BAB I PENDAHULUAN. macam skenario kegiatan pembelajran di kelas. Pembelajaran merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu mata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan secara keseluruhan. Bertujuan mengembangkan aspek

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Pendidikan Nasional tidak dapat dipisahkan dari tujuan. nasional, sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong. perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PenjasOrkes) sebagai bagian

I. PENDAHULUAN. kompleks, karena mencakup dimensi bio-sosio-kultural. Ditinjau dari aspek

BAB I PENDAHULUAN. gerak sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan peraturan, pendidikan,pelatihan,pembinaan,pengembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. moral, spiritual, dan lain-lain. Apabila manusia mengalami pendidikan yang baik

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks penelitian. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka.

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berberfikir kritis, keterampilan sosial,

BAB I PENDAHULUAN. sengaja dan berencana, disusun secara sistematis dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting di era globalisasi ini, yakni bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan psikis yanglebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta

I. PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan harus diarahkan pada pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam mata pelajaran pendidikan jasmani, maka mereka memiliki fondasi

A. Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI BANTUAN TUTOR SEBAYA SISWA KELAS VIII DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 5 PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik,

BAB I PENDAHULUAN. yaitu gymnastics yang artinya: untuk menerangkan bermacam-macam gerak. yang dilakukan oleh atlet-atlet yang telanjang.

: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK)

dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. integral dari pendidikan secara keseluruhan. Tujuan pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. fisik melalui mata pelajaran pendidikan jasmani. Hal tersebut bisa dipahami karena mengarahkan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan keterampilan olah raga tetapi pada perkembangan si anak seutuhnya.

GALIH PERMANA, 2015 PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter bangsa dari suatu negara. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan pendidikan jasmani bukan hanya mengembangkan ranah jasmani,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani dan olahraga memiliki peran yang sangat penting

A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya yang dikerjakan secara sadar oleh manusia untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan di setiap lembaga formal maupun non formal.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ROLL BELAKANG

PENGARUH SARANA PRASARANA PENJAS DAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU PENJAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. wajib dilaksanakan di lingkungan persekolahan formal seperti di SD, SMP, dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah pendidikan yang mengaktualisasikan potensipotensi

BAB I PENDAHULUAN. sebagai media membelajarkan siswa. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan

PENERAPAN PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat.pendidikan pada

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan suatu aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. gerak sebagai aktifitas jasmani, maka dari itu besar bagi manusia untuk mengenal

I. PENDAHULUAN. siswa dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. tubuh agar tetap sehat. Olahraga mempunyai peranan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. investasi jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam pelaksanaan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya peningkatan mutu pendidikan jasmani di Indonesia khususnya di

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perlu kiranya pendidikan dasar mendapat perhatian yang khusus dan sungguhsungguh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rizal Faisal, 2013

BAB I PENDAHULUAN. tubuh. Gerak merupakan perpindahan kedudukan terhadap benda lainnya baik

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KUTAMENDALA 02.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Diterapkanya pendidikan dasar Sembilan tahun berdasarkan UU Nomor 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian. integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan

PENGARUH METODE PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV DAN V SDN PELEM II TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. fungsi antara pengembangan aspek: (a) organik, (b) neuro moscular,(c)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

prilaku hidup sehat peserta didik, dalam kehidupan sehari-hari (Suroto, 2009).

dapat terwujud. Pendidikan jasmani di sekolah merupakan bagian integral aktivitas jasmani dipakai sebagai wahana atau pengalaman belajar, maka

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan suatu pelajaran yang identik dengan. kegiatan jasmani dimanadi dalam pelaksanaannya banyak menggunakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang A Wahid Hasyim, 2014 Pengaruh Pendekatan Bermain Terhadap Motivasi Siswa Dalam Aktivitas Pembelajaran Renang

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat di puaskan satu persatu, karena memiliki standard masing masing.

D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas X, Semester 1

MOMON SYUEB DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. dan bahkan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul betul

ZANUAR BUDIANTO K

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan saat ini, peningkatan kualitas pembelajaran sangat diupayakan, baik dalam penguasaan materi maupun metode pembelajaran yang digunakan. Salah satu upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran adalah dengan menyusun berbagai macam skenario kegiatan pembelajran di kelas. Pembelajaran merupakan suatu proses menciptakan kondisi yang kondusif agar terjadi interaksi komunikasi belajar mengajar antara guru, peserta didik dan komponen pembelajaran lainnya untuk mencapai tujuan pembelajaran (Rusman, 2013 : 94). Dalam kegiatan pembelajaran terjadi interaksi antara pendidik dengan peserta didik, antara peserta didik dengan peserta didik dan antara peserta didik dengan sumber belajar. Pembelajaran merupakan suatu konsep dari dua dimensi kegiatan (belajar dan mengajar) yang harus direncanakan dan diaktualisasikan, serta diarahkan pada pencapaian tujuan atau penguasaan sejumlah kompetensi dan indikatornya sebagai gambaran hasil belajar (Majid, 2013: 5). Pembelajaran memiliki dua pokok kegiatan yaitu perubahan tingkah laku melalui kegiatan belajar dan penyampaian ilmu pengetahuan melalui mengajar. Oleh sebab itu seorang guru harus bisa mengkondisikan peserta 1

2 didik untuk belajar. Karena belajar merupakan proses internal peserta didik maka guru harus mampu memberikan motivasi pada peserta didik dalam proses belajar mengajar agar pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan. Melalui pembelajaran seorang guru memiliki kesempatan luas untuk memproses dan memberikan bimbingan kepada anak. Dengan demikian seorang guru dituntut untuk memiliki kemampuan sekaligus kepekaan terhadap fenomena, realitas dan potensi yang dimiliki oleh anak. Untuk menciptakan itu semua maka proses pembelajaran harus dilaksanakan secara efektif dan efisien. Pembelajaran dikatakan efektif jika pembelajaran tersebut mampu memberikan atau menambah informasi atau pengetahuan baru bagi siswa, sedangkan pembelajaran yang efisien adalah pembelajaran yang menyenangkan, menggairahkan dan mampu memberikan motivasi bagi siswa dalam belajar. ( Muchith, 2008 : 6). Motivasi adalah energi aktif yang menyebabkan terjadinya suatu perubahan pada diri seseorang yang tampak pada gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi sehingga mendorong individu untuk bertindak atau melakukan sesuatu dikarenakan adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan yang harus terpuaskan (Majid, 2013: 308). Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik di dalam aktivitas belajar itu sendiri, motivasi individu dimanifestasikan dalam bentuk ketahanan, kesungguhan

3 dan ketekunan dalam belajar. Motivasi dalam belajar ini dapat diubah menjadi baik atau buruk berdasarkan apa yang terjadi di dalam kelas. Misalkan kepercayaan guru terhadap siswanya, harapan seorang guru dan cara guru bersikap pada siswa dapat memiliki pengaruh yang besar terhadap tingkat motivasi siswa terhadap pelajaran. Pendidikan Jasmani Olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhaan bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, ketrampilan gerak, ketrampilan berpikir kritis, ketrampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional (BSNP, 2006: 217). Dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani, guru diharapkan mengajarkan berbagai ketrampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan dan olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur, kerjasama, dan lain-lain) serta pembiasaan hidup sehat. Pendidikan jasmani dan kesehatan merupakan ilmu pengetahuan yang membutuhkan ketrampilan-ketrampilan khusus, hal ini akan menjadikan peserta didik terkadang merasa kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran. Akibatnya sering terdapat peserta didik yang

4 menampakkan sikap acuh tak acuh dan malas dalam proses belajar mengajar sehingga hasil belajar kurang memuaskan karena peserta didik banyak melakukan kesalahan. Kekeliruan dan kesalahan ini tidak mutlak disebabkan oleh kurangnya kemampuan peserta didik dalam pembelajaran penjaskes tetapi juga karena faktor lain, seperti metode atau gaya mengajar guru, lingkungan, sarana prasarana belajar, motivasi peserta didik dan lain-lain. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru dapat memberikan berbagai pendekatan agar siswa termotivasi dan tertarik untuk mengikuti pembelajaran. Untuk memperoleh hasil pembelajaran yang baik maka dibutuhkan strategi pembelajaran yang baik pula. Strategi pembelajaran merupakan suatu rencana tindakan (rangkaian kegiatan) yang termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran (Majid, 2013: 8). Penyusunan suatu strategi merupakan proses penyusunan rencana kerja untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini dapat diartikan bahwa strategi pembelajaran adalah ketrampilan yang akan digunakan oleh pendidik dalam upaya membantu (memotivasi, membimbing, membelajarkan, memfasilitasi) peserta didik sehingga mereka melakukan kegiatan belajar. Pemilihan metode mengajar yang tepat akan menciptakan situasi belajar mengajar yang menyenangkan, sehingga siswa akan lebih termotivasi untuk belajar. Dalam menentukan metode perlu memperhatikan materi

5 pengajaran, waktu yang tersedia, sumber belajar, kondisi kelas, kemampuan guru dan siswa, serta lingkungan. Metode digunakan melalui salah satu strategi, tetapi tidak menutup kemungkinan beberapa metode berada dalam strategi yang bervariasi, artinya penetapan metode dapat divariasikan melalui strategi yang berbeda tergantung pada tujuan yang ingin dicapai dan konten proses yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran (Majid, 2013 : 21). Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran diantaranya: 1) ceramah, 2) demonstrasi, 3) diskusi, 4) simulasi, 5) laboratorium, 6) pengalaman lapangan, debat, 7) simposium dan lain sebagainya. Guru yang baik harus mampu menguasai bermacam-macam metode mengajar sehingga dapat memilih dan menentukan metode yang tepat untuk diterapkan pada materi pelajaran yang akan diajarkan. Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani untuk siswa SMP terdapat lima standar kompetensi yang harus dikuasai, salah satunya adalah kompetensi uji diri atau senam ketangkasan. Senam atau Uji diri merupakan salah satu materi pembelajaran pendidikan jasmani yang wajib dilaksanakan, namun pada pelaksanaannya banyak mengalami kendala jika dibandingkan dengan materi pendidikan jasmani lainnya. Kendala yang terjadi diantaranya adalah sarana prasarana yang mahal sehingga tidak terjangkau, banyak gerakan yang berbahaya dan beresiko tinggi, dan banyaknya anak yang tidak

6 berani melakukan karena rasa takut. Masalah tersebut merupakan penyebab kurang efektifnya pelaksanaan pembelajaran senam atau uji diri di sekolah. Seperti yang dikemukakan oleh Agus Mahendra (dalam Suharjana, 2009: 3) bahwa salah satu hambatan yang sering ditemui oleh guru penjas dalam pembelajaran senam di sekolah adalah gambaran bahwa senam itu begitu sulit serta memerlukan peralatan yang serba lengkap. Meroda merupakan salah satu gerak dasar dalam materi pembelajaran senam lantai yang wajib diajarkan pada siswa kelas VIII di Sekolah Menengah Pertama ( SMP ). Meroda merupakan gerakan senam yang tergolong mudah dalam pengelompokkan tingkat kesukaran dengan arah gerakan ke samping. Namun, akan terasa sukar bagi para siswa sekolah menengah pertama yang baru mendapatkan materi meroda pertama kali. Meroda memiliki tiga komponen penting di dalamnya yaitu: awalan, saat gerakan, dan pendaratan. Gerakan meroda yang ringan tapi membutuhkan keberanian siswa untuk melakukan gerakan tersebut. Dalam kebanyakan kasus yang terjadi siswa kurang berani melalukan meroda karena takut akan terjatuh. Siswa yang menerima materi harus siap dan fokus dalam belajar, disamping itu juga kelemahan guru dalam pemberian contoh atau mendemontrasikan keterampilan yang diajarkan akan membuat pemahaman siswa kurang terhadap model gerakan dari keterampilan tersebut. Untuk itu seorang guru dituntut mampu mengembangkan berbagai

7 macam model pembelajaran sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan berkualitas. Fenomena seperti itulah yang sekarang ini terjadi di SMP Negeri 2 Miri. Dari hasil survey yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan kemampuan meroda siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Miri masih sangat rendah, hal ini ditunjukkan oleh banyaknya siswa yang tidak lulus Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) pada kompetensi uji diri meroda. Dari pengamatan peneliti banyak siswa yang merasa takut untuk melaksanakan gerakan meroda sehingga dalam pelaksanaannya siswa kurang optimal melakukan gerakan akibatnya siswa tdk mampu melakukan gerakan dengan baik dan benar. Karena ketakutannya anak kurang termotivasi untuk bisa melakukan gerakan meroda bahkan ada anak yang sama sekali tidak mau melakukan gerakan meroda. Melihat kondisi tersebut di atas, peneliti merasa perlu mengadakan perubahan dalam pelaksanaan pembelajaran penjasorkes di SMP negeri 2 Miri khususnya pada kompetensi meroda agar siswa lebih aktif dan termotivasi untuk bisa melakukan gerakan meroda. Untuk mencapai itu semua peneliti mencoba membawa peserta didik dalam sebuah permainan yang menuju ke gerakan meroda. Pendekatan bermain dimaksutkan untuk mengembangkan aspekaspek kemampuan motorik melalui aktivitas bermain variatif, berjenjang

8 tingkat kesulitan dan menyenangkan. Bermain adalah aktivitas yang menyenangkan, serius, dan suka rela, dimana anak dalam dunia yang tidak nyata atau sesungguhnya ( Hidayatullah.2008 : 4 ) Model pembelajaran melalui pendekatan bermain yang peneliti gunakan dalam pembelajaran uji diri meroda adalah melalui permainan lompat tali karet yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Permainan lompat tali karet merupakan salah satu permainan tradisional dengan menggunakan tali yang terbuat dari jalinan karet gelang dan dimainkan minimal oleh 3 orang atau lebih. Salah satu gerakan variasi dalam permainan lompat tali adalah gerakan meroda, dengan adanya variasi permainan lompat tali tersebut diharapkan dapat membantu dalam pembelajaran senam / uji diri meroda. Berdasarkan uraian di atas peneliti akan mengembangkan pembelajaran Uji Diri Meroda dengan judul Pengembangan Pembelajaran Uji Diri Meroda pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Miri. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah maka masalah dapat penulis rumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah pembelajaran uji diri meroda yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Miri Tahun Pelajaran 2013 / 2014?

9 2. Bagaimanakah pengembangan pembelajaran uji diri meroda yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Miri Tahun Pelajaran 2013 / 2014? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk : 1. Mendiskripsikan Pembelajaran uji diri meroda yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Miri Tahun Pelajaran 2013 / 2014. 2. Mendiskripsikan Pengembangan pembelajaran uji diri meroda yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Miri Tahun Pelajaran 2013 / 2014. D. Manfaat Penelitian 1. Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dalam mengembangkan teori-teori tentang pengelolaan kompetensi profesional pada pendidik serta sebagai pengembangan teori-teori mengenai penentu kualitas pembelajaran melalui pengembangan pembelajaran uji diri meroda. 2. Praktis a. Bagi siswa, mendapatkan pengetahuan yang lebih dari sumber daya

10 pendidik. b. Bagi Sekolah, sebagai informasi dalam meningkatkan kualitas potensi guru serta memberikan layanan pembelajaran yang lebih baik.