CARA CEPAT DAN MUDAH MENGAJARAKAN MATERI MENULIS AKSARA JAWA PADA ANAK SEKOLAH RENDAH

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBELAJARAN MENULIS AKSARA JAWA ANAK KELAS III SEKOLAH DASAR

BAB II KAJIAN TEORI. menulis Aksara Jawa. Akan tetapi, seseorang tidak dapat dikatakan sedang. tidak dituntut memahami makna lambang yang dilukiskan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai Negara agraris (terdiri dari banyak pulau)

BAB I PENDAHULUAN. Menulis memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan

ENDAH SULISTYAWATI A.510

BAB I PENDAHULUAN. contoh kekayaan budaya tersebut adalah banyaknya bahasa daerah yang tersebar

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan kebudayaan masyarakat. Implikasinya, jika tuntutan zaman. harus diarahkan pada pencapaian kompetensi tersebut.

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA PADA BUKU TEKS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VIII SMP DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMK

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia laninnya.

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

Joyful Learning Journal

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X MULTIMEDIA 1 SMK NEGERI 9 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Herman dan Nur Indah

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X.

Oleh: Nurwahidah program studi pendidikan bahasa dan sastrajawa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBONG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG AKSARA KA GA NGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBONG,

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PENGALAMAN PRIBADI DENGAN TEKNIK PETA KONSEP SISWA KELAS VIII A MTs AL-MU MIN SEMBIRKADIPATEN KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan berkomunikasi peserta didik dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini, maka

KEMAMPUAN MENULIS NARASI BERDASARKAN PENULISAN KEMBALI PENGALAMAN YANG MENYENANGKAN PADA SISWA KELAS VII SLTP AL IRSYAD SURAKARTA TAHUN 2011/2012

Pengaruh Media Komik terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas VII MTs. Abdullah Mojo Kediri Tahun Pelajaran

Oleh Rini Turnip Drs. H. Sigalingging, M.Pd.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA MELALUI MODELING THE WAY DENGAN MEDIA FLASHCARD PADA SISWA KELAS IV SDN MANGKANGKULON 01 SEMARANG

Oleh : Iin Septi Anggraeni Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. asli Indonesia. Salah satu bentuk peninggalan budaya yaitu aksara nusantara.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Oleh: Wahdaniah, S.Pd.,M.Pd.

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-KAHFI (SURAT 18)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS BIOGRAFI PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH PURWOREJO DENGAN METODE SQ3R TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK MELALUI METODE PENUGASAN. Cicih Wiarsih 1, Tri Yuliansyah Bintaro 2

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu keterampilan bersastra adalah keterampilan menulis. Selain

Oleh: Muhammad Agus Sigit Sasmito Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS V SDN 1 BLUNYAHAN BANTUL

BAB III AKSARA SUNDA

A. LATAR BELAKANG MASALAH

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang dilakukan maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT DI MI AL ISLAM KALISALAK KECAMATAN SALAMAN KABUPATEN MAGELANG

PEMBELAJARAN MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA

KEMAHIRAN MENULIS PANTUN MENGGUNAKAN OBJEK BENDA BERDASARKAN TEMPAT SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 11 TANJUNGPINANG ARTIKEL E-JOURNAL

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI DENGAN PENDEKATAN PAILKEM PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PURWOREJO TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: C.V Diponegoro, 1984), hlm Yus Rusyana, Bahasa dan Sastra dalam Gempita Pendidikan,

UKDW 1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh SRI DEWI RAMAWATI NIM

Oleh: Anisah Prabawati NIM pendidikan bahasa dan sastra Indonesia Kata kunci: Menulis cerpen, metode kuantum

BAB II KAJIAN TEORI. hubungannya dengan tiga kemampuan lainnya, yaitu berbicara, membaca, dan

BAB I PENDAHULUAN. (Sutama dalam rachmawati, 2000:3). Mutu pendidikan sangat tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini dipaparkan mengenai latar belakang masalah, rumusan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Siti Rahayu, 2014 Pengembangan aksara Lampung braille Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa dimiliki

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA BAGAN DINDING (WALL CHART) DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA WIDYA KUTOARJO

Oleh: Dian Kartika Sari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Keterampilan tersebut adalah keterampilan menyimak (listening

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Oleh: Istiana Ita Saputri NIM Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa merupakan alat komunikasi yang utama dalam kehidupan

Kata kunci: paragraf deskripsi, metode pembelajaran di luar ruang kelas

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI MELALUI MEDIA KARIKATUR PADA SISWA KELAS XI SMK BATIK PERBAIK PURWOREJO TAHUN AJARAN 2013/2014

KEMAHIRAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN SISWA KELAS XI IPS SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 KARIMUN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 ARTIKEL E-JOURNAL

Analisis Kesalahan Menulis Karangan Narasi Ragam Krama pada Siswa Kelas XI SMA Islam Sudirman Kaliangkrik Kabupaten Magelang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS RINGKASAN TEKS YANG DIDENGAR MELALUI MEDIA AUDIO PADA KELAS VI SDN 02 WANARATA SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA BACAAN SEDERHANA BERHURUF JAWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION

PENGEMBANGAN MODEL MIND MAPPING BERBANTUAN GAMBAR UNTUK MENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS V DI KOTA SEMARANG.

Kata Kunci: menulis, cerpen, metode kuantum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA WACANA EKSPOSISI SISWA SD DI DESA SELO KECAMATAN SELO KABUPATEN BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF SISWA KELAS X SMK TARUNA BHAKTI MALANG TAHUN AJARAN 2008/2009. Oleh: Rovimiyanti SMK Taruna Bhakti Malang.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Keterampilan Membaca Aksara Jawa. peningkatan kemampuan yang lain. (2006: 495). Tarigan (2008: 1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan mengoptimalkan dan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS GEGURITANDENGAN METODE OBJEK LANGSUNGSISWA KELAS X SMA NEGERI 2 KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN. berbicara, membaca dan menulis. Menulis merupakan kegiatan yang produktif

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

MAKALAH. Oleh NURDIANTI

PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA TEKNOLOGI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menerapkan Pasangan Aksara Jawa Menggunakan Media Kartu Aksara Jawa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PADA MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE

BAB V PEMBAHASAN. A. Kesulitan Belajar yang Dihadapi Oleh Siswa pada Mata Pelajaran Al-

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN TEKNIK PEMBELAJARAN WORD FLOW PADA SISWA KELAS XI SMK MA ARIF 9 KEBUMEN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SAPURAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Jurnal Dialog: Volume III, Maret 2016 ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan untuk memperoleh pesan

Oleh: Mukhlisotun Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya bahasa bagi manusia tidak dapat diragukan lagi. Mengingat

METODE BACAAN BERJILID UNTUK MENGATASI KESULITAN MEMBACA AKSARA JAWA SISWA SEKOLAH DASAR

Transkripsi:

CARA CEPAT DAN MUDAH MENGAJARAKAN MATERI MENULIS AKSARA JAWA PADA ANAK SEKOLAH RENDAH Sutarsih Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah surel: sutabinde1@yahoo.com ponsel: 081228131346 Abstrak Bidang studi Bahasa Daerah (Bahasa Jawa) bagi anak sekolah kelas rendah di Jawa Tengah tidak selalu merupakan bidang studi yang mudah diterima dan dipahami. Materi bidang studi Bahasa Jawa yang sulit untuk mereka kuasai salah satunya adalah menulis dengan aksara Jawa. Hal yang membuat siswa sulit menulis aksara Jawa adalah membentuk huruf, membedakan huruf, dan meletakkan huruf. Oleh karena itu, langkah untuk mengatasi kesulitan siswa adalah menemukan metode jitu menulis aksara Jawa secara cepat dan mudah dengan membuat peta, pola aksara Jawa, dan praktik menulis kata sederhana. Peta tersebut berupa jenis aksara dalam setiap deret. Selanjutnya setiap aksara dalam peta aksara dibentuk dengan pola berupa titik-titk. Titik-titik setiap pola aksara dihubungkan dengan garis sehingga membentuk aksara Jawa yang utuh. Langkah berikutnya adalah praktik menulis kata sederhana. Kata kunci: bahasa Jawa, aksara Jawa, peta aksara, pola aksara, dan kata sederhana. 1. Pendahuluan Bahasa daerah merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dari SD sampai SMA. Bahasa daerah yang diajarkan oleh guru di sekolah disesuaikan dengan kondisi geografis sekolah tersebut. Oleh karena itu, Bahasa Jawa menjadi mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dari SD sampai SMA di Jawa, khususnya di Jawa Tengah. Meskipun demikian, bukan berarti Bahasa Jawa adalah materi ajar yang mudah bagi siswa di Jawa Tengah. Banyak kesulitan yang dihadapi oleh siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Jawa. Hal itu membuktikan bahwa meskipun bahasa Jawa merupkan bahasa ibu bagi mayoritas masyarakat Jawa, bahasa Jawa tetap susah untuk dipelajari. Materi Bahasa Jawa yang dianggap paling susah untuk dipelajari oleh pembelajar pemula di sekolah rendah adalah menulis aksara Jawa. Aksara Jawa merupakan bagian dari mata pelajaran bahasa Jawa. Bagi siswa kelas rendah menulis aksara Jawa cukup sulit untuk dipelajari. Kondisi tersebut mungkin disebabkan oleh metode pembelajaran Bahasa Jawa, khususnya menulis aksara Jawa oleh guru belum tepat. Hal itu sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh BAPEDA DIY (dalam Ekowati 2004) mengenai kondisi pembelajaran bahasa Jawa yang menunjukkan bahwa 93% guru di SD dan SMP hanya menggunakan metode ceramah dalam setiap penyampaian materi pembelajaran. Bagi siswa kelas rendah menulis aksara Jawa seperti mempelajari sesuatu yang terasa asing. Bentuk akara Jawa yang jauh berbeda dengan aksara latin yang selama ini mereka kenal dan mereka pergunakan merupakan kendala tersendiri. Belum lagi bentuk aksara Jawa yang memiliki kemiripan antara yang satu dan lainnya sudah menambah repot mereka untuk 93

memahami dan menerapkan. Hal lain yang menjadikan aksara Jawa sulit dipahami adalah adanya kemiripan bunyi antara aksara da dan dha. Oleh karena itu, biasanya di kelas rendah materi menulis aksara Jawa yang diajarkan hanyalah carakan (abjad Jawa) yang hanya berupa 20 aksara Jawa pokok. Berkaitan dengan kesulitan yang dihadapi oleh siswa kelas rendahan dalam menguasai materi menulis aksara Jawa, artikel ini disusun. Tujuan penulisan artikel ini adalah menemukan salah satu cara mudah yang dapat diterapkan oleh guru Bahasa Jawa yang mengajarkan menulis aksara Jawa dan siswa yang baru belajar menulis aksara Jawa. Metode belajar menulis aksara Jawa ini sangat mudah dan dapat dilakukan oleh siapa saja untuk mencapai terampil menulis aksara Jawa. 2. Cara Mudah Menulis Aksara Jawa Bahasa Jawa secara diakronis berkembang dari bahasa Jawa Kuno. Bahasa Jawa Kuno berkembang dari bahasa Jawa Kuno Purba. Bahasa Jawa atau Bahasa Jawa Baru banyak mendapat pengaruh kosakata bahasa Arab, dipakai sebagai wahana, baik lisan maupun tertulis dalam suasana kebudayaan Islam-Jawa. Dalam suasana itu ragam tulis bahasa Jawa tidak hanya ditulis dengan huruf Jawa dan Latin saja, tetapi juga ditulis dengan huruf Arab (Wedhawati dkk., 2010:1). Berpijak dari pandangan secara diakronis tersebut, ragam tulis mengenal aksara Arab Melayu, Arab Jawi, dan Jawa Palsu. Aksara Arab Melayu yaitu aksara Arab yang dipergunakan untuk menulis kata berbahasa Melayu. Aksara Arab Jawi yaitu aksara arab untuk menulis kata berbahasa Jawa. Aksara Jawa Palsu adalah jenis aksara yang sekarang berkembang di media komputer, yaitu tulisan bahasa Indonesia yang dibentuk dengan aksara Jawa. Khusus untuk huruf Jawa Palsu itu, banyak digunakan oleh seniman kaligrafi untuk menuliskan sesuatu dengan tujuan komersil untuk lebih menarik dan indah. Berawal dari cerita sejarah aksara Jawa yang berupa legenda, hanacaraka berasal dari aksara Brahmi yang asalnya dari Hindustan. Di negeri Hindustan tersebut terdapat bermacammacam aksara, salah satunya yaitu aksara Pallawa yang berasal dari India bagian selatan. Dinamakan aksara Pallawa karena berasal dari nama salah satu kerajaan di India yaitu Kerajaan Pallawa. Di nusantara terdapat bukti sejarah berupa prasasti Yupa di Kutai, Kalimantan Timur, ditulis dengan menggunakan aksara Pallawa. Aksara Pallawa ini menjadi induk dari semua aksara yang ada di nusantara, antara lain: aksara hanacaraka, aksara Rencong (aksara Kaganga), Surat Batak, Aksara Makasar, dan Aksara Baybayin (Hartati dalam Rohmadi dan Lili Hartono, 2011:192). Aksara hanacaraka itulah yang selanjutnya dikenal dengan sebutan aksara Jawa. Salah satu keterampilan berbahasa, termasuk dalam memanfaatkan huruf yang harus dikuasai oleh anak sekolah dasar kelas rendah adalah menulis. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Keterampilan menulis tersebut tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktik berulangkali dan teratur (Tarigan, 1986:4). Selanjutnya Suparno dan Mohamad Yunus (2009:13) menyatakan menulis adalah suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. 94

Berdasarkan paparan para ahli mengenai keterampilan menulis tersebut, diketahui bahwa untuk menjadikan siswa sekolah dasar kelas rendah terampil menulis perlu diberikan latihan dan praktik menulis aksara Jawa. Keterampilan menulis aksara Jawa tidak datang dengan sendirinya, perlu belajar dan tidak langsung jadi. Untuk dapat terampil menulis Jawa, siswa harus diajak berulangkali latihan dan praktik menulis melalui beberapa tahapan sederhana. Kemampuan siswa sekolah dasar kelas rendah dalam memahami bahasa tulis sebagai wadah, alat, dan media untuk mengungkapkan isi jiwa serta pengalaman merupakan aspek berbahasa yang paling rumit. Hal itu disebabkan kemampuan menulis aksara Jawa menghendaki penguasaan siswa terhadap berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa Jawa yang akan menjadi isi tulisan yang dibuat. Oleh karena itu, dalam menulis aksara Jawa, seorang siswa sekolah dasar kelas rendahan yang sedang belajar menulis aksara Jawa harus mengenal dan memahami setiap huruf yang dipergunakan untuk membentuk tulisan. Menurut Nurudin (2010:39), asas menulis yang baik yaitu: kejelasan, keringkasan, ketepatan, kesatupaduan, pertautan, dan penegasan. Dari keenam indikator tersebut, digunakan indikator ketepatan (keajegan tulisan) dan kejelasan (bentuk tulisan). Ketepatan (keajegan tulisan) dan kejelasan (bentuk tulisan) diperlukan agar tidak terjadi salah huruf dan salah tulis. Dengan memahami bentuk setiap huruf dan kegunaan huruf membentuk kata, seorang penulis terhindar dari kesalahan menulis kata atau meletakkan huruf. Menurut Iskandarwassid dan Dadang Sunendar (2011:250) dalam menilai tulisan terdapat beberapa kriteria antara lain: kualitas dan ruang lingkup isi, oranisasi dan penyajian isi, komposisi, kohesi dan koherensi, gaya dan bentuk bahasa, mekanik, kerapian tulisan, kebersihan, dan respon afektif pengajar terhadap karya tulis. Dari kesembilan indikator tersebut, digunakan indikator kerapian tulisan, sedangkan indikator kecepatan (dikutip dari buku Sardiman (2011:93). Oleh karena itu, indikator keterampilan menulis aksara Jawa oleh siswa sekolah dasar kelas rendahan adalah keajegan tulisan, bentuk tulisan, kerapian tulisan, dan kecepatan menulis. Sebelum melaksanakan cara cepat mengajarkan menulis aksara Jawa kepada anak sekolah dasar kelas rendah, dikenali dahulu aksara apa saja yang ada dalam aksara Jawa. Berikut ini aksara pokok yang terdaftar di dalam carakan (hanacaraka). Dengan berpedoman pada deret aksara Jawa seperti daftar di atas disepakati bahwa ada empat deret aksara Jawa. Setiap deret aksara Jawa tersebut terdiri atas lima aksara. Deretan aksara Jawa tersebut disepakat dengan menyebutnya sebagai peta aksara. Dengan peta aksara tersebut diketahu bahwa aksara ha merupakan aksara pertama dalam deret pertama. Aksara da merupakan aksara pertama dalam deret kedua. Aksara pa merupakan aksara pertama dalam deret ketiga. Aksara ma merupakan aksara pertama dalam deret keempat.diketahui pula bahwa aksara ka merupakan aksara kelima dalam deret pertama. Aksara la merupakan 95

aksara kelima dalam deret kedua. Aksara nya merupakan aksara kelima dalam deret ketiga. Aksara nga merupakan aksara kelima dalam deret keempat. Langkah pertama untuk memudahkan siswa memahami peta aksara adalah dengan mengajak siswa bermain membuat peta aksara. Mula-mula siswa diperlihatkan aksara apa saja yang ada di dalam deret aksara. Selanjutnya siswa diminta untuk menghapalkan aksara apa saja yang ada di dalam setiap deret. Setelah mengenal aksara setiap deret dalam peta aksara, siswa diminta untuk mengatur potongan setiap aksara Jawa yang dibuat oleh guru sehingga membentuk peta aksara. Cara mengatur potongan peta aksara sebanyak empat deret tersebut mula-mula dilakukan secara berkelompok dan bergantian. Langkah berikutnya, siswa diminta untuk mengatur potongan peta aksara secara perorangan. Langkah pertama tersebut bertujuan agar siswa mengenal aksara Jawa dan letaknya dalam deretan peta aksara. Langkah kedua setelah siswa diajak membuat dan memahami peta aksara adalah membuat pola aksara. Pola aksara adalah membuat bentuk setiap aksara dalam peta aksara dari titiktitik. Titik-titik tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga membentuk aksara Jawa. Pola aksara tersebut dibuat dengan ukuran yang agak besar sehingga memudahkan siswa untuk melihat dengan jelas. Tentu saja pola aksara tersebut tetap disertai dengan nama dalam huruf latin. Hal itu harus dilakukan untuk membantu siswa mengingat bentuk dan nama aksara Jawa dalam pola tersebut. Selanjutnya guru memberikan contoh membentuk pola aksara tersebut menjadi aksara Jawa, yaitu dengan menggabungkan titik-titik pembentuk pola dengan membuat garis sehingga seluruh pola membentuk aksara Jawa yang utuh. Selanjutnya siswa membuat pola aksara sendiri sesuai dengan petunjuk guru. Langkah kedua ini harus dilakukan berulangulang sehingga siswa mampu menulis aksara Jawa dengan benar. Langkah ketiga adalah berlatih menulis aksara Jawa membentuk kata. Sebagai langkah awal berlatih menulis kata, siswa diajak menulis kata, tetapi tidak dengan kata-kata yang kompleks. Meskipun demikian, kata sederhana yang dimaksud haruslah kata dengan sukukata terbuka. Oleh karena itu, kata sederhana yang diterapkan di pelatihan awal adalah kata yang terdiri atas dua sukukata terbuka, misalnya kata hana, cara, kaya, sala, data, baka, thawa, jaya, nyapa, gama, dan dhana. Latihan menulis kata sederhana itu juga harus dilakukan berulang kali sebelum akhirnya dilanjutkan dengan menulis kata sederhana dengan suku terbuka terdiri atas tiga sukukata, misalnya caraka, sagala, jayanya, bathanga, tawadha, dan magatha. Latihan pun ditingkatkan setelah siswa dianggap menguasai sampai akhirnya diajari menulis dengan kata sederhana suku tertutup dan aksara swara dengan menggunakan sandhangan dan seterusnya. Yang perlu diingat oleh guru Bahasa Jawa adalah menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa. Dengan mengikuti naluri anak-anak sekolah dasar, cara mengajarkan menulis dengan aksara Jawa secara cepat dan mudah tersebut dilakukan seperti permainan. Permainan tersebut juga harus melibatkan siswa untuk berperan aktif. Dengan begitu, siswa akan memeroleh pengalaman belajar yang menyenangkan, sadar, dan terarah. 7. Penutup Siswa sekolah dasar kelas rendahan sebagai pembelajar pemula aksara Jawa tentu merasa sulit menulis dengan aksara Jawa. Penyebabnya adalah selama ini mereka sudah mengenal aksara latin yang akrab dengan mereka dan sudah dipelajari sebagai aksara pertama yang 96

mereka kenal di bangku sekolah. Namun demikian, sebagai bagian dari bidang studi bahasa Jawa, materi menulis dengan aksara Jawa tidak dapat dihindari dan tetap harus dikuasai oleh siswa. Oleh karena itu, guru harus dapat menemukan cara jitu untuk menjadikan siswa kelas rendahan sekolah dasar tersebut menyukai dan tidak takut dengan materi menulis dengan aksara Jawa. Cara jitu tersebut merupakan salah satu metode untuk menjadikan siswa mampu menulis aksara Jawa dengan cepat dan mudah. Langkah untuk mengajarkan menulis akasara Jawa dengan cepat dan mudah itu meliputi membuat peta aksara, pola aksara, dan berlatih menulis kata sederhana. Langkah tersebut merupakan metode yang sangat sederhana, mudah, dan menyenangkan siswa. DAFTAR PUSTAKA Ekowati, Venny Indria. 2004. Perubahan Sistem Pembelajaran Aksara Jawa. Online: http:// www.google.com. Di akses pada tanggal 10 November 2014. Iskandarwassid, Dadang Sunendar. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nurudin. 2010. Dasar-Dasar Penulisan. Malang: UMM Press. Rohmadi, Muhammad, Lili Hartono. 2011. Kajian Bahasa, Sastra dan Budaya Jawa: Teori dan Pembelajarannya. Surakarta: Pelangi Press. Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Suparno dan Mohamad Yunus. 2007. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka. Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Wedhawati, Wiwin Esti Siti Nurlina, Edi Setiyanto, Marsono, Restu Sukesti, dan I. Praptomo Baryadi. 2010. Tata Bahasa Jawa Mutakhir. Yogyakarta: Kanisius. 97