I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. begitu, seorang guru pendidikan agama Islam harus mampu mendidik. keselamatan dunia maupun di akhirat kelak.

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu

I. PENDAHULUAN. nasional yaitu membangun kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. sumber daya suatu Negara dapat ditingkatkan. Dewasa ini sudah menjadi. kebutuhan di setiap Negara untuk terus berusaha meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. yang Maha Esa, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan,

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia. Selain itu pendidikan. pembentukan anak-anak sekolah yang merupakan generasi penerus.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

I. PENDAHULUAN. yang mereka lahirkan. Dalam kelompok ini, arus kehidupan di kemudikan oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

I. PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan yang terjadi pada bangsa kita saat ini sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini dilanda era informasi dan globalisasi, dimana pengaruh dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terpelajar dengan sendirinya berbudaya atau beradab. Namun kenyataan

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju,

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana individu tersebut hidup.

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

I. PENDAHULUAN. norma yang berlaku di masyarakat ataukah tidak. faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Sebagai pengajar dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

INTENSITAS BIMBINGAN ORANG TUA DAN PEMAHAMAN TENTANG KEDISIPLINAN PENGARUHNYA TERHADAP KETAATAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. tinggi serta mau bersaing dalam tantangan hidup. Akan tetapi sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagian penting bagi kehidupan bangsa dan negara. Secara detail, penyebab

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK),

1. PENDAHULUAN. dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, masyarakat, bangsa dan negara (UUSPN No. 20 tahun 2003).

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

I. PENDAHULUAN. lain-lain. Perubahan itu merupakan kecakapan baru yang terjadi karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Republik Indonesia, pendidikan nasional berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

arti yang luas. Peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi,

I. PENDAHULUAN. dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Undang-undang itu menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Negara (Undang-Undang No. 20 Tahun 2003) informal dapat melalui keluarga dan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. (aspek keterampilan motorik). Hal ini sejalan dengan UU No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. mampu mendidik anak mereka secara sempurna, karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. generasi-generasi muda menjadi generasi yang cerdas. Maksud dari generasigenerasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan dan teknologi serta mampu bersaing pada era global ini.

I. PENDAHULUAN. keadaan tertentu kesuatu keadaan yang lebih baik. Pendidikan sebagai pranata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

I. PENDAHULUAN. Guru merupakan seorang yang bertanggung jawab mencerdaskan siswa-siswinya.

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertumbuhan budi pekerti tiap-tiap manusia. Orang tua dapat menanamkan benih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tetap diatasi supaya tidak tertinggal oleh negara-negara lain. pemerintah telah merancang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

Pengaruh kepramukaan dan bimbingan orang tua terhadap kepribadian siswa kelas I SMK Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2005/2006. Oleh : Rini Rahmawati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Kewarganegaraan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Dalam undang-undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem

I. PENDAHULUAN. Budaya kekerasan dan kemerosotan akhlak yang menimpa anak-anak usia

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. warganya belajar dengan potensi untuk menjadi insan insan yang beradab, dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memang dunia yang tidak pernah bisa habis untuk. diperbincangkan. Karena selama manusia itu ada,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Nasional dinyatakan bahwa Pendidikan nasional...bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan. demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Sely Lamtiur, 2014 Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mendapatkan pekerjaan yang baik. Sekolah harus mampu mendidik peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan di Sekolah atau lembaga pendidikan formal. Pada umumnya

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembangunan dibidang pendidikan di Indonesia adalah meningkatkan kualitas manusia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkpribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif dan inovatif, terampil berdisiplin, beretos kerja, professional, bertanggung jawab dan produktif serta sehat jasmani dan rohani. Tujuan tersebut ditempuh antara lain melalui proses pembelajaran yang salah-satunya dilembaga pendidikan formal disekolah.. Sekolah sebagai lembaga pendidikan secara langsung memiliki tanggung jawab membentuk anak-anak didiknya menjadi anak yang mempunyai karakter disiplin, mandiri, jujur dan selalu berusaha meningkatkan kemampuan dirinya. Karena pentingya pendidikan sekolah dalam pembangunan, maka seorang guru memegang peranan yang sangat penting. Pada dasarnya seorang guru merupakan seseorang yang merupakan poin utama dalam tercapainya suatu tujuan pendidikan baik pendidikan formal maupun nonformal. Jadi dapat dikatakan berhasil atau tidaknya suatu peroses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh seorang pendidik atau guru. Untuk mencapai

2 keberhasilannya guru diharapkan dapat menjalankan peranannya sebagai sebagai pendidik, pengajar, motivator dan pembimbing yang paling penting adalah guru diharapakn bisa membimbing siswa-siswanya agar bisa bersikap jujur dalam kehidupan sehari-hari. Keberhasilan dalam pendidikan sangat bergantung pada pelaksana pendidikan yaitu guru, maka program pembelajaran yang diberikan kepada siswa harus membina dan mengembangkan pendidikan karakter siswa.. Dalam proses pembelajaran guru diharapakan tidak hanya memberikan penjelasan materi dengan ceramah tetapi yang paling penting adalah seorang guru membangun dan menanamkan nilai-nilai akhlak mulia dalam konteks kehidupan sehari-hari sehingga kemudian diharapkan anak-anak didiknya menjadi anak yang mempunyai karakter disiplin, mandiri, jujur dan selalu berusaha meningkatkan kemampuan dirinya. Peranan guru sangat penting dalam menanamkan nilai-nilai kejujuran pada siswa, karena guru sering bersentuhan langsung dengan anak-anak didiknya dalam proses pembelajaran. Saat proses itulah peran-peran guru menanamkan tradisi kejujuran kepada siswa-siswinya. Menanamkan nilai kejujuran, terutama di lingkungan pendidikan terasa semakin sulit antara lain penyebabnya adalah krisis keteladanan, sanksi yang diberikan oleh guru di sekolah tersebut kurang tegas tidak adanya kesamaan antara kata-kata dan perbuatan hal tersebut semakin merambah hampir di setiap ranah kehidupan termasuk di lembaga pendidikan.

3 Jujur menurut kamus bahasa Indonesia memiliki arti lurus hati tidak curang maka dapat di simpulkan bahwa siswa yang memiliki karakter jujur adalah siswa yang batinnya cendrung lurus atau tidak curang sehingga mempengaruhi pikirannya untuk selalu mencari cara berbuat jujur yang kemudian diwujudkan dalam sikap dan tingkah lakunya baik terhadap dirinya maupun lingkungannya. Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan melalui dokumentasi guru BK dan guru kelas VIII SMP Negeri 1 Jati Agung didapat data sebagai berikut: Tabel 1.1 : Jenis-Jenis Prilaku tidak jujur yang dilakukan oleh siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan TP.2012/2013. No Jenis Prilaku yang Kelas Jumlah tidak jujur VIII A VIII B VIII C VIII D 1 Mencuri 1 1 2 Mencontek saat 2 3 2 5 12 Ulangn 3 Alpa dan memberikan 4 12 12 5 33 keterangan yang tidak jujur 4 Bolos dengan 4 4-6 6 memberikan keterangn yang tidak jujur 5. Tidak Mengumpukan 1 5 3 7 16 tugas sesuai dengan kesepakatan yang telah ditentukan 6 Terlambat masuk 2 2 2 12 18 Kelas. 7 Tidak mengikuti jam 2 5-6 13 pelajaran Jumlah 15 32 19 41 99 Sumber: Guru BK dan Guru Kelas VIII SMPN 1 Jati Agung TP.2012/2013

4 Tabel 1.1 menjelaskan bahwa banyak kasus yang dilakukan oleh siswa SMP Negeri 1 Jati Agung yang mecerminkan prilaku tidak jujur mulai dari mencuri 1 orang, mencontek saat ulangan 12 orang, alpa dan memberikan keterangan yang tidak jujur 33 orang, bolos dan memberikan keterangan yang tidak jujur 16 orang, tidak mengumpulkan tugas sesuai dengan kesepakatan yang telah ditentukan 16 orang, terlambat masuk kelas 18 orang, dan tidak mengikuti jam pelajaran. Gejala-gejala atau perilaku siswa diatas menunjukan adanya pelanggaran nilai kejujuran. Dengan kata lain penanaman nilai kejujuran di sekolah belum maksimal. Dalam hal ini merupakan tanggung jawab dari guru untuk memperbaiki perilaku siswa tersebut melalui penanaman nilai kejujuran dalam proses pembelajaran baik dalam kelas maupun luar kelas. Tanggung jawab guru dalam penanaman nilai kejujuran diwujudkan melalui peran guru dalam pembelajaran yaitu peran guru sebagai pembimbing, pendidik, pengajaran dan motivator. Peran guru sebagai pembimbing adalah untuk membimbing anak didik menjadi manusia dewasa susila yang cakap, guru sebagai pembimbing memberikan bantuan kepada siswa dalam pemecahan masalah yang dihadapinya, membimbing siswa kearah yang lebih baik, mengarahkan siswanya dari tindakan yang menyimpang, memberikan contoh atau sebagai model bagi siswanya dengan cara berprilaku baik dan sesuai etika misalnya peran guru dalam membangun tradisi kejujuran kepada murid-muridnya saat ulangan guru menyampaikan agar tidak mencontek pada

5 teman maupun buku catatan, pesan itu disampaikan dengan bahasa yang sederhana yang bisa ditangkap anak didiknya. Peran guru sebagai pendidik merupakan peran yang berkaitan dengan tugastugas memberi bantuan dan dorongan, tugas-tugas pengawasan dan pembinaan agar siswa menjadi patuh terhadap aturan-aturan sekolah dan norma hidup dalam keluarga dan masyarakat Guru sebagai pendidik harus mengontrol setiap aktivitas siswa agar tingkah laku siswa tidak menyimpang dengan norma-norma yang ada dan guru harus bisa menanamkan nilai karakter yang baik kepada siswa seperti menanamkan nilai kejujuran pada siswa. Guru sebagai pengajar lebih menekankan kepada tugas dalam merencanakan dan melaksanakan pengajaran. Dalam tugas ini guru dituntut untuk menguasai ilmu atau bahan yang akan diajarkannya guru juga harus memiliki seperangkat pengetahuan dan keterampilan teknis mengajar. Peran guru sebagai pengajar dalam menanamkan nilai kejujuran guru diharapkan dapat memberikan ajaranajaran dan manfaat kejujuran kepada anak murid. Dalam peroses pengajaran peran guru dalam menanamkan nilai kejujuran dapat dilakukan dengan cara menyampaikan pengetahuan dan pemahaman tentang nilai kejujuran, memberikan ajaran-ajaran mengenai arti dan manfaat kejujuran kepada murid dan memberikan contoh yang nyata dalam kehidupan. Adapun peran guru sebagai motivator adalah Bersikap terbuka, dalam arti guru harus melakukan tindakan yang mampu memotivasi murid agar mampu menumbuhkan karakter kejujuran dalam dirinya.

6 Berdasarkan permasalahan diatas maka peneliti mengadakan penelitiaan dengan judul Peranan Guru dalam Menanamkan Nilai Kejujuran Pada Siswa Kelas VIII SMP N 1 Jati Agung Tahun Pelajaran 2012/2013. B. Fokus Penelitian Fokus Penelitian ini adalah peranan guru dalam menanamkan nilai kejujuran Pada Siswa Kelas VIII SMP N 1 Jati Agung Tahun Pelajaran 2012/2013. C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus penelitian maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut secara umum bagaimana peran guru dalam menanamkan nilai kejujuran pada siswa kelas VIII SMP N 1 Jati Agung Tahun Pelajaran 2012/201, Secara khusus adalah: 1. Bagaimana peran guru sebagai pembimbing dalam menanamkan nilai kejujuran pada siswa Kelas VIII SMP N 1 Jati Agung Tahun Pelajaran 2012/2013? 2. Bagaimana peran guru sebagai pendidik dalam menanamkan nilai kejujuran pada siswa Kelas VIII SMP N 1 Jati Agung Tahun Pelajaran 2012/2013? 3. Bagaimana peran guru sebagai pengajar dalam menanamkan nilai kejujuran Pada Siswa Kelas VIII SMP N 1 Jati Agung Tahun Pelajaran 2012/2013?

7 4. Bagaimana peran guru sebagai motivator dalam menanamkan nilai kejujuran pada siswa Kelas VIII SMP N 1 Jati Agung Tahun Pelajaran 2012/2013? D. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan peranan guru dalam menanamkan nilai kejujuran pada siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1 Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013. Secara khusus menjelaskan peran guru sebagai pembimbing dalam menanamkan nilai kejujuran, menjelaskan peran guru sebagai pendidik dalam menanamkan nilai kejujuran, menjelaskan peran guru sebagai pengajar dalam menanamkan nilai kejujuran, dan menjelaskan peran guru sebagai motivator dalam menanamkan nilai kejujuran. 2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoritis Penelitian tentang peranan Guru Dalam Menanamkan Nilai kejujuran pada siswa SMP Negeri 1 Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013, secara teoritik dapat menerapkan konsep, teori dan prinsip pendidikan khususnya pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan dalam wilayah kajian Nilai Moral Pancasila untuk menumbuhkan nilai kejujuran pada siswa baik itu di sekolah maupun diluar sekolah.

8 b. Kegunaan Praktis Kegunaan praktis dari hasil penelitian ini adalah: 1. Membantu siswa untuk bisa menanamkan nilai-nilai kejujuran dalam kehidupan sehari-hari. 2. Bagi guru, untuk mengoptimalkan proses pembelajaran dalam penanaman nilai moral kepada siswa dan mengarahkan siswa agar bisa menanamkan nilai kejujuran. 3. Menambah khasanah ilmu pendidikan, khususnya ilmu pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dan umumnya dapat memberikan imformasi dan sumbangan pemikiran dalam rangka meningkatkan kesadaran pentingnya nilai kejujuran, khususnya siswa SMP Negeri 1 Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013 E. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Ilmu Ruang Lingkup Ilmu dalam Penelitian ini adalah Ilmu pendidikan, khususnya Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam wilayah kajian Nilai Moral yang mengkaji tentang Keterampilan, Sikap, dan Nilai serta Prilaku Nyata baik disekolah maupun masyarakat. 2. Ruang Lingkup Objek Ruang lingkup objek dari penelitian ini adalah Peranan Guru dalam Menanamkan Nilai Kejujuran Pada Siswa SMP Negeri 1 Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013

9 3. Ruang Lingkup Subjek Ruang Lingkup Subjek dalam Penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi di kelas VIII A Sampai D Siswa SMP Negeri 1 Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013 4. Ruang Lingkup Wilayah Ruang Lingkup wilayah pada penelitian ini adalah di SMP Negeri 1 Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan. 5. Ruang Lingkup Waktu Ruang lingkup Waktu dalam Penelitian ini adalah sejak dikeluarkannya surat izin penelitian yang dikeluarkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung sampai selesai penelitian ini.