis perusahaan adalah laba per lembar saham atau lebih dikenal dengan Earning Per Share (EPS). Karena EPS suatu perusahaan menunjukan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan (Eduardus, 2001:241). Bagi para investor, EPS merupakan informasi penting yang dianggap paling mendasar dan berguna, karena bisa menggambarkan prospek earning perusahaan di masa depan. EPS menunjukan jumlah keuntungan yang diperoleh untuk setiap lembar saham. Investor akan lebih tertarik pada perusahaan yang memberikan EPS yang tinggi. Informasi EPS suatu perusahaan menunjukan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham. Besarnya EPS perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan. Meskipun beberapa perusahaan tidak mencantumkan besarnya EPS perusahaan bersangkutan dalam laporan keuangannya, tetapi besarnya EPS suatu perusahaan bisa dihitung berdasarkan informasi laporan neraca dan laporan rugi laba perusahaan (Eduardus, 2010 : 374).
Menurut Susan (2006 : 64 ) Earning Per Share (EPS) yaitu laba bersih perusahaan di bagi dengan jumlah lembar saham yang beredar.... if management is interested in the well being of it s current stock holder, it should concentration on Earning Per Share rather on total corporate profit ( Brigham, 1992 : 24 ). Dari pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa yang perlu diperhatikan manajemen untuk memaksimumkan kesejahteraan pemilik saham adalah memaksimumkan EPS. EPS merupakan rasio yang menunjukan berapa besar keuntungan yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar saham (Darmadji, 2001:139). Adapun untuk menghitung EPS digunakan rumus sebagai berikut : EPS = Laba bersih setelah bunga dan pajak Jumlah saham yang beredar ( Eduardus, 2001: 242) Harga Saham Menurut Abdul (2005:16) harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan yang lain. Harga ini terjadi setelah saham itu tercatat di bursa. Sedangkan harga saham menurut Eduardus (2001:183): nilai saham di pasar, yang ditunjukan oleh harga saham tersebut di pasar. Menurut Rusdin (2006 : 85) ada beberapa pengertian tentang harga saham: 1. Harga Nominal Saham: harga nominal saham ditetapkan oleh emiten. Harga nominal adalah harga par value (pari) yang besarnya tergantung dari keinginan emiten. Emiten bebas menetapkan harga saham. 2. Harga Perdana Saham: harga saham sebelum dicatatkan (didaftarkan) dibursa efek. Setelah bernegoisasi dengan penjamin emisi (underwriter) barulah diketahui jumlah saham yang akan dijual kepada masyarakat. Harga saham dipasar perdana tergantung dengan persetujuan antar emisi dan pnjaman emisi dengan mempertimbangkan beberapa hal : goodwill, kondisi pasar, dan prospek perusahaan. 3. Harga Pasar Saham: harga jual saham antara investor. Harga saham akan terjadi setelah tercatat di bursa dan transaksi tidak lagi melibatkan emiten dan pinjaman emisi. 4. Harga Pembukaan Saham: harga perdana terjadi setelah saham tercatat di bursa dan diperdagangkan setiap hari terkecuali terdapat hal-hal yang melarang saham tersebut diperdagangkan, seperti pemalsuan saham. Harga pasar berbeda dengan harga perdana. Harga pasar adalah jumlah nilai uang yang disepakati antara penjual dan pembeli pada saat terjadi transaksi, sedangkan harga pembukaan saham adalah harga yang diminta oleh penjual dan pembeli pada saat jam bursa dibuka. 5. Harga Penutupan Saham: harga yang diminta oleh penjual atau pembeli pada akhir hari bursa (penutupan bursa). Harga penutupan merupakan harga yang disepakati antara penjual dan pembeli. Harga penutupan ini disebut harga pasar yang sekaligus menjadi harga penutupan pada hari bursa tersebut. 6. Harga Tertinggi dan Harga Terendah Saham:
Harga tertinggi adalah harga penawaran tertinggi selama periode tertentu, misal hari, minggi, bulan dan tahun selama hari bursa. Sedangkan harga terendah merupakan harga penawaran yang paling murah atau paling kecil nilainya. 7. Harga Rata-Rata: merupakan harga tertinggi ditambah harga terendah dibagi dua. Seperti komoditi pada umumnya, fluktuasi saham tergantung pada kekuatan permintaan dan penawaran. Apabila suatu saham mengalami kelebihan permintaan, harga akan cenderung naik. Sebaliknya kalau terjadi kelebihan penawaran, harga cenderung turun (Eduardus, 2001:18). Jadi harga saham berubah-ubah setiap terjadi transaksi bisa dalam hitungan hari, jam, menit bahkan detik bergantung pada ramainya aksi jual beli saham pada hari tersebut. Faktor Faktor yang mempengaruhi harga saham Menurut Weston (2001:26),Faktor-Faktor yang mempengaruhi harga saham adalah : 1. Laba per lembar saham ( Earning Per Share): Seorang investor yang melakukan investasi pada perusahaan akan menerima laba atas saham yang dimilikinya. Semakin tinggi laba per lembar saham (EPS) perusahaan akan memberikan pengembalian yang cukup baik. Ini akan mendorong investor untuk melakukan investasi yang lebih besar lagi sehingga harga saham perusahaan akan meningkat. 2. Tingkat bunga, tingkat bunga dapat mempengaruhi harga saham dengan cara : Mempengaruhi persaingan di pasar modal antar saham obligasi, apabila suku bunga naik maka investor akan menjual sahamnya untuk ditukarkan dengan obligasi, hal ini akan menurunkan harga saham. Mempengaruhi laba perusahaan, hal ini terjadi karena bunga adalah biaya, semakin tinggi suku bunga maka semakin rendah laba perusahaan. Suku bunga juga mempengaruhi kegiatan ekonomi yang juga akan mempengaruhi laba perusahaan. 3. Jumlah kas deviden yang diberikan: Kebijakan pembagian dividen dapat dibagi menjadi dua yaitu sebagian dibagikan dalam bentuk dividen dan sebagian lagi disisihkan sebagai laba ditahan. Sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham, maka peningkatan pembagian dividen merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kepercayaan dari pemegang saham karena jumlah kas dividen yang besar adalah yang diinginkan oleh investor sehingga harga saham naik. 4. Jumlah laba yang didapatkan perusahaan: Pada umumnya investor dapat melakukan investasi pada perusahaan yang mempunyai profit yang cukup baik karena menunjukan prospek yang cerah sehingga tertarik untuk berinvestasi, yang nantinya akan mempengarihi haga saham perusahaan 5. Tingkat resiko dan pengembalian: Apabila tingkat resiko dan proyeksi laba yang diharapkan perusahaan meningkat maka akan mempengaruhi harga perusahaan saham. Biasanya semakin tinggi resiko maka semakin tinggi tingkat pengembalian yang diharapkan investor.
METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dan verifikatif dengan menggunakan analisis regresi dan korelasi. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan PT. PT. Kimia Farma Tbk. pada periode 2001 sampai dengan 2010 di Bursa Efek Indonesia yang telah dipublikasi, diperoleh dari Pojok Bursa FE Unsil dan website www.idx.co.id. HASIL PENELITIAN Untuk menganalisis pengaruh Earning Per Share terhadap harga saham PT. Kimia Farma Tbk. digunakan analisis statistik dengan membandingkan antara Earning Per Share yang dibayarkan kepada para investor oleh perusahaan pada tahun 2001-2010 sebagai variabel independen (X) dan harga saham PT. Kimia Farma Tbk sebagai variabel dependen (Y), dimana indikatornya yang digunakan adalah perkembangan harga saham PT. Kimia Farma Tbk yang tercermin pada harga penutupan (closing Price) untuk setiap akhir tahun. (selama periode penelitian 2001-2010). Untuk keperluan analisis tersebut penulis menggunakan analisis regresi sederhana, koefisien determinasi dan uji signifikan. Adapun pengolahan datanya dilakukan dengan menggunakan Statistical Package for the Social Sciences 16 (SPSS 16). Diperoleh output regresi sebagai berikut: Analisis Coefficients a Model Unstandardized Coefficients B Std. Error Beta Standardized Coefficients t Sig. 1 (Constant) 132.165 186.542.775.012 EPS 47.321 13.254.774 3.458.009 a Dependent Variabel : Harga Saham Diperoleh persamaan regresi sebagai berikut : Y = 132,038+47,321X, dimana: konstanta sebesar 132,038 yang berarti apabila EPS (X) nilainya adalah 0, maka harga saham (Y) nilainya positif yaitu sebesar Rp.132,038. koefisien regresi variabel EPS (X) sebesar 47,321 yang berarti jika EPS mengalami kenaikan Rp.1,- maka harga saham (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 47,321. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara EPS dengan harga saham, naiknya EPS akan meningkatkan harga saham pada PT. Kimia Farma Tbk. Uji Hipotesis Berdasarkan tabel di atas menunjukan signifikansi t-hitung sebesar 0,09 yang berarti lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya
terdapat pengaruh yang signifikan Earning Per Share terhadap harga saham pada PT.Kimia Farma Tbk. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham pada PT. Kimia Farma Tbk. dengan demikain perubahan EPS mempunyai dampak yang sangat berarti terhadap peningkatan harga saham pada PT. Kimia Farma Tbk. Semakin tinggi EPS yang dihasilkan perusahaan, maka mengakibatkan semakin tinggi harapan investor untuk mendapatkan keuntungan yang besar. Sehingga permintaan terhadap saham tersebut semakin besar dan menyebabkan naiknya harga saham. Hal ini menunjukan pentingnya memperhatikan faktor EPS untuk memprediksi harga saham dimasa yang akan datang. SARAN Berdasarkan simpulan hasil penelitian, maka peneliti menyarankan sebagai berikut : 1. Bagi perusahaan-perusahaan yang go public dan ikut serta menjual sahamnya di BEI hendaknya memperhatikan Earning Per Share (EPS), karena EPS di gunakan dalam penilaian saham dan memprediksi return sahamnya, selain itu para investor menjadi prioritas dalam membeli sahamnya sehingga saham perusahaan tersebut dapat meningkat. 2. Bagi penelitian lain yang hendak melakukan penelitian sejenis, disarankan untuk menambah atau mengganti variabel bebasnya dengan variabel lain dengan menggunakan populasi yang lebih luas agar hasilnya lebih akurat. DAFTAR PUSTAKA Abdul Halim. 2005. Analisis investasi. Jakarta: Salemba Empat. Darmadji Tjiptono dan Fakhruddin Hendy M. 2001. Pasar Modal di Indonesia. Jakarta : Salemba Empat. Eduardus Tandelilin. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi 1. Yogyakarta: BPFE. Yogyakarta. Eduardus Tandelilin.2010. Portopolio dan Investasi Teori dan Aplikasi.Edisi Pertama.Jakarta. Jogiyanto. 2003. Teori Portopolio dan analisis Investasi. Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Keown, Arthur.,David F Scott.,John D Martin., and J William Petty., 2001. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan (Penerjemah Chaerul Djakman). Buku Satu. Salemba Empat : Jakarta. Rusdin. 2008. Pasar Modal. Bandung : Alfabeta Susan Irawati. 2006. Manajemen Keuangan. Bandung: Pustaka. Suad Husnan. 2005. Pembelanjaan Perusahaan (Dasar-dasar manajemem keuangan), Edisi Kedua.Yogyakarta:Liberty. Weston J fred dan Thomas, E.Copeland. Alih bahasa: Jaka Warsana dan Jibradoko.2001. Manajemen Keuangan.Edisi Kesembilan.Jilid Satu. Jakarta:Bina Putra Aksara. www.idx.co.id