BAB I PENDAHULUAN. seolah tak pernah memiliki akhir dan tak selesai untuk dibahas.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tahun 2014, Jakarta diprediksi akan mengalami kemacetan total.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. banyak karena melibatkan anak menteri. kecelakaan maut yang kembali terjadi di Tol Jagorawi KM yang

BAB I PENDAHULUAN. negara hingga saat ini masih menjadi permasalahan utama pemerintah Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kasus korupsi di Indonesia merupakan salah satu berita yang sering

BAB I PENDAHULUAN. TNI bukanlah peristiwa yang baru. Kasus-kasus serupa kerap terjadi sebelumnya

BAB I PENDAHULUAN. surat kabar telah ada sejak ditemukannya mesin cetak di Jerman oleh Johann Gutenberg pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai bangsa yang lekat dengan primordialisme, agama menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara demokrasi dalam menjalankan pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. Kasus sengketa lahan di Indonesia lebih banyak merupakan. dengan akses dan kepemilikan lahan yang kemudian berujung pada konflik

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Komisi ini didirikan berdasarkan kepada Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam tiga tahun terakhir ini, jumlah kasus kekerasan seksual terus

BAB I PENDAHULUAN. nilai berita (news value). Nilai berita ini menjadi ukuran yang berguna, atau yang

BAB I PENDAHULUAN. serta aspirasi masyarakat. Pemilihan umum (pemilu) sebagai pilar demokrasi di

BAB I PENDAHULUAN. Gratifikasi seks sudah tidak asing lagi saat ini. Sejak dulu Gratifikasi

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas untuk setiap tahunnya. Seiring dengan berkembangnya dunia bisnis dan

BAB I PENDAHULUAN. separuh APBN terkonsentrasi pada pemberian subsidi. Menurut Kompas.com

BAB I PENDAHULUAN. harinya, masyarakat mengkonsumsi media demi memenuhi kebutuhan informasi

BAB I PENDAHULUAN. sedang dihadapi oleh Indonesia saat ini, karena korupsi merupakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Korupsi merupakan salah satu permasalahan yang masih dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan buah demokrasi dari Negara Indonesia. Sejak tahun 2005 pergantian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kasus korupsi sering kali terjadi didalam pemerintahan bangsa Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Berita adalah proses simbolis di mana realitas diproduksi, diubah, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berjumlah 101 daerah, yang terdiri dari 7 provinsi, 18 kota, dan 76 kabupaten. Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Papua Barat.

BAB I PENDAHULUAN. terkait kasus-kasus korupsi yang dilakukan pejabat dan wakil rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. kecil, memaksa para perempuan untuk menjadi tenaga kerja wanita di luar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Dari catatan Komnas Perempuan, yang dimuat pada harian Kompas

BAB I PENDAHULUAN. Perempuan pada kompas.com tahun 2011, tindak kekerasan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. mendarah daging menjadi sebuah budaya di Indonesia. Transparency

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi.

BAB I PENDAHULUAN. dimuat dalam berita online Vivanews.com berjudul Kekerasan Terhadap Anak. memiliki kasus dalam kurun waktu yang sama.

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan referensi oleh masyarakat untuk mengetahui fakta yang sebenarnya terjadi. dan membentuk opini public (Hamad, 2004: 15).

BAB I PENDAHULUAN. ini terjadi di Jalan Thamrin Jakarta. Peristiwa Bom Thamrin ini mengejutkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tindak kekerasan khususnya pelecehan seksual tidak pernah luput dari

BAB I PENDAHULUAN. Eksistensi pemberitaan terorisme tidak pernah hilang menghiasi

BAB I PENDAHULUAN dengan mencegah praktik kongkalikong. Dahlan pernah. menyatakan adanya kongkalikong antara BUMN dan DPR.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang memudahkan masyarakat untuk melakukan perjalanan jarak jauh.

yang sangat penting, selain aspek lain seperti ketepatan dan keakuratan data. Dengan kemunculan perkembangan internet, maka publik dapat mengakses ber

BAB I PENDAHULUAN. beberapa persoalan yang bersinggungan dengan masalah itu.

BAB I PENDAHULUAN. politik yang dimediasikan media telah masuk keberbagai tempat dan kalangan

Bab 1 PENDAHULUAN. Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan kembali tercoreng. Sabtu 22 Maret 2014, Polda Metro

BAB I PENDAHULUAN. perhatian besar oleh media massa. Hal ini karena kasus kekerasan oleh aparat

ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN PENANGKAPAN WAKIL KETUA KPK BAMBANG WIDJOJANTO (Studi di Majalah Berita Mingguan Tempo Edisi Februari 2015)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. mempercayai berita hoax dan tak segan-segan untuk menyebarluaskan kepada

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang. Satu tantangan yang muncul dalam usia remaja ialah munculnya

BAB I PENDAHULUAN. Korupsi di Indonesia tidak lagi menjadi hal yang susah diungkap. Begitu pula

BAB I PENDAHULUAN. wakil presiden dipilih oleh MPR dan anggota-anggotanya dipilih melalui

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia atau disingkat BNP2TKI menyatakan bahwa selama periode 1

BAB I PENDAHULUAN. politikus atau tokoh publik tertentu. Pesan politik yang disampaikan oleh media bukanlah realitas

BAB I PENDAHULUAN. di berbagai media massa baik elektronik maupun cetak semua menyajikan

BAB IV GAMBARAN UMUM MAJALAH TEMPO DAN GOENAWAN MOHAMAD

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan media sebagai salah satu alatnya (Maryani, 2011:3).

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa seperti surat kabar, majalah, radio, televisi dan film sudah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Utusan Polri dengan inisial AA dan AD, datang ke Gedung Komisi

Denpasar, tapi hampir di seluruh Bali.

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya mencakup struktur, pesan yang disampaikan, sudut pandang, dan nilai.

BAB I PENDAHULUAN. karena industri media semakin mengutamakan keuntungan. Bahkan, bisnis

Veronika/ Mario Antonius Birowo. Program Studi Ilmu Komunikasi. Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Korupsi telah dikaji dan ditelaah secara kritis oleh banyak ilmuwan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pengelola anggaran, bahkan legislatif dan yudikatif yang memiliki peran

BAB III METODE PENELITIAN. yang bersifat menjelaskan, menggambarkan atau menuturkan dan menafsirkan

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. DAFTAR ISI... ii. DAFTAR TABEL... iv. DAFTAR GAMBAR... v. DAFTAR LAMPIRAN... vi BAB I PENDAHULUAN...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu sebagai bahan rujukan berjudul:

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan saluran-saluran komunikasi. Komunikasi massa akan. didefinisikan sebagai komunikasi kepada khalayak dalam jumlah besar

menjadi pemberitaan yang sering kali dikaitkan dengan isu agama. Budi Gunawan dalam bukunya Terorisme : Mitos dan Konspirasi (2005, 57) menekankan : K

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian Dewasa ini, media adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. common) Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering disebut

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN. Media massa dinilai mempunyai peranan yang besar dalam. menyampaikan aspirasi rakyat kepada pemerintah.

BAB 1 PENDAHULUAN. (SMRC) merilis hasil bahwa Partai Demokrat, mengalami penurunan tingkat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. intensitas tinggi seiring dengan terjadinya kebebasan pers yang dimulai sejak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia seringkali menjadi sorotan karena konflik pertanahan. Hafid

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibutuhkan masyarakat. Saat ini ada beragam media yang memberikan informasi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, khususnya terhadap media massa semakin kritis dalam

Paul De Massenner dalam buku Here s The News: Unesco Associate, berita atau news adalah sebuah informasi yang penting dan menarik perhatian serta

BAB I PENDAHULUAN. Opini Wajar Tanpa Pengecualian (Opini WTP) adalah salah satu dari empat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Polemik yang melibatkan dua lembaga negara, yaitu Komisi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pada awal pemerintahan Jokowi di tahun 2015, muncul konflik antara KPK dan Polri. Hal ini berawal dari

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHUUAN. berdampak pada pertumbuhan media online di Tanah Air. Media. bisa bertahan. Kecepatan media online dalam menyampaikan informasi

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat. Indonesia untuk memilih bekerja sebagai TKI di luar negeri.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Korupsi merupakan salah satu isu yang selalu menghiasi media-media massa kita. Baik media cetak maupun elektronik. Masalah korupsi di negeri ini seolah tak pernah memiliki akhir dan tak selesai untuk dibahas. Berdasarkan data yang dirilis dari Transparency International, Corruption Perception Index yang dirilis tahun 2013 menempatkan Indonesia berada di peringkat 144 dari 177 negara yang diukur. Diantara negara-negara ASEAN peringkat Indonesia hanya lebih baik dari Vietnam (116), Timor Leste (119), Laos (140) dan Myanmar (157). Indonesia tertinggal jauh oleh negara-negara tetangga seperti Singapura (5), Brunei (38), Malaysia (53) dan Filipina (94). (detik.com/2013) Salah satu yang menjadi sorotan dalam kasus korupsi adalah maraknya korupsi yang dilakukan oleh kepala daerah. Berdasarkan data yang dirilis oleh ICW dalam artikel yang bertajuk 2013, 35 Kepala Daerah Jadi tersangka Korupsi pada 2 Februari 2014 menyatakan bahwa pada tahun 2013 sebanyak 35 kepala daerah di seluruh Indonesia menjadi tersangka kasus korupsi. Data tersebut bahkan meningkat dari tahun sebelumnya dimana sebanyak 34 daerah tersangkut kasus korupsi. (kompas.com/2014) 10

Dalam beberapa kasus yang menjerat kepala daerah di Indonesia salah satu yang menjadi perhatian publik adalah kasus korupsi yang melibatkan Ratu Atut dan dinastinya di provinsi Banten. Karena Banten merupakan salah satu kasus yang paling menjadi sorotan publik karena diberitakan secara terus menerus oleh seluruh media massa di Indonesia. Ratu Atut disinyalir terlibat dalam kasus penyuapan yang melibatkan mantan ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar senilai 2-3 miliar Rupiah dan kasus korupsi alat kesehatan Provinsi Banten senilai 23 miliar Rupiah. Selain itu disinyalir adanya sejumlah aliran transaksi mencurigakan di rekening Ratu Atut yang juga mengarah kepada anak dan kerabat dari gubernur yang menjabat di Provinsi Banten sejak 2007 itu. (tempo.co/2014) Tidak semua peristiwa yang terjadi di tengah masyarakat mampu dituangkan menjadi berita. Menurut Ishwara (2011: 77), dalam berita ada karakteristik intrinsik yang dikenal sebagai nilai berita (news value). Ishwara (2011: 77-81) menyebutkan, peristiwa-peristiwa yang memiliki nilai berita ini mengandung konflik, bencana dan kemajuan, dampak, kemasyhuran, segar dan kedekatan, keganjilan, human interest, seks, dan aneka nilai lainnya. : 1. Dampak : Dampak merupakan sebuah kejadian yang memiliki dampak pada masyarakat luas memiliki nilai berita yang tinggi. Pengungkapan dinasti Ratu Atut ini akan membuka apa yang sebenarnya terjadi di Provinsi Banten. Karena dengan terungkapnya dinasti Ratu Atut banyak kasus-kasus korupsi yang 11

terjadi di Provinsi Banten bisa terungkap. Terutama yang terkait dengan dinasti politik yang sudah tertancap kuat di Provinisi Banten ini. 2. Proximity : Proximity atau kedekatan terbagi menjadi dua, secara fisik atau emosional. Orang akan cenderung tertarik jika membaca berita yang peristiwa atau kejadiannya dekat dengan wilayahnya atau ada perasaan emosional didalamnya. Proximity atau kedekatan dalam kasus yang menyeret Gubernur Provinsi Banten ini yaitu kasus yang menjerat Ratu Atut terjadi di Wilayah Indonesia sehingga tidak luput dari pemberitaan media-media nasional. 3. Prominence : Prominence atau keterkenalan akan sering muncul dalam sebuah berita. Tentunya sebagian besar rakyat Indonesia mengenal sosok Ratu Atut sebagai sosok Gubernur Provinsi Banten. Dan lebih jauh lagi sosok Atut dikenal memiliki sebuah dinasti terstruktur yang berada dalam provinsi Banten yang menjadi sorotan oleh media. Setiap media memiliki cara yang berbeda dalam neyajikan beritanya, hal ini disebabkan karena ideologi pada setiap media jelas berbeda. Walaupun tiap berita dikemas secara berbeda, setiap pemberitaan tersebut pastinya tersimpan pesan yang ingin disampaikan pada khalayak. Pesan yang terdapat dalam sebuah berita akan menginterpretasikan ideologi dari media tersebut. Begitu juga dengan pemberitaan laporan utama dugaan korupsi Ratu Atut di majalah Tempo juga 12

terdapat pesan yang ingin disampaikan oleh Tempo sesuai dengan visi dan misi majalah tersebut. Berdasarkan pemaparan hal-hal diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang bagaimana media membingkai isu korupsi yang melibatkan Ratu Atut dan beberapa anggota keluarga yang terlibat. Permasalahan isu kasus korupsi ini menarik untuk diteliti karena melibatkan seorang gubernur yang menjabat di salah satu wilayah yang cukup besar di Indonesia. Lalu diindikasikan adanya korupsi yang dilakukan secara berjamaah oleh anggota keluarga lainnya (Tempo/2013). Dalam penelitian kali ini penulis memilih Majalah Tempo karena Majalah Tempo merupakan media nasional dengan skala besar dengan oplah berjumlah 120.000 eksemplar dan 535.000 pembaca per minggunya. Majalah Tempo juga dinilai memiliki perhatian besar pada kondisi suatu peristiwa yang terjadi di Indonesia. Penulis memilih Majalah Tempo juga tidak lepas dari reputasi majalah tersebut yang dikenal kritis dan mendalam, hal tersebut sempat menyebabkan Majalah Tempo sempat mengalami pembredelan di era Orde Baru pada tahun 1994 seperti yang tertulis pada company profile Majalah Tempo. (tempo.co/2015) Selain itu, majalah Tempo mengeluarkan edisi khusus untuk membahas lebih dalam mengenai pemberitaan kasus ini, yaitu pada majalah Tempo edisi 4-10 November 2013. Yang dibagi menjadi tiga laporan utama dalam majalah yang menjadi objek penelitian kali ini. 13

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian di atas rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana majalah Tempo membingkai peristiwa isu korupsi dalam majalah dengan laporan utama berjudul Ratu Banten Di Butik Hermes. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana majalah Tempo membingkai isu korupsi Ratu Atut dalam majalah dengan laporan utama Ratu Banten Di Butik Hermes. 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Akademis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu komunikasi khususnya memperluas cakupan ilmu jurnalistik mengenai sebuah studi analisis framing. Serta memberikan informasi mengenai konstruksi pemberitaan media massa pada suatu isu atau peristiwa. 14

1.4.2 Kegunaan Praktis Penulis berharap penelitian ini dapat menambah wawasan khalayak untuk memahami konstruksi pemberitaan korupsi atau politik dinasti oleh media cetak nasional. Juga, supaya menjadi rujukan bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Multimedia Nusantara atau kampus lain terkait konstruksi pemberitaan korupsi yang dianalisis dengan metode analisis framing. 1.5 Batasan Masalah Pada penelitian kali ini, penulis menitikberatkan pada kasusu isu korupsi Ratu Atut yang terjadi di provinsi yang dipimpinnya yakni Provinsi Banten pada media cetak. Media cetak yang dipilih adalah edisi Majalah Tempo 4-11 November 2013. Penulis menggunakan analisis framing dari Zhongdang Pan dan Gerald M.Kosicki sebagai metode penelitiannya. 15