BAB I PENDAHULUAN. menjadi pembahasan masyarakat akar rumput. Hal ini disebabkan masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Salah satu lembaga negara yang ada di Indonesia adalah Badan Pemeriksa

Subbagian Hukum BPK Perwakilan Provinsi Bali

KASUS TINDAK PIDANA KORUPSI PENINGKATAN JALAN NANTI AGUNG - DUSUN BARU KECAMATAN ILIR TALO KABUPATEN SELUMA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, sehingga harus diberantas 1. hidup masyarakat Indonesia sejak dulu hingga saat ini.

KADIS PENDIDIKAN MTB DAN PPTK RUGIKAN NEGARA Rp200 JUTA LEBIH.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan negara. Di Indonesia, tindak pidana ko. masyarakat dan dikategorikan sebagai kejahatan luar biasa (extra ordinary

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI BAB I

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian, Kedudukan, serta Tugas dan Wewenang Kejaksaan

NOMOR : M.HH-11.HM th.2011 NOMOR : PER-045/A/JA/12/2011 NOMOR : 1 Tahun 2011 NOMOR : KEPB-02/01-55/12/2011 NOMOR : 4 Tahun 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keuangan negara sebagai bagian terpenting dalam pelaksanaan

UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI [LN 1999/140, TLN 3874]

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI. penghitungan kerugian keuangan negara yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa

BAB I PENDAHULUAN. kasus korupai yang terungkap dan yang masuk di KPK (Komisi. korupsi telah merebak ke segala lapisan masyarakat tanpa pandang bulu,

Penerapan Tindak Pidana Ringan (Studi Putusan Pengadilan Negeri Kisaran Nomor 456/Pid.B/2013/PN.Kis)

BAB I PENDAHULUAN. secara biasa, tetapi dituntut dengan cara yang luar biasa. juga pada kehidupan berbangsa dan bernegara pada umumnya.

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlihat dengan adanya pembangunan pada sektor ekonomi seperti

BAB I PENDAHULUAN. terkait korupsi merupakan bukti pemerintah serius untuk melakukan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN TENTANG PENGADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV KEWENANGAN KEJAKSAAN DALAM PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI. A. Perbedaan Kewenangan Jaksa dengan KPK dalam Perkara Tindak

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2009 TENTANG PENGADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. uang. Begitu eratnya kaitan antara praktik pencucian uang dengan hasil hasil kejahatan

PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2000 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. kurang atau tidak memperoleh kasih sayang, asuhan bimbingan dan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN TENTANG PENGADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. nyata. Seiring dengan itu pula bentuk-bentuk kejahatan juga senantiasa mengikuti perkembangan

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PIDANA TAMBAHAN DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI YANG BERUPA UANG PENGGANTI. A. Pidana Tambahan Dalam Tindak Pidana Korupsi Yang Berupa Uang

BAB IV PENUTUP. Tinjauan hukum..., Benny Swastika, FH UI, 2011.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Keempat, Penyidikan Oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 3.4 Penyidikan Oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

P U T U S A N Nomor: 08/PID.SUS.K/2014/PT.MDN.- DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENGADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI

P U T U S A N NO : 11/PID.SUS/2011/PT.MDN.-

MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI BUKU PANDUAN UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA KORUPSI. Komisi Pemberantasan Korupsi

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini jumlah perkara tindak pidana korupsi yang melibatkan Badan Usaha Milik

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2000 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. keuangan negara atau perekonomian negara yang akibatnya menghambat

PEMBELAAN TIM PENASEHAT HUKUM TAK RELEVAN JAKSA TETAP MINTA TAMHER-RAHAYAAN DIPENJARAKAN DUA TAHUN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI. UU No. 31 TAHUN 1999 jo UU No. 20 TAHUN 2001

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. buruk bagi perkembangan suatu bangsa, sebab tindak pidana korupsi bukan

BAB II PENGATURAN HUKUM TENTANG PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN TINDAK PIDANA KORUPSI

BAB I PENDAHULUAN. yang telah tercakup dalam undang-undang maupun yang belum tercantum dalam

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III HASIL PENELITIAN KESEIMBANGAN SANKSI PIDANA KURUNGAN SEBAGAI SANKSI PENGGANTI SANKSI PIDANA DENDA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA JAKSA AGUNG. Sumber Daya Alam. Satuan Tugas. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan.

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

12. 1 (satu) rangkap Asli back up data Pekerjaan Pembangunan Gedung Rektorat Lanjutan Tahun Anggaran 2014; (satu) rangkap fotocopy Rekapitulasi

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

Matriks Perbandingan KUHAP-RUU KUHAP-UU TPK-UU KPK

TETAPKAN TERSANGKA ADD, TUNGGU KERUGIAN NEGARA

Kasus PDAM Makassar, Eks Wali Kota Didakwa Rugikan Negara Rp 45,8 Miliar

INDONESIA CORRUPTION WATCH 1 Oktober 2013

BAB I PENDAHULUAN. Tindak pidana korupsi yang diikuti dengan Tindak pidana pencucian uang

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

MANTAN BOS ADHI KARYA KEMBALI DAPAT POTONGAN HUKUMAN.

I. PENDAHULUAN. terpuruknya sistem kesejahteraan material yang mengabaikan nilai-nilai

BAB II KEWENANGAN JAKSA DALAM SISTEM PERADILAN DI INDONESIA. diatur secara eksplisit atau implisit dalam Undang-undang Dasar 1945, yang pasti

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. benar-benar telah menjadi budaya pada berbagai level masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. sebagai extraordinary crime atau kejahatan luar biasa. penerapannya dilakukan secara kumulatif.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ANOTASI UNDANG-UNDANG BERDASARKAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI

BAB I PENDAHULUAN. (rechtsstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (machtsstaat). Indonesia

permasalahan bangsa Indonesia. Tindak pidana korupsi di Indonesia sudah sangat meluas dan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

P U T U S A N Nomor : 27/PID.SUS.K/2013/PT-MDN

2014, No c. bahwa dalam praktiknya, apabila pengadilan menjatuhkan pidana tambahan pembayaran uang pengganti, sekaligus ditetapkan juga maksimu

RANCANGAN PENJELASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI BUKU SAKU UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA KORUPSI

UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG [LN 2007/58, TLN 4720 ]

KEKUATAN PEMBUKTIAN VISUM ET REPERTUM BAGI HAKIM DALAM MEMPERTIMBANGKAN PUTUSANNYA. Oleh : Sumaidi, SH.MH

BERITA NEGARA. No.711, 2013 MAHKAMAH AGUNG. Penyelesaian. Harta. Kekayaan. Tindak Pidana. Pencucian Uang. Lainnya PERATURAN MAHKAMAH AGUNG

I. PENDAHULUAN. dan sejahtera tersebut, perlu secara terus-menerus ditingkatkan usaha-usaha pencegahan dan

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA, KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, DAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2002 TENTANG KOMISI PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI BUKU PANDUAN UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA KORUPSI. Komisi Pemberantasan Korupsi

I. PENDAHULUAN. transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Kemampuan ini tentunya sangat

Kasus Korupsi PD PAL

BAB I PENDAHULUAN. acara pidana adalah untuk mencari dan mendapatkan atau setidak-tidaknya

TUMPANG TINDIH KEWENANGAN PENYIDIKAN TINDAK PIDANA KORUPSI. Oleh : Sulistyo Utomo, SH* *

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

MONITORING PERADILAN DI ACEH SELAMA TAHUN Lhokseumawe, 26 Desember 2011

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan norma serta

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Hukum Acara Pidana Untuk Kasus Kekerasan Seksual

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Korupsi adalah salah satu bentuk kejahatan yang luar biasa (extraordinary crime), sampai saat ini senantiasa menjadi topik pembicaraan yang selalu hangat, baik dalam kehidupan masyarakat maupun dalam seminarseminar. Korupsi bukan hanya menjadi konsumsi perbincangan masyarakat atas dan menengah saja, melainkan juga masalah korupsi saat ini sudah menjadi pembahasan masyarakat akar rumput. Hal ini disebabkan masalah korupsi bukan lagi masalah baru dalam persoalan hukum dan ekonomi bagi suatu bangsa dan negara karena korupsi telah ada sejak adanya peradaban masyarakat dari ribuan tahun yang lalu, baik di negara maju maupun di negara yang sedang berkembang, termasuk Indonesia. Bahkan, perkembangan korupsi di Indonesia saat ini sudah sampai batas titik nadir yang sangat membahayakan pembangunan dan menghambat kemakmuran dalam mencapai tingkat kesejahteraan masyarakat Indonesia sebab perlakuan korupsi sangat luar biasa karena sudah menjangkit dan menyebar ke seluruh lapisan masyarakat. 5 Korupsi bagaikan penyakit kronis yang sulit disembuhkan. dapat dikatakan tindak pidana korupsi di Indonesia sudah begitu meluas dan terus meningkat dari tahun ke tahun, jumlah kasus, jumlah kerugian keuangan negara maupun modus operandinya. Berdasarkan Indeks Persepsi Korupsi 5 Eddy Yunara, 2012, Korupsi & Pertanggungjawaban Pidana Korporasi, PT.Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm. 1. 1

2 (IPK) yang dikeluarkan oleh Lembaga Transparency International pada tahun 2010 kita menduduki peringkat 110 dari 178 negara dengan nilai indeks 2,8; pada tahun 2011 peringkat 100 dari 182 negara dengan indeks 3,0 dan pada tahun 2012 peringkat 118 dari 176 negara dengan nilai indeks 32. Dari 27 negara di regional Asia Pasifik, Indonesia berada diperingkat 18 tepat dibawah Timor-Leste, dan untuk di ASEAN Indonesia diatas negara Vietnam, Kamboja, Laos dan Myanmar. Kondisi ini menunjukkan bahwa Indonesia membutuhkan upaya perbaikan dalam pemberantasan korupsi. 6 Tindak pidana korupsi telah menimbulkan kerusakan dalam berbagai sendi kehidupan masyarakat, bangsa dan negara sehingga memerlukan penanganan yang luar biasa. Selain itu, upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi perlu dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan yang peningkatan kapasitas sumber daya, baik kelembagaan, sumber daya manusia, maupun sumber daya lain, serta mengembangkan kesadaran, sikap, dan perilaku masyarakat anti korupsi agar terlembaga dalam sistem hukum nasional. 7 Tindak pidana korupsi yang selama ini terjadi secara meluas, tidak hanya merugikan keuangan negara, tetapi juga telah merupakan pelanggaran tehadap hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat secara meluas, sehingga 6 Amanat Jaksa Agung Republik Indonesia pada Peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia, Jakarta, 9 Desember 2013. 7 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2009 tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, LN RI Tahun 2009 Nomor 134, bagian Pertimbangan, huruf b.

3 tindak pidana korupsi perlu digolongkan sebagai kejahatan yang pemberantasannya harus dilakukan secara luar biasa. 8 Meluasnya tindak pidana korupsi tidak hanya di pemerintah pusat, tetapi juga terjadi di pemerintah daerah, tidak terkecuali di Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Salah satu tindak pidana korupsi sektor pendidikan yang terungkap adalah perkara pidana Nomor: 04/Pid.Tipikor/2013/PN.Smda atas nama Muhammad Adam Darajat, ST. Bin Fahrudin, yaitu penyimpangan dalam pekerjaan Pengadaan Perpustakaan Digital pada Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Timur Tahun Anggaran 2011 dengan nilai pekerjaan sebesar Rp.4.204.250.000,- (empat milyar dua ratus empat juta dua ratus lima puluh ribu rupiah). Muhammad Adam Darajat, ST. Bin Fahrudin selaku Pelaksana Pekerjaan yang bertindak sebagai kuasa dari PT. Arsindo Cipta Mandiri melaksanakan pekerjaan tidak sesuai dengan spesifikasi yang disebutkan dalam Perjanjian Kerja Nomor: 40/SPK/Disdik/Sekret/II/2011 tanggal 2 Agustus 2011 sehingga perbuatan Muhammad Adam Darajat, ST. Bin Fahrudin yang dilakukan bersama-sama dengan Rifai, S.H., Kaswiansyah, S.E., Boby Hermawan dan Faisal menimbulkan kerugian keuangan Negara Republik Indonesia cq. Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur sebesar Rp.1.290.000.000,- (satu milyar dua ratus sembilan puluh juta rupiah) berdasarkan hasil penghitungan kerugian keuangan negara yang dilakukan oleh ahli dari Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Kantor Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur dengan surat nomor: SR- 8 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, LN RI Tahun 2001 Nomor 134, bagian Pertimbangan, huruf a.

4 759/PW.17/5/2012 tanggal 12 Desember 2012. Perkara tindak pidana korupsi tersebut ditangani oleh Kejaksaan Tinggi Kalimantan Timur sejak penyelidikan hingga penyidikan, sementara penuntutannya dilimpahkan kepada Kejaksaan Negeri Samarinda. Sejak penetapan tersangka pada tahap penyidikan pada tanggal 22 Juli 2012 9 terhadap Kaswiansyah, S.E. (Direktur PT. Arsindo Cipta Mandiri), Muhammad Adam Darajat, S.T. (Sub Kontraktor), Rifai, S.H. (Kuasa Pengguna Anggaran) dan Hidayatullah, S.E., M.Si. (Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan/PPTK) 10, Kejaksaan Tinggi Kalimantan Timur menerima kedatangan warga masyarakat yang berasal dari keluarga maupun penasehat hukum Kaswiansyah, S.E., Muhammad Adam Darajat, S.T., Rifai, S.H. dan Hidayatullah, S.E., M.Si., serta beberapa kelompok Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dari Kota Samarinda. Keluarga maupun penasehat hukum Muhammad Adam Darajat, S.T. menyampaikan keberatan kepada penyidik Kejaksaan Tinggi Kalimantan Timur terhadap penetapan Muhammad Adam Darajat, S.T. sebagai tersangka dengan alasan Muhammad Adam Darajat tidak memiliki hubungan dengan rekanan PT. Arsindo Cipta Mandiri, tidak pernah menandatangani kontrak kerja dan tidak pernah menerima subkontrak pekerjaan pengadaan perpustakaan digital dari Kaswiansyah, S.E. selaku Direktur PT. Arsindo Cipta Mandiri. 11 9 Hasbi, Kejati Kaltim Tetapkan 3 Tersangka Korupsi Perpustakaan Digital, http:// kaltim.tribunnews.com/2012/07/25/kejati-kaltim-tetapkan-3-tersangka-korupsi-perpustakaandigital, diakses tanggal 20 Desember 2013. 10 Kaltim Post, 19 Januari 2013, hlm. 25. 11 Hasil wawancara dengan Sigit Prabowo, tanggal 10 Juni 2013 di Samarinda.

5 Sementara itu dari pihak keluarga Penasihat Hukum Rifai, S.H. dan Hidayatullah, S.E., M.Si. juga meminta penjelasan mengapa hanya mereka berdua saja yang ditetapkan sebagai tersangka dari kalangan Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Timur, sementara terdapat pihak lain dalam hal ini Panitia Pengadaan dan Panitia Penerima Hasil Pekerjaan yang juga turut bertanggungjawab dan selanjutnya mereka mendesak Kejaksaan Tinggi Kalimantan Timur untuk menangani perkara pada setiap tahapannya secara profesional dan tidak tebang pilih dalam menentukan tersangka 12 Pihak LSM menyampaikan kepada Kejati Kalimantan Timur bahwa seharusnya jaksa tidak hanya berhenti pada KPA, PPTK dan kontraktor saja, tetapi harus mengungkapkan keterlibatan pihak lain yang bertanggung jawab dalam peluncuran proyek itu, serta mendesak kejaksaan untuk tidak memplot kasus tersebut hanya kepada pejabat-pejabat tertentu, namun semua pihak yang terlibat dalam proyek ini harus diusut tuntas, agar tidak ada kesan tebang pilih dalam upaya pemberantasan korupsi. 13 Meskipun pada fakta persidangan terungkap bahwa Ketua Panitia Lelang mengaku menerima uang sejumlah Rp.20.000.000,- (dua puluh juta rupiah) dari kontraktor PT.Arsindo Cipta Mandiri, namun fakta itu dinilai belum cukup bagi jaksa untuk mengembangkan kasus ini, apalagi uang tersebut sudah dikembalikan panitia lelang kepada kontraktor. Di sisi lain, jaksa juga belum mengungkap keterlibatan pihak Pengguna Anggaran dalam hal ini 12 Tanpa Nama Penulis, Pejabat Disdik Kaltim Divonis 20 bulan, http://lapan6.com/pejabat_disdik_kaltim_divonis_bulan_berita158.html, diakses tanggal 15 Juni 2013. 13 Ibid.

6 Kepala Dinas Pendidikan Kalimantan Timur Musyahrim dalam proyek digital library. Padahal selaku Pengguna Anggaran, Musyahrim menandatangani sejumlah dokumen dan berita acara pembayaran sehingga anggaran proyek itu bisa tercairkan. Selain itu, keterlibatan bendahara pengeluaran juga belum diungkap. 14 Perkara penyimpangan dalam pekerjaan Pengadaan Perpustakaan Digital pada Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Timur Tahun Anggaran 2011, masing-masing atas nama terdakwa Muhammad Adam Darajat, S.T., Rifai, S.H. dan Hidayatullah, S.E., M.Si., saat ini telah diputus oleh Pengadilan. Terdakwa Muhammad Adam Darajat, S.T. dijatuhi pidana penjara selama 3 (tiga) tahun, atas putusan tersebut baik terdakwa maupun Jaksa Penuntut Umum mengajukan upaya hukum banding, kemudian Hakim Pengadilan Tinggi Samarinda membatalkan Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Samarinda Nomor 04/Pid.Tipikor/2013/PN.Smda tanggal 12 Juni 2013 dan menjatuhkan hukuman 5 (lima) tahun penjara. Terdakwa Rifai, S.H. dan Hidayatullah, S.E., M.Si. dijatuhi hukuman masing-masing pidana penjara selama 1 (satu) tahun 8 (delapan) bulan sementara perkara atas nama tersangka Kaswiansyah, S.E. hingga saat ini berkas perkaranya belum dilimpahkan oleh Jaksa Penuntut Umum ke Pengadilan Tindak Pidana Korupsi dengan pertimbangan tersangka menderita sakit dan masih dalam perawatan dokter, bahkan hingga saat ini pun masih 14 Ibid.

7 belum ada pengembangan perkara penyimpangan dalam pekerjaan Pengadaan Perpustakaan Digital pada Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Timur Tahun Anggaran 2011 meskipun dari fakta selama persidangan perkara terungkap fakta keterlibatan dari Pengguna Anggaran, Panitia Lelang, dan Panitia Pemeriksa Barang. Asisten Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Tinggi Kalimantan Timur, Risal Nurul Fitri, S.H. pada hari Senin, 17 September 2012 menyampaikan bahwa proses penyidikan kasus ini masih terus berlanjut dan tidak tertutup kemungkinan akan ada tambahan tersangka baru lagi, tergantung pada hasil penyidikan. 15 Dalam penyidikan kasus ini dimungkinkan masih ada tersangka baru selain tiga tersangka yang sudah ditetapkan sebelumnya namun perlu digarisbawahi hal itu tergantung pada hasil penyidikan. 16 Fenomena tersebut di atas menjadi menarik untuk dikaji dan diteliti lebih dalam karena terdapat problematik hukum yaitu bagaimana pola penyimpangan dan penegakan hukum khususnya pada tahap penyidikan dan penuntutan perkara tindak pidana korupsi penyimpangan dalam pekerjaan Pengadaan Perpustakaan Digital pada Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Timur Tahun Anggaran 2011. Berdasarkan permasalahan tersebut di atas maka menarik sekali untuk diteliti bagaimana pola penyimpangan dan penegakan hukum terhadap tindak 15 Tanpa Nama Penulis, Tiga Tersangka Kasus Korupsi Perpustakaan Digital Dipenjarakan, http://duniaperpustakaan.com/blog/2012/09/18/tiga-tersangka-kasus-korupsiperpustakaan-digital-dipenjarakan/, diakses tanggal 15 Juni 2013. 16 Hasbi, Dugaan Korupsi Perpustakaan Digital Rp 4,2 M Kejati Kaltim Bakal Periksa Kadiknas, http://kaltim.tribunnews.com/2012/07/27/kejati-kaltim-bakal-periksa-kadiknas-kaltim, diakses tanggal 20 Desember 2013.

8 pidana korupsi penyimpangan dalam pekerjaan Pengadaan Perpustakaan Digital pada Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Timur Tahun Anggaran 2011. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang sebagaimana tersebut di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah pola penyimpangan dalam pekerjaan Pengadaan Perpustakaan Digital pada Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Timur Tahun Anggaran 2011? 2. Bagaimanakah penegakan hukum pada tahap penyidikan dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi penyimpangan dalam pekerjaan Pengadaan Perpustakaan Digital pada Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Timur Tahun Anggaran 2011? C. Keaslian Penelitian Berdasarkan penelusuran kepustakaan belum ada penelitian yang menyangkut atau membahas permasalahan mengenai pola penyimpangan dan penegakan hukum terhadap tindak pidana korupsi Pengadaan Perpustakaan Digital pada Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Timur Tahun Anggaran 2011, pada tahap penyidikan dan penuntutan (Studi Kasus Penyidikan dan Penuntutan Perkara Tindak Pidana Korupsi pada Kejaksaan Tinggi Kalimantan Timur Nomor: 04/Pid.Tipikor/2013/PN.Smda).

9 Sebagai bahan pembanding, terdapat beberapa penelitian yang berkaitan dengan trindak pidana korupsi sebagai berikut : 1. Penelitian yang dilakukan oleh Baryanto di Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta dengan judul Rekayasa Pengumpulan Barang Bukti Tindak Pidana Korupsi (studi kasus Putusan Nomor: 179/Pid.B/2009/PN.WT. 17 Penelitian difokuskan pada rekayasa pengumpulan barang bukti dalam perkara tindak pidana korupsi pengadaan travo PDAM Kulon Progo dengan terdakwa Susilawati, S.IP. selaku Ketua Panitia Pengadaan. Permasalahan yang diteliti adalah mengenai bagaimana rekayasa pengumpulan pengumpulan barang bukti tindak pidana korupsi terjadi dan faktor apa saja yang mempengaruhi praktek rekayasa pengumpulkan barang bukti tindak pidana korupsi. Hasil penelitian adalah sebagai berikut : a. Rekayasa pengumpulan barang bukti tindak pidana korupsi telah terjadi pada penegakan hukum di wilayah Kabupaten Kulonprogo yaitu dalam perkara atas nama terdakwa Susilawati, S.IP., dalam Putusan Nomor: 179/Pid.B/2009/PN.WT. Pelaku merekayasa pengumpulan barang bukti tindak pidana korupsi dengan modus mengada-adakan yang sebenarnya tidak pernah ada dan menjadi seolah-olah ada. Barang bukti yang direkayasa adalah kerugian negara yang disetorkan oleh atasan terdakwa kepada Kejaksaan Negeri Wates kemudian pelaku 17 Baryanto, 2011, Pengumpulan Barang Bukti Tindak Pidana Korupsi, Tesis, Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

10 menyerahkan kwitansi bukti penyerahan uang tersebut sebagai barang bukti. b. Faktor-faktor perilaku rekayasa barang bukti Tindak Pidana Korupsi antara lain : - Faktor pemahaman penyidik yang keliru mengenai keuangan negara dengan asset recovery (pengembalian kerugian keuangan negara); - Faktor pemahaman landasan filosofis yang keliru terhadap target penanganan tindak pidana korupsi oleh Kejaksaan Agung RI. 2. Penulisan hukum dan hasil penelitian berupa skripsi yang disusun oleh Bobby Rahman Manalu tahun 2007 yang berjudul Pertanggungjawaban Pidana Korporasi dalam Delik Korupsi 18 dengan perumusan masalah Bagaimanakah konstruksi pertanggungjawaban pidana korporasi sebagai pelaku delik korupsi?. Hasil penelitiannya adalah, konstruksi hukum untuk meminta pertanggungjawaban pidana korporasi sebagai pelaku delik korupsi dalam Undang-undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi adalah dengan menggunakan ajaran identifikasi dan agresi, oleh karenanya sebelum meminta pertanggungjawaban korporasi harus diperhatikan apakah perbuatan manusia pelaku fisik diatributkan sebagai perbuatan korporasi, karena jika tidak maka korporasi tidak dapat dimintai pertanggungjawaban pidana. Mencermati hasil penelitian Baryanto mengenai rekayasa pengumpulan barang bukti tindak pidana korupsi di wilayah Kabupaten Kulonprogo dalam perkara 18 Bobby Rahman Manalu, 2007, Pertanggungjawaban Pidana Korporasi dalam Delik Korupsi, Tesis, Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

11 atas nama terdakwa Susilawati, S.IP. dalam Putusan Nomor: 179/Pid.B/2009/PN.WT dan hasil penelitian Bobby Rahman Manalu mengenai konstruksi pertanggungjawaban pidana korporasi sebagai pelaku delik korupsi tersebut di atas, maka tidak ada kesamaan permasalahan maupun pembahasannya dengan penelitian dalam tesis ini. Tesis ini meneliti pola penyimpangan dan penegakan hukum terhadap tindak pidana korupsi Pengadaan Perpustakaan Digital pada Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Timur Tahun Anggaran 2011 dengan menganalisis Penyidikan dan Penuntutan Perkara Tindak Pidana Korupsi pada Kejaksaan Tinggi Kalimantan Timur Nomor: 04/Pid.Tipikor/2013/PN.Smda. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Memberikan kontribusi bagi penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang hukum pidana khususnya pengetahuan berkenaan dengan pola penyimpangan tindak pidana korupsi penyimpangan dalam pekerjaan Pengadaan Perpustakaan Digital pada Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Timur Tahun Anggaran 2011 dan penegakan hukumnya. 2. Manfaat Praktis Diharapkan karya tulis ini dapat memberikan masukan dan solusi bagi pemerintah, aparat penegak hukum dan masyarakat dalam mencegah terjadinya tindak pidana korupsi, khususnya dalam pekerjaan Pengadaan

12 Barang/Jasa Pemerintah berupa Pengadaan Perpustakaan Digital (Digital Library). E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui pola penyimpangan dalam pekerjaan Pengadaan Perpustakaan Digital pada Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Timur Tahun Anggaran 2011. 2. Mengetahui penegakan hukum tahap penyidikan dan penuntutan perkara tindak pidana korupsi penyimpangan pekerjaan Pengadaan Perpustakaan Digital pada Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Timur Tahun Anggaran 2011 Nomor: 04/Pid.Tipikor/2013/PN.Smda.