BAB I PENDAHULUAN. spontan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu. Gejala-gejala

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maupun wilayahnya sebagai daerah wisata hingga mampu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui proses pertukaran. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Selama 1 tahun terakhir terjadi kenaikan dan penurunan jumlah konsumen

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang di kota Surabaya. Dari data pemerintah kota Surabaya menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat mendorong pula berkembangnya sektor perekonomian yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah

bermunculan lah pengusaha-pengusaha risol baru yang menjadi pesaing dari usaha

BAB I PENDAHULUAN. sangat potensial bagi perusahaan-perusahaan untuk memasarkan produkproduk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan zaman dan meningkatnya taraf kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pun semakin berkembang seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pendorong utama perekonomian dunia pada abad ke-21, dan menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghemat banyak waktu. Seperti contoh, sekarang sudah tersedia banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peringkat yang paling atas bagi kehidupan suatu organisme, terutama

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjadi kokoh, sejak Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sektor ini memegang peranan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ina Kristiani, 2013

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri pariwisata dunia semakin pesat yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. teliti. Terutama tentang suka atau tidaknya konsumen terhadap barang dan jasa. yang ditawarkan dan alasan yang mendasarinya.

BAB I PENDAHULUAN. sekian lama bangsa Indonesia diguncang krisis yang berkepanjangan. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang ini banyak sekali kemajuan dan perubahan yang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. rangka teoritis untuk menjelaskan kepuasan pelanggan. pelanggan memang berkaitan dengan penilaian kualitas jasa yang dirasakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan persaingan bisnis di Indonesia merupakan salah satu fenomena

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu kebutuhan hidup yang terpenting, karena UKDW

BAB I PENDAHULUAN. itu banyak investor yang merasa perlu untuk berinvestasi di industri tersebut,

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin meningkat membuat kebutuhan dan. keinginan manusia terhadap makanan semakin bervariasi.

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman yang dimulai dari skala kecil seperti warung-warung

BAB I PENDAHULUAN. bermunculan dan telah dimanfaatkan oleh para investor dari dalam negeri maupun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis dalam bidang jasa dewasa ini bertumbuh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KERANGKA TEORI

2016 STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA RUMAH MAKAN SAUNG POJOK DADAHA KOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. ini dalam konteks perusahaan dan konsumen/pelanggan diterjemahkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Jasa Pertemuan, Insentif, Konferensi dan Pameran (Meeting, Incentive,

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyak dan beragam, sebagai keterbukaan pasar. Di sini terjadilah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era globalisasi ini, persaingan bisnis akan menjadi sangat ketat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha asing untuk turut

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan pengaruh yang cukup besar terhadap pembangunan ekonomi Indonesia.

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring

PERILAKU PEMBELIAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

BAB 1 PENDAHULUAN. menuntut setiap perusahaan mewaspadai akan persaingan yang semakin ketat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Minat Beli

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS RUMAH MAKAN PADA SAUNG KATINEUNG RASA PUNCLUT MELALUI ANALISIS SWOT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Andi Sulaiman, 2014

BAB I PENDAHULUAN. sampai besar seperti cafe, rumah makan maupun restoran. Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. Propinsi Kalimantan Timur khususnya Kota Balikpapan yang dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang semakin berkembang banyak dipicu oleh semakin banyaknya

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pangan bagi masyarakatnya dari sektor pertanian. Hasil olahan dari sektor

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini ditandai dengan kemajuan teknologi dimana menghasilkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Suatu hal yang banyak menarik perhatian manusia dewasa ini adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan yang diinginkan, setiap perusahaan dituntut untuk lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. nama RODEX Tours & Travel merupakan perusahaan jasa yag memberikan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menarik, terlebih dengan adanya globalisasi dalam bidang ekonomi yang

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen

BAB I PENDAHULUAN. Dimana PR merupakan suatu organisasi dengan informasi manajemen yang diharapkan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era perkembangan zaman seperti ini telah terjadi perkembangan

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bersaing dalam satu pasar semakin banyak dan beragam akibat keterbukaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Destiana, 2015

BAB I PENDAHULUAN. sasarannya karena kelangsungan hidup perusahaan tersebut sebagai organisasi

yang membentuk lingkungan pemsaran eksternal. komponen bauran pemasaran segmentasi tersebut dalam pemasaran. konsumen perilaku pembelian konsumen.

Memahami Proses Pemasaran Dan Perilaku Konsumen

BAB I. Dengan adanya kemajuan dan perubahan tersebut secara tidak langsung. menuntut kita untuk dapat mengimbanginya dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. menarik untuk kita teliti, terlebih di era globalisasi terutama dalam bidang

Bab I Pendahuluan - 1. Bab I. Pendahuluan. Era globalisasi dewasa ini merupakan suatu isu yang banyak

BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN

UKDW BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis retail saat ini mengalami persaingan yang sangat ketat, dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan persaingan bisnis di Indonesia adalah salah satu fenomena yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. bidang yang sama sehingga banyak perusahaan yang tidak dapat. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia saat ini adalah cafe. Pada tahun 2016 ini banyak bisnis cafe

BAB I PENDAHULUAN. pelaku bisnis harus berfikir keras untuk mengikuti zaman. Tidak hanya pemikiran

BAB I. mendorong tumbuhnya berbagai industri sebagai upaya dalam memenuhi. Persaingan dalam dunia industri sebagai dampak dari beragamnya

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak awal tahun sembilan puluhan, banyak perusahaan yang melakukan

2015 PENGARUH KOMPONEN PAKET WISATA TERHADAP KEPUASAN BERKUNJUNG WISATAWAN DI PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU

2015 STUDI KELAYANAN BISNIS ANNISA KATERINNG INDRAMAYU

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. untuk turut berkompetisi dalam menjaring konsumen lokal. Dampak

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kiat-kiat alternatif (strategi) dalam menyiasati pasar. Salah satu strategi yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. bermacam macam ras, suku, dan etnis yang berbeda-beda. Masing-masing daerah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kepuasan kepada para konsumen, Sehingga perusahaan harus lebih

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat boleh berbangga dengan Kota Bandungnya dimana baru-baru ini

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah pula aneka ragam kebutuhan barang dan jasa untuk memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era moderenisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mengikuti

Peluang Usaha Perabot Rumah Tangga Batok Kelapa

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan gejala dari pergerakan manusia secara temporer dan spontan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu. Gejala-gejala tersebut mendorong dan menumbuhkan kegiatan-kegiatan dalam bidang konsumsi dan produksi barang dan jasa yang diperlukan wisatawan. Kegiatan pariwisata yang berkelanjutan dapat meningkatkan perbaikan ekonomi suatu negara karena dapat mempengaruhi sektor-sektor ekonomi lainnya, seperti industri hotel, destinasi, souvenir, restoran, dan transportasi, sehingga taraf hidup masyarakat semakin tinggi dan memacu pertumbuhan perekonomian nasional. Kecenderungan perkembangan pariwisata dunia pada setiap tahunnya mengalami peningkatan yang sangat pesat, hal ini disebabkan perubahan struktur sosial ekonomi negara di dunia dan semakin banyak orang yang memiliki pendapatan besar sehingga kepariwisataan berkembang menjadi suatu fenomena global. Menurut Sulastiyono (2008, hlm.3) Pariwisata adalah sebagai proses yang dapat menciptakan nilai tambah terhadap barang atau jasa, sebagai kesatuan produk, baik yang nampak (tangible product) atau tidak nampak (intangible Nova Nuraeni, 2014 STUDI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN DI BEBERAPA USAHA KATERING DI WILAYAH KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu 1

2 product). Dari pernyataan tersebut dapat menjadi acuan bagi pemerintah untuk meningkatkan perekonomian daerah maupun nasional dengan cara meningkatkan sektor pariwisata, baik akomodasi, lokasi, dan jasa boga. Menurut UU No. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan, pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan daerah pemerintahan. Wisatawan sering juga disebut turis, ialah orang yang berpergian untuk tujuan tertentu. Wisatawan merupakan unsur utama dalam pariwisata. Unsur yang lainnya adalah objek wisata dan sarana serta prasarana pariwisata tergantung pada adanya interaksi antara wisatawan dan objek wisata, yang didukung dengan prasarana pariwisata (Sulastiyono, 2008, hlm.3). Berkembangnya pariwisata di suatu daerah akan mendatangkan banyak manfaat bagi masyarakat, yakni secara ekonomis, sosial dan budaya. Berikut adalah data kunjungan wisatawan ke Kota Bandung: TABEL 1.1 DATA KUNJUNGAN WISATAWAN KE KOTA BANDUNG TAHUN 2008-2013 No. Tahun Wisatawan Jumlah Mancanegara Domestik (orang) (Orang) (Orang) 1. 2008 74.730 1.346.729 1.421.459 2. 2009 168.712 2.928.157 3.096.869 3. 2010 180.603 3.024.666 3.205.269 4. 2011 194.062 3.882.010 4.070.072

3 5. 2012 176.855 5.080.584 5.257.439 6. 2013 176.432 5.388.292 5.564.724 Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bandung Tahun 2013 Berdasarkan data pada Tabel 1.1 pertumbuhan wisatawan nusantara meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2012 dan 2013 wisatawan mancanegara mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, tapi tidak menutup kemungkinan bahwa kota Bandung masih menjadi pilihan banyak wisatawan untuk berkunjung. Seiring dengan berkembangnya era globalisasi yang menyuguhkan banyak kemudahan di tengah kesibukan manusia yang semakin padat, maka kebutuhan primer pun semakin meningkat, salah satunya adalah makanan. Kepuasan manusia tidak ada batasnya, selama kemampuan perekonomian manusia terus berkembang. Makanan merupakan kebutuhan wajib yang setiap orang membutuhkannya, apalagi di era modernisasi seperti sekarang ini, dimana aktivitas manusia pun turut berkembang pesat. Perkembangan aktivitas menjadikan manusia semakin sibuk dengan pekerjaannya sendiri sehingga menuntut mereka berpikir serba praktis, tak terkecuali dengan makanan. Beberapa tahun terakhir, industri makanan merupakan industri yang paling prospektif di Indonesia maupun di dunia karena karakteristik utama yang sangat berkaitan dengan kebutuhan sehari-hari. Hal ini membuat industri makanan menjadi salah satu bisnis berkembang. Jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun yang terus meningkat menyebabkan kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap pangan semakin meningkat pula. Semakin meningkatnya kebutuhan

4 pangan tersebut, mendatangkan peluang bisnis yang dapat ditangkap oleh masyarakat Indonesia, salah satunya adalah bisnis katering. Bisnis ini banyak diminati oleh masyarakat karena dianggap memiliki tingkat pengembalian modal yang relatif tinggi dan dapat memenuhi kebutuhan primer masyarakt. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya jumlah usaha katering yang berhasil dan berkembang. Bagi sekalangan orang fenomena tersebut menjadi peluang bisnis di bidang jasa boga. Usaha boga adalah pengaturan suatu kegiatan penyelenggaraan di bidang makanan dalam jumlah yang lebih besar daripada penyelenggaraan untuk keluarga, produksinya minimal untuk 25 orang secara komersil. Tujuan manajemen usaha boga yaitu sesuai dengan sifatnya yang komersial. Manajemen usaha boga bertujuan untuk mendapatkan keuntungan sesuai dengan prinsip ekonomi dengan melakuakan usaha di bidang penyelenggaraan makanan dengan berdasarkan pada etika berbisnis (Setiawati, 2008, hlm.1). Industri jasa boga adalah industri yang menawarkan jasa penyediaan kebutuhan pangan untuk sebuah acara. Misalnya acara ulang tahun, acara kerohanian, acara peresmian, acara reuni dan yang termegah adalah acara pernikahan. Industri jasa boga telah dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pangan manusia sejak dahulu. Salah satu industri jasa boga yang khusus menangani acara-acara besar yaitu katering. Beberapa tahun terakhir katering menjadi bisnis yang prospektif, hal ini karena kebutuhan masyarakat yang serba ingin praktis dan mencari

5 kepuasan dari masa ke masa. Bisnis katering hadir sebagai tanggapan dari tuntutan kepuasan konsumen. Berkembangnya bisnis katering saat ini, seiring perkembangan kebutuhan dan kesibukan kerja sehingga membutuhkan sesuatu yang praktis. Menurut Wulandari (2013, hlm.18) ada tiga hal yang membuat bisnis katering memiliki prospek yang cerah dan terus menunjukan perkembangannya. 1. Kebutuhan manusia akan pemenuhan kebutuhan makanan pokok. Oleh karenanya makanan menjadi salah satu menu pokok yang terus dicari oleh setiap orang terutama di daerah perkotaan 2. Kebutuhan manusia terhadap jamuan kepada tamu. Kebutuhan untuk menjamu tamu semakin nyata di kota-kota besar. Hal ini karena masyarakat kota merupakan masyarakat yang memiliki ruang ketergantungan yang tinggi terhadap kebutuhan-kebutuhan lainnya, terutama jamuan makanan untuk tamu 3. Kesibukan manusia sudah semakin padat. Aktifitas manusia di berbagai bidang telah menjadikan manusia begitu sibuk dengan dirinya sendiri. Sehingga mereka tidak bisa memenuhi kebutuhannya sendiri terhadap tuntutan kebutuhan makanan pokoknya. Katering biasanya dibutuhkan pada berbagai acara seperti pesta perkawinan, seminar, acara keagamaan, dan lain sebagainya. Kegiatan-kegiatan tersebut membutuhkan makanan dalam jumlah banyak. Pada kegiatan-kegiatan tersebut, biasanya pihak penyelenggara menyewa jasa katering untuk menyiapkan makanan sesuai dengan kebutuhan. Selain itu karyawan kantor, dan mahasiswa

6 yang tinggal di kost juga sering menggunakan jasa katering untuk memberikan layanan nasi box setiap harinya. Menurut Ayodya dalam Wulandari (2013, hlm.46) untuk katering Indonesia menu yang disajikan adalah menu makanan untuk siang dan malam. Nasi merupakan menu pokok yang dapat dipadukan dengan lauk pauk dan sayur berkuah, masakan cah, oseng-oseng, gorengan atau menu lainnya. Biasanya ditambahkan buah-buahan, pudding atau kue-kue sebagai makanan penutup. Untuk minuman, biasanya terdiri dari minuman dingin, es, air putih, teh dan jus. Usaha katering di Kota Bandung sudah banyak berkembang, karena kebutuhan penduduknya yang ingin serba praktis ditengah kesibukan beraktivitas. Bagi konsumen memilih katering untuk memenuhi kebutuhannya baik untuk sehari-hari maupun suatu acara tidak bisa sembarangan. Harus diperhitungkan matang-matang sesuai dengan beberapa hal yang menjadi ukuran. Oleh karena itu para pengusaha katering harus mampu mencapai tingkat kebutuhan dan keinginan konsumen agar dapat mempertahankan eksistensinya di bidang usaha jasa boga. Sekarang ini beberapa industri katering rumahan telah berkembang dan melayani beberapa acara pernikahan dalam ukuran besar. Dengan berkembangnya permintaan atas jasa katering maka banyak UKM-UKM katering baru yang terjun ke bidang ini sehingga membuat persaingan menjadi ketat. Pertumbuhan UKM UKM sejenis yang pesat untuk memenuhi kebutuhan konsumen di satu area pasar yang sama akan memperketat persaingan. Usaha katering bisa menjadi peluang bisnis bagi ibu-ibu rumah tangga yang ingin menambah penghasilan ataupun untuk mengembangkan potensi diri.

7 Pengetahuan tentang bisnis yang akan dijalankan sangat penting diketahui terlebih dahulu sebelum memulai bisnis. Hal tersebut guna memudahkan para pelaku bisnis menentukan strategi bisnis yang akan dilakukannya. Banyak pengusaha yang gagal dalam bisnisnya dikarenakan minim pengetahuan tentang bisnis yang sedang dijalankannya. Bagi para pengusaha katering harus memiliki pengetahuan tentang seluk beluk katering, mulai dari penentuan strategi bisnis, mendapatkan modal, pengetahuan bahan baku dan peralatan, membentuk manajemen, menentukan lokasi, memahami konsumen, dan lain-lain. Pelajarilah hal yang menjadi kebiasaan makan dan budaya dimana usaha katering itu berdiri, karena hal ini akan memudahkan memasarkan produk katering. Menurut Alma (2009, hlm.69) memelihara kepercayaan konsumen menjadi modal kesuksesan perusahaan sebagaimana yang dikemukakannya: Banyak keuntungan yang diperoleh dari memelihara kepercayaan konsumen antara lain, menghemat biaya untuk mencari konsumen baru, langganan lama cenderung berbelanja lebih banyak, suka membawa teman sebagai pembeli baru dan kurang sensitif terhadap harga. Hasil penelitian menunjukan bahwa konsumen yang mendapat perlakuan kurang memuaskan cenderung menyebarluaskan ketidak puasannya kepada 20 orang. Untuk dapat memberi kepuasan kepada konsumen, maka perlu dilakukan observasi mengenai motif konsumen dalam membeli menu katering. Apakah konsumen membeli menu katering untuk memperoleh manfaat inti dari produk ataukah mereka membeli produk tersebut akan memperoleh tambahan manfaat dari produk yang dibelinya. Jika konsumen ingin mengonsumsinya bukan hanya mengambil manfaat intinya saja, namun manfaat lainnya, seperti penawaran paket hemat dan diskon, maka perusahaan harus mempertahankan kedua aspek tersebut.

8 Model pengambilan keputusan konsumen meliputi input, proses dan output. Input merupakan komponen dari pengambilan keputusan yang dipengaruhi oleh pengaruh eksternal, yaitu upaya pemasaran perusahaan seperti produk, promosi, harga dan saluran distribusi. Serta lingkungan sociocultural yang meliputi keluarga, sumber informal, kelas sosial dan budaya. Proses merupakan pengambilan keputusan konsumen (consumer decision making) yang meliputi pencarian kebutuhan (need recognition), pencarian sebelum membeli (prepurchase search) dan evaluasi alternatif (evaluation of alternatives) yang berhubungan dengan experience dan bidang psikologis yang terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran, kepribadian dan tingkah laku. Output meliputi perilaku pasca memutuskan (post decision behavior) yaitu pembelian (percobaan, mengulangi pembelian) dan evaluasi pasca pembelian (Shiffman dan Kanuk, 2010, hlm.52). Konsumen dapat dikatakan memiliki keterlibatan yang tinggi apabila mereka meluangkan cukup banyak waktu, perhatian dan usaha untuk membandingkan berbagai perusahaan katering dalam melakukan pembelian. Sebelum melakukan pembelian hal pertama yang difikirkan oleh konsumen adalah produk. Jual beli akan terjadi jika ada barang yang ditawarkan, oleh karena itu faktor produk mendorong minat konsumen untuk membeli. Pengusaha yang menerapkan konsep pemasaran beranggapan bahwa konsumen akan membeli barang jika produk itu sesuai dengan seleranya, artinya dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya dengan memuaskan. Oleh sebab itu produsen akan membuat produk yang sesuai dengan selera konsumen masa kini

9 dan masa yang akan datang. Produsen biasanya mencari informasi dengan mengadakan penelitian melalui wawancara tentang produk apa yang disenangi konsumen (Alma, 2009, hlm.46). Produk yang ditawarkan usaha katering adalah berupa makanan yang biasanya diproduksi dalam jumlah yang besar untuk suatu acara, sehingga kualitas makanan menjadi faktor utama dalam bisnis katering. Harga pada umumnya dapat mempengaruhi minat konsumen untuk melakukan pembelian dan mendorong mereka melakukan keputusan pembelian. Selain produk yang menjadi pertimbangan pertama ketika konsumen ingin memutuskan membeli sesuatu, harga menjadi faktor penentu produk tersebut akan dibeli atau tidak. Promosi merupakan upaya pemasaran perusahaan yang bentuknya dapat berupa iklan, brosur, pameran, website dan melalui media sosial lainnya. Promosi bagian dari tahap pencarian informasi dimana konsumen mulai berminat untuk mencari informasi berkaitan dengan kebutuhan yang belum terpenuhi. Faktor lainnya yang mempengaruhi keputusan pembelian menurut Hawkins et al dalam Sumarwan (2013, hlm.245) menyatakan setidaknya ada tiga faktor, dimana para pemasar harus menyadari faktor-faktor ini agar dapat mengambangkan metode pemasaran yang sesuai dengan target pasarnya yatu, faktor personal, psikologis dan sosial. Faktor personal terdiri dari demografis yang mencakup umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, jumlah pendapatan, satus ekonomi, gender, ras, gaya hidup dan lain-lain. Menurut Wulandari (2013, hlm.91) seorang pengusaha katering harus jeli menetapkan tipe konsumen mana yang akan dilayani. Jika telah

10 diketahui, maka masyarakat dapat dievaluasi dengan membedakan karakteristik demografisnya. Faktor budaya juga mempengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan pembelian, karena akan adanya norma-norma budaya yang harus dipatuhi, termasuk norma agama yang menjadi pertimbangan. Faktor sosial yang didalamnya meliputi keinginan, motif, dan pembelajaran konsumen dipengaruhi oleh pendapat pemimpin, anggota keluarga, grup referensi, kelas sosial dan lainlain. Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti STUDI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN DI BEBERAPA USAHA KATERING DI WILAYAH KOTA BANDUNG. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat ditarik perumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh antara faktor kualitas produk dengan keputusan pembelian di beberapa usaha katering di Kota Bandung? 2. Apakah terdapat pengaruh antara faktor harga dengan keputusan pembelian di beberapa usaha katering di Kota Bandung?

11 3. Apakah terdapat pengaruh antara faktor promosi dengan keputusan pembelian di beberapa usaha katering di Kota Bandung? 4. Apakah terdapat pengaruh antara faktor demografi dengan keputusan pembelian di beberapa usaha katering di Kota Bandung? 5. Apakah terdapat pengaruh antara faktor budaya dengan keputusan pembelian di beberapa usaha katering di Kota Bandung? 6. Apakah terdapat pengaruh antara faktor sosial dengan keputusan pembelian di beberapa usaha katering di Kota Bandung? 7. Faktor mana yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian pada usaha katering di Kota Bandung? 8. Apa kebijakan bagi perusahaan katering untuk meningkatkan keputusan pembelian? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian di beberapa usaha katering di Kota Bandung. 2. Untuk menganalisis pengaruh harga terhadap keputusan pembelian di beberapa usaha katering di Kota Bandung. 3. Untuk menganalisis pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian di beberapa usaha katering di Kota Bandung. 4. Untuk menganalisis pengaruh demografi terhadap keputusan pembelian di beberapa usaha katering di Kota Bandung.

12 5. Untuk menganalisis pengaruh budaya terhadap keputusan pembelian di beberapa usaha katering di Kota Bandung. 6. Untuk menganalisis pengaruh sosial terhadap keputusan pembelian di beberapa usaha katering di Kota Bandung. 7. Untuk mengetahui faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi keputusan pembelian di beberapa usaha katering di Kota Bandung. 8. Untuk memberikan rekomendasi bagi perusahaan katering dalam meningkatkan keputusan pembelian. 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan manfaat pada pengembangan ilmu manajemen, khususnya mengenai faktor-faktor yang mepengaruhi keputusan pembelian konsumen. 2. Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak pengusaha katering di Kota Bandung mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian, sehingga dapat digunakan sebagai bahan mengembangkan inovasi serta keunggulan kompetitif dalam menentukan strategi pemasaran guna membidik konsumen secara tepat.