Pengaruh Pendidikan Kesehatan Masa Nifas Terhadap Kemampuan Perawatan Mandiri Ibu Nifas Post Sectio Caesarea (SC)

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMAMPUAN MOBILISASI DINI IBU POST SCDI DETASEMEN KESEHATAN RUMAH SAKIT TK IV KEDIRI

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

PENGARUH DISCHARGE PLANNING TERHADAP KEMAMPUAN IBU POST SECTION CAESAREAN DALAM MERAWAT BAYI BARU LAHIR DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

Jujuren Br. Sitepu Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan Jurusan Keperwatan Gigi. Abstrak

HUBUNGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

Kata kunci: mobilisasi dini, penyembuhan luka operasi, sectio caesarea(sc)

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MOBILISASI DINI DENGAN TINDAKAN MOBILISASI DINI PADA IBU NIFAS 1 HARI POST SECTIO CAESAREA

Gambaran Dukungan Keluarga Terhadap Kunjungan Masa Nifas

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA NEONATUS DENGAN IBU PASCA SECTIO CAESAREA DI RUANG MAWAR RSUD dr.doris SYLVANUS, PALANGKA RAYA

BAB I PENDAHULUAN. diindonesia merupakan angka tertinggi di bandingkan dengan negara-negara

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

Elisa Dosen Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang ABSTRAK

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN LAMANYA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH BERSALIN AL-AMIN DONOYUDAN KALIJAMBE SRAGEN

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN PROSES PERSALINAN DI RUANG BERSALIN BLUD RUMAH SAKIT KABUPATEN KONAWE

KARAKTERISTIK YANG MEMPENGARUHI MOBILISASI DINI PADA IBU NIFAS POST SECTIO CAESAREA (Di Ruang Merpati RSUD Dr. Soetomo Surabaya )

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : HUBUNGAN RIWAYAT PERSALINAN PADA IBU MULTIPARA DENGAN

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA 2016

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POSTPARTUM DI BLUD RS H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN. terdapat kemungkinan suatu keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan angka kematian ibu (Maternal Mortality Rate) dan angka. kematian bayi (Neonatal Mortality Rate). (Syaiffudin, 2002).

PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PENERAPAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL DI RUMAH BERSALIN NGUDI SARAS KARANGANYAR

Siti Mursidah & Nurul Eko Widiyastuti Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. ke dunia luar. Beberapa kasus seperti plasenta previa, preeklamsia, gawat janin,

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 3 Oktober 2010

STUDI PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA SELAMA MASA NIFAS (Di Desa Pomahan Janggan Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan 2015)

Zaiyidah Fathony. Program Studi D3 Kebidanan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

BAB I PENDAHULUAN. meliputi sebagai berikut : bayi terlalu besar, kelainan letak janin, ancaman

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN INVOLUSIO UTERUS PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu dan janin sehingga menimbulkan kecemasan semua orang termasuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar bealakang. Setiap wanita menginginkan persalinannya berjalan lancar dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. panggul atau ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran lingkar

FAKTOR PEMILIHAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA TANPA INDIKASI MEDIS DI RSU BUNDA THAMRIN MEDAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KUNJUNGAN ANC DI PUSKESMAS GALUR 2 KULON PROGO DWI SURYANDARI INTISARI

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM SPONTAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG OPERASI SECTIO CAESAR

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MENOPAUSE TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENOPAUSE PADA IBU PREMENOPAUSE DI DUSUN PANDES, BANTUL, YOGYAKARTA TAHUN 2011

Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Buku Kesesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas Rancamanyar Baleendah Kabupaten Bandung

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. macam aspek, diantaranya pertolongan persalinan yang salah satunya adalah

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. dengan Sectio Caesaria (SC) adalah sekitar 10 % sampai 15 %, dari semua

DAFTAR PUSTAKA. Andarmoyo, S Keperawatan Keluarga Konsep, Teori, Proses dan Praktik Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

PENGETAHUAN, SIKAP DAN PELAKSANAAN MOBILISASI DINI IBU PASCASALIN DENGAN SEKSIO SESARIA

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN MASA NIFAS DI BPM NY. SUBIYANAH, SST DESA PARENGAN KECAMATAN MADURANKABUPATEN LAMONGAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan

HUBUNGAN GRAVIDITAS DAN RIWAYAT ABORTUS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RSUD

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

STUDI PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA SELAMA MASA NIFAS (Di Desa Pomahan Janggan Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan 2015) Husnul Mutoharoh*

PENINGKATAN PERAWATAN KEHAMILAN MELALUI KELAS IBU HAMIL DI PUSKESMAS LAMONGAN

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

BAB I PEDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih relatif lebih tinggi jika

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN RETENSIO URINE PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA

KARAKTERISTIK MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RB MULIA KASIH BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. beberapa kondisi tertentu proses kehamilan harus dilakukan dengan operasi. caesar atau lebih dikenal dengan sectio caesarea.

PENGARUH (SC) DI RS. Sundari

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. N P2002 HARI KE-3 DENGAN BENDUNGAN ASI DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN Husnul Muthoharoh* RINGKASAN

Pengaruh Penyuluhan Tentang Mobilisasi Dini Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Post Sectio

GAMBARAN UMUR DAN PARITAS IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT MUHAMADIYAH PALEMBANGTAHUN 2014

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita

Sri Wahyuni, Endang Wahyuningsih ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Di Puskesmas Amurang Kabupaten Minahasa Selatan

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA NIFAS BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU DI BPM HJ. MAHMUDAH, S.S.T KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. eklampsia, sepsis, dan komplikasi keguguran. Sebagian besar penyebab

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health. melahirkan dan nifas masih merupakan masalah besar yang terjadi di

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN MOBILISASI DINI DENGAN PERILAKU MOBILISASI DINI POST PARTUM SC DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2015

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008

Lies Indarwati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK

PENILAIAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN PENGUKURAN LILA DI PUSKESMAS KALAMPANGAN, KOTA PALANGKA RAYA

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TANDA BAHAYA PADA KEHAMILAN DI PUSKESMAS SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

Dinamika Kebidanan vol. 1 no.2 Agustus 2011 EFEKTIFITAS MENYUSUI PADA PROSES INVOLUSIO UTERI IBU POST PARTUM 0-10 HARI DI BPS KOTA SEMARANG

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : UMI CHABIBAH

BAB I PENDAHULUAN. keluarganya secara fisiologis, emosional dan sosial. Baik di negara maju

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. yang dilahirkan harus aman dan sehat serta membawa kebahagiaan bagi ibu dan

HUBUNGAN ANTARA METODE PERSALINAN NORMAL DENGAN GANGGUAN BUANG AIR BESAR PADA MASA NIFAS DI BPM RATIJAH TELUK WETAN KECAMATAN WELAHAN KABUPATEN JEPARA

Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015 Hidayah, et al., Gambaran Ibu Nifas Tentang...

METODE MEMPERBANYAK PRODUKSI ASI PADA IBU POST SECTIO CAESAREA DENGAN TEHNIK MARMET DAN BREAST CARE DI RSUD KARANGANYAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin

ABSTRAK. Nanik Widiawaty

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL SUAMI TERHADAP POLA PANTANG MAKAN IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANGDOWO KLATEN

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA PERIODE Lestrina *, Eny **

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan

KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSU RA KARTINI JEPARA. Gunawan, Anik Sholikah, Aunur Rofiq INTISARI

HUBUNGAN SENAM NIFAS DENGAN PROSES INVOLUSIO UTERI DI DESA CANDIREJO

Devita Zakirman Stikes Jend. A. Yani Cimahi

GAMBARAN PENGETAHUAN PRIMIPARA TENTANG PERDARAHAN POST PARTUM Sri Sat Titi Hamranani* ABSTRAK

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL IBU DENGAN KECEMASAN MENJELANG PERSALINAN NORMAL DI RUMAH BERSALIN BANJARSARI SURAKARTA

Transkripsi:

ISSN2354-7642 Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia JOURNAL NERS AND MIDWIFERY INDONESIA Pengaruh Kesehatan Masa Nifas Terhadap Kemampuan Perawatan Mandiri Ibu Nifas Post Sectio Caesarea (SC) Anafrin Yugistyowati 1 1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Abstrak Ibu melahirkan dengan SC membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengembalikan organ-organ tubuh kembali seperti sebelum hamil. Dalam kenyataanya di lapangan, masih sering dijumpai keterlambatan ibu Post SC untuk mobilisasi dini dan perawatan mandiri. Peran dan tanggung jawab perawat sangat diperlukan dalam pemberian informasi dan pendidikan kesehatan sebagai upaya untuk menghindari self care defi cit, komplikasi perdarahan, dan infeksi Post SC, serta menurunkan angka kematian maternal. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap kemampuan perawatan mandiri ibu nifas Post SC, penelitian dilakukan dengan metode eksperimen dan menggunakan rumus Independent Samples T-Test. Sampel berjumlah 20 responden dengan teknik pengambilan sampel Quota Sampling. Uji kemampuan perawatan mandiri dengan menggunakan lembar observasi. Simpulan dari hasil penelitian ini adalah ada pengaruh pendidikan kesehatan masa nifas terhadap kemampuan perawatan mandiri ibu nifas Post SC dengan taraf signifi kansi 0,000. Kata Kunci: pendidikan kesehatan masa nifas, sectio caesarea (SC), perawatan mandiri Info artikel: Artikel dikirim pada 03 september 2013 Artikel diterima pada 05 september 2013 PENDAHULUAN Kematian pada ibu hamil dan bersalin adalah masalah besar bagi negara berkembang. Kematian saat melahirkanmenjadi faktor utama mortalitas wanita pada masa puncak produktivitasnya. Pelayanan kesehatan maternal dan neonatalmerupakan salah satu unsur penentu status kesehatan masyarakat, yaitu dengan diketahuinya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Data AKI di Indonesia masih tinggi, menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 yaitu 369 per 100.000 kelahiran hidup, tetapi ada penurunan pada tahun 2003 yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup (1). Penyebab kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan (67%), infeksi (8%), eklampsia (7%), abortus (10%), dan komplikasi persalinan (9%).Angka kematian ibu karena tindakan operatif khususnya Sectio Caesarea(SC)sekitar 2 sampai 46 kali lebih tinggi daripada persalinan pervaginam (2). AKI pada kasus SC adalah 22 per 100.000 untuk seluruh kasus SC. Namun untuk angka kematian yang secara langsung disebabkan oleh SC adalah 5,8 per 100.000 kasus. Ancaman utama bagi wanita yang menjalani SC menyebabkan tingginya AKI berasal dari tindakan anestesi, sepsis yang berat, dan serangan tromboemboli (3). Sectio Caesarea adalah tindakan operatif yang bertujuan untuk melahirkan bayi melalui tindakan pembedahan dengan membuka dinding perut dan dinding rahim. Melahirkan dengan cara operasi SC tidak bisa terlepas dari risiko yang mungkin dialami akibat pembedahan, baik dari segi kesehatan ibu maupun bayinya(4). Melahirkan dengan SC membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengembalikan organ-organ tubuhseperti sebelum hamil. Operasi SCmemerlukan perawatan yang lebih lama dibandingkan dengan persalinan yang dilakukan secara alami, yaitu sekitar 4-6 minggu (5). Faktor masih banyaknya ketidaknyamanan berupa rasa nyeri dan sakit karena luka operatif dapat mempengaruhi kondisi psikologis berupa kecemasan, kekecewaan, rasa takut, frustasi karena kehilangan kontrol, dan kehilangan harga diri yang terkait dengan perubahan citra diri (4). 96 Yugistyowati, 2013. JNKI, Vol. 1, No. 3, Tahun 2013, 96-100

Teori Orem menjelaskan tentang adanya kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari guna mencapai kesehatan yang optimal, namun apabila kebutuhan tersebut tidak dapat terpenuhi oleh ketidakmampuan individu tersebutakan mengalami self care deficit atau kurang perawatan diri. Pada keadaan seperti ini sangat penting adanya peran perawat dalam membantu mengembalikan kesehatan individu tersebut. Perawat dapat memberikan bantuan kepada klien dengan melakukan prosedur yang tepat melalui pemberian asuhan keperawatan, memperbaiki instruksi yang diberikan, dan pemberian informasi tentang kesehatan secara individual, sehingga secara bertahap klien mampu memenuhi kebutuhannya sendiri (6) Perawatan yang dibutuhkan ibu selama masa nifas yaitu membantu ibu memantau dan mempertahankan kesehatannya dengan memberikan informasi kesehatan dan keterampilan yang tepat (6). Pada masa nifas perawatan yang dibutuhkan oleh klien antara lain: pemenuhan kebutuhan nutrisi, mobilisasi, eliminasi, personal hygiene, perawatan payudara, teknik menyusui yang benar, perawatan luka jahit agar tidak terjadi infeksi, dan pengawasan involusi uteri (5). Kasus SC di Propinsi DIY menurut profil kesehatan tahun 2001, sebanyak 1.477 kasus merupakan kasus rujukan di Rumah Sakit Umum (RSU) dan Rumah Sakit Bersalin (RSB), sedangkan sebanyak 559 kasus merupakan kasus non rujukan(4). Berdasarkan studi pendahuluan melalui hasil survei dan wawancara di RS PKU didapatkan data kasus SC pada bulan Februari sampai dengan April 2010 berjumlah 66 kasus. Beberapa klien dan keluarga menyatakan pentingnya penjelasan dan motivasi dari perawat tentang perawatan mandiri masa nifas, sedangkan pelaksanaan di ruangan masih bersifat rutinitas, tidak terstruktur, dan tanpa menggunakan pedoman buku yang lengkap, serta tidak dilengkapi dengan media pendidikan kesehatan. Kondisi ini memungkinkan informasi yang diperoleh klien tidak menyeluruh dan berakibat masih banyak dijumpai pasien post SC mengalami keterlambatan untuk mobilisasi dan keterlambatan untuk kesiapan perawatan mandiri baik selama di Rumah Sakit ataupun saat berada di rumah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan masa nifas terhadap kemampuan perawatan mandiri ibu nifas Post SC di RS PKU. BAHAN DAN METODE Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, dengan desain penelitian Static Group Comparison dimana terdapat kelompok pembanding (kontrol). Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu Post SC yang dirawat di bangsal Sakinah kelas II dan III RS PKU. Teknik sampling yang digunakan adalah Quota sampling, jumlah sampel 20 respondendengan kategori: 10 responden untuk kelompok eksperimen dan 10 responden untuk kelompok kontrol. Kriteriapengambilan sampel antara lain: persalinan SC yang pertama tanpa komplikasi, menggunakan jenis anestesi spinal, dan kondisi psikologis ibu baik, yaitu kehamilan yang diinginkan. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah lembar observasi yangterdiri dari 20 item kemampuan perawatan mandiri Post SCdengan komponen antara lain mobilisasi dini, perawatan payudara, dan teknik menyusui. Teknik pengumpulandata menggunakan teknik wawancara dan pengamatan sistematis. Analisis data diuji dengan statistik Independent Samples T-Testdengan rumus dk (n1 + n2 2)(7). HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan di bangsal nifas (Sakinah) dari tanggal 1 Mei sampai 4 Juni 2010.Responden penelitian merupakan ibu nifas Post SC dengan jumlah responden sebanyak 20 orang, terdiri dari 10 orang kelompok eksperimen dan 10 orang kelompok kontrol. Responden Penelitian Tabel. 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur No Umur Frekuensi Persentase 1 14-24 Tahun 1 5 % 2 25 35 Tahun 15 75 % 3 36 46 Tahun 4 20 % Berdasarkan tabel. 1 frekuensi terbanyak adalah responden berumur 25-35 tahun sebanyak 15 orang (75 %) dan frekuensi terendah adalah responden berumur 14 24 tahun sebanyak 1 orang (5 %). Tabel. 2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan No Frekuensi Persentase 1 SLTP 2 10 % 2 SLTA 10 50 % 3 PT / Akademi 8 40 % Pengaruh Kesehatan Masa Nifas terhadap Ibu Nifas Post Sectio Caesarea (SC) 97

Berdasarkan Tabel. 2 menunjukkan frekuensi terbanyak adalah responden berpendidikan SLTA sebanyak 10 orang (50 %) dan frekuensi terendah adalah responden berpendidikan SLTP sebanyak 2 orang (10 %). Tabel. 3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan No Pekerjaan Frekuensi Persentase 1 IRT 9 45 % 2 Wiraswasta 8 40 % 3 Pramuniaga 1 5 % 4 PNS 2 10 % Berdasarkan tabel. 3 frekuensi terbanyak adalah responden yang tidak bekerja atau sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 9 orang (45 %) dan frekuensi terendah adalah responden dengan pekerjaan sebagai pramuniaga sebanyak 1 orang (5 %). Ibu Nifas Post SC Berdasarkan Responden Pada Kelompok Eksperimen dan Kontrol Berdasarkan Tabel. 4 menunjukkan bahwa umur pada kelompok eksperimen dengan kategori kemampuan perawatan tertinggi yaitu kemampuan supportif edukatif sebanyak 7 orang (70 %) pada umur 25 35 tahun. Berdasarkan Tabel. 5 menunjukkan bahwa pendidikan pada kelompok eksperimen dengan kategori kemampuan perawatan tertinggi yaitu kemampuan supportif edukatif sebanyak 4 orang (40 %) dengan pendidikan PT / Akademi. Berdasarkan Tabel. 6 menunjukkan bahwa umur pada kelompok kontrol dengan kategori kemampuan perawatan tertinggi yaitu kemampuan bantuan sebagian sebanyak 7 orang (70 %) pada umur 25 35 tahun. Berdasarkan Tabel. 7 menunjukkan bahwa kemampuan perawatan mandiri berdasar tingkatan pendidikan pada kelompok kontrol dengan kategori kemampuan perawatan tertinggi yaitu kemampuan bantuan sebagian sebanyak 6 orang (60 %) dengan pendidikan SLTA; sedangkan kemampuan perawatan terendah yaitu kemampuan supportif edukatif sebanyak 1 orang (10 %) dengan pendidikan SLTA. Berdasarkan Tabel. 8 di atas, menunjukkan bahwa kemampuan perawatan mandiri ibu nifas Post SC pada kelompok eksperimen dengan kategori kemampuan perawatan tertinggi yaitu kemampuan supportif edukatif sebanyak 8 orang (80 %); sedangkan kelompok kontrol, dengan kategori kemampuan perawatan tertinggiyaitu kemampuan bantuan sebagian sebanyak 9 orang (90 %). Tabel. 4 Distribusi Silang Ibu Nifas Post SC Berdasarkan Umur Pada Kelompok Eksperimen di Bangsal Sakinah RS PKU Umur 14 24 tahun 0 0 1 10 0 0 1 10 25 35 tahun 7 70 0 0 0 0 7 70 36 46 tahun 1 10 1 10 0 0 2 20 Jumlah 8 80 2 20 0 0 10 100 Tabel. 5 Distribusi Silang Ibu Nifas Post SC Berdasarkan Pada Kelompok Eksperimen di Bangsal Sakinah RS PKU SLTP 1 10 1 10 0 0 2 20 SLTA 3 30 0 0 0 0 3 30 PT / Akademi 4 40 1 10 0 0 5 50 Jumlah 8 80 2 20 0 0 10 100 98 Yugistyowati, 2013. JNKI, Vol. 1, No. 3, Tahun 2013, 96-100

Tabel. 6 Distribusi Silang Ibu Nifas Post SC Berdasarkan Umur Pada Kelompok Kontrol di Bangsal Sakinah RS PKU 25 35 tahun 1 10 7 70 0 0 8 80 36 46 tahun 0 0 2 20 0 0 2 20 Jumlah 1 10 9 90 0 0 100 100 Tabel. 7 Distribusi Silang Ibu Nifas Post SC Berdasarkan Pada Kelompok Kontrol di Bangsal Sakinah RS PKU SLTA 1 10 6 60 0 0 7 70 PT / Akademi 0 0 3 30 0 0 3 30 Jumlah 1 10 9 90 0 0 100 100 Tabel. 8 Distribusi Silang Ibu Nifas Post SC Pada kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol di Bangsal Sakinah RS PKU Kelompok Eksperimen 8 80 2 20 0 0 10 100 Kontrol 1 10 9 90 0 0 10 100 Jumlah 9 90 11 110 0 0 20 200 Pembahasan Pada tabel. 4 menunjukkan bahwa kemampuan perawatan mandiri berdasarkan karakteristik umur pada kelompok eksperimen antara lain: kemampuan tertinggi yaitu supportif edukatif sebanyak 7 orang (70 %) pada umur 25 35 tahun dan kemampuan perawatan terendah yaitu kemampuan bantuan sebagian sebanyak 1 orang (10 %) pada umur 14 24 tahun. Kematangan atau kedewasaan seseorang menjadi ibu dipengaruhi oleh faktor usia (8). Pada usia melahirkan di atas 25 tahun, kemandirian atau kedewasaan lebih baik dibandingkan kelompok usia di bawahnya. Meskipun demikian tidak terlepas dengan semakin bertambahnya umur seseorang maka faktor pengalaman melahirkan dan merawat anak pertama, faktor kesiapan fi sik dan psikis juga mempengaruhi kemampuan dalam perawatan mandirinya. Pada tabel. 6 pada kelompok kontrol menunjukkan kemampuan tertinggi yaitu kemampuan bantuan sebagian sebanyak 7 orang (70 %) pada umur 25 35 tahun; sedangkan kemampuan perawatan terendah yaitu kemampuan supportif edukatif sebanyak 1 orang (10 %) pada umur 25 35 tahun. Hal ini menunjukkan pada kelompok responden dengan umur 25 35 tahun tingkat kemampuan perawatan mandiri semakin rendah dibandingkan dengan kelompok eksperimen, yaitu dengan kemampuan bantuan sebagian. Berdasarkan hasil penelitian ini, faktor umur berpengaruh tetapi jika tidak ada pemberian informasi dan pendidikan kesehatanmaka tujuan atau hal yang diharapkan dari perawatan kesehatan juga tidak optimal. Teori Notoatmodjo (2003) juga menyatakan bahwa proses pembelajaran diharapkan dapat memperoleh pengetahuan yang lebih baik, khususnya tentang pelaksanaan perawatan kesehatan yang baik, sehingga pendidikan membawa akibat terhadap perubahan perilaku sasaran. Tabel. 5 dapat disimpulkan bahwa kemampuan perawatan mandiri berdasarkan karakteristik pendidikan pada kelompok eksperimen yaitu kemampuan supportif edukatif sebanyak 4 orang (40 %) dengan pendidikan perguruan tinggiatau akademi; sedangkan kemampuan perawatan terendah yaitu kemampuan supportif edukatif sebanyak 1 orang (10 %) dengan pendidikan SLTP. Hal ini menunjukkan semakin tinggi tingkat pendidikan maka kemampuan untuk menyerap informasi yang Pengaruh Kesehatan Masa Nifas terhadap Ibu Nifas Post Sectio Caesarea (SC) 99

ada juga semakin baik, sehingga semakin optimal untuk melakukan hal-hal yang diinstruksikan. Teori yang diungkapkan oleh Notoatmodjo (2002) bahwa pengetahuan merupakan domain yang sangat penting bagi terbentuknya tindakan seseorang. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih mantab daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Saefuddin (2001) menjelaskan bahwa, pendidikan kesehatan dan konseling merupakan proses pemberian informasi yang obyektif dan lengkap, dilakukan secara sistematik dengan panduan keterampilan komunikasi interpersonal, teknik penyampaian, dan penguasaan pengetahuan klinik. kesehatan yang diberikan didalamnya mengandung unsur-unsur tentang informasi dan pengetahuan mengenai masa nifas dan perubahanperubahannya baik fisiologis maupun psikologis. Selanjutnya dengan pengetahuan-pengetahuan itu akan menimbulkan kesadaran mereka, dan akhirnya akan menyebabkan orang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya itu. Hasil atau perubahan perilaku dengan cara ini akan membutuhkan waktu yang lama, tetapi perubahan yang dicapai akan bersifat langgeng karena didasari pada kesadaran mereka sendiri bukan karena paksaan. Pengaruh pendidikan kesehatan masa nifas terhadap kemampuan perawatan mandiri ibu Post SCdijelaskan pada Tabel.9; sebanyak 10 responden yang diberi pendidikan kesehatan masa nifas, persentase terbanyak yaitu responden dengan kemampuan supportif edukatif yaitu sebanyak 8 orang (80 %); sedangkan dari 10 responden yang tidak diberi pendidikan kesehatan masa nifas, persentase terbanyak yaitu responden dengan kemampuan bantuan sebagian yaitu sebanyak 9 orang (90 %). Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan masa nifas mempunyai pengaruh terhadap kemampuan perawatan mandiri ibu nifas Post SC. Hasil uji statistik Independent Samples T-Test didapatkan hasil t hitung sebesar 4,664 dengan taraf signifikansi 0,000 dan t tabel sebesar 2,101 dengan taraf signifikansi 0,05. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel, maka Ha diterima yang artinya ada pengaruh pendidikan kesehatan yang diberikan terhadap kemampuan perawatan mandiri. Dalam penelitian ini, menggunakan metode yang bervariasi, yaitu dengan ceramah, demonstrasi, dan menggunakan alat bantu leafl et dalam penyampaian pendidikan kesehatan masa nifas. Pada pelaksanaanya ibu Post SC memiliki rasa keingintahuan yang besar dengan adanya pertanyaan-pertanyaan yang disampaikandan pelaksanaan perawatan mandiri ibu Post SC semakin baik jika dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak diberikan pendidikan kesehatan masa nifas. Dengan metode dan media pendidikan kesehatan yang semakin bervariasi dan menarik, harapannya penyampaian pendidikan semakin efektif, pesan-pesan kesehatan dapat disampaikan dengan jelas, dan ibu Post SC dapat menerima pesan tersebut dengan jelas pula. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh pendidikan kesehatan masa nifas terhadap kemampuan perawatan mandiri ibu nifas Post SC di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dengan t hitung sebesar 4,664 dan t tabel sebesar 2,101 dengan taraf signifi kansi 0,05. 2. Kemampuan perawatan mandiri ibu nifas Post SC yang diberikan pendidikan kesehatan masa nifas sebagian besar merupakan responden dalam kategori kemampuan supportif edukatif yaitu sebanyak 8 orang (80 %). 3. Kemampuan perawatan mandiri ibu nifas Post SC yang tidak diberikan pendidikan kesehatan masa nifas sebagian besar merupakan responden dalam kategori kemampuan bantuan sebagian yaitu sebanyak 9 orang (90 %). RUJUKAN 1. Depkes RI. 2003. Pedoman pemantauan wilayah setempat kesehatan ibu dan anak (PWS-KIA). Depkes: Jakarta 2. Wiknjosastro, H. 1999. Ilmu kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta 3. Donald, M. 1995. Obstetri William, Edisi 18. EGC: Jakarta 4. Kasdu, D. 2003.Operasi Caesar masalah dan solusinya. Puspa Swara: Jakarta 5. Saefuddin, AB. 2000.Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. JNPKKR: Jakarta 6. Hidayat, A.A. 2004.Pengantar konsep dasar keperawatan. Salemba Medika: Jakarta. 7. Sugiyono. 2004.Statistik untuk penelitian cetakan ke-8. Alfa beta: Bandung 8. Mary, H. 2003.Panduan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. EGC: Jakarta 9. Notoatmodjo, 2003, kesehatan dan perilaku kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta 10. Notoatmodjo. 2002. dan ilmu perilaku kesehatan. Renika Cipta: Jakarta 100 Yugistyowati, 2013. JNKI, Vol. 1, No. 3, Tahun 2013, 96-100