Visi Indonesia Pembangun- an Manusiaa Ekonomi. Infrastruktur. Kelautan. Transportasi dan Konektivitas. Pertanian. Pariwisata. dan.

dokumen-dokumen yang mirip
RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

KESIAPAN KABUPATEN MAROS MELAKSANAKAN SDGs. Ir. H. M. HATTA RAHMAN, MM (BUPATI MAROS)

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAPPEDA Planning for a better Babel

PADA MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANGKA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

PENGARUSUTAMAAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

Kebijakan Pengembangan SDM, Iptek dan Budaya Maritim dalam Mendukung Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL

ARAH KEBIJAKAN RENCANA INDUK KELITBANGAN OLEH KEPALA BALITBANG PROV. SUMBAR BUKITTINGGI, TANGGAL 25 APRIL 2018

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAB III Visi dan Misi

BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS

RPJM PROVINSI JAWA TIMUR (1) Visi Terwujudnya Jawa Timur yang Makmur dan Berakhlak dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA BOGOR SEBAGAI KOTA YANG CERDAS, BERDAYA SAING DAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI SMART GOVERMENT DAN SMART PEOPLE

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

KERANGKA PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)

URAIAN RUPMD BAB I PENDAHULUAN

INDONESIA NEW URBAN ACTION

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

Visi Mewujudkan Kabupaten Klaten yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing. Misi ke 1 :

Analisis Isu-Isu Strategis

KEYNOTE SPEECH Sosialisasi dan Pelatihan Aplikasi e-planning DAK Fisik

RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAN-GRK)

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN. rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah

BINTAN BERTUAH, NEGERI BERMARWAH

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pengarahan KISI-KISI PROGRAM PEMBANGUNAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

DUKUNGAN PROYEK SREGIP DALAM PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun Wates, 27 September 2017

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lingga

Menuju Pembangunan Permukiman yang Berkelanjutan

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun

Disampaikan oleh: MENTERI DALAM NEGERI TJAHJO KUMOLO KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Yogyakarta, 7 Maret 2016

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

RANCANGAN TEKNOKRATIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN)

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

Dokumen 2: Visi dan Peta Jalan Indonesia 2050

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN. roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan,

PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG

SAMBUTAN KEPALA BAPPEDA PROV JATENG

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Kepulauan Riau ARAH PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2016

MENUJU BANGKA BERMARTABAT

Terwujudnya Kota Mojokerto sebagai Service City yang Maju, Sehat, Cerdas, Sejahtera dan Bermoral.

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KOTA BATAM BATAM, 8 DESEMBER 2011

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Kebijakan Perkotaan Terkait Perubahan Iklim Oleh: Ir. Hayu Parasati, MPS, Direktur Perkotaan dan Perdesaan

BAB I PENDAHULUAN I.1

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

IKU Pemerintah Provinsi Jambi

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

Kursus pelatihan untuk pembuat kebijakan tentang produktivitas dan kondisi kerja UKM RENCANA AKSI STRATEGIS ASEAN UNTUK PENGEMBANGAN UKM

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-

Pemerintah Daerah Provinsi Bali BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PELAKSANAAN RPJMN BIDANG SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP DAN DUKUNGAN RISET

BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

SAMBUTAN/PENGARAHAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PADA MUSRENBANG RKPD PROVINSI JAMBI TAHUN 2016

BUTIR-BUTIR KONSOLIDASI PENYATUAN LANGKAH AKSELERASI PENCAPAIAN SASARAN 2016 per-bidang PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN

MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BERKELANJUTAN DI INDONESIA

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB VI STRATEGI DAN KEBIJAKAN

RENCANA KERJA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TAHUN 2011

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH )

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

Transkripsi:

PATHWAY

Efisiensi Sumberdaya dan Pengelolaan Sampah Pembangun- n- an Manusiaa Ekonomi Infrastruktur Transportasi dan Konektivitas Visi Indonesia 2050 Kelautan Pertanian Pariwisata dan Keragaman Budaya Energi dan Kelistrikan Kehutanan

Indonesia Vision 2050: The pathway to 2050 and its elements 2050 Future Indonesia 2040 Measures of success 2030 Opportunities 2020 Must-haves 2013 element element element element element element element element element Indonesia Today

Indonesia Pathway to 2050

Visi Indonesia 2050 Indonesia 2050, kekuatan ekonomi dunia yang ditopang pemanfaatan berkelanjutan sumber daya alam dan pembangunan kualitas manusia yang setinggi-tingginya.

VISI ELEMEN PEMBANGUNAN MANUSIA Kualitas manusia yang tinggi dalam tatanan hidup bermasyarakat yang setara dan inklusif EKONOMI Kesejahteraan ekonomi dan sosial yang merata dan berkelanjutan KELAUTAN Pemanfaatan sumber daya dan fungsi kelautan secara optimal dan lestari PERTANIAN Pertanian yang mandiri, unggul dan lestari KEHUTANAN Hutan yang lestari dan pemanfataan berkelanjutan atas hasil hutan ENERGI dan KELISTRIKAN Kemandirian dan ketahanan energi untuk mendukung pembangunan nasional yang berkelanjutan PARIWISATA dan KERAGAMAN BUDAYA Pariwisata berbasis kebudayaan lokal, pilar pembangunan masa depan TRANSPORTASI dan KONEKTIVITAS Jaringan transportasi darat, laut dan udara yang menunjang pertumbuhan dan pemerataan pembangunan INFRASTRUKTUR Infrastruktur yang menopang, melejitkan dan memeratakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan EFISIENSI SUMBERDAYA dan PENGELOLAAN SAMPAH Pemanfaatan sumberdaya dengan bijaksana, nirsampah dan berwawasan lingkungan

PEMBANGUNAN MANUSIA VISI INDIKATOR KEBERHASILAN KONDISI PEMUNGKIN Kualitas manusia yang tinggi dalam tatanan hidup bermasyarakat yang setara dan inklusif Kualitas manusia Indonesia yang tinggi Terserapnya angkatan kerja secara maksimal Penduduk dengan minimal tingkat pendidikan menengah formal Penduduk Indonesia memiliki akses merata terhadap pelayanan dasar dan terpenuhinya kebutuhan dasar Kebijakan dan program pemerintah jangka panjang untuk pengendalian populasi penduduk dan pemerataan penyebaran penduduk Kepastian hukum dan perbaikan penegakan hukum PERIODE TURBULENSI Perbaikan infrastruktur dan mutu layanan pendidikan dan kesehatan Peningkatan kompetensi dan daya saing angkatan kerja Pengembangan iptek dan pengembangan asosiasi profesi PERIODE TRANSFORMASI Pengendalian populasi penduduk Penyerapan maksimal angkatan kerja Penurunan tingkat kemiskinan serendah-rendahnya

POVERTY, UNEMPLOYMENT, AND GROWTH Sumber: BPS BONUS DEMOGRAFI Sumber: BPS dan UC Statistic

EKONOMI VISI INDIKATOR KEBERHASILAN KONDISI PEMUNGKIN Kesejahteraan ekonomi dan sosial yang merata dan berkelanjutan Menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia Pendapatan perkapita yang tinggi dan merata Kebijakan fiskal dan moneter yang mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi Dukungan kebijakan bagi investasi ekonomi hijau Desentralisasi dan subsidiaritas pembangunan ekonomi Keterhubungan antar pusat pertumbuhan ekonomi PERIODE TURBULENSI Penguatan infrastruktur pendukung pertumbuhan ekonomi Pemberian insentif bagi investasi ekonomi hijau Pengembangan ekonomi kreatif dan ekonomi skala kecil dan menengah, serta ekonomi pedesaan PERIODE TRANSFORMASI Penguatan pasar kreatif dan inklusif Peninjauan ulang secara frekuentif tentang definisi jenis layanan dan produk sesuai tuntutan pasar baru Pengembangan pusat pertumbuhan ekonomi baru

Sumber: 1) McKinsey, 2) MP3EI, 3) Price Waterhouse Cooper INDONESIA diperhitungkan menjadi kekuatan ekonomi KE-7 DUNIA

KELAUTAN VISI INDIKATOR KEBERHASILAN KONDISI PEMUNGKIN Pemanfaatan sumber daya dan fungsi kelautan secara optimal dan lestari Indonesia sebagai poros maritim dunia Kontribusi maksimal ekonomi sektor kelautan pada PDB Pergeseran paradigma dan pengarusutamaan: pembangunan ekonomi kelautan dan penguatan fungsi kemaritiman Kebijakan dan strategi percepatan pertumbuhan ekonomi kelautan Reformasi birokrasi dan tata niaga ekonomi kelautan Penegakan hukum di sektor kelautan PERIODE TURBULENSI Pembangunan infrastruktur kelautan Pembangunan tata niaga kelautan yang berkelanjutan Pengembangan industri kelautan PERIODE TRANSFORMASI Peningkatan kesejahteraan nelayan dan masyarakat pesisir secara signifikan dan merata Pengurangan dampak pencemaran, pelestarian sumber daya laut dan mitigasi bencana di wilayah pesisir

INDONESIA SEBAGAI POROS MARITIM DUNIA Benua Asia Samudera Pasifik Samudera Hindia Benua Australia PERKEMBANGAN KONTRIBUSI PDB KELAUTAN MENURUT SEKTOR (PERIODE 2004-2013) Sumber: BPS (2014)

VISI INDIKATOR KEBERHASILAN KONDISI PEMUNGKIN PERTANIAN Pertanian yang mandiri, unggul dan lestari Kemandirian dan ketahanan pangan Kontribusi maksimal ekonomi sektor pertanian pada PDB Kebijakan yang mendukung pertumbuhan sektor pertanian Peningkatan luasan lahan dan pengendalian konversi lahan pertanian, termasuk pengaturan tata guna dan kepemilikan lahan Adanya pendampingan petani secara memadai baik oleh negara maupun upaya individu perusahaan Transfer dan penyebaran teknologi dan inovasi pertanian yang mengedepankan Good Agriculture Practices (GAP) Reformasi birokrasi dan tata niaga pertanian PERIODE TURBULENSI Pengembangan sarana dan prasarana pendukung pertanian Pembangunan tata niaga pertanian dan bentuk-bentuk kemitraan usaha pertanian dengan inklusif dan inovatif dengan penguatan sinergi antara petani dan perusahaan Pengembangan model bisnis inklusif untuk pengentasan BOP / Based of the Piramyd Perluasan program kemitraan untuk perpaduan nilai perusahaan dengan komunitas / masyarakat Peningkatan jenis (diversifikasi), kuantitas dan kualitas (daya saing) produk pertanian PERIODE TRANSFORMASI Peningkatan kesejahteraan petani secara signifikan dan merata Pengurangan dampak kerusakan ekosistem, pengembangan model pertanian yang lestari

TRADE DEFICIT : FOOD PRODUCTS GLOBAL FOOD SECURITY INDEX, 2012-2014

KEHUTANAN VISI INDIKATOR KEBERHASILAN KONDISI PEMUNGKIN Hutan yang lestari dan pemanfataan berkelanjutan atas hasil hutan Penurunan laju kerusakan dan kehilangan kawasan hutan Kontribusi maksimal ekonomi sektor kehutanan pada PDB Kebijakan yang menekan laju kerusakan dan kehilangan kawasan hutan Terlaksanya kebijakan desentralisasi tata kelola kehutanan, melalui pembentukan dan operasionalisasi KPH (Kesatuan Pengelolaan Hutan) Perbaikan atas tata ruang dan tata guna kawasan hutan (pemantapan kawasan) berbasis ekosistem PERIODE TURBULENSI Perbaikan tata kelola hutan yang lestari Mendorong peningkatan pemanfaatan hasil hutan bukan kayu PERIODE TRANSFORMASI Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di dalam dan sekitar hutan Restorasi ekosistem menjadi model bisnis untuk perlindungan dan pelestarian hutan

INDONESIA S FOREST COVER Sumber: www.greenpeace.or

ENERGI dan KELISTRIKAN VISI Kemandirian dan ketahanan energi untuk mendukung pembangunan nasional yang berkelanjutan INDIKATOR KEBERHASILAN KONDISI PEMUNGKIN Menurunnya Elastisitas Energi dan meningkatnya Intensitas Energi nasional secara signifikan dan permanen Tercukupinya kebutuhan energi dengan komposisi bauran energi yang ideal Arah kebijakan ketahanan energi nasional, terkait dengan isu perubahan iklim Kebijakan dan insentif yang mendukung pergeseran bauran energi nasional dan konservasi / efisiensi energi Pengurangan / penghapusan subsidi energi atau disinsentif bagi penggunaan non-renewable energy PERIODE TURBULENSI PERIODE TRANSFORMASI Pembangunan / perbaikan infrastruktur dan sarana penyediaan energi yang handal Penyediaan dan pemanfaatan energi secara optimal dan berkelanjutan, serta distribusi energi secara merata Perbaikan bauran energi (diversifikasi energi) nasional Penggalian sumber energi baru Konservasi dan efisiensi energi

BAURAN ENERGI NASIONAL Sumber: 2012 Handbook of Indonesia s Energy Statistics, hal. 10, Pusdatin ESDM, diolah

RASIO ELEKTRIFIKASI

PARIWISATA dan KERAGAMAN BUDAYA VISI Pariwisata berbasis kebudayaan lokal, pilar pembangunan masa depan INDIKATOR KEBERHASILAN KONDISI PEMUNGKIN Jumlah pengembangan destinasi wisata dan jumlah kunjungan wisatawan yang merata di seluruh pulau dan provinsi Kontribusi maksimal sektor pariwisata pada PDB Serapan tenaga kerja pada sektor pariwisata Kebijakan dan strategi pengembangan pariwisata di tingkat nasional dan daerah yang konsisten Konsep pengembangan yang difokuskan pada pengembangan ekosistem pariwisata dan tidak hanya pengembangan destinasi wisata Penggalian, pengembangan, dokumentasi dan pelestarian budaya lokal Kesiapan budaya masyarakat dan iklim investasi dalam mendukung pariwisata PERIODE TURBULENSI PERIODE TRANSFORMASI Pengembangan destinasi wisata (DPN dan KSPN) beserta infrastruktur / fasilitas pendukungnya Konsistensi citra dan promosi wisata dan budaya Indonesia (branding) Perbaikan kualitas layanan wisata Pengelolaan wisata berbasis sumber daya alam yang berkelanjutan Peningkatan kesejahteraan masyarakat yang hidup dari sektor pariwisata Pengembangan kesenian dan industri seni dan wisata kreatif secara optimal

SEBARAN DESTINASI PARIWISATA INDONESIA Sumber: kementerian pariwisata

TARGET WISATAWAN

TRANSPORTASI dan KONEKTIVITAS VISI INDIKATOR KEBERHASILAN KONDISI PEMUNGKIN Jaringan transportasi darat, laut dan udara yang menunjang pertumbuhan dan pemerataan pembangunan Tingkat konektivitas pembangunan yang tinggi Kontribusi maksimal sektor transportasi pada PDB Sistem aturan yang mendukung strategi pembangunan sektor transportasi nasional Keterlibatan swasta secara konsisten dan signifikan pada moda transportasi nasional disertai insentif bagi investasi swasta di sektor transportasi PERIODE TURBULENSI Percepatan pembangunan (penambahan / perbaikan) infrastruktur jaringan transportasi modern, multimoda dan saling terhubung Perbaikan sistem dan perbaikan teknologi pengelolaan transportasi dan perhubungan PERIODE TRANSFORMASI Efisiensi dan modernisasi transportasi yang berkelanjutan Pengembangan transportasi massal perkotaan yang ramah lingkungan

KONSEP TRANSPORTASI Gambaran Konseptual Transportasi Indonesia yang Integratif, Berdaya Saing dan Memberdayakan Sumber: MP3EI

KONTRIBUSI SEKTOR TRANSPORTASI PADA PDB Sumber: Kementerian Perhubungan

INFRASTRUKTUR VISI INDIKATOR KEBERHASILAN KONDISI PEMUNGKIN Infrastruktur yang menopang, melejitkan dan memeratakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan Meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi secara signifikan Pertumbuhan ekonomi yang merata proporsional Kebijakan tata ruang yang berbasis ekosistem dan mendukung arah pembangunan nasional Arah kebijakan pembangunan infrastruktur yang komprehensif, terpadu dan berkeadilan Iklim investasi yang kondusif, dukungan kebijakan dan insentif serta alokasi APBN yang memadai PERIODE TURBULENSI PERIODE TRANSFORMASI Percepatan pembangunan infrastruktur utama pendukung pertumbuhan ekonomi Pembangunan infrastruktur pendukung: infrastruktur pengelolaan sumber daya air, perumahan, layanan pendidikan, kesehatan dan keagamaan, layanan pos dan perbankan, jaringan telekomunikasi, dll. Peningkatan investasi dan peran serta swasta dalam pembangunan infrastruktur Pembangunan infrastruktur desa dan daerah tertinggal Perbaikan kebijakan tata ruang dan pertanahan pada tingkat nasional, pulau dan daerah

KETIMPANGAN PERTUMBUHAN EKONOMI Sumber: Domestic Connectivity Initiative, WB 2010

PERTUMBUHAN EKONOMI TIAP SEKTOR GDP GROWTH BY SECTOR (2010 SERIES)

VISI INDIKATOR KEBERHASILAN KONDISI PEMUNGKIN EFISIENSI SUMBERDAYA dan PENGELOLAAN SAMPAH Pemanfaatan sumberdaya dengan bijaksana, nirsampah dan berwawasan lingkungan Penurunan kerusakan lingkungan hidup dan penurunan emisi karbon dampak pembangunan ekonomi Kenaikan tingkat produktivitas sumberdaya Peraturan lingkungan hidup yang mendukung efisiensi sumberdaya dan pengelolaan sampah / limbah hasil produksi Adanya komitmen dunia usaha secara nasional, regional dan lokal atas pengelolaan sumberdaya yang bijaksana dan efisien Kemampuan untuk menetapkan agenda, sasaran, dan indikator peningkatan efisiensi sumberdaya serta penghematan biaya Insentif (dan disinsentif) bagi pelaku pengelolaan limbah industri Disusunnya program dan kampanye nasional yang konsisten untuk membentuk pengertian dan perilaku dalam pemanfaatan sumberdaya dan pengolahan sampah / limbah alokasi APBN yang memadai PERIODE TURBULENSI Pemanfaatan sumberdaya industri secara efisien dan menyeluruh Adopsi dan perluasan penyebaran adaptasi teknologi pengelolaan limbah dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan limbah yang bernilai guna Pengelolaan sampah / limbah industri dan sampah rumah tangga secara berkelanjutan PERIODE TRANSFORMASI Adaptasi penuh teknologi dan inovasi pemanfaatan sumberdaya dan pengelolaan sampah / limbah Perubahan paradigma dalam pemanfaatan sumberdaya dan pengelolaan sampah / limbah

DOUBLE DECOUPLING Konsep double decoupling: secara bersamaan mengurangi volume penggunaan sumberdaya dan meredam dampak lingkungan Sumber: www.ecologic.eu