SISTEM REPRODUKSI UNGGAS BETINA Oleh : Setyo Utomo Pada umumnya sistem reproduksi ternak betina terdiri atas ovarium dan sistem duktus (saluran),

dokumen-dokumen yang mirip
D. Uraian Pembahasan. Sistem Regulasi Hormonal 1. Tempat produksinya hormone

ACARA PENGAJARAN (SAP) X A.

TINJAUAN PUSTAKA. (Gallus gallus gallus) dan Ayam Hutan Merah Jawa ( Gallus gallus javanicus).

Anatomi sistem endokrin. Kerja hipotalamus dan hubungannya dengan kelenjar hormon Mekanisme umpan balik hormon Hormon yang

HORMON REPRODUKSI JANTAN

5. PARAMETER-PARAMETER REPRODUKSI

TUGAS IPA PERKEMBANGBIAKAN HEWAN SECARA GENERATIF

BAB I PENDAHULUAN. (dengan cara pembelahan sel secara besar-besaran) menjadi embrio.

SDP. YG MENDPT TEKANAN CUKUP BERAT

PENGANTAR. Latar Belakang. Itik lokal di Indonesia merupakan plasma nutfah yang perlu dilestarikan dan

Anatomi/organ reproduksi wanita

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLatihan Soal 2.1

TIU : Mahasiswa diharapkan. proses fisiologi organ. berkaitan dengan fungsi ternak jantan sebagai pemacek. TIK :

PROFIL HORMON TESTOSTERON DAN ESTROGEN WALET LINCHI SELAMA PERIODE 12 BULAN

OOGENESIS DAN SPERMATOGENESIS. Titta Novianti

SISTEM REPRODUKSI TERNAK BETINA Oleh Setyo Utomo (Kuliah ke 7)

PENDAHULUAN. pemotongan hewan (TPH) adalah domba betina umur produktif, sedangkan untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERUBAHAN SELAMA KEHAMILAN

Telur. Titis Sari Kusuma. Ilmu Bahan Makanan-Telur

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. berkembang hingga ke penjuru dunia, dikenal dengan nama Bob White Quail dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

11/10/2017. Telur. Titis Sari Kusuma. Ilmu Bahan Makanan-Telur MACAM TELUR

Sexual behaviour Parturient behaviour Nursing & maternal behaviour

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ciri khas burung puyuh ( Coturnix-Coturnix Japonica ) adalah bentuk badannya relatif

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, pengujian dan pengembangan serta penemuan obat-obatan

HEWAN (STRUKTUR,FUNGSI DAN MANFAATNYA) ENDRIKA WIDYASTUTI, S.Pt, M.Sc, MP BIOLOGY UNIVERSITY OF BRAWIJAYA 2013

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi.

Folikulogenesis dan ovum ternak

BAB I PENDAHULUAN Tujuan. Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui ciri-ciri tiap fase siklus estrus pada mencit betina.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Jawarandu merupakan kambing lokal Indonesia. Kambing jenis

BAB I PENDAHULUAN. Brotowali (Tinospora crispa, L.) merupakan tumbuhan obat herbal dari family

SISTEM ALAT REPRODUKSI HEWAN BETINA. Oleh: Kustono Diah Tri Widayati

5 KINERJA REPRODUKSI


teka mulai terbentuk mengitari lapis sel-sel granulosa pada tahap akhir folikel sekunder (Dellmann dan Brown 1992).

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman dahulu hingga sekarang banyak masyarakat Indonesia

Jaringan Tubuh. 1. Jaringan Epitel. 2. Jaringan Otot. 3. Jaringan ikat/penghubung. 4. Jaringan Saraf

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 2

SISTEM REPRODUKSI TERNAK BETINA Oleh : Ir. Setyo Utomo,M.P.

BAB I PENDAHULUAN. hewan betina. Menurut Shabib (1989: 51-53), bentuk aktif estrogen terpenting

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xvi PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 Tujuan... 3 Manfaat...

STRUKTUR, KARAKTERISTIK DAN KOMPOSISI TELUR

Siklus menstruasi. Nama : Kristina vearni oni samin. Nim: Semester 1 Angkatan 12

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN II

Aulia Puspita Anugra Yekti,Spt,MP,MS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sapi Persilangan Simmental dan Peranakan Ongole. Sapi hasil persilangan antara sapi peranakan Ongole (PO) dan sapi

HUBUNGAN HORMON REPRODUKSI DENGAN PROSES GAMETOGENESIS MAKALAH

- - SISTEM REPRODUKSI MANUSIA - - sbl2reproduksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jaringan adalah struktur yang dibentuk oleh kumpulan sel yang mempunyai sifat-sifat morfologi dan fungsi yang sama. Jaringan Dasar pada hewan

I. PENDAHULUAN. Ketersediaan telur yang tidak mengenal musim, keunggulan gizi dari telur dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diambil berdasarkan gambar histologik folikel ovarium tikus putih (Rattus

Yani Mulyani, M.Si, Apt STFB

HEWAN (STRUKTUR,FUNGSI DAN MANFAATNYA) ENDRIKA WIDYASTUTI, S.Pt, M.Sc, MP BIOLOGY UNIVERSITY OF BRAWIJAYA 2015

Morfologi dan Anatomi Dasar Kelinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam Kedu merupakan salah satu ayam lokal langka Indonesia. Ayam. bandingkan dengan unggas lainnya (Suryani et al., 2012).

ORGAN GENITAL EKSTERNAL DAN INTERNAL PADA HEWAN BETINA DAN PROSES OOGENESIS. drh. Herlina Pratiwi, M.Si

I. PENDAHULUAN. unggas yang lain. Itik mampu mempertahankan produksi telur lebih lama

Function of the reproductive system is to produce off-springs.

Tumor jinak pelvik. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. subfilum vertebrata atau hewan bertulang belakang. Merak hijau adalah burung

PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN DASAR SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

F I S I O L O G I Reproduksi dan Laktasi. 10 & 17 Februari 2014 Drh. Fika Yuliza Purba, M.Sc.

Sistem hormon wanita, seperti pada pria, terdiri dari tiga hirarki hormon, sebagai berikut ;

... Tugas Milik kelompok 8...

TINJAUAN PUSTAKA. gizi yang lengkap bagi pertumbuhan makhluk hidup baru. Menurut Whitaker and

KESEHATAN REPRODUKSI* Oleh: Dr. drh. Heru Nurcahyo, M.Kes**

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan timbulnya sifat-sifat kelamin sekunder, mempertahankan sistem

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Derajat Pemijahan Fekunditas Pemijahan

Organ Reproduksi Perempuan. Organ Reproduksi Bagian Dalam. Organ Reproduksi Bagian Luar. 2. Saluran telur (tuba falopi) 3.

Proses-proses reproduksi berlangsung di bawah pengaturan NEURO-ENDOKRIN melalui mekanisme HORMONAL. HORMON : Substansi kimia yang disintesa oleh

BAB I PENDAHULUAN tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18%

PERTEMUAN XII: STRUKTUR DAN FUNGSI HAYATI HEWAN. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN HIPOTALAMUS-HIPOFISE- GONAD. Oleh: Ir. Diah Tri Widayati, MP, Ph.D Ir. Kustono, M.Sc., Ph.D.

Konsep Sel, Jaringan, Organ dan Sistem Organ

FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

Jenis hormon berdasarkan pembentuknya 1. Hormon steroid; struktur kimianya mirip dengan kolesterol. Contoh : kortisol, aldosteron, estrogen,

OLeh : Titta Novianti, S.Si. M.Biomed

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan fase luteal yang terdiri dari metestrus-diestrus (Toelihere, 1979).

SEKSUALITAS. endang parwieningrum Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan KB BKKBN

STRUKTUR DAN FUNGSI HAYATI HEWAN 2

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu model dalam pembelajaran kooperatif adalahtsts, didalam bahasa

JURNAL BIOLOGI, Vol. 2 No. 2, Tahun 2013, Halaman 1-13

STRUKTUR & PERKEMBANGAN HEWAN. Achmad Farajallah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam petelur merupakan ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk

Systema Respiratorium (Sistem Pernapasan)

Tugas Endrokinologi Kontrol Umpan Balik Positif Dan Negatif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JARINGAN DASAR HEWAN. Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN

4/18/2015 FERTILISASI BY : I GEDE SUDIRGAYASA GAMBARAN UMUM TOPIK MEKANISME

Sistem Ekskresi Manusia

drh. Herlina Pratiwi PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2014

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Gambaran mikroskopik folikel ovarium tikus putih betina ((Rattus

3. METODE PENELITIAN

Transkripsi:

SISTEM REPRODUKSI UNGGAS BETINA Oleh : Setyo Utomo Pada umumnya sistem reproduksi ternak betina terdiri atas ovarium dan sistem duktus (saluran), demikian halnya pada burung atau unggas. Sistem tersebut tidak hanya menerima telur-telur yang diovulasikan oleh ovarium dan membawa telur-telur yang diovulasikan oleh ovarium dan membawa telur-telur ke tempat implantasi (oviduk) tetapi juga menerima sperma dan membawanya ketempat fertilisasi. Ovarium Unggas Ovarium kanan yang rundimenter. Pada sebagian besar bangsa unggas hanya mempunyai ovarium kiri yang fungsional. Pada waktu embryo,ovarium kanan ditemukan dan secara makroskopis masih dapat dilihat sampai beberapa hari setelah menetas. Pada unggas yang dewasa, bangunan ini hanya tinggal sebagai sisa-sisa jaringan yang hanya dapat dilihat secara makroskopis. Apabila ovarium kiri yang fungsional disingkirkan atau dihilangkan dengan proses pembedahan atau rusak karena penyakit, maka rudimen kanan membesar dan menjadi berfungsi. Umur saat pengambilan ovarium kiri yang fungsional akan menentukan perkembangan rudimen berikutnya. Bila ovarium diambil pada saat ayam berumur kurang dari 20 hari, maka rudimen akan mengalami hipertrofi menjadi struktur yang mirip dengan testis dan mampu melakukan spermatogenesis. Tetapi oleh karena sistem duktusnya tidak berkembang pada betina genetik, maka tidak terbentuk duktus penghubung antara testis dengan organ kopulatori di kloaka. Apabila ovarium diambil pada umur yang lebih tua, maka rudimen berkembang menjadi ovarium yang fungsional lengkap dengan ova yang mampu diovulasikan. Tetapi telur yang telah diovulasikan tersebut tidak akan dikeluarkan karena sistem duktus Muller pada unggas betina berkembang secara unilateral sehingga tidak ada oviduk pada sisi gonad yang rudimenter. Pengambilan ovarium pada umur-umur pertengahan dapat menyebabkan rudimen membentuk ovotestis, dimana terdapat sel-sel lembaga dari kedua jenis sex tetapi biasanya dalam kondidi yang tidak terdiferensiasikan. Ika terbentuk testis atau ovotestis setelah hilangnya ovarium fungsional maka betina genetik tersebut akan berkembang ke arah sifat-sifat sex jantan, termasuk jengger yang membesar berwarna merah, tumbuhnya bulu-bulu jantan, dapat berkokok dan menunjukan tingkah laku mengawini betina normal.

Kemampuan ambiseksual pada unggas ternyata telah mengejutkan imajinasi para naturalis dan para pendongeng selama berabad-abad lamanya. Perubahan seks pada unggas ternyata sudah digambarkan dan diperkirakan oleh Aristoteles dan bahkan telah dicatat sebeluym jamannya. Sekitar abad XVIII ayam betina yang berkokok dan ayam jago yang bertelur telah dihubungkan dengan supranatural. Ovarium kiri yang fungsional. Secara morfologis ovarium unggas berbeda dengan ovarium mamalia, karena ovarium unggas terdiri atas dua lobus besar. Dalam setiap lobus, terdapat banyak folikel yang berpangkal pada tangkai-tangkai folikel. Perbedaan lainnya adalah bahwa ovum unggas ternyata sangat kaya akan kuning telur (Yolk), sehingga jika dibandingkan dengan bagian lembaganya, maka bagian lembaga ini hanya merupakan porsi yang tidak berarti. Folikel unggas tidak mempunyai rongga atau antrum maupun cairan folikel, dan ovum mengisi penuh kantung folikuler. Folikel unggas dibatasi oleh sel-sel granulosa, serta susunan dari teka interna maupun eksterna yang sangat mirip dengan susunan yang terdapat pada mamalia. Demikian juga gambaran histologisnya, sel-sel inipun sangat mirip dengan mamalia. Folikel unggas merupakan bangunan yang paling cepat pertumbuhannya terutama yang terdapat pada golongan vertebrata tingkat tinggi. Dimulai dari bangunan dengan garis tengah kurang dari 1 mm dengan berat kurang dari 100 mg, ovum akan mencapai ukuran masak dengan berat 18 20 g dalam waktu 9 hari. Untuk pengangkutan dan penimbunan materi kuning telur ke dalam ovum, maka dikembangkanlah sustu sistem sirkulasi yang kompleks. Ciri utama sistem ini adalah suatu pengembangan suplai venosa yang sedemikian luas, yang tersusun dalam tiga lapisan konsentrik di sekitar folikel, serta berakhir dengan jala-jala kapiler venosa yang sangat halus yang membungkus ovum yang sedang tumbuh. Sebaliknya suplai darah arterial kurang berkembang. Sistem ini sangat tergantung pada suplai darah yang masuk ke dalam anyaman venosa tersebut, sedangkan untuk mengangkut kuning telur ke dalam telur, ternyata memerlukan jarak yang cukup jauh untuk ditempuh. Bagaimana mekanisme perlintasan lipoprotein melalui membran kapiler, melalui sel-sel yang membatasi folikel, serta melalui membran vitelina dari ovum pada ayam ternyata belum diketahui secara pasti. Sistem sirkulasi folikuler yang kompleks seperti yang digambarkan di atas terutama tidak hanya ditemukan pada salah satu dari folikel-folikel besar, tetapi juga

ditemukan pada folikel-folikel yang lebih kecil yang jumlahnya banyak dan tumbuh bersama-sama dalam satu tangkai dengan folikel yang besar tadi. Apabila folikel yang besar tadi sudah diovulasikan maka arteri-arteri yang berbentuk spiral pada dinding folikel menyempit, hal ini disebabkan hilangnya tegangan karena mengkerutnya dinding folikel. Aliran darah ke kantung folikel yang sekarang kosong tentu saja sangat berkurang. Hal inilah yang menyebabkan pada rongga folikel yang telah mengalami ovulasi pendarahan sangat jarang terjadi. Stigma dibandingkan dengan dinding folikel yang berada di dekatnya mempunyai pembuluh darah yang lebih sedikit. Meskipun aliran darah yang mengalir ke dalam kantung folikel yang sudah mengalami ovulasi berkurang, aliran darah ini masih cukup untuk memberi kesempatan tumbuh secara cepat kepada sekelompok folikel yang berada disepanjang tangkai folikel. Salah satu dari folikel ini diarahkan untuk tumbuh membesar sehingga sistem akliran darahnya tumbuh semakin kompleks secara cepat sampai mencapai ukuran ovulasi dan kemudian pecah, selanjutnya seluruh proses ini diulangi dengan folikel terbesar yang ke dua. Jadi sebagian besar sistem aliran darahnya tumbuh semakin kompleks, digunakan untuk kepentingan pertumbuhan folikel yang berada di tangkai folikel dan mereka menunggu giliran sampai sistem sirkulasi cukup untuk pertumbuhan yang cepat. Setelah mengalami ovulasi folikel yang kosong akan mengkerut, namun masih dapat diamati dalam waktu yang cukup lama. Pada unggas tidak terdapat bangunan yang dapat dibandingkan dengan corpus luteum pada mamalia, tetapi folikel yang kosong rupanya memainkan peranan pada siklus reproduksi ayam. Pada ovarium ayam, sel-sel interstitial berbentuk besar dan berwarna jernih terdapat dalam wujud kelompok-kelompok di dekat teka. Sel-sel yang sama juga dapat ditemukan pada ketiga tipe gonad yang rudimenter. Sel-sel ini berdegenerasi setelah hipofisektomi. Karena ayam betina mensekresikan androgen dalam level cukup banyak maka terdapat suatu anggapan bahwa androgen ini dihasilkan oleh sel-sel tersebut. Data penelitian yang mendukung hal ini tidak ada dan anggapan bahwa sel-sel ini diduga menghasilkan progesteron ternyata juga tidak ada, karena progesteron ditemukan dalam darah dan dalam dinding folikel ayam. Mungkin juga bahwa sel-sel jernih tadi samasekali tidak berfungsi untuk sekresi. Sistem Duktus pada Unggas.

Sistem duktus pada unggas ternyata berupa saluran yang memiliki diameter hampir sama dengan suatu perluasan tunggal unilateral dekat kloaka. Sistem duktus pada unggas tidak berpasangan sebagaimana pada mamalia, tetapi pada sebagian besar unggas hanya bagian kiri duktus Mullernya yang berkembang, sedangkan sisi bagian kanan mengalami degenerasi secara sempurna atau bertahan dalam bentuk rudimen yang biasanya tidak jelas. Pada ayam dan unggasunggas lainnya kadang-kadang dapat ditemukan beberapa individu (mungkin strain genetik) yang memiliki sisi sitem duktusnya berkembang dan mampu menjalankan fungsi fisiologisnya secara normal. ANATOMI SISTEM DUKTUS. Berdasarkan fungsi fisiologis dan struktur mikroskopis duktus Muller (pada unggas = oviduk) dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu : Infundibulum, Magnum, Ismus, kelenjar kerabang telur (Shall Gland) dan vagina. Infundibulum terdiri atas corong atau fimbrae yang menerima telur yang telah diovulasikan dan pada bagian Kalasiferos merupakan tempat terbentuknya kalaza. Kalaza merupakan suatu bangunan yang tersusun dari dua tali mirip ranting yang bergulung memanjang dari kuning telur sampai ke kutub-kutub telur. Mengenai fungsi kalaza masih belum begitu jelas. Setelah bagian infundibulum, saluran melanjutkan ke magnum yang merupakan bagian terpanjang dari oviduk. Batas antara infundibulum dan magnum tak terlihat dari pandangan luar. Magnum disebut juga sebagai penghasil albumen, karena selama melalui bangunan tersebut albumen ditambahkan disekitar kuning telur. Antara magnum dengan ismus terlihat garis pemisah yang jelas yang melingkari kedua duktus dan dapat tampak dari luar, bagian ini disebut penghubung magnum-ismus. Kuning telur pada saat di ismus telah diselubungi albumen dan mendapatkan selaput kerabang lunak pada saluran ini. Dari ismus telur akan menuju bagian belakang oviduk yang melebar dan disebut kelenjar kerabang, pada bagian tersebut telur menerima kerabang keras dari garam-garam Kalsium. Sebaiknya istilah uterus tidak lagi digunakan untuk menyebut bagian saluran ini. Setelah pembentukan telur yang dilakukan oleh kelenjar kerabang telah sempurna, maka telur akan dikeluarkan melalui vagina yang pendek, telur ditempat

ini singkat waktunya hanya mendapatkan lapisan mukus. Mukus berguna untuk menyumbat pori kerabang untuk menghalangi inervasi bakteri. Waktu yang dibutuhkan oleh telur untuk melewati bagian-bagian yang berbeda pada duktus, serta panjang di setiap bagiannya adalah sebagai berikut. Setiap 5 cm magnum menghasilkan albumen sebanyak 5 6 g dalam waktu 30 menit, yaitu waktu yang dibutuhkan oleh telur untuk melewati jarak sepanjang 5 cm tadi. Telur membutuhkan waktu terpanjang untuk melewati kelenjar kerabang, meskipun sekresinya memiliki berat yang terkecil tetapi 98% dari sekresi tersebut berupa bahan padat. dengan kecepatan 0,3 g per jamnya. Kalsium karbonat serta mineral-mineral lain ditambahkan Tabel 2. Bagian-bagian dari oviduk ayam, panjang rata-rata, kontribusi pada pembentukan telur dan waktu yang dibutuhkan telur untuk melewati tiap-tiap bagiannya. ============================================================= Kontribusi bagian - bagian Waktu Panjang Macam Jml (gram) % padat lewat telur Rata-rata (cm) (jam) ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- Infundibulum 11,0 Kalaza... ¼ Magnum 33,6 Albumen 32,9 12,2 3 Ismus 10,6 Selaput kerabang 0,3 80,0 1 ¼ K.Kerabang 10,1 Kerabang garam kapur 6,1 98,4 18-22 Vagina 6,9 Mukus 0,1 1/60 ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- HISTOLOGI SISTEM DUKTUS. Untuk menjalankan fungsi mentransfer dan mensekresikan kira-kira sebanyak 40 g, yaitu 10 g bahan padat dan 30 g air, dalam waktu 26 jam, oviduk ayam haruslah memiliki struktur histologis yang kompleks untuk mendukung fungsi tersebut. Struktur histologis oviduk secara garis besar terdiri atas lapisan peritoneal eksternal (lapisan serosa), lapisan otot longitudinal luar dan sikuler dalam, lapisan jaringan pengikat yang membawa pembuluh darah dan saraf, dan lapisan mukosa yang melapisi seluruh duktus. Pada ayam yang masih muda mukosa sederhana tanpa suatu liapatan. Saat ayam mendekati dewasa kelamin serta pada saat oviduk mulai mendapat stimulus dari estrogen dan progesteron maka oviduk menjadi sangat kompleks karena terbentuknya lipatan-lipatan primer, sekunder serta tersier.

Banyak ditemukan banyak kelenjar disepanjang duktus, pada puncak aktivitas sekresinya, sel-sel ini menunjukan variasi bentuk dari kolumner tinggi simpleks sampai ke kolumnar transisional yang sebagian besar akan memiliki silia. Kelenjarkelenjar ini akan mensekresikan bahan-bahan khusus yang sesui dengan tempat ditemukannya bagian yang bersangkutan disepanjang oviduk, albumen bersatu membentuk kumpulan globuli besar serta kasar yang mengisi sel dan lumen kelenjar-kelenjar ini. Ternyata oviduk burung tidak dapat membedakan antara sebuah ovum dengan benda-benda asing lainnya dan oviduk tersebut mensekresikan albumen maupun kerabang lunak, serta kerabang keras di sekitar benda asing tersebut yang terdapat dalam oviduk. Tidak diketahui kekuatan fisik apa yang mampu membentuk bentuk telur (ujung posterior runcing). Bentuk ini sudah terbentuk jauh sebelum telur tersebut menjadi keras, karena mendapatkan kerabang luar yang keras. Realitanya sudah dapat dilihat di bagian magnum, ditempat tersebut ovum hanya menerima lapisan albumen yang tipis yang ditambahkan disekitar ovum. Soal. 1. Jelaskan sistem reproduksi unggas betina ditinjau dari aspek histologi sistem duktusnya. 2. Jelaskan proses pembentukan telur pada unggas lengkap dengan kontribusi dari masing-masing bagian duktusnya. 3. Apa fungsi penambahan mukus pada vagina terhadap telur yang akan dikeluarkan? 4. Jelaskan suplai darah yang menuju ke ovarium unggas. 5. Jelaskan perbedaan ovarium unggas dengan mamalia! Kerjakan dan jawaban dikirim via email: esutama_set@yahoo.com, paling lambat 1 minggu setelah elearning.