Abstrak. Abstract. Endang Sri Sunarsih 1,*), Djatmika 2) dan Retno Sri Utomo 2) 1)

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH INFUSA DAUN MURBEI ( Morus alba L. ) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH JANTAN DIABETES KARENA PEMBERIAN ALOKSAN

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN LEMBAYUNG (Vigna unguiculata) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS DIABETES MELLITUS DENGAN INDUKSI ALOKSAN

Pengaruh Biji Jengkol (Pithecellobium jiringa) terhadap Kadar Glukosa Darah Mencit Galur Balb/c

PENGARUH KOMBINASI EKSTRAK ETANOL BATANG BROTOWALI

PENGARUH EKSTRAK DAUN SUKUN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ABSTRAK EFEK VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DALAM MENURUNKAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT JANTAN GALUR SWISS WEBSTER YANG DIINDUKSI ALOKSAN

EFEK ANTIHIPERGLIKEMIA EKSTRAK KULIT BATANG SAGA TELIK (ABRUS PRECATORIUS LINN.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI DENGAN ALLOXAN

ABSTRAK PENGARUH INFUSA BIJI ALPUKAT (Perseae Semen) SEBAGAI ANTIDIABETIK ALTERNATIF PADA MENCIT YANG DIINDUKSI ALOKSAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pembimbing I : Dr. Diana K. Jasaputra, dr, M.Kes. Pembimbing II : Adrian Suhendra, dr,sp.pk, M Kes.

PENGARUH PEMBERIAN INFUSA BUAH ALPUKAT (Persea

Pembimbing I : Dr. Diana K Jasaputra, dr,m Kes Pembimbing II: Adrian Suhendra, dr, SpPK, M Kes

PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH EKSTRAK AIR DAUN BUNGUR (LAGERSTROEMIA SPECIOSA [L.] PERS) PADA TIKUS DIABETES ALOKSAN LARISSA HINDARTO

PERBANDINGAN EFEK EKSTRAK ETANOL UMBI BAWANG DAYAK

ABSTRAK. PENGARUH PEMBERIAN INFUSA Musa paradisiaca.linn (Musaceae) TERHADAP TUKAK LAMBUNG PADA TIKUS GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI ASETOSAL

AKTIVITAS ANTIDIABETES KOMBINASI EKSTRAK KULIT MANGGIS

UJI EFEK PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH DAUN KUBIS (BRASSICA OLERACEA VAR. CAPITATA) TERHADAP TIKUS PUTIH HIPERGLIKEMIA

Efek Ekstrak Etanol Biji Rambutan (Nephelium Lappaceum L.) dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah Puasa Mencit Model Diabet

NOVIANA SYLVIA CHRISTY FAKULTAS FARMASI UNIKA WIDYA MANDALA SURABAYA

UJI EFEK EKSTRAK ETANOL 70% BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR SKRIPSI

ABSTRAK. Vincent Halim, 2008; Pembimbing I : Ellya Rosa Delima.dr., M.Kes Pembimbing II : Rosnaeni, dra., Apt.

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti Ujian Hasil Karya Tulis Ilmiah mahasiswa Program Strata-1 Kedokteran Umum

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan.

BAB I PENDAHULUAN. mellitus meluas pada suatu kumpulan aspek gejala yang timbul pada seseorang

EFEK EKSTRAK ETANOL ALSTONIA SCHOLARIS (KULIT KAYU PULAI) TERHADAP PENURUNAN GLUKOSA DARAH MENCIT BETINA GALUR SWISS WEBSTER YANG DIINDUKSI ALOKSAN

EFEK ANTIDIABETES FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK ETANOL BUAH PARE (MOMORDICA CHARANTIA L.) PADA TIKUS PUTIH WINDA NUGAS LESTARI

mengalami obesitas atau kegemukan akibat gaya hidup yang dijalani (Marilyn Johnson, 1998) Berdasarkan data yang dilaporkan oleh WHO, Indonesia

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Penelitian

UJI AKTIVITAS HIPOGLIKEMIK EKSTRAK ETANOL SEMUT JEPANG (Tenebrio Sp.) PADA TIKUS PUTIH GALUR SPRAGUE DAWLEY YANG DIINDUKSI ALOKSAN

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

EFEK KOMBINASI EKSTRAK ETANOL BUAH MENGKUDU

EDWARD WYENANTEA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

OLEH: VEROS ALVARIS YUSTAKI FAKULTAS FARMASI UNIKA WIDYA MANDALA SURABAYA

Efek Infusa Batang Brotowali (Tinospora crispa) terhadap Nafsu Makan Dan Berat Badan Tikus Putih (Rattus norvegicus)

ABSTRAK. EFEK HIPOGLIKEMI TEH JIAOGULAN (Gynostemma pentaphyllum) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT Swiss Webster JANTAN YANG DIINDUKSI ALOKSAN

AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN RAMBUTAN (Nephelium lappaceum L.) SEBAGAI ANTIDIABETES PADA MENCIT YANG DI INDUKSI ALOKSAN

PERBANDINGAN EFEK AIR ALKALI DENGAN METFORMIN TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS MODEL DIABETES SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

UJI EFEK ANTIDIABETES OLEUM AZADIRACHTAE SEMEN PADA TIKUS PUTIH JANTAN DENGAN INDUKSI ALOKSAN OLEH: LINDA KUSUMAWATI

UKDW BAB I PENDAHULUAN

PENGARUH PEMBERIAN AIR ALKALI TERHADAP KADAR GULA DARAH TIKUS PUTIH MODEL DIABETES MELITUS SKRIPSI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2015 di Laboratorium Zoologi

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme

BAD I PENDAHULUAN Latar Belakang

ABSTRAK. EFEK INFUSA DAUN SAMBUNG NYAWA (Gynura Procumbens Back ) SEBAGAI ANTIDIABETIK ALTERNATIF PADA MENCIT YANG DIINDUKSI ALOKSAN

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. EFEK GASTROPROTEKTIF AIR PERASAN DAUN PISANG (Musa paradisiaca L.) PADA TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI ASPIRIN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, berbagai macam penyakit degeneratif semakin berkembang pesat dikalangan masyarakat.

ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK ETANOL BATANG BRATAWALI (TINOSPORAE CAULIS) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT JANTAN GALUR BALB/C YANG DIINDUKSI ALOKSAN

BAB I PENDAHULUAN. seperti kurang berolahraga dan pola makan yang tidak sehat dan berlebihan serta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus norvegicus) Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL BATANG BROTOWALI (Tinospora caulis) TERHADAP GLUKOSA DARAH MENCIT GALUR Swiss Webster YANG DIINDUKSI ALOKSAN

PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT GALUR

EFEK ACARBOSE PADA UJI TOLERANSI GLUKOSA DAN AMILUM PADA TIKUS PUTIH OLEH FITRI VIRRA YUSTIANA

ABSTRAK. Albert Christopher Ryanto, Pembimbing I: Heddy Herdiman, dr., M.Kes. Pembimbing II: Christine Sugiarto, dr., Sp.PK.

AKTIVITAS ANALGETIKA INFUSA DAUN ALPUKAT (Persea americana) PADA MENCIT. TITA NOFIANTI Program Studi S1 Farmasi STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

POTENSI EKSTRAK DAUN KEJI BELING (Strobilanthes crispus) SEBAGAI PENURUN KADAR GLUKOSA DARAH: UJI IN VIVO PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. hormon insulin. Insulin merupakan hormon yang mengatur metabolisme. dalam tubuh menimbulkan hiperglikemia yang dapat mengakibatkan

I. PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK RIMPANG JAHE (Zingiberis rhizoma) SEBAGAI ANALGETIK PADA MENCIT BETINA GALUR SWISS-WEBSTER

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan kadar glukosa dalam darah. Pengobatan diabetes melitus dapat

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Uji Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.)

PENGARUH EKSTRAK DAUN SIRIH MERAH ( PIPER CROCATUM LINN

UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN KEJIBELING (Strobilanthes crispus Linn) TERHADAPA PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus)

1. PENDAHULUAN. Pegagan (Centella asiatica) adalah salah satu tumbuhan herbal yang dapat tumbuh

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berusia ± 2 bulan dengan berat badan gr. Subjek dibagi menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. banyak penyakit yang muncul. Salah satu penyakit yang muncul akibat

SIENDY KURNIAWAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

Penyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan

PENGARUH EKSTRAK BUAH MERAH

2016 PENGARUH PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN SIMPUR

ABSTRAK. EFEK PROPOLIS TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS (Rattus norvegicus) GALUR WISTAR JANTAN

ABSTRAK. EFEK INFUSA BIJI BUAH RAMBUTAN (Nephelium lappaceum Linn.) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT YANG DIINDUKSI ALOKSAN

1 Victorson L. Zega 2 Pemsi M. Wowor 2 Christi Mambo.

ABSTRAK PENGARUH AIR SEDUHAN BEKATUL TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA SERUM TIKUS WISTAR YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

ABSTRAK. Pembimbing II: Lusiana Darsono, dr., M.Kes

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN ANGSANA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan, termasuk di bidang kedokteran, salah satunya adalah ilmu Anti Aging

ABSTRAK. EFEK ANALGESIK INFUSA KULIT KAYU RAPAT (Parameria laevigata (Juss.) Moldenke) PADA MENCIT JANTAN YANG DIINDUKSI RANGSANG TERMIK

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL HERBA SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees.) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH NORMAL PADA MANUSIA

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

The results showed that potato was able to stablize blood sugar levels in diabetic rats compared to white rice.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KAJIAN POTENSI UNDUR-UNDUR DARAT (MYRMELEON SP.) SEBAGAI ANTIDIABETES

Transkripsi:

Majalah Endang Sri Farmasi Sunarsih Indonesia, 18(1), 29 33, 2007 Pengaruh pemberian infusa umbi gadung (Dioscorea hispida Dennst) terhadap penurunan kadar glukosa darah tikus putih jantan diabetes yang diinduksi aloksan Influence of administration of gadung corm ((Dioscorea hispida Dennst) infusion to decrease of blood glucose level at aloksan inducted male diabetic rats. Endang Sri Sunarsih 1,*), Djatmika 2) dan Retno Sri Utomo 2) 1) Fakultas Kedokteran UNDIP Semarang (E-mail : endss2007@yahoo.co.id) 2) Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang Abstrak Gadung (Discorea hispida Dennst), merupakan salah satu tanaman tradisional yang telah diketahui mampu untuk obat antidiabet alternatif, namun secara experimental belum memberikan bukti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh infusa umbi gadung (Dioscorea hispida Dennst) terhadap penurunan kadar gula darah tikus diabetes yang diinduksi Aloksan. Penelitian ini dilakukan dengan rancangan acak menggunakan tikus putih jantan, galur wistar, umur 2-3 bulan, berat badan 140-280 gram. Semua tikus dibuat diabetes dengan menggunakan Aloksan 150 mg/kg BB secara intra peritonial. 20 ekor tikus dibagi dalam 4 group, tiap group terdiri dari 5 ekor tikus. Group I : sebagai kontrol positif diberikan insulin 12,6 IU/kg BB sub cutan, group II : kontrol negatif yang diberi aqua dest 5 ml/kg BB per oral, group III : diberikan infusa umbi gadung sebesar 630 mg/kg BB, dan group IV : diberi infusa umbi gadung dengan dosis 1260 mg/kg BB per oral. Hasil penelitian kadar gula darah dianalisis dengan ANOVA 2 jalan (p<0,05). Hasil penelitian menunjukkan pemberian infusa umbi gadung pada dosis 630 mg/kg BB dan 1360 mg/kg BB mampu menurunkan kadar glukosa darah. Penurunan kadar glukosa darah infusa umbi gadung dengan kadar 1260 mg/kg BB sebanding dengan efek pemberian insulin pada kontrol positif. (p<0,05). Kata kunci : Gadung (Dioscorea hispida Dennst), Aloksan, obat antidiabet. Abstract Traditional herba medicine, Gadung (Dioscorea hispida Dennst) has already known can be used for oral anti diabetic drug. But it have not be proved experimentally. The purpose of experiment want to know the influence of Gadung (Dioscorea hispida Dennst) corm infuse, can decrease blood glucose consentration diabetic aloxan inducted rats. This experiment use 20 rats by randomized design at 2-3 months, 140-280 gram BW, Aloxan inducted diabetic male albino Wistar strain. The dose of aloxan 150 mg/bw given by intraperitonial. The rats divided in 4 groups, each group consist of 5 rats. First group : positif controle which is given insulin 12,6 UI/BW subcutanly; Second group : negative controle which is given aqua dest 5 ml/bw orally; Third group is given Gadung (Dioscorea hispida Dennst) corm infuse 630 mg/bw orally and Forth group is given Gadung (Dioscorea hispida Dennst ) corm infuse 1260 mg/bw dose orally. Majalah Farmasi Indonesia, 18(1), 2007 29

Pengaruh pemberian infusa... The experiment results of blood glucose level, was analyzed by 2 way ANOVA (p<0,05). The conclusion of the experiment is the rats has given Gadung (Dioscorea hispida Dennst) corm infuse 630 mg/bw and 1260 mg/bw can decrease blood glucose consentration proporsionally with insulin effect (p<0,05). Key words : Gadung (Dioscorea hispida Dennst), Aloksan, antidiabetic drug. Pendahuluan Adanya perubahan pola hidup di masyarakat akibat keberhasilan menurunkan angka kematian dapat menyebabkan pergeseran pola penyakit, yang bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit degeneratif yang menahun. Salah satu diantara penyakit yang berkaitan dengan metabolisme dan cenderung mengalami peningkatan adalah penyakit diabetes mellitus. Diabetes mellitus merupakan penyakit yang ditandai dengan kadar gula darah yang melebihi normal (hiperglikemia) sebagai akibat dari tubuh yang kekurangan insulin relatif maupun absolut. Diabetes mellitus juga ditandai dengan gejala 3 P (poliuria, polidipsi, poliphagia), penurunan berat badan, lemas dan kematian (Gan, 1995: Harkness, 1989; Tjay, dan Rahardja, 2002). Bila gejala-gejala tersebut tidak diobati dan berlangsung lama dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang, misalnya atherosklerosis pada jantung, kaki dan otak, kerusakan syaraf perifer, gangguan retina dan kerusakan ginjal ( Murray, et al., 2003). Pada dasarnya Diabetes mellitus dapat ditangani dengan cara : pengaturan pola makan dan olah raga teratur, penggunaan obat antidiabetes oral misalnya golongan sulfonil urea dan biguanida, serta suntikan insulin. Tetapi obat-obat yang beredar dipasaran selain memiliki harga yang relatif mahal karena penggunaannya dalam jangka waktu relatif lama juga memiliki efek samping yang cukup besar. Oleh karena itu masyarakat selalu berupaya untuk mencari alternatif pengobatan lain misalnya pengobatan dengan bahan alam, selain mudah didapat, harga relatif murah, juga efek samping yang lebih kecil, dibandingkan dengan obat sintetik. Salah satu bahan alam yang dapat menurunkan kadar gula darah adalah umbi gadung (Diascorea hispida Dennst), (Heyne, 1987). Umbi gadung biasa dikonsumsi masyarakat sebagai makanan ringan (keripik), karena rasanya enak dan renyah,kandungan mineral dan vitaminnya cukup tinggi (DepKes RI, 1989, Kusyati, 2003), tetapi perlu di waspadai umbi gadung mengandung senyawa toksik seperti dioscorine, dioscein (Depkes RI., 1989). Oleh karena itu pengolahan gadung secara tepat perlu dilakukan untuk menghilangkan senyawa toksik yang dikandungnya. Meskipun umbi gadung dikenal mempunyai senyawa toksik, namun umbi gadung juga memiliki khasiat untuk pengobatan seperti pada pengobatan kusta (lepra), sifilis, kapalan, bahan pemabuk ikan, keputihan, nyeri haid, anti inflamasi, reumatik, diabetes mellitus (Heyne, 1989; Depkes RI., 1989; ana, 2004). Tanaman gadung merupakan tanaman yang mudah di dapat, harganya relatif murah namun kemanfaatan umbi gadung sebagai penurun kadar glukosa darah belum banyak diketahui, karena bukti ilmiahnya belum banyak terungkap. Oleh karena itu dalam penelitian ini ingin diketahui efek penurunan kadar glukosa infusa umbi gadung, serta berapa dosis efektif yang dapat menurunkan kadar glukosa darah; diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi bagi kalangan medis dan masyarakat umumnya, tentang peran umbi gadung sebagai obat tradisional alternatif khususnya sebagai obat anti diabetes mellitus. Metodologi Subyek uji Hewan uji yang digunakan adalah tikus putih jantan galur wistar, umur 2-3 bulan, berat badan 140-280 gram. Bahan Bahan yang digunakan umbi gadung Dioscorea hispida Dennst), aloksan, insulin, TCA 10% (E.Merck), o-toluidin (E.Merck), heparin, aqua dest, aqua bidest. Alat Alat penampung darah (eppendorf), alat-alat gelas (pyrex), Neraca analitik (Sartorius), Spectrofotometer mini 1240 UV Vis Shimadzu, Timbangan hewan uji, Termometer, sonde, Vortex (Thermolin, 30 Majalah Farmasi Indonesia, 18(1), 2007

Endang Sri Sunarsih Dubuque iowa, USA), Mikro pipet (Sacorex, ISBA S.A., Switzerland, Acura 821 adjustable micripippette 200-1000 µl), Skalpel, Blue tape, Holder tikus, Water-bath (Termostat). Cara kerja Pembuatan infus umbi gadung Umbi gadung sebelumnya dikupas dan di potong tipis-tipis, diolesi abu gosok dan dipres dengan benda berat sampai air dalam gadung keluar, dienapkan semalam, dan dijemur sampai kering, kemudian direndam dengan air selama 2 hari, dikukus dan dijemur kembali sampai menjadi ubi kering, dari pengalaman empiris pembuat kripik gadung, (wawancara langsung Sulis, 2005). Umbi yang telah kering diblender, dibuat infusa sesuai Farmakope Indonesia (DepKes RI., 1995). Kadar infusa 630 mg/kg BB : dperoleh dari 5 gram umbi gadung kering utuk mnanusia secara umum (berat 50.kg), (www.republika.co.id/ suplemen/106517, 2002), utuk mnanusia (berat 70 kg), yang dikonversi ke tikus (200 gram) adalah 70/50 x 0,018 x 5 gram x 1000/200 = 630 mg/kg BB sebagai dosis I, dan dosis ke II (1260 mg/kg BB) merupakan kelipatannya. Cara perlakuan terhadap hewan uji 20 ekor tikus putih jantan wistar, dibuat diabetes dengan diinduksi aloksan 150 mg/kg BB secara intra peritonial, kemudian dikelompokkan secara acak menjadi 4 kelompok, masing-masing 5 ekor. Kelompok I, sebagai kontrol positif diberi insulin 12,6 IU/kg BB, subcutan; kelompok II : sebagai kontrol negatif diberi aqua dest 5 ml/kg BB per oral; kelompok III : diberi infusa umbi gadung dosis 630 mg/kg BB peroral; kelompok IV : diberi infusa umbi gadung dengan dosis 1260 mg/kg BB peroral. Masing-masing kelompok diberi perlakuan sehari sekali selama 14 hari; selanjutnya penetapan kadar glukosa darah dilakukan pada hari ke : 4, 7, 10, 14 menggunakan metode o-toluidin pada λ 634 nm (Soewoto, 2001). Hasil Dan Pembahasan Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan pada saat tikus sebelum diinduksi (hari ke 0) dan sesudah diinduksi aloksan dan menjadi diabetes (hari ke 4, 7, 10, 14). Sebelum diambil darahnya tikus dipuasakan 16-18 jam. Hasil pengukuran kadar glukosa darah pada Tabel I. Kadar glukosa darah yang diperoleh dari masing-masing kelompok apabila dihitung dalam persen (%) terhadap kadar glukosa darah hari ke-0 dapat dilihat pada tabel 2. hal ini memperjelas berapa % infusa umbi gadung yang diberikan akan menurunkan kadar glukosa darah dengan bertambahnya waktu pemberian infusa. Dari Tabel II, dibuat grafik persen (%) perubahan kadar glukosa darah dibanding hari ke-0 masing-masing kelompok perlakuan dapat dilihat pada Gambar 1. Tabel I. Data rerata pengukuran kadar glukosa darah (mg/dl) dari masing-masing kelompok perlakuan Kelompok Awal Perlakuan Ke-0 Ke-4 Ke-7 Ke-10 Ke-14 Kelompok I 77,70 421,99 303,81 228,57 199,20 122,62 Kelompok II 89,48 303,30 300,09 205,11 236,39 255,82 Kelompok III 77,41 261,95 234,55 174,86 187,13 175,56 Kelompok IV 65,39 438,16 221,30 148,24 188,07 125,16 Keterangan : Kelompok I : Kontrol positif insulin 12,6 UI/kg BB. Kelompok II : Kontrol negatif aquadest 5 ml/kg BB. Kelompok III : Infusa umbi gadung 630 mg/kg BB. Kelompok IV : Infusa umbi gadung 1260 mg/kg BB Tabel II. Data rerata persen perubahan kadar glukosa darah (%) dibanding kadar glukosa darah hari ke-0, masing-masing kelompok perlakuan Kelompok Perlakuan Ke-0 Ke-4 Ke-7 Ke-10 Ke-14 Kelompok I 100,00 72,06 53,31 46,91 29,34 Kelompok II 100,00 99,20 66,82 77,79 84,07 Kelompok III 100,00 90,89 68,88 72,83 67,18 Kelompok IV 100,00 53,83 34,04 41,06 28,64 Majalah Farmasi Indonesia, 18(1), 2007 31

Pengaruh pemberian infusa... Gambar 1. Grafik persen perubahan kadar glukosa darah (%) dibanding hari ke-0 masingmasing kelompok perlakuan. Dari Gambar 1 dapat dilihat, bahwa pada kadar glukosa darah normal (awal) memenuhi rentang kadar glukosa darah tikus yaitu 50-135 mg/dl (Kusumawati, 2004), Sedang tikus diabetes ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa darah yang melebihi normal (kadar glukosa normal > 200 mg/dl). Pada tikus kelompok I, sebagai kontrol positif, dengan diberi insulun 12,6 IU/kg BB., menunjukkan penurunan persen perubahan kadar glukosa darah dibandingkan dengan hari ke-0. Penurunan ini stabil dan nyata seiring dengan bertambahnya hari perlakuan, dari hari ke-4 sampai hari ke-14. Hal ini didukung dengan data statistik (p<0,05). Pada kelompok II, sebagai kontrol negatif, yang diberi aquadest lewat sonde 5 ml/kg BB; menunjukkan bahwa pada hari ke-0 dibuat diabetes kadar glukosa darah dapat melebihi normal, kadar glukosa ini menurun sampai hari ke-7, yang seharusnya stabil, namun ternyata kondisi stres dari lingkungan, akan mengakibatkan gerak menjadi aktif pada saat pengambilan darah, sehingga penggunaan glukosa jaringan meningkat, kondisi ini yang membuat kadar glukosa dalam tubuh menurun. Tetapi penurunan kadar glukosa darah ini masih dalam keadaan diabetes, karena aloksan menyebabkan pengaruh diabetogenik secara mendadak dan selektif merusak sel β pankreas sehingga mencegah atau mengurangi produksi insulin, dan pada hari ke 10 dan 14 terjadi kenaikkan glukosa darah kembali; kemungkinan tikus telah beradaptasi. Pada kelompok III dan IV, terjadi penurunan persen perubahan kadar glukosa darah pada hari ke-4 dan hari ke-7, tetapi pada kedua kelompok pada hari ke-10 mengalami peningkatan persen perubahan dibandingkan pada hari ke-0. Peningkatan ini disebabkan karena tikus mengalami stres pada saat pengambilan darah, akibatnya terjadi peningkatan kadar glukosa darah. Tetapi pada hari ke-14 kedua kelompok mengalami penurunan kembali dibandingkan hari ke-0 maupun ke-10. Pada Gambar 1, terlihat pada kelompok IV penuruanannya lebih tajam dibandingkan kelompok III, penurunannya sebanding dengan pemberian insulin (p>0,05). Namun dengan kandungan karbohidrat pada umbi gadung yang cukup tinggi yaitu 23,2 gram/100 gram bahan (Kusyati, 2003), penurunan kadar glukosa darah diharapkan tidak akan menimbulkan hipoglikemi mendadak, hal ini merupakan salah satu keuntungan penggunaan gadung sebagai obat anti diabet alternatif. Dari grafik pada Gambar 1, pada kelompok III dan IV terlihat pemberian infusa umbi gadung sebagai obat alternatif sebaiknya diberikan cukup 7 hari, dengan dosis yang disesuaikan. Pada pemberian lebih dari 7 hari akan terjadi fluktuasi peningkatan kadar glukosa 32 Majalah Farmasi Indonesia, 18(1), 2007

Endang Sri Sunarsih darah yang tak diinginkan, walaupun pada hari ke-10 dan 14 akan terjadi penurunan kembali. Kesimpulan Infusa umbi gadung (Dioscorea hispida Dennst), mampu menurunkan kadar glukosa darah tikus putih jantan diabetes yang diinduksi aloksan. Dosis efektif 1260 mg/kg BB, infusa umbi gadung (Dioscorea hispida Dennst) mampu menurunkan kadar glukosa darah secara proporsional dengan insulin. Disarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut tentang : toksisitas dan histopatologi kuantitatif umbi gadung, kandungan fitokimia umbi gadung yang bertanggung jawab dalam menurunkan kadar gula darah. Ucapan Terima Kasih Rasa terima kasih sebesar besarnya atas informasi tentang pengolahan Gadung yang telah disampaikan secara detail oleh Ibu Lis. Daftar Pustaka DepKes R.I.,1995, Farmakope Indonesia, edisi IV, Depkes R.I. Jakata. DepKes R.I., 1989, Materia Medika Indonesia, jilid V, Dirjen POM, Jakarta. Gan, S., 1995., Farmakolodi dan Terapi, Bagian Farmakologi dan Terapi FK UI, Jakarta. ana, A., 2004, Tumbuhan Obat dan khasiatnya., Penebar Swadaya, Jakarta. Harkness, R, 1989., Interaksi Obat., diterjemahkan : Agoes g dan Widiantono, M.E., Penerbit ITB. Bandung. Heyne, K., 1987, Tumbuhan Berguna Indonesia I. Jakarta Sarana Wana Jaya, Jakarta. Kusyati, 2003., Efek Pemberian Umbi Gadung (Dioscorea hispida Dennst) terhadap Struktur Histologi Lambung Tikus Putih (Rattus norveginus), Skripsi, Universitas Negeri Semarang, Semarang. Kusumawati, D., 2004., Bersahabat dengan Hewan Uji, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Mengatasi Rematik dengan Gadung. URL:Http://www.Republika.co.id/Suplemen/10651 (10 Desember 2002) Murray, R. K; Granner, D.K; Mayes.,P.A; Rodwel., V.W., 2003, Harper s Biochemistry. 25/E, diterjemahkan : Hartono A (ed) dalam Biokimia Harper., EGC, Jakarta, 581-597. Soewoto, 2001., Biokimia Experimen Laboratorium, Jakarta, Widya Medika. Tjay, H.T dan Rahardja, K., 2002., Obat-obat Penting, ed V., Elex Media Komputindo, Jakarta. * Korespondensi : Dra. Endang Sri Sunarsih, M.Si., Apt. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Jl. Dr. Soetomo No. 14, Semarang - Indonesia E-mail : endss2007@yahoo.co.id Majalah Farmasi Indonesia, 18(1), 2007 33