BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
Adisty Siti Komari 1, Ishak Abdulhak 2, Nunu Heryanto 3

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, menempatkan manusia sebagai subjek utama yang mengambil. hidup sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan.

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERAN SERTA WANITA DALAM MEMPELOPORI GAYA HIDUP BERWAWASAN LINGKUNGAN DI RW O2 KELURAHAN PASAR MINGGU JAKARTA SELATAN TUGAS AKHIR

BAB I. PENDAHULUAN. ditengarai dengan perilaku guru dan murid sekolah yang tidak berwawasan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wini Oktaviani, 2015

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

I. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan daerah Lampung memiliki luas daratan ,80 km², kota

Konsep pengembangan dan penerapan Nol Sampah di Pandansimo

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan lingkungan merupakan salah satu faktor penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. perlu dijaga agar tetap mampu menunjang kehidupan yang normal. 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini pandangan perkembangan pertanian organik sebagai salah satu teknologi alternatif untuk menanggulangi

I. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Limbah padat atau sampah padat merupakan salah satu bentuk limbah

BAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomis. Masyarakat berperan serta, baik secara perseorangan

Fasilitas Pengolahan Sampah di TPA Jatibarang Semarang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. volume sampah berkorelasi dengan pertambahan jumlah penduduk dan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sampah merupakan limbah yang dihasilkan dari adanya aktivitas manusia.

Baca artikel ini,diskusikan kemudian buat rangkuman.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kontribusi sebesar 2 persen terhadap produk domestik bruto (Grafik

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan Kota

BAB I PENDAHULUAN. dan kualitas sampah yang dihasilkan. Demikian halnya dengan jenis sampah,

2015 POTENSI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DI DESA CIPOREAT KECAMATAN CILENGKRANG KABUPATEN BANDUNG

2015 STUDI TENTANG PEMBERDAYAAN PARTISIPATIF DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN EKONOMI DAN PERILAKU WARGA MASYARAKAT

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kita sehari -hari. Seolah-olah tas belanja plastik telah menjadi bagian di

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Peningkatan pendapatan di negara ini ditunjukkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dan memberikan pengaruh satu sama lain, mulai dari keturunan,

Ikhtisar Eksekutif TUJUAN PEMBANGUNAN LINGKUNGAN HIDUP

MARI MENGURANGI PENGGUNAAN KANTONG PLASTIK

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat. Gambar 1.1 Tempat Penampungan Sampah

BAB I PENDAHULUAN. sosial lainnya. Krisis global membawa dampak di berbagai sektor baik di bidang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Peningkatan jumlah limbah dan penyempitan lahan yang digunakan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang seksama dan dicermati semua pihak tak terkecuali oleh perusahaan,

Fasilitas Pengolahan Sampah di TPA Jatibarang Semarang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Identifikasi Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fisabil Yusuf P., 2015

Pengelolaan Sampah Berkelanjutan untuk Kota Depok. Alin Halimatussadiah Universitas Indonesia

Kajian tentang Pengelolaan Limbah Elektronik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia, karena pada

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Volume sampah setiap harinya terus bertambah banyak sampah begitu saja di

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis yang penting dari peningkatan jumlah penduduk adalah peningkatan dalam

PENDAHLUAN. Penalaran Tinggi Keterampilan Rendah. Keterampilan dan Kreativitas Tinggi. Penalaran Rendah Keterampilan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

4. Melakukan identifikasi kegiatan kegiatan pada pekerjaan pembuatan kusen, pintu, dan kanopi dari UPVC.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Tabel 1.1 Target RPJMN, RPJMD Provinsi dan kondisi Kota Depok. Jawa Barat. Cakupan pelayanan air limbah domestic pada tahun 2013 sebesar 67-72%

BAB III METODE PERANCANGAN

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KONFLIK ORGANISASI. Rangkaian Kolom Kluster I, 2012

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, Undang-Undang

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

akibatnya fenomena seperti ini menjadi hal yang berdampak sistemik. Tawuran pelajar yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

VII ANALISIS KETERKAITAN HASIL AHP DENGAN CVM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sejak beberapa dekade terakhir kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki dampak positif dan negatif bagi kehidupan manusia. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perkembangan golf yang signifikan tidak terlepas dari pembangunan lapangan golf yang berkelanjutan di Indonesia. 2 Jumlah peminat golf dari tahun ke t

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sampah adalah semua material yang dibuang dari kegiatan rumah tangga,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Angkutan umum sebagai bagian sistem transportasi merupakan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

2015 PERANAN PROGRAM ADIWIYATA DALAM MEMBINA KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN SISWA DI SMP NEGERI 6 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Penentuan model pembelajaran yang tepat oleh guru sangat diperlukan agar. yang langsung maupun sumber belajar tidak langsung.

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Penduduk dan Timbulan Sampah di Provinsi DKI Jakarta Tahun

DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN DI DESA SUKOSARI KECAMATAN JUMANTONO KABUPATEN KARANGANYAR

Kimparswil Propinsi Bengkulu,1998). Penyebab terjadinya abrasi pantai selain disebabkan faktor alamiah, dikarenakan adanya kegiatan penambangan pasir

BAB I PENDAHULUAN. hanya penguasaan kumpulan pengetahu yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep,

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas-aktivitas yang dapat memperparah kerusakan pada lingkungan.

SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PADA PERINGATAN HARI KESEHATAN NASIONAL 14 NOVEMBER 2016

2016 MOTIVASI KETERLIBATAN SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SMA LABORATORIUM PERCONTOHAN UPI BANDUNG

Transkripsi:

A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Sampah merupakan persoalan sederhana yang sangat mungkin untuk menjadi kompleks. Sampah dihasilkan dari konsekwensi kehidupan manusia dengan karakteristik pola hidupnya yang beragam. Volume sampah sebanding dengan gaya hidup yang dijalankan oleh manusia. Fenomena sampah di Kota Bandung telah menjadi masalah yang urgent dan harus segera ditemukan solusi yang paling tepat untuk mengatasinya. Biro Pusat Statistik (BPS) tahun 2013 menunjukkan bahwa Kota Bandung setiap hari menghasilkan sampah sebanyak 8.414 m 3, hanya dapat dilayani sekitar 65% dan sisanya tidak dapat diolah. Produksi sampah di Kota Bandung didominasi oleh sampah rumah tangga, seperti limbah dapur dan sampah rumah tangga lainnya sebagai dampak dari berlangsungnya kehidupan sehari-hari setiap keluarga. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor: 09 tahun 2011 menyebutkan aturan tentang pengelolaan sampah, dalam peraturan tersebut dikatakan bahwa: Sampah dengan segenap permasalahan yang dihadapi Kota Bandung tidak hanya mempengaruhi estetika, kebersihan, dan kenyamanan kota, tetapi juga berpengaruh terhadap kesehatan penduduk dan lingkungan kota sebagai akibat dari produksi dan polusi sampah. Oleh karena itu, pemerintah menghimbau kepada seluruh masyarakat Kota Bandung untuk bersedia menata lingkungan supaya terbebas dari sampah. Merujuk kepada isu permasalahan mengenai sampah, banyak keluarga yang setiap harinya mengasilkan sampah. Jumlah keluarga sangat menentukan jumlah sampah yang dihasilkan. Karena sampah bermula dari lingkup terkecil seperti keluarga. Keluarga dengan jumlah anggota yang banyak akan memiliki gaya hidup yang banyak dan berbeda, hal tersebut secara otomatis akan menghasilkan sampah dengan volume yang beragam. 1

2 Sampah merupakan masalah yang harus segera diberantas dari akar pangkalnya. Pengolahan sampah tidak dapat lepas dari pengelolaan gaya hidup masyarakat. Peningkatan jumlah penduduk dan gaya hidup masyarakat mengakibatkan penambahan volume sampah yang dihasilkan. Sampah telah menjadi ancaman bagi manusia dalam berbagai aspek kehidupan seperti aspek psikis, sosial, dan juga kesehatan. Peningkatan volume sampah yang setiap hari semakin meningkat membuat semua pihak ikut turun tangan untuk mengupayakan berbagai macam solusi untuk memberantas masalah yang kini sudah urgent tersebut. Salah satu solusi untuk memberantas sampah ialah dengan menerapkan gaya hidup nol sampah, yaitu gaya hidup yang menekan seoptimal mungkin produksi sampah rumah tangga. Solusi tersebut mulai diterapkan oleh berbagai pihak terkait yang peduli terhadap lingkungan. Salah satunya ialah Yayasan Pengembangan Biosains dan Bioteknologi (YPBB) Bandung yang melihat peluang serta berlandaskan motivasi setelah melihat produksi sampah dari setiap keluarga serta kenyataan yang menunjukan bahwa volume sampah terbanyak dihasilkan dari kegiatan rumah tangga, dan ibu rumah tangga adalah kunci utama dari kegiatan rumah tangga. Maka hal tersebut mendorong yayasan tersebut untuk melaksanakan kegiatan kampanye hidup bebas sampah yang dilakukan untuk mengupayakan pengurangan sampah dan penekanan volume sampah supaya tidak terus bertambah. Yayasan tersebut menjadi penggagas utama terciptanya komunitas pencinta lingkungan yang menerapkan Zero Waste Lifestyle (Gaya Hidup Nol Sampah) di Jalan Sidomulyo Kelurahan Sukaluyu Kota Bandung. Kegiatan tersebut merupakan strategi yang dilakukan oleh anggota YPBB Bandung melalui suatu bentuk gagasan pemberdayaan masyarakat terhadap ibu rumah tangga dan masyarakat yang cinta terhadap lingkungan untuk menuju kehidupan yang lebih baik dengan menerapkan gaya hidup nol sampah melalui pelatihan dan kampanye mengenai isu sampah.

3 Gagasan Zero Waste Lifestyle (Gaya Hidup Nol Sampah) dinilai mampu memaksimalkan penekanan sampah rumah tangga, serta dipastikan mampu merubah pola pikir masyarakat kota Bandung dari semula yang apatis menjadi kritis terhadap sampah terutama dengan sasaran ibu rumah tangga sebagai pelaku utama yang paling berperan dalam kehidupan keluarga, selain itu, Zero Waste Lifestyle (Gaya Hidup Nol Sampah) juga membuat pelaku yang menerapkannya menjadi pribadi yang memiliki gaya hidup organis. Zero Waste Lifestyle (Gaya Hidup Nol Sampah) adalah modifikasi penerapan prinsip-prinsip keberlanjutan untuk mendefinisikan ulang limbah dalam kehidupan manusia. Dengan pemahaman bahwa limbah adalah produk samping logis dari budaya dan sistem ekonomi manusia, selama ini diatasi hanya dengan pengelolaan sampah yang linier. Sedangkan konsep Zero Waste merupakan sebuah pendekatan filosofis yang mendorong perubahan paradigma penggunaan dan pengelolaan material sumberdaya alam secara lebih efisien, sehingga semua barang atau produk dapat digunakan kembali atau dapat terurai kembali di alam. Konsep Zero Waste (Nol Sampah) artinya memperlakukan sampah kedalam kondisi nol atau tak bersisa. Dengan penerapan konsep Zero Waste (Nol Sampah), maka lingkungan akan benar-benar terhindar dari penumpukkan sampah baik sampah organik maupun sampah anorganik. Kerusakan lingkungan hidup yang lebih parah akan dapat terhindarkan. Program Zero Waste Lifestyle (Gaya Hidup Nol Sampah) ini merupakan aktualisasi dari sebuah proses pembelajaran pendidikan non formal dimana kegiatan ini bersifat menumbuhkan kesadaran dan mengembangkan pengetahuan masyarakat melalui pemberdayaan lingkungan untuk berperilaku bijak dalam mengelola sampah secara preventif dan mandiri. Melalui kegiatan Zero Waste Lifestyle (Gaya Hidup Nol Sampah) ini diharapkan mampu mendorong masyarakat Kota Bandung secara umum untuk turut serta bersama-sama berperan dalam merealisasikan pemberdayaan masyarakat ke arah yang lebih baik, dalam hal ini ialah menjadikan Kota Bandung yang bebas dari sampah.

4 Berdasarkan kegiatan pemberdayaan yang telah dilaksanakan melalui berbagai kegiatan pelatihan, terdapat dampak nyata yang dapat dirasakan oleh sasaran, yaitu ibu rumah tangga, dari perilaku yang semula apatis dan tidak memiliki pengetahuan yang mendalam terhadap sampah, namun setelah mengikuti dan menerapkan program Zero Waste Lifestyle (Gaya Hidup Nol Sampah) tersebut maka ibu rumah tangga tidak hanya menjadi sadar akan bahaya sampah, namun juga menjadi kritis terhadap segala bentuk persoalan yang menyinggung tentang fenomena sampah, selain itu melalui pelatihan Zero Waste Lifestyle (Gaya Hidup Nol Sampah) ini juga peserta mendapatkan pemahaman yang tepat mengenai bagaimana mengelola sampahnya, sehingga 70% persoalan sampah dapat diatasi dimulai dari komunitas terkecil yaitu rumah. Melalui penerapan program Zero Waste Lifestyle (Gaya Hidup Nol Sampah) ini para ibu rumah tangga akan belajar bertanggung jawab terhadap sampah yang dihasilkan dengan prinsip pengelolaan sampah yang terdesentralisasi, mandiri, preventif dan berkelanjutan. Namun, tidak selamanya gagasan yang diajukan oleh Yayasan Pengembangan Biosains dan Bioteknologi (YPBB) Bandung ini diterima sepenuhnya oleh para ibu yang menjadi fokus sasaran program Zero Waste Lifestyle (Gaya Hidup Nol Sampah). Dalam hal ini terdapat sikap ibu rumah tangga yang mudah menerima, ragu-ragu, bahkan sukar untuk menerima gagasan dari yayasan tersebut dalam rangka menekan volume sampah dari rumah. Status sosial ekonomi membuat pola perbedaan tingkat pendidikan ibu rumah tangga menjadi beragam. Latar belakang sosial ekonomi merupakan konsep yang membedakan status seseorang berdasakan status sosial, status pendidikan, serta pendapatan. Kondisi tersebut cukup mempengaruhi dan menentukan sikap yang diambil dalam menyikapi dan menerima gagasan mengenai Zero Waste Lifestyle (Gaya Hidup Nol Sampah) ini, karena latar belakang sosial ekonomi menentukan cara berfikir dan gaya hidup yang diterapkan oleh ibu rumah tangga.

5 Sikap yang harus diambil oleh seorang ibu dalam menyikapi segala persoalan tentang sampah harus tegas. Seorang ibu perlu memikirkan bagaimana caranya supaya penekanan volume sampah setiap harinya dapat diupayakan secara maksimal. Sikap merupakan kecenderungan untuk bertindak yang dapat diwujudkan melalui pandangan dan perasaan. Secara konseptual, definisi sikap menurut seorang ahli seperti Secord dan Backmand (dlm Azwar, 1995, hlm. 5) ialah keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya. Ibu rumah tangga merupakan seseorang yang berperan dalam mengatur dan mengendalikan kegiatan rumah tangga. Di dalam keluarga, peran ibu berada di garis depan perjuangan pembangunan, karena rentang waktu kewajibannya yang panjang dan berbeda dengan bapak. Ibu adalah individu yang menghabiskan banyak waktu di dalam rumah, kesehatan dan kebersihan keluarga pun berada di tangan ibu. Karena seorang ibu rumah tangga merupakan kunci dari berbagai pelaksanaan kegiatan di rumah yang dapat menghasilkan banyak sampah yang mengancam bukan hanya pada aspek lingkungan semata, namun juga pada aspek kesehatan dan sosial. Maka sikap yang bijak terhadap pengelolaan sampah harus diperhatikan oleh ibu rumah tangga sebagai satu aspek yang penting dalam kehidupannya. Berdasarkan hal yang dikemukakan diatas, dapat disimpulkan bahwa sikap ibu rumah tangga yang mendukung atau tidak mendukung isu permasalahan mengenai sampah, sangat menentukan arah kecenderungan perilakunya terhadap perbuatan yang merujuk kepada penekanan volume sampah. Semakin banyak ibu rumah tangga yang setuju dengan gagasan mengenai Zero Waste Lifestyle (Gaya Hidup Nol Sampah) tersebut, maka akan semakin baik kedepannya, semakin banyaknya pula tindakan yang dilakukan oleh para ibu rumah tangga untuk menekan sampah akan berpengaruh besar terhadap pengurangan volume sampah rumah tangga.

6 Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui sikap dari ibu yang menjadi sasaran program YPBB Bandung dalam menyikapi berbagai gagasan mengenai Zero Waste Lifestyle (Gaya Hidup Nol Sampah), sikap sasaran mengenai program Zero Waste Lifestyle (Gaya Hidup Nol Sampah), serta untuk mengetahui bagaimana sikap ibu dengan latar belakang status sosial ekonomi yang berbeda dalam menerapkan program Zero Waste Lifestyle (Gaya Hidup Nol Sampah) berikut tujuan yang ada didalamnya, dan yang terakhir pula penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui hasil dan pencapaian program tersebut apakah terhadap pemberdayaan masyarakat yang dikembangkan melalui ibu rumah tangga sebagai pelaku utama yang menerapkan gaya hidup nol sampah dalam kehidupan sehari-harinya terdapat perubahan atau tidak setelah menerapkan gaya hidup nol sampah dalam segala aktivitasnya, misalnya dalam cara pengolahan sampahnya. B. Identifikasi Masalah Penelitian Identifikasi masalah merupakan kegiatan pengenalan masalah yang dilaksanakan pada tahap awal dalam sebuah penelitian. Berdasarkan hasil temuan di lapangan, masalah yang teridentifikasi ialah sebagai berikut: 1. Sampah di Kota Bandung didominasi oleh sampah rumah tangga seperti limbah dapur dan sampah rumah tangga lainnya. Pengelolaan sampah tidak dapat lepas dari pengelolaan gaya hidup masyarakat. 2. Ibu-ibu rumah tangga sebagai prioritas sasaran program Zero Waste Lifestyle (Gaya Hidup Nol Sampah) yang dilaksanakan oleh YPBB Bandung merupakan kunci utama dari berbagai pelaksanaan kegiatan di rumah yang bisa menghasilkan banyak sampah, karena ibu rumah tangga ialah pihak yang paling banyak melakukan aktivitas di rumah seperti memasak yang bisa menghasilkan banyak sampah; 3. Program Zero Waste Lifestyle (Gaya Hidup Nol Sampah) merupakan rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk membangun kesadaran masyarakat pada aspek lingkungan supaya mau terlibat dalam kegiatan pembangunan masyarakat;

7 4. Latar belakang status sosial ekonomi menentukan cara berfikir dan gaya hidup yang diterapkan oleh ibu rumah tangga di kelurahan Sukaluyu Kota Bandung; 5. Terdapat sikap yang berbeda dari anggota Yayasan Pengembangan Biosains dan Bioteknologi (YPBB) Bandung yang berasal dari kelompok kelas sosial atas dan kelompok kelas sosial bawah dalam menerapkan program Zero Waste Lifestyle (Gaya Hidup Nol Sampah) dalam kesehariannya; 6. Ibu rumah tangga dari kalangan atas cenderung menerapan Zero Waste Lifestyle (Gaya Hidup Nol Sampah) untuk sendiri saja supaya kebersihan di rumah lebih terjaga; 7. Ibu rumah tangga dari kalangan bawah lebih menyukai Zero Waste Lifestyle (Gaya Hidup Nol Sampah) karena program tersebut mengajarkan prinsip daur ulang sampah yang mampu menunjang kreativitas ibu rumah tangga untuk mampu menghasilkan barang yang bermanfaat;. C. Batasan Masalah Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah dilapangan, penelitian ini akan membahas mengenai Sikap Ibu Rumah Tangga terhadap Penerapan Program Zero Waste Lifestyle di Kelurahan Sukaluyu Kota Bandung, namun pembahasan dalam penelitian ini perlu dibatasi supaya tidak terlalu meluas cakupannya. Penyusun membatasi masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini hanya pada: 1. Sikap ibu rumah tangga terhadap gagasan Zero Waste Lifestyle; 2. Sikap ibu rumah tangga terhadap program Zero Waste Lifestyle; 3. Sikap ibu rumah tangga terhadap penerapan program Zero Waste Lifestyle; 4. Hasil yang didapatkan oleh ibu rumah tangga. Keempat poin pembahasan tersebut akan diteliti pada ibu rumah tangga dengan status sosial ekonomi berbeda sebagai responden dalam penelitian ini.

8 D. Rumusan Masalah Penelitian Perumusan masalah dalam penelitian ini disesuaikan dengan batasan masalah yang telah disebutkan diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini diantaranya: 1. Bagaimana sikap ibu rumah tangga yang menjadi kelompok sasaran YPBB Bandung terhadap gagasan Zero Waste Lifestyle (Gaya Hidup Nol Sampah) dilihat berdasarkan status sosial ekonomi? 2. Bagaimana sikap ibu rumah tangga yang menjadi kelompok sasaran terhadap program Zero Waste Lifestyle (Gaya Hidup Nol Sampah) yang dilaksanakan oleh YPBB Bandung dilihat berdasarkan status sosial ekonomi? 3. Bagaimana sikap ibu rumah tangga terhadap penerapan program Zero Waste Lifestyle (Gaya Hidup Nol Sampah) dilihat berdasarkan status sosial ekonomi? 4. Bagaimana hasil yang didapatkan oleh ibu-ibu rumah tangga yang menjadi kelompok sasaran setelah menerapkan program Zero Waste Lifestyle (Gaya Hidup Nol Sampah)? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan penelitian ini ialah untuk menjawab permasalahan yang tercantum dalam rumusan masalah, diantaranya untuk: 1. Mengetahui sikap ibu rumah tangga yang menjadi kelompok sasaran YPBB Bandung terhadap ide/gagasan Zero Waste Lifestyle (Gaya Hidup Nol Sampah) dilihat berdasarkan status sosial ekonomi; 2. Mengetahui sikap ibu rumah tangga yang menjadi kelompok sasaran terhadap program Zero Waste Lifestyle (Gaya Hidup Nol Sampah) yang dilaksanakan oleh YPBB Bandung dilihat berdasarkan status sosial ekonomi;

9 3. Mengetahui sikap ibu rumah tangga terhadap penerapan program Zero Waste Lifestyle (Gaya Hidup Nol Sampah) dilihat berdasarkan status sosial ekonomi; 4. Mengetahui hasil yang didapatkan oleh ibu-ibu rumah tangga yang menjadi kelompok sasaran setelah menerapkan program Zero Waste Lifestyle (Gaya Hidup Nol Sampah). F. Manfaat Penelitian Melalui penelitian yang dilaksanakan ini, diharapkan dapat memberikan sumbangan keilmuan bagi peneliti, bagi lembaga terkait, bagi ibu rumah tangga, serta bagi dunia pendidikan pada umumnya. Manfaat yang dapat dicapai ialah sebagai berikut: 1. Secara konseptual penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk kepentingan teori dan pengembangan keilmuan Pendidikan Luar Sekolah (PLS) yang berkaitan dengan pemberdayaan perempuan dalam program PLS melalui pendekatan lingkungan. 2. Secara praktis hasil penelitian mengenai sikap ibu rumah tangga terhadap penerapan program Zero Waste Lifestyle (Gaya Hidup Nol Sampah) di Kelurahan Sukaluyu Kota Bandung ini dapat digunakan sebagai acuan oleh pihak yang akan menyelenggarakan program pemberdayaan perempuan baik itu di dalam maupun di luar jangkauan YPBB Bandung dan Pemerintah Sukaluyu Kecamatan Cibeunying Kaler Kota Bandung. 3. Bagi peneliti dan pembaca, manfaat yang dapat dicapai ialah menambah wawasan dan pengetahuan terutama dalam pelaksanaan pelatihan melalui suatu lembaga dalam hal ini kaitannya dengan pengelolaan sampah yang selama ini telah menjadi masalah yang mencemari lingkungan serta sikap masyarakat dalam merespon hal tersebut. 4. Bagi ibu rumah tangga sebagai kelompok sasaran sendiri, penelitian ini bermanfaat sebagai kajian keilmuan yang diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran tentang perilaku organis (ramah lingkungan) tanpa sampah melalui gaya hidup nol sampah dan menumbuhkan sikap

10 positif terhadap inovasi dalam hal persampahan, serta sebagai motivasi untuk melakukan pemberdayaan perempuan khususnya pada sektor lingkungan. G. Struktur Organisasi Skripsi Merujuk kepada Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI (2013, hlm. 11-36) sistematika skripsi yang akan disusun dalam penelitian berjudul Sikap Ibu Rumah Tangga terhadap Penerapan Program Zero Waste Lifestyle (Gaya Hidup Nol Sampah) di Kelurahan Sukaluyu Kota Bandung ini didalamnya akan memuat pernyataan tentang keaslian skripsi, ucapan terima kasih sebagai pengantar dan sambutan dari penyusun, abstrak yang berisi mengenai garis besar skripsi, daftar isi, daftar tabel, serta daftar lampiran sebagai panduan untuk lebih mudah menemukan halaman. BAB I PENDAHULUAN yang terdiri dari latar belakang penelitian yang membahas mengenai temuan di lapangan yang dirangkum secara mendalam, dilanjutkan dengan identifikasi masalah yang mendorong penyusun untuk mengadakan penelitian ini, batasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta struktur organisasi skripsi yang memuat daftar isi dari seluruh halaman skripsi. BAB II KAJIAN PUSTAKA berisi mengenai kajian teori yang akan membahas berbagai teori yang mendukung pelaksanaan penelitian dan kaitannya dengan kenyataan di lapangan, yaitu berisi mengenai Konsep Sikap, Konsep Status Sosial Ekonomi, Konsep Nol Sampah (Zero Waste), Konsep Pelatihan Zero Waste Lifestyle (Gaya Hidup Nol Sampah), serta Konsep Ibu Rumah Tangga, dan tidak lupa pula keterkaitan antara penelitian ini dengan konsep Pendidikan Luar Sekolah. BAB III METODE PENELITIAN berisi mengenai lokasi penelitian, populasi sampel yang menjadi objek penelitian, metodologi yang memaparkan mengenai metode dan teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dalam mengumpulkan data dalam penelitian ini, definisi operasional skripsi, instrumen penelitian, serta pengembangan dan analisis data.

11 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN berisi mengenai pembahasan dan analisis data terkait temuan di lapangan yang akan dipaparkan secara deskriptif dengan lebih detail dan mendalam mengenai sikap ibu rumah tangga terhadap ide/gagasan Zero Waste Lifestyle (Gaya Hidup Nol Sampah), sikap ibu rumah tangga terhadap program Zero Waste Lifestyle (Gaya Hidup Nol Sampah), sikap ibu rumah tangga terhadap penerapan program Zero Waste Lifestyle (Gaya Hidup Nol Sampah), serta mengenai hasil yang didapatkan oleh ibu-ibu rumah tangga yang menjadi kelompok sasaran setelah menerapkan program Zero Waste Lifestyle (Gaya Hidup Nol Sampah) terutama dalam pengolahan sampahnya. Terakhir, BAB V SIMPULAN DAN SARAN yang akan membahas mengenai kesimpulan dan juga rekomendasi yang akan disampaikan oleh penyusun sebagai rekomendasi untuk berbagai pihak terkait yang dapat membawa perubahan untuk membangun masyarakat ke arah kehidupan yang lebih baik.