PEMANFAATAN SERAT DARI RESAM SEBAGAI BAHAN TAMBAH DALAM PEMBUATAN BETON

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH PENGOLAHAN TIMAH (TIN SLAG) SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH BETON

PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA CAMPURAN BETON DITINJAU DARI KEKUATAN TEKAN DAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON

Jurnal Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Agustus 2014

KAPASITAS LENTUR DAN TARIK BETON SERAT MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH FLY ASH

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa sekarang, dapat dikatakan penggunaan beton dapat kita jumpai

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

TEKNIKA VOL.3 NO.1 APRIL_

Campuran Beton terhadap Kuat Tekan

Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

LAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN. Universitas Sumatera Utara

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

PENGARUH PENGGUNAAN RESIN EPOXY PADA CAMPURAN BETON POLIMER YANG MENGGUNAKAN SERBUK GERGAJI KAYU

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak

PEMANFAATAN LIMBAH KERAMIK SEBAGAI AGREGAT KASAR DALAM ADUKAN BETON

PENGARUH LIMBAH PECAHAN GENTENG SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN MUTU BETON 16,9 MPa (K.200)

Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI ) Berat Tertahan (gram)

PENGARUH AIR LIMBAH PADA ADUKAN BETON TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

PEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD

ALTERNATIF PENGGUNAAN BATU KORAL UNTUK BETON DENGAN KUAT TEKAN fc 30 MPa

STUDI ESKPERIMENTAL SETTING TIME BETON MUTU TINGGI MENGGUNAKAN ZAT ADIKTIF FOSROC SP 337 & FOSROC CONPLAST R

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN STELL FIBER TERHADAP UJI KUAT TEKAN, TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR PADA CAMPURAN BETON MUTU f c 25 MPa

KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN MODULUS ELASTISITAS BETON DENGAN BAHAN TAMBAH SERAT MENGKUANG (PANDANUS ARTOCARPUS)

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan Susun

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi yang dilakukan adalah dengan cara membuat benda uji di

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR BETON MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR UNTUK PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT)

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dunia konstruksi bangunan di Indonesia saat ini mengalami perkembangan

BAB III LANDASAN TEORI. (admixture). Penggunaan beton sebagai bahan bangunan sering dijumpai pada. diproduksi dan memiliki kuat tekan yang baik.

Berat Tertahan (gram)

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Seiring dengan laju pembangunan yang semakin pesat, beton telah banyak

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

Lampiran A Berat Jenis Pasir. Berat pasir kondisi SSD = B = 500 gram. Berat piknometer + Contoh + Air = C = 974 gram

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN AWAL (VICAT TEST) I. Hasil Uji Vicat Semen Normal (tanpa bahan tambah) Penurunan (mm)

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT SABUT KELAPA TERHADAP KUAT TEKAN BETON PADA BETON NORMAL

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN KUAT TEKAN BETON UMUR 90 HARI MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND DAN SEMEN PORTLAND POZOLAND. Oleh: F. Eddy Poerwodihardjo

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Hipotesis. Penentuan Bahan Material. Pengujian Bahan Material. Sesuai. Mix Desain. Sesuai. Pembuatan Benda Uji

PENGARUH VARIASI FAKTOR AIR SEMEN DAN TEMPERATUR TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Irzal Agus. (Dosen Fakultas Teknik Unidayan Baubau) ABSTRACT

BAB V HASIL PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

LAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

PENGARUH BAHAN TAMBAHAN PLASTICIZER TERHADAP SLUMP DAN KUAT TEKAN BETON Rika Sylviana

TINJAUAN KUAT TEKAN DAN KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR. Naskah Publikasi

PERBANDINGAN EFISIENSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACI DAN METODE SNI UNTUK MUTU BETON K-250 (STUDI KASUS MATERIAL LOKAL)

PENGGUNAAN AGREGAT HALUS DENGAN SUMBER LOKASI BERBEDA UNTUK CAMPURAN BETON

PERBANDINGAN KUAT TEKAN ANTARA BETON DENGAN PERAWATAN PADA ELEVATED TEMPERATURE & PERAWATAN DENGAN CARA PERENDAMAN SERTA TANPA PERAWATAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Viscocrete Kadar 0 %

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengujian, analisis data, dan. pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan abu terbang dan superplasticizer. Variasi abu terbang yang digunakan

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agregat yang digunakan untuk penelitian ini, untuk agregat halus diambil dari

PENGARUH PENGGUNAAN PASIR PANTAI YANG DIBERI PERLAKUAN DAN SUBSTITUSI CANGKANG BUAH SAWIT TERHADAP KUAT TEKAN MORTAR

TINJAUAN KUALITAS BATAKO DENGAN PEMAKAIAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS EX COLD MILLING. Naskah Publikasi

BAB 3 METODOLOGI. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah apa saja yang terdapat

PENGARUH LUBANG DALAM BETON TERHADAP KEKUATAN MEMIKUL BEBAN AKSIAL

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN PORTLAND COMPOSITE CEMENT TERHADAP KUAT LENTUR BETON DENGAN f c = 40 MPa PADA BENDA UJI BALOK 600 X 150 X 150 mm 3

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Penelitian Sebelumnya... 8

PENGARUH VARIASI KADAR LIGHTWEIGHT EXPANDED CLAY AGGREGATE (LECA) TERHADAP KARAKTERISTIK BETON SERAT BAGU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi

BAB 3 METODOLOGI. Bagan alir ini menjelaskan langkah apa saja yang dilakukan untuk membuat

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung.

Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH VARIASI SUHU PADA PERAWATAN ELEVATED TEMPERATURE TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH BETON

KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kebutuhan akan konstruksi, seperti jalan dan jembatan, perumahan

> NORMAL CONCRETE MIX DESIGN <

PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK CANGKANG LOKAN SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

BAB III LANDASAN TEORI

Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon Lampiran

BAB IV PENGUJIAN MATERIAL DAN KUAT TEKAN BETON

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT SABUT KELAPA TERHADAP KUAT TEKAN BETON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton

KUAT TEKAN BETON DAN WAKTU IKAT SEMEN PORTLAND KOMPOSIT (PCC)

ANALISA PERBANDINGAN KUALITAS BETON DENGAN AGREGAT HALUS QUARRY SUNGAI MARUNI MANOKWARI DAN KAMPUNG BUGIS SORONG

Transkripsi:

Vol 3 Nomor 2. JuliDesember 2015 PEMANFAATAN SERAT DARI RESAM SEBAGAI BAHAN TAMBAH DALAM PEMBUATAN BETON Marbawi Alumni Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung Indra Gunawan Staf Pengajar Jurusan Teknik sipil Universitas Bangka Belitung Email : gunawanindra15@yahoo.co.id ABSTRAK Penambahan serat dalam adukan beton terbukti mampu meningkatkan kuat tarik beton. Untuk keperluan non struktur, secara terbatas material serat dapat digunakan dari bahanbahan alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan serat dari resam pada campuran beton terhadap peningkatan kuat tekan dan kuat tarik belah. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi industri bahan bangunan. Serat yang digunakan memiliki 5 variasi penambahan serat dari resam pada campuran beton, yaitu 0,5%, 1 %, 1,5 % dan 2 % per berat semen. sedangkan serat dari resam yang digunakan dengan panjang 3 cm. Umur beton yang digunakan sebagai perbandingan adalah 7 hari dan hari. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan serat dari resam sebanyak 0,5 %, 1 %, 1,5 % dan 2 % pada campuran beton mampu meningkatkan: (1) kuat tekan beton, dengan peningkatan kuat tekan tertinggi dicapai oleh penambahan resam sebanyak 1 % yaitu 21,87 MPa dibandingkan dengan beton normal yaitu 21,40 MPa. (2) kuat tarik belah beton, dengan peningkatan kuat tarik belah tertinggi dicapai oleh penambahan resam sebanyak 1% yaitu 7 MPa dibandingkan dengan beton normal yaitu 2,47 MPa. Kata kunci : serat dari resam, kuat tekan, kuat tarik belah PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan dibidang struktur saat ini mengalami kemajuan yang demikian pesat. Seiring bertambahnya jumlah penduduk dan kebutuhan akan sarana yang menunjang aktifitas seperti perkantoran, jalan, jembatan, tempat tinggal dan sarana lainnya, beton merupakan salah satu pilihan sebagai bahan struktur dalam hal pembangunan. Semakin pesatnya pembangunan di Indonesia, maka bahanbahan bangunan yang digunakan untuk konstruksi beton seperti semen, pasir, aegat dan lain sebagainya, sedangkan bahanbahan tersebut dialam sangat terbatas jumlahnya. Dengan perkembangannya sebagai bahan utama konstruksi, beton dengan mutu dan 96 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung

Vol 3 Nomor 2 JuliDesember 2015 penggunaannya yang khusus sangat dibutuhkan, hal ini seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan konstruksi beton yang bermutu tinggi sekaligus ekonomis. Beton mempunyai kelebihan memiliki kuat tekan yang tinggi, dapat dibentuk sesuai apa yang diinginkan, mudah dalam perawatannya dan dapat digunakan untuk konstruksi ringan maupun berat, tetapi beton juga mempunyai kelemahan yaitu kekuatan tarik beton yang kecil membuat beton memiliki sifat getas, yang dapat mengakibatkan kegagalan secara tibatiba. Bahan tambah adalah bahanbahan yang ditambahkan ke dalam campuran beton pada saat atau selama pencampuran berlangsung. Pemberiaan bahan tambah pada adukan beton dengan maksud untuk memperlambat waktu pengikatan, mempercepat pengerasan, menambah encer adukan, menambah daktilitas (mengurangi sifat getas), mengurangi retakretak pengerasan, mengurangi panas hidrasi, menambah kekedapan, menambah keawetan dan sebagainya. Salah satu bahan tambah beton ialah serat (fiber). Beton yang diberi bahan tambah serat disebut beton serat (fiber concrete). Serat dalam beton berfungsi mencegah retak retak sehingga menjadikan beton lebih daktail dari pada beton biasa dan untuk meningkatkan kekuatan tarik beton, sehingga beton tahan terhadap gaya tarik akibat cuaca, iklim dan temperatur yang biasanya terjadi pada beton dengan permukaannya yang luas. Resam (Dicranopteris linearis) merupakan sejenis tumbuhan kumpulan rumpai dari keluarga Gleicheniaceae yang banyak tumbuh di negara kita. Batang resam dapat dijadikan bahan baku kerajinan tangan anyaman resam. Setelah di ambil dari lokasi, batang resam langsung dikupas untuk kemudian dianyam menjadi produk kerajinan anyaman. Selain itu juga batang resam yang sudah dikupas dapat dijadikan sebagai tali, kelebihannya tidak mudah putus memiliki kuat tarik yang cukup kuat. TINJAUAN PUSTAKA 1. Satwarnirat, (2005) meneliti tentang pengaruh penambahan serat tandan kosong kelapa sawit terhadap kuat tekan dan kuat tarik belah beton. 2. Sarjono W. dan Wahjono, (2008) meneliti tentang pengaruh penambahan serat ijuk pada kuat tarik campuran semenpasir dan kemungkinan aplikasinya. 3. Rusyanto, (2012) meneliti tentang kajian kuat tarik beton serat bambu. Penelitian bertujuan untuk mengkaji peningkatan kuat tarik beton akibat penambahan serat bambu. 4. Eka D. dan Karolina R., (2013) meneliti tentang pengaruh subtitusi tempurung kelapa (endocarp) pada campuran beton sebagai material serat peredam suara. 5. Elistantia E., (2013) meneliti tentang pemanfaatan purun sebagai bahan tambah dalam pembuatan beton. LANDASAN TEORI Beton merupakan fungsi dari bahan penyusunnya yang terdiri dari bahan semen hidrolik (portland cement), aegat Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 97

Vol 3 Nomor 2. JuliDesember 2015 kasar, aegat halus, air dan bahan tambah (admixture atau additive). Macammacam dan jenis beton menurut bahan pembentuknya adalah beton normal, bertulang, pracetak, pratekan, beton ringan, beton tanpa tulangan, beton serat, dan lainnya. Untuk mengetahui dan mempelajari perilaku elemen gabungan (bahanbahan penyusun beton), diperlukan pengetahuan mengenai karakteristik masingmasing komponen (Mulyono T., 2003). Keuntungan dan kerugian pemakaian beton dalam suatu konstruksi dibandingkan dengan bahan konstruksi lainnya adalah sebagai berikut: (Mulyono, T., 2003). 1. Keuntungan: a. Dapat dengan mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan konstruksi. b. Mampu menerima kuat tekan. c. Tahan terhadap temperatur yang tinggi. d. Biaya pemeliharaan yang kecil. 2. Kerugian: a. Kemampuan menerima kuat tarik yang rendah, sehingga bagian konstruksi yang menerima gaya tarik harus diperkuat dengan baja tulangan. b. Bentuk yang telah dibuat sulit untuk diubah. c. Beton menyusut bila mengalami kekeringan. d. Konstruksi yang menggunakan beton memiliki daya pantul suara yang besar. Salah satu bahan tambah beton ialah serat (fiber). Beton yang diberi bahan tambah serat disebut beton serat (fiber concrete). Karena ditambah serat, maka menjadi suatu bahan komposit, yaitu beton dan serat. Serat dapat berupa asbestos, glass, plastik, baja atau serat tumbuhantumbuhan. Maksud utama penambahan serat kedalam beton adalah untuk ; a. Menambah kuat tarik, karena beton merupakan bahan yang kuat tariknya rendah. b. Menambah daktilitas, karena beton merupakan bahan yang getas. c. Menamabah ketahanan terhadap retak. tarik beton yang sangat rendah mengakibatkan beton mudah retak, yang pada akhirnya mudah dimasuki air, sehingga mengurangi keawetan beton. Resam juga merupakan jenis Pteridophyta (pakupakuan) yang besar yang biasa tumbuh pada tebingtebing di tepi jalan di pegunungan. Tumbuhan resam juga merupakan sejenis pakis hutan yang hidup disekitar perkebunan karet. Resam bisa dimanfaatkan menjadi bahan baku kerajinan anyaman yang bernilai jual. Hal ini karena resam memiliki sifat anti rayap dan tahan terhadap udara lembab yang mampu melebihi kekuatan rotan. Setelah di ambil dari lokasi, batang resam tersebut langsung dikupas kulit luar dan kulit dalam kemudian di anyam menjadi produk kerajinan anyaman. Selain itu juga batang resam yang sudah dikupas biasanya sering digunakan sebagai tali karena memiliki kuat tarik yang cukup kuat. Tumbuhan resam yang akan digunakan sebagai bahan tambah dalam 98 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung

Vol 3 Nomor 2 JuliDesember 2015 pembuatan beton serat yaitu isi dari batang resam. METODE PENELITIAN Alat Alatalat yang digunakan pada pengujian yang akan digunakan antara lain Timbangan, Kompor, Cetakan, Talam, Sendok, Saringan, Batang Baja, ph meter, Mesin Pengguncang Saringan, Mesin Los Angeles, Alat uji Slump, Bak Perendam, Piknometer, Bak Pengaduk, Mesin Uji, Alat Uji Berat Belah. Bahan Bahanbahan yang digunakan dalam pengujian antara lain; Semen, Aegat Halus, Aegat Kasar, Air, Resam. Pengujian Bahan Pengujian bahan meliputi pengujian analisa saringan aegat halus dan kasar, berat jenis dan penyerapan aegat, berat isi, kadar air, keausan aegat kasar. Pengujian Air Pengujian khusus air jarang dilakukan karena secara visual kita dapat menentukan layak atau tidaknya air tersebut. Karena keterbatasan alat yang ada di laboratorium, maka pengujian terhadap air hanya dibatasi pada pengujian ph. Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan ph air secara kasar dengan menggunakan ph meter. ph yang diijinkan adalah minimal 4,5 dan maksimal 8,5. Jumlah Benda Uji Umur beton yang digunakan dalam penelitian adalah 7 dan hari dengan komposisi penambahan resam 0%, 0,5%, 1%, 1,5%, dan 2% terhadap berat semen yang akan dipakai. Dari masingmasing campuran beton tersebut dibuat tiga benda uji. Maka jumlah kebutuhan benda uji ada sebanyak 45 buah. Pengujian tekan beton adalah besarnya beban persatuan luas menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu, yang dihasilkan dengan menggunakan alat uji tekan beton (Compressive Strength Test) SNI 031974 1990). fc = dengan ; fc = tekan beton (kg/cm 2 ) P = Beban maksimum (kg) A = Luas penampang benda uji (cm 2 ) Pengujian Tarik Belah tarik belah beton adalah nilai kuat tarik tidak langsung dari benda uji beton berbentuk silinder yang diperoleh dari hasil pembebanan benda uji tersebut yang diletakkan mendatar sejajar dengan permukaan meja penekanan mesin uji ditekan (SNI 0324912002). fct = dengan ; fct = tarik belah (kg/cm 2 ) L = Panjang benda uji (cm 2 ) P = Beban benda uji (kg) D = Diameter atau lebar benda uji (cm 2 ) Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 99

Vol 3 Nomor 2. JuliDesember 2015 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengujian Aegat Halus No Pengujian 1. 2. Tabel 1. Hasil rekapitulasi pengujian aegat halus Analisa saringan Lolos saringan no. 200 Modulus kehalusan Berat jenis Bulk SSD Apparent Penyerapan air Berat isi Lepas (silinder) Padat (silinder) Standar Pengujian SNI 0319681990 SNI 0319691990 Spesifikasi Min Maks 1,5 5 3,8 3 Hasil 0,20 3,8 20 53 2,605 1,297 3. SNI 0319731990 0,4 1,9 1,264 0,4 1,9 1,679 4. Kadar air SNI 0319711990 0,104 % Satuan % % /cm 3 /cm 3 Dari hasil rekapitulasi pengujian, aegat halus memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan. Hasil Pengujian Aegat Kasar Tabel 2. Hasil rekapitulasi pengujian aegat kasar No Pengujian Standar Pengujian 1. 2. Analisa saringan Lolos saringan no. 200 Modulus kehalusan Berat jenis Bulk SSD Apparent Penyerapan air Berat isi Lepas (silinder) Padat (silinder) SNI 0319681990 6 SNI 0319691990 Spesifikasi Min Maks 1 8 3 Hasil 0 7,12 2,670 2,680 2,696 0,358 3. SNI 0319731990 0,4 1,9 1,226 0,4 1,9 1,415 4. Kadar air SNI 0319711990 0,004 % 5 Keausan aegat SNI 0324171991 32,2 % Satuan % % /cm 3 /cm 3 Dari hasil rekapitulasi pengujian, aegat kasar memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan. 100 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung

Vol 3 Nomor 2 JuliDesember 2015 Hasil Pengujian ph Air No. 1 Tabel 3. Pengujian ph air Uraian ph air Laboratorium Teknik Sipil Universitas Bangka belitung Spesifikasi Min Maks Hasil Suhu 4,5 8,5 5,461,2 ºC Maka air yang digunakan ini memenuhi syarat air untuk bahan campuran beton. Hasil Perhitungan Proporsi Campuran Beton Tabel 4. Perhitungan proporsi campuran beton No Uraian Nilai 1. tekan yang diisyaratkan 20 N/mm 2 (umur hari) 2. Deviasi standar 7,0 N/mm 2 3. Nilai tambah (margin) 12,81 N/mm 2 4. tekan ratarata yang ditargetkan 32,81 N/mm 2 5. Jenis semen Tipe I 6. Jenis aegat: Kasar Halus Batu pecah Pasir alami 7. Faktor air semen 0,48 8. Nilai Slump 60 180 mm 9. Ukuran aegat maksimum 40 mm 10. Kebutuhan air 185 lt/m 3 11. Jumlah semen 385,417 kg/m 3 12. Susunan butir aegat halus Daerah adasi susunan butir 1 13. Persen aegat halus 40 % 14. Berat jenis aegat campuran 2,629 15. Perkiraan berat beton 2360 kg/m 3 16. Kebutuhan berat aegat campuran 1789,583 kg/m 3 17. Kebutuhan aegat halus 715,833 kg/m 3 18. Kebutuhan aegat kasar 1073,750 kg/m 3 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 101

Vol 3 Nomor 2. JuliDesember 2015 Tabel 5. Hasil proporsi campuran beton setelah koreksi di lapangan untuk cetakkan benda uji. Uraian Semen Air Aegat halus Aegat kasar Tiap m 3 385,417 kg 197,341 lt 707,293 kg 1069,949 kg Proporsi campuran 1 kg 0,512 lt 1,835 kg 2,776 kg Tiap 0,005 m 3 (1 silinder) 1,927 kg 0,987 lt 3,536 kg 5,350 kg Tiap 0,053 m 3 (10 silinder) 20,427 kg 11,233 lt 37,487 kg 56,707 kg Tabel 6. Hasil perhitungan campuran beton dengan penambahan serat dari resam per berat semen Tiap 0,053 m 3 (10 silinder) 0% 0,5% 1% 1,5% 2% Semen (kg) 20,427 20,427 20,427 20,427 20,427 Aegat Kasar (kg) 56,707 56,707 56,707 56,707 56,707 Aegat Halus (kg) 37,487 37,487 37,487 37,487 37,487 Air (lt) 10,459 10,459 10,459 10,459 10,459 Serat dari resam (kg) 0 0,102 0,204 0,306 0,409 Hasil Nilai Slump Tanggal pengujian Serat dari resam per berat semen Tabel 7. Hasil nilai slump Slump Rencana (cm) Slump yang dapat (cm) Keadaan cuaca 1407 0% 6 18 12 Mendung 1507 0,5% 6 18 11,7 Panas 1607 1% 6 18 13 Panas 1707 1,5% 6 18 12,3 Panas 1807 2% 6 18 12 Panas Hasil nilai slump yang digunakan memenuhi slump rencana yaitu 6 18 cm, maka bisa dilanjutkan dengan pembuatan beton. 102 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung

Vol 3 Nomor 2 JuliDesember 2015 Hasil Pengujian Beton Tabel 8. Hasil pengujian kuat tekan beton umur 7 hari Serat dari Resam 0% 0,5% 1% 1,5% 2% Kode Benda Uji Bn1 Bn2 Bn3 Bs0,5a Bs0,5b Bs0,5c Bs1a Bs1b Bs1c Bs1,5a Bs1,5b Bs1,5c Bs2a Bs2b Bs2c Pembuatan 1407 1507 1607 1707 1807 Tanggal Pengujian 2107 2207 2307 2407 2507 Umur (hari) 7 7 7 7 7 Luas (cm 2 ) Berat (am) 12988 12215 12230 12153 12200 12211 12050 12097 11756 12136 11950 12050 11750 12000 11650 Gaya (kn) 220 215 230 215 270 290 305 315 300 245 265 240 260 230 210 12,44 12,16 13,01 12,16 15,27 16,40 17,25 17,82 16,97 13,86 14,99 13,58 14,71 13,01 11,88 Ratarata 14 14,61 17,35 14,14 13,20 Tabel 9. Hasil pengujian kuat tekan beton umur hari Serat dari Resam Kode Benda Uji Pembuatan Tanggal Pengujian Umur (hari) Luas (cm 2 ) Berat (am) Gaya (kn) Ratarata 0% 0,5% 1% 1,5% 2% Bn1 Bn2 Bn3 Bs0,5d Bs0,5e Bs0,5f Bs1d Bs1e Bs1f Bs1,5d Bs1,5e Bs1,5f Bs2d Bs2e Bs2f 1407 1507 1607 1707 1807 1108 1208 1308 1408 1508 12150 12154 12050 12300 12154 12250 12150 12400 12000 12200 12150 12100 12000 11850 11825 370 395 370 380 370 390 370 380 410 360 350 350 360 340 325 20,93 22,34 20,93 21,49 20,93 22,06 20,93 21,49 23,19 20,36 19,80 19,80 20,36 19,23 18,38 21,40 21,49 21,87 19,99 19,32 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 103

kuat Vol 3 Nomor 2. JuliDesember 2015 30 25 20 15 10 5 21,40 21,49 21,87 17,35 14 14,61 19,99 19,32 14,14 13,20 Umur 7 hari 0 0 0,5 1 1,5 2 Penambahan Serat dari Resam (%) Gambar 1. Hubungan penambahan serat dari resam terhadap nilai kuat tekan beton Hasil Pengujian Tarik Belah Beton Tabel 10. Hasil pengujian kuat tarik belah beton Serat dari Resam Kode Benda Uji Tanggal Pembuatan Pengujian Umur (hari) Luas (cm 2 ) Berat (am) Gaya Tarik Belah (kn) Tarik Belah Tarik Belah Ratarata 0% 0,5% 1% 1,5% 2% Bn1 Bn2 Bn3 Bs0,5d Bs0,5e Bs0,5f Bs1d Bs1e Bs1f Bs1,5d Bs1,5e Bs1,5f Bs2d Bs2e Bs2f 1407 1507 1607 1707 1807 1108 1208 1308 1408 1508 12350 12156 12250 12154 12250 12220 12000 12350 11900 12000 12185 12165 11850 12100 11865 180 170 175 180 185 170 175 190 180 165 175 170 155 165 165 4 2,40 2,47 4 2,62 2,40 2,47 2,69 4 2,33 2,47 2,40 2,19 2,33 2,33 2,47 2 7 2,40 2, 104 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung

Vol 3 Nomor 2 JuliDesember 2015 Gambar 2. Hubungan penambahan serat dari resam terhadap nilai kuat tarik belah beton KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil pengujian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pada umur hari dihasilkan nilai kuat tekan beton maksimum pada persentase penggunaan resam 1 % per berat semen nilai kuat tekan yang dihasilkan yaitu 21,87 MPa dan mengalami peningkatan sebesar 2,20 % dibandingkan beton normal yaitu 21,40 MPa juga mengalami kenaikan sebesar 9,35% terhadap mutu beton rencana f c = 20 MPa. 2. Pada umur hari dihasilkan nilai kuat tarik belah beton maksimum pada persentase penggunaan resam 1 % per berat semen sebesar 7 MPa dan mengalami peningkatan sebesar 4,05 % dibandingkan dengan beton normal (0% per berat semen) yaitu 2,47 Mpa Saran 1. Untuk pembuatan beton serat yang baik, perlu diperhatikan benar masalah kelecakan dalam pengerjaannya, sehingga diperoleh beton yang padat dan tidak keropos. 2. Ruang lingkup untuk penelitian ini masih bisa dikembangkan, yaitu serat dari resam dapat dipadukan dengan seratserat alami yang lain. DAFTAR PUSTAKA Departemen Pekerjaan Umum, 2010, Spesifikasi Umum Pekerjaan Beton, Departemen Pekerjaan Umum, 2004, SNI 1520492004, Semen Portland, Departemen Pekerjaan Umum, 1990,SNI 0319681990, Analisis Saringan, 0319691990, Berat Jenis dan Penyerapan Aegat Kasar, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 105

Vol 3 Nomor 2. JuliDesember 2015 0319701990, Berat Jenis dan Penyerapan Aegat Halus, 0319711990, Kadar Air Aegat, 0319721990, Pengujian Slump Beton, Departemen Pekerjaan Umum, 1990, Sni 0324171991, Pengujian Keausan Aegat Dengan Mesin Los Angles, 0319731990, Berat Isi Aegat, Departemen Pekerjaan Umum, 2002, Spesifikasi Umum Pekerjaan Beton, Departemen Pekerjaan Umum, 2000, SNI 03342000, Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal, 0319741990, Metode Pengujian Beton, 0324912002, Pengujian Tarik Belah Beton, Elistantia, Eliza. 2013, Pemanfaatan Purun Sebagai Bahan Tambah Dalam Pembuatan Beton, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung, Bangka Belitung. Mulyono, Tri. 2003, Teknologi Beton, Penerbit. Andi Offset, Yogyakarta Sarjono, Wiryawan dan Wahjono. 2008, Pengaruh Penambahan Serat Ijuk Pada Tarik Campuran Semen Pasirdan Kemungkinan Aplikasinya, Proam Studi Teknik Sipil Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta. Satwarnirat. 2005, Pengaruh Penambahan Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit Terhadap dan Tarik Belah Beton, Jurusan Teknik Sipil Politeknik Unand. Tjokrodimuljo, kardiyono. 2007,Teknologi Beton,Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. "http://id.wikipedia.org/w/index.php?title= Resam&oldid=5744406" 106 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung