BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sistem minimum dilakukan dengan memprogram sistem

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diulang-ulang dengan delay 100 ms. kemudian keluaran tegangan dari Pin.4 akan

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

Journal of Control and Network Systems

BAB III METODE PENELITIAN. suhu dalam ruang pengering nantinya mempengaruhi kelembaban pada gabah.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN SISTEM

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. Pengujian minimum system bertujuan untuk mengetahui apakah minimum

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

DAFTAR ISI. ABSTRAKSI...vi. KATA PENGANTAR...vii. DAFTAR ISI... ix. DAFTAR TABEL... xiv. DAFTAR GAMBAR... xv. DAFTAR LAMPIRAN...

BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN

PRAKTIKUM III Robot Line Follower Sederhana

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT. Perancangan perangkat keras otomasi alat pengering kerupuk berbasis

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV METODE PENELITIAN. serta menghubungkan pin mosi, sck, gnd, vcc, miso, serta reset. Lalu di

Bab 5. Pengujian Sistem

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Petunjuk Dasar Pemrograman Mikrokontroller dengan Module. IW-16 USB Mikrokontroller AVR ATmega 16

BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV PENGUJIAN SISTEM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sistem minimum dilakukan dengan menguji rangkaian sistem

BAB IV PEMBAHASAN ALAT

Petunjuk Dasar Pemrograman Mikrokontroller dengan Module IW-32A USB Miktokontroller AVR ATmega32A

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. Pengujian minimum system bertujuan untuk mengetahui apakah minimum

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. selesai dibuat untuk mengetahui komponen-komponen sistem apakah berjalan

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB I PENDAHULUAN. dan Ekuador dengan nilai ekspor udang sebesar MT di pasar Amerika, ini

Pembuatan Alat Pemberi Pakan Ikan Dan Pengontrol PH Otomatis

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. sesuai yang diharapkan. Terdapat beberapa pengujian sistem, antara lain:

BAB 3 PERANCANGAN ALAT. Sensor Utrasonik. Relay. Relay

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK

BAB IV PEMBAHASAN Rancangan Mesin Panjang Terpal PUSH BUTTON. ATMega 128 (Kendali Kecepatan Motor Dua Arah)

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SIMULASI SISTEM PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS

BAB III. Perencanaan Alat

Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem

BAB IV HASIL DAN UJICOBA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar blok diagram dari sistem kerja alat dapat dilihat pada Gambar 3.1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang memiliki tegangan listrik AC 220 Volt. Saklar ON/OFF merupakan sebuah

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

Membuat Project dengan CodeVisionAVR.

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAKSI... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB IV PENGUJIAN DAN SIMULASI PENGENDALIAN SUHU RUANG PENETAS TELUR

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS KINERJA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM. didapat suatu sistem yang dapat mengendalikan mobile robot dengan pengendali

SISTEM PENGATURAN STARTING DAN PENGEREMAN MOTOR UNTUK PINTU GESER OTOMATIS

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Teknik-Teknik Penyesuaian Sensor

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. microcontroller menggunakan komunikasi serial. 1. Menyalakan Minimum System ATMEGA8535

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengujian minimum sistem ditunjukkan pada tabel 4.1.

LAMPIRAN. Tabel.1. Tabel Daftar Komponen. Nama komponen Jenis komponen Jumlah komponen

JOBSHEET I ANTARMUKA MIKROKONTROLER DENGAN LED

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

TERMOMETER BADAN DIGITAL OUTPUT SUARA BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA8535

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian dilakukan terhadap 8 sensor photodioda. mendeteksi garis yang berwarna putih dan lapangan yang berwarna hijau.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. Proses instalasi aplikasi merupakan tahapan yang harus dilalui sebelum

Input ADC Output ADC IN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB IV METODE KERJA PRAKTEK

BAB IV HASIL DAN UJICOBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA DATA. dari sistem yang dibuat. Pengujian dan pengukuran pada rangkaian ini bertujuan

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat

PERANCANGAN ALAT PENGATUR TEMPERATUR AIR PADA SHOWER MENGGUNAKAN KONTROL SUKSESSIVE BERBASIS MIKROKONTROLER

PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB 3 PERANCANGAN ALAT. Rangkaian Catu daya (Power Supply Adaptor) ini terdiri dari satu keluaran, yaitu 5

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

kali tombol ON ditekan untuk memulai proses menghidupkan alat. Setting

BAB III METODE PERANCANGAN. tabung V maka penulis membuat diagram dan mekanis system sebagai

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. selesai dibuat untuk mengetahui komponen-komponen sistem apakah berjalan

BAB II LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN. blok rangkaian penyusun sistem, antara laian pengujian Power supply,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah pembuatan modul maka perlu dilakukan pendataan melalui proses

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. komponen-komponen sistem yang telah dirancang baik pada sistem (input)

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan komponen yang digunakan untuk pembuatan rangkaian modul. adalah sebagai berikut : 3. Kapasitor 22nF dan 10nF

BAB III PERANCANGAN ALAT

Gambar 4.1. Pengujian Timer

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Sistem Minimum Pengujian sistem minimum dilakukan dengan memprogram sistem minimum untuk mengeluarkan nilai positif pada PORTD.6. Kemudian PORTD.6 akan diukur dengan avometer. 4.1.1 Tujuan Pengujian sistem minimum ini untuk memastikan bahwa sistem minimum yang digunakan pada penelitian ini tidak rusak. Sehingga program yang ditanamkan pada microcontroller mampu untuk mengontrol kualitas air seperti yang diharapkan. 4.1.2 Alat yang digunakan 1. Sistem minimum 2. Catu daya 3. Avometer 4. PC 5. CVAVR 6. Kabel ISP 7. Stopwatch 4.1.3 Prosedur Pengujian 1. Hubungkan catu daya ke sistem minimum. 59

2. Buka CVAVR. 3. Lakukan konfigurasi terlebih dahulu. Pilih File->New maka akan keluar Windowseperti Gambar 4.1 Gambar 4.1 WindowsCreate New File Pilih option Project->OK->Yes kemudian akan muncul window seperti Gambar 4.2. Gambar 4.2 Window AVR Chip Type Pilih option AT90, ATtiny, ATmega, FPSLIC, pemilian ini berdasarkan pada jenis microcontroller yang digunakan. Pada penelitian ini menggunakan jenis ATmega. Kemudian klik OK maka akan muncul gambar konfigurasi seperti Gambar 4.3. 60

Gambar 4.3 Konfigurasi microcontroller pada CVAVR Pilih konfigurasi seperti pada Gambar 4.3 dengan external clock 11.0592Mhz. Pilih menu Port set PORTD 6 menjadi output dapat dilihat pada Gambar 4.4. Gambar 4.4 Menu PORT Setelah PORTD 6 di set sebagai output selanjutnya klik generate program. Maka akan muncul program yang telah dikonfigurasi. 4. Download program untuk membuat PORTD 6 menjadi positif dan negatif. PORTD.6=1; delay_ms(1000); PORTD.6=0; delay_ms(1000); 61

Agar dapat men-download program ke microcontroller terlebih dahulu kita harus memilih Project->Configure->After Build pilih option Program The Chip dapat dilihat pada Gambar 4.5. Gambar 4.5 Configure Project Pemilihan No protection digunakan agar microcontroller dapat deprogram kembali. Fuse bit digunakan untuk memilih clock yang akan digunakan. 5. Hubungkan avometer ke PORTD.6 6. Tekan reset sistem minimum dan tombol mulai stopwatch, kemudian secara bersamaan lepas. 7. Amati nilai dari avometer dan stopwatch, catat perubahan setiap 1 detik. 4.1.4 Hasil Pengujian Sistem Minimum Hasil pengujian sistem minimum dapat dilihat pada Tabel 4.1. 62

4.2 Pengujian LCD Tabel 4.1 Hasil pengujian sistem minimum Waktu (detik) Keluaran Avometer (PORTD.6) 1 1 2 0 3 1 4 0 5 1 6 0 7 1 8 0 Pengujian LCD menggunakan sistem minimum sebagai alat untuk memerintahkan LCD menampilkan beberapa karakter. Pada pengujian LCD ini sistem minimum diberi program untuk menampilkan 16 karakter pada tiap baris. 4.2.1 Tujuan Pengujian LCD bertujuan untuk memastikan LCD nya dapat berjalan dengan baik. Sehingga pada proses pemantuan air tambak akan didapatkan data yang baik. 4.2.2 Alat yang digunakan 1. Sistem minimum 2. Catu daya 3. LCD 4. CVAVR 5. PC 6. Kabel ISP 4.2.3 Prosedur Pengujian 1. Hubungkan catu daya, sistem minimum, dan LCD. 63

2. Konfigurasi Pin LCD dapat dilihat pada Gambar 4.8. Gambar 4.6 Konfigurasi Pin LCD 3. Download program yang menampilkan karakter sebanyak 16x2. lcd_puts( ABCDEFGHIJKLMNOP ); lcd_gotoxy(0,1); lcd_puts( 123456789abcdefg ); 4. Amati tampilan pada LCD, pastikan semua karakter benar. 4.2.4 Hasil Pengujian LCD LCD dapat menampilkan 16x2 karakter. Untuk baris pertama program memerintahkan LCD untuk menampilkan alphabet dari A-P, sedangkan pada baris kedua menampilkan angka 1-9 kemudian diikuti a-e. Gambar 4.9 menunjukan hasil pengujian LCD. 64

Gambar 4.7 Hasil Pengujian LCD 4.3 Pengujian Sensor Temperatur Pengujian sensor temperatur dilakukan dengan menguji kinerja dari sensorlm35 yang dibandingkan dengan termometer digital. 4.3.1 Tujuan Pengujian sensor temperatur ini bertujuan untuk melihat tingkat akurasi sensor LM35. 4.3.2 Peralatan yang Digunakan Peralatan yang digunakan dalam pengujian sensor temperatur LM35 adalah sebagai berikut. 1. Sistem Minimum 2. LCD 3. Kabel ISP 4. CVAVR 5. Avometer 6. Air. 7. Catu daya 8. Termometer digital 9. Pemanas 4.3.3 Prosedur Pengujian 1. Hubungkan LM35, sistem minimum, LCD, dan catu daya. 2. Nyalakan catu daya. 3. Download program perhitungan temperatur. 65

temp=(read_adc(1)*350)/1023; tampil(temp); 4. Hubungkan avometer dengan keluaran sensor LM35 5. Letakan sensor LM35 dan termometer digital dalam gelas yang berisi dengan air. 6. Hubungkan avometer ke keluaran sensor LM35. 7. Masukan pemanas dan nyalakan. 8. Apabila terjadi perubahan pada termometer digital lihat nilai yang ada di avo dan catat. 9. Hitung tingkat kesalahan sensor LM35 terhadap termometer digital. Proses perhitungan dapat menggunakan rumus kesalahan absolut yang dijelaskan Persamaan 4.5. dengan:...(4.1)...(4.2) y n = nilai eksak. x n = nilai perkiraan. E n = kesalahan terhadap nilai eksak. Perbandingan tingkat kesalahan dengan nilai eksak dapat dihitung menggunakan rumus kesalahan relatif...(4.3) dengan: = kesalahan relatif terhadap nilai eksak. Dari persamaan (4.2) dan (4.3) maka didapatkan rumus: 66

....(4.4) Untuk sampel yang lebih dari satu, maka rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: (4.5) 4.3.4 Hasil PengujianSensor Temperatur Pada datasheet sensor LM35 disebutkan bahwa LM35 memliki jarak pengukuran sebesar -55 C - 150 C, dengan nilai +10mV/ C. Pada penerapan alat ini sensor LM35 tidak menggunakan full-range centigrade temperatur sensor, sehingga keluaran sensor tidak perlu pull-down dengan Vs. Berikut adalah tabel hasil pengukuran keluaran sensor LM35. Tabel 4.2 Hasil Pengujian Keluaran Sensor Temperatur Pembacaan Keluaran Waktu Termometer Sistem LM35 (menit) Digital ( C) Minimum Kesalahan (mv) ( C) () 0 18.4 185 18.45 0.309952 1 25.5 245 24.26 4.833027 2 28.6 284 28.36 0.807201 3 35.3 340 33.83 4.141953 4 41.4 413 41.01 0.928442 5 44.5 442 44.09 0.91731 6 50.1 504 50.24 0.287706 7 55.1 550 54.68 0.748639 67

Gambar 4.8 Hasil Pembacaan Sensor LM35 oleh Sistem Minimum Berdasarkan persamaan rumus 4.5 maka tingkat kesalahan pada Tabel 4.2 adalah sebesar 1,62%. Dengan tingkat kesalahan yang terbilang kecil, sensor LM35 memiliki tingkat akurasi yang baik. 4.4 Pengujian Sensor ph Pengujian sensor ph dilakukan dengan membandingkan sensor ph yang digunakan pada sistem yakni ph-bta milik vernier dengan sensor ph-108 milik puhe instrument. 4.4.1 Tujuan Pengujian sensor ph-bta ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ke akuratan sensor ph-bta. 4.4.2 Alat yang Digunakan Peralatan yang digunakan dalam proses pengujian sensor ph adalah sebagai berikut. 1. Sistem minimum 2. Catu daya 3. Larutan AQUA, Sabun, soda, susu, dan asam cuka 68

4. ph-108 Puhe instrument 5. LCD 6. CVAVR 7. PC 8. Avometer 9. Kabel ISP 4.4.3 Prosedur Pengujian 1. Hubungkan catu daya dengan sumber tegangan 220/240V PLN. 2. Hubungkan catu daya, sistem minimum, dan sensor ph-bt. 3. Tekan tombol power pada catu daya untuk mengaktifkan sistem minimum dan sensor ph. 4. Download program perhitungan ph kedalam sistem minimum. ph=14-((read_adc(2)*14)/1023); tampil(ph); 5. Berikan tegangan 3.5V pada Vref sistem minimum dengan cara memutar Vr. 6. Masukan sensor ph-105 untuk mengetahui ph dari masing-masing larutan. 7. Masukan sensor ph-bta untuk melihat perbedaan nilai yang diperoleh ph- 105, lakukan pada masing-masing larutan. 4.4.4 Hasil PengujianSensor ph Sebagai jembatan antara sistem dengan media tambak, sensor berperan penting dalam pengambilan keputusan oleh sistem. Oleh karena itu, dibutuhkan sensor yang memiliki tingkat akurasi yang baik. Hal ini dilakukan agar sistem dapat berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuan dari pembuatan sistem itu sendiri. Pada proses pengujian sensor ph-bta ini, dilakukan dengan cara 69

membandingkan nilai perhitungan sensor ph-bta dengan sensor buatan Puhe Intstrumen tipe ph-105 terhadap tiga larutan. Larutan yang digunakan pada pengujian sensor ini adalah larutan AQUA, Sabun, Soda, Susu, dan asam cuka yang akan ditunjukan pada Tabel 4.4. Tabel 4.3 Hasil Pengujian Sensor ph-bta Larutan ph-105 (ph) ph-bta (V) Tampilan LCD (ph) Kesalahan (%) Asam 3 2.75 2.95 Cuka 1.666667 Cola 3.7 2.58 3.71 0.27027 Susu 7.2 1.7 7.17 0.416667 AQUA 7.4 1.64 7.43 0.405405 Sabun 9.7 1.06 9.75 0.515464 Berdasarkan Persamaan 4.5 tingkat kesalahan sensor ph-bta sebesar 0.65%, dengan demikian tingkat akurasi sensor ph-bta sebesar 99.35%. Hal ini ditunjukan oleh perbandingan sensor ph-105 buatan Puhe instrument dengan ph- BTA, bahkan sensor ph-bta mampu mengukur hingga 2 angka dibelakang koma. Selain itu keakuratan sensor ph-bta ini ditunjukan dengan output sensor yang mendekati nilai dari datasheet sensor. 4.5 Pengujian Secara Keseluruhan Pengujian secara keseluruhan dilakukan untuk menguji sistem secara keseluruhan. Pengujian ini dilakukan dengan cara mengaktifkan pemanas dan memberi larutan asam cuka pada air. Pemberian larutan asam cuka nantinya akan menurunkan ph air, sehingga sistem akan berusaha untuk menstabilkan ph air sesuai dengan kebutuhan udang windu. Sedangkn untuk pemanas, dengan 70

diaktifkannya pemanas maka sistem akan berusaha untuk menurunkan temperatur air. 4.5.1 Tujuan Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan sistem dalam mengontrol kualitas air. Dalam hal ini dengan mengontrol 2 parameter air, yakni ph dan temperatur. 4.5.2 Alat yang digunakan 1. Asam cuka 2. Air Kapur 3. Pemanas 4. Digital termometer 5. PC 6. CVAVR 7. Kabel ISP 8. Miniatur Tambak 9. Pompa Air 10. Keran Kapur 11. Kincir Air 12. Sensor LM35 13. Sensor ph-bta 14. LCD 15. Driver Motor 16. Rangkaian Relay. 71

4.5.3 Prosedur Pengujian 1. Download Program ke sistem minimum (Program sistem keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran) 2. Tekan tombol catu daya sistem. 3. Beri 20 liter air yang telah dipanaskan mencapai 69 C. 4. Beri 1 botol larutan asam cuka. 5. Rekam data perubahan temperatur dan ph menggunakan program record yang terbuat dari VB6.0 melalui komunikasi serial. 6. Analisis data yang telah diperoleh. 4.5.4 Hasil Pengujian Secara Keseluruhan Pengujian sistem secara keseluruhan ini dilakukan dengan cara memberikan gangguan terhadap parameter yang dikontrol. Untuk temperatur gangguan yang diberikan berupa air yang telah dipanaskan mencapai temperatur 69 C dengan volume 20 liter ditambahkan ke dalam minimatur tambak dengan volume 126 liter dengan temperatur 30 C. Pada Tebel 4.5 OCR1A merupakan nilai dari kontrol pin yang menghasilkan PWM pada micrcontroller, nilai ini diisi dengan nilai fuzzy hasil perhitungan program. Sedangkan fuzzy perhitungan merupakan perhitungan fuzzy secara manual dengan menggunakan microsoft excel. Perhitungan ini didapatkan dari fuzzyfikasi, operasi fuzzylogic, dan defuzzyfikasi yang terdapat pada.persamaan 3.3 sampai 3.7. Tabel 4.4 Hasil pengujian pemberian air panas pada miniatur tambak Temperatur ( C) Temperatur ( C) OCR1A Fuzzy Perhitungan 30.1235 0 0 0 30.311 0.187501 0 0 72

Temperatur ( C) Temperatur ( C) OCR1A Fuzzy Perhitungan 30.31287 0.001875 0 0 32.67129 2.358418 508 507.7994 38.05425 5.382957 1023 1023 39.06945 1.015198 1023 1023 38.97956 0 1023 1023 38.81245 0 1023 1023 38.66595 0 1023 1023 38.52094 0 1023 1023 38.55257 0.031635 1023 1023 38.43093 0 1023 1023 38.45735 0.026416 1023 1023 38.1292 0 1023 1023 38.20453 0.075333 1023 1023 38.14035 0 1023 1023 37.97564 0 1023 1023 38.15192 0.176277 1023 1023 38.04412 0 1023 1023 37.96101 0 1023 1023 37.86321 0 1023 1023 37.60373 0 1023 1023 37.57692 0 1023 1023 37.48451 0 1023 1023 37.25815 0 1023 1023 37.0127 0 1023 1023 37.16114 0.148445 1023 1023 37.12503 0 1023 1023 36.96061 0 1023 1023 36.99998 0.039372 1023 1023 37.07215 0.07217 1023 1023 37.01476 0 1023 1023 36.99026 0 1023 1023 37.11648 0.12622 1023 1023 37.0323 0 1023 1023 37.07931 0.047012 1023 1023 37.04902 0 1023 1023 36.95301 0 1023 1023 36.70937 0 1023 1023 36.65567 0 1023 1023 36.40903 0 1023 1023 36.30061 0 1023 1023 36.24826 0 1023 1023 73

Temperatur ( C) Temperatur ( C) OCR1A Fuzzy Perhitungan 36.32538 0.077122 1023 1023 36.1904 0 1023 1023 36.36678 0.176381 1023 1023 36.22386 0 1023 1023 36.16888 0 1023 1023 36.14782 0 1023 1023 36.03823 0 1023 1023 35.92093 0 1023 1023 35.85139 0 1023 1023 35.90197 0.050575 1023 1023 35.9264 0.02443 1023 1023 35.85487 0 1023 1023 35.78238 0 1023 1023 35.74239 0 1023 1023 35.71289 0 1023 1023 35.49385 0 1023 1023 35.41934 0 1023 1023 35.34735 0 1023 1023 35.46627 0.118912 1023 1023 35.3239 0 1023 1023 34.99557 0 1023 1023 35.12095 0.125381 1023 1023 34.82826 0 1023 1023 35.02016 0.191898 1023 1023 34.95713 0 1023 1023 34.84376 0 1023 1023 34.68535 0 1023 1023 34.74529 0.05994 1023 1023 34.66386 0 1023 1023 34.66646 0.002605 1023 1023 34.67674 0.010281 1023 1023 34.65292 0 1023 1023 34.5956 0 1023 1023 34.75806 0.162464 1023 1023 34.47599 0 1023 1023 34.45267 0 1023 1023 34.36346 0 1023 1023 34.56092 0.19746 1023 1023 34.15957 0 1023 1023 34.23417 0.074597 1023 1023 34.47418 0.240009 1023 1023 74

Temperatur ( C) Temperatur ( C) OCR1A Fuzzy Perhitungan 34.37746 0 1023 1023 34.30813 0 1023 1023 34.02032 0 1023 1023 34.20202 0.181694 1023 1023 34.16282 0 1023 1023 34.03938 0 1023 1023 34.14752 0.108142 1023 1023 34.06999 0 1023 1023 34.05212 0 1023 1023 34.06903 0.01691 1023 1023 33.89831 0 792 792.4684 33.78322 0 610 610.4708 33.56235 0 386 386.3534 33.72366 0.161302 537 537.4766 33.45632 0 312 312.4576 32.89425 0 84 83.72444 32.54873 0 8 8.516315 32.12658 0 0 0 32.00925 0 0 0 31.86452 0 0 0 31.75028 0 0 0 32.00207 0.251787 0 0 Berdasarkan Tabel 4.5 ketika air panas ditambahkan pada miniatur tambak temperatur air akan naik hingga 39 C. Dengan menggunakan kincir air yang di kontrol menggunakan fuzzy logic, sistem dapat menurunkan temperatur dari 39 C menjadi 32 C dalam waktu 16 menit dengan kondisi temperatur ruang sebesar 27 C. Proses pengambilan data pada pengujian sistem dengan pemberian asam cuka tidak menggunakan program VB6.0 sebagai media untuk mengambil data, melainkan menggunakan hasil rekaman video pada saat percobaan pertama. Hal ini dikarenakan sensor ph-bta yang digunakan pada pengujian awal rusak setelah masuk kedalam larutan HCL. Ketika larutan ph-bta masuk kedalam 75

larutan HCL 0.1M sampai HCL 1M maka elektroda ph-bta akan mengalami shock, sehingga elektroda ph-bta tidak dapat melepas ion H + dan tidak dapat menerima ion OH dengan baik. Sehingga pembacaan sensor akan selalu bernilai 2.68 pada larutan asam maupun basa. Penulis tidak dapat mengganti sensor ph-bta dengan yang baru mengingat harga sensor yang relatif mahal. Oleh karena itu penulis menampilkan data dari hasil saringan video pada percobaan pertama. Tabel 4.5 Waktu(video) merupakan waktu panjang video, ph merupakan nilai ph yang ditampilkan oleh LCD pada video rekaman, dan kincir(%) merupakan kondisi dari sudut putar kincir dalam %. Tabel 4.5 Hasil percobaan pertama ph terhadap pemberian larutan asam Waktu (video) ph Keran (%) 0:04 8.22 5 0:25 7.96 5 0:29 7.44 5 0:31 7.21 5 1:21 6.56 33.57 2:13 6.66 26.7 2:34 6.73 25.35 3:06 6.82 21.75 3:23 6.86 16.42 3:28 6.95 15 3:33 6.99 15 3:36 7.04 14.64 3:58 7.15 12.85 4:12 7.17 12.85 6:00 7.21 12.85 12:13 7.26 11.78 14:00 7.26 11.78 14:37 7.26 11.78 14:57 7.26 11.78 76

Berdasarkan Tabel 4.5 sistem ini dapat meningkatkan ph 6.56 menjadi 7.26 dalam waktu 14:57 menit. Hal ini dikarenakan ketika keran kapur terbuka maka larutan kapur yang ada di dalam botol akan keluar dan bercampur dengan air pada miniatur tambak. Pemberian larutan kapur dapat menaikan nilai ph. Gambar 4.14 merupakan hasil capture screen dari video pengujian ph pada percobaan pertama. Gambar 4.9 LCD Capture dari video percobaan ph pertama 77