BAB I PENDAHULUAN. mengalami banyak perubahan dimana semakin mudahnya mobilitas yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan beberapa tahun terakhir. Hal ini bisa dilihat berdasarkan

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya teknologi dan semakin tingginya tingkat kesejahteraan

MENGINAP DUA MALAM DI ATRIA HOTEL & RESIDENCES GADING SERPONG DAPAT MOBIL TOYOTA ALL NEW YARIS

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. seluruh belahan dunia. Saat ini, seluruh Negara berlomba-lomba untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan dan pengujian model yang dapat menjelaskan sebab dan akibat perilaku seorang

BAB 1 PENDAHULUAN. terus menerus tanpa dibatasi oleh waktu (Kasmir,2004:131). Tidak terkecuali pada persaingan usaha perhotelan di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Propinsi Bali pada Tahun 2009 memiliki luas sekitar Ha dan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Penelitian. Dengan bertambahnya hotel baru di Jakarta menjadikan persaingan bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggal, seperti ruang tidur, ruang makan, dan kamar mandi. Karena bersifat

BAB I PENDAHULUAN. budaya, suku serta memiliki adat istiadat yang unik di masing masing

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan pemerintah daerah (Undang-Undang Kepariwisataan No.10 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. arah yang positif. Hal itu didukung dengan pertumbuhan industri. dalam suatu kesempatan di pameran Internationale Torismus Börse di

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatannya, dengan pariwisata juga kita bisa reffresing untuk mendapatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. dari banyak nya wisatawan asing yang datang ke Indonesia. Dengan berkembang nya

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Wisatawan Jumlah Presentase. Sumber : Dinas Pariwisata Kota Bandung dalam Data Badan Pusat Statistik Kota Bandung Tahun 2013.

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih ketat antara sesama pengelola jasa akomodasi yang ada di Kota Gorontalo

Swiss-Belhotel Maleosan Manado Last Updated Wednesday, 07 March 2012

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang

UNIVERSITAS DIPONEGORO HOTEL WISATA DI SENGGIGI, LOMBOK TUGAS AKHIR PRAMUDITA MAHOTTAMA SAKTI

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Visi dan Misi PT Summarecon Agung Tbk : Kajian Terhadap Misi Manajemen Produksi dan Operasi

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HOTEL GRAND ANGKASA INTERNATIONAL MEDAN. 2.1 Sejarah Ringkas Berdirinya Hotel Grand Angkasa International Medan

Tahun 2012 Wisatawan Nusantara Wisatawan Mancanegara. Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi, juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata dapat memberikan keuntungan cepat di suatu daerah jika

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut wisata MICE (Meeting, Incentive, Conference/Convention, Exhibition). MICE

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI HOTEL DI MALANG

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan ini semakin dirasakan oleh daerah terutama sejak diberlakukannya

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. pada dewasa ini, tentunya kita ketahui bahwa MEA

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak awal tahun sembilan puluhan, banyak perusahaan yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. cepat, dikarenakan oleh kunjungan wisatawan yang semakin meningkat untuk datang

STATISTIK HOTEL DAN PARIWISATA DI KOTA TARAKAN, BULAN APRIL 2017

Statistik Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur Bulan September 2017

BAB I PENDAHULUAN. para wisatawan yang datang dengan akomodasi yang baik. macam fasilitas pendukung, seperti, ballroom, ruang pertemuan, spa,

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari manusia dan hanya dapat dikelola dan diselesaikan oleh manusia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERKEMBANGAN PARIWISATA KALIMANTAN BARAT JULI 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. hanya untuk bersenang - senang, memenuhi rasa ingin tahu, menghabiskan waktu senggang

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI KALIMANTAN BARAT MARET 2017

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG D.I.YOGYAKARTA BULAN MEI 2014 SEBESAR 63,02 PERSEN

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG D.I. YOGYAKARTA BULAN MARET 2014 SEBESAR 51,99 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memberikan pelayanan yang berkualitas dengan mutu yang baik dapat

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG D.I. YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER ,30 PERSEN

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat menuju kearah penguasaan pasar secara luas, Baik itu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. C I T Y H O T E L B I N T A N G 3 D I S E M A R A N G I m a n t a k a M u n c a r

BAB 1 PENDAHULUAN. Pariwisata adalah suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan. melibatkan masyarakat. Sehingga dengan adanya tempat wisata

BAB I PENDAHULUAN. maupun mancanegara untuk berkunjung. Seiring dengan meningkatnya kunjungan

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG D.I. YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2016 SEBESAR 59,39

BAB I PENDAHULUAN. wisatawan baik domestik maupun mancanegara, dan telah menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka

BAB I PENGANTAR. menjadi sub sektor andalan bagi perekonomian nasional dan daerah. Saat ini

BAB I PENDAHULUAN. internet kita bisa melakukan bisnis secara online, mencari berbagai informasi

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kota Solo. Ketersediaan banyaknya hotel membuat tingkat kunjungan tamu

Bab I PENDAHULUAN. untuk menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa. pengunjung lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial.

BAB I PENDAHULUAN. berani mempromosikan diri untuk meningkatan citra dan perekonomian Kota

BAB 1 LATAR BELAKANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. perhotelan yang diterapkan oleh Sofyan Hotels sesuai dengan strategi blue ocean

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG D.I. YOGYAKARTA BULAN SEPTEMBER 2016 SEBESAR 56,21

BERITA RESMI STATISTIK

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini pariwisata merupakan salah satu kebutuhan sekunder yang

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. wisata seperti ini dengan tujuan yang bermacam-macam. mereka bermacam-macam, seperti ingin berwisata ke lokasi pengambilan

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG D.I. YOGYAKARTA BULAN JULI 2016 SEBESAR 61,73 PERSEN

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE PROVINSI DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. menawarkan berbagai macam tipe kamar dengan potongan harga, pelayanan

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

mendapat kesepakatan hasil desain. Adapun proyek yang di kerjakan adalah : Perencanaan Layout Furniture, Partition Plan, Door Plan, Floor Plan, Wall P

BAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI KALIMANTAN BARAT APRIL 2017

BAB I PENDAHULUAN. Serangan teroris yang terjadi tahun 2002 dan 2005 menimbulkan penurunan angka

BAB I PENDAHULUAN. 1 metro.koranpendidikan.com, diakses pada 1 Maret 2013, pukul WIB

BERITA RESMI STATISTIK

BAB 1 PENDAHULUAN. awal abad 21 dan digunakan sebagai ukuran yang reliabel terhadap pertumbuhan

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG D.I. YOGYAKARTA BULAN JANUARI 2014 SEBESAR 52,70 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN. Hotel Puri Artha dikenal sebagai Hotel yang menerapkan adat tradisional

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG D.I.YOGYAKARTA BULAN JULI 2015 SEBESAR 52,11 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN. Lembang terkenal sebagai kota pariwisata serta perhotelan dimana terdapat lebih

BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan berkembanganya teknologi, dari tahun ke tahun, dunia mengalami banyak perubahan dimana semakin mudahnya mobilitas yang terjadi antar daerah, kota, provinsi, Negara bahkan benua. Hal tersebut sungguh terdampak bagi Negara Indonesia yang semakin Go Public dimana Negara Indonesia semakin banyak dikunjungi oleh berbagai orang dari berbagai Negara yang memiliki berbagai macam kepentingan baik bisnis maupun rekreasi. Menurut data yang didapat peneliti, jumlah turis yang datang ke Indonesia yang diambil dari website resmi Badan Pusat Statistik atau BPS menunjukan bahwa jumlah turis mancanegara yang datang ke Indonesia di bulan Juli 2012 mencapai 701.200 orang. Berdasarkan data yang didapat peneliti mengenai turis yang berkunjung ke Indonesia di tahun 2012 diatas, terlihat bahwa diperlukannya hunian yang cukup dan bisa menjangkau seluruh turis yang datang sesuai dengan kepentingannya. Salah satu tempat yang dapat dihuni oleh turis yang datang berkunjung adalah hotel dimana turis dapat melakukan berbagai kegiatan baik itu bisnis, rekreasi dan tempat untuk beristirahat. Berdasarkan data yang didapat oleh peneliti, yaitu data dari website Departemen Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, rata-rata tingkat 1

hunian kamar pada Hotel Berbintang selama tahun 2012 dari bulan Januari hingga September mencapai angka 55.28. Melihat data yang didapat peneliti mengenai besarnya angka hunian hotel di ibukota Jakarta dan banyaknya jumlah turis yang datang ke Indonesia, tentunya setiap hotel pasti akan memberikan service terbaik bagi turis yang datang agar menjadikan suatu loyalitas. Hotel merupakan tempat dimana peneliti dapat menemukan banyak orang yang berasal dari berbagai tempat baik itu dalam negeri maupun luar negeri. Untuk menjaga sebuah loyalitas bagi calon pelanggan yang datang, setiap hotel memiliki program spesial yang menjadi ciri khas hotel tersebut untuk menjadikan dan menjaga loyalitas dari setiap pelanggan yang datang. Untuk itu tidak sedikit hotel yang telah mengadopsi sistem Customer Relationship Management yang mendukung program tersebut untuk menjadikan sebuah loyalitas, menjaga dan meningkatkan loyalitas bagi hotel tersebut. Customer Relationship Management memiliki sebuah pengertian yakni strategi bisnis menyeluruh dalam suatu perusahaan yang memungkinkan perusahaan tersebut secara efektif bisa mengelola hubungan dengan para pelanggan. Karena menurut Zeithaml (1996; 8) berpendapat bahwa a customer s judgement of the overall excellence or superiority of a service. Hal tersebut berarti pelanggan menilai suatu kualitas hotel dinilai keseluruhan atau keunggulan layanan yang dberikan hotel tersebut. Setiap perusahaan memiliki stakeholder, termasuk dengan hotel dan didalam penelitian ini peneliti ingin mempelajari bagaimana sebuah hotel 2

sebesar HARRIS Hotel & Conventions Kelapa Gading menjaga loyalitas pelanggan atau pengunjung karena sebagai salah satu stakeholder yang terpenting, pengunjung atau pelanggan memiliki peran penting dalam keberlangsungan hidup suatu hotel. Bagaimanapun bagi sebuah hotel, tingkat hunian kamar merupakan hal terpenting bagi kehidupan hotel tersebut. Seperti yang dikatakan oleh Friedman dan Samantha Miles (2006;1) hidup suatu perusahaan tergantung kepada hubungan baik dengan stakeholder dan hubungan baik dengan stakeholder tersebut harus dicari. Sehingga perusahaan harus berusaha agar hubungan baik dengan stakeholder terus terjalin satu dengan yang lain. Jika hubungan baik tersebut bertambah kuat dengan stakeholder, sangatlah menguntungkan bagi perusahaan tersebut. Perusahaan harus dapat mengatur hubungan dengan stakeholdersnya dengan baik Tentunya setiap hotel ingin berhubungan baik dengan pelanggan dengan tujuan menjalin hubungan jangka panjang dan manjaga loyalitas pelanggan yang selama ini telah terbangun. Hal tersebut yang menjadi salah satu tujuan utama dari HARRIS Hotel & Conventions Kelapa Gading yang merupakan Hotel yang didirikan oleh Tauzia Hotel Management. Untuk itu, HARRIS Hotel & Conventions Kelapa Gading turut menggunakan dan mengembangkan praktek Customer Relationship Management dalam kegiatan-kegiatan di dalam maupun di luar HARRIS 3

Hotel & Conventions Kelapa Gading dengan tujuan menjaga loyalitas pelanggan terhadap Hotel yang identik dengan warna jingga dan hijau ini. Peneliti akan memperkenalkan sedikit mengenai HARRIS Hotel & Conventions Kelapa Gading. Secara khusus, HARRIS Hotel & Conventions Kelapa Gading didirikan oleh perusahaan Tauzia Management. Tauzia Management berdiri pada tahun 2001. Pada tahun 2002 Tauzia Hotel Management mempelopori konsep hotel dengan menggunakan konsep yang jauh lebih Indonesia. Hal tersebut terlihat dengan pemberian nama, dan konsep yang diambil oleh hotel tersebut yang berbeda dari brand hotel lainnya. HARRIS Hotel & Conventions Kelapa Gading yang terletak di kawasan bisnis sentra Kelapa Gading ini berdiri pada tahun 2009, namun baru dioperasikan pada bulan Mei 2010. Kehadiran Hotel HARRIS Hotel & Conventions Kelapa Gading ini sangat berdampak pada kehidupan ekonomi di Kawasan Terpadu Sentra Kelapa Gading. Kawasan Terpadu Sentra Kelapa Gading seluas 20 hektar semakin lengkap dengan hadirnya HARRIS Hotel & Conventions Kelapa Gading yang sebelumnya telah dilengkapi oleh Mall Kelapa Gading sebagai pusat perbelanjaan, La Piazza sebagai pusat gaya hidup, Gading Food City sebagai pusat kuliner, dan The Summit Apartment, yang satu sama lain merupakan fasilitas terintegrasi. HARRIS Hotel & Conventions Kelapa Gading diharapkan dapat semakin mengukuhkan posisi Summarecon Kelapa Gading sebagai daerah 4

tujuan wisata belanja, dengan berbagai fasilitas yang lengkap untuk kenyamanan para wisatawan dan para pengusaha. Jaringan HARRIS Hotel Group tersebar di beberapa kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Bali, Batam, Bogor, Bandung, Solo, Jogjakarta, dan Malang. Di tahun selanjutnya, HARRIS Hotel Group akan hadir di beberapa kota besar lainnya seperti Tangerang, Balikpapan, Banjarmasin, dan masih banyak kota besar lainnya. HARRIS Hotel & Conventions Kelapa Gading hadir dengan konsep Simple, Unique, and Friendly. Hotel ini memiliki banyak fasilitas seperti Function Hall, Spa and Reflexology, Kids Club, Sauna, Swimming Pool, HARRIS Café and Juice Bar, dan jaringan internet. Hal yang membedakan HARRIS Hotel & Conventions Kelapa Gading dengan Hotel HARRIS lainnya adalah posisi hotel yang terintergrasi dengan Mall Kelapa Gading, dan fasilitas-fasilitas lainnya di sentra Kelapa Gading bisa ditempuh dengan cara berjalan kaki. Selain itu, HARRIS Hotel & Conventions Kelapa Gading menggunakan konsep binsis yang ditujukan bagi pengusaha-pengusaha yang bermobilitas tinggi dan memiliki kegiatan yang padat. Pembangunan HARRIS Hotel & Conventions Kelapa Gading sendiri dilakukan bersamaan dengan pembangunan Mall Kelapa Gading 5 pada tahun 2007 dan berada tepat di atas Mall Kelapa Gading 5, dengan luas bangunan sekitar 21.300 m2 dan memiliki ketinggian 18 lantai dengan jumlah kamar 307 kamar. Peneliti memilih HARRIS Hotel & Conventions Kelapa Gading dikarenakan HARRIS Hotel & Conventions Kelapa Gading merupakan 5

satu-satunya hotel berbintang empat di kawasan terpadu kelapa Gading dengan konsep bisnis dan hotel dengan bintang tertinggi di kawasan Kelapa Gading. Menurut Wendy Christ Hadi selaku Revenue Manager HARRIS Hotel & Conventions Kelapa Gading, HARRIS Hotel & Conventions Kelapa Gading merupakan satu-satunya Hotel berbintang empat di kawasan Kelapa Gading. Hotel bintang empat tersebut didapatkan HARRIS Hotel & Conventions Kelapa Gading berdasarkan fasilitas yang dimiliki memenuhi standarisasi bintang empat bagi sebuah Hotel. Ditambah dengan lokasi strategis dari hotel tersebut yang merupakan kesatuan dari kawasan Mall Kelapa Gading sehingga HARRIS Hotel & Conventions Kelapa Gading merupakan satu-satunya hotel berbintang empat di kawasan Kelapa Gading. Peneliti mendapatkan standarisasi fasilitas yang dimiliki oleh hotel bintang 4 bedasarkan buku Pengantar Akomodasi dan Restorant yang ditulis oleh Ir. Endar Sugianto dan Sri Sulatiningrum, B.A., 2001 adalah jumlah kamar standar minimum 50 kamar, jumlah kamar kelas suite minimum 3 kamar, kamar mandi dalam, luas kamar standar minimum 24 m2, dan luas kamar suites 48 m2. Sedangkan dari sumber yang berbeda, peneliti mendapatkan standarisasi hotel bintang empat yang diakses tanggal 15 Desember 2012 dari http://www.mediaindonesia.com/mediatravelista/index.php/read/2010/02/1 8/331/5/Standar-Tentukan-Rating-Hotel sebagai berikut yakni : 1. Para staf di bintang hotel empat akan lebih profesional menanggapi kebutuhan atau permintaan Anda, dan umumnya 6

mereka sudah diberikan pengarahan agar dapat memberikan informasi mengenai pariwisata di sekitar hotel. 2. Restoran atau ruang makan terbuka untuk penduduk sekitar dan yang bukan penduduk asli. - Kamar di hotel berbintang empat mulai sudah dibagi sesuai fasilitas yang akan didapatkan. Seluruh kamar hotel yang disediakan memiliki kamar mandi pribadi di dalamnya. 3. Tempat tidur dan furniture yang tersedia di hotel berkualitas tinggi. 4. Saat sarapan, akan ditawarkan pilihan yang lebih beragam dari bahan-bahan segar untuk dimasak dan disajikan dengan tingkat perawatan yang cukup tinggi. 5. Bangunan hotel cukup besar dengan layanan terkemuka. Biasanya akan ada hotel lain yang dengan kaliber yang sama berkumpul di dekatnya, serta pusat perbelanjaan, restoran dan hiburan. 6. Pelayanan kamar berada di atas rata-rata, seperti restoran, housekeeping, valet parking, pusat kebugaran dan seorang concierge yang selalu siap berada di pintu utama. Selain itu, yang menjadi daya tarik peneliti untuk menjadikan HARRIS Hotel & Conventions Kelapa Gading sebagai objek penelitian adalah adanya dua penghargaan berkelas nasional dan internasional yang diterima HARRIS Hotel & Conventions Kelapa Gading yaitu Winner 7

Certificate of Exellence 2012 yang diterima dari Trip Advisor dan penghargaan bergengsi Indonesia Travel Tourism Awards 2011/ 2012 sebagai pemenang Indonesia Leading City Hotel Jakarta. Alasan lain peneliti memilih HARRIS Hotel & Conventions sebagai objek penelitian karena menurut data yang didapat dari Wendy Chist Hadi selaku Revenue Manager HARRIS Hotel & Conventions Kelapa Gading merupakan Hotel yang tinggal hunian menginap sangat tinggi yaitu diatas 95 persen setiap bulannya selama tahun 2012. Itu merupakan rekor yang baik bagi sebuah hotel. Berdasarkan tingkat hunian menginap tersebut HARRIS Hotel & Conventions Kelapa Gading menjadi leader atau pemenang diantara hotel-hotel kompetitor yang berada di sekitar Jakarta Utara dan menjadi leader di antara hotel kompetitor yang berada di sekitar HARRIS Hotel & Conventions Kelapa Gading. Melihat berbagai faktor diatas, penulis merasa sangat tepat menjadikan HARRIS Hotel & Conventions untuk diteliti, terutama dengan tingkat hunian yang rata-rata mencapai 95 persen setiap bulannya, tentunya perlu strategi Customer Relationship Management untuk menjaga loyalitas tersebut. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang akan diteliti, Masalah yang akan dikaji oleh Peneliti dalam penelitian ini adalah : 8

Bagaimana Strategi Customer Relationship Management dalam Menjaga Loyalitas Pelanggan HARRIS Hotel & Conventions Kelapa Gading Tahun 2012 1.3. Tujuan Penelitian Untuk memahami bagaimana strategi Customer Relationship Management HARRIS Hotel & Conventions Kelapa Gading dalam menjaga loyalitas pelanggan tahun 2012. 1.4. Signifikansi Penelitian Manfaat penelitian ini sebagai berikut : 1. Signifikansi Akademik: Untuk pengembangan kajian teoritis Customer Relationship Management khususnya dalam menjaga Loyalitas pelanggan. 2. Signifikansi Praktis: Untuk memberikan evaluasi kepada HARRIS Hotel & Conventions Kelapa Gading tentang bagaimana keberhasilan pelaksanaan program Customer Relationship Management dalam menjaga Loyalitas pelanggan. 9