Film Film merupakan media visualisasi. Melalui film, sebuah peristiwa digambarkan dan direkam dlm sebuah lapisan emulsi yg peka cahaya, shg bisa dilih

dokumen-dokumen yang mirip
Melalui kegigihan George Eastman, dunia fotografi mengalami perkembangan yang lebih pesat. Beliau menciptakan rol film yang memberikan banyak

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus :

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus :

Fotografi 1. Anatomi. KAMERA SLR (single-lens Reflector) Lensa & Jenis Film

Fotografi I. Oleh : A.A Gde Bagus Udayana, S.Sn., M.Si

Fotografi digital. A.A Gde Bagus Udayana, S.Sn.,M.Si

11/15/2013 JENIS KAMERA FOTOGRAFI KAMERA TWIN LENS REFLEX ( TLR )

Fotografi 1 Dkv215. Bayu Widiantoro Progdi Desain Komunikasi Visual Fakultas Arsitektur dan Desain Universitas Katolik SOEGIJAPRANATA

PERTEMUAN 3! 2.1 Pengelompokan Kamera Foto

FOTOGRAFI merupakan SAINS dan SENI Kata PHOTOGRAPHY berasal dari bahasa Yunani, yang berarti MENULIS DGN SINAR. Aspek Sains Fotografi mengandung arti

Cahaya sebagai media Fotografi. Syarat-syarat fotografi. Cahaya

a) Kamera film, sekarang juga disebut dengan kamera analog oleh beberapa orang.

Setting Kamera. mengcapture gambar Freezing, Panning, Moving. Fotografi. berdasar Kondisi lapangan. Bayu Widiantoro. Unika SOEGIJAPRANATA

LCC LP3I Balikpapan 20 Maret

SEKILAS TENTANG PHOTOGRAPHY

PEMOTRETAN CAGAR BUDAYA

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus :

Teknik Dasar Fotografi. Daniar Wikan Setyanto, M.Sn

Dasar-Dasar Fotografi. Multimedia SMKN 1 Bojongsari

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus :

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus :

Pelatihan Dasar Fotografi, PPI Goetingen 21 April 2011 [FOTOGRAFI DASAR]

BAB IV PEMBAHASAN PERANGKAT DAN PENGUJIAN TAPIS

PERTEMUAN 13 STUDIO FOTO

Pertemuan 10. White Balance ACHMAD BASUKI

Karya Seni. Judul karya : Ngéntung Pajéng. PENCIPTA : Ida Bagus Candra Yana S.Sn.,M.Sn. PAMERAN "Festival Fotografi Surabaya" Ciputra, Surabaya 2015.

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus :

Fotografi Dasar. Bayu Widiantoro & Simon Dodit. Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Hukum & Komunikasi Unika Soegijapranata

Supaya Foto Tidak Blur

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Cara memperoleh Informasi Tidak kontak langsung dari jauh Alat pengindera atau sensor Data citra (image/imagery) a. Citra Foto Foto udara

BAB V KESIMPULAN. membuat karya ini juga sangat sederhana. karakter yang diharapkan dapat terlihat dari foto tersebut.

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus :

Pemanfaatan Cahaya Pada Fotografi

FOTOGRAFI, oleh Burhanuddin, S.E., M.Si. Hak Cipta 2014 pada penulis

JENIS-JENIS FOTO DAN TEKNIS DASAR PEMOTRETAN

Semua informasi tentang buku ini, silahkan scan QR Code di cover belakang buku ini

Penggunaan Teknologi Perkantoran. Komunikasi Bisnis

Oleh : Ari Bowo Sucipto

PANDUAN UJI KOMPETENSI

LENSA TELE. Sejauh ini, bukaan terbesar sebuah lensa vario adalah f/2,8 dan tidak sedikit. umumnya f/3,5 sampai

III. METODE PENCIPTAAN

Viewing 3D. Tujuan: memberi kesan pada viewer bahwa ia melihat foto 3D dengan cara yg sama saat kita memotret obyek 3D ke film 2D.

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus :

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN. terhadap tumbuhan paku sejati (Pteropsida) ini sehingga menghasilkan pemikiran.

PEMBACAAN & PENYAJIAN GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan, dan sistematika penulisan. BAB II KAJIAN LITERATUR

Lingkungan Bisnis Tentang Peluang Bisnis Yang Tak Lepas Dari Teknologi Informatika

PENJILIDAN PETA, SLIDE, FOTOKOPI, DAN TINTA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dapat merubah pola hidup manusia maupun nilainilai

DASAR DASAR FOTOGRAFI & TATA CAHAYA

tersebut antara lain: garis, bentuk, warna, komposisi, kedalaman, keseimbangan, kesatuan/ keutuhan, kontras, dan fokus perhatian (focus of interest).

jenis lensa : lensa normal, lensa wide, lensa tele, dan lensa macro. Pada umumnya kamera video sudah dilengkapi dengan lensa zoom.

Siapa Saja Bisa Motret! FB:

THE ART OF PHOTOGRAPHY. M.S. GUMELAR

BAB I PENDAHULUAN. subyek yang dapat diproyeksikan ke sebuah layer; dan penemuan sebuah medium

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI

PANDUAN UJI KOMPETENSI

Karena ada yang menanyakan apa itu Bukaan Diafragma di kotak komentar pada blog ini, maka bersama ini saya coba menjelaskannya, semoga bermanfaat.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi

PRAKTIKUM FOTOGRAFI TAHAP I

Komposisi dalam Fotografi

BAB II LANDASAN TEORI. pada permukaannya digoreskan garis-garis sejajar dengan jumlah sangat besar.

MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI CHAPTER 4 TAKSONOMI VARIABEL DAN POLA-POLA INSTRUKSIONAL PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus :

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus :

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Tips Dasar Black & White Photography

2015 KREATIVITAS BERKARYA FOTOGRAFI KOMUNITAS LUBANG JARUM INDONESIA DI KABUPATEN SUBANG

Muhammad Shofi IR. R. Adi Wardoyo, M.Mt

OTOMATISASI PERKANTORAN

Foto landscape natural lebih menampakkan tempat apa adanya tanpa adanya perubahan maupun imajinasi yang aneh bagi mata manusia.

Rangkaian RL dan RC Dengan Sumber

JENIS PENELITIAN KE-2

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

Kualitas Data Spasial. Arif Basofi PENS 2017

BAB III LAPORAN KERJA PRAKTEK PERANCANGAN FOTO PRODUK. 3.1 Peranan Praktikan Dalam Perusahaan

GELAR SENI MAHASISWA GUNADARMA (GSMG) 2018 KETENTUAN TANGKAI LOMBA LUKIS, DESAIN, KOMIK STRIP, FOTOGRAFI, FILM PENDEK

PERSIAPAN DALAM MEMBUAT FILM

IMPIAN FOTOGRAFER PEMULA

: Anin Astiti, S.Sn., M.Sn. : Setelah menyelesaikan matakuliah ini mahasiswa mampu menulis kritik dan mendiskusikan karya Fotografi secara ilmiah.

Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2009 GRAHA ILMU

HOBY, mengabadikan momen indah dengan kamera Friday, 03 September :40

Perseroan membeli kembali saham yang beredar tetapi tidak bermaksud menghentikan saham tersebut. Pembelian kembali dilakukan karena berbagai tujuan,

POWER LAUNCHING. Ref : Keiser. Fakultas Teknik Elektro 1

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab III TEORI PENUNJANG

KARYA ILMIAH: KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA: VILLA LALU PENCIPTA: A.A Gde Bagus Udayana, S.Sn.,M.Si PAMERAN. International exhibition ISACFA

MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan sebagai sumber informasi dan alat pengawasan yang sangat

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dilakukan. Arsip dapat dikatakan mutlak diperlukan oleh setiap

PENGENALAN TEKNIK DASAR FOTOGRAFI

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PERANCANGAN KARYA

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus :

Transkripsi:

Fotografi I FILM

Film Film merupakan media visualisasi. Melalui film, sebuah peristiwa digambarkan dan direkam dlm sebuah lapisan emulsi yg peka cahaya, shg bisa dilihat dan dinikmati. Sbg alat rekam, film mengalami proses pencucian, dan atau pencetakan utk melihat hasil akhir pemotretan. Melalui proses ini, rekaman gambar yg tersembunyi tadi muncul sbg bentuk nyata melalui klise pd film positif atau cetak di kertas film pd film negatif.

Film Negatif Untuk foto dokumentasi keluarga biasanya digunakan film cetak (print film), atau film negatif. Utk melihat hasil pemotretan, kita harus melalui proses pencucian dan pencetakan. Hasil cuci film ini juga bisa dicetak berulang kali dgn berbagai ukuran. Ada dua jenis film cetak yaitu berwarna dan hitam putih. Format film ini ada yg berukuran 135 mm utk kamera autofokus dan SLR dan 120 mm utk kamera format medium.m

Warna Film cetak warna memiliki toleransi terhadap pencahayaan objek yg kurang (under-exposure) atau kelebihan (over-exposure) Bila pemotretan atau hasil cuci filmnya menunjukan kurang atau kelebihan cahaya dalam kadar tertentu masih bisa dikoreksi pd proses pencetakan film. Emulsi warna gambar yg terekam dlm film cetak warna dpt bertahan sampai 2 tahun. Ttp emulsi film cetak warna sangat rentan thd fluktuasi suhu udara. Oleh karena itu, utk penyimpanan film negatif warna membutuhkan perlakuan yg khusus.

Hitam Putih Kelebihan jenis film ini terletak pd kemampuanya dlm memunculkan gambar yg scr visual tampak lebih ekspresif dan dramatik. Oleh krn itu, jenis film ini menjadi andalan utk foto jurnalistik, atau foto seni, seperti foto profil, dan arsitektur. Kelebihan lainnya adl ketahannya dlm menyimpan citra gambar dlm tempo yg relatif lama dibandingkan dgn film cetak warna. Bila proses cuci atau cetak dilakukan secara manual (dgn enlager), film hitam putih dpt memberikan foto yg lebih artistik krn menonjolkan sisi tertentu dr objek foto.

Film Positif Utk melihat hasil pemotretan film positif kita harus memproyeksikannya ke layar menggunakan proyektor, lampu neon, atau dgn dicetak (slide to Print). Berdasarkan hasil emulsinya, film slide mampu merekam obyek lebih baik ketimbang film negatif. Film slide hanya melalui satu kali proses pengolahan film, yaitu pencucian film, shg kualitas fotonya dapat dipertahankan. Oleh karena itu, film slide lebih banyak digunakan utk kepentingan bisnis. Dpt dicetak di atas kertas foto dlm ukuran besar tanpa ada penurunan warna yg signifikan. Tdk adanya konpensasi yg cukup banyak utk pencahayaannya.

Film Instan Menggunakan kamera khusus. Praktis dan efisien. Tdk memberikan klise, harganya juga mahal, dan tdk bisa dicetak berulang kali dan diperbesar. Dipergunakan utk foto cepat jadi yg digunakan sbg uji pencahayaan dan komposisi, sebelum memotret sampul majalah, atau buku, dan produk.

Ukuran film Format ukuran film ini, selain menentuan jenis kamera yg akan digunakan, juga berhubungan dgn kualitas hasil pembesaran cetak film yg diinginkan. Semakin besar format ukuran filmnya, semakin baik kualitas pembesarannya. Hal ini berlaku utk film negatif dan positif. Beberapa ukran film yg kita kenal : 35 mm atau 24 X 36, dan 36 frame (kamera SLR dan saku). Format medium seperti 6 x 4,4 cm, 6x6 cm, 6x7 cm 6x9 cm.

Tentang ISO Internasional Standards Organization (ISO) American Standards Association) atau DIN (Deutsche Industrie Normenausschuss) merupakan standar yg digunakan utk kepekaan film. ISO sebenarnya merupakan petunjuk kepekaan film terhadap pencahayaan suatu objek foto. Beberapa ukuran ISO : 25, 50, 64, 100, 200, 400, 800, 1600, dan 3200. Semakin tinggi ISO film, semakin peka cahaya.

Film Berkecepatan Lambat Yg termasuk film berkecepatan lambat: ISO 25, 50, dan 64. ISO lambat ini baik digunakan pd saat matahari bersinar cerah atau menggunakan lampu kilat. Sangat baik digunakan utk pemotretan profil atau still life yg akan diperbesar.

Film Berkecepatan Sedang ISO 100 dan 200 tergolong pd film yg berkecepatan sedang. ISO 100: Bisa diggunakan pd pemotretan luar ruangan pd hari-hari yg cerah, utk foto profil yg diperbesar, juga utk pemotretan lambat yg harus memakai tripod atau pemotretan dgn tambahan blits. ISO 200: pemotretan luar ruangan pd hari mendung, senja hari, memotret profil di dlm ruangan dgn hanya memanfaatkan sinar matahari yg masuk melalui jendela, menangkap objek bergerak, dpt memadukan dengan bukaan diafragma besar dan atau kecepatan rana lambat.

Film Berkecepatan Cepat Pd situasi dgn pencahayaan yg sangat terbatas. Mis: pd pertunjukan tarian atau teater/konser. Yg termasuk film berkecepatan cepat : ISO 400 ke atas. Mampu merekam obyek bergerak krn dpt menghentikan gerak. Memungkinkan menggunakan kecepatan rana yg tinggi atau bukaan diafragma yg besar shg ruang tajam (depth of field menjadi lebih luas.

Semakin Tinggi ISO, Semakin Besar Butirannya Ukuran ISO menentukan besar buturan (grain) lapisan emulsi film. Butiran dlm film akan tampak sebagai titik2 dlm hasil cetak foto. Semakin tinggi ISO, semakin kuat butiran lapisan emulsi filmnya. Butiran yg nampak jelas oleh mata biasanya pd film ISO 400 ke atas. Jika ukuran cetak film ini lebih dibesarkan, maka butirannya semakin nampak jelas. Foto semakin semakinsedikit berkurang kekontrasannya dan saturasi warnanya tdk jenuh ISO 200 dan 100 memiliki butiran lebih halus, saturasi dan warnanya lebih sempurna. ISO di bawah 100, memiliki butiran yg sangat halus. Shg sangat baik utk cetak foto ukuran besar.

Format Laporan Cover Depan Prakata Daftar Isi BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang. 1.2 Permasalahan yg diangkat 1.3 Tujuan. BAB II Skrip dan Storybord BAB III Kesimpulan

Sinar Atas Matahari Objek/Model Kamera

Sinar Samping Objek/Model Matahari Kamera

Sinar Depan Objek/Model Kamera Matahari

Sinar Bawah Objek/Model Matahari Kamera

Sinar Belakang Matahari Objek/Model Kamera

Sinar Belakang Sinar Bawah

Sinar Samping