BAB IV. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

dokumen-dokumen yang mirip
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

SISTEMATIKA PENYUSUNAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL, RENCANA UMUM ENERGI DAERAH PROVINSI, DAN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH KABUPATEN/KOTA

BAB IV. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

SISTEMATIKA PENYUSUNAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL, RENCANA UMUM ENERGI DAERAH PROVINSI, DAN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH KABUPATEN/KOTA

RENCANA UMUM ENERGI DAERAH (RUED)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PRE SI DEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENT ANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL

KATA PENGANTAR. Semarang, Maret 2018

BAB I PENDAHULUAN. manajemen baik dari sisi demand maupun sisi supply energi. Pada kondisi saat ini

PERSIAPAN SUMATERA UTARA DALAM MENYUSUN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH (RUED)

Penyusunan Rencana Umum Energi Daerah (RUED) di Indonesia : Fasilitasi Penyusunan RUED di Propinsi Riau dan Kalimantan Tengah

Buku Pedoman PENGHARGAAN ENERGI MENUJU DESA MANDIRI ENERGI DI JAWA TENGAH TAHUN 2015

RENCANA UMUM ENERGI DAERAH PROVINSI (RUED-P) JAWA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL

Pengantar. i h a l a m a n

RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya penggunaan energi sejalan dengan

Energi di Indonesia. Asclepias Rachmi Institut Indonesia untuk Ekonomi Energi. 3 Mei 2014

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD ) TAHUN ANGGARAN 2016 BELANJA LANGSUNG

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Tata Cara

2 Di samping itu, terdapat pula sejumlah permasalahan yang dihadapi sektor Energi antara lain : 1. penggunaan Energi belum efisien; 2. subsidi Energi

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Perencanaan Strategis Bidang Energi Tahun Di DIY

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Daya Mineral yang telah diupayakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah pada periode sebelumnya.

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SEKTOR ESDM

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 300,

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN PENYUSUNAN POTENSI SERTA NERACA SUMBERDAYA DAN CADANGAN MINERAL DI JAWA TENGAH

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENETAPAN DAN PENANGGULANGAN KRISIS ENERGI DAN/ATAU DARURAT ENERGI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TERM OF REFERENCE (TOR) PENUNJUKAN LANGSUNG TENAGA PENDUKUNG PERENCANAAN PENGEMBANGAN PENANAMAN MODAL DI BIDANG ENERGI TAHUN ANGGARAN 2012

FAKTOR SUPPLY-DEMAND DALAM PILIHAN NUKLIR TIDAK NUKLIR. Oleh: Prof. Dr. Ir. Prayoto, M.Sc. (Guru Besar Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada)

TERM OF REFERENCE (KERANGKA ACUAN KERJA) KEGIATAN PENINGKATAN PELAYANAN PERIZINAN/REKOMENDASI USAHA PERTAMBANGAN

BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIZJING)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 300,

KERANGKA ACUAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan rata-rata ASEAN adalah 364 TOE/juta US$, dan negara maju 202 TOE/juta US$

MENTERI KOORDINATBIDANG INDONESIA MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

2017, No pemanfaatan energi baru dan energi terbarukan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu

I. PENDAHULUAN. optimal. Salah satu sumberdaya yang ada di Indonesia yaitu sumberdaya energi.

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Uraian Pendahuluan 1

STRATEGI KEN DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN ENERGI NASIONAL

KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL Berdasarkan PP KEN 79/2014

DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Mendukung Pengentasan Kemiskinan melalui Perencanaan Energi Daerah di Indonesia

BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIZJING)

Rencana Kegiatan Pembinaan Penyusunan RUED

KERANGKA ACUAN KERJA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN KETENAGALISTRIKAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SOSIALISASI KEBIJAKAN PENYESUAIAN SUBSIDI BAHAN BAKAR MINYAK

Kebijakan. Manajemen Energi Listrik. Oleh: Dr. Giri Wiyono, M.T. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

POLICY BRIEF ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA KEDAULATAN ENERGI

Tugas Akhir Universitas Pasundan Bandung BAB I PENDAHULUAN

DEWAN ENERGI NASIONAL RANCANGAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pun kena dampaknya. Cadangan bahan tambang yang ada di Indonesia

BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIZJING)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA S..A...LINAN

INSTRUMEN KELEMBAGAAN KONDISI SAAT INI POTENSI DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ENERGI INDIKASI PENYEBAB BELUM OPTIMALNYA PENGELOLAAN ENERGI

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu keharusan yang harus dipenuhi. Ketersediaan energi listrik yang

WALIKOTA TASIKMALAYA,

Indonesia Water Learning Week

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari fosil hewan dan tumbuhan yang telah terkubur selama jutaan tahun.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Disampaikan oleh: TJAHJO KUMOLO

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Panas Bumi adalah sumber energi panas yang terkand

BAB I PENDAHULUAN. kv, yang membentang sepanjang Pulau Jawa-Bali. Sistem ini merupakan

PETA REGULASI KONSERVASI ENERGI

4. URUSAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Uraian Pendahuluan 1

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 34 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 859 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PANAS BUMI UNTUK PEMANFAATAN TIDAK LANGSUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Pekerjaan Penyusunan Kajian Anomali Air Tanah di Kabupaten Purworejo dan Kabupaten Kebumen

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : KEP-03/M.

- 3 - MEMUTUSKAN: : KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL TENTANG PENETAPAN WILAYAH PERTAMBANGAN PULAU JAWA DAN BALI.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 16/PUU-XIV/2016 Subsidi Energi (BBM) dan Subsidi Listrik dalam UU APBN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

MATRIK USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2014

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG E N E R G I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN TAHUN JAMAK

Versi 27 Februari 2017

PERANAN MIGAS DALAM MENDUKUNG KETAHANAN ENERGI

G U B E R N U R L A M P U N G

(TOR) PENUNJUKAN LANGSUNG TENAGA PENDUKUNG PERENCANAAN PENGEMBANGAN PENANAMAN MODAL DI BIDANG SUMBER DAYA MINERAL TAHUN ANGGARAN

Transkripsi:

BAB IV. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) URAIAN PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Peran energi sangat penting dalam proses pembangunan ekonomi, terutama dalam mendukung industrialisasi. Besarnya konsumsi energi perkapita merupakan salah satu tolak ukur kesejahteraan dan taraf hidup bangsa. Potensi sumber energi primer di Indonesia khususnya di Jawa Tengah sangat berlimpah dan beraneka ragam tetapi belum dimanfaatkan secara optimal sehingga pemanfaatan bahan bakar minyak mendominasi pada berbagai sektor. Berdasarkan Undang-undang No.30 Tahun 2007 tentang Energi dan Peraturan Presiden No.5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional serta Blueprint Pengelolaan Energi Nasional secara signifikan mengarahkan agar proporsi konsumsi energi bergeser untuk mengurangi ketergantungan terhadap BBM karena mengingat keterbatasan cadangan sehingga selanjutnya akan bergeser ke energi non BBM seperti gas, batubara serta energi baru terbarukan lainnya. Konsumsi energi di Provinsi Jawa Tengah cukup besar sehingga perlu adanya penghematan dan konservasi energi untuk memenuhi kebutuhan energi sekarang maupun di masa yang akan datang. Sehubungan dengan itu Pemerintah Provinsi perlu menyusun Dokumen Umum Pengelolaan Energi Daerah. 2 Maksud dan Tujuan Penyusunan Dokumen Rencana Umum Pengelolaan Energi Daerah yang berbasis pada sumber daya energi di daerah (Energi Baru Terbarukan) dimaksudkan untuk mewujudkan kemandirian dalam pengelolaan energi di daerah. Adapun tujuan kegiatannya adalah : 1. Menggambarkan kondisi energi daerah saat ini serta permasalahan yang dihadapi.

2. Memproyeksikan kebutuhan energi atas dasar tuntutan perkembangan zaman dan kebutuhan pembangunan di masa yang akan datang. 3. Merumuskan kebijakan penyediaan energi yang berbasis sumberdaya energi lokal. 3 Sasaran Masyarakat, instansi pemerintah, badan usaha penyedia dan pengguna energi. 4 Lokasi Kegiatan Jawa Tengah. 5 Sumber Pendanaan Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan APBD Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2015 6 Nama dan Organisasi Pejabat Pembuat Komitmen Nama Pejabat Pembuat Ir. EDY SUCIPTO, MT Komitmen Proyek/Satuan Kerja Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah DATA PENUNJANG 7 Data-Dasar - Data Pengawasan Migas - Data koordinasi dengan Fuel Retail Marketing Region IV PT. Pertamina (Persero) 9 Studi-Studi Terdahulu RUPED Jawa Tengah tahun 2014 Inventarisasi kebutuhan gas untuk industri dan rumah tangga tahun anggaran 2014 Inventarisasi Desa Mandiri Energi di Jawa Tengah tahun 2014 Laporan Pembangunan Biogas tahun anggaran 2014 10 Referensi Hukum UU No.22 Tahun 2001, tentang Minyak Dan Gas Bumi. UU No.30 Tahun 2007, tentang Energi. Perpress No.5 Tahun 2006, tentang KEN. RUANG LINGKUP 11 Lingkup Kegiatan Lingkup pekerjaan ini meliputi : 1. Persiapan Pada tahap ini, pihak pelaksana perlu melakukan koordinasi dengan Tim Teknis RUPED yang

ditetapkan oleh Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah. Untuk tahapan berikutnya, pelaksana pekerjaan melakukan pengolahan dan kajian data sekunder yang keluarannya berupa : a. Rencana kerja beserta jadwal pelaksana pekerjaan. b. Kerangka konseptual tentang RUPED beserta data, informasi, methodologi dan peralatan yang dibutuhkan 2. Pengolahan / Pemrosesan Data Data tersebut mencakup kondisi pasokan dan pemintaan energi, potensi energi daerah dan data pendukung lainya. Pemrosesan data tersebut ditujukan untuk mengevaluasi secara tajam mengenai kondisi saat ini, asumsi-asumsi dan proyeksi kebutuhan energi dimasa yang akan datang. Metode yang akan digunakan adalah analisis statistik ekonometri dengan program software yang relevan tergantung dari pertimbangan pelaksana kegiatan. Untuk tahap pekerjaan ini Tim pelaksana sebagai penyedia barang jasa banyak berperan dan dapat melibatkan Tim Teknis RUPED. Dari hasil pendataan dan pemrosesan data dapat dipergunakan bersama yaitu antara Tim pelaksana dan Tim Teknis RUPED guna untuk menyusun indikasi Kebijakan dan Program Energi Daerah. 3. Penyusunan Laporan Pada tahap penyusunan Draft Laporan Akhir dilakukan diskusi secara intensif dengan Tim Penyusun Pengelolaan Energi Daerah Provinsi Jawa Tengah untuk validasi informasi dan perumusan Kebijakan Rencana Umum Pengelolaan Energi Daerah. Laporan tersebut menjadi bahan utama pembahasan diskusi yang selanjutnya dibuat sebagai hasil Laporan Akhir kegiatan ini.

12 Keluaran Dokumen Rencana Umum Pengelolaan Energi Daerah tahun 2015. 14 Peralatan dan Material dari Penyedia Jasa Konsultasi Peralatan yang diperlukan : Software LEAP Alat Tulis Laptop/computer Printer 15 Lingkup Kewenangan Penyedia Jasa Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan pengelolaan energi di Jawa Tengah. Mengumpulkan data sekunder meliputi informasi penyediaan energi (supply) dan kebutuhan energi (demand) di Jawa Tengah. Melakukan kajian terhadap rencana pengelolaan energi di Jawa Tengah pada tahun 2015-2020 16 Jangka Waktu Penyelesaian Kegiatan 75 (tujuh puluh lima) hari kalender sejak ditandatangani Surat Perintah Kerja. 17 Personil Klasifikasi personil yang diperlukan pada kegiatan ini dengan kualifikasi sebagai berikut : a. 1 (satu) orang Ahli teknik elektro, minimal S1 Teknik Elektro dengan pengalaman 8 tahun b. 1 (satu) orang Ahli teknik elektro, minimal S1 Teknik Elektro dengan pengalaman 3 tahun c. 1 (satu) orang Ahli teknik informatika, minimal S1 teknik informatika dengan pengalaman 4 tahun d. 1 (satu) orang Ahli teknik informatika, minimal S1 teknik informatika dengan pengalaman 1 tahun e. 1 (satu) orang Ahli Ekonomi Pembangunan, minimal S1 Ekonomi dengan pengalaman 4 tahun f. 3 (tiga) orang Tenaga Pendukung,terdiri dari : - 1 (satu) orang Asisten, min. Diploma Teknik (D3) - 1 (satu) orang Tenaga Administrasi, minimal SLTA/SMK/STM - 1 (satu) orang Operator Komputer, minimal SLTA/SMK/STM

18 Jadwal Tahapan Pelaksanaan Kegiatan (Jadwal terlampir) LAPORAN 19 Laporan Pendahuluan Laporan pendahuluan memuat : Latar Belakang Masalah dan kondisi umum daerah penelitian atau pekerjaan telah mencapai 30% (tiga puluh persen). Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya : 30 (tiga puluh) hari setelah sejak Surat Perintah Kerja diterbitkan sebanyak 10 (sepuluh) buku laporan yang telah dibahas oleh Panitia Penerima Hasil Pekerjaan yang hasilnya dituangkan dalam Berita Acara I. 21 Laporan Antara Laporan antara memuat hasil sementara pelaksanaan kegiatanyang telah mencapai 85% (delapan puluh lima persen) berisi Maksud dan tujuan, Metodologi penelitian, sistematika pelaporan dan data sekunder Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya : 50 (lima puluh) hari setelah sejak Surat Perintah Kerja diterbitkan sebanyak 10 (sepuluh) buku laporan yang telah dibahas oleh Panitia Penerima Hasil Pekerjaan yang hasilnya dituangkan dalam Berita Acara II. 22 Laporan Akhir Laporan akhir memuat : semua hasil lapangan, hasil survei, rumusan-rumusan dan hasil inventarisasi, data dan analisa hasil survei, evaluasi data primer dan sekunder atau telah mencapai 100% (seratus persen) pekerjaan. Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya : 75 (tujuh puluh lima) hari setelah sejak Surat Perintah Kerja diterbitkan sebanyak 10 (sepuluh) buku laporan dan cakram padat (compact disc) (jika diperlukan) yang telah dibahas oleh Panitia Penerima Hasil Pekerjaan yang hasilnya dituangkan dalam Berita Acara III. Semarang, 2015 KEPALA BIDANG KETENAGALISTRIKAN Selaku PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN Ir. EDY SUCIPTO, MT NIP. 19601011 198903 1 006

KERANGKA LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN RENCANA UMUM PENGELOLAAN ENERGI DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015-2020 KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR (FOTO) DAFTAR TABEL BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penyusunan RUEN, RUED-P, RUED-Kab/Kota 1.2 Identifikasi aspek legal bagi Pemerintah, provinsi atau kabupaten/kota. 1.3 Keterkaitan RUEN, RUED-P, atau RUED-Kab/Kota 1.4 Pengertian RUEN, RUED-P, atau RUED-Kab/Kota. BAB II. KONDISI ENERGI NASIONAL/DAERAH SAAT INI DAN EKSPEKTASI MASA MENDATANG 2.1 Isu dan Permasalahan Energi 2.1.1 Ketergantungan pada nergy fosil 2.1.2 Pemanfaatan nergy baru, nergy terbarukan 2.1.3 Infrastruktur nergy 2.1.4 Subsidi bahan bakar minyal dan listrik 2.1.5 Harga keekonomian komoditas nergy 2.1.6 Langkah penanggulangan kondisi krisis dan darurat nergy 2.2 Kondisi Energi Nasional/Daerah 2.2.1 Indikator sosio-ekonomi 2.2.2 Indikator nergy 2.2.3 Indikator lingkungan 2.3 Kondisi Energi Nasional/Daerah di Masa Mendatang dalam permodelan. 2.3.1.Menginventarisasi data pengelolaan energy pada tahun dasar permodelan. 2.3.2 Menyusun struktur model kebutuhan energy dan penyediaan energy. 2.3.3 Menyusun dan menetapkan asumsi dasar dan scenario. 2.3.3.1 Asumsi Dasar pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan PDB. 2.3.3.2 Skenario dasar kondisi masa depan. 2.3.3.3 Skenario RUEN 2.3.3.4 Skenario RUED-P atau RUED-Kab/Kota 2.3.4 Menjalankan model dalam perencanaan energy BAB III. VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN ENERGI NASIONAL/DAERAH 3.1 Visi yang terdapat dalam RUEN, RUED-P, atau RUED-Kab/Kota. 3.1.1 Menjamin ketersediaan energi 3.1.2 Memaksimalkan otensi SDA dan SDM 3.1.3 Meningkatkan aksesibilitas energy

3.1.4 Mengakselerasikan pemanfaatan nergy baru, nergy terbarukan 3.1.5 Mengoptimalkan peningkatan nilat tambah penggunaan energy 3.1.6 Mendorong pengelolaan energi yang berwawasan lingkungan 3.2 Tujuan 3.3 Sasaran. BAB IV. KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL/DAERAH 4.1 Kebijakan 4.2 Strategi 4.3 Kelembagaan 4.4 Instrumen Kebijakan 4.5 Program Pengembangan Energi; meliputi: 4.5.1 Program Utama 4.5.2 Program Pendukung BAB V. P E N U T U P 5.1. Kesimpulan 5.2. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN