BAB I PENDAHULUAN. Hukum Perdata (Burgerlijkrecht) ialah rangkaian peraturan-peraturan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. hukum tentang tanah diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang

TINJAUAN YURIDIS SENGETA TANAH AKIBAT PERBUATAN MELAWAN HUKUM (Studi PutusanNo.91/Pdt.G/2009/PN.Ska) NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. penduduk, sementara disisi lain luas tanah tidak bertambah. 1 Tanah dalam

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dilahirkan, maka ia dalam hidupnya akan mengemban hak dan

KAJIAN HUKUM PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MEMUTUS PERKARA SENGKETA TANAH AKIBAT PERBUATAN MELAWAN HUKUM

PENERAPAN AZAS SEDERHANA, CEPAT DAN BIAYA RINGAN DALAM PEMERIKSAAN PERKARA PERDATA MELALUI MEDIASI BERDASARKAN PERMA NO

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup yang beraneka ragam. Dalam menjalani kehidupan, manusia

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sarana dan prasarana lainnya. akan lahan/tanah juga menjadi semakin tinggi. Untuk mendapatkan tanah

BAB I PENDAHULUAN. yaitu saat di lahirkan dan meninggal dunia, dimana peristiwa tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup yang beraneka ragam. Kebutuhan manusia dari tingkat

BAB I PENDAHULUAN. gamelan, maka dapat membeli dengan pengrajin atau penjual. gamelan tersebut dan kedua belah pihak sepakat untuk membuat surat

BAB I PENDAHULUAN. mengenai tanah yaitu karunia Tuhan Yang Maha Esa kepada bangsa. tanah itu dalam batas-batas menurut peraturan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. agar kehidupan dialam dunia berkembang biak. Perkawinan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai dimana-mana. Sejarah membuktikan bahwa hampir tiap Negara

BAB I PENDAHULUAN. mengenai segala jenis usaha dan bentuk usaha. Rumusan pengertian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia ada tata hukum yaitu tata tertib dalam pergaulan hidup

EFEKTIFITAS MEDIASI DALAM PERKARA PERDATA BERDASARKAN PERATURAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 01 TAHUN 2008 (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Boyolali) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. beli, tetapi disebutkan sebagai dialihkan. Pengertian dialihkan menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan keberadaan anak sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.

BAB I PENDAHULUAN. yang sama dan apabila diperlukan bisa dibebani dengan bunga. Karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat

KEWENANGAN PENYELESAIAN SENGKETA WARIS ATAS TANAH HAK MILIK DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA DAN PENGADILAN AGAMA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam keadaan yang sedang dilanda krisis multidimensi seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi rakyat Indonesia guna meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai perbedaan-perbedaan yang dapat menimbulkan suatu. dirugikan haknya dapat mengajukan gugatan. Pihak ini disebut penggugat.

BAB I PENDAHULUAN. orang lain baik dalam ranah kebendaan, kebudayaan, ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat dan saling berinteraksi. Manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa. adanya atau dengan membentuk sebuah keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa Negara Indonesia adalah Negara hukum. 1 Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. maju dan berkembang dengan pesatnya. Pertumbuhan internet yang dimulai

EKSEKUSI TERHADAP KEPUTUSAN HAKIM YANG MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUM TETAP DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kepemilikan hak atas tanah oleh individu atau perorangan. Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

BAB I PENDAHULUAN. di dalam UUD 1945 Pasal 33 Ayat (3) telah ditentukan bahwa bumi, air,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari seringkali terjadi gesekan-gesekan yang timbul diantara. antara mereka dalam kehidupan bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. mereka pada dasarnya ingin hidup layak dan selalu berkecukupan. 1 Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana ungkapan ubi societas ibi ius atau dimana ada. liar, siapa yang kuat dialah yang menang. Tujuan hukum adalah untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Tanah mempunyai peranan yang besar dalam dinamika. didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar

METODE PENELITIAN. cara melakukan penelitian hukum dengan teratur (sistematis). 39 Dengan

BAB III METODE PENELITIAN. membandingkan dengan standar ukuran yang telah ditentukan. 1

BAB I PENDAHULUAN. masih tetap berlaku sebagai sumber utama. Unifikasi hak-hak perorangan atas

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tolak ukur dari keberhasilan pembangunan nasional yang bertujuan

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PEMBATALAN SERTIFIKAT HAK ATAS TANAH DALAM PERKARA JUAL BELI TANAH

BAB I PENDAHULUAN. menjadi komoditas dan faktor produksi yang dicari oleh manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam

TINJAUAN HUKUM PENYELESAIAN PERKARA PEMBATALAN AKTA HIBAH. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. haknya atas tanah yang bersangkutan kepada pihak lain (pembeli). Pihak

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan suatu karunia Tuhan Yang Maha Esa yang wajib kita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peranan hukum di dalam pergaulan hidup adalah sebagai sesuatu yang

UPAYA PERLAWANAN HUKUM TERHADAP EKSEKUSI PEMBAYARAN UANG DALAM PERKARA PERDATA (Studi Kasus Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh para pihak.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum (rechtstaat) seperti

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak diundangkannya UUPA maka pengertian jual-beli tanah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasal 27 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Didalam proses perkara pidana terdakwa atau terpidana

BAB I PENDAHULUAN. pemberantasan atau penindakan terjadinya pelanggaran hukum. pada hakekatnya telah diletakkan dalam Undang-Undang Nomor 48 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan hukum perdata itu dibagi menjadi dua macam yaitu hukum perdata

KONTRAK KERJA KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN. penting dan sangat komplek dalam proses litigasi. Keadaan kompleksitasnya

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antara perusahaan dengan para pekerja ini saling membutuhkan, di. mengantarkan perusahaan mencapai tujuannya.

BAB I PENDAHULUAN. seorang laki-laki, ada daya saling menarik satu sama lain untuk hidup

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, perkawinan tidak hanya mengandung unsur hubungan manusia. harus memenuhi syarat maupun rukun perkawinan, bahwa perkawinan

Lex Administratum, Vol. III/No.3/Mei/2015

III. METODE PENELITIAN. permasalahan-permasalahan yang timbul di dalam gejala bersangkutan. 24

BAB I PENDAHULUAN. dapat di pandang sama dihadapan hukum (equality before the law). Beberapa

BAB I PENDAHULUAN. diantara mereka. Hal itu dikarenakan setiap manusia memiliki. kepentingannya, haknya, maupun kewajibannya.

BAB I PENDAHULUAN. agar kehidupan di alam dunia berkembang biak. Perkawinan merupakan salah. budaya dan lingkungan dimana masyarakat itu berada.

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dikarenakan bahwa negara Indonesia merupakan negara agraris, terdapat simbol status sosial yang dimilikinya.

PROSES PEMERIKSAAN PERKARA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH DENGAN MEMAKAI AKTA DI BAWAH TANGAN (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI BOYOLALI)

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa. Tanah merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat absolute dan

GUGAT BALIK (REKONVENSI) SEBAGAI SUATU ACARA PENYELESAIAN PERKARA PERDATA DALAM PERADILAN DI PENGADILAN NEGERI KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang hukum kepada instansi

I. PENDAHULUAN. Dengan adanya hukum, hak-hak serta kewajiban-kewajiban anggota masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. zoon politicon, yakni sebagai makhluk yang pada dasarnya. selalu mempunyai keinginan untuk berkumpul dengan manusia-manusia lainnya

BAB I PENDAHULUAN. tersendiri. Pelaksanaan jual beli atas tanah yang tidak sesuai dengan ketentuan Pasal

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan kepada metode,

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. setelah melalui proses pemeriksaan dan pemutusan perkaranya, akan merasa

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan serta penghidupan masyarakat baik dari segi sosial, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guna mendapatkan suatu putusan akhir dalam persidangan diperlukan adanya bahan-bahan mengenai

DIPONEGORO LAW JOURNAL Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016 Website :

BAB 1 PENDAHULUAN. Tengker, cet. I, (Bandung: CV. Mandar Maju, 2001), hal (Jakarta: Djambatan, 2002), hal. 37.

BAB I PENDAHULUAN. diusahakan atau digunakan untuk pemenuhan kebutuhan yang nyata. perlindungan hukum bagi rakyat banyak.

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN ANTARA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN PELANGGAN AIR MINUM DI KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

BAB I PENDAHULUAN. semua warga negara bersama kedudukannya di dalam hukum dan. peradilan pidana di Indonesia. Sebelum Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981

BAB I PENDAHULUAN. yang diintrodusir oleh Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang. Perdata. Dalam Pasal 51 UUPA ditentukan bahwa Hak Tanggungan dapat

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PENGAKUAN TERGUGAT SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA SURAKARTA SKRIPSI

KAJIAN TENTANG GUGATAN PERALIHAN DAN PENGUASAAN HAK. MILIK ATAS TANAH SECARA TIDAK SAH (Studi Kasus Putusan

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku dalam masyarakat. Dapat pula dikatakan hukum merupakan

BAB I PENDAHULUAN. ataupun pengadilan. Karena dalam hal ini nilai kebersamaan dan kekeluargaan

A.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan modal dasar pembangunan, serta faktor penting. dalam kehidupan masyarakat yang umumnya menggantungkan

BENI DHARYANTO C FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. fungsi yang amat penting untuk membangun masyarakat yang adil dan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tujuan sebagai badan yang dibentuk untuk melakukan upaya

BAB I PENDAHULUAN. kepada pihak yang kalah dalam suatu perkara merupakan aturan dan tata cara. aturan perundang-undangan dalam HIR atau RBG.

BAB I PENDAHULUAN. satu cara yang dapat dilakukan adalah membuka hubungan seluas-luasnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perolehan dan peralihan hak atas tanah dapat terjadi antara lain melalui: jual

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum Perdata (Burgerlijkrecht) ialah rangkaian peraturan-peraturan hukum yang mengatur hubungan hukum antara orang yang satu dengan orang lain, dengan menitikberatkan kepada kepentingan perseorangan. 1 Timbulnya hukum karena manusia hidup bermasyarakat. Hukum mengatur hak dan kewajiban dalam hidup bermasyarakat dan juga mengatur bagaimana cara melaksanakan dan mempertahankan hak dan kewajiban itu. Hukum perdata yang mengatur hak dan kewajiban dalam hidup bermasyarakat disebut hukum perdata material. Sedangkan, hukum perdata yang mengatur bagaimana cara melaksanakan dan mempertahankan hak dan kewajiban disebut hukum perdata formal. Hukum perdata formal lazim disebut hukum acara perdata. 2 Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, manusia adalah sentral. Manusia adalah penggerak kehidupan masyarakat karena manusia itu adalah pendukung hak dan kewajiban. Dengan demikian, hukum perdata material pertama kali menentukan dan mengatur siapakah yang dimaksud dengan orang sebagai pendukung hak dan kewajiban itu. 3 1 C.S.T.Kansil, 1986, Pengantar ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, hal. 214. 2 Abdulkadir Muhammad, 2000, Hukum Perdata Indonesia, Bandung: PT Citra Aditya Bakti, hal. 3-4. 3 Ibid. 1

2 mengenai: 4 Hukum perdata material memuat dan mengatur segala persoalan 1. Orang sebagai pendukung hak dan kewajiban (personrecht) 2. Keluarga sebagai unit masyarakat terkecil (familiarecht) 3. Harta kekayaan (vermogensrecht) 4. Pewarisan (erfrecht) Inilah sub-sub bidang hukum perdata yang termasuk hukum perdata material. Sedangkan sub-bidang mengenai melaksanakan dan mempertahankan hak dan kewajiban, termasuk dalam hukum acara perdata. Hukum acara perdata merupakan sub-disiplin ilmu hukum yang berdiri sendiri. 5 Untuk dapat memulihkan dan mempertahankan hukum materiil terutama dalam hal ada pelanggaran, diperlukan perangkat hukum lainnya yang disebut hukum formil atau hukum acara. Hukum perdata formil atau hukum acara perdata (burgelijke procesrecht/civil law of procedure) bertujuan untuk menegakkan, mempertahankan dan menjamin ditaatinya hukum perdata materiil. Disebut formil, karena mengatur proses penyelesaian perkara perdata secara formil melalui lembaga yang berwenang (lembaga peradilan) yang dilaksanakan pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan perkataan acara, berarti acara (proses) penyelesaian perkara perdata tersebut haruslah dilakukan oleh lembaga peradilan, dengan melalui tahap-tahap tertentu. 6 4 Ibid., hlm. 3-4. 5 Ibid. 6 Sri Wardah dan Bambang Sutiyoso, 2007, Hukum Acara Perdata dan Perkembangannya di Indonesia, Yogyakarta: Gama Media, hal. 8.

3 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hukum acara perdata adalah hukum yang mengatur bagaimana caranya orang mengajukan perkara ke pengadilan, bagaimana caranya pihak yang terserang kepentingannya mempertahankan diri, bagaimana hakim bertindak terhadap pihak-pihak yang berperkara sekaligus mengurus perkara tersebut dengan adil, bagaimana cara melaksanakan putusan hakim, yang kesemuanya bertujuan agar hak dan kewajiban yang telah diatur dalam hukum perdata materiil itu dapat berjalan sebagaimana mestinya. 7 Dengan adanya hukum acara perdata, masyarakat merasa ada kepastian hukum bahwa setiap orang dapat mempertahankan hak perdatanya dengan sebaik-baiknya, dan setiap orang yang melakukan pelanggaran terhadap hukum perdata yang mengakibatkan kerugian terhadap orang lain dapat dituntut melalui pengadilan. Dengan hukum acara perdata diharapkan tercipta ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat. 8 Dengan demikian, bagi orang yang merasa hak perdatanya dilanggar, tidak boleh diselesaikan dengan cara menghakimi sendiri (eiginrichting), tapi ia dapat menyampaikan perkaranya ke pengadilan, yaitu dengan mengajukan tuntutan hak (gugatan) terhadap pihak yang dianggap merugikannya, agar memperoleh penyelesaian sebagaimana mestinya. Tuntutan hak adalah tindakan yang bertujuan memperoleh perlindungan hukum yang diberikan oleh pengadilan untuk mencegah perbuatan menghakimi diri sendiri 7 Ibid., hlm. 9. 8 Ibid., hlm. 10.

4 (eigenrichting). Tuntutan hak ini dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu permohonan dan gugatan. 9 Dalam perkara perdata, perkara yang diajukan ke pengadilan pada umumnya dalam bidang wanprestasi dan perbuatan melawan hukum. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan perbuatan melawan hukum (onrechtmatige daad), pasal 1365 KUH-Perdata menentukan sebagai berikut: Tiap perbuatan yang menimbulkan kerugian pada orang lain, mewajibkan orang yang bersalah menimbulkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut. Berdasarkan rumusan pasal ini, kita dapat mengetahui bahwa suatu perbuatan dapat dikatakan melawan hukum apabila memenuhi empat unsur berikut ini : 10 1) Perbuatan itu harus melawan hukum (onrechtmatige daad), 2) Perbuatan itu harus menimbulkan kerugian, 3) Perbuatan itu harus dilakukan dengan kesalahan, 4) Antara perbuatan dan kerugian yang timbul harus ada hubungan kausal. Salah satu saja dari unsur-unsur ini tidak terpenuhi, maka perbuatan itu tidak dapat dikatakan perbuatan melawan hukum. Salah satu contoh perbuatan melawan hukum adalah menghuni tanah dan bangunan secara tidak sah tanpa seijin pemilik yang menimbulkan sengketa. Konflik (sengketa) tanah merupakan persoalan yang bersifat klasik dan selalu ada di mana-mana di muka bumi. Oleh karena itu, konflik yang berhubungan dengan tanah senantiasa berlangsung secara terus-menerus, 9 Ibid., hlm. 30. 10 Abdulkadir Muhammad, Op.Cit., hal. 251-252.

5 karena setiap orang memiliki kepentingan yang berkaitan dengan tanah. Perkembangan konflik/sengketa tanah, baik secara kualitas maupun kuantitas selalu mengalami peningkatan, sedang faktor utama munculnya konflik tanah adalah luas tanah yang tetap, sementara jumlah penduduk yang memerlukan tanah (manusia) untuk memenuhi kebutuhannya yang selalu bertambah terus. 11 Menurut Rusmadi Murad sengketa tanah adalah: Perselisihan yang terjadi antara dua pihak atau lebih yang merasa atau dirugikan pihak-pihak tersebut untuk penggunaan dan penguasaan hak atas tanahnya, yang diselesaikan melalui musyawarah atau melalui pengadilan. Pengertian lain mengenai sengketa pertanahan dirumuskan dalam Pasal 1 Butir 1 Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor 1 Tahun 1999 Tata Cara Penanganan Sengketa Pertanahan, yaitu Perbedaan pendapat mengenai: 12 a. Keabsahan suatu hak b. Pemberian hak atas tanah; dan c. Pendaftaran hak atas tanah termasuk peralihan dan penerbitan tanda bukti haknya antara pihak-pihak yang berkepentingan maupun antara pihak-pihak yang berkepentingan dengan instansi Badan Pertanahan Nasional. Dalam sengketa tanah apabila para pihak tidak mau menyelesaikan perkara tersebut secara damai, dapat menyelesaikannya dengan mengajukan perkara tersebut ke Pengadilan Negeri. Namun pada prakteknya dalam suatu 11 Sarjita, 2005, Teknik dan Strategi Penyelesaian Sengketa Pertanahan, Yogyakarta: Tugujogja Pustaka, hal. 1. 12 Ibid., hal. 8-9.

6 kasus pihak yang kalah tidak mau menerima putusan pengadilan lalu mengajukan, Banding, Kasasi, dan Peninjauan Kembali. Berkaitan dengan uraian di atas, skripsi ini akan membahas mengenai kasus dalam Putusan Nomor: 91/Pdt.G/2009/PN.Ska antara Penggugat melawan Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III. Penggugat mengajukan gugatannya atas dasar perbuatan melawan hukum di Pengadilan Negeri Surakarta yang dilakukan oleh Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III yang menghuni tanah dan bangunan secara tidak sah tanpa seijin penggugat. Tergugat I, Tergugat II, dan Tergugat III membantah gugatan penggugat, bahwa perolehan hak milik atas tanah yang di peroleh penggugat adalah tidak sah atau cacat hukum dengan demikian penggugat bukan orang yang punya kualitas sebagai penggugat. Berdasarkan putusannya Majelis Hakim mengabulkan gugatan penggugat untuk sebagian, menyatakan tanah dan bangunan obyek sengketa adalah sah milik penggugat. Tidak terima dengan putusan itu Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III mengajukan Banding dengan Nomor Putusan No: 78/Pdt/2010/PT Smg. yang putusannya menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Surakarta Nomor 91/Pdt.G/2009/PN.Ska. Masih tidak terima kemudian Tergugat I, Tergugat II dan tergugat III mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung dengan Nomor Putusan No. 2141 K/Pdt/2010. yang Putusannya menolak permohonan Kasasi Tergugat I, Tergugat II, dan tergugat III. Pada akhirnya Tergugat I, Tergugat II, dan tergugat III mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali dengan Nomor Putusan No.156 PK/Pdt/2013. Yang

7 putusannya menyatakan menolak permohonan peninjauan kembali dari Tergugat I, tergugat II dan Tergugat III. Berdasarkan uraian di atas untuk mengetahui proses pertimbangan hakim dalam memutus perkara dan implikasi yuridis terhadap pelaksanaan putusan maka penulis akan melakukan penelitian dengan judul: TINJAUAN YURIDIS SENGKETA TANAH AKIBAT PERBUATAN MELAWAN HUKUM (Studi Putusan No.91/Pdt.G/2009/PN.Ska). B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut: 1. Apa pertimbangan Majelis Hakim dalam memutus perkara No.91/Pdt.G/2009/PN.Ska? 2. Bagaimana implikasi yuridis Putusan No.91/Pdt.G/2009/PN.Ska terhadap para pihak yang bersengketa? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui apa pertimbangan Majelis Hakim dalam memutus Perkara No.91/Pdt.G/2009/PN.Ska. 2. Untuk mengetahui bagaimana implikasi yuridis Putusan No.91/Pdt.G/2009/PN.Ska terhadap para pihak yang bersengketa.

8 D. Manfaat Penelitian Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu hukum, khususnya di bidang hukum perdata terkait dengan perkara sengketa tanah. b. Memperkaya referensi dan literatur dalam dunia kepustakaan, khususnya tentang perbuatan melawan hukum dan sengketa tanah. 2. Manfaat Praktis a. Memberikan jawaban atas masalah yang diteliti yang kemudian dapat mengembangkan pola pikir, penalaran dan pengetahuan penulis dalam menyusun suatu penulisan hukum. b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berguna bagi masyarakat pada umumnya dan para pembaca pada khususnya mengenai sengketa kepemilikan tanah dan perbuatan melawan hukum di Pengadilan. E. Kerangka Pemikiran Dilihat dari substansinya, maka sengketa pertanahan meliputi pokok persoalan yang berkaitan dengan: 13 13 Ibid.,

9 1. Peruntukan dan/atau penggunaan serta penguasaan hak atas tanah 2. Keabsahan suatu hak atas tanah 3. Prosedur pemberian hak atas tanah 4. Pendaftaran hak atas tanah termasuk peralihan dan penerbitan tanda bukti haknya. Dalam penelitian ini penulis akan melakukan analisis terhadap putusan yang telah berkekuatan hukum tetap mengenai sengketa tanah di Pengadilan Negeri Surakarta. Dengan menganalisis putusan tersebut, pertama penulis dapat mengetahui mengenai pertimbangan-pertimbangan hukum yang diambil oleh Hakim dalam memeriksa dan memutus perkara apakah sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, apakah sudah sesuai dengan fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan dan apakah sudah memberikan unsur keadilan kepada kedua belah pihak yang berperkara. Kedua penulis dapat mengetahui implikasi yuridis terhadap putusan yang telah berkekuatan hukum tetap, bagaimana akibatnya terhadap para pihak yang bersengketa, dan upaya hukum yang bisa ditempuh oleh penggugat jika putusan tersebut tidak dilaksanakan oleh tergugat.

10 SENGKETA TANAH PENGADILAN NEGERI PROSES PERSIDANGAN PEMBUKTIAN PERTIMBANGAN HAKIM UPAYA HUKUM PUTUSAN PENGADILAN BANDING KASASI PENINJAUAN KEMBALI PELAKSANAAN PUTUSAN F. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif karena penelitian ini dilakukan untuk mengkaji penerapan kaidah-kaidah atau normanorma dalam hukum positif. 14 Dalam penelitian ini penulis akan menganalisis kaidah-kaidah hukum yang hidup dalam masyarakat atau hukum positif yang 14 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2006. Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan Singkat, Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hal. 13

11 tertulis yang berkaitan dengan sengketa tanah akibat perbuatan melawan hukum. Adapun metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Metode Pendekatan Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian normatif, disebut juga hukum doktrinal. Pada penelitian jenis ini, acap kali hukum dikonsepkan sebagai apa yang tertulis dalam peraturan perundang-undangan (law in books) atau hukum dikonsepkan sebagai kaidah atau norma yang merupakan patokan berperilaku manusia yang dianggap pantas. 15 Dalam penelitian ini penulis akan menganalisis kaidah-kaidah hukum yang hidup dalam masyarakat atau hukum positif yang tertulis yang berkaitan dengan sengketa tanah akibat perbuatan melawan hukum. 2. Jenis Penelitian Jenis penelitian deskriptif berusaha memberikan dengan sistematis dan cermat fakta-fakta aktual dengan sifat populasi tertentu. 16 Jenis penelitian ini bersifat deskriptif karena memberikan gambaran secara sistematis dengan berdasarkan data otentik putusan tentang sengketa tanah di Pengadilan Negeri Surakarta. 15 Amiruddin dan Zainal Asikin, 2012, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, hal. 118. 16 Beni Ahmad Saebani, 2009, Metode Penelitian Hukum, Bandung: CV Pustaka Setia, hal. 57.

12 3. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Data Primer Data yang diperoleh penulis merupakan bahan pustaka yang bersumber dari putusan Putusan No. 91/Pdt.G/2009/PN.Ska, Putusan No. 78/Pdt/2010/PT Smg, Putusan No. 2141 K/Pdt/2010 dan Putusan No. 156 PK/Pdt/2013. b. Data Sekunder Data sekunder dapat dibedakan menjadi bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier. 1) Bahan Hukum Primer Bahan hukum primer yaitu bahan-bahan hukum yang mempunyai kekuatan mengikat. 17 Dalam penelitian ini bahan hukum primernya adalah: a) KUHPerdata (Burgerlijk Wetboek). b) HIR (Het Herziene Indonesisch Reglement) c) Undang-Undang No. 5 tahun 1960 tentang Undang-Undang Pokok Agraria. d) Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. 17 Khudzaifah Dimyati dan Kelik Wardiono, 2004, Metode Penelitian Hukum, Surakarta: Fakultas Hukum UMS, Hal. 18.

13 e) Undang-Undang No. 14 tahun 1985, Perubahan Pertama Undang-Undang No. 5 tahun 2004, Perubahan kedua Undang- Undang No. 3 tahun 2009 tentang Mahkamah Agung. f) Jurisprudensi (Putusan pengadilan berkekuatan hukum tetap) 2) Bahan Hukum Sekunder Merupakan bahan hukum yang tidak mempunyai kekuatan, dan hanya berfungsi sebagai penjelas dari bahan hukum primer 18, seperti buku-buku hukum perdata mengenai perbuatan melawan hukum, buku tentang pendaftaran tanah, buku tentang teknik dan strategi penyelesaian sengketa tanah, dan pendapat para pakar hukum yang relevan dengan penelitian ini. 3) Bahan Hukum Tersier Merupakan Bahan yang memberikan informasi tentang bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. 19 Data penjelas dari pendapat orang tertentu tentang isi dari data sekunder dalam penelitian ini. 4. Metode Pengumpulan data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: a. Pengumpulan Data Primer Penulis menggunakan metode dokumentasi dalam pengumpulan data primer, yaitu dengan mengumpulkan dokumen-dokumen berupa putusan Pengadilan Negeri, putusan Pengadilan Tinggi dan Putusan 18 Ibid., hlm. 19. 19 Ibid.,

14 Mahkamah Agung tentang sengketa tanah akibat dari perbuatan melawan hukum. Putusan tersebut meliputi: 1) Putusan No. 91/Pdt.G/2009/PN.Ska. 2) Putusan No. 78/Pdt/2010/PT Smg. 3) Putusan No. 2141 K/Pdt/2010. 4) Putusan No. 156 PK/Pdt/2013. b. Pengumpulan Data Sekunder 1) Studi Kepustakaan Penulis menggunakan teknik pengumpulan data studi kepustakaan yang dilakukan dengan mencari, mencatat, menginventarisasi, menganalisis, mempelajari data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini. 2) Wawancara (Interview) Dalam penelitian ini penulis menginterview Hakim Pengadilan Negeri Surakarta. 5. Metode Analisis Data Di dalam penelitian ini penulis menggunakan metode analisis data secara Kualitatif dengan menganalisis data yang meliputi putusan pengadilan, peraturan perundang-undangan, dokumen-dokumen, bukubuku kepustakaan, jurisprudensi dan literatur lainnya yang berkaitan dengan sengketa tanah, yang kemudian akan dihubungkan dengan datadata yang diperoleh penulis dari studi lapangan yang berupa hasil

15 wawancara dengan responden, kemudian dilakukan pengumpulan dan penyusunan data secara sistematis serta menguraikannya dengan kalimat yang teratur sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan. G. Sistematika Penulisan Skripsi Untuk lebih mempermudah dalam melakukan pembahasan, analisis, serta penjabaran isi dari penelitian ini, maka penulis menyusun sistematika dalam penulisan ini, maka penulis menyusun sistematika dalam penulisan ini sebagai berikut: BAB I Pendahuluan, yang terdiri dari Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kerangka Pemikiran, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan BAB II Tinjauan Pustaka, yang terdiri dari Tinjauan Umum tentang Perbuatan Melawan Hukum, Tinjauan Umum Tentang Hak Atas Tanah, Hak- Hak Atas Tanah, Pengertian Hak Milik, Tinjauan Umum Tentang Pendaftaran Tanah, Pengertian Tanah, Tujuan Pendaftaran Tana, Penerbitan Sertifikat, Tinjauan Umum tentang Pewarisan, Pengertian Pewarisan, Unsur-Unsur Pewarisan, Sistem Kewarisan, Peralihan Hak karena Pewarisan, Tinjauan Umum Tentang Sengketa Tanah, Pengertian Sengketa Pertanahan, Penyebab Sengketa dan Konflik Pertanahan, Penyelesaian Sengketa dan Konflik Pertanahan.

16 BAB III Hasil Penelitian dan Pembahasan, menguraikan tentang Pertimbangan Majelis Hakim dalam memutus perkara No. 91/Pdt.G/2009/PN.Ska, Implikasi yuridis Putusan No. 91/Pdt.G/2009/PN.Ska terhadap para pihak yang bersengketa. BAB IV Penutup, menguraikan Kesimpulan dan Saran mengenai hasil penelitian dan pembahasan penelitian ini.