BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental murni. Dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV METODE PENELITIAN. eksentric m.quadriceps dan latihan plyometric terhadap peningkatan agilty pada

BAB IV METODE PENELITIAN. dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah randomized pre test and post

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Dengan menggunakan

BAB IV METODE PENELITIAN. kelompok yang sama-sama mengalami kondisi stroke fase pemulihan walking

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. dilaksanakan di Stadion Diponegoro, Semarang. pre-test and post-test control group design.

BAB IV METODE PENELITIAN. selama 12 minggu pada bulan Maret - Mei rancangan penelitian pre, middle, and post test control group design.

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak adalah kondisi Cerebral Palsy (Rosenbaum, 2007).

BAB IV METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipilih adalah metode eksperimental randomized pre

BAB IV METODE PENELITIAN. rancangan penelitian yang digunakan adalah Randomized Pre and Post

LAPORAN STATUS KLINIK

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Cerebral palsy (CP). CP merupakan gangguan kontrol terhadap fungsi motorik

BAB IV METODE PENELITIAN. kepada mahasiswa semester II program studi PJKR dengan eksperimental

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN METODE NEURO DEVELOPMENT TREATMENT (NDT) PADA CEREBRAL PALSY SPASTIK DIPLEGIA DI YPAC SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian mencakup bidang Fisiologi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN DATA STATISTIKA. Statistics. Nilai GMFM Sesudah. Nilai GMFM selisih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN. penelitian Randomized Pre and Post Test Control Group Design (Pocock, 2008).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2016 dan dilaksanakan di

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang fisiologi.

BAB 4 METODE PENELITIAN. Olah Raga, Fisiologi Respirasi, dan Fisiologi Kardiovaskuler.

BAB IV METODE PENELITIAN. Randomized Pre and Post Test Group design (Pocock, 2008). Rancangan ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang anatomi dan ergonomi.

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat non progresif yang terjadi pada proses tumbuh kembang. CP

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Fisiologi dan Kedokteran Olahraga. rancangan one group pre- and post-test design.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Gigi dan Mulut dan Ilmu Penyakit Dalam.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Gigi serta Ilmu

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini mencangkup bidang Ilmu Kedokteran Gigi dan Ilmu

BAB IV METODE PENELITIAN

PENGARUH MOBILISASI TRUNK TERHADAP PENURUNAN SPASTISITAS PADA CEREBRAL PALSY SPASTIK DIPLEGI

BAB III METODOLOGI PENULISAN. Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin dan Ilmu Kesehatan Masyarakat

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS

BAB IV METODE PENELITIAN. 2005). Desain penelitian ini menggunakan randomized pre test and post

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan dengan desain penelitian pretest posttest with control group

BAB IV METODE PENELITIAN. Fisiologi Neuromuskuloskeletal, dan Fisiologi Geriatri.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah fisiologi khususnya fisiologi otot.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. program pelatihan peningkatan agility pada periode April - Mei 2015.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN. mulai bulan 1 Februari sampai dengan 5 Mei Skema rancangan penelitian ditampilkan pada gambar 15.

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA CEREBRAL PALSY SPASTIC QUADRIPLEGI DENGAN METODE NEURO DEVELOPMENTAL TREATMENT (NDT) DI YPAC SURAKARTA

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang fisiologi. Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang fisiologi dan kedokteran

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Fisiologi khususnya fisiologi

BAB III METODOLOGI PENULISAN. Ilmu Kesehatan Kulit dan Ilmu Kesehatan Masyarakat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperimen, dan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut World Health Organization (WHO), diperkirakan terdapat sekitar 7-10 % anak berkebutuhan khusus

PENGARUH PEMBERIAN HOME PROGRAM TERHADAP PENINGKATAN FUNGSIONAL DUDUK PADA ANAK CEREBRAL PALSY SPASTIC DIPLEGI NASKAH PUBLIKASI

BAB V HASIL PENELITIAN. Penelitian yang telah dilaksanakan di SMP N 11 Denpasar, selama enam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah Randomized Pre and Post Test Control Group Design

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN. tingkat kesadaran, level kognitif, gangguan sensoris, kontrol gerakan,

PENGARUH PERMAINAN OLAHRAGA TRADISIONAL MEGANDONG SAMBUK TERHADAP KEMAMPUAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI MAHASISWA PUTRA FPOK SEMESTER V KELAS A TAHUN 2015

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan one-group

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian adalah Rehabilitasi Medik.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di lapangan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang diuraikan sebelumnya, bahwa

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2, No.1 : 75 79, Agustus 2016

BAB 4 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimental dengan rancangan pre and post

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. one group design. Desain ini melibatkan satu kelompok dengan

BAB III METODE PENELITIAN. artinya penelitian yang bertujuan untuk mencari hubungan kausalita atau

BAB III METODE PENELITIAN. - Tempat : Ruang Skill Lab Gedung E Fakultas Kedokteran. Universitas Diponegoro Semarang. bulan April Mei 2016.

BAB I PENDAHULUAN. mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis dikenalkan pada anak. menyikapi fenomena perilaku anak ( Gleen doman, 2005 )

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup disiplin Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut, dan Ilmu

BAB III METODE PENELITIAN. lainnya, melodi dan frekwensi yang tinggi pada karya-karya Mozart mampu

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental menggunakan rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. Patologi Klinik dan Ilmu Penyakit Dalam. disetujuinya proposal sampai April 2016.

BAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian ini bidang neuroscience mencakup

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu kesehatan kulit dan kelamin.

BAB V HASIL PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di klinik RSUD Gunung Jati Cirebon, dengan populasi

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di kelas VIII SMP Negeri 1

Naskah Publikasi. Diajukan Guna Melengkapi Tugas dan Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan pre and post test control design. Pengambilan data

PERBANDINGAN EFEKTIFITAS LATIHAN ZIG-ZAG RUN DENGAN CARIOCA EXERCISE UNTUK MENINGKATKAN AGILITY PADA PEMAIN BULUTANGKIS PEMULA

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuh kembang anak yang optimal merupakan dambaan setiap orang tua dan orang tua harus lebih memperhatikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN. Prijonegoro Sragen dan Puskesmas Sidoharjo Sragen. Penelitian ini berlangsung bulan Maret-Juni 2014.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu farmakologi khususnya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu quasi-experimental design dengan rancangan two-group pre test-post

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. - Tempat : RW X Kelurahan Padangsari, Banyumanik, Semarang, Jawa

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. Penelitian ini dilakukan di Poltekkes YRSU Dr.Rusdi. Jl.H Adam Malik

III. METODE PENELITIAN. penelitian eksperimental dengan desain penelitian (Pre-Post Test

Oleh : DWI BRINA HESTILIANA J

Transkripsi:

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimental murni. Dengan menggunakan rancangan penelitian pre and post test control group design, dengan tujuan untuk mengetahui makna penambahan latihan hidroterapi pada terapi bobath dalam meningkatkan kecepatan berjalan pada cerebral palsy spastik diplegi. Subjek penelitian dibagi dua kelompok, Kelompok perlakuan adalah subjek yang mendapatkan pelayanan fisioterapi berupa penambahan latihan Hidroterapi, sedangkan Kelompok kontrol adalah subjek yang mendapatkan perlakuan terapi Bobath. Adapun bentuk rancangan penelitian ini dapat digambarkan dengan pola sebagai berikut: O1 P1 O2 P R S RA O3 P2 04 Gambar 4.1 Rancangan Penelitian Keterangan : P R S : Populasi : Randomisasi : Sampel 54

55 RA O1 P1 O2 O3 P2 O4 : Random Alokasi : Penilaian kelompok I sebelum perlakuan (pre tes) : Perlakuan kelompok perlakuan : Penilaian kelompok I setelah perlakuan (post tes) : Penilaian kelompok II (kontrol) sebelum mendapatkan perlakuan (pre tes) : Perlakuan kelompok II (kontrol) : Penilaian kelompok (II) setelah mendapatkan perlakuan (post tes) 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Klinik Fisioterapi Unit Rehabilitasi Medik YPAC Surakarta Jalan Slamet Riyadi Surakarta pada bulan 11 Maret 2015 18 April 2015. 4.3 Penentuan Sumber Data Penentuan sumber data dimulai dari menentukan populasi target yang akan diteliti, kemudian didapat populasi terjangkau, menentukan sampelnya, kriteria eligibilitas, besaran sampel dan teknik pengambilan sampel. 4.3.1 Populasi target Dalam penelitian ini populasi target adalah pasien-pasien Cerebral Palsy Spastic Diplegi yang memenuhi kriteria dalam penelitian. 4.3.2 Populasi terjangkau Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah pasien Cerebral Palsy yang bisa mengikuti program yang dilakukan oleh peneliti. 4.3.3 Sampel Jumlah sampel yang diambil dari populasi terjangkau, disesuaikan dengan kriteria inklusi yang dibahas dalam kriteria eligibilitas.

56 4.3.4 Kriteria eligibilitas Kriteria egibilitas adalah kriteria pemilihan yang membatasi karakteristik populasi terjangkau, yaitu ; Kriteria inklusi, kriteria ekslusi dan kriteria drop out 1. Kriteria inklusi Kriteria inklusi dalam penelitian ini meliputi: a. pasien anak CP Spastik Diplegi berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan,berusia 9 12 tahun. b. bersedia mengikuti program fisioterapi selama kurang lebih 4 minggu, c. tidak ada gangguan sensibilitas, d. tidak ada penyakit penyerta yang potensial cidera, e. dengan nilai GMFM minimal 50 % 2. Kriteria eksklusi Kriteria eksklusi dalam penelitian ini meliputi : a. Terdapat kelainan club foot atau CTEV, b. Pasien memiliki gangguan kognitif yang mengganggu jalannya program penelitian 3. Kriteria drop out Penderita dikatakan termasuk kriteria drop out apabila: a. Pasien tidak menyelesaikan program perlakuan secara penuh, b. Pasien tidak hadir pada saat evaluasi akhir, c. Pasien yang tidak mengikuti prosedur penelitian dengan baik, d. Pasien tidak hadir mengikuti latihan lebih dari 5 kali.

57 4.3.5 Besaran Sampel Rumus Pocock Pada penelitian ini perhitungan jumlah sampel dihitung dengan rumus (Pocock, 2008). Rumus : n = 2σ 2 μ2 μ1 2 f α, β Keterangan : n = Jumlah Sampel = Simpang baku = Tingkat kesalahan I (ditetapkan 0,05) Interval kepercayaan (1 ) 0,95 = Tingkat kesalahan II (ditetapkan 0,20) Tingkat kekuatan uji / power of test 0.80 (, ) = Interval kepercayaan 7,9 1 = Rerata nilai pada kelompok kontrol 2 = Rerata nilai pada kelompok perlakuan Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Yong-Nam Kim tahun 2014 didapatkan hasil rerata, 1 = 18,5, Standar deviasi = 0,8 rerata 2 = 19,7, dengan demikian dapat dihitung sebagai berikut : n = 2(0,8) 2 (19,7 18,5) 2 x7,9 n = 1,28 1,44 x7,9 n = 7,02 Maka jumlah sampel dalam penelitian ini dibulatkan jadi 8 orang pada setiap kelompok, jadi total semua sampel berjumlah 16 orang. Untuk menghindari

58 kemungkinan drop out sample ditambah 20%, yang berarti jumlah sample 20 orang. 4.4 Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah: 4.4.1 Variabel terikat: Kecepatan berjalan Kecepatan berjalan pada anak Cerebral Palsy Spastik Diplegi diukur menggunakan 10 metre walk test. 4.4.2 Variabel bebas: Latihan Hidroterapi dan Terapi Bobath Perlakuan berupa latihan Hidroterapi dan terapi Bobath setelah didapat sample memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dan sample telah diacak secara random alokasi. 4.5 Definisi Operasional 4.5.1 Cerebral Palsy Spastik Diplegi Cerebral Palsy (CP) diplegia spastik merupakan salah satu klasifikasi CP yang dikarakteristikkan dengan kelainan pada keempat anggota gerak, namun kedua anggota gerak atas masih bisa bergerak secara fungsional. 4.5.2 Latihan Hidroterapi Hidroterapi merupakan program terapi di dalam air, dimana sifat-sifat air dimanfaatkan untuk mencapai tujuan terapeutik (sifat yang menyembuhkan). Seperti sifat fisik air antara lain daya apung, tekanan hidrostatik, tekanan turbulensi, dan refraksi. Tujuan hidroterapi untuk meningkatkan kemampuan anak, memperbaiki postural kontrol, melatih keseimbangan, mengontrol gerakangerakan yang involunter dan mengurangi spastisitas.

59 Dalam prakteknya, hidroterapi menggunakan air yang suhunya tak boleh lebih tinggi dari suhu tubuh manusia. Yaitu, antara 36,6ºC-37,5ºC. Bila temperatur air lebih tinggi maka panas akan ditransfer ke tubuh anak sehingga suhu tubuhnya menjadi lebih tinggi (hipertemia). Efek terapeutik tersebut bermanfaat dalam menimbulkan relaksasi otot dan mengurangi spastisitas. Pada penelitian ini latihan Hidroterapi dilakukan seminggu 3 kali selama 1 bulan dengan dosis latihan 30 menit. Pada setiap latihan diberikan metode Halliwick dan merode Bad Ragaz yang terlampir pada lampiran. 1. Metode Halliwick Ada sepuluh tahapan dalam metode halliwick akan tetapi terapis tidak melaksanakan semua tahapan oleh karena kondisi pasien. a. Mental adjustment Pasien dengan support terapis berada di dalam air, dengan melakukan latihan adaptasi terhadap air. Salah satu bentuk latihan tersebut adalah loncatloncat didalam air. Terapis memfiksasi pasien di kedua axilla dengan posisis berhadapan, kemudian terapis mengangkat pasien (loncat) pelan-pelan dan teratur. Pada tahap akhir melompat diikuti berputar 360º. b. Turbulent gliding Posisi pasien berbaring terlentang, terapis menyangga pasien dengan bahu dan fiksasi di axilla. Kemudian pasien digerakkan ke arah samping kanan-kiri (membentuk turbulent). Tujuan dari latihan ini adalah untuk rileksasi terutama pada trunk. Apabila pasien mencapai rileks fiksasi dipindah ke kepala dengan arah gerakan yang sama.

60 c. Combined rotation Posisi pasien berdiri,terapis bisa berdiri di belakang, samping atau depan pasien sesuai respon yang diharapkankan terapis terhadap pasien. Kemudian terapis memberi instruksi kepada pasien untuk berguling ke kanan dan kiri. Kemudian jalan ke depan dan belakang, jalan ke samping kanan dan kiri, jalan jongkok, memeluk lutut satu per satu. Semua dilakukan masing-masing 7 kali atau 7 langkah. d. Balance in stillness Posisi pasien berdiri. Posisi terapis di belakang atau di depan pasien. Pasien berusaha mempertahankan posisi diam sesuai kemampuan pasien,terapis menghitung berapa detik atau berapa menit yang bisa dilakukan pasien untuk dapat mempertahankan posisi berdiri. 2. Metode Bad Ragaz a. Bilateral symmetrical Posisi pasien terlentang dengan support ring (pelampung), posisi terapis berada di ujung dengan fiksasi pada kaki. Gerakan ke arah abduksi hip, knee ekstensi, plantar fleksi dan eversi ankle, dan kembali ke arah adduksi fleksi hip dan knee, dorsal fleksi inverse ankle. Dilakukan sebanyak 7 kali. b. Bilateral reciprocal Posisi pasien terlentang dengan support ring (pelampung) di pelvic dan cervical. Posisi terapis di ujung kaki dengan fiksasi ankle, gerakan tungkai menyilang atau saling berlawanan dengan posisi hip kanan fleksi, knee ekstensi,

61 dorsal fleksi ankle, sedangkan hip kiri ekstensi, knee fleksi, plantar fleksi ankle. Gerakan di ulang 7 kali secara bergantian. 4.5.3 Pelaksanaan Terapi Bobath Terapi Bobath adalah suatu metode yang didasarkan pada neurologi dan reflek-reflek primitif dan fasilitasi dari keseimbangan yang lebih tinggi dari reflek righting yang dipersiapkan untuk ketrampilan (skill) dikemudian hari. Pada penelitian ini terapi bobath yang dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi pasien dilakukan seminggu 3 kali selama 1 bulan. 4.5.4 Kecepatan berjalan Kecepatan berjalan adalah waktu yang ditempuh dalam melakukan aktifitas berjalan yang diukur dengan 10 metre walk test.10 metre walk test adalah suatu bentuk tes untuk mengukur kecepatan berjalan. Pelaksanaan tes ini adalah berjalan sejauh 10 meter yang diukur dengan stopwatch.

62 4.6 Alur Penelitian Populasi Kriteria Inklusi Sampel Kriteria Eksklusi Random Alokasi Kelompok I Pre Test Kelompok II Penambahan Hidroterapi Terapi Bobath (kontrol) Kelompok I Post Test Kelompok II Analisa Data Hasil Gambar 4.2 Alur Penelitian

63 4.7 Alat Penelitian Penilaian kecepatan berjalan dengan 10 metre walk test. Caranya pasien berjalan sejauh 10 meter dan diukur menggunakan stopwatch. Waktu untuk mulai mengukur pada jarak 2 meter dan berhenti mengukur pada jarak 8 meter. Nilai kemampuan berjalan : Normal : 1,2 10.0 detik Sedang : 10,0 12,5 detik Buruk : 12,5 25,5 detik 4.8 Prosedur penelitian 1. Tahap awal Langkah pertama setelah mendapatkan ijin dari Kepala YPAC Surakarta, peneliti mengadakan pendekatan pada orangtua untuk mendapatkan ijin dan persetujuan bahwa anak menjadi sample penelitian. Langkah kedua yaitu mengumpulkan sampel anak dengan cerebral palsy diplegi spastik sebanyak 16 anak yang memenuhi kriteria inklusi, eksklusi dan perekrutan tenaga fisioterapi lain yang bertugas memberikan hidroterapi dan terapi rutin selama penelitian. Langkah ketiga, dilakukan pemeriksaan untuk menentukan apakah subyek masuk dalam kriteria penerimaan, kemudian setelah melakukan pemeriksaan subyek diberikan penjelasan tentang hidroterapi dan pilihan latihannya dalam penelitian ini. Kemudian ditanya apakah bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian, selanjutnya dijelaskan mengenai jalannya penelitian. Subyek yang

64 bersedia berpartisipasi mendatangani persetujuan tindakan terapi (informed consent). 2. Tahap pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan ini dilakukan (1) subyek atau sampel dengan anak cerebral palsy spastik diplegi mengambil nomor 1-16, bernomor absen ganjil sebagai kelompok perlakuan I dan anak bernomor absen genap sebagai kelompok perlakuan II, (2) melakukan pre test pada kedua kelompok subyek penelitian, (3) pemberian perlakuan yang dilakukan oleh tenaga lapangan, kelompok perlakuan diberikan tambahan latihan Hidroterapi selama 1 bulan dengan dosis latihan 3 kali setiap minggu selama 30 menit, dan kelompok perlakuan kontrol diberikan terapi Bobath selama 1 bulan dengan dosis latihan 3 kali setiap minggu selama 45 menit, (4) setelah latihan sesi ke 12 dilakukan post test. Pengukuran ini akan dilakukan oleh tenaga lapangan yang sudah terlatih. 4.9 Analisis Data Dalam menganalisis data yang diperoleh, maka peneliti menggunakan beberapa uji statistik, antara lain: Uji deskriptif, uji normalitas, uji homogenitas dan uji kompabilitas. Uji deskriptif digunakan untuk menggambarkan karateristik data yang didapatkan dari hasil penelitian. Analisis deskriptif dipakai untuk menganalisis variable identitas data dan beberapa variable lainnya. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari hasil pengukuran 10 metre walk test berdistribusi normal, maka dilakukan

65 pengujian normalitas distribusi dengan menggunakan Saphiro Wilk Test dengan p>0,05. Mengetahui homogenitas varian, maka dilakukan pengujian homogenitas hasil pengukuran 10 metre walk test dengan menggunakan Lavene s test dengan p>0,05. Uji kompabilitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidak ada perbedaan sebelum perlakuan. Karena distribusi data normal maka untuk uji pre-post test pada masing kelompok menggunakan paired t test. Uji post test antara kelompok I dengan kelompok II mengunakan independent t test.