BAB I PENDAHULUAN. maupun Negara maju. Di Indonesia sejak tahun 1950 sudah terdapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan mental. Pertumbuhan serta perkembangan fisik memiliki. hubungan yang erat dengan status gizi anak dan konsumsi makanan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan fisik erat hubungannya dengan status

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 pasal 48 telah. kesehatan keluarga, perbaikan gizi, pengawasan makanan dan minuman,

KONSUMSI MAKANAN JAJANAN, KONSUMSI MAKANAN DI RUMAH DAN STATUS GIZI ANAK DI SDN 04 PETANG JAKARTA TIMUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. beberapa zat gizi tidak terpenuhi atau zat-zat gizi tersebut hilang dengan

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan kecerdasan anak. Pembentukan kecerdasan pada masa usia

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia bagi keberhasilan pembangunan bangsa. Anak sekolah

TINJAUAN PUSTAKA Anak Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. sangat pendek hingga melampaui defisit -2 SD dibawah median panjang atau

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Makanan jajanan sekolah merupakan masalah yang perlu menjadi perhatian

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. antara 6-12 tahun (Adriani dan Wirjatmadi, 2012). FAO mendefinisikan

SOSIALISASI JAJANAN SEHAT SEBAGAI UPAYA PERBAIKAN STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI SD MIFTAKHUL ULUM RUNGKUT SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh keadaan gizi (Kemenkes, 2014). Indonesia merupakan akibat penyakit tidak menular.

BAB I PENDAHULUAN. hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas Sumber

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Oleh karena itu tingkat kesehatannya perlu dibina dan. Gizi menjadi penting bagi anak sekolah karena selain dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat sehingga perlu dipersiapkan kualitasnya dengan baik. Gizi dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar (SD) adalah membeli jajanan di sekolah. Ketertarikan

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ), kesehatan adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia atau lebih dari 100 juta jiwa mengalami beraneka masalah

BAB I PENDAHULUAN. terpenuhi. Anak sekolah yang kekurangan gizi disebabkan oleh kekurangan gizi pada

BAB 1 : PENDAHULUAN. dalam jumlah yang tepat dan berkualitas baik. lingkungan kotor sehingga mudah terinfeksi berbagai penyakit.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa sampai usia lanjut. Dari seluruh siklus kehidupan, program perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. dirumah atau di tempat berjualan dan disajikan dalam wadah atau sarana penjualan di

BAB I PENDAHULUAN. beranekaragam, sehingga kebutuhan zat gizinya dapat terpenuhi.

BAB I PENDAHULUAN. demikian derajat kesehatan di Indonesia masih terhitung rendah apabila

BAB I PENDAHULUAN. (Wong, 2009). Usia pra sekolah disebut juga masa emas (golden age) karena pada

I. PENDAHULUAN. Pada era globalisasi keadaan gizi masyarakat yang baik menjadi salah satu cara

DAFTAR ISI. ABSTRAK... Error! Bookmark not defined. SURAT PERNYATAAN... Error! Bookmark not defined.

BAB I PENDAHULUAN. Titik berat tujuan pembangunan Bangsa Indonesia dalam pembangunan jangka

BAB I PENDAHULUAN. perhatian serius dari pemerintah. Gizi yang baik merupakan pondasi bagi

BAB I PENDAHULUAN. dengan harga yang murah, menarik dan bervariasi. Menurut FAO (Food

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang

BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikonsumsi akan semakin besar. Tujuan mengkonsumsi makanan bukan lagi

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Pangan atau makanan merupakan kebutuhan primer setiap. manusia.keamanan serta kebersihan makanan tersebut menjadi faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang baik serta benar. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. jangka pendek maupun jangka panjang (Februhartanty dan Iswaranti, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi ganda merupakan keadaan suatu populasi yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. berakhir pada usia 19 tahun (Proverawati, 2010) Remaja adalah kelompok yang

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Gizi Prof.DR.Dr.Poorwo Soedarmo melalui Lembaga Makanan Rakyat

BAB I PENDAHULUAN. lainnya gizi kurang, dan yang status gizinya baik hanya sekitar orang anak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menunjang pertumbuhan yang optimal dan dapat mencegah penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga merupakan aktivitas untuk meningkatkan stamina tubuh yang

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu keluarga, masyarakat maupun pemerintah harus memberikan

Gambar 1. Kerangka pemikiran tingkat kecukupan energi zat gizi anak usia sekolah Keterangan : = Variabel yang diteliti = Hubungan yang diteliti

BAB I PENDAHULUAN. dengan masalah gizi kurang, berkaitan dengan penyakit infeksi dan negara maju

BAB I PENDAHULUAN. anak menjadi lemah dan cepat lelah serta berakibat meningkatnya angka absensi serta

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. anak yang rentang usianya 3 6 tahun (Suprapti, 2004). Anak usia

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan menjadi status gizi

BAB I PENDAHULUAN. perlu disiapkan dengan baik kualitasnya (Depkes RI, 2001 dalam Yudesti &

METODE. n = Z 2 P (1- P)

BAB I PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia sangat dipengaruhi oleh rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. saing manusia akan meningkat yang berpengaruh terhadap kelanjutan serta kemajuan

BAB 1 : PENDAHULUAN. kelompok penyakit-penyakit non infeksi yang sekarang terjadi di negara-negara maju

II. TINAJUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap makhluk hidup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KADARZI DENGAN ASUPAN ENERGI DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI DESA JAGAN KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. bagi kelangsungan hidup suatu bangsa. Status gizi yang baik merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. sedang istirahat di sekolah. Hal tersebut terjadi karena jarangnya orang tua

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu prioritas pangan yang menjadi perhatian serius adalah pangan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Makanan jajanan dapat memberikan kontribusi zat gizi dalam

BAB I PENDAHULUAN. umum pada tingkat setinggi mungkin (Almatsier, 2002). mempengaruhi status gizi diantaranya adalah faktor langsung: konsumsi

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

BAB 1 : PENDAHULUAN. antara jumlah energi yang masuk dengan yang dibutuhkan oleh tubuh untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebiasaan makan..., Evi Heryanti, FKM UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan sosial yang ada di masyarakat umum di luar rumah. Seorang anak TK

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing, maka

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi khususnya balita stunting dapat menghambat proses

BAB 1 : PENDAHULUAN. saja. Penyebab timbulnya masalah gizi disebabkan oleh beberapa faktor sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berkualitas. Dukungan gizi yang memenuhi kebutuhan sangat berarti

BAB 1 : PENDAHULUAN. lebih. Kondisi ini dikenal sebagai masalah gizi ganda yang dapat dialami oleh anakanak,

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan harga mutlak bagi setiap orang. Menurut Undangundang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan. penduduk yang mempunyai angka pertumbuhan yang tinggi sekitar 1.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai

BAB 1 : PENDAHULUAN. akibat dari disregulasi dalam sistem keseimbangan energi

memerlukan makanan yang harus dikonsumsi setiap hari, karena makanan merupakan sumber energi dan berbagai zat bergizi untuk mendukung hidup

BAB I PENDAHULUAN. mengubah pola diet di negara maju dan berkembang (The State of Food and

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Faktor-faktor yang menentukan kualitas makanan baik, dapat ditinjau dari

UNIVERSITAS INDONESIA

e-journal Boga, Volume 04, Nomor 09, Edisi Yudisium Periode Maret 2015, hal 71-75

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sampai saat ini gizi menjadi masalah baik di Negara berkembang maupun Negara maju. Di Indonesia sejak tahun 1950 sudah terdapat kekhawatiran bahwa gizi buruk dapat mempengaruhi perkembangan anak (Michael, 2005). Dalam pertumbuhan dan perkembangan otak anak dibutuhkan zat-zat gizi yang sangat penting yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Menurut Judhiastuty (2004), anak-anak sekolah umumnya setiap hari menghabiskan setengah waktunya di sekolah. Sebuah penelitian di Jakarta baru-baru ini menemukan bahwa uang jajan anak sekolah rata-rata sekarang berkisar antara Rp 2000 Rp 4000 per hari. Bahkan ada yang mencapai Rp 7000. Lebih jauh lagi, hanya sekitar 5% anak-anak tersebut membawa bekal dari rumah. Karenanya mereka lebih terpapar pada makanan jajanan kaki lima dan mempunyai kemampuan untuk membeli makanan tersebut. Menariknya, makanan jajanan kaki lima menyumbang asupan energi bagi anak sekolah sebanyak 36%, protein 29% dan zat besi 52%. Anak-anak dengan defisiensi gizi biasanya berasal dari lingkungan yang tidak menguntungkan dan cenderung terpapar dengan berbagai resiko biologis. Perkembangan anak bersifat multifaktorial yang dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti genetik, karakteristik anak, keadaan biologis anak, lingkungan yang berhubungan dekat dan lingkungan yang berhubungan jauh (Michael, 2005). 1

Usaha makanan jajanan merupakan salah satu kegiatan sektor ekonomi yang dapat ditemukan di seluruh wilayah Indonesia dan sekaligus merefleksikan keanekaragaman pangan bangsa Indonesia. Makanan dijajakan ke konsumen oleh para pedagang dengan cara berkeliling, berpangkal di tempat strategis seperti pasar, terminal bis, stasiun kereta api, area perkantoran, area pendidikan atau berpangkal di daerah pemukiman (Hubeis, 1995). Kontribusi makanan jajanan sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan, seperti memenuhi kebutuhan gizi penduduk, meningkatkan pendapatan, menciptakan peluang kerja dan menyumbangkan perekonomian daerah. Kemajuan ekonomi yang sangat pesat, terutama di kota-kota besar banyak mempengaruhi gaya hidup masyarakat, termasuk dalam memilih dan mengkonsumsi makanan. Dengan ciri efektivitas dan efisiensi waktu, masyarakat semakin mengutamakan kepraktisan dalam segala hal, termasuk dalam hal makan (Sofiah, 1996). Hanya saja banyak makanan jajanan yang tidak memenuhi syarat keamanan pangan sehingga membahayakan kesehatan jutaan anak Sekolah Dasar. Makanan Jajanan anak di sekolah juga berperan menopang perekonomian terutama bagi sektor informal. Namun, banyak pedagang yang kurang menjaga kebersihan dan tidak tahu ada bahan-bahan yang bisa membahayakan kesehatan. Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (Badan POM) tahun 2005 menguji makanan jajanan anak di sekolah di 195 sekolah dasar di 18 provinsi. Di antaranya Jakarta, Surabaya, Semarang, Bandar Lampung, Denpasar, dan Padang. Jumlah makanan 861 contoh. Hasil 2

uji menunjukkan, 39,95% (344 contoh) tidak memenuhi syarat keamanan pangan. Es sirup atau buah (48,19%) dan minuman ringan (62,50%) juga mengandung bahan berbahaya dan tercemar bakteri patogen. Jenis lain yang tidak memenuhi syarat adalah saus dan sambal (61,54%) serta kerupuk (56,25%) (Depkes, 2005). Kebutuhan energi dan zat-zat gizi bergantung pada berbagai faktor seperti umur, gender, berat badan, iklim dan aktivitas fisik, oleh karenanya Angka Kecukupan Gizi (AKG) dapat menentukan rata-rata kecukupan yang dianjurkan guna mencapai status gizi yang optimal (Almatsier, 2002). Salah satu pemantauan keadaan gizi seseorang yang mudah dilakukan adalah dengan melakukan pengukuran antropometri untuk mendapatkan informasi status gizinya. Pemilihan indeks antropometri untuk menentukan status gizi yang umum digunakan adalah tinggi badan menurut umur (TB/U), berat badan menurut umur (BB/U) dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB). Menurut Soegeng (1995) pengukuran berat badan menurut tinggi badan adalah salah satu cara untuk mengetahui status gizi anak. Berdasarkan uraian di atas penulis bermaksud untuk meneliti hubungan konsumsi makanan jajanan dan konsumsi makanan di rumah terhadap status gizi anak Sekolah Dasar Negeri 04 Petang. Menurut observasi, SDN 04 Petang memiliki kantin yang cukup lengkap dengan makanan jajanan yang bervariasi, dari makanan berat, minuman sampai makanan kecil/ snack sehingga peneliti tertarik untuk meneliti apakah makanan jajanan dan makanan di rumah dapat mempengaruhi status gizi siswa tersebut. 3

B. Identifikasi Masalah Menurut Henni (2007) karena si ibu terlalu repot, tidak cukup waktu untuk membuatkan anaknya kue-kue atau panganan lain untuk selingan, sehingga ibu lebih baik memberikan uang saku untuk membeli makanan selingan. Banyak anak sekolah gemar jajan, Selain rasa di sukai anak-anak, penampilannya pun menarik, dilihat dari kandungan gizinya dapat dikatakan bahwa kebanyakan jajanan, disekitar sekolah miskin gizi seimbang (Rita, 2009). Menurut Apriadji (1986) status gizi seseorang dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor gizi eksternal (diluar diri seseorang) dipengaruhi oleh daya beli keluarga, latar belakang sosial budaya, tingkat pendidikan dan pengetahuan dan jumlah keluarga, sedangkan faktor gizi internal (di dalam diri seseorang) adalah antara nilai cerna, status kesehatan, status fisiologis, kegiatan atau aktivitas fisik, umur, jenis kelamin dan ukuran tubuh. Nyoman (2002) mengatakan bahwa status gizi merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara makanan yang masuk ke dalam tubuh dengan kebutuhan tubuh akan zat gizi tersebut. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini dibatasi untuk mempelajari hubungan konsumsi makanan jajanan dan konsumsi makanan di rumah (pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pendapatan orangtua, jumlah uang jajan yang diberikan orangtua, jenis makanan jajanan dan konsumsi makanan di rumah) sebagai variabel independen dan mempengaruhi status gizi anak di SDN 04 Petang sebagai variabel dependen. 4

D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah penelitian diatas dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah ada hubungan konsumsi makanan jajanan dan konsumsi makanan di rumah terhadap status gizi anak SDN 04 Petang?. E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan konsumsi makanan jajanan dan konsumsi makanan di rumah terhadap status gizi anak Sekolah Dasar Negeri 04 Petang. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi umur, uang jajan yang diberikan orangtua, Pendidikan ibu, pekerjaan orangtua, pendapatan orangtua dan jenis makanan jajanan anak SDN 04 Petang. b. Menghitung asupan zat gizi dari makanan jajanan dan makanan di rumah yang dikonsumsi anak SDN 04 Petang meliputi energi dan protein. c. Menilai status gizi anak SDN 04 Petang dengan menggunakan pengukuran antropometri berdasarkan z-score dengan indeks IMT/U. d. Menganalisis hubungan umur, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pendapatan orang tua, uang jajan dan jenis makanan jajanan terhadap status gizi anak SDN 04 Petang. e. Menganalisis hubungan asupan makanan jajanan dan makanan di rumah dengan status gizi anak SDN 04 Petang. 5

F. Manfaat Penelitian 1. Bagi penulis, untuk memenuhi persyaratan kelulusan sebagai mahasiswa jurusan ilmu gizi Universitas Indonusa Esa Unggul dan untuk menambah pengetahuan dan pengalaman belajar. 2. Bagi Universitas Indonusa Esa Unggul, diharapkan skripsi ini dapat menambah wawasan pengetahuan tentang hubungan konsumsi makanan jajanan dan konsumsi makanan di rumah terhadap status gizi anak sekolah. 3. Bagi Sekolah, memberikan masukkan yang bermanfaat bagi para guru, khususnya guru Pembina program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) sebagai salah satu dasar strategi untuk memberikan promosi gizi dan kesehatan bagi seluruh siswa secara periodik. 4. Bagi masyarakat, memberikan pembelajaran bagi orangtua untuk lebih memperhatikan anak-anaknya dalam mengkonsumsi suatu makanan untuk mempertahankan status gizi anaknya. 5. Bagi pemerintah, agar dapat memantau dan memeriksa lebih jauh makanan-makanan yang dijual ditoko, pasaran ataupun kaki lima. 6