HUBUNGAN KARAKTERISTIK HABITAT DENGAN KELIMPAHAN IKAN HIAS INJEL NAPOLEON POMACANTHUS XANTHOMETAPON DI PERAIRAN KABUPATEN PANGKEP, SULAWESI SELATAN

dokumen-dokumen yang mirip
KARAKTERISTIK HABITAT DAN KELIMPAHAN IKAN HIAS INJEL BATMAN (POMACANTHUS IMPERIOR) DI PERAIRAN KABUPATEN PANGKEP, SULAWESI SELATAN

PENDEKATAN PENENTUAN KUOTA KARANG HIAS EKSPOR UNTUK MENUNJANG PEMANFAATAN SECARA BERKELANJUTAN DI SULAWESI SELATAN

Maspari Journal 03 (2011) 42-50

Diterima : 5 Juni 2012 : ABSTRAK

KERUSAKAN TERUMBU KARANG KARIMUNJAWA AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI BATUBARA

Korelasi Tutupan Terumbu Karang dengan Kelimpahan Relatif Ikan Famili Chaetodontidae di Perairan Pantai Pasir Putih, Situbondo

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT TANGKAP IKAN HIAS RAMAH LINGKUNGAN TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN TERUMBU KARANG DI GOSONG KARANG LEBAR KEPULAUAN SERIBU

METODE SURVEI TERUMBU KARANG INDONESIA Oleh OFRI JOHAN, M.Si. *

Kondisi Terumbu Karang di Perairan Pulau Beras Basah Kotamadya Bontang


JOURNAL OF MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES. Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman Online di :

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Terumbu Karang

Kondisi Terumbu Karang Dan Potensi Ikan Di Perairan Taman Nasional Karimunjawa, Kabupaten Jepara

PENGARUH KEDALAMAN TERHADAP MORFOLOGI KARANG DI PULAU CEMARA KECIL, TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA

ANALYSIS OF BUTTERFLY FISH (CHAETODONTIDAE) ABUNDANCE IN THE CORAL REEF ECOSYSTEM IN BERALAS PASIR ISLAND BINTAN REGENCY ABSTRACT

KONDISI TERUMBU KARANG PADA LOKASI WISATA SNORKELING DI KEPULAUAN KARIMUNJAWA, JAWA TENGAH

STUDI POPULASI IKAN NAPOLEON (Cheilinus undulatus) DENGAN METODE SENSUS VISUAL DI KEPULAUAN SELAYAR, SULAWESI SELATAN

Metodologi Penelitian Ikan Karang

KELIMPAHAN SERTA PREDASI Acanthaster planci di PERAIRAN TANJUNG KELAYANG KABUPATEN BELITUNG. Anugrah Dwi Fahreza, Pujiono Wahyu P., Boedi Hendrarto*)

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN REEF CHECK DI PERAIRAN KRUENG RAYA DAN UJONG PANCU ACEH BESAR DI SUSUN OLEH

Perbedaan Presentasi Penutupan Karang di Perairan Terbuka dengan Perairan yang Terhalang Pulau-Pulau. di Pulau Pramuka Kepulauan Seribu Jakarta.

3 BAHAN DAN METODE. KAWASAN TITIK STASIUN SPOT PENYELAMAN 1 Deudap * 2 Lamteng * 3 Lapeng 4 Leun Balee 1* PULAU ACEH

DISTRIBUSI VERTIKAL KARANG BATU (SCLERACTINIA) DI PERAIRAN DESA KALASEY, KABUPATEN MINAHASA

Coral reef condition in several dive points around Bunaken Island, North Sulawesi

KESESUAIAN PERAIRAN UNTUK WISATA SELAM DAN SNORKELING DI PULAU BIAWAK, KABUPATEN INDRAMAYU

EKOSISTEM LAUT TROPIS (INTERAKSI ANTAR EKOSISTEM LAUT TROPIS ) ANI RAHMAWATI JURUSAN PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNTIRTA

JOURNAL OF MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES

Jurnal Perikanan dan Kelautan p ISSN Volume 6 Nomor 2. Desember 2016 e ISSN Halaman :

Keterkaitan Antara Sistem Zonasi dengan Dinamika Status Ekosistem Terumbu Karang di Taman Nasional Wakatobi

Kondisi terumbu buatan berbahan beton pada beberapa perairan di Indonesia 1. Munasik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Ilham 2, M. Mukhlis Kamal 3, dan Setyo Budi Susilo 3 ABSTRAK ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. yang tinggi dan memiliki ekosistem terumbu karang beserta hewan-hewan laut

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

Jurnal Ilmiah Platax Vol. I-2, Januari 2013 ISSN:

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

3 METODOLOGI PENELITIAN

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

VALUASI EKONOMI EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI TAMAN WISATA PERAIRAN KAPOPOSANG KABUPATEN PANGKEP

I. PENDAHULUAN. Indonesia berada tepat di pusat segi tiga karang (Coral Triangle) suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang mencapai pulau dengan panjang pantai sekitar km 2 dan luas

JOURNAL OF MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES. Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman Online di :

ABSTRAK. Kata kunci:pengaruh, Karang Keras, Biomassa Ikan Karang, PerairanAmed

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN PENAWARAN EKSPOR IKAN HIAS INJEL NAPOLEON POMACANTHUS XANTHOMETAPON DI SULAWESI SELATAN

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEANEKARAGAMAN IKAN KARANG TARGET KAITANNYA DENGAN KEANEKARAGAMAN BENTUK PERTUMBUHAN KARANG PADA ZONA INTI DI TAMAN WISATA PERAIRAN KEPULAUAN ANAMBAS

BAB III METODE PENELITIAN

KONDISI TUTUPAN TERUMBU KARANG KIMA DI KAWASAN PERAIRAN DESA BUNATI KECAMATAN ANGSANA KABUPATEN TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

AUDIO VISUAL EDUKASI PEMELIHARAAN TERUMBU KARANG STUDI KASUS TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA

Jurnal Ilmiah Platax Vol. I-2, Januari 2013 ISSN:

Jurnal Ilmiah Platax Vol. 2:(3), September 2014 ISSN:

SEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KESESUAIAN EKOWISATA SNORKLING DI PERAIRAN PULAU PANJANG JEPARA JAWA TENGAH. Agus Indarjo

Korelasi Kelimpahan Ikan Baronang (Siganus Spp) Dengan Ekosistem Padang Lamun Di Perairan Pulau Pramuka Taman Nasional Kepulauan Seribu

ANALISIS STRUKUR KOMUNITAS IKAN KARANG DI RUMPON DAN BUBU. Fonny J.L Risamasu dan Jotham S.R Ninef * ABSTRACT

KONDISI IKAN HERBIVORA DI EKOSISTEM TERUMBU KARANG PERAIRAN TELUK BAKAU, PULAU BINTAN

Kelimpahan dan Struktur Komunitas Kima (Tridacnidae) pada Daerah Terumbu Karang di Zona Intertidal Distrik Misool Utara, Kabupaten Raja Ampat

Torani (Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan ) Vol. 19 (3) Desember 2009: ISSN:

Inventarisasi Bio-Ekologi Terumbu Karang Di Pulau Panjang, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah

Jurnal Ilmiah Platax Vol. I-1, September 2012 ISSN:

BAB III METODE PENELITIAN

KONDISI EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI KEPULAUAN TOGEAN SULAWESI TENGAH

STRUKTUR KOMUNITAS IKAN TARGET DI TERUMBU KARANG PULAU HOGOW DAN PUTUS-PUTUS SULAWESI UTARA ABSTRACT ABSTRAK

1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang dua per tiga luasnya ditutupi oleh laut

KOMPOSISI DAN KELIMPAHAN PLANKTON DI PERAIRAN PULAU GUSUNG KEPULAUAN SELAYAR SULAWESI SELATAN SKRIPSI. Oleh: ABDULLAH AFIF

ESTIMASI DAYA DUKUNG TERUMBU KARANG BERDASARKAN BIOMASSA IKAN KARANG DI PERAIRAN MISOOL SELATAN, RAJA AMPAT, PAPUA BARAT

1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KEANEKARAGAMAN IKAN KARANG DI PERAIRAN LAUT TELUK PERING KECAMATAN PALMATAK KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS ERWAL DENI

KONDISI TERUMBU KARANG HIDUP BERDASARKAN PERSEN TUTUPAN DI PULAU KARANG PROVINSI SUMATERA UTARA DAN HUBUNGANNYA DENGAN KUALITAS PERAIRAN

THE CORAL REEF CONDITION IN BERALAS PASIR ISLAND WATERS OF GUNUNG KIJANG REGENCY BINTAN KEPULAUAN RIAU PROVINCE. By : ABSTRACT

By : ABSTRACT. Keyword : Coral Reef, Marine Ecotourism, Beralas Pasir Island

BAB III METODE PENELITIAN. analisa Indeks Keanekaragaman (H ) Shannon Wienner, Indeks Dominansi (D)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan November di perairan Pulau Kelagian, Provinsi Lampung.

ANALISIS KERUSAKAN TERUMBU KARANG AKIBAT SAMPAH DI PULAU PANGGANG, KABUPATEN KEPULAUAN SERIBU

Community changes of coral reef fishes in Bunaken National Park, North Sulawesi, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang sangat tinggi. Nybakken (1988), menyatakan bahwa kawasan

BALAI TAMAN NASIONAL BALURAN

Akuatik- Jurnal Sumberdaya Perairan Volume 10. Nomor. 1. Tahun 2016

STUDI JUVENIL KARANG YANG MENEMPEL PADA RUMPON BUATAN DI PERAIRAN PULAU MANDANGIN, KECAMATAN SAMPANG, KABUPATEN SAMPANG JAWA TIMUR

Komposisi dan Struktur Komunitas Ikan Kepe-Kepe (Famili Chaetodontidae) di Perairan Pantai Taman Nirwana, Kota Padang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar dengan jumlah pulaunya yang

3. METODOLOGI. Koordinat stasiun penelitian.

ANALYSIS IMPLEMENTASI PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT PESISIR DI KABUPATEN PANGKEP

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TEKNIK PENGAMATAN TUTUPAN TERUMBU KARANG DENGAN MENGGUNAKAN TRANSEK GARIS (LINE INTERCEPT TRANSECT) DI PULAU KUMBANG KEPULAUAN KARIMUN JAWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KELIMPAHAN IKAN HERBIVORA SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT PEMULIHAN EKOSISTEM TERUMBU KARANG PERAIRAN TELUK BAKAU

I. PENDAHULUAN. Tingginya dinamika sumberdaya ikan tidak terlepas dari kompleksitas ekosistem

3 METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

3 METODE PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pulau Pramuka I II III

P R O S I D I N G ISSN: X SEMNAS BIODIVERSITAS Maret 2016 Vol.5 No.2 Hal : XXXX

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN PANJANG BERAT LORJUK (Solen spp) DI PERAIRAN PESISIR PANTAI SELATAN PULAU MADURA

STUDI KOMPARASI KOMPOSISI IKAN ANTARA KAWASAN TRANSPLANTASI KARANG DAN KAWASAN TERUMBU KARANG ALAMI DI PULAU RUBIAH, ACEH TESIS

THE CORAL REEF CONDITION IN SETAN ISLAND WATERS OF CAROCOK TARUSAN SUB-DISTRICT PESISIR SELATAN REGENCY WEST SUMATERA PROVINCE.

3. METODOLOGI PENELITIAN

KONDISI TUTUPAN KARANG PULAU KAPOPOSANG, KABUPATEN PANGKAJENE KEPULAUAN, PROVINSI SULAWESI SELATAN

Transkripsi:

Jurnal Galung Tropika, 2 (3) September 2013, hlmn. 123-128 ISSN 2302-4178 HUBUNGAN KARAKTERISTIK HABITAT DENGAN KELIMPAHAN IKAN HIAS INJEL NAPOLEON POMACANTHUS XANTHOMETAPON DI PERAIRAN KABUPATEN PANGKEP, SULAWESI SELATAN RELATIONSHIP CHARACTERISTICS OF HABITAT WITH AN ABUNDANCE OF ORNAMENTAL FISH COLORATION NAPOLEON POMACANTHUS XANTHOMETAPON IN THE WATERS OF PANGKEP REGENCY SOUTH SULAWESI Mauli Kasmi 1) dan Sulkifli 2) 1) maulikasmi@yahoo.com; 2) kiflizul31@gmail.com 1)2) Jurusan Agribisnis Perikanan, Politeknik Pertanian Negeri Pangkep ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah mengestimasi dan menganalisis kelimpahan ikan hias Injel Napoleon (Pomacanthus xanthometapon) berdasarkan kondisi tutupan karang hidup di perairan Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan. Ikan hias Injel Napoleon ini merupakan ikan hias laut termahal. Ikan ini hidup dan berkembang biak di habitat terumbu karang. Keberadaan dan kemunculannya pada habitat terumbu karang ini masih belum diketahui secara jelas. Kerusakan terumbu karang yang terjadi selama ini diperkirakan turut mengancam ketersedian ikan hias ini. Oleh karena itu, informasi kelimpahan kaitannya dengan kondisi terumbu karang (prosentase dan jenis tutupan karang hidup) menjadi sangat penting. Metode penelitian didasarkan pada sampling paralel antara kelimpahan (visual sensus) dan prosentase tutupan karang hidup (Point Intercept Transect) di lokasi penelitian. Lokasi penelitian di Perairan Kepulauan Liukang Tumpabbiring dan Kepulauan Liukang Tangaya. Analisis keterkaitan kelimpahan dan tutupan karang hidup dilakukan dengan regresi linier. Hasil kajian menunjukkan bahwa Status tutupan karang di perairan Kepulauan Tuppabiring bentuk reef flat berada pada kondisi baik (53,50 %), reef cress sedang (47,28%), dan reef slope baik (52,78%), sedangkan di perairan Kepulauan Liukang Tangaya yang ditemukan pada bentuk reef flat berada pada kondisi baik (54,17 %), reef cress baik (58,11%), dan reef slope baik ( 60,28%). Kelimpahan ikan Injel Napoleon sebesar 0,0004 ekor/m 2 dan standing stock 12.411.333 ekor pada perairan Kepulauan Liukang Tupabbiring sedangkan pada Kepulauan Liukang Tangaya sebesar 0,016 ekor/m 2 dan standing stock 727.718.000. Kata kunci: Kelimpahan, Ikan Hias Injel Napoleon, Tutupan Karang Hidup ABSTRACT The purpose of this study is to estimate and analyze the abundance of ornamental fish Injel Napoleon (Pomacanthus xanthometapon) under conditions of live coral cover in the waters Pangkep regency, South Sulawesi. Injel Napoleon fish is the most expensive marine ornamental fish. These fish live and breed in coral reef habitats. The existence and emergence in the reef habitat is still not known clearly. Damage to coral reefs is estimated to occur during co threaten the availability of these ornamental fish. Therefore, the abundance of information related to the condition of coral reefs (percentage of live coral cover and species) becomes very important. The research method is based on parallel sampling of abundance (visual census) and the percentage of live coral cover (Point Intercept Transect) at the sites. Research sites in the archipelagic waters and Islands Liukang Liukang Tumpabbiring Tangaya. Linkage analysis of abundance and live coral

124 Mauli Kasmi dan Sulkifli cover is done by linear regression.. The study results indicate that the status of coral cover in the waters of the reef flat shape Tuppabiring Islands is in good condition (53.50%), reef cress moderate (47.28%), and the reef slope good (52.78%), while in the waters of Islands Liukang Tangaya found on the reef flat shape is in good condition (54.17%), reef cress good (58.11%), and the reef slope good (60.28%). Injel Napoleon fish abundance of 0.0004/m 2 and standing stock is 12.411.333 on Tupabbiring Liukang Islands waters while in the Islands for Liukang Tangaya 0.016/m 2 and standing stock is 727.718.000. Key words: Abundance, Injel Napoleon Ornamental Fish, Live Coral Cover PENDAHULUAN Ikan hias Injel Napoleon ini termasuk dalam famili Pomanchantidae dan termasuk ikan yang cantik, badannya bulat, panjang, dan pipih. Sisik berukuran kecil, keras, stenoid dengan striae longitudinal dan berkerut-kerut. Pada kepala, sisik berukuran lebih kecil diserati gurat sisi melengkung sampai dasar ekor. Ikan hias Injel Napoleon ini merupakan ikan hias laut yang mempunyai nilai ekonomi paling mahal di kelas ikan injel dengan harga 40 US$ sampai 60 US$. Ikan ini hidup dan berkembang biak di habitat terumbu karang terutama yang ditumbuhi alga sebagai makanannya. Keberadaan dan kemunculannya pada habitat terumbu karang ini masih belum diketahui secara jelas. Kerusakan terumbu karang yang terjadi selama ini diperkirakan turut mengancam ketersedian ikan hias ini. Oleh karena itu, informasi kelimpahan kaitannya dengan kondisi terumbu karang (prosentase dan jenis tutupan karang hidup) menjadi sangat penting. Terumbu karang dikenal sebagai ekosistem yang sangat kompleks dan produktif dengan keanekaragaman biota tinggi seperti moluska, crustacea dan ikan karang. Biota yang hidup di terumbu karang merupakan suatu komunitas yang meliputi kumpulan kelompok biota dari berbagai tingkat tropik, dimana masingmasing komponen dalam komunitas ini mempunyai ketergantungan yang erat satu sama lain. Russel et al. (1978) menyatakan bahwa distribusi ruang (spatial distribution) berbagai jenis ikan karang bervariasi menurut kondisi dasar perairan, perbedaan habitat terumbu karang menyebabkan pula adanya perbedaan kumpulan ikan-ikan. Dengan kata lain interaksi intra- dan inter-jenis berperan penting dalam penentuan pewilayahan (spacing). Tiap kumpulan ikan masing-masing mempunyai kesukaan (preferensi) terhadap habitat tertentu, sehingga masing-masing kumpulan ikan menghuni wilayah yang berbeda. Tujuan penelitian ini adalah mengestimasi dan menganalisis kelimpahan ikan hias Injel Napoleon Pomacanthus xanthometapon dan berdasarkan kondisi tutupan karang hidup di perairan Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan. BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Kepulauan Liukantangaya meliputi Pulau Sapuka Kecil, Karang Koko, dan Tinggalungan yang dilaksanakan Juli sampai Agustus 2010. Sedangkan Kepulauan Tuppabiring meliputi Pulau Gondongbali, Pamanggangan, dan Sarappo Keke yang dilaksanakan selama Oktober sampai November 2010. Prosedur Penelitian Stasiun sampling pada masingmasing sub stasiun ditentukan

Hubungan Karakteristik Habitat Dengan Kelimpahan Ikan Hias Injel Napoleon 125 Pomacanthus xanthometapon Di Perairan Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan berdasarkan kriteria penutupan karang hidup dan bentuk pertumbuhan karang atau topografi perairan (reef flat, reef cress, reef slope). Beberapa metode survei terumbu karang seperti Point Intercept Transect menurut petunjuk (English et al,1997), digunakan untuk mendapatkan gambaran mengenai kondisi substrat dan bentuk pertumbuhan karang dengan panjang transek 100 m untuk setiap zona (reef flat, reef cress, reef slope). Sedangkan untuk menduga kelimpahan ikan injel napoleon digunakan metode visual sensus seiring dengan garis transek pengamatan bentuk tutupan karang pada masing-masing zona. Pengamatan dilakukan dengan panjang 100 m garis transek dengan jarak pandang sejauh 2,5 m ke sebelah kiri dan 2,5 m ke sebelah kanan garis transek (pengamatan berada di tengah), selanjutnya jenis ikan injel napoleon dicatat jumlah kehadirannya. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Kondisi Habitat Ikan Injel Napoleon Pomacanthus xanthometapon di Kepulauan Kec. Liukang Tuppabiring dan Liukang Tangaya Berdasarkan kondisi habitat di kepulauan Kec. Liukang Tuppabiring dan Kecamatan Liukang Tuppabiring, kondisi bentuk tutupan karakteristik habitat di dua kepulauan perairan Kabupaten Pangkep menunjukkan bahwa prosentase tutupan karang rata-rata baik yaitu zona reef flat, reef cress, dan reef slope bahwa tutupan karang perairan kepulauan Kecamatan Liukang Tangaya rata-rata di atas kepulauan Kecamatan Liukang Tuppabiring (Gambar 1). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa status tutupan karang di perairan Kepulauan Kec. Tuppabiring khususnya pada zona reef flat berada pada kondisi baik (53,50 %), status tutupan karang pada zona reef cress berada pada kondisi sedang (47,28%), dan zona reef slope berada pada kondisi baik ( 52,78%). Adapun kondisi status tutupan karang di perairan Kepulauan Kec. Liukang Tangaya yang ditemukan pada zona reef flat berada pada kondisi baik (54,17 %), status tutupan karang pada zona reef cress berada pada kondisi baik (58,11%), dan zona reef slope berada pada kondisi baik ( 60,28%). Gambar 1. Prosentase Bentuk Tutupan Karakteristik Habitat

126 Mauli Kasmi dan Sulkifli Gambar 2. Hubungan antara Jumlah Ikan dan Bentuk Karakteristik Habitat 2. Hubungan antara Kondisi Habitat dan Kelimpahan Ikan Injel Napoleon Pomacanthus xanthometapon di Kepulauan Kec. Tuppabiring dan Liukang Tangaya Ikan Injel Napoleon yang ditemukan di wilayah perairan kepulauan Kec. Liukang Tuppabiring disajikan pada Gambar 2 yaitu pada daerah reef cress dan reef slope masing-masing 1 ekor. Sementara itu pada reef flat tidak ditemukan ikan Injel Napoleon. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelimpahan ikan sebesar 0,0004 ekor/m 2 dan standing stock 12.411.333 ekor pada wilayah perairan Kec. Kepulauan Liukang Tupabbiring dengan tutupan karang hidup sebesar pada bentuk reef flat berada pada kondisi baik (53,50 %). Status tutupan karang pada reef cress berada pada kondisi sedang (47,28%), dan reef slope berada pada kondisi baik (52,78%). Pada wilayah perairan Kepulauan Kec. Liukang Tangaya Ikan Injel Napoleon yang ditemukan pada daerah reef cress sebanyak 39 ekor dan reef slope sebanyak 24 ekor serta reef flat sebanyak 9 ekor. Sehingga didapat kelimpahan ikan sebesar 0,016 ekor/m 2 dan ketrsediaan ikan Injel Napoleon atau standing stock 727.718.000 dengan dengan tutupan karang hidup sebesar pada bentuk reef flat berada pada kondisi baik (54,17 %). Status tutupan karang pada reef cress berada pada kondisi sedang (58,11%), dan reef slope berada pada kondisi baik (60,28%). Densitas, standing stock ikan injel napoleon dan tutupan karang pada wilayah perairan Kepulauan Kec. Liukang Tuppabiring dan Liukang Tangaya disajikan pada Tabel 1. Secara umum densitas dan standing stock ikan Injel Napoleon lebih tinggi pada wilayah perairan Kec.Liukang Tupabiring dibanding wilayah perairan Kec. Liukang Tangaya meskipun luas tutupan karang hampir sama. Hal ini diduga disebabkan tingkat ekploitasi ikan Injel Napoleon di Liukang Tupabiring sudah mengalami over exploitation. Fenomena ini terlihat dari hasil transek yang jumlahnya berkisar 0-1 ekor. Selain itu, wilayah perairan Kec. Kepulauan Liukang Tuppabiring cukup dekat dari wilayah pesisir Sulawesi Selatan sehingga memudahkan bagi armada penangkapan untuk melakukan penangkapan ikan Injel Napoleon di wilayah tersebut. Sementara itu, wilayah Kepulauan Liukang Tangaya cukup jauh sehingga membutuhkan waktu tempuh yang cukup lama (± 24 jam) menuju ke wilayah tersebut. Dengan demikian banyaks penangkap ikan yang memiliki pertimbangan untuk melakukan penangkapan di wilayah tersebut.

Hubungan Karakteristik Habitat Dengan Kelimpahan Ikan Hias Injel Napoleon 127 Pomacanthus xanthometapon Di Perairan Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan Tabel 1. Densitas, standing stock ikan Injel napoleon dan tutupan karang di wilayah perairan Kepulauan Kec. LiukangTupabiring dan Liukang Tangaya Wilayah Densitas Standing Stock Tututupan Karang Jumlah Ikan (M 2) (ekor) Bentuk Persentase (ekor) Liukang Tuppabiring 0,0004 12.411.333 Flat 53,50 ± 8,72 0 Cress 47,28 ± 7,89 1 Slope 52,78 ± 17,04 1 Liukang Tangaya 0,016 727.718.000 Flat 54,17 ± 9,16 39 Cress 58,11 ± 11,60 24 Slope 60,28 ± 8,40 9 Jumlah ikan di wilayah perairan Kepulauan Kec. Liukang Tangaya lebih banyak ditemukan pada daerah flat dibandingkan slope dan cress. Hal ini diduga daearh flat merupakan daerah asuhan, hal ini sesuai dengan kenyataan di lapangan dimana banyak ditemukan juvenile ikan Injel Napoleon. Sementara itu, daerah slope jumlah ikan yang ditemukan paling sedikit. Kemungkinan ikan-ikan ukuran tertentu (kecil) memiliki keterbatasan atau kemampuan berenang ke perairan yang lebih dalam sehingga keberadaannya di perairan agak dangkal (flat dan cress). Hal ini sesuai dengan kenyataan di lapangan dimana ikan-ikan Injel Napoleon yang ditemukan di daerah slope berukuran lebih besar (dewasa). Hubungan antara luasan tutupan karang dan jumlah ikan berpola linier dengan persamaan regresi: Y = -0,346 + 0,008 x (R 2 = 0,181) untuk wilayah perairan kepulauan Kec. Liukang Tuppabiring dan Y = 3,189-0,009 x (R 2 = 0,003) untuk Liukang Tangaya. Nilai koefisien korelasi dari kedua wilayah periaran tersebut sangat lemah yakni hanya 0,181 dan 0,003 yang menunjukkan bahwa pengaruh luas tutupan karang hanya berkisar 18,1 dan 3% terhadap keberadaan ikan Injel Napoleon. Dengan demikian, diduga terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi keberadaan ikan tersebut. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Status tutupan karang di perairan Kepulauan Tuppabiring bentuk reef flat pada kondisi baik (53,50 %), reef cress sedang (47,28%), dan reef slope baik (52,78%), sedangkan di perairan Kepulauan Liukang Tangaya yang ditemukan pada bentuk reef flat berada pada kondisi baik (54,17 %), reef cress baik (58,11%), dan reef slope baik ( 60,28%). 2. Kelimpahan ikan Injel Napoleon sebesar 0,0004 ekor/m 2 dan standing stock 12.411.333 ekor pada perairan Kepulauan Liukang Tupabbiring sedangkan pada Kepulauan Liukang Tangaya sebesar 0,016 ekor/m 2 dan standing stock 727.718.000. Saran Dari hasil penelitian ini disarankan untuk dilakukan penelitian lanjutan pada lokasi yang lain dengan waktu yang lebih lama.

128 Mauli Kasmi dan Sulkifli DAFTAR PUSTAKA English, S. C, Wilkinson and V. Baker, 1997. Survey Manual For Tropical Marine Resources 2 nd ed. Australia Institute of Marine Science, Townville. 390 p. Hill, J. and C. Wilkinson, 2004. Methods for Ecological Monitoring of Coral Reefs. A Resources for Managers. Australian Institute of Marine Science, Townville. 117. P. Poernomo, A., Mardlijah, S., Linting,L, M,. Amin, M,E, dan Widjopriono. 2006. Ikan Hias Laut Indonesia, Balai Riset Perikanan Laut. Penebar Swadaya. Jakarta. 182 p. Russell, B. C., F.H. Talbot, G.R.V. Anderson & B. Goldman. 1978. Collection and sampling of reef fishes. In: D. R. Stoddart and R. E. Johannes (eds.), Coral Reefs: Research Methods. UNESCO, Paris. Pp: 329-345.