Model Pemanfaatan Media Pembelajaran Virtual Lab dalam Pembelajaran Mandiri

dokumen-dokumen yang mirip
Model Pemanfaatan Media Pembelajaran Virtual Lab dalam Pembelajaran Klasikal

Sistem Informasi untuk Pendidikan (3) Pengembangan Kurikulum S2 KRK640 3 SKS

CYBERPRENEUR COMPETITION Kementerian Koperasi Usaha Kecil Dan Menengah. Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat

INFOGRAFIS HARI PERTAMA SEKOLAH

saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Sains diartikan sebagai bangunan ilmu pengetahuan dan proses.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di era

Kelas Maya. Panduan Pengguna Sistem - Siswa. Republik Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari fenomena alam, fisika juga memberikan pelajaran yang baik kepada

II. TINJAUAN PUSTAKA. terjadi dalam diri seseorang dan interaksi dengan lingkungannya. Hal ini sesuai

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA KEGIATAN PEMBELAJARAN FISIKA SMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Makalah. Teknologi Informasi dan Komunikasi. Pendidikan Fisika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya pembelajaran kimia yang kreatif dan inovatif, Hidayati (2012: 4).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGANTAR E-LEARNING Apa yang kita bahas? Perkembangan/Trends ICT Tantangan Pendidik Bagaimana menghadapinya?

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin pesat menuntut adanya sumber daya manusia. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran. Melalui pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Penggunaan e-learning sebagai Pendukung Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada SMAK St. Stanislaus Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya teknologi yang diterapkan di telepon seluler

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

2015 PENGARUH PEMBELAJARAN IPA TERPAD U TIPE INTEGRATED TERHAD AP PENGUASAAN KONSEP D AN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP PAD A TOPIK TEKANAN

ISSN Jurnal Exacta, Vol. X. No. 2 Desember 2012

BAB I PENDAHULUAN. spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisis Penerapan Metode Praktikum Pada Pembelajaran Kimia Materi Pokok Hidrolisis Garam Kelas XI di MAN 1 Semarang Tahun

BAB I PENDAHULUAN. tahun ajaran 2013/2014. Pencapaian tujuan dari Kurikulum 2013

BAB I PENDAHULUAN. memiliki keahlian dan kemampuan yang unggul. Salah satu upaya pemerintah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pedoman Pengembangan Materi e- Pembelajaran

Buku Pegangan Pembekalan Admin Program Guru Pembelajar

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.

KEGIATAN BELAJAR 2 PERAN TEKNOLOGI DAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN ABAD 21

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yaitu penerapan model pembelajaran debat telah mampu meningkatkan

Untuk Guru, Laboran, dan Teknisi Tingkat Sekolah Dasar & Menengah

Transformasi Nilai Kepahlawanan dalam Membagun Nasionalisme

PEMBELAJARAN REMEDIAL TERHADAP PENGUASAAN KONSEP MATERI LAJU REAKSI SISWA SMK KELAS XI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

II. KELAS MAYA. A. Tujuan Pembelajaran. B. Uraian Materi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Niken Noviasti Rachman, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENANAMAN NILAI (KARAKTER) DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan di segala bidang dalam era globalisasi saat ini begitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran IPA terpadu merupakan salah satu model implementasi kurikulum 2013 dimana pembelajaran ini dikemas

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V PEMBAHASAN. model pengembangan Research and Development (R&D) yang terdiri dari 10

BLUE PRINT MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) yang mempunyai kompetensi yang tinggi baik dilihat dari aspek

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Tentang Program 1. Sekolah Digital Siswa dengan guru (belajar mengajar) Siswa dengan orangtua (pendampingan/kontrol).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memiliki peran yang sangat penting

APLIKASI TEKNOLOGI AUGMENTED REALITY PADA POSTER INFORMASI PARIWISATA JAWA TIMUR. Oleh : Ardiansyah R Akbar, S.Sn

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MEMBANGUN LITERASI DIGITAL DALAM PEMBELAJARAN OLEH : Nunuk Suryani. Page 1

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan sosial (IPS) di tingkat sekolah dasar (SD). Pembelajaran IPS

Peranan Teknologi Informasi pada Perguruan Tinggi; Paradigma, Konsep dan Strategi Implementasi, oleh Prof. Richardus Eko Indrajit Hak Cipta 2014 pada

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya undang-undang tersebut, maka dari waktu ke waktu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil uji hipotesa didapatkan adanya hubungan antara

Salah satu yang sangat urgen untuk menjadi perhatian para pendidik adalah berkembangnya apa yang disebut cyber teaching atau pengajaran maya.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. nasional, oleh karena itu peningkatan kualitas pendidikan haruslah dilakukan

1. Profil Kompetensi Bahan Kajian TI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. penelitian di lapangan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

14. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN...

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan dari sistem manual menjadi sistem komputerisasi berbasiskan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Belajar sebagai konsep mendapatkan pengetahuan, dalam praktiknya

2013 PENGARUH PENGGUNAAN PRAKTIKUM VIRTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA SMA PADA KONSEP TUMBUHAN LUMUT DAN PAKU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Implementasai kurikulum 2013 di Indonesia sangat diharapkan dalam

ARTIKEL INI DIIKUTKAN DALAM LOMBA MENULIS GURU ERA BARU. (Semarang, Penerbit Andi, 2013), hal.2. (Bandung : Alfabeta, 2014), hal.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu upaya untuk mendidik generasi penerus bangsa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Fisika merupakan salah satu cabang sains yang besar peranannya dalam

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum dari kurikulum yang sudah ada sebelumnya sehingga melahirkan

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. bab-bab terdahulu dan rekomendasi bagi berbagai pihak atas temuan-temuan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Software User Manual E-Learning Panduan Bagi Mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. ruangan kelas, dengan kondisi dimana guru atau pengajar mengajar di depan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DESAIN PEMBELAJARAN MODEL ADDIE DAN IMPLEMENTASINYA DENGAN TEKNIK JIGSAW

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi adalah era dimana setiap individu dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan berlangsung pesat, saat ini bermunculan istilah e-learning, online

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pendeskripsian data berisi penyajian data untuk masing-masing aspek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS SISTEMATIS TERHADAP INFORMASI MANAJEMEN LABORATORIUM Oleh Luh Putu Ary Sri Tjahyanti, S.T., M.Kom. 8

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (Information and

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Atas dasar pemikiran tersebut, pendidikan karakter. dengan metode serta pembelajaran yang aktif.

Profil Sekolah Pelaksana Pusat Sumber Belajar

OHM LABVIKA : PRAKTIKUM FISIKA DENGAN APLIKASI KOMPUTER. Oleh : Drs. Agus Dwi Basuki SMA Negeri 2 Kendal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarakan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan : Hasil belajar siswa SMA Negeri 2 Serui Kabupaten Kepulauan Yapen,

Transkripsi:

RANCANGAN Model Pemanfaatan Media Pembelajaran Virtual Lab dalam Pembelajaran Mandiri BALAI PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Jl. Lamongan Tengah, Bendanngisor, Semarang 50233 Telp. (024)8314292, fax. (024)8310051 Laman http://m-edukasi.kemdikbud.go.id, email: bpmultimedia@kemdikbud.go.id 2016

A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar (peserta didik) dan kreatifitas pengajar (pendidik). Pebelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu menumbuhkan motivasi tersebut akan membawa keberhasilan pencapaian target belajar. Salah satu yang dilakukan guru adalah dengan menerapkan pembelajaran abad 21, dimana perkembangan teknologi menjadi bagian yang terintegrasi dalam pembelajaran yang dilakukan. Dengan karakternya sebagai digital natives, siswa pada abad 21 ini akan lebih termotivasi belajarnya dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis TIK, salah satunya adalah pemanfaatan media pembelajaran virtual lab. Virtual lab atau lab maya merupakan model pembelajaran berbasis TIK yang dikembangkan dengan tujuan untuk memberikan ruang bagi pengguna melakukan eksplorasi atau eksperimen secara virtual. Laboratorium atau sering di singkat lab merupakan tempat siswa biasanya melakukan eksperimen terhadap suatu objek yang butuh dipastikan kebenarannya. Virtual atau maya karena tidak dilakukan di ruang laboratorium tetapi berbasis komputer berpiranti mobile gadget dan difasilitasi oleh jaringan. Selain itu, maya karena kontennya direkayasa menyerupai kondisi sesungguhnya. Dengan melakukan eksplorasi atau percobaan atau eksperimen menyerupai kondisi riilnya, diharapkan peserta didik akan mendapatkan presisi yang ideal sehingga meningkatkan kualitasnya, terutama tingkat berfikir peserta didik (Higher Order Thinking Level) atau HOTS. Semakin tinggi level berfikir peserta didik, semakin berkualitas. Peningkatan kualitas pembelajaran akan terjadi tidak semata-mata karena media yang digunakannya berkualitas tetapi komponen guru dan siswa juga menentukan tingkat keberhasilannya. Dengan melakukan peran motivator guru diharapkan dapat menumbuhkembangkan semangat belajar peserta didik meskipun terkadang guru tidak dapat hadir secara langsung di dalam kelas. Ketidakhadiran guru tersebut selanjutnya tidak harus meniadakan pembelajaran Balai Pengembangan Multimedia Pendidikan dan Kebudayaan, Kemendikbud Page 1

yang harus dipenuhi oleh peserta didik. Peserta didik dituntut untuk dapat belajar mandiri, di sekolah atau pun di luar sekolah (misalnya, di rumah). Untuk mencapai harapan tersebut di atas, pembelajaran yang dilaksanakan dengan mengintegrasikan media pembelajaran virtual lab, perlu disusun model pemanfaatannya. Dengan adanya model pemanfaatan virtual lab, diharapkan pengguna akan mudah dalam mengimplementasikan media pembelajaran ini ke dalam proses pembelajaran mandiri. B. Tujuan Tujuan model pemanfaatan media pembelajaran virtual lab adalah memberikan gambaran kepada pengguna strategi dan teknis pemanfaatan media pembelajaran virtual lab dalam proses pembelajaran mandiri, di sekolah maupun di luar sekolah. C. Manfaat Manfaat model pemanfaatan media pembelajaran virtual lab ini adalah agar terdapat gambaran kepada pengguna strategi dan teknis pemanfaatan media pembelajaran virtual lab dalam proses pembelajaran mandiri, di sekolah maupun di luar sekolah. D. Pola Pemanfaatan Pemanfaatan media pembelajaran virtual lab dapat difungsikan dalam pembelajaran mandiri dengan pola sebagai berikut: 1. Media pembelajaran mandiri di dalam sekolah Pola pemanfaatan ini digunakan oleh peserta didik yang dalam kondisi tertentu pendidik tidak dapat hadir secara langsung atau melakukan tatap muka. Dalam hal ini, pendidik harus mempersiapkan pembelajaran secara matang sehingga output belajar yang ditargetkan dapat terpenuhi. Dalam hal ini, kerjasama dengan ketua kelas atau pengurus kelas akan sangat membantu keberhasilan pembelajaran. Pembelajaran dengan pola ini mengoptimalkan media pembelajaran V-Lab dengan LKPnya serta penugasan mandiri diasumsikan akan menghasilkan pembelajaran yang efektif dan efisien. Balai Pengembangan Multimedia Pendidikan dan Kebudayaan, Kemendikbud Page 2

2. Media pembelajaran mandiri di luar sekolah Selain dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran mandiri di sekolah, media pembelajaran ini dapat digunakan secara mandiri di luar sekolah, baik sebagai penugasan mandiri maupun enrichment/ pengayaan. strategi pembelajaran yang dapat diterapkan sebagai penugasan mandiri adalah dengan meminta peserta didik untuk melakukan pengamatan dengan menggunakan aplikasi media pembelajaran V-Lab dan analisa menggunakan Lembar kerja Praktikum (LKP). Hasil belajarnya dapat didiskusikan pada saat pertemuan berikutnya. Sementara, sebagai enrichment/ pengayaan media pembelajaran ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan performa belajar peserta didik. Dalam hal ini, peserta didik boleh tidak menggunakan LKP. E. Prosedur dan Teknis Pemanfaatan 1. Sebagai media pembelajaran mandiri di dalam sekolah Pada saat pendidik tidak dapat hadir di dalam kelas, pendidik memberikan kepercayaan kepada ketua kelas untuk mengatur teman-temannya agar dapat belajar mandiri. Pendidik dapat memberitahukan prosedur bagaimana mendapatkan media pembelajaran tersebut dan menggunakannya. Pendidik meminta peserta didik untuk mengakses aplikasi yang dibutuhkan sebagai media pembelajaran. Kemudian, pendidik meminta peserta didik untuk men-download dan membuka aplikasinya. Selain itu, pendidik juga meminta peserta didik untuk men-download dan mem-print LKPnya. Atau, pendidik juga dapat membuat atau mempersiapkan sendiri LKPnya. Apabila bahan belajar sudah siap, maka pembelajaran dapt dilaksanakan. Berikut adalah prosedurnya. Pendidik memberikan tugas ke ketua kelas untuk mengatur teman sekelas. Ketua kelas memberitahukan tugas dari pendidik dan prosedur bagaimana menggunakan media pembelajaran V-Lab. Peserta didik mengikuti prosedur dan melaksanakan pembelajaran secara mandiri. Selanjutnya mengumpulkan hasilnya kepada ketua kelas. Figur 1. Prosedur Pola Pemanfaatan Media Pembelajaran Virtual Lab di Dalam Kelas Balai Pengembangan Multimedia Pendidikan dan Kebudayaan, Kemendikbud Page 3

2. Sebagai media pembelajaran mandiri di luar sekolah Pembelajaran di luar sekolah dilakukan jika pendidik merasa perlu untuk memberikan enrichment/ pengayaan kepada peserta didik. Pendidik yang memanfaatkan media pembelajaran dengan pola ini hanya memberitahu kepada peserta mengenai V-Lab, fungsi, dan teknis penggunaannya. Selanjutnya, peserta didik dapat secara mandiri melakukan eksplorasi atau eksperimen menggunakan media pembelajaran V-Lab. Selain itu, sebaiknya pendidik juga menyediakan diri sebagai mentor apabila peserta didik memerlukan diskusi atau konfirmasi. Berikut adalah prosedur pemanfaatan media pembelajaran V- Lab pada kegiatan pembelajaran mandiri di luar sekolah. Pendidik memberikan informasi kepada peserta didik mengenai V-Lab, fungsi dan teknis penggunaannya. Peserta didik mengakses, mendownload aplikasi, melakukan eksplorasi atau eksperimen dengan V-Lab. Pendidik menyediakan diri sebagai mentor untuk berdiskusi saat peserta didik melakukan konfirmasi terhadap materi yang telah dieksplorasi. Figur 2. Prosedur Pola Pemanfaatan Media Pembelajaran Virtual Lab di Luar Sekolah F. Cara Pemanfaatan Media pembelajaran virtual lab ini dapat dimanfaatkan dengan menggunakan jaringan internet yang ada di rumah, modem pribadi, wi-fi di tempat-tempat umum, dan melalui perangkat mobile. Jaringan internet hanya digunakan pada saat pertama kali men-download aplikasi dari web. Apabila seorang atau beberapa siswa telah memiliki aplikasi V-Lab di mobile gadget-nya, siswa tersebut dapat membagi aplikasi ke teman lainnya melalui bluetooth, kabel data, share it, atau piranti share lainnya. Mengenai cara pemanfaatannya, dapat dilakukan di dalam kelas/ sekolah dan di luar sekolah. Ketika V-lab dimanfaatkan di dalam sekolah, pendidik dapat menggunakan pendekatan ADDIE (Analysis Design Development Implementation Evaluation). Pendidik sebaiknya menganalisis terlebih dahulu media pembelajaran V-lab yang tepat untuk digunakan dalam membelajarkan topik/ materi pelajaran yang akan disampaikan. Berdasarkan hasil analisis ini, guru Balai Pengembangan Multimedia Pendidikan dan Kebudayaan, Kemendikbud Page 4

kemudian mendesain prosedur yang harus dilakukan peserta didik dan memberikan penugasan ke ketua kelas. Berdasarkan penugasan yang diberikan, peserta didik dapat mengoptimalkan waktu belajar untuk bereksplorasi menggunakan aplikasi dan LKP topik yang sedang dieksplorasi. Pemanfaatan media pembelajaran di luar sekolah dapat dilakukan kapan pun dan dimanapun, di rumah atau di tempat-tempat umum yang terfasilitasi oleh jaringan internet dan sepanjang pengguna menggunakan mobile gadget untuk mengakses V- lab. Dalam hal ini, pendidik hanya berperan sebagai informan kepada peserta didik dan selanjutnya peserta didiklah yang bereksplorasi atau bereksperiman secara mandiri menggunakan v-lab. G. Output Pemanfaatan Output yang diharapkan dari pemanfaatan media pembelajaran yang terintegrasi dalam pembelajaran mandiri ini adalah sebagai berikut. 1. Pelaksanaan paradigma pembelajaran abad 21 yang semakin nyata. Dengan diberdayakannya media pembelajaran V-Lab sebagai bagian dari komponen pembelajaran yang dibutuhkan, diharapkan memberikan dampak yang cukup tinggi bagi peserta didik sebagai digital natives. Dengan teknologi pembelajaran yang ada, para peserta didik melakukan observasi dalam dunia maya yang syarat dengan pengetahuan. Mereka selanjutnya dapat melakukan eksplorasi diri, melakukan analisa, dan mengkomunikasikannya dengan teman-teman yang lain. Dengan cara ini, pembelajaran diarahkan agar peserta didik berpikir kritis. 2. Pelaksanaan pembelajaran andragogy semakin baik. Dengan cara ini, peserta didik akan mengurangi ketergantungan kepada pendidik. Mereka membangun citra diri yang positif, sebagai generasi mandiri yang dapat diandalkan. Mereka memiliki pengalaman belajar yang lebih rill dengan menggunakan media pembelajaran V-lab. 3. Kemudahan dalam proses pembelajaran. Dikatakan bahwa pembelajaran merupakan proses memberikan informasi dan menerima informasi dari pendidik dan peserta didik. Dalam prosesnya, penyaluran informasi tersebut mengalami kendala karena ketidaktersediaan manual untuk memanfaatkan Balai Pengembangan Multimedia Pendidikan dan Kebudayaan, Kemendikbud Page 5

media atau saluran tersebut. Dengan adanya petunjuk pemanfaatan media pembelajaran, diharapkan proses pembelajaran akan lebih mudah, termasuk pembelajaran dengan memanfaatkan V-Lab. 4. Media pembelajaran V-Lab menjadi media yang memiliki eksistensi yang tinggi dalam dunia pendidikan, khususnya pada fasilitasi pembelajaran yang memiliki keterbatasan terutama pada infra struktur lab riil. Dengan desain konten yang sesuai dengan kondisi lab sebenarnya diharapkan peserta didik mengalami proses pembelajaran yang aktif, inovatif, dan menyenangkan, serta menghasilkan presisi hasil belajar yang tidak jauh beda jika dilakukan dengan menggunakan lab yang sebanarnya. H. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan Dengan kondisi pembelajaran abad 21, pemanfaatan media berbasis TIK sangat diperlukan untuk memotivasi peserta didik dalam belajar dan pendidik dalam meningkatkan kemampuannya dalam mengajar. Media pembelajaran V-Lab merupakan salah satu media pembelajaran berbasis TIK yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan. Agar pengguna (peserta didik dan pendidik) terfasilitasi dengan baik pembelajaran yang memerlukan eksplorasi atau eksperimen yang dilakukan, dapat memanfaatkan media pembelajaran V-Lab tersebut. Model pemanfaatan media pembelajaran V-Lab untuk pembelajaran mandiri disusun agar terdapat gambaran atau petunjuk bagaimana memanfaatkannya sehingga pembelajaran menjadi semakin aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan, serta meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik. Dengan demikian, pelaksanaan paradigma pembelajaran abad 21 semakin nyata, paradigma pembelajaran andragogy semakin baik, terjadi kemudahan dalam pembelajaran, intensitas penggunaan media pembelajaran V-Lab yang semakin tinggi, dan kualitas pembelajaran yang semakin meningkat. Pola pemanfaatan media pembelajaran V-Lab ini dapat dilakukan dalam pembelajaran mandiri baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Pada pola Balai Pengembangan Multimedia Pendidikan dan Kebudayaan, Kemendikbud Page 6

pemanfaatan mandiri di sekolah, pendidik membutuhkan kolaborasi yang baik dengan komponen lainnya, misalnya ketua kelas. Selain itu, peran guru sebagai mentor tetap diperlukan apabila peserta didik membutuhkan diskusi atau konfirmasi atas eksplorasi yang dilaksanakan. Sementara, di luar sekolah pendidik berperan sebagai informan kepada peserta didik sebelum mereka melakukan enrichment pembelajaran. Dukungan sarana dan prasarana seperti jaringan internet, modem pribadi, wi fi, dan piranti mobile sangat diperlukan. 2. Saran Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan model pemanfaatan media pembelajaran V-Lab secara mandiri ini. Beberapa hal tersebut adalah sebagai berikut. 1) Dalam pemanfaatannya jaringan harus kuat untuk men-download aplikasinya maupun untuk men-share aplikasi antar peserta didik. Untuk itu, diperlukan konektivitas jaringan yang cukup kuat; 2) Peran serta pengambil kebijakan sangat diperlukan terkait dengan policy atau aturan penggunaan mobile gadget di sekolah. Untuk itu, diperlukan sosialisasi terhadap hasil pengembangan teknologi pembelajaran ini; 3) Peran serta orang tua dalam mengontrol kebutuhan belajar anaknya juga diperlukan. Untuk itu, diperlukan sosialisasi kepada orang tua akan eksistensi media pembelajaran v-lab ini; 4) Konten agar selalu di-update dan dikembangkan. Balai Pengembangan Multimedia Pendidikan dan Kebudayaan, Kemendikbud Page 7