Perdagangan Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
Perdagangan Indonesia

SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

Tinjauan Terkini TINJAUAN UMUM: HINGGA SEPTEMBER Daftar Isi. Tinjauan Umum Hingga September 2010 Pemulihan Ekspor Indonesia

MEDIA BRIEFING Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Tel: /Fax:

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT

Ekspor Bulan Juni 2014 Menguat. Kementerian Perdagangan

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MEI 2016

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT OKTOBER 2015

PROVINSI JAWA BARAT JUNI 2017

Nilai ekspor Jawa Barat Desember 2015 mencapai US$2,15 milyar naik 5,54 persen dibanding November 2015.

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2017

SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2016

BPS PROVINSI JAWA BARAT A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET 2015 MENCAPAI US$ 2,23 MILYAR

PROVINSI JAWA BARAT JULI 2017

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JANUARI 2017

Ekspor Nonmigas Agustus 2010 Mencapai US$ 11,8 Miliar, Tertinggi Sepanjang Sejarah

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA SEPTEMBER 2011

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN MEI 2004

KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Jakarta, Mei 2010

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MARET 2008

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JANUARI 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JANUARI 2016

Surplus Neraca Perdagangan September 2010 Melonjak 68 Persen Mencapai US$ 2,5 Miliar

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN FEBRUARI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MARET 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JANUARI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA OKTOBER 2009

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN SEPTEMBER 2004

Neraca Perdagangan Januari-Oktober 2015 Surplus USD 8,2 M, Lebih Baik dari Tahun Lalu yang Defisit USD 1,7 M. Kementerian Perdagangan

Kinerja Ekspor Nonmigas November 2010 Memperkuat Optimisme Pencapaian Target Ekspor 2010

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN SEPTEMBER 2005

Ekspor Nonmigas 2010 Mencapai Rekor Tertinggi

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN SEPTEMBER 2016

Surplus Neraca Perdagangan Berlanjut di Bulan April 2015

Ekspor Bulan Juni 2011 Mencapai Rekor Baru Mendukung Tercapainya US$ 200 Miliar Tahun 2011

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MEI 2016

Kinerja Ekspor Bulan Agustus Mencapai Rekor Tertinggi di Tengah Kekhawatiran Dampak Krisis Global

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JUNI 2016

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN MEI 2015

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2015

SIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN DESEMBER 2014

Ekspor Non Migas Indonesia ke Jepang Selama Januari-Februari 2018 Tumbuh 26,1%

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA FEBRUARI 2011

Kinerja Ekspor Nonmigas Periode Juli 2011 Tetap Kuat, Namun Perlu Mewaspadai Pelemahan Perekonomian Global

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN JUNI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JULI 2017

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN DESEMBER 2014

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN MEI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN DESEMBER 2015

Ekspor Indonesia Masih Sesuai Target 2008: Pemerintah Ambil Berbagai Langkah Guna Antisipasi Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi Dunia

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JUNI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MARET 2017

Kinerja Ekspor Nonmigas Indonesia Bulan September 2011 Masih Menguat, Naik 35% Dibanding September 2010

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN JUNI 2016

SIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN FEBRUARI 2002

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA APRIL 2015

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN AGUSTUS 2016

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Setiap negara di dunia ini pasti akan melakukan interaksi dengan negaranegara

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MEI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN SEPTEMBER 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN DESEMBER 2016

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN JULI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JUNI 2014

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MARET 2014

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN APRIL 2014

SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN DESEMBER 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN APRIL 2017

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

EKSPOR Perkembangan Ekspor Ekspor Migas dan Non Migas

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN NOVEMBER 2016

BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014

Kinerja Ekspor Nonmigas Januari-April Lampui Target *Sinyal bahwa FTA/EPA Semakin Efektif dan Pentingnya Diversifikasi Pasar

Kinerja Ekspor Non-migas Awal 2011: Memberikan Sinyal Positif yang Berlanjut untuk Mencapai Target 2011

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MEI 2011

Perdagangan Luar Negeri Ekspor-Impor Sumatera Selatan Agustus 2017

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN MARET 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI LAMPUNG NOVEMBER 2013

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI KEPRI JULI 2009

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

Transkripsi:

Tinjauan Terkini Tinjauan Terkini Perdagangan Indonesia Volume 7, September 2010 Perdagangan Indonesia Volume 7, September 2010 Daftar Isi Tinjauan Umum Hingga Juli 2010 Ekspor & Impor Beberapa Produk Yang Mengalami Peningkatan Ekspor dan Impor Pengarah Wamendag BPPK Perdagangan TINJAUAN UMUM: HINGGA JULI 2010 Ekspor selama Januari-Juli 2010 telah berhasil mencapai angka US$ 85 miliar atau naik sebesar 42,3% dibandingkan periode yang sama tahun 2009. Membaiknya kinerja ekspor pada periode tersebut mengindikasikan sustainability yang kuat dari pemulihan ekspor Indonesia hingga akhir 2010 sebagai refleksi dari proses pemulihan perekonomian dunia. Menguatnya ekspor juga didukung oleh menguatnya ekspor Indonesia ke Beberapa negara tujuan utama, seperti Uni Eropa, RRT, Jepang, Korea Selatan, India dan Negara-negara Asean. Neraca Perdagangan Indonesia tetap positif. Total ekspor Indonesia selama periode ini mengalami surplus sebesar US$ 9,4 miliar dengan suplus non migas mencapai US$ 9,6 miliar namun penerimaan dari migas mengalai defisit sebesar US$ 0,19 miliar. Melemahnya kembali perekonomian AS dan kesulitan yang dihadapi oleh EU dan Jepang harus diwaspadai dengan baik, antara lain dengan terus meningkatkan diversivikasi pasar ekspor. Penanggung Jawab Kapusdatin Perdagangan Tim Penulis Yati Nuryati Deasi Natalia Nurozy Supervisi Sjamsu Rahardja Ernawati Munadi Ekspor Indonesia selama Januari-Juli 2010 meningkat sebesar 42,3% terutama karena kuatnya kinerja ekspor non migas. Selama bulan Januari-Juli 2010 ekspor Indonesia mengalami peningkatan sebesar 42,3% dibandingkan periode yang sama tahun 2009 dengan nilai ekspor mencapai US$ 85 miliar. Pertumbuhan sebesar 42,3% tersebut terkontribusi dari ekspor non migas sebesar 82,3% dan migas sebesar 17,7%. Rata-rata nilai bulanan ekspor non migas selama Januari-Juli 2010 sebesar US$ 10,0 miliar. Angka ini masih di atas rata-rata nilai tahun 2008 dimana saat itu mencapai kinerja yang tertinggi sepanjang sejarah. Selama bulan Juli 2010 total ekspor meningkat sebesar 1,3%. Peningkatan total ekspor selama bulan Juli 2010 tersebut ditunjang oleh peningkatan ekspor non migas sebesar 1,8% karena dari sisi migas ekspor mengalami penurunan sebesar 1,1%. Menurunnya ekspor migas selama bulan Juli 2010 terutama dikarenakan oleh penurunan dari sektor gas, yaitu turun sebesar 5,7% atau mengalami pelemahan dari US$ 0,92 miliar menjadi US$ 0,86 miliar (Tabel 1). Neraca Perdagangan Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan yang positif. Sebagaimana yang telah diuraikan diatas, total ekspor baik secara periodik maupun bulanan terus menunjukkan penguatan meski imporpun menunjukkan fenomena yang sama. 1

Selama periode tersebut surplus perdagangan Indonesia mencapai US$ 9,4 miliar dengan suplus non migas mencapai US$ 9,6 miliar sementara penerimaan dari migas mengalami defisit sebesar US$ 0,19 miliar. Gambar 1. Tren Total Ekspor dan Impor masih terus Menguat Miliar USD 15,0 Total Ekspor Total Impor Neraca Miliar USD 12,0 Ekspor Nonmigas Impor Nonmigas Neraca Nonmigas 12,0 9,0 9,0 6,0 6,0 3,0 3,0 0,0 Jan.07 Jul.07 Jan.08 Jul.08 Jan.09 Jul.09 Jan.10 Jul.10-3,0 0,0 Jan.07 Jul.07 Jan.08 Jul.08 Jan.09 Jul.09 Jan.10 Jul.10 Sumber: BPS (diolah) Kinerja neraca perdagangan selama periode bulan Juli dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk menguatnya rupiah akibat derasnya aliran modal masuk ke Indonesia, yang tercermin dari posisi cadangan devisa yang terus meningkat (gambar 2). Menguatnya rupiah (Apresiasi rupiah) akan menguntungkan produsen yang mengimpor barang modal dan bahan baku/penolong dan pada gilirannya meningkatkan kapasitas produksi nasional. Kondisi ini yang menyebabkan berkurangnya surplus pada neraca perdagangan, meskipun secara kumulatif (Januari-Juli 2010) kinerja perdagangan Indonesia cukup baik. Gambar 2. Perkembangan Cadangan devisa dan Kurs Rupiah di Indonesia Cadangan Devisa Kurs Tengah Milyar US$ 84 80 76 72 71.8 74.6 76.3 78.8 81.3 Rupiah/Dollar 9,500.0 9,350.0 9,200.0 9,050.0 9,348.2 9,173.7 9,027.3 9,183.2 9,148.4 9,049.5 8,971.8 68 8,900.0 64 Maret Mei Juni Juli Agustus Tahun 2010 8,750.0 Feb Maret April Mei Juni Juli Agustus Tahun 2010 Sumber: Bank Indonesia (diolah) 2

Tabel 1. Perdagangan Indonesia Januari-Juli 2010 (Juta USD) EKSPOR Jul-09 Jun-10 Jul-10* Perub (%) Jan - Jul mom (%) yoy (%) Jul'10 / Jul'09 2009 2010* Jul/Jun 10/09 Total 9.684,1 12.330,2 12.492,4 29,0 59.757,5 85.013,6 1,3 42,3 Non Migas 8.195,2 10.428,6 10.611,7 29,5 51.094,3 69.968,7 1,8 36,9 Migas 1.488,9 1.901,5 1.880,7 26,3 8.663,2 15.044,9-1,1 73,7 IMPOR Minyak Mentah 568,8 752,2 783,4 37,7 3.841,1 5.340,4 4,1 39,0 Hasil Minyak 234,4 234,1 234,7 0,1 1.105,4 2.351,2 0,2 112,7 Gas 685,7 915,2 862,6 25,8 3.716,7 7.353,3-5,7 97,8 Total 8.683,3 11.760,0 12.621,1 45,3 50.060,6 75.558,5 7,3 50,9 Non Migas 6.846,5 9.370,5 10.513,3 53,6 40.813,6 60.327,2 12,2 47,8 Migas 1.836,8 2.389,5 2.107,8 14,8 9.247,0 15.231,3-11,8 64,7 NERACA DESCRIPTION Minyak Mentah 780,5 681,1 584,1-25,2 3.618,1 4.807,4-14,2 32,9 Hasil Minyak 1.008,8 1.639,2 1.445,3 43,3 5.290,4 9.996,8-11,8 89,0 Gas 47,6 69,2 78,4 64,8 338,5 427,1 13,3 26,2 Total 1.000,8 570,2-128,7-112,9 9.696,9 9.455,1-122,6-2,5 Non Migas 1.348,7 1.058,1 98,4-92,7 10.280,7 9.641,5-90,7-6,2 Migas -347,9-488,0-227,1-34,7-583,8-186,4-53,5-68,1 Minyak Mentah -211,7 71,1 199,3-194,1 223,0 533,0 180,3 139,0 Hasil Minyak -774,4-1.405,1-1.210,6 56,3-4.185,0-7.645,6-13,8 82,7 Gas 638,1 846,0 784,2 22,9 3.378,2 6.926,2-7,3 105,0 * Angka Sementara Sumber : BPS Juta USD Penguatan Ekspor Selama Januari-Juli 2010 diperkirakan akan terus mendorong perbaikan kinerja ekspor ke depan. Menguatnya ekspor selama periode ini dibandingkan dengan awal tahun 2009 menunjukkan akan adanya perbaikan kinerja ekspor. Kinerja ekspor non-migas Indonesia yang kembali mencapai angka diatas US$10 miliar, mengindikasikan pemulihan ekspor Indonesia yang semakin mantap meskipun impor mengalami kenaikan. Kenaikan impor lebih dipicu oleh tingginya permintaan barang modal dan bahan baku/penolong untuk kebutuhan industri dan realisasi investasi di dalam negeri (gambar 3). Selain itu, menguatnya ekspor juga didukung oleh menguatnya ekspor Indonesia ke Beberapa negara tujuan utama, seperti Uni Eropa, RRT, Jepang, Korea Selatan, India dan Negara-negara Asean. Ekspor Indonesia ke Uni Eropa naik sebesar 27,1% dengan pangsa mencapai 13,1%. Ekspor Indonesia ke negara-negara Asean mencapai 21,3% dan terbesar ekspor ditujukan ke Singapura, yaitu US$ 5,3 miliar atau meningkat 7,6%. Ekspansi ekspor Indonesia ke wilayah Asia cukup tinggi, ke RRT mempunyai pangsa 9,97% dan ke India mencapai 7,1%. Selain itu ke Jepang mencapai pangsa 12,9% dan ke Amerika Serikat mencapai 10,8%. Bahkan peningkatan ekspor Indonsia ke negara-negara Asia timur lebih dari 50%. Gambar 3. Hubungan Antara Impor Bahan Baku Penolong dan Modal dengan Investasi di Indonesia 160,000 Investasi Dengan Lonjakan Impor Bahan Baku Penolong 180,000 Investasi Dengan LonjakanImpor Barang Modal 140,000 160,000 120,000 140,000 Investasi 100,000 80,000 60,000 Investasi 120,000 100,000 80,000 60,000 40,000 40,000 20,000 20,000 0 0 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000 Impor Bahan Baku Penolong 0 0 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000 Impor Barang Modal Sumber : CEIC (diolah) 3

Dari sisi produk yang merupakan pendorong utama ekspor Indonesia, Selama Januari-Juli 2010, meskipun ke depan diperkirakan beberapa produk yang menjadi komoditi ekspor utama Indonesia masih akan mendapat tekanan dari masuknya produk impor asal RRT yang menyebabkan daya saing produk di dalam negeri menjadi tidak kompetitif akibat diberlakukannya AC-FTA. Namun ada beberapa produk yang masih prospektif dalam mendorong ekspor Indonesia. Produk-produk tersebut selalu mengalami pertumbuhan yang positif, diantaranya Karet dan produk karet, Otomotif, Produk hasil hutan, Kakao, Elektronik, Alas kaki, TPT, Sawit dan Udang, masing-masing mengalami peningkatan 110,2%; 44,3%; 37,9%; 28,0%; 26,4%; 26,2%; 18,6%; 15,7% dan 5,0% (gambar 4). Gambar 4. Nilai dan Pertumbuhan Ekspor 10 Komoditi Utama Kopi 296.6 389.9-23.9-9.0 Kakao 652.7 510.0 Jan-Jun '10-10.8 28.0 Udang 439.8 418.8 Jan-Jun '09-25.2 5.0 Otomotif 1,127.7 781.3-45.2 44.3 Alas Kaki 1,170.4 927.6-0.4 26.2 Produk Hasil Hutan 3,166.6 4,367.2-26.8 37.9 Sawit dan Produk Sawit 4,088.7 4,730.4-43.3 15.7 Karet dan Produk Karet 2,066.0 4,341.8-47.1 110.2 Elektronik 3,881.1 4,905.7 0.9 26.4 TPT 4,473.8 5,304.8-12.4 18.6 Sumber : BPS (diolah) Kinerja ekspor non migas produk diluar 10 (sepuluh) utama semakin menunjukkan peningkatan. Kinerja ekspor non migas yang membaik ditunjang pula oleh semakin terdiversifikasinya produk ekspor yang ditunjukkan oleh menurunnya pangsa 10 produk utama, digantikan oleh produk-produk lainnya. Pada periode Semester I 2009 kontribusi ekspor produk utama dan produk lainnya terhadap total ekspor non migas masing-masing sebesar 48,3% dan 51,7%. Pada Semester I 2010 kontribusi ekspor produk diluar 10 utama dan 10 produk utama masih stabil masing-masing 46,0% dan 54,0% (Gambar 5). Kesepuluh komoditi potensial mengalami peningkatan pangsa pada periode Januari-Juli 2010, dimana komoditi yang paling baik pertumbuhannya adalah tanaman obat, minyak atsiri, dan peralatan medis masing-masing dengan share 46,3%, 43,7% dan 31,1%. Sedangkan komoditi yang paling rendah pertumbuhannya yaitu kulit dan produk kulit dengan pertumbuhan 1.8%. 4

Gambar 5 Kontribusi Ekspor 10 Produk Utama Terhadap Ekspor Non Migas Semester I 2009 Semester I 2010 Produk Lainnya 52% 10 Produk Utama 48% Produk Lainnya 54% 10 Produk Utama 46% Sumber : BPS (diolah) EKSPOR & IMPOR Periode Januari-Juli 2010, Sektor Industri masih menjadi leading sektor. Hingga Januari-Juli 2010, keberlanjutan ekspor Indonesia masih sangat ditentukan oleh ekspor sektor industri serta sektor pertambangan dan lainnya. Meski selama bulan Juli 2010 ekspor di sektor industri mengalami penurunan, namun karena penurunannya tidak terlalu signifikan yaitu hanya 1,9% sektor ini masih memberikan kontribusi yang relatif cukup tinggi terhadap ekspor non migas (mencapai 74,8%) sehingga ekspor non migas selama bulan ini masih menunjukkan kinerja yang positif. Selama Januari-Juli 2010 sektor industri memberikan kontribusi terhadap ekspor non migas sebesar lebih dari 60% disusul oleh sektor pertambangan dan lainnya yaitu 21,3% dan sektor pertanian 3,9%. Meningkatnya ekspor diikuti oleh meningkatnya impor khususnya impor bahan baku penolong yang meningkat 55,1% dibandingkan periode yang sama tahun 2009. Peningkatan impor pada periode Januari-Juli 2010 ini didorong oleh meningkatnya impor seluruh golongan barang. Nilai impor bahan baku dan penolong tetap mendominasi struktur impor diikuti oleh barang modal dan barang konsumsi. Kenaikan impor barang konsumsi juga berkaitan erat dengan tingkat pertumbuhan ekonomi nasional. Meningkatnya permintaan impor bahan baku/penolong dan barang modal merupakan respon terhadap meningkatnya investasi selama Semester I 2010 yang naik sebesar 7,9%. Selanjutnya peningkatan investasi akan berpengaruh terhadap impor barang modal dan bahan baku yang pada gilirannya akan meningkatkan ekspor sektor industri.angka tersebut sejalan dengan meningkatnya realisasi investasi yang diterbitkan oleh BPKM, yaitu untuk PMA adalah sebesar 3,8 miliar US dollar dan PMDN sebesar 6,7 triliun Rupiah untuk periode triwulan 1 2010. Gambar 6. Impor Indonesia Berdasarkan Penggunaan Barang Impor Berdasarkan Penggunaan Barang ( Miliar US$) Pertumbuhan (%) Barang Modal 14,9 10,6-6,5 39,9 Bahan Baku & Penolong 35,8 55,1-41,6 53,9 Konsumsi 5,6 3,6 Jan - Jul 2010 * Jan - Jul 2009-32,5 54,3 Sumber : BPS (diolah) 5

PERDAGANGAN DENGAN MITRA DAGANG UTAMA Pasar Uni Eropa, Jepang, Amerika Serikat dan RRT merupakan pasar utama ekspor Indonesia. Jepang dan AS menjadi negara tujuan utama ekspor non migas Indonesia, namun peningkatan pangsa ekspor ke RRT jauh lebih cepat. Pangsa ekspor non migas ke negeri panda ini mencapai 10,2% dan selama Januari-Juli 2010 nilainya naik sebesar 56,6% mencapai US$ 6,9 miliar dibanding periode yang sama tahun 2009. Demikian halnya dengan ekspor ke Jepang naik sebesar 50,9% dan ekspor ke Amerika Serikat naik sebesar 30,8%. Meningkatnya ekspor Indonesia ke RRT selama periode ini juga dibantu oleh terimplementasinya skema normal track kerja sama ACFTA. Pangsa pasar Asean hampir 21,3% selama periode Januari-Juli 2010. Berdasarkan negara-negara tujuan utama ekspor tersebut, ekspor Indonesia terkonsentrasi pada 10 pasar ekspor dengan total pangsa mencapai 76,1%. Di antara negara-negara tujuan utama ekspor tersebut, pangsa keempat negara tujuan utama yaitu RRT mencapai 9,97%, India mencapai 7,1%; Jepang dan Amerika masingmasing mencapai 12,9% dan 10,8% (Tabel 2). Ekspor Indonesia semakin terdiversifikasi. Selama lima tahun terakhir per periode Januari-Juli 2010 sinyal difersifikasi ekspor produk Indonesia mulai nampak. Hal ini telah terlihat pada perubahan pangsa eskpor Indonesia ke Amerika Serikat, Jepang, dan Singapura. Sementara itu, terjadi perubahan peningkatan ekspor ke negara-negara di Asia Timur seperti RRT dan Korea Selatan serta India. (Gambar 7). RRT masih menjadi negara asal impor utama Indonesia. Seperti halnya periode sebelumnya, RRT masih menjadi asal impor utama produk Indonesia selama Januari-Juli 2010 selain Jepang dan negara-negara Asean. Nilai impor Indonesia dari RRT mencapai 18,2% disusul oleh impor dari Jepang sebesar 15,5%. Selain impor yang berasal dari negara-negara Asia, impor Indonesa juga berasal dari negara-negara Asean dengan pangsa mencapai 22,7%. Tabel 2. Perdagangan Indonesia Dengan Mitra Dagang Utama (Juta USD) No. Negara Jul-09 Jun-10 Jul-10* Jan - Jul mom (%) yoy (%) Juta USD 2009 2010* Jul/Jun 10/09 EKSPOR ASEAN 1,766.9 2,388.7 2,154.0 10,910.7 14,874.9-9.8 36.3 1. Singapura 605.9 821.7 715.0 4,554.4 5,344.2-13.0 17.3 2. Malaysia 493.6 614.0 645.6 2,752.3 4,161.3 5.1 51.2 3. Thailand 246.5 478.3 360.1 1,278.8 2,313.3-24.7 80.9 UNI EROPA 1,168.1 1,243.0 1,524.5 7,209.0 9,162.3 22.6 27.1 UTAMA LAINNYA 4,035.9 5,167.5 5,359.8 24,949.8 35,414.8 3.7 41.9 4. Jepang 977.9 1,304.8 1,366.1 5,972.2 9,010.2 4.7 50.9 5. Amerika Serikat 917.1 1,137.4 1,279.8 5,753.1 7,525.3 12.5 30.8 6. RRT 684.5 1,018.3 924.2 4,454.0 6,975.5-9.2 56.6 7. India 414.3 805.3 726.3 3,805.8 4,944.9-9.8 29.9 8. Korea Selatan 606.5 464.2 606.7 2,517.8 3,943.8 30.7 56.6 9. Taiwan 306.8 236.6 201.0 1,515.0 1,755.9-15.1 15.9 10. Australia 128.8 201.0 255.7 931.8 1,259.2 27.2 35.1 Negara Lainnya 1,224.3 1,629.3 1,573.4 8,024.8 10,516.6-3.4 31.1 Total Non Migas 8,195.2 10,428.6 10,611.7 51,094.3 69,968.7 1.8 36.9 IMPOR ASEAN 1,688.2 2,092.1 2,178.1 9,197.6 13,673.3 4.1 48.7 1. Singapura 851.2 849.0 909.1 4,687.5 5,772.8 7.1 23.2 2. Thailand 448.3 668.7 722.8 2,360.5 4,382.0 8.1 85.6 3. Malaysia 298.7 410.0 391.7 1,643.6 2,573.3-4.5 56.6 UNI EROPA 939.9 883.2 924.0 5,011.6 5,321.7 4.6 6.2 UTAMA LAINNYA 3,148.2 4,835.9 5,685.3 17,546.3 26,652.6 17.6 51.9 4. Jepang 862.4 1,526.2 1,714.6 5,188.8 9,349.0 12.3 80.2 5. RRT 1,104.2 1,911.1 1,921.8 7,001.3 10,965.8 0.6 56.6 6. Amerika Serikat 533.6 631.3 1,177.4 3,714.6 5,384.6 86.5 45.0 7. Korea Selatan 333.8 459.6 494.8 2,032.8 3,094.2 7.7 52.2 8. Australia 314.1 307.7 376.7 1,844.8 2,225.2 22.4 20.6 Negara Lainnya 1,070.2 1,559.3 1,725.9 9,058.1 14,679.6 10.7 62.1 Total Non Migas 6,846.5 9,370.5 10,513.3 40,813.6 60,327.2 12.2 47.8 * Angka sementara Sumber: BPS 6

Gambar 7. Pergeseran Pangsa Negara Tujuan Ekspor Januari - Juli 2009 Januari - Juli 2010* Thailand 2.5% Taiwan 3.0% Korsel 4.9% Malaysia 5.4% Lainnya 22.1% India 7.4% RRT 8.7% Uni Eropa 14.1% Singapura 8.9% Jepang 11.7% Amerika Serikat 11.3% Thailand 3.3% Korsel 5.6% Taiwan 2.5% Malaysia 5.9% Lainnya 21.2% India 7.1% Singapura 7.6% Uni Eropa 13.1% RRT 10.0% Jepang 12.9% Amerika Serikat 10.8% Sumber : BPS (Diolah) BEBERAPA PRODUK YANG MENGALAMI PENINGKATAN EKSPOR DAN IMPOR: Selama tiga bulan terakhir (Mei-Juli), 56% komoditi untuk HS 2 digit mengalami pertumbuhan positif atau sekitar 55 produk. Adapun ke 55 produk tersebut dibagi ke dalam: 1. Produk dengan pertumbuhan ekspor agak besar tetapi kontribusinya terhadap ekspor non migas sedang. Selama tiga bulan terakhir, produk yang mengalami pertumbuhan lumayan besar dan memiliki kontribusi sedang terhadap total ekspor nonmigas adalah Pakaian Jadi Bukan Rajutan (HS 62); Barang-Barang Rajutan (HS 61); Tembaga (HS 74) dan Kopi, Teh, Rempah- Rempah (HS 09) dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 18,4%; 12,9%; 12,2% dan 18,21% dengan kontribusi keempatnya sebesar 8,7%. 2. Produk dengan pertumbuhan ekspor cukup tinggi tetapi kontribusinya terhadap ekspor non migas kecil. Produk yang memiliki pertumbuhan ekspor yang cukup tinggi dan pangsa sedang selama tiga bulan terakhir ini adalah Kakao/Coklat (HS 18) dengan pertumbuhan sebesar 30,8% dan Benda-Benda dari Besi dan baja (HS 73) dengan pertumbuhan 38,3% dan pangsa keduanya hanya 2,6%. Gambar 8. Produk Ekspor Yang Mengalami Pertumbuhan Positif Benda-Benda Dari Besi Dan Baja Kapal Laut Kopi, Teh, Rempah-Rempah Kakao/Coklat Tembaga Barang-Barang Rajutan Pakaian Jadi Bukan Rajutan Jul'10/Jul'09 Jul'10/Jun'10 Karet Dan Barang Dari Karet Mesin/Perlatan Listrik -75-50 -25 0 25 50 75 100 125 150 Persen Sumber BPS (diolah) 7

3. Produk dengan pertumbuhan kecil tetapi kontribusinya terhadap ekspor non migas tinggi. pada periode ini, produk yang memiliki pertumbuhan tinggi tetapi kontribusinya kecil Mesin/Perlatan Listrik (HS 85); serta Karet Dan Barang Dari Karet (HS 40) dengan pertumbuhan rata-rata selama Mei-Juli masing-masing hanya sebesar 2,1,% dan 1,1%; tetapi kontribusi masing-masing mencapai 8,1% dan 7,7%. 4. Produk dengan pertumbuhan sangat tinggi tetapi kontribusi terhadap ekspor non migas kecil. Terdapat satu produk yang memiliki pertumbuhan sangat signifikan selama tiga bulan terkhir ini, produk tersebut adalah kapal laut dengan pertumbuhan hampir 300% tetapi kontribusinya terhadap total ekspor non migas hanya 1%. Berbeda dengan ekspor yang hanya 55 produk saja yang mengalami pertumbuhan positif, untuk produk impor terdapat 80 produk atau hampir 83 % komoditi untuk HS 2 digit yang mengalami pertumbuhan positif selama 3 bulan terakhir ini. Adapun ke 80 produk tersebut dibagi ke dalam: 1. Produk dengan pertumbuhan impor lumayan besar dan kontribusinya terhadap impor non migas tinggi. Mesin-Mesin/Pesawat Mekanik (HS 84) dan Mesin/Perlatan Listrik (HS 85) merupakan dua produk yang memiliki pangsa sangat tinggi dan pertumbuhannya lumayan besar. Pertumbuhan masing-masing kedua produk ini hanya sebesar 16,7% dan 13,4%; serta kontribusi keduanya lebih dari 32% terhadap total impor non migas. 2. Produk dengan pertumbuhan impor lumayan besar tetapi kontribusinya terhadap impor non migas sedang. Produk impor yang lumayan besar pertumbuhannya tetapi kontribusinya sedang adalah impor Kendaraan Dan Bagiannya (HS 87); Benda-Benda dari Besi dan Baja (HS 73); kapas (HS 52); Bubur Kayu/Pulp (HS 47) dan Pebt (HS 98) yang memiliki pertumbuhan masing-masing yaitu 13,7%; 15,7%; 12,4% ; 17,4 serta 24,6% serta kontribusi kelimanya sebesar 13,9%. 3. Produk dengan pertumbuhan tinggi tetapi kontribusinya terhadap ekspor non migas relatif kecil. Kapal Terbang Dan Bagiannya (HS 88); serta Kapal Laut (HS 89) memiliki pertumbuhan tinggi yaitu masing-masing sebesar 135,9% dan 64,6% tetapi pangsanya relatif kecil hanya sebesar 4,8% terhadap keseluruhan ekspor non migas. Tingginya pertumbuhan impor kapal terbang serta kapal laut di duga karena meningkatkan jumlah pengguna (penumpang) di Indonesia, terutama musim liburan panjang dan hari-hari besar (natal, lebaran dan tahun baru) sehingga diperlukan Armada baru. Gambar 9. Produk Impor Yang Mengalami Pertumbuhan Positif Kapal Laut Pebt Bubur Kayu/Pulp Kapas Benda-Benda dari Besi & Baja Kapal Terbang & Bagiannya Kendaraan & Bagiannya Mesin/Perlatan Listrik Mesin/Pesawat Mekanik Jul'10/Jul'09 Jul'10/Jun'10-10 40 90 140 190 240 Persen Sumber: BPS (diolah) 8

Referensi: Business News. 2010. Longgarnya Kebijakan Impor Memicu Tutupnya Sejumlah Pabrik. Edisi 8 Juli 2010. Jakarta. BPS. Berita Resma Statsitik. 2010 International Trade Center Ragillia, R.Widuri. 2010. Impor Indonesia Melonjak di Kuartal Pertama 2010. Media Indonesia.com. 9