PERAN ORGANISASI PROFESI DALAM PROFESIONALISASI PENGADAAN

dokumen-dokumen yang mirip
JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN BARANG/JASA

JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN BARANG/JASA

KONSEP ROADMAP MODERNISASI PENGADAAN KEMENTERIAN PUPR KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

PROYEK MODERNISASI PENGADAAN

RENCANA KERJA DIREKTORAT BINA SERTIFIKASI PROFESI TAHUN 2009 DAN 2010

Kerangka Acuan. Kegiatan Profesionalisasi Pengadaan. Mentor ULP untuk Manajemen Sumber Daya Manusia

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, KONGRES II IKATAN PENYULUH PERIKANAN INDONESIA,

PEMBENTUKAN JABATAN FUNGSIONAL PBJP BERBASIS STANDAR KOMPETENSI KERJA PBJP

2015, No Nomor 87 Tahun 2011, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5238); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2013 tentang Susu

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN MODEL PENGEMBANGAN KOMPETENSI APARATUR SIPIL NEGARA. DR. Adi Suryanto, MSi. Kepala LAN RI

Kebijakan dan Layanan Sertifikasi Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Direktorat Sertifikasi Profesi LSP LKPP

panduan praktis Edukasi Kesehatan

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pekan dan Kejuaraan Olahraga (Lembaran Negara Republik Indonesia T

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

ANGGARAN RUMAH TANGGA LEMBAGA AKREDITASI MANDIRI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN INDONESIA

2017, No KEP/58/M.PAN/6/2004 tentang Jabatan Fungsional Penggerak Swadaya Masyarakat dan Angka Kreditnya; c. bahwa berdasarkan pertimbangan seb

2016, No Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 60); 4.

Peraturan...

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 28 TAHUN 2000

2016, No Nomor 157 tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa P

ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI

ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors. Membuat Visi. 3 N/A Membuat Misi 2

SOSIALISASI GLOBAL CODE OF PRACTICE ON THE INTERNATIONAL RECRUITMENT OF HEALTH PERSONNEL

*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

PERANAN KOMITE FARMASI SEBAGAI BADAN NORMATIF NONSTRUKTURAL DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN

2 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara R

PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM APARATUR DALAM RANGKA REFORMASI BIROKRASI BIRO KEPEGAWAIAN

STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

BAB II GAMBARAN UMUM. Badan Pusat Statistik adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG POLA KARIER PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

Sinergi Instansi Perencana dengan Asosiasi Perencana Pemerintah Indonesia (AP2I) di Pusat dan Daerah

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 154 TAHUN 2014 TENTANG KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN

IMPLIKASI Penerapan PP Nomor 11 Tahun 2017 Terhadap Pengembangan Kompetensi Perencana

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAIN RS. BUDI KEMULIAAN BATAM

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL

MODUL PENGEMBANGAN KARIR PNS (PENELITI) Pusbindiklat Peneliti. Diklat Jabatan Fungsional Peneliti Tingkat Pertama

AKREDITASI PROGRAM STUDI KEDOKTERAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN PEMERINTAH PROVINSI BANTEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG

CMS CAREER MAPPING SYSTEM. Pendahuluan

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

K A T A P E N G A N T A R

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan tent

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI SDM APARATUR KEMENTERIAN PAN DAN

STANDAR 1. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, serta strategi pencapaian

REKOMENDASI PERTEMUAN NASIONAL JEJARING KONSELOR HOTEL GRAND CEMPAKA JAKARTA TANGGAL, NOVEMBER 2006

- 3 - Pasal Jabatan

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA 17 /PER/M.

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANALIS KEBIJAKAN INDONESIA - AAKI (ASSOCIATION OF INDONESIAN POLICY ANALYSTS - AIPA) BAB I KETENTUAN UMUM

STANDAR PENGELOLAAN PEMBELAJARAN

- 4 - BAB III SEKRETARIAT JENDERAL. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG PANGKALAN DATA PENDIDIKAN TINGGI

KATA PENGANTAR. Bandung, KEPALA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI JAWA BARAT

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 37 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS)

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN Tentang:

Prof. dr Ali Ghufron Mukti., MSc., PhD NIP

AKREDITASI PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

PEDOMAN KNAPPP 02 : 2007 PERSYARATAN AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOMISI NASIONAL AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

PEMBENTUKAN JABATAN FUNGISONAL TERTENTU DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

STANDAR AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA

TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI

STANDAR 1. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, serta strategi pencapaian

UJI KOMPETENSI PENYESUAIAN/INPASSING JABFUNG PPBJ. Deputi Bidang Pengembangan dan Pembinaan SDM LKPP

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 154 TAHUN 2014 TENTANG KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN

Pemangku Kepentingan, Manajer, dan Etika

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Profil Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung

RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI. Biro Organisasi dan Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN LINGKUNGAN HIDUP (BLH) KOTA YOGYAKARTA. Sebelum di bentuknya Badan Lingkungan Hidup, Instansi ini pernah

VISI, MISI DAN PROGRAM KERJA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusya

KEPUTUSAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 04/KPPU/KEP/I/2010

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN NOMOR PROTOKOL INTERNET

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Badan Litbang Pertanian Tahun 2014 BAB V. PENUTUP

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 106 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

Transkripsi:

PERAN ORGANISASI PROFESI DALAM PROFESIONALISASI PENGADAAN PAPARAN DIREKTUR PENGEMBANGAN PROFESI LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP) PADA SIMPOSIUM NASIONAL PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH JAKARTA, 29 30 November 2011

1. Latar Belakang 2. Profesionalisasi Pengadaan 3. Kesimpulan 2

1. Latar Belakang Pelaksanaan pengadaan masih belum profesional: 1. Pelaksana ditunjuk secara adhoc, bisa berganti setiap tahun; 2. Rawan pengaruh kepentingan dan intervensi; 3. Kemampuan dan kompetensi pelaksana pengadaan sangat beragam; 4. Profesionalitas tidak terjamin dan tidak terukur; 5. Pelaksanaan kurang fokus karena pelaksana masih merangkap jabatan/ kegiatan lain; 6. Akumulasi keahlian, pengalaman, dan keterampilan pelaksana tidak efektif; 7. Tidak ada jaminan peningkatan karier di bidang PBJP. 8. Insentif belum layak

1. Latar Belakang Isu-isu dan Tantangan dalam Profesionalisasi Pengadaan : Pendidikan dan pelatihan pengadaan pada sistem pendidikan tinggi yang menjadi dasar dalam pengembangannya belum fokus Tidak adanya catatan historis sebelumnya tentang adanya profesionaliasi pengadaan, dan tidak adanya cabang langsung dari lembaga internasional pengadaan di Indonesia Untuk membentuk suatu budaya profesional dalam pengadaan perlu dimulai dari prinsip awal. Reputasi praktek yang korup di pengadaan di beberapa daerah menutupi inisiatif dalam upaya membentuk profesionalisasi pengadaan Tidak adanya pengalaman dalam membentuk dan mengoperasikan organisasi profesional dalam pengadaan, namun dapat dipakai model dari organisasi profesional lain sebagai contoh Kurangnya perhatian diantara pejabat-pejabat tinggi tentang pentingnya profesionalisasi pengadaan.

Profesionalisasi Pengadaan mencakup: 1. Pengembangan Jenjang Karir Pengadaan 2. Penguatan Organisasi Profesi/Unit Pembina

1. Pengembangan Jenjang Karir Pengadaan 1) Pembentukan Jabatan Fungsional Pengadaan berbasis Standar Kompetensi Kerja PBJP; 2) Penyusunan uraian beban kerja pejabat fungsional PBJP berbasis standar kompetensi; 3) Penyusunan profil kompetensi untuk setiap level kualifiksi Pejabat Fungsional PBJP; 4) Penyusunan standar/pedoman penilaian kinerja (pedoman penilaian angka kredit) Pejabat Fungsional PBJP; 5) Penyusunan standar/pedoman kenaikan karir Pejabat Fungsional PBJP; 6) Penyusunan standar/pedoman pelatihan dan pendidikan serta asesmen Pejabat Fungsional PBJP.

2. Penguatan Organisasi Profesi/Unit Pembina 1) Penyusunan kode etik ahli pengadaan; 2) Pembuatan data base untuk pengembangan Jenjang Karir ahli pengadaan; 3) Menyediakan sarana dan prasarana untuk komunikasi dan pengembangan Jenjang Karir pejabat fungsional PBJP dan anggota organisasi profesi; 4) Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengadaan dan kepatuhannya terhadap pelaksanaan kode etik dalam praktek pengadaan; 5) Melakukan advokasi dan mediasi dalam pengembangan Jenjang Karir pejabat fungsional PBJP dan anggota organisasi profesi; 6) Membuat jejaring/networking organisasi profesi pengadaan dan organisasi lainnya tingkat nasional, regional dan internasional untuk pertukaran pengetahuan dan pengalaman; 7) Menyelenggarakan program pelatihan dan pendidikan untuk meningkatkan profesionalitas anggotanya maupun masyarakat luas; 8) Menyelenggarakan forum profesi tahunan sebagai wahana pertukaran pengetahuan dan pengalaman

1. Pengembangan Jenjang Karir Pengadaan Kebijakan Pengembangan (1) : 1) Menggunakan kerangka kompetensi untuk membangun sistem jenjang karir dengan judul kerja, tanggung jawab kerja pada tingkat-tingkat yang berbeda, dan profil-profil kompetensi. 2) Menetapkan struktur organisasi ULP awal untuk mewakili keadaan dimana jenjang karir dapat terjadi dengan mengingat beragamnya kebutuhan dan pengaturan yang sekarang ini ada. 3) Melakukan analisis tentang hal-hal bagaimana jenjang karir dan penilaiannya akan dilakukan di bidang pengadaan dibandingkan dengan hal-hal yang sama di bidang lain. 4) Menyusun dan melaksanakan strategi pemasaran dan advokasi dalam pengembangan jenjang karir pengadaan.

1. Pengembangan Jenjang Karir Pengadaan Kebijakan Pengembangan (2) : 5) Menyusun suatu sistem untuk menilai dan mengalokasikan pegawai yang ada pada tangga jenjang pengadaan. 6) Melaksanakan strategi untuk memobilisasi pegawai-pegawai untuk memilih karir dan tugas di bidang pengadaan 7) Membuat data-base untuk jenjang karir (career progession) dan persyaratan alur karir (career pathing, misal uraian beban kerja; profil kompetensi; standar kinerja) 8) Menyusun struktur dan proses untuk saran teknis dan dukungan dalam pencapaian jenjang karir (career progression) dan career pathing.

1. Pengembangan Jenjang Karir Pengadaan Program-program dan rencana kegiatan (1) 1.1 Menyusun jenjang karir pengadaan dan persyaratannya untuk mendapat persetujuan pemerintah Kegiatan kegiatan mendesak: 1) Melaksanakan penelitian dan menyiapkan naskah akademis tentang persyaratan jenjang karir (career pathing and progression) Pejabat Fungsional Pengadaan PBJP. 2) Menyusun draft struktur jenjang karir pengadaan untuk validasi dan uraian beban kerja (untuk uji coba pengisian kuestioner beban kerja) Pejabat Fungsional PBJP 3) Memvalidasi struktur jenjang karir dan beban kerja Pejabat Fungsional PBJP sesuai dengan standar dan arahan dari Kementerian PAN & RB dan BKN 4) Menyusun kebutuhan pelatihan dari jenjang karir pengaadaan yang sedang disusun dan membandingkannya dengan program pelatihan pengadaan yang sudah ada.

1. Pengembangan Jenjang Karir Pengadaan Program-program dan rencana kegiatan (1) 1.1 Menyusun jenjang karir pengadaan dan persyaratannya untuk mendapat persetujuan pemerintah Kegiatan-kegiatan berikutnya: 1) Memproses aplikasi untuk jenjang karir pengadaan dan beban kerja pejabat fungsional pengadaan PBJP. 2) Berupaya untuk mendapat dukungan dari pihak-pihak yang terkait (Kemmen PAN & RB dalam penetapan Jenjang Karir dan persyaratannya (uraian beban kerja; profile kompetensi; standar kinerja) Pejabat Fungsional PBJP (PF-PBJP). 3) Menyusun uraian beban kerja PF-PBJP dengan rinci, yang mencakup kinerja standarnya, dan distribusi profil kompetensi untuk setiap tingkat kualifikasinya serta rencana advokasinya pada tingkat nasional. 4) Menyiapkan booklet tentang Jenjang Karir dan persyaratannya (uraian beban kerja; profile kompetensi; standar kinerja) Pejabat Fungsional PBJP (PF-PBJP). 5) Membagikan booklet dan mengadvokasi Jenjang Karir dan persyaratannya (uraian beban kerja; profile kompetensi; standar kinerja) Pejabat Fungsional PBJP (PF-PBJP) ke instansi tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota.

1. Pengembangan Jenjang Karir Pengadaan Program-program dan rencana kegiatan (1) 1.2 Menyusun booklet tentang struktur organisasi ULP dan fungsinya serta Jenjang Karir Pengadaan dan persyaratannya secara rinci Kegiatan-kegiatan mendesak 1) Mengkaji ulang struktur organisasi dan proses pengadaan dalam ULP dalam rangka menetapkan (meng-asess) penggunaan/pemilihan Pejabat Fungsional PBJP yang tepat/berbakat. 2) Menyusun struktur staf dan Jenjang Karir dan persyaratannya untuk berbagai model ULP yang berbeda Kegiatan-kegiatan berikutnya 1) Menyusun brosure tentang Jenjang Karir dan persyaratannya dalam bidang pengadaan di ULP 2) Menyusun standar dan persyaratan pemerkerjaan dan penggunaan tenaga profesional dalam pengadaan.

1. Pengembangan Jenjang Karir Pengadaan Program-program dan rencana kegiatan (1) 1.3 Kolaborasi, pemasaran dan advokasi dalam pengembangan Jenjang Karir Pengadaan Kegiatan-kegiatan mendesak: 1) Menyusun strategi pemasaran dan penyiapan materi untuk pengembangan Jenjang Karir Pengadaan. 2) Menyiapkan rencana rekruitmen yang dapat menarik orang kedalam Jenjang Karir Pengadaan 3) Menyusun rencana diseminasi dan mendapatkan umpan balik dari lapangan 4) Fokus pada advokasi pada tingkat nasional dan melalui struktur pemerintah pusat.

1. Pengembangan Jenjang Karir Pengadaan Program-program dan rencana kegiatan (1) 1.3 Kolaborasi, pemasaran dan advokasi dalam pengembangan Jenjang Karir Pengadaan Kegiatan-kegiatan berikutnya: 1) Melaksanakan sosialiasi ke daerah (provinsi, kabupaten/kota) untuk mempromosikan pengadaan sebagai suatu profesi. 2) Melaksanakan monitoring dan evaluasi atas aplikasi pengembangan Jenjang Karir pengadaan dan persyaratannya 3) Menyediakan bimbingan dan penasehatan serta dukungan teknis dalam pengembangan Jenjang Karir pengadaan dan persyaratannya 4) Fokus pada advokasi tingkat provinsi dan kabupaten/kota 5) Melaksanakan lokakarya pedoman pengembangan karir untuk profesional pengadaan. 6) Membangun hubungan kerja dengan IAPI dan organisasi profesi lainnya

1. Pengembangan Jenjang Karir Pengadaan Program-program dan rencana kegiatan (1) 2.4 Menyusun data base untuk Pengembangan Jenjang Karir dan persyaratannya Kegiatan-kegiatan mendesak: 1) Membahas dengan pihak-pihak terkait dan menyusun struktur data base untuk pengembangan Jenjang Karir dan persyaratannya dalam pengadaan. Kegiatan-kegiatan berikutnya: 1) Menyusun dan menerbitkan data base dalam pengembangan Jenjang Karir dan persyaratannya untuk memberikan informasi kepada instansi pemerintah untuk mendapatkan penggunaan yang maksimal. 2) Menggunakan data base pengembangan Jenjang Karir untuk membantu dan mendukung staf dari kementerian, lembaga, pemerintah daerah, dan instansi lainnya.

2. Pengembangan Organisasi Profesi/Unit Pembina Kebijakan Pengembangan: 1) Pembentukan dan operasionalisasi organisisasi profesi pengadaan (IAPI) yang akan memobilisasi, meningkatkan kapasitas dan mem-profesionalkan para anggotanya dalam bidang pengadaan 2) Pelaksanaan program dan penyelenggaraan layanan yang akan membawa pada status profesional dalam bidang pengadaan 3) Pembentukan sekretariat yang dapat secara efektif dapat mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan program kerja IAPI. 4) Mendorong dan melakukan kampanye agar semua praktisi pengadaan baik yang berada di instansi pemerintah atau swasta, paruh waktu atau penuh waktu berpartisipasi dengan menjadi anggota IAPI. 5) Membentuk IAPI agar mendapat pengakuan sebagai otoritas dan titik referensi dari hal-hal yang terkait profesionalisasi pengadaan. 6) Membuat IAPI menjadi entitas advokasi resmi, pelobi dan promotor dalam pencapaian profesionalisasi dan kesejahteraan para anggotanya. 7) Memelihara kontak-kontak dan kolaborasi dengan organisasi profesi lainnya 8) Melaksanakan program komunikasi dan advokasi untuk anggotanya.

2. Profesionalisasi Pengadaan 2. Pengembangan Organisasi Profesi/Unit Pembina Program-program dan Rencana Kegiatan (2) 2.1 Membangun infrastruktur yang diperlukan untuk operasi organisasi: Kegiatan mendesak: 1) Memilih dan menugasi pengurus Sekretariat yang efektif 2) Menyusun AD/ART dan kerangka kebijakan organisasi 3) Membuat brosur yang menunjukkan visi, misi/tujuan, sasaran, program dan layanan untuk anggota, kemajuan-kemajuan yang dicapai, etc 4) Menyusun struktur rencana kerja dan program layanan 5) Membuat booklet tentang syarat keanggotaan dan tanggung jawabnya 6) Membuat paket dan protokol untuk anggota baru, 7) Menyusun struktur dan tingkat-tingkat keanggotaan yang terkait dengan persyaratannya.

2. Profesionalisasi Pengadaan 2. Pengembangan Organisasi Profesi/Unit Pembina Program-program dan Rencana Kegiatan (2) 2.1 Membangun infrastruktur yang diperlukan untuk operasi organisasi: Kegiatan-kegiatan berikutnya: 1) Menyusun jadwal dan format dan serta tatacara/protokol rapat-rapat 2) Menyusun booklet untuk praktisi tentang manfaat menjadi anggota IAPI 3) Membentuk database sederhana untuk mejalin kontak dengan anggota dan para pemangku kepentingan. 4) Membentuk jejaring/networks, struktur dan tata cara untuk melobi tentang peminatan profesional para anggotanya 5) Menyusun suatu hierarki profesional untuk pengakuan yang terkait dengan kompetens, kualifikasi, dan pengalaman. 6) Menyusun proses Recognition of Prior Learning (RPL) 7) Menyusun jadwal pelaksanaan rencana kerja pelayanan untuk anggota.

2. Profesionalisasi Pengadaan 2. Pengembangan Organisasi Profesi/Unit Pembina Program-program dan Rencana Kegiatan (2) 2.2 Membangun kolaborasi, pemasaran, komunikasi dan advokasi: Kegiatan kegiatan mendesak: 1) Ikut dan menjadi afiliasi organisasi-organisasi profesi dan menghadiri pertemuan-pertemuan lintas kementerian dan lembaga. 2) Membuat brosur-brosur 3) Meningkatkan kualitas dan jumlah majalah pengadaan yang telah diterbitkan. 4) Membuat bentuk/struktur dan strategi untuk komunikasi elektronik, misal e-mail, SMS, facebook, etc 5) Melaksanakan presentasi pada Kelompok Kerja Lintas Lembaga

2. Pengembangan Organisasi Profesi/Unit Pembina Program-program dan Rencana Kegiatan (2) 2.2 Membangun kolaborasi, pemasaran, komunikasi dan advokasi: Kegiatan-kegiatan Berikutnya: 1) Merancang strategi untuk perluasan keanggotaan dan pelantikan pengurus daerah 2) Mendorong munculnya kader-kader champion organisasi di daerah 3) Menyusun jadwal untuk kunjungan-kunjungan advokasi di daerah 4) Membentuk afiliasi dengan organisasi profesional lain baik dalam negeri maupun luar negeri 5) Memperluas strategi pemasaran melalui radio dan televisi 6) Melaksanakan convensi professional untuk profesional pengadaan. 7) Memperluas pemasaran dari manfaat afiliasi profesional

2. Pengembangan Organisasi Profesi/Unit Pembina Program-program dan Rencana Kegiatan (2) 2.3 Penyusunan dan implementasi Kode Etik Kegiatan mendesak 1) Melaksanakan survai untuk memastikan kandungan kode etik telah sesuai dengan harapan pemangku kepentingan bidang pengadaan. 2) Melatih staf agar mampu mebyusun dan meneglola kode etik. 3) Menyusun draft kode etik profesi untuk dikaji Kegiatan berikutnya 1) Finalisasi penyusunan kode etik profesi 2) Melaksanakan proses agar kode etik profesi mendapat persetujuan dari pemangku kepentingan 3) Menyusun system untuk melaksanakan, memonitor dan menegakkan kepatuhan atas kode etik profesi 4) Menyusun modul pelatihan untuk etika standar pengadaan 5) Menjadwalkan dan melaksanakan pelatihan etika standar pengadaan 6) Menyusun dan melaksanakan system untuk aplikasi kode etik pekerjaan didalam institusi pendidikan.

2. Pengembangan Organisasi Profesi/Unit Pembina Program-program dan Rencana Kegiatan (2) 2.4 Pelatihan manajemen tenaga professional dalam pengadaan Kegiatan mendesak: 1) Menyusun modul sederhana tentang perilaku profesional 2) Melatih staf dari Kementerian dan lembaga lain tentang perilaku profesional Kegiatan berikutnya: 1) Melatih pengajar/trainer kode etik tentang profesionalisasi dan kode etik pengadaan 1) Melaksanakan pelatihan agar pejabat pemerintah sadar akan adanya dan kemauan untuk melaksanakan kode etik yang telah ditetapkan.

3. Kesimpulan 1. Diperlukan penguatan tidak saja Organisasi Profesi tetapi juga penguatan instansi pembina Pejabat Fungsional PBJP. 2. Program dan kegiatan kegiatan yang diperlukan untuk memperkuat organisasi profesi dan instansi pembina Pejabat Fungsional PBJP dalam melaksanakan profesionalisasi pengadaan cukup banyak, sehingga diperlukan kerjasama yang efektif antara LKPP dengan organisasi profesi dan instansi pembina 3. Diperlukan MoU atau Nota Kerjasama antara LKPP dengan instansi pembina Pejabat Fungsional PBJP agar program profesionalisasi pengadaan dapat berjalan efektif.